Denpasar, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat regional. Pada ajang LLDIKTI AWARD 2025 yang diselenggarakan oleh LLDIKTI Wilayah VIII, UMMAT sukses meraih empat kategori penghargaan sekaligus, sebuah capaian yang menegaskan kemajuan signifikan kampus ini dalam mutu akademik, tata kelola, dan kontribusi pengabdian kepada masyarakat. Penganugerahan yang berlangsung pada 11 Desember 2025 di Auditorium Widya Sabha Utama, Universitas Marwadewa, Denpasar itu dihadiri pimpinan perguruan tinggi dari wilayah Bali dan NTB.
LLDIKTI AWARD merupakan ajang bergengsi yang memberikan apresiasi kepada perguruan tinggi atas upaya peningkatan kualitas layanan pendidikan, penguatan akreditasi, riset, serta pelaksanaan program strategis kementerian. Tahun ini, UMMAT tampil menonjol melalui empat penghargaan utama. Salah satunya adalah Kategori Terbaik 1 Persentase Program Studi dengan Akreditasi Unggul Terbanyak di NTB, yang menunjukkan keberhasilan UMMAT dalam meningkatkan kualitas akademik melalui penyempurnaan kurikulum, peningkatan kompetensi dosen, serta penguatan fasilitas pembelajaran.
UMMAT juga meraih Kategori Terbaik 3 Program Pengabdian kepada Masyarakat Skema Pemberdayaan Berbasis Wilayah dan Kewirausahaan (Multi Tahun). Penghargaan ini diberikan atas keberhasilan UMMAT mengembangkan program pemberdayaan yang berkelanjutan dan berdampak bagi masyarakat, termasuk penguatan UMKM, peningkatan kapasitas masyarakat desa, dan pendampingan kewirausahaan. Selain itu, UMMAT memperoleh Kategori Terbaik 2 Perguruan Tinggi dengan Pemenang Terbanyak dalam PKM 8 Bidang Tahun 2025, yang mencerminkan tumbuhnya budaya inovasi dan kreativitas mahasiswa melalui pembinaan intensif serta dukungan sivitas akademika.
Penghargaan keempat adalah Kategori Terbaik 3 dalam Fasilitasi Sarana dan Prasarana untuk Mendukung Kegiatan Kementerian dan LLDIKTI VIII di Wilayah NTB, menegaskan bahwa UMMAT bukan hanya berkembang secara internal, tetapi juga berperan aktif memberikan dukungan kelembagaan melalui penyediaan fasilitas dan berbagai sarana bagi kegiatan kementerian maupun LLDIKTI.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyampaikan rasa syukur atas capaian tersebut serta memberikan apresiasi kepada seluruh civitas akademika. “Alhamdulillah, empat penghargaan ini adalah bukti kesungguhan UMMAT dalam melakukan transformasi menuju perguruan tinggi yang unggul dan berdaya saing. Prestasi ini tidak hadir secara instan, tetapi melalui kerja keras, komitmen, dan kolaborasi seluruh elemen kampus. Kami sangat berterima kasih kepada dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan seluruh pemangku kebijakan yang terus berkontribusi memajukan UMMAT,” ujarnya.
Beliau menambahkan bahwa penghargaan ini menjadi motivasi kuat bagi UMMAT untuk terus meningkatkan mutu melalui inovasi, riset, dan penguatan akreditasi, serta memperkuat peran pengabdian kepada masyarakat. “Ke depan, UMMAT akan terus memperkokoh tata kelola akademik, memperbanyak program unggulan, dan memperluas kerja sama dengan pemerintah, industri, serta lembaga nasional dan internasional. Kami ingin memastikan bahwa UMMAT menjadi kampus yang adaptif, responsif, dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa dan persyarikatan Muhammadiyah,” tegasnya. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan penuh khidmat menggelar Resepsi Milad ke-113 Muhammadiyah di Auditorium H. Anwar Ikraman, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