Mataram, 9 Juli 2025 – Dalam rangka mempersiapkan delegasi terbaik untuk ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN) 2025, Lembaga Pengkajian, Pengembangan, dan Pengamalan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (LP3IK) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menggelar Program Seleksi Internal MTQ Mahasiswa. Kegiatan ini berlangsung dengan khidmat dan antusiasme tinggi dari seluruh peserta, serta mendapat dukungan penuh dari berbagai elemen kampus.
Seleksi internal ini melibatkan lima cabang lomba, yakni Tahfiz Al-Qur’an (5 peserta), Tartil Al-Qur’an (8 peserta), Tilawah Al-Qur’an (13 peserta), serta cabang beregu seperti Syarhil Qur’an dan Fahmil Qur’an. Para peserta berasal dari berbagai fakultas di lingkungan UMMAT, mereka menunjukkan semangat luar biasa dalam mengikuti setiap tahapan seleksi yang dilaksanakan secara ketat dan profesional.
Ketua Panitia, Sahman Z, MH, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini dengan lancar. “Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, kami selaku panitia seleksi internal MTQMN mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan mendukung terselenggaranya acara ini. Semoga seleksi ini tidak hanya melahirkan peserta yang siap berkompetisi, tetapi juga menumbuhkan semangat mencintai Al-Qur’an di kalangan mahasiswa”, ujarnya.
Ketua LP3IK UMMAT, Dr. M. Anugrah Arifin, M.Pd.I., menegaskan pentingnya membumikan nilai-nilai Al-Qur’an di lingkungan perguruan tinggi. “Seleksi MTQMN ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang mengasah kemampuan para mahasiswa dalam bidang Al-Qur’an, lebih dari itu kegiatan ini diharapkan mampu membangun kultur dan akhlak Qur’ani bagi segenap civitas akademika UMMAT, khususnya para mahasiswa. Keberadaan MTQ bukan hanya simbol kegiatan religius semata, melainkan bagian dari proses pembentukan karakter insan akademik yang seimbang antara ilmu, iman, dan amal,” jelasnya.
Para peserta seleksi menunjukkan kualitas dan kesiapan yang luar biasa. Di antara mereka, terdapat mahasiswa yang telah menghafal lebih dari 10 juz, memiliki pengalaman tampil di berbagai lomba keagamaan, serta aktif dalam pembinaan kerohanian Islam di kampus. Tidak hanya kemampuan membaca dan menghafal, peserta juga diuji dalam pemahaman isi kandungan Al-Qur’an, retorika penyampaian dalam syarhil, serta ketangkasan menjawab soal dalam cabang fahmil.
Wakil Rektor IV UMMAT, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I., turut menyampaikan apresiasi dan harapan besar terhadap kegiatan ini. “Kami sangat mendukung program MTQ Mahasiswa yang diselenggarakan LP3IK ini. Kegiatan ini mencerminkan komitmen UMMAT dalam membentuk mahasiswa yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter religius dan berakhlak mulia. Para mahasiswa yang lolos seleksi nantinya kami harapkan mampu menjadi duta Qur’ani yang membanggakan UMMAT di kancah nasional, bahkan internasional,” tegasnya.
Beliau juga menekankan pentingnya keberlanjutan pembinaan bagi para peserta yang terpilih. UMMAT, melalui LP3IK, akan melakukan pendampingan dan pelatihan intensif untuk memastikan kesiapan para peserta menghadapi kompetisi di tingkat nasional. Pelatihan akan melibatkan pelatih profesional, alumni berprestasi dalam cabang-cabang MTQ. (HUMAS UMMAT)
Mataram, 9 Juli 2025 — Kesetaraan adalah fondasi utama dari pendidikan yang berkeadaban. Berangkat dari semangat ini, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Unit Layanan Disabilitas (ULD) menggelar workshop bertajuk “Aksesibilitas dan Inklusi: Membangun Lingkungan Kampus Ramah Disabilitas” di Aula Fakultas Agama Islam. Kegiatan ini menjadi titik tolak komitmen kampus dalam memperkuat budaya inklusif, di mana setiap individu tanpa terkecuali dapat merasakan atmosfer kampus yang adil, aman, dan memanusiakan.
