Mataram, Di tengah gempuran produk-produk komersial, Bayu Ardiansah, S.T.P., lulusan Teknologi Hasil Pertanian (THP) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), hadir dengan inisiatif yang tak hanya menguntungkan secara finansial tetapi juga menyehatkan. Melalui usaha yang didirikannya, Cahaya Moringa Group, Bayu memanfaatkan kekayaan alam Lombok Utara untuk memproduksi teh herbal kelor dengan kombinasi tanaman kumis kucing, sembari membuka peluang ekonomi bagi masyarakat Desa Santong Mulia, Kecamatan Kayangan (07/11).
Bayu, yang lahir di Lokok Sutrang pada 4 Mei 2000, kini menetap di desa asalnya di Dusun Lokok Sutrang. Sejak awal tahun 2023, Cahaya Moringa Group telah menjadi pionir dalam mengolah daun kelor (Moringa Oleifera) menjadi produk teh herbal berkualitas tinggi. Kombinasi teh kelor dan kumis kucing tidak hanya memberikan rasa yang unik tetapi juga meningkatkan manfaat kesehatan yang meliputi peningkatan daya tahan tubuh, detoksifikasi, dan peningkatan metabolisme.
Usaha ini menyasar masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya gaya hidup sehat. Dalam pengembangan produknya, Cahaya Moringa Group memproduksi berbagai varian, termasuk teh celup kelor, serbuk teh kelor, serta produk teh campuran kelor dan kumis kucing, yang semua diolah dengan standar kebersihan dan mutu tinggi.
Saat ditanya mengenai motivasi memulai usaha ini, Bayu menjelaskan, “Motivasi utama saya adalah menciptakan usaha yang tidak hanya memberi keuntungan finansial, tetapi juga memberikan manfaat bagi kesehatan konsumen dan lingkungan. Saya percaya bahwa usaha ini memiliki prospek luas karena tren gaya hidup sehat yang semakin meningkat.”
Namun, Bayu tak menutup mata terhadap berbagai tantangan yang dihadapinya. Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang manfaat daun kelor. “Tidak semua orang mengetahui manfaat kelor, padahal khasiatnya luar biasa. Edukasi pasar tentang kegunaan dan cara penyajiannya menjadi tantangan utama kami,” ujarnya.
Untuk mengatasi hal ini, Bayu dan timnya kerap mengadakan sosialisasi dan kampanye edukasi melalui media sosial serta event lokal di desa-desa sekitar Lombok Utara. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat konsumsi teh herbal dan menggugah minat terhadap produk alami yang menyehatkan.
Sebagai alumni, Bayu menyampaikan pesan inspiratif bagi mahasiswa THP UMMAT. Ia berharap para lulusan nantinya berani menciptakan peluang usaha dan tidak hanya berfokus pada mencari pekerjaan. “Saya ingin mahasiswa THP UMMAT berpikir kreatif dan berani mengambil risiko. Dengan inovasi dan semangat kewirausahaan, mereka bisa menjadi pengusaha yang menciptakan lapangan kerja serta membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar,” tuturnya. “Pendidikan seharusnya menjadi modal untuk memberdayakan diri sendiri dan orang lain. Mari gunakan ilmu yang telah didapat untuk menjawab kebutuhan dan tantangan di masyarakat,”tambahnya.
Dengan berjalannya waktu, Bayu berharap usaha ini dapat berkembang dan menjadi contoh usaha berbasis komunitas yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, sambil terus mengedukasi masyarakat mengenai manfaat dan potensi kekayaan alam Indonesia (HUMAS UMMAT).
Jakarta, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali mengukir prestasi dalam ajang bergengsi tingkat nasional. Dua mahasiswa Fakultas Agama Islam (FAI) dari Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) berhasil meraih prestasi membanggakan di ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Mahasiswa Pendidikan Tingkat Nasional 2024 yang diadakan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Wahyu Fahmi Arsyad, mahasiswa semester tiga, meraih Juara I dalam kategori putra, sementara Raudatam Mirriadil Jinan berhasil menyabet Juara III dalam kategori putri (05/11).
Wahyu Fahmi Arsyad, yang berasal dari Kr. Kemong, Cakranegara, Mataram, menyampaikan rasa syukur dan kegembiraannya atas prestasi ini. “Alhamdulillah, saya sangat bahagia. Ini pertama kalinya saya meraih Juara I di tingkat nasional. Bertemu dengan orang-orang hebat di kompetisi ini sempat membuat mental saya sedikit goyah, apalagi saya tampil di urutan terakhir. Tapi, Allah memudahkan jalan saya hingga bisa memberikan yang terbaik,” ujar Wahyu. Ia juga berharap agar keberhasilannya ini menjadi motivasi bagi teman-teman lainnya. “Semoga ini bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman untuk terus istiqomah dalam menjaga hafalan Al-Qur’an dan semangat dalam murojaah,” tambahnya.
Tidak hanya Wahyu, Raudatam Mirriadil Jinan, mahasiswa FAI yang turut serta dalam kategori putri, berhasil menorehkan prestasi sebagai Juara III. Prestasi ini tidak hanya mengharumkan nama UMMAT, tetapi juga menguatkan komitmen FAI dalam membina mahasiswa untuk berprestasi di berbagai bidang, khususnya dalam keahlian menghafal dan memahami Al-Qur’an.
Wakil Dekan II FAI, Mardiyah Hayati, M.Pd., mengungkapkan rasa bangga dan terharunya atas pencapaian para mahasiswa tersebut. “Kami sangat terharu dan bangga dengan capaian dua mahasiswa kami dari Program Studi Pendidikan Bahasa Arab dalam ajang MTQ Mahasiswa Pendidikan Tingkat Nasional 2024 ini. Ini adalah bukti nyata dari kerja keras dan komitmen mereka dalam memperdalamAl-Qur’andi laboratorium Qur’an Centre FAI. Sebagai pembina, kami berharap ilmu dan prestasi ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi dapat menginspirasi dan ditularkan kepada mahasiswa UMMAT secara keseluruhan,” ujar Mardiyah.
Prestasi yang diraih oleh Wahyu dan Raudatam ini tak lepas dari peran pembina Qur’an Centre FAI yang terus membimbing dan mendukung mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur’an. Dukungan dari pihak universitas, mulai dari fasilitas hingga pelatihan, juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan mereka di ajang nasional ini. Mardiyah juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pembina Qur’an Centre FAI yang turut berkontribusi dalam pencapaian ini. “Kami berterima kasih kepada para pembina Qur’an Centre FAI yang senantiasa membimbing dan mendampingi para mahasiswa, serta pihak universitas atas fasilitas yang diberikan sehingga mahasiswa kami dapat meraih prestasi yang luar biasa,” tambahnya.
Pencapaian ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak mahasiswa untuk terus berkompetisi, mengasah kemampuan mereka, dan meningkatkan prestasi di kancah nasional maupun internasional, membawa nama baik UMMAT dan Nusa Tenggara Barat (HUMAS UMMAT).
Mataram, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Korps Sukarela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menunjukkan komitmennya dalam membina generasi muda yang tanggap dan siap siaga dalam menghadapi situasi darurat, melalui Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) yang ke-17, yang dirangkaikan dengan acara pelantikan kepengurusan baru untuk periode 2024/2025. Kegiatan yang mengusung tema “Mewujudkan Regenerasi Pemimpin yang Menjunjung Tinggi Kualitas Keanggotaan dengan Jiwa Persaudaraan” ini bertujuan mencetak generasi relawan yang profesional, berdedikasi, serta memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat (04/11).
Ketua panitia pelaksana, Era Susanti, mengungkapkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 29 peserta calon anggota baru KSR PMI. Para peserta akan mengikuti berbagai pelatihan yang dirancang untuk membentuk keterampilan dasar dalam membantu masyarakat saat menghadapi situasi darurat. Menurut Era, program pelatihan ini tidak hanya fokus pada keahlian teknis, tetapi juga memperkuat mental dan jiwa kemanusiaan para calon anggota.
“Melalui Diklatsar ini, kami berharap bisa mencetak relawan yang memiliki komitmen kuat untuk menjalankan misi kemanusiaan, mampu bekerja di bawah tekanan, serta sigap dalam menghadapi berbagai kondisi,” jelasnya.
Ketua KSR PMI UMMAT, Frasiska Magfiratun Ramadhani, turut menyampaikan harapannya agar kegiatan pelantikan dan Diklatsar ini mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bekerja sama dalam tim dengan baik. Ia menekankan bahwa semangat persaudaraan dan solidaritas adalah fondasi utama dalam menjalankan tugas sebagai relawan. “Harapan saya melalui pelantikan dan Diklatsar ini, semoga tercipta SDM yang berkualitas, baik di kepengurusan 2024/2025 serta calon anggota, yang mampu bekerja sama dengan baik dalam tim,” ujarnya penuh optimisme.
Dr. Erwin, M.Pd., Wakil Rektor III UMMAT, menegaskan bahwa pelantikan dan pembukaan pelatihan ini harus dijadikan refleksi bagi kepengurusan baru. Ia mengingatkan bahwa menjadi pengurus KSR PMI bukan sekadar memegang jabatan, tetapi merupakan amanah besar yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. “Pelantikan dan pembukaan pelatihan ini harus menjadi refleksi bagi kepengurusan baru agar mampu melanjutkan warisan kepengurusan sebelumnya dan mempertahankan eksistensi organisasi. Pengurus saat ini perlu berupaya menciptakan inovasi dan meraih prestasi,” tegasnya.
Rangkaian Diklatsar ini meliputi latihan fisik yang dirancang untuk meningkatkan ketahanan dan kekuatan para calon anggota, pelatihan dasar pertolongan pertama yang memberikan pemahaman mengenai penanganan luka dan cedera, serta penanganan korban bencana yang mencakup evakuasi dan koordinasi dalam kondisi darurat. Para peserta juga diperkenalkan dengan kode etik relawan PMI sebagai pedoman utama dalam bertindak dan berinteraksi dengan masyarakat.
Selain pelatihan teknis, Diklatsar ini juga menekankan pada pentingnya kerja sama dan komunikasi tim melalui simulasi penanganan bencana. Dalam simulasi ini, para peserta harus menghadapi berbagai skenario darurat yang dirancang untuk memberikan pengalaman nyata dan membekali mereka dengan keterampilan manajemen krisis. Melalui kegiatan ini, para calon anggota tidak hanya belajar mengenai teknis pertolongan pertama tetapi juga dihadapkan pada tantangan kepemimpinan dan pengambilan keputusan di lapangan (HUMAS UMMAT).
Mataram, Hanik, seorang mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), telah memulai perjalanan yang mengubah hidupnya dengan berpartisipasi dalam program magang internasional YALA PESAO 1’s Internship Program di Lukmanul Hakim School, Thailand. Program ini berlangsung selama dua bulan dan menawarkan kesempatan unik bagi Hanik untuk memperluas pengetahuan dan pengalamannya dalam lingkungan pendidikan yang berbeda (04/11).
Dalam sesi wawancara sebelum keberangkatan, Hanik menjelaskan bahwa tantangan utama yang dihadapinya adalah proses adaptasi terhadap budaya dan lingkungan baru. “Saya menyadari bahwa setiap negara memiliki cara dan sistem pendidikan yang berbeda. Ini adalah tantangan, tetapi saya berkomitmen untuk belajar dan beradaptasi secepat mungkin,” ujarnya dengan semangat.
Program magang ini tidak hanya bertujuan untuk menambah pengetahuan akademis, tetapi juga memberikan wawasan mengenai praktik pendidikan di negara lain. Hanik berharap dapat mempelajari metode pengajaran yang berbeda dan menerapkannya dalam konteks pendidikan di Indonesia. “Saya ingin membawa pulang pengalaman berharga yang dapat meningkatkan kualitas pengajaran saya di masa depan,” tambahnya.
Hanik juga mengajak teman-teman mahasiswa untuk tetap rendah hati dan tidak merasa lebih baik dari orang lain, mengingatkan bahwa “kita meninggalkan dunia ini dengan tidak membawa apa-apa.” Dia percaya bahwa sikap rendah hati adalah kunci untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang lain dan memperluas jaringan.
Sebagai motivasi untuk mahasiswa yang merasa gengsi dengan nama kampus, Hanik mengungkapkan, “Dimanapun berlian itu berada, berlian tetaplah berlian; ia akan bersinar dengan keindahannya.” Ungkapan ini menunjukkan keyakinannya bahwa kualitas dan potensi diri lebih penting daripada label yang melekat pada institusi pendidikan.
Dekan FKIP UMMAT, Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd., Si., turut menyampaikan harapan besar dari keberangkatan Hanik dalam program ini. “Kami berharap program ini berhasil dan bisa menjadi contoh bagi generasi berikutnya. Jika Hanik sukses menjalankan program ini, tentu saja hal ini akan menjadi daya tarik promosi yang luar biasa bagi FKIP UMMAT dan menarik perhatian calon mahasiswa baru. Kami juga berharap Hanik dapat terus menjaga komunikasi dengan kami, baik dengan Wakil Dekan II maupun Ketua Program Studi, sehingga perkembangan di Thailand dapat kami pantau dengan baik,” ujarnya.
Wakil Dekan II FKIP UMMAT, Dr. Candra, M.Pd., juga memberikan tanggapannya terkait keberangkatan Hanik. “Keberangkatan mahasiswa kami ini merupakan harapan besar untuk kami di FKIP. Kami mendorong mahasiswa untuk dapat mengikuti program-program nasional, ASEAN, maupun internasional. FKIP selalu mendukung program-program ini dan secara konsisten mengirim mahasiswa untuk program internasional, seperti KKN Internasional di Malaysia sebelumnya, dan sekarang ke Thailand. Kami bangga dapat memberikan kesempatan ini kepada mahasiswa kami yang berprestasi.” bangganya.
Dr. Candra menambahkan bahwa proses seleksi untuk program ini sangat ketat, terutama dalam hal kemampuan berbahasa, yang menjadi salah satu syarat utama. “Hanik adalah mahasiswa berprestasi yang diterima di UMMAT melalui beasiswa LPDP. Kami berharap semoga nantinya di Thailand, Hanik dapat mengharumkan nama FKIP dan UMMAT,” ujarnya. “FKIP berkomitmen untuk terus mengirim mahasiswa untuk mengikuti program serta kompetensi di skala lokal, nasional, dan bahkan internasional. Kami berharap mahasiswa kami terus mengasah kemampuan berbahasa mereka sehingga program ini dapat berlanjut di masa depan”, tambahnya.
Hanik berangkat dengan penuh semangat dan tekad untuk memanfaatkan setiap kesempatan dalam program ini. Dengan harapan dapat memberikan dampak positif tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk komunitas pendidikan di UMMAT, Hanik siap menjadikan pengalaman ini sebagai batu loncatan menuju masa depan yang gemilang (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menjadi tuan rumah dalam Mobility Program Batch #3, sebuah program pertukaran mahasiswa yang diinisiasi oleh Obat Apps dan didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Program ini bertujuan untuk memperkuat hubungan antarperguruan tinggi di Indonesia dan menyediakan pengalaman pembelajaran lintas budaya yang memperkaya wawasan mahasiswa dari berbagai daerah (04/11).
Kegiatan ini dihadiri oleh para tamu dari Stikes Samarinda, yaitu Dr. apt. Eka Siswanto Syamsul, M.Sc., selaku Ketua Badan Penjaminan Mutu Stikes Samarinda sekaligus dosen Farmasi, bersama dengan dua mahasiswa delegasi, Muhammad Donny Sutanto dan Sigit Candra Wicaksono. Sambutan hangat diberikan oleh Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UMMAT, apt. Nurul Qiyaam, M.Farm., Klin., mengungkapkan harapan besar akan kemitraan yang semakin erat antara UMMAT dan Stikes Samarinda. Menurut Nurul, kegiatan ini tidak hanya memberikan nilai tambah bagi mahasiswa tetapi juga memperkokoh hubungan persahabatan antar lembaga pendidikan tinggi.
Dr. apt. Eka Siswanto Syamsul, M.Sc., menjelaskan dua tujuan utama dari Mobility Program ini. Pertama, untuk meningkatkan wawasan kebangsaan, integritas, dan solidaritas antar mahasiswa Indonesia melalui pengalaman lintas budaya yang berbeda dari lingkungan kampus mereka sendiri. Kedua, untuk mengasah kemampuan kepemimpinan dan keterampilan soft skills mahasiswa, yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan di dunia kerja yang semakin global. “Mobilitas mahasiswa antaruniversitas seperti ini adalah langkah strategis untuk membentuk mahasiswa yang tidak hanya terampil secara akademis, tetapi juga memiliki perspektif nasional yang luas dan keterampilan kepemimpinan yang kuat,” ujarnya.
Wakil Rektor 1 UMMAT, Dr. Harry Irawan Johary, S.Hut., M.Si., menyampaikan dukungan penuh UMMAT terhadap program ini. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi dan inovasi dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas, serta kesiapan UMMAT untuk menjadi bagian dari upaya nasional dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggi. Dalam suasana hangat dan penuh semangat, Dekan FIK UMMAT menyerahkan cinderamata kepada perwakilan dari Stikes Samarinda, sebagai simbol persahabatan dan penghormatan.
Selain sambutan dan sesi seremonial, acara ini juga diisi dengan pemaparan profil UMMAT, yang memberikan pandangan umum tentang visi, misi, dan program-program unggulan UMMAT. Tak hanya itu, sesi sharing knowledge menjadi bagian yang sangat berkesan, di mana mahasiswa dari UKMF FIK UMMAT dan STIKSAM bergantian berbagi wawasan institusional serta pengalaman mereka di organisasi kemahasiswaan (Ormawa). Sesi ini memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk saling belajar tentang kegiatan dan budaya organisasi masing-masing, yang tentunya memperkaya pengalaman lintas kampus.
Kegiatan Mobility Program ini diakhiri dengan tur kampus yang memberikan kesempatan kepada delegasi dari Stikes Samarinda untuk melihat lebih dekat fasilitas-fasilitas pembelajaran yang tersedia di UMMAT, seperti ruang-ruang kelas, laboratorium, dan berbagai fasilitas penunjang lainnya. Tur ini tidak hanya berfungsi sebagai orientasi, tetapi juga memberikan gambaran langsung tentang lingkungan belajar yang mendukung perkembangan akademik dan keterampilan praktis mahasiswa UMMAT.
Program Mobility Batch #3 ini diharapkan dapat menjadi cikal bakal kolaborasi lebih lanjut antara UMMAT dan Stikes Samarinda, serta memperkaya wawasan mahasiswa tentang keberagaman budaya Indonesia. Selain itu, melalui pengalaman ini, mahasiswa diharapkan mampu membangun jaringan dan hubungan baik yang dapat menjadi modal sosial dalam karier mereka di masa depan. Inisiatif seperti ini menunjukkan komitmen kuat dari kedua institusi dalam mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional, yakni mencetak generasi yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kebangsaan yang kuat (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) gelar Penandatanganan Perjanjian Kerjasama dan Kuliah Umum antara Fakultas Hukum, Fakultas Teknik UMMAT bersama Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU). Acara ini dihadiri oleh perwakilan pimpinan UMMAT, pihak KPPU, serta dosen dan mahasiswa. Kerjasama ini menjadi langkah awal dalam membangun pemahaman bersama mengenai pentingnya persaingan usaha yang sehat sebagai landasan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan (31/10/2024).
Dr. Zaenuddin, M.Pd.I., Wakil Rektor IV UMMAT yang mewakili Rektor UMMAT, mengucapkan rasa syukur atas kehadiran KPPU di kampus UMMAT. Ia menyoroti perjalanan UMMAT yang kini telah berusia 44 tahun, dengan jumlah mahasiswa mencapai 10.700, tersebar di tujuh fakultas dan termasuk program PPG. “Visi UMMAT untuk menjadi universitas yang Islami, unggul, dan berdaya saing di kawasan ASEAN adalah tantangan besar. Namun, melalui kolaborasi seperti ini, tantangan tersebut dapat lebih mudah dicapai,” ungkapnya. Ia menambahkan, “Alhamdulillah hari ini KPPU hadir untuk menjalin MoU dengan Fakultas Hukum dan Fakultas Teknik UMMAT, yang semoga menjadi langkah baik bagi kita semua.” tambahnya.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama KPPU, Daswin Nur, SE., ME., memberikan apresiasi terhadap UMMAT yang menyambut baik inisiatif kerjasama ini. Ia menekankan pentingnya menciptakan budaya usaha yang sehat dan logis, selaras dengan upaya pemerintah untuk mendukung iklim kompetisi yang adil. “Harapan kami, kolaborasi ini akan melahirkan banyak hal positif dan bermanfaat bagi kedua belah pihak, khususnya dalam upaya edukasi publik mengenai regulasi dan penegakan persaingan usaha di Indonesia,” tutur Daswin. Ia juga mengajak mahasiswa untuk aktif berpartisipasi dalam mewujudkan persaingan usaha yang sehat melalui praktik dan kajian akademik.
Acara dilanjutkan dengan Kuliah Umum bertajuk “Tugas dan Fungsi KPPU untuk Ekonomi Berkemajuan” yang disampaikan oleh Dr. Rhido Jusmadi, SH., MH., Komisioner Anggota KPPU. Dr. Rhido menjelaskan berbagai aspek dari tugas KPPU dalam mengawasi persaingan usaha di Indonesia, mulai dari regulasi, penegakan hukum, hingga penanganan berbagai kasus monopoli dan praktik kartel yang merugikan konsumen. “KPPU berperan penting dalam memastikan iklim usaha tetap kompetitif. Dengan kompetisi yang sehat, kita dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan,” ujarnya.
Mahasiswa yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi selama kuliah umum, mengajukan pertanyaan terkait berbagai isu seperti perlindungan konsumen, regulasi persaingan usaha, dan tantangan dalam mengawasi perusahaan besar yang mendominasi pasar. Diskusi yang berlangsung aktif tersebut menunjukkan tingginya ketertarikan mahasiswa terhadap isu persaingan usaha yang diatur oleh KPPU.
Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat bagi civitas akademika UMMAT tetapi juga memperkaya wawasan mahasiswa terkait isu-isu hukum dan persaingan usaha. Dr. Zaenuddin menyatakan bahwa UMMAT terbuka terhadap peluang kerjasama lebih lanjut dengan KPPU di bidang riset dan pelatihan yang akan melibatkan mahasiswa dan dosen untuk mendalami studi kasus dan analisis peraturan persaingan usaha di Indonesia (HUMAS UMMAT).