Dorong Penelitian Transdisipliner dan Pemikiran Sistem untuk Pembangunan Berkelanjutan, Pascasarjana UMMAT Gelar Kuliah Tamu Internasional

Dorong Penelitian Transdisipliner dan Pemikiran Sistem untuk Pembangunan Berkelanjutan, Pascasarjana UMMAT Gelar Kuliah Tamu Internasional

Mataram, 23 Mei 2025 – Program Studi Ilmu Lingkungan Program Magister Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) gelar Kuliah Dosen Tamu bertaraf internasional dengan tema “Innovations in Sustainability and Sustainable Development Research: Systems Thinking and Transdisciplinary Approaches”. Kegiatan ini menghadirkan Associate Professor Datu Buyung Agustdinata dari Arizona State University, Amerika Serikat, sebagai narasumber utama, serta turut menghadirkan Prof. Joni Safaat, M.Sc., Ph.D., sebagai narasumber kedua.

Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyampaikan rasa syukur atas capaian Program Studi Ilmu Lingkungan yang telah meraih akreditasi “Baik Sekali” dan menjadi salah satu prodi yang semakin diminati oleh masyarakat. Ia juga menyinggung rencana jangka panjang universitas untuk membuka program doktor (S3) Ilmu Lingkungan.

“Alhamdulillah, Prodi Ilmu Lingkungan sudah mendapatkan akreditasi Baik Sekali dan terus menunjukkan peningkatan peminat dari masyarakat luas. Ke depan, kita ikhtiarkan agar S3 Ilmu Lingkungan bisa terwujud. Ini menjadi salah satu bukti bahwa Muhammadiyah adalah gerakan yang terus bergerak ke arah kemajuan,” ujar Rektor.

Beliau juga berharap bahwa kuliah tamu ini dapat menjadi pembuka wawasan dan semangat baru dalam menumbuhkan kepedulian terhadap isu-isu lingkungan hidup yang semakin kompleks.

Dalam pemaparannya, Associate Prof. Datu Buyung Agustdinata memberikan perspektif yang mendalam mengenai pentingnya pendekatan sistem (systems thinking) dan kolaborasi lintas disiplin (transdisciplinary approaches) dalam penelitian dan praktik keberlanjutan.

“Jangan salahkan orang … salahkan sistem. Masalah lingkungan yang kita hadapi saat ini adalah hasil dari sistem sosial, ekonomi, dan politik yang dibentuk manusia. Jika ingin solusi, kita harus berpikir sistemik,” tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa pendekatan transdisipliner membuka ruang kolaborasi antara akademisi, masyarakat, praktisi, dan pembuat kebijakan dalam menyelesaikan masalah dunia nyata yang kompleks. Kolaborasi ini melahirkan pengetahuan baru yang tidak bisa dicapai hanya dengan satu disiplin ilmu.

Prof. Buyung juga menekankan peran penting kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dalam pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam demokratisasi interaksi antar pemangku kepentingan, seperti pada sektor pertambangan, tata kelola air, dan transisi energi rendah karbon.

Mengutip William C. Clark, Prof. Buyung menyampaikan bahwa “Seperti ilmu kesehatan, ilmu keinginan tidak ditentukan berdasarkan masalah yang ditanganinya, bukan berdasarkan disiplin ilmu yang digunakannya“, jelasnya.

Ia kemudian membedakan pendekatan multidisipliner, interdisipliner, dan transdisipliner, lengkap dengan contoh aplikasinya di bidang kelautan, kehutanan, hingga urbanisasi. Salah satu contoh inspiratif adalah kolaborasi antara ilmuwan, nelayan lokal, dan pembuat kebijakan dalam mengelola terumbu karang secara berkelanjutan.

Di akhir sesinya, Prof. Buyung mengajak peserta merenungkan hubungan antara sains dan iman. Beliau membacakan ayat Al-Qur’an yang menggambarkan keagungan semesta: “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan Kami dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (QS. Az-Zariyat: 47)

Ia menampilkan gambar Galaksi Sombrero yang memiliki diameter 50.000 tahun cahaya dan berjarak 28 juta tahun cahaya dari Bumi sebagai bentuk kekuasaan Allah yang luar biasa. “Ciptaan Allah luar biasa. Sains yang benar tidak pernah dibandingkan dengan iman. Sebaliknya, ia memperkuat keyakinan kita”, ungkapnya.

Prof. Joni Safaat, M.Sc., Ph.D., sebagai narasumber kedua menjelaskan secara rinci kerangka Life Cycle Sustainability Assessment (LCSA) dalam penelitian transdisipliner. Ia memperkenalkan konsep ELCA (Environmental Life Cycle Assessment), SLCA (Social Life Cycle Assessment), dan LCC (Life Cycle Costing) sebagai pilar utama dalam menilai keberlanjutan suatu produk, layanan, atau kebijakan.

Berbagai studi kasus dari industri di Eropa dipaparkan sebagai contoh konkret: Solana (Italia) dalam menilai keberlanjutan produk dan kemasan tomat, Stora Enso (Finlandia) dalam mengevaluasi dampak lingkungan kemasan makanan cair, BASF (Jerman) dalam menilai cat interior ramah lingkungan, Le Blein (Jerman) dalam menilai keberlanjutan layanan daur ulang beton.

Acara ini mendapat sambutan antusias dari peserta, khususnya mahasiswa magister yang merasa terbuka wawasannya terhadap pendekatan baru dalam penelitian dan pengabdian masyarakat. Banyak dari mereka yang menyatakan ketertarikan untuk mengembangkan riset transdisipliner berbasis masalah nyata di NTB, seperti pengelolaan sampah, konservasi air, hingga pertambangan berkelanjutan.

Kegiatan ini menegaskan posisi UMMAT sebagai institusi pendidikan tinggi yang tidak hanya progresif secara akademik, namun juga visioner dalam membangun masa depan yang lebih lestari dan berkeadilan. (HUMAS UMMAT)

Dorong Lulusan Manajemen Ritel Miliki Daya Saing Global di Era Workforce 5.0, UMMAT Gelar Kuliah Tamu Internasional

Dorong Lulusan Manajemen Ritel Miliki Daya Saing Global di Era Workforce 5.0, UMMAT Gelar Kuliah Tamu Internasional

Mataram, 22 Mei 2025 – Program Studi Manajemen Ritel, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL), Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan ikhtiarnya dalam meningkatkan kualitas lulusan dengan menyelenggarakan Kuliah Tamu Internasional bertema “Future-Proofing Retail Management Graduates: Embracing Workforce 5.0 and Global Competency Standards”. Kegiatan prestisius ini menghadirkan dua narasumber internasional, yakni Mr. Dr. Muhammad Saghir Ahmad dan Mrs. Vivina Atak Deng dari The Victorian College of Training and Development PTY LTD – Australian People Management Institute.

Kegiatan ini berlangsung secara interaktif dan mendapat antusias tinggi dari mahasiswa, dosen, serta civitas akademika lainnya. Dengan mengangkat tema yang sangat kontekstual dan visioner, kuliah tamu ini menjadi salah satu strategi penting Prodi Manajemen Ritel UMMAT dalam menjawab kebutuhan dunia kerja global yang semakin dinamis.

Ketua Program Studi Manajemen Ritel, Nurul Hidayati Indra Ningsih, SE., MM., menjelaskan bahwa dunia kerja saat ini tengah memasuki era Workforce 5.0, di mana integrasi antara teknologi dan peran manusia menjadi semakin kompleks. Hal ini menuntut para lulusan untuk tidak hanya mengandalkan pengetahuan akademik, tetapi juga keterampilan praktis (skills) yang terverifikasi secara formal melalui sertifikasi kompetensi.

“Di dunia kerja sekarang, bukan hanya tenaga kerja yang dibutuhkan, tapi skill yang disertai sertifikat kompetensi. Melalui kegiatan ini, kami ingin mahasiswa memahami tren dan tantangan global, pentingnya soft skills dan hard skills, serta urgensi mempersiapkan diri secara matang untuk menghadapi persaingan global,” tegas Nurul.

Nurul Hidayati juga menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya nyata Prodi Manajemen Ritel untuk mencetak lulusan yang unggul, kompetitif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman, sejalan dengan nilai-nilai Muhammadiyah yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan amal shaleh.

Sebagai narasumber pertama, Dr. Muhammad Saghir Ahmad memberikan wawasan luas mengenai masa depan industri ritel. Ia menekankan bahwa dalam merancang bisnis, khususnya di sektor ritel, mahasiswa perlu memahami lingkungan pasar secara menyeluruh.

“Jika ingin membuat produk atau jasa, jangan langsung terjun ke lapangan tanpa persiapan. Ada langkah-langkah penting yang harus diperhatikan agar bisnis bisa berjalan dengan sukses. Riset pasar, validasi ide, dan pengembangan strategi adalah fondasi utama,” ungkap Dr. Ahmad.

Lebih jauh, ia menjelaskan beberapa strategi kunci dalam menghadapi persaingan usaha ritel di era digital, seperti inovasi produk, penentuan harga yang kompetitif, membangun partnership atau kemitraan strategis, serta kemampuan adaptasi terhadap platform digital seperti marketplace dan media sosial.

Menurutnya, Retail 5.0 bukan hanya soal digitalisasi, tetapi juga tentang human-centric approach, yaitu bagaimana teknologi digunakan untuk memberdayakan manusia, bukan menggantikannya.

Sesi kedua dibawakan oleh Mrs. Vivina Atak Deng, yang mengupas pentingnya diferensiasi produk dalam menarik perhatian konsumen di tengah persaingan pasar yang semakin ketat. Ia menekankan bahwa produk yang memiliki nilai unik dan dikemas dengan menarik akan memiliki peluang lebih besar untuk sukses di pasar.

“Produk yang identik dan memiliki ciri khas akan lebih mudah dikenali oleh konsumen. Kemasan produk juga harus dirancang dengan cermat agar memiliki daya tarik visual yang kuat. Ini adalah bagian penting dari strategi branding,” tutur Vivina.

Ia juga membahas bagaimana pentingnya memahami karakteristik pelanggan, membangun customer experience yang positif, serta menyesuaikan strategi pemasaran dengan tren global dan lokal.

Ketua Prodi Manajemen Ritel menyampaikan apresiasi tinggi kepada kedua narasumber atas ilmu dan pengalaman yang telah dibagikan. Beliau berharap, kegiatan ini menjadi bagian dari ikhtiar kolektif UMMAT untuk mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga siap bersaing di pasar kerja global dengan kompetensi yang terstandar. (HUMAS UMMAT)

UMMAT Dorong Mahasiswa Go Internasional melalui Sosialisasi Program Beasiswa INTENS bersama Intact Base Surabaya

UMMAT Dorong Mahasiswa Go Internasional melalui Sosialisasi Program Beasiswa INTENS bersama Intact Base Surabaya

Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Kantor Urusan Internasional (KUI) dan Kerja Sama terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan kapasitas mahasiswa di level global dengan menggelar kegiatan sosialisasi Program Beasiswa International Talent Education Special Program (INTENS) yang bekerja sama dengan lembaga Intact Base Surabaya, Pada Jumat, 16 Mei 2025.

Kegiatan yang berlangsung di Ruang Sidang Utama Rektorat UMMAT ini menghadirkan Direktur Intact Base Surabaya, Andre SO, sebagai narasumber utama. Ia memaparkan berbagai peluang beasiswa studi ke luar negeri, khususnya ke Taiwan, yang terbuka luas bagi mahasiswa Indonesia. Dalam pemaparannya, Andre menjelaskan bahwa program INTENS merupakan platform pendampingan pendidikan internasional yang berfokus pada pemberdayaan pelajar Indonesia agar dapat mengakses pendidikan tinggi di luar negeri melalui skema beasiswa penuh, salah satunya dari Kementerian Pendidikan Taiwan.

“Melalui program INTENS, mahasiswa bisa mendapatkan pembiayaan penuh untuk melanjutkan studi di universitas terkemuka di Taiwan. Tidak hanya kuliah, tetapi juga bisa mengikuti skema dual degree 3+1, di mana tiga tahun kuliah di Indonesia dan satu tahun di luar negeri. Ini peluang emas yang harus dimanfaatkan,” terang Andre.

Wakil Rektor IV, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I., menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang terjalin dengan Intact Base Surabaya. Beliau menekankan bahwa UMMAT sangat terbuka terhadap bentuk kolaborasi internasional yang dapat memperkuat eksistensi global mahasiswa dan institusi.

“Sosialisasi ini menjadi langkah awal yang penting. Kita berharap ada tindak lanjut berupa penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dalam waktu dekat agar kerja sama ini tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga implementatif dan berkelanjutan,” ungkap Dr. Zaenuddin dalam sambutannya.

Sementara itu, Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kerja Sama UMMAT, dalam paparannya menjelaskan bahwa UMMAT saat ini tengah mengembangkan program-program unggulan berbasis internasional, termasuk Dual Degree Program 3+1 dengan sejumlah perguruan tinggi di Taiwan. Program ini didukung penuh oleh Kementerian Pendidikan Taiwan dan menjadi salah satu inisiatif penting dalam mendorong mahasiswa untuk berkiprah di tingkat global.

“Ke depan, kami ingin lebih banyak mahasiswa UMMAT yang mampu menjangkau pendidikan internasional. Ini bukan hanya tentang studi, tetapi juga tentang membangun jejaring global, meningkatkan kompetensi lintas budaya, serta memperluas wawasan sebagai generasi muda yang siap berkontribusi di era globalisasi,” jelasnya.

Kegiatan sosialisasi ini dihadiri puluhan mahasiswa dari Fakultas Teknik. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan dan diskusi interaktif yang muncul selama sesi berlangsung. Para peserta juga mendapatkan informasi teknis mengenai cara mendaftar, persiapan dokumen, serta dukungan yang diberikan oleh Intact Base dalam proses aplikasi beasiswa.

Di akhir kegiatan, pihak KUI mengajak seluruh mahasiswa untuk terus mempersiapkan diri menghadapi peluang internasional ini, baik melalui peningkatan kemampuan bahasa Inggris, penguatan profil akademik, maupun pengembangan soft skills.

“Terima kasih kepada tim dari INTENS Program atas kolaborasi dan sharing yang luar biasa hari ini. Kami berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut. Untuk mahasiswa UMMAT, ayo siapkan dirimu dari sekarang. Informasi lebih lanjut bisa didapatkan di International Office UMMAT,” tutup Asbah, M.Hum  dengan semangat (HUMAS UMMAT).

FAI UMMAT Sukses Gelar Konferensi Internasional IICECE 2025: Integrasi Nilai Islam dalam Dunia Pendidikan dan Ekonomi

FAI UMMAT Sukses Gelar Konferensi Internasional IICECE 2025: Integrasi Nilai Islam dalam Dunia Pendidikan dan Ekonomi

Mataram, Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Kelas Risetnya, sukses menorehkan prestasi akademik dengan menyelenggarakan Islamic International Conference on Education, Communication, and Economics (IICECE) 2025. Konferensi perdana ini mengusung tema besar “Integrating Islamic Values in Digital Education, Strategic Communication, and Economic Development for a Sustainable Future” dan menjadi ajang intelektual bergengsi yang mempertemukan para akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai negara.

Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu, 10 Mei 2025 ini menghadirkan empat narasumber ahli yang dikenal secara internasional, yakni: Prof. Dr. Badlihisham Bin Mohd Nasir (Universiti Teknologi Malaysia), Dr. Hafiza Abas (Universiti Teknologi Malaysia), Dr. Mukhlisin, M.Si (Universitas Muhammadiyah Mataram), dan Hasrat Usman Mashwani, Ph.D (Sayed Jamaluddin Afghani University, Afghanistan).

Pembina Kelas Riset FAI UMMAT,  Dr. Mappanyompa, M.Pd.I., mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaannya atas pelaksanaan konferensi internasional ini. Ia menyebut bahwa konferensi ini merupakan momentum penting dalam memperkuat kontribusi UMMAT di panggung akademik global.

“Kegiatan ini adalah tonggak penting bagi kami. Ia menjadi wadah mempertemukan pemikir dari berbagai negara dan latar belakang, membuka ruang bagi dialog yang konstruktif terkait isu-isu kritis dalam pendidikan, komunikasi, dan ekonomi berbasis nilai-nilai Islam,” ujarnya penuh semangat.

Lebih lanjut, Dr. Mappanyompa menekankan pentingnya menjadikan konferensi ini sebagai sarana untuk mendorong lahirnya riset-riset inovatif dan aplikatif yang solutif terhadap berbagai tantangan global umat Islam dewasa ini. “Konferensi ini harus menjadi salah satu langkah strategis untuk mendorong penelitian yang lebih inovatif dan aplikatif di bidang-bidang yang diangkat. Mari kita gunakan kesempatan ini untuk mengeksplorasi ide-ide baru dan merumuskan solusi untuk tantangan yang dihadapi umat,” ungkapnya.

Salah satu capaian penting dari konferensi ini adalah dibukanya jejaring akademik yang luas lintas institusi dan negara. Hal ini diyakini akan memberi dampak besar dalam memperkuat kapasitas penelitian dan pengembangan program kolaboratif di masa mendatang.

“Penting bagi kita untuk memanfaatkan momentum ini untuk membangun jaringan yang lebih luas. Kolaborasi global akan membuka berbagai kemungkinan penelitian dan pengembangan yang lebih efektif,” imbuhnya.

Konferensi ini juga memberikan ruang bagi mahasiswa untuk turut berpartisipasi aktif melalui sesi tanya jawab, diskusi kelompok, dan presentasi riset. Antusiasme para mahasiswa FAI UMMAT terlihat dari keaktifan mereka dalam merespons pemaparan para narasumber.

“Saya ingin mendorong para mahasiswa untuk aktif terlibat dalam kegiatan seminar dan diskusi. Ini adalah kesempatan emas untuk belajar langsung dari para ahli dan praktisi,” tambahnya.

Ia juga menegaskan pentingnya evaluasi berkelanjutan dari setiap kegiatan akademik yang diselenggarakan, guna meningkatkan kualitas dan dampaknya ke depan. “Setiap kegiatan harus dievaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan area yang perlu diperbaiki. Marilah kita ambil pelajaran dari konferensi ini untuk menyempurnakan acara-acara mendatang, memastikan setiap konferensi semakin berguna dan berpengaruh,” tegasnya.

Dr. Mappanyompa juga menegaskan pentingnya ketulusan dalam menuntut ilmu. Ia mengajak seluruh peserta untuk tetap menjadikan nilai-nilai Islam sebagai landasan dalam setiap proses keilmuan dan pengabdian. “Mari kita berupaya untuk tidak hanya mengejar pencapaian akademis, tetapi juga berkontribusi pada kebaikan umat dengan menerapkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin dalam setiap aspek penelitian dan pengajaran kita,” tutupnya (HUMAS UMMAT).

PWK UMMAT Dukung NTB Mendunia: Hidupkan Kembali Kota Tua Ampenan sebagai Waterfront City Berkelanjutan

PWK UMMAT Dukung NTB Mendunia: Hidupkan Kembali Kota Tua Ampenan sebagai Waterfront City Berkelanjutan

Mataram, 28 April 2025Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), dengan bangga gelar kuliah pakar bertajuk Urban Design for Waterfront City, yang mengangkat studi kasus Kota Tua Ampenan. Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan memberikan wawasan mendalam tentang perancangan kota berbasis kawasan pesisir, yang mengedepankan aspek keberlanjutan, pelestarian sejarah, serta pengembangan pariwisata yang ramah lingkungan. Kuliah pakar ini menghadirkan narasumber terkemuka, di antaranya Rene Huls dari PUM International Netherlands, Djamila Marni Sandid dari University of Houte Ecole Francisco Ferrer, Belgia, serta H.M. Ramadhani, M.Si, Kepala Bappeda Kota Mataram.

Acara ini dihadiri oleh berbagai perwakilan instansi pemerintah dan organisasi terkait, termasuk Bappeda NTB, Dinas Pariwisata NTB, dan Brida NTB, yang turut serta memberikan kontribusi dalam mendiskusikan konsep pengembangan kota tua Ampenan. Sebagai salah satu wilayah yang memiliki sejarah panjang dan nilai budaya yang tinggi, Ampenan memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata unggulan yang tidak hanya memelihara identitasnya sebagai kota tua, tetapi juga dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.

Ketua Panitia Kegiatan, Ardi Yuniarman,S.T., M.Sc., menyampaikan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memperdalam pemahaman tentang pentingnya perencanaan urban yang terintegrasi dan berbasis sejarah, terutama di kawasan Ampenan yang kaya akan nilai-nilai budaya. “Urbanisasi menjadi tolak ukur bagi perkembangan sebuah kota. Kota Ampenan sebagai bagian dari sejarah kota Mataram memiliki peran penting dalam mencerminkan perjalanan waktu. Sebagai warisan budaya, Ampenan harus dijaga dengan baik, dan kita semua berperan aktif dalam mewujudkan kota yang berkelanjutan dan mengedepankan pariwisata. Mari kita sama-sama menjaga dan melestarikan kota tua Ampenan agar tetap menjadi warisan berharga yang dapat dinikmati oleh generasi mendatang,” ujarnya dengan semangat.

Dekan Fakultas Teknik UMMAT, Dr. H. Aji Syailendra Ubaidillah,S.T.,M.Sc., juga menambahkan pandangannya mengenai karakteristik Kota Tua Ampenan yang memiliki keragaman etnis yang unik. “Kota tua Ampenan bukan hanya menjadi saksi bisu perjalanan sejarah, tetapi juga memiliki keragaman etnis yang meliputi Cina, Arab, dan lainnya. Keberagaman ini merupakan kekayaan budaya yang harus kita jaga dan kembangkan. Saya berharap para peserta dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya, mengingat para narasumber yang hadir berasal dari kalangan profesional dengan pengalaman yang luas di Eropa, dan mereka memiliki wawasan yang sangat penting untuk perkembangan urbanisasi di kawasan Ampenan,” ungkap H. Aji Salaendra.

Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., memberikan sambutan hangat dan apresiasi terhadap kegiatan ini. Beliau berharap melalui kolaborasi antara akademisi, pemerintah daerah, dan masyarakat, akan tercipta suatu perencanaan urban yang berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal. “Kegiatan ini menjadi langkah penting dalam pengembangan urbanisasi di kawasan Ampenan. Kami berharap agar Bappeda Kota Mataram dan UMMAT dapat terus melanjutkan kerjasama ini dalam rangka mewujudkan perencanaan kota yang tidak hanya berfokus pada modernisasi, tetapi juga menjaga kelestarian sejarah dan budaya. Urban Design for Waterfront City di Ampenan ini dapat menjadi model pengembangan kota berkelanjutan yang bermanfaat untuk masyarakat dan lingkungan,” jelas Rektor.

H.M. Ramadhani, M.Si, Kepala Bappeda Kota Mataram, juga mengungkapkan pentingnya peran serta masyarakat dalam mendukung pengembangan kawasan Ampenan. “Kami sangat menyambut baik kegiatan ini dan berharap ide-ide yang berkembang dari kuliah pakar ini dapat diimplementasikan dalam perencanaan pembangunan Kota Ampenan ke depan. Peran aktif masyarakat dan akademisi sangat diperlukan untuk menjaga dan memajukan kawasan ini sebagai bagian dari identitas dan potensi pariwisata Mataram,” ujarnya.

Kuliah pakar ini menjadi bagian dari upaya UMMAT dalam mendukung pengembangan kawasan Ampenan sebagai kawasan wisata yang menarik, berkelanjutan, dan memiliki nilai sejarah yang tinggi. Dengan kerjasama antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat, diharapkan Ampenan dapat berkembang menjadi kota yang tidak hanya ramah wisatawan, tetapi juga mempertahankan identitas budaya dan sejarah yang dimilikinya.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi proyek pengembangan lebih lanjut dan memberikan inspirasi bagi para profesional di bidang perencanaan kota untuk terus menciptakan solusi desain yang inovatif dan berbasis pada kebutuhan serta karakteristik lokal (HUMAS UMMAT).