Workshop ini menghadirkan tiga narasumber ahli dan inspiratif, yakni Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Sri Sukarni, Kepala UPT Sentra Paramita Mataram Arif Rohman, S.ST., M.SIP., MAWG., Ph.D., serta Wakil Rektor III UMMAT Dr. Erwin, M.Pd.
Ketua ULD UMMAT, Nurliyah Nikmatul Rahmah, M.Kom.I., menyampaikan bahwa ULD hadir sebagai wujud nyata kepedulian kampus terhadap keberadaan penyandang disabilitas di lingkungan UMMAT. Saat ini, tercatat terdapat 15 orang penyandang disabilitas yang terdiri dari mahasiswa, dosen, hingga tenaga kependidikan.
“Keberadaan ULD ini bukan sekedar simbolik. Ini adalah bentuk nyata perhatian dan kepedulian UMMAT terhadap kelompok difabel. Kita ingin membangun kampus yang ramah, Namun memang harus kita akui, fasilitas kampus saat ini masih belum sepenuhnya mendukung kebutuhan penyandang disabilitas. Ke depan ini akan menjadi perhatian serius”, ujarnya.
Lebih lanjut Nurliyah menegaskan bahwa ULD bukan sekedar organ struktural semata, melainkan organ fungsional yang manusiawi dan selaras dengan nilai-nilai keislaman dan kemuhammadiyahan. Menurutnya, perubahan pola pikir seluruh unsur kampus merupakan kunci utama membangun lingkungan yang inklusif dan bebas dari diskriminasi.
Salah satu narasumber utama, Arif Rohman, PhD., menyampaikan materi bertajuk “Kebijakan Kementerian Sosial dalam Penanganan Penyambutan Disabilitas di Indonesia”. Ia menyoroti dasar hukum penting yang menjadi payung perlindungan terhadap hak-hak penyandang disabilitas, yakni Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyayang Disabilitas.
“Penyandang disabilitas bukan hanya yang terlihat secara fisik. Mereka bisa memiliki hambatan intelektual, mental, sensorik, yang berdampak dalam berinteraksi dan berpartisipasi di masyarakat. Lingkunganlah yang kerap membuat mereka benar-benar ‘disable’. Oleh karena itu, keterlibatan mereka dalam setiap kebijakan dan kegiatan sangatlah penting”, tegasnya.
Arif juga menyampaikan data mengejutkan bahwa sekitar 36% anak penyandang disabilitas tidak mengenyam pendidikan, sebuah permasalahan yang menurutnya menjadi tantangan besar bangsa. Ia juga menyebutkan adanya program sosial dari Kementerian Sosial, seperti Program Permakanan Penyayang Disabilitas, yang dikhususkan khusus untuk difabel berat yang bahkan tidak mampu makan sendiri.
Narasumber kedua, Sri Sukarni, lebih menitikberatkan pada aspek paradigma dan pendekatan terhadap disabilitas. Ia mengupas berbagai perspektif mulai dari pendekatan karitatif, medis, sosial, hingga pendekatan berbasis hak asasi manusia (HAM).
“Pendekatan terhadap disabilitas seharusnya bergeser dari belas kasihan (charity) menuju pendekatan berbasis hak asasi manusia (human rights-based approach). Selama ini kita masih terjebak pada pola pikir kasihan. Tapi mereka tidak butuh dikasihani, mereka butuh dihormati sebagai manusia dengan hak yang sama”, tegasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa banyak tantangan yang muncul bukan dari disabilitas itu sendiri, melainkan dari lingkungan sekitar yang tidak mendukung. “Disabilitas memang ada, tapi yang menjadikannya disabilitas adalah lingkungan”, ujarnya mengutip perspektif inklusif yang mulai diterapkan secara global.
Tak hanya teori, Sri juga memberikan pelatihan singkat mengenai etika berinteraksi dengan penyandang disabilitas, mulai dari penggunaan istilah yang tepat hingga sikap menghormati otonomi mereka sebagai individu yang setara.
Narasumber terakhir, Dr. Erwin, M.Pd., memberikan pemaparan menyentuh mengenai pengalaman kampus UMMAT dalam menyambut mahasiswa penyandang disabilitas. Ia menggarisbawahi pentingnya melihat potensi, bukan batasan.
“Sebelum ULD resmi dibentuk, UMMAT sudah lebih dulu menerima mahasiswa difabel. Salah satunya mahasiswa kami dari Prodi PGSD, yang mengalami gangguan mental akibat masalah keluarga. Secara akademik ia sangat kritis dan berprestasi, namun akhirnya memilih berhenti kuliah karena mengalami bullying dan minimnya dukungan lingkungan. Ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua”, kisahnya.
Ia juga menambahkan bahwa UMMAT kini telah membuka jalur khusus penyandang disabilitas dalam proses penerimaan mahasiswa baru. Namun langkah ini tidak bisa berhenti di sana.
“Komitmen kita ke depan adalah menjadikan UMMAT sebagai kampus inklusi, tempat semua orang terlepas dari apapun kondisinya. dihargai, diberdayakan, dan diberi ruang yang setara”, tutupnya.
Workshop ini berlangsung penuh antusiasme dan diikuti oleh perwakilan lembaga mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan dari seluruh fakultas di lingkungan UMMAT. Kegiatan ini diharapkan menjadi awal dari transformasi nyata kampus yang benar-benar inklusif, yang tidak hanya ramah terhadap penyandang disabilitas secara fisik, tetapi juga secara mental, sosial, dan kebijakan. (HUMAS UMMAT)
Mataram, 27 Juni 2025 – Dalam rangka memperingati Milad ke-45, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) tidak hanya merayakan usia, tetapi juga menegaskan kembali komitmennya sebagai institusi pendidikan yang mencetak generasi muda mandiri, inovatif, dan produktif. Di momentum penuh makna ini, UMMAT menyalurkan bantuan kewirausahaan bagi mahasiswa dengan total nilai mencapai Rp21 juta.
Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis oleh Ketua Baitul Mal UMMAT, Habiburrahman, M.Pd., di Auditorium H. Anwar Ikraman, disaksikan oleh sivitas akademika dan para tamu undangan. Bantuan tersebut merupakan dana stimulan yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat berwirausaha di kalangan mahasiswa, sekaligus membentuk karakter wirausaha sejak di bangku kuliah.
“Bantuan kewirausahaan ini bukan sekadar pemberian dana, tapi sebuah investasi jangka panjang untuk karakter dan kemandirian mahasiswa. Kami ingin mereka punya keberanian untuk memulai usaha, menyalurkan ide-ide kreatif, dan menjawab tantangan zaman dengan solusi nyata,” ungkap Habiburrahman.
Ia juga menambahkan bahwa program ini dirancang bukan sebagai kegiatan sesaat, melainkan langkah strategis jangka panjang. Mahasiswa penerima bantuan didorong membentuk kelompok usaha mandiri yang akan didampingi secara berkelanjutan oleh universitas, khususnya melalui koordinasi Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan.
“Kami ingin membangun ekosistem wirausaha mahasiswa yang kokoh. Mereka bisa saling menguatkan dalam kelompok usaha yang produktif, terkoordinasi, dan visioner. Gotong royong dan semangat kolaborasi menjadi kunci”, lanjutnya.
Sementara itu, Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap program ini. Menurutnya, perguruan tinggi di era kini dituntut untuk tidak hanya mencetak sarjana, tapi juga membentuk pionir perubahan yang mampu membuka lapangan kerja dan membawa dampak sosial.
“UMMAT ingin menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga tangguh dalam menghadapi dinamika kehidupan. Kita butuh anak muda yang berani menciptakan peluang, bukan sekadar mencari kesempatan. Program kewirausahaan ini menjadi pijakan awal ke arah itu”, tegas Rektor.
Rektor juga mengingatkan agar bantuan ini digunakan sebaik mungkin sebagai fondasi awal menumbuhkan jiwa entrepreneur yang tangguh dan bertanggung jawab.
Program kewirausahaan ini merupakan bagian integral dari rangkaian peringatan Milad ke-45 UMMAT yang mengusung tema “Semangat Baru, Menuju Unggul.” Lebih dari sekadar selebrasi, UMMAT menempatkan milad sebagai momentum refleksi, transformasi, dan aksi nyata untuk kebermanfaatan umat dan bangsa.
Sebagai kampus Islam berkemajuan di Nusa Tenggara Barat, UMMAT terus berupaya menanamkan nilai-nilai kemandirian, inovasi, dan kepedulian sosial kepada para mahasiswanya. Diharapkan, program seperti ini dapat melahirkan lebih banyak wirausahawan muda yang tidak hanya kompeten dan berdaya saing, tetapi juga berakar kuat pada nilai-nilai lokal dan kontribusi nyata bagi pembangunan NTB dan Indonesia. (HUMAS UMMAT)
Mataram, 27 Juni 2025 – Dalam semangat milad ke-45, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan komitmennya terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan melalui kegiatan pembagian bantuan sosial kepada sekitar masyarakat kampus. Sebanyak 150 paket sembako disalurkan kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan, seperti pedagang kecil, janda lanjut usia, dan keluarga kurang mampu, dan anak yatim di lingkungan sekitar kampus.
Kegiatan sosial ini berlangsung di Auditorium H. Anwar Ikraman dan menjadi bagian dari rangkaian acara Milad ke-45 yang diselenggarakan sepanjang bulan Juni. Suasana penuh kehangatan dan rasa syukur terasa menyelimuti proses pembagian, yang tidak hanya menjadi ajang berbagi, tetapi juga mempererat jalinan hubungan antara UMMAT dengan masyarakat lokal.
“Bantuan ini bukan sekadar simbolik, tetapi merupakan bentuk pengertian dan penghargaan kami kepada masyarakat yang selama ini menjadi bagian dari perjalanan UMMAT. Kami tumbuh bersama mereka, dan sudah sepatutnya kami berbagi dalam momen syukur seperti ini,” ujar Habiburrahman, M.Pd (Ketua Baitul Mal UMMAT).
Ia menegaskan bahwa kegiatan seperti ini bukan hanya menjadi program tahunan semata, tetapi merupakan implementasi dari nilai-nilai luhur Muhammadiyah, khususnya prinsip amar ma’ruf nahi mungkar yang mendorong insan kampus untuk senantiasa menebar kebaikan di tengah masyarakat.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., yang turut hadir dan menyaksikan pembagian bantuan, menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap kegiatan tersebut. Menurutnya, aksi sosial ini merupakan wujud nyata kontribusi UMMAT dalam menciptakan kampus yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga peka dan responsif terhadap kebutuhan sosial di sekitarnya.
“Milad UMMAT ke-45 menjadi momentum penting bagi kita semua untuk kembali meneguhkan peran universitas dalam kehidupan sosial masyarakat. Pendidikan tidak hanya soal intelektual, tetapi juga bagaimana kita membentuk insan-insan yang peduli dan memberi manfaat bagi sesama,” tegas Rektor.
Kegiatan ini pun menjadi refleksi bahwa keberadaan UMMAT selama 45 tahun terakhir telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Mataram dan NTB pada umumnya. Tidak hanya membentuk insan akademis, UMMAT terus berupaya menghadirkan kebermanfaatan melalui berbagai program kemasyarakatan.
Dengan tema milad tahun ini “Semangat Baru, Menuju Unggul”, UMMAT terus membuktikan diri sebagai institusi pendidikan yang tidak hanya fokus pada pengembangan akademik, tetapi juga konsisten menghidupkan nilai-nilai kemanusiaan dan keberpihakan pada masyarakat kecil. Kegiatan pembagian sembako ini menjadi bukti bahwa nilai Islam berkemajuan yang diusung Muhammadiyah terus diaktualisasikan dalam tindakan nyata. (HUMAS UMMAT)
Mataram, 27 Juni 2025 – Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) langsungkan Resepsi Milad ke-45, sebagai penutup dari rangkaian peringatan hari lahir kampus yang berdiri sejak tahun 1980. Bertempat di Auditorium H. Anwar Ikraman, acara ini berlangsung meriah namun penuh kekhidmatan, dihadiri oleh segenap sivitas akademika, para sesepuh Muhammadiyah, pimpinan wilayah Muhammadiyah NTB, mitra kampus, anak yatim dan masyarakat penerima sembako.
Kegiatan resepsi ini menjadi refleksi atas perjalanan panjang UMMAT selama 45 tahun sekaligus menjadi titik awal pembaruan semangat menuju masa depan yang unggul dan berdampak. Dengan tema besar “Semangat Baru Menuju Unggul”, UMMAT mengajak seluruh elemen kampus untuk bersatu padu dalam mendorong transformasi ke arah yang lebih progresif.
Ketua Panitia Milad ke-45, Dr. H. Zainuddin, M.Pd.I., menyampaikan bahwa rangkaian kegiatan Milad dirancang tidak hanya untuk merayakan usia kampus, tetapi juga untuk menumbuhkan semangat berprestasi dan mempererat kebersamaan.
Ia menguraikan bahwa kegiatan Milad terbagi ke dalam tiga ranah utama: spiritual, intelektual, dan fisik. Di ranah spiritual, UMMAT menyelenggarakan Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa dan akan ditutup dengan tausiah dari Ketua Muhammadiyah NTB. Di ranah intelektual, seminar nasional sukses digelar dengan melibatkan akademisi dan tokoh publik sebagai pembicara. Sedangkan di ranah fisik, UMMAT mengadakan berbagai perlombaan seperti tenis meja, bulutangkis, futsal, dan jalan sehat yang diikuti oleh dosen dan karyawan lintas fakultas.
“Alhamdulillah, semua rangkaian berjalan dengan lancar. Semangat kebersamaan begitu terasa, dan dukungan dari para sponsor sangat berarti dalam menyukseskan agenda ini. Semoga segala upaya yang kita lakukan menjadi amal jariyah untuk kita semua”, ujar Dr. Zaenuddin.
Sementara itu, Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., dalam pidato reflektifnya menekankan pentingnya Milad sebagai momentum untuk menilai kembali arah pengembangan kampus. Beliau menyoroti berbagai capaian strategis UMMAT selama beberapa tahun terakhir, termasuk yang paling signifikan tahun ini yakni pendirian Fakultas Kedokteran.
“UMMAT telah melampaui berbagai rintangan dan tantangan, dan hari ini kita berdiri dengan rasa bangga. Ini adalah hasil kerja keras, keikhlasan, dan pengorbanan dari seluruh elemen kampus. Milad ke-45 ini adalah pintu gerbang menuju masa depan yang lebih cerah, yang harus kita lewati dengan semangat baru, dengan cara kerja baru, dan dengan pola pikir baru,” ujarnya.
Rektor menegaskan bahwa tema Semangat Baru Menuju Unggul mengandung empat makna utama: pembaruan sikap dan pola pikir yang terbuka terhadap perubahan, dorongan internal untuk terus maju, energi kolektif untuk bertransformasi, serta komitmen kuat untuk menjadikan mutu sebagai budaya hidup kampus.
Salah satu momen penting dalam resepsi ini adalah tausiah dari Ketua PWM NTB, Dr. H. Falahuddin, M.Ag., yang memberikan apresiasi tinggi atas peran strategis UMMAT dalam mencerdaskan umat dan membangun peradaban Islam berkemajuan di wilayah NTB.
“UMMAT bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga tempat mencetak kader-kader unggul Muhammadiyah. Di sinilah pusat pencerahan dan pematangan karakter. UMMAT harus terus memperkuat peran ini, tidak boleh puas dengan capaian hari ini, tetapi terus bergerak menuju kualitas dan keunggulan yang berkelanjutan,” ujarnya dengan semangat.
Beliau juga menegaskan bahwa keberadaan UMMAT telah memberi warna positif bagi pembangunan daerah NTB, terutama dalam bidang pendidikan, pengembangan masyarakat, serta penyebaran nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin.
Dalam rangkaian Resepsi Milad, UMMAT juga memberikan berbagai penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi sivitas akademika. Pada ajang MTQ Mahasiswa, mahasiswa dari prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Teknik Sipil, THP, PGMI, dan Ilmu Hukum menunjukkan prestasi gemilang. Penampilan mahasiswa dalam cabang tilawah, tartil, dan tahfidz menunjukkan bahwa UMMAT tidak hanya menekankan aspek intelektual, tetapi juga spiritual.
Di bidang olahraga, semangat kompetisi dan sportivitas turut memeriahkan suasana kampus. FATEK dan FKIP menjadi fakultas yang mendominasi berbagai cabang lomba seperti tenis meja, bulutangkis, dan jalan sehat. Sementara itu, tim dari PGSD FKIP keluar sebagai juara umum pada kegiatan jalan sehat yang digelar sehari sebelumnya.
UMMAT juga memberikan penghargaan kepada para dosen yang memiliki kinerja riset terbaik berdasarkan skor SINTA tiga tahun terakhir. Di antaranya adalah Dr. Syaharuddin, M.Si dari FKIP dengan SKOR Sinta Tertinggi, dan disusul oleh Prof. Joni Safaat Adiansyah, Ph.D, dan Dr. Ibrahim, M.Sc dari Magister Ilmu Lingkungan. Laporan PDPT terbaik juga diberikan kepada beberapa program studi yang menunjukkan ketepatan dan keteraturan dalam pengelolaan data akademik yakni PGSD, S1 Tambang dan S1 Farmasi.
Tak hanya itu, kegiatan sosial juga mewarnai rangkaian Milad ke-45 ini. Baitul Mal UMMAT memberikan bantuan 150 paket sembako kepada masyarakat sekitar kampus, serta bantuan kewirausahaan mahasiswa senilai Rp 21 juta untuk mendorong kemandirian ekonomi dan inovasi bisnis mahasiswa.
Puncaknya, FKIP dinobatkan sebagai Fakultas Terbaik Milad ke-45 karena berhasil meraih penghargaan terbanyak dalam berbagai bidang lomba dan kontribusi kelembagaan.
Dengan semangat baru yang dihidupkan oleh Milad ke-45 ini, UMMAT berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas, memperluas jangkauan kolaborasi, memperkuat budaya riset, serta melahirkan lulusan yang unggul secara intelektual, spiritual, dan sosial. UMMAT siap menapaki babak baru sebagai kampus yang tidak hanya dikenal, tetapi diakui dan dibutuhkan oleh umat, bangsa, dan dunia. (HUMAS UMMAT)
Mataram, 25 Juni 2025 – Dalam rangka memperingati Milad ke-45, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) gelar seminar reflektif bertajuk “Kiprah UMMAT Mencerahkan dan Memajukan NTB”. Kegiatan ini menjadi ajang penting bagi sivitas akademika untuk menggali kembali sejarah perjuangan UMMAT serta memperkuat kolaborasi menuju masa depan NTB yang lebih berkemajuan.
Seminar ini menghadirkan tiga pembicara dengan latar belakang berbeda yang memperkaya sudut pandang. Hadir sebagai pembicara pertama, Dr. H. Arsyad Abd. Gani, M.Pd., tokoh Muhammadiyah NTB, yang menyampaikan pemaparan tentang “Tapak Tilas UMMAT dalam Mencerahkan dan Memajukan NTB”. Beliau mengajak peserta menelusuri kembali jejak panjang UMMAT sejak berdiri pada 25 Juni 1980 hingga 1989. Pada fase awal, UMMAT fokus pada pembentukan identitas kelembagaan serta penguatan basis pendidikan tinggi berbasis nilai-nilai Islam. Dengan hanya tiga fakultas dan enam program studi, UMMAT mulai menapaki jalan panjangnya dalam memberikan akses pendidikan bagi generasi muda NTB.
Seiring perjalanan waktu, UMMAT memasuki fase pertumbuhan pada kurun 1990 hingga 2010 dengan memperluas cakupan akademik serta memperkuat kapasitas kelembagaan secara berkelanjutan. Memasuki era modernisasi sejak 2010 hingga kini, UMMAT terus bertransformasi melalui digitalisasi sistem pembelajaran, penguatan kerja sama internasional, serta pengabdian masyarakat berbasis riset yang berdampak. Lebih dari sekadar mencetak lulusan, UMMAT menanamkan nilai-nilai keislaman yang mencerahkan, membentuk generasi mahasiswa yang tumbuh menjadi pendidik, akademisi, tokoh masyarakat, dan profesional yang aktif memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan daerah dan bangsa.
Dalam sesi berikutnya, Drs. H. Muhammad Ardi Samsuri, Komisioner Baznas NTB, membawakan materi “Sinergi Baznas dan UMMAT dalam Mencerahkan dan Memajukan NTB”. Beliau memaparkan lima program unggulan Baznas NTB, yakni Baznas NTB Peduli, Baznas NTB Cerdas, Baznas NTB Makmur, Baznas NTB Sehat, dan Baznas NTB Taqwa. Kelima program tersebut dirancang untuk membentuk masyarakat yang kuat secara spiritual, cerdas secara intelektual, mandiri secara ekonomi, dan sehat secara jasmani.
Menurut Ardi, sinergi antara Baznas dan UMMAT merupakan bentuk nyata kolaborasi kelembagaan dalam membangun NTB. Perguruan tinggi, dalam pandangannya, bukan hanya tempat belajar, tetapi juga pusat pemberdayaan masyarakat yang memiliki daya jangkau luas melalui kegiatan KKN tematik, riset lokal yang berdampak, dan berbagai program pengabdian.
Sementara itu, Prof. Dr. H. Muhammad Saleh Ending, MA., Akademisi UIN Mataram, menutup sesi seminar dengan perspektif akademik tentang peran Muhammadiyah dalam membangun peradaban. Mengutip pandangan Robert W. Hefner, ia menyatakan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi Islam paling terorganisir, tidak hanya membangun masjid, tetapi juga sekolah, rumah sakit, perguruan tinggi, panti asuhan, hingga pusat-pusat ekonomi. Mitsuona Nakamura bahkan mencatat bahwa Muhammadiyah telah menyentuh hati dunia dengan amal usahanya yang nyata, penuh keikhlasan dan kemaslahatan.
Seminar ini dipandu dengan cermat oleh Syamsul Hidayat Daud, ST., MT., Ph.D., dosen Fakultas Teknik UMMAT, yang berhasil menjaga alur diskusi tetap hidup, hangat, dan penuh inspirasi.
Dalam sambutannya, Rektor UMMAT Drs. Abdul Wahab, MA., menyampaikan bahwa momentum Milad ke-45 ini menjadi refleksi dan harapan besar bagi kampus untuk terus bertumbuh. Beliau menyampaikan optimisme bahwa tahun depan UMMAT akan memperoleh tambahan program studi unggul dan guru besar baru. Lebih lanjut, UMMAT tengah bersiap menyambut 14 mahasiswa asing dari empat negara, di antaranya empat mahasiswa non-Muslim (Nasrani), sebagai bentuk komitmen UMMAT terhadap keberagaman dan inklusivitas. “Semoga ke depan UMMAT makin berkembang dan maju, baik dalam skala nasional maupun internasional”, ujarnya.
Ketua Panitia Milad, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I., turut menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada seluruh narasumber yang telah hadir dan berkontribusi dalam seminar reflektif Milad ke-45 UMMAT. Ia menyatakan bahwa kehadiran para tokoh inspiratif seperti Dr. H. Arsyad Abd. Gani, M.Pd., Drs. H. Muhammad Ardi Samsuri, dan Prof. Dr. H. Muhammad Saleh Ending, M.Ag., telah memberikan nilai tambah yang luar biasa bagi civitas akademika UMMAT dan seluruh peserta yang hadir.
Menurutnya, materi yang disampaikan bukan sekadar paparan akademik, tetapi juga suntikan semangat perjuangan, inspirasi, dan refleksi mendalam atas perjalanan panjang UMMAT selama 45 tahun dalam mencerahkan dan memajukan NTB. “Kami sangat berterima kasih atas kesediaan para narasumber berbagi pengetahuan, pengalaman, dan pemikiran strategis. Kehadiran mereka memberi energi baru bagi UMMAT untuk terus berbenah dan berkembang menjadi kampus yang semakin unggul dan berkontribusi nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Dr. Zaenuddin juga menambahkan bahwa seminar ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Milad UMMAT ke-45 yang dikemas tidak hanya sebagai seremoni, tetapi sebagai ruang refleksi dan kolaborasi. Ia berharap diskusi yang lahir dari kegiatan ini bisa menjadi inspirasi dalam menyusun langkah-langkah strategis UMMAT ke depan, baik dalam konteks peningkatan mutu akademik, penguatan nilai-nilai keislaman, maupun kontribusi sosial terhadap pembangunan NTB secara keseluruhan. (HUMAS UMMAT)