Cetak Generasi Kritis dan Solutif, UMMAT Gelar Lomba Debat Nasional Mahasiswa 2025

Cetak Generasi Kritis dan Solutif, UMMAT Gelar Lomba Debat Nasional Mahasiswa 2025

Mataram, 30 Juli 2025 Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan eksistensinya sebagai pusat pengembangan generasi intelektual bangsa. Salah satu upaya nyata tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan Lomba Debat Nasional Mahasiswa 2025 yang digagas oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) UMMAT. Kompetisi ini merupakan bentuk konkret dari komitmen universitas dalam mendorong mahasiswa menjadi insan yang berpikir kritis, solutif, dan memiliki daya saing di tingkat nasional.

Dengan mengusung tema besar “Debat Menginspirasi, Kampus Berdampak”, lomba ini dirancang sebagai ruang terbuka bagi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia untuk berdialog, berkolaborasi, dan berkompetisi secara ilmiah dalam suasana yang sehat dan membangun. Debat tidak hanya dipahami sebagai arena adu argumentasi, tetapi juga sebagai wahana pembentukan karakter mahasiswa yang cerdas secara intelektual, emosional, dan sosial.

Lebih dari sekadar ajang prestasi, kegiatan ini juga menjadi momentum strategis untuk memperkenalkan UMMAT sebagai kampus yang inklusif dan terbuka terhadap dinamika wacana kebangsaan dan global.

Pendaftaran peserta dibuka mulai 23 Juni hingga 19 Juli 2025, dan dilanjutkan dengan seleksi awal secara daring pada 21–24 Juli 2025. Dari tahapan seleksi ini, dipilih empat tim terbaik untuk melaju ke babak final yang digelar secara luring di Kampus Universitas Muhammadiyah Mataram pada Rabu, 30 Juli 2025. Rangkaian lomba ini akan ditutup dengan pengumuman pemenang dan penyerahan penghargaan pada Kamis, 31 Juli 2025.

Babak final yang tengah berlangsung hari ini di Aula FKIP UMMAT diikuti oleh empat tim finalis, yaitu dari Universitas Kalimantan Timur, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, dan Universitas Muhammadiyah Mataram sebagai tuan rumah.

Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., menyampaikan bahwa lomba debat ini merupakan langkah strategis dalam membangun atmosfer akademik yang kompetitif dan produktif di lingkungan kampus.

“Debat ini adalah bentuk nyata dari upaya kami untuk menghadirkan ruang kompetisi intelektual yang sehat dan inspiratif. Kami ingin membangun UMMAT bukan hanya sebagai tempat kuliah, tetapi sebagai rumah besar bagi mahasiswa-mahasiswa unggul dari seluruh Indonesia untuk bertumbuh dan berkontribusi,” ujarnya.

Dr. Erwin menegaskan bahwa mahasiswa memiliki potensi luar biasa dalam berpikir kritis dan menyampaikan gagasan. Namun, ruang-ruang aktualisasi tersebut masih perlu diperluas. Oleh karena itu, UMMAT membuka kesempatan seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk mengasah keberanian, ketajaman berpikir, serta kemampuan berbicara di depan publik dalam suasana yang konstruktif dan beretika.

Ia juga menekankan pentingnya pelaksanaan babak final secara luring agar peserta dapat merasakan langsung atmosfer kompetisi yang sehat dan bermartabat.

“Kami ingin para peserta merasakan bahwa kompetisi ini bukan sekadar lomba, tetapi juga proses pembelajaran yang sesungguhnya bertemu secara langsung, berdialog, dan berargumen dengan logika yang tajam dan etika yang luhur,” tambahnya.

Sementara itu, Rektor UMMAT Drs. Abdul Wahab, MA. menyampaikan bahwa debat bukan hanya ajang menunjukkan kecakapan berbicara, tetapi juga merupakan sarana pendidikan karakter yang sangat penting bagi mahasiswa.

“Debat bukan sekadar adu argumen. Ini adalah sarana belajar menyampaikan pendapat dengan etika, membangun logika berpikir yang runtut, serta melatih kemampuan menerima dan menghargai pendapat yang berbeda. Nilai-nilai seperti inilah yang menjadi fondasi karakter pemimpin masa depan,” tutur Rektor.

Ia berharap kegiatan ini dapat melahirkan mahasiswa yang tidak hanya piawai menyampaikan gagasan, tetapi juga memiliki kepekaan sosial serta mampu membawa perubahan nyata di tengah masyarakat.

“Kami ingin para peserta tidak berhenti pada kemenangan semata. Tapi dari sini lahir kesadaran bahwa ide-ide yang disuarakan dalam ruang debat bisa menjadi pemantik perubahan di lapangan,” tegasnya. (HUMAS UMMAT)

Perkuat Tata Kelola PPG, UMMAT Benchmarking ke Unesa: Gali Inovasi Digital dan Jejaring Global

Perkuat Tata Kelola PPG, UMMAT Benchmarking ke Unesa: Gali Inovasi Digital dan Jejaring Global

Surabaya, Guna meningkatkan mutu dan tata kelola Program Pendidikan Profesi Guru (PPG), Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui tim PPG-nya melakukan kunjungan benchmarking ke Badan Pendidikan Profesi Guru (BPPG) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Selasa, 22 Juli 2025. Kegiatan yang berlangsung di Gedung W1 LPSP, Kampus 2 Lidah Wetan, Unesa, ini menjadi bagian dari komitmen UMMAT untuk terus belajar dari institusi yang telah terbukti sukses dalam mengelola program PPG di tingkat nasional.

Rombongan UMMAT dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd., Si., didampingi oleh Ketua Program Studi PPG, Dr. Intan Dwi Astuti, M.Pd., serta tim. Kedatangan mereka disambut hangat oleh pimpinan BPPG Unesa dan tim penyelenggara PPG.

Kegiatan diawali dengan seremoni pembukaan dan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PPG UMMAT dan BPPG Unesa. Penandatanganan ini menjadi langkah awal dari kolaborasi antara kedua lembaga untuk pengembangan kapasitas kelembagaan, peningkatan mutu akademik, serta pertukaran praktik baik dalam penyelenggaraan PPG.

Dr. Muhammad Nizaar menyampaikan alasan pemilihan Unesa sebagai mitra benchmarking. “Kami memilih Unesa karena rekam jejaknya sebagai penyelenggara PPG yang telah matang. Banyak hal strategis yang ingin kami pelajari dan adopsi, terutama dalam aspek digitalisasi sistem, tata kelola manajemen program, serta inovasi pengembangan kurikulum yang relevan dengan tantangan pendidikan masa kini dan masa depan,” ujarnya.

Selama sesi sharing session, berbagai topik penting didiskusikan, termasuk model Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) mahasiswa PPG Unesa yang sudah diarahkan ke skala internasional. Unesa telah menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan luar negeri dalam rangka memberikan pengalaman praktik yang lebih luas dan bertaraf global bagi para calon guru.

Hal ini menjadi inspirasi bagi UMMAT untuk terus meningkatkan kualitas pengalaman praktik mahasiswa PPG, tidak hanya terbatas pada lingkup lokal, tetapi juga membuka peluang kolaborasi internasional yang dapat memperkaya wawasan dan kompetensi mahasiswa.

“Pengembangan model PPL dengan perspektif global sangat penting untuk mencetak guru yang adaptif terhadap perkembangan zaman, mampu memahami konteks multikultural, dan siap bersaing secara internasional,” ungkap Dr. Nizaar.

Selain itu, UMMAT juga menyoroti sistem pelaporan diri mahasiswa PPG kategori guru tertentu yang telah dikembangkan Unesa melalui platform digital berbasis website. Sistem ini memungkinkan mahasiswa untuk melakukan pelaporan administrasi, progres, dan kebutuhan akademik secara mandiri dan efisien. UMMAT berencana mengembangkan sistem serupa sebagai bagian dari upaya digitalisasi tata kelola layanan akademik di lingkungan PPG UMMAT.

Hal menarik lainnya yang diperoleh dari benchmarking ini adalah model pembinaan alumni PPG yang dikembangkan Unesa. Tidak hanya fokus pada proses pendidikan selama masa studi, Unesa juga membangun sistem pendampingan dan pembinaan berkelanjutan bagi para alumni agar mereka tetap terhubung dengan institusi dan terus mendapat dukungan pengembangan profesional.

UMMAT menyambut baik inisiatif ini dan akan mengadaptasi konsep serupa untuk diterapkan kepada alumni PPG di lingkungannya. “Hubungan yang baik dengan alumni tidak hanya memperkuat jejaring institusi, tetapi juga menjadi tolok ukur keberhasilan PPG dalam mencetak guru profesional yang relevan dan dibutuhkan masyarakat,” imbuh Dr. Nizaar. (HUMAS UMMAT)

UMMAT Jadi Tuan Rumah BIMTEK Pendampingan Pendanaan PKM PTMA 2025: Ikhtiar Kolektif Menuju PIMNAS

UMMAT Jadi Tuan Rumah BIMTEK Pendampingan Pendanaan PKM PTMA 2025: Ikhtiar Kolektif Menuju PIMNAS

Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan komitmennya dalam mendorong peningkatan kapasitas mahasiswa dengan menjadi tuan rumah Bimbingan Teknis (BIMTEK) Pendampingan Pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025 bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia. Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid (daring via Zoom dan luring di Aula UMMAT) pada 23 Juli 2025 ini diinisiasi oleh Pusat Prestasi Mahasiswa PTMA (PUSPRESMAPTMA).

Kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat sinergi antarperguruan tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dalam meningkatkan kualitas proposal PKM, sekaligus mempersiapkan mahasiswa agar mampu menghasilkan program yang berkualitas dan berdaya saing menuju ajang nasional seperti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS).

Sejumlah pendamping nasional yang berpengalaman turut hadir dan memberikan materi teknis sesuai skema PKM masing-masing. Nur Rifai Iksan, S.Pd., M.Ed., menjadi pemateri untuk pendampingan PKM-K (Kewirausahaan). Ir. Ahmad Kholid Algofari, MT, memberikan arahan untuk skema PKM-PM/PI (Pengabdian kepada Masyarakat dan Penerapan IPTEK). Skema PKM-RSH (Riset Sosial Humaniora) dibimbing oleh Dr. Andi Muhammad Irfan Asfar, MT., M.Pd. Sementara Ir. Henik Sukorini, MP, Ph.D. mengisi pendampingan untuk skema PKM-KC/KI (Karsa Cipta dan Karya Inovatif). Pendampingan PKM-RE (Riset Eksakta) diampu oleh Dr. dr. Humairah Medina Liza Lubis, M.Ked (PA), Sp.PA., sedangkan skema terbaru PKM-VGK (Gagasan Konstruktif Video) dibimbing langsung oleh Dr. Gita Anggraini, M.Pd.I. Pemaparan umum mengenai kebijakan dan strategi PKM disampaikan oleh Dr. Fatimah Sari Siregar, M.Hum.

Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd. menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan kepada UMMAT sebagai tuan rumah kegiatan berskala nasional ini. Ia menegaskan bahwa BIMTEK ini tidak sekadar forum pelatihan teknis, melainkan juga wadah penting untuk membangun budaya riset, pengabdian, kewirausahaan, dan inovasi di lingkungan mahasiswa PTMA.

“Pendampingan ini menjadi krusial karena dari sinilah kita membentuk pola pikir mahasiswa untuk bekerja secara terstruktur, terencana, dan bertanggung jawab terhadap dana yang diberikan. Ini bukan sekadar menjalankan kegiatan, tetapi sebuah proses pendidikan karakter dan intelektual,” ungkap Dr. Erwin.

Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara kebijakan universitas, semangat mahasiswa, serta arahan dari dosen dan pendamping nasional agar mahasiswa tidak hanya berhenti pada tahap pendanaan, namun mampu melaju ke PIMNAS dan mengharumkan nama institusi.

“Kita ingin mahasiswa kita tidak hanya puas sampai pada tahap mendapatkan pendanaan. Justru tantangan sebenarnya adalah bagaimana mereka melaksanakan program dengan optimal, membuat laporan yang baik, dan akhirnya mampu menunjukkan kualitas hasil karya mereka di panggung nasional,” lanjutnya.

Dr. Erwin berharap agar kegiatan ini bisa menjadi pijakan awal yang kuat untuk meningkatkan kesiapan teknis mahasiswa dalam mengelola anggaran, dokumentasi kegiatan, serta pelaporan pertanggungjawaban sesuai standar kementerian.

Secara khusus, beliau menyampaikan harapannya terhadap mahasiswa UMMAT yang beberapa kali berhasil meraih pendanaan, namun belum berhasil lolos ke PIMNAS.

“Mudah-mudahan tahun ini minimal ada satu kelompok PKM mahasiswa UMMAT yang bisa lolos sampai ke PIMNAS. Tantangannya memang bukan di pendanaan, tapi bagaimana membawa mereka sampai ke tingkat nasional. Ini yang terus kita upayakan bersama,” ujarnya.

Lebih lanjut, Dr. Erwin menegaskan bahwa menjadi tuan rumah BIMTEK adalah bentuk nyata komitmen UMMAT dalam menjalankan peran strategis sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan kreativitas mahasiswa. Ia berharap kegiatan ini juga mempererat jejaring antar-PTMA dan membuka peluang kolaborasi lintas kampus dalam mengembangkan program mahasiswa yang berdampak nyata bagi masyarakat.

“Kami menyambut baik kehadiran para pendamping dan perwakilan PTMA dari seluruh Indonesia, meski banyak yang hadir secara daring. Semoga kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kualitas PKM, tetapi juga memperkuat ukhuwah antarperguruan tinggi Muhammadiyah dalam mencetak generasi muda unggul dan berkemajuan,” pungkasnya.
(HUMAS UMMAT)

Dorong Publikasi Ilmiah Berkualitas, LPPM UMMAT Gelar Workshop Penulisan Artikel Standar Scopus dan Sinta

Dorong Publikasi Ilmiah Berkualitas, LPPM UMMAT Gelar Workshop Penulisan Artikel Standar Scopus dan Sinta

Mataram, Dalam upaya memperkuat budaya akademik dan meningkatkan kualitas publikasi ilmiah di lingkungan perguruan tinggi, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menggelar Workshop Penulisan Artikel Ilmiah Standar Scopus dan Sinta pada Selasa, 22 Juli 2025, bertempat di Fave Hotel Mataram.

Kegiatan ini diikuti oleh 50 dosen dari berbagai fakultas di lingkungan UMMAT dan dibagi menjadi dua kelas, yakni kelas penulisan artikel ilmiah berorientasi Scopus serta kelas penulisan artikel ilmiah berstandar Sinta 2. Workshop ini merupakan bagian dari program strategis LPPM untuk memperkuat kapasitas dosen dalam menghasilkan karya ilmiah yang tidak hanya memenuhi standar nasional, tetapi juga mampu bersaing di tingkat internasional.

Ketua LPPM UMMAT, Dr. Sri Rejeki, M.Pd., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan lanjutan dari serangkaian program peningkatan mutu penelitian dan publikasi yang telah dilakukan sebelumnya.

“LPPM telah melakukan berbagai langkah, mulai dari Scopus Camp, pendampingan penulisan artikel mahasiswa, pelatihan menulis buku, hingga workshop peningkatan skor Sinta. Semua ini demi mendorong lahirnya karya-karya ilmiah berkualitas dari dosen UMMAT,” ungkapnya.

Ia juga menekankan pentingnya literasi jurnal bagi dosen sebelum melakukan submit artikel. “Seringkali kegagalan publikasi terjadi karena ketidaksesuaian antara naskah dan jurnal tujuan. Maka dari itu, penting untuk terlebih dahulu memahami karakter jurnal yang dituju,” ujarnya.

Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., secara resmi membuka workshop dan memberikan arahan kepada para peserta. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa produktivitas karya ilmiah adalah bagian dari tanggung jawab dan integritas seorang dosen.

“Karya ilmiah kita sebagai dosen adalah kewajiban yang tidak bisa ditawar. Jika dosen tidak menulis artikel ilmiah, maka perlu kita pertanyakan apa yang sebenarnya sedang ia kerjakan. Banyak penelitian dan pengabdian yang dilakukan, namun tidak pernah dipublikasikan. Di situlah stagnasi terjadi,” tegas Rektor.

Ia menambahkan bahwa pihak universitas bersama LPPM akan mengambil langkah tegas terhadap penelitian yang tidak berujung pada publikasi. “Kami telah meminta LPPM untuk tidak lagi mendanai penelitian yang tidak menghasilkan publikasi ilmiah. Harus ada keberlanjutan. Kalau tidak mampu Scopus, minimal Sinta 2. Kalau tidak bisa juga, Sinta 3. Harus ada output nyata,” ujarnya.

Tak hanya itu, Rektor juga menyoroti pentingnya publikasi ilmiah dalam proses kenaikan jabatan fungsional dosen.

“Jumlah lektor kepala di UMMAT masih sangat sedikit. Guru besar kita baru dua orang. Tahun ini kami harapkan bertambah dua lagi, dan tahun 2026 minimal tiga guru besar baru. Target ini hanya bisa dicapai jika para dosen serius menulis dan mempublikasikan artikel ilmiah,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Divisi Publikasi, Konferensi, Pengelolaan Jurnal, dan HKI LPPM UMMAT, Dr. Syaharuddin, M.Pd., Si., menjelaskan bahwa workshop dibagi menjadi dua kelas sesuai dengan kualifikasi dan latar belakang peserta.

“Kelas Scopus diikuti oleh 25 dosen dengan latar belakang S3, S2, serta penerima hibah fundamental dari Kemendikbudristek. Kelas ini difasilitasi oleh Prof. Dr. Saiful Prayogi, M.Pd., Guru Besar Universitas Pendidikan Mandalika sekaligus Reviewer Jurnal Terindeks Scopus. Sementara kelas Sinta juga diikuti oleh 25 dosen berlatar belakang S2, penerima hibah internal kompetitif dan hibah AIK, yang difasilitasi oleh Dr. Shahibul Ahyan, M.Pd., Dosen Universitas Hamzanwadi sekaligus Chief Editor Jurnal Nasional Sinta 2,” paparnya.

Selama workshop, peserta mendapatkan materi teknis terkait teknik penulisan ilmiah yang baik, strategi memilih jurnal yang tepat, serta simulasi proses submit artikel ke jurnal bereputasi. Suasana kegiatan berlangsung interaktif dan penuh antusiasme. Para peserta aktif berdiskusi, bertanya, dan membedah naskah artikel masing-masing untuk diperbaiki berdasarkan standar yang ditentukan.

Workshop ini merupakan bagian dari upaya besar UMMAT dalam mendukung program percepatan dosen menuju jabatan fungsional tinggi serta membangun reputasi institusi yang unggul. Melalui program-program LPPM, UMMAT berharap dapat mencetak lebih banyak peneliti produktif yang siap berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pemecahan masalah sosial melalui hasil-hasil penelitian yang aplikatif dan terpublikasi secara luas. (HUMAS UMMAT)

351 Mahasiswa FKIP UMMAT Siap Cetak Sejarah di Sekolah-Sekolah NTB melalui PLP II & KKN-Dik

351 Mahasiswa FKIP UMMAT Siap Cetak Sejarah di Sekolah-Sekolah NTB melalui PLP II & KKN-Dik

Mataram,  Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menunjukkan komitmennya dalam mencetak calon pendidik unggul dan berjiwa pengabdi. Hal ini ditandai dengan pelepasan resmi 351 mahasiswa Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) II yang terintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata Pendidikan (KKN-Dik) pada Sabtu, 19 Juli 2025.

Bertempat di Lapangan FKIP UMMAT, acara pelepasan berlangsung khidmat dan penuh semangat. Hadir dalam kesempatan tersebut Rektor UMMAT Drs. Abdul Wahab, M.A., Dekan FKIP Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd.Si., MCE., para Wakil Dekan FKIP, dosen pembimbing lapangan (DPL), serta seluruh peserta program PLP II.

Dekan FKIP UMMAT, Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd.,Si., menjelaskan bahwa program PLP II terintegrasi KKN-Dik merupakan bentuk pembelajaran yang menuntut mahasiswa untuk tidak hanya menguasai teori pendidikan, tetapi juga mampu mengimplementasikannya dalam konteks nyata di tengah masyarakat sekolah. “Melalui program ini, mahasiswa tidak hanya mengajar di kelas, tetapi juga menjadi bagian dari masyarakat sekolah dan berkontribusi aktif dalam pengembangan lingkungan pendidikan,” ujar Nizaar.

Sebanyak 351 mahasiswa FKIP UMMAT akan disebar ke 50 sekolah mitra dari jenjang SD, SMP, hingga SMA/SMK yang tersebar di dua wilayah strategis, yaitu Kabupaten Lombok Timur dan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Para mahasiswa akan menjalani masa praktik selama dua bulan, dimulai pada 21 Juli hingga 13 September 2025.

Program PLP II terintegrasi KKN-Dik ini merupakan program unggulan FKIP UMMAT yang memadukan pendekatan akademik dengan pengabdian masyarakat berbasis pendidikan. Mahasiswa akan menjalankan sejumlah aktivitas, antara lain praktik pembelajaran di kelas bersama guru pamong, penyusunan dan pengembangan perangkat ajar, penyelenggaraan kegiatan literasi dan numerasi di sekolah, serta pelaksanaan program edukatif berbasis potensi dan kebutuhan lokal.

“Pendekatan ini bertujuan agar mahasiswa tidak hanya menjadi guru yang cakap dalam mengajar, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan mampu menjadi agen perubahan di lingkungannya,” tambah Dr. Nizaar.

Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., dalam amanatnya menekankan pentingnya menjaga integritas dan profesionalisme selama menjalankan tugas. Ia berharap para mahasiswa dapat menjadi teladan yang baik, serta membawa nilai-nilai Muhammadiyah dalam praktik pendidikan di sekolah.

“Kalian adalah representasi UMMAT di tengah masyarakat. Jadilah duta perubahan, teladan akhlak, dan penyebar semangat mencerdaskan kehidupan bangsa. Jangan lupa untuk belajar dari guru pamong, bersinergi dengan kepala sekolah, dan mendengarkan kebutuhan siswa,” tegas Rektor.

Beliau juga menyampaikan bahwa pengalaman ini merupakan salah satu fase penting dalam pembentukan karakter pendidik. “Di lapangan, kalian akan belajar banyak hal yang tidak kalian temukan di ruang kuliah. Hadapilah setiap tantangan dengan keikhlasan dan semangat untuk tumbuh,” tambahnya.

Dengan pelepasan ini, FKIP UMMAT mempertegas komitmennya untuk terus membina dan mendampingi calon guru yang tak hanya kompeten dalam bidangnya, tetapi juga siap menjadi pemimpin perubahan di tengah masyarakat. Sinergi antara kampus, sekolah, dan masyarakat ini diharapkan dapat menciptakan dampak positif dan berkelanjutan bagi pendidikan di Nusa Tenggara Barat. (HUMAS UMMAT)

Perkuat Ideologi dan Kepemimpinan, LP3IK UMMAT Gelar Baitul Arqam ORMAWA 2025

Perkuat Ideologi dan Kepemimpinan, LP3IK UMMAT Gelar Baitul Arqam ORMAWA 2025

Mataram, 11 Juli 2025 – Lembaga Pengkajian, Pengembangan dan Pengamalan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (LP3IK) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) selenggarakan kegiatan Baitul Arqam (BA) Organisasi Kemahasiswaan (ORMAWA) 2025 selama dua hari satu malam, terhitung 11 hingga 12 Juli 2025. Kegiatan ini mengangkat tema “Penguatan Ideologi dan Organisasi Kemahasiswaan sebagai Agen Dakwah di Lingkungan Kampus UMMAT” dan diikuti oleh perwakilan dari 11 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), termasuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas.

Bertempat di BGPTK NTB, pelaksanaan BA ORMAWA 2025 UMMAT ini menjadi momen penting dalam penguatan karakter kepemimpinan mahasiswa. Kegiatan ini dirancang tidak hanya untuk membentuk mahasiswa yang progresif secara organisasi, tetapi juga kokoh dalam ideologi Islam dan nilai-nilai kemuhammadiyahan yang menjadi fondasi gerakan Muhammadiyah.

Kualitas kegiatan ini semakin terasa dengan kehadiran para instruktur berpengalaman dari Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) NTB. Mereka adalah: Ilham Jalil, M.Pd.BI. (Master of Training), Rudi Arrahman, M.Pd., Syamsul Hidayat Daud, S.T., M.T., Ph.D., dan Syarif Hidayat, M.Pd.

Keempat instruktur ini berperan tidak hanya sebagai pengarah teknis, tetapi juga sebagai fasilitator utama yang menghadirkan suasana pelatihan yang hidup, reflektif, dan penuh semangat. Dengan pendekatan khas kaderisasi Muhammadiyah yang kolaboratif dan aplikatif, mereka membimbing peserta agar memahami peran strategisnya sebagai agen perubahan di lingkungan kampus.

Untuk memperkaya pemahaman dan penguatan nilai-nilai kaderisasi, kegiatan ini juga menghadirkan sejumlah pemateri dengan topik-topik yang esensial dan aplikatif: Dr. Mukhlisin, M.Si.: Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, Dr. M. Anugrah Arifin, M.Pd.I.: Tuntunan Ibadah sesuai Tarjih Muhammadiyah, Syamsul Hidayat Daud, S.T., M.T., Ph.D.: Muhammadiyah sebagai Gerakan Ilmu Amaliah dan Amal Ilmiah, Ilham, M.Pd.BI.: Profil Kader dan Nilai Perjuangan Tokoh Muhammadiyah, Drs. Amil, M.M.: Etos Kerja Kader Muhammadiyah untuk Pengembangan Diri dan Organisasi, Dr. H. Zainuddin, M.Pd.I.: Mahasiswa sebagai Agen Perubahan dalam Menciptakan Ekosistem Kampus Islami

Seluruh materi disusun secara sistematis untuk membangun pemahaman ideologis mahasiswa, memperkuat integritas spiritual, serta mengasah kemampuan kepemimpinan dan manajerial. Harapannya, melalui kegiatan ini, para pengurus ORMAWA UMMAT mampu mengambil peran lebih besar sebagai penggerak dakwah di lingkungan kampus dan menjadi teladan dalam mewujudkan budaya organisasi yang Islami, inklusif, dan progresif.

Ketua Panitia, Muhammad Sahril, M.Pd., dalam laporannya menyampaikan bahwa jumlah peserta yang diundang sebanyak 50 orang, namun tercatat 30 peserta telah hadir. “Kegiatan ini merupakan langkah awal untuk mempersiapkan pengurus ORMAWA agar siap menjadi agen dakwah kampus. Atas nama panitia, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pimpinan universitas dan peserta yang telah mendukung kegiatan ini,” ucapnya.

Ia menegaskan bahwa LP3IK akan terus menghadirkan ruang-ruang pengkaderan yang konsisten dan progresif, dengan pendekatan yang relevan terhadap tantangan mahasiswa masa kini.

Ketua LP3IK UMMAT, Dr. Muhammad Anugerah Arifin, M.Pd.I., menjelaskan bahwa Baitul Arqam ORMAWA 2025 ini adalah kegiatan perdana yang secara khusus ditujukan kepada para pengurus organisasi kemahasiswaan. Sebelumnya, kegiatan sejenis dilaksanakan dalam bentuk Kemah Dakwah terintegrasi dengan organisasi otonom Muhammadiyah (Ortom), namun atas pertimbangan pimpinan, format pelatihan dikembangkan secara mandiri untuk ORMAWA.

“Baitul Arqam ini merupakan kelanjutan dari Baitul Arqam Mahasiswa (BAMA) yang ditempuh pada semester pertama. Sebagai pengurus ORMAWA, kalian adalah ujung tombak dalam menciptakan atmosfer kampus yang Islami. Maka pemahaman ideologi harus terus ditingkatkan, agar gerakan kalian tidak kehilangan arah,” jelasnya.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa LP3IK bersama pimpinan universitas berkomitmen untuk menjadikan ORMAWA sebagai mitra strategis Ortom dalam mengawal nilai-nilai Islam dan kemuhammadiyahan di UMMAT. “Pengurus ORMAWA harus menjadi kader yang unggul dalam ilmu, kuat dalam ideologi, dan aktif dalam dakwah sehingga kampus islami benar-benar terwujud,” tambahnya.

Mewakili Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) UMMAT, Drs. Amil, M.M., memberikan penekanan penting terhadap aspek pembinaan karakter dalam organisasi mahasiswa. Ia menyampaikan keprihatinannya terhadap sikap sebagian pengurus ORMAWA yang dinilai masih kurang disiplin dan kurang memiliki kesadaran kolektif terhadap peran dan tanggung jawab organisasi.

“Kita akan terus melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan ini untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang perlu diperbaiki. Yang terpenting adalah komitmen untuk membentuk karakter. Masih banyak pengurus ORMAWA yang acuh terhadap perintah dan arahan pimpinan. Ini tantangan besar yang harus kita jawab bersama,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa ORMAWA harus menjadi teladan bagi lebih dari 8000 mahasiswa UMMAT. “Etos kerja, kebersamaan, ketaatan, dan loyalitas harus tumbuh dari pengurus. Jika tidak dimulai dari kalian, siapa lagi yang akan memulai? Jadilah role model yang mampu menginspirasi mahasiswa lainnya,” tegasnya.

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Wakil Rektor IV UMMAT, Dr. H. Zainuddin, M.Pd.I., mewakili Rektor UMMAT. Dalam arahannya, beliau menekankan bahwa Baitul Arqam merupakan wadah perkaderan penting untuk menanamkan nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan kepada pengurus ORMAWA.

“Kegiatan ini menjadi langkah konkret untuk menanamkan pemahaman yang kuat tentang ideologi Muhammadiyah dan perjuangan Rasulullah SAW dalam menegakkan Islam. Sebagai pemuda, kalian harus siap menjadi pelanjut perjuangan itu dalam konteks kekinian, yaitu dengan berdakwah melalui organisasi dan kegiatan kampus,” ujarnya.

Ia mengajak seluruh peserta untuk mengikuti kegiatan ini dengan serius dan seksama. “Mari ikuti proses perkaderan ini dengan sungguh-sungguh. In syaa Allah, akan membawa keberkahan dan menjadi bekal berharga dalam perjalanan kalian sebagai kader Muhammadiyah dan pemimpin masa depan,” tutupnya. (HUMAS UMMAT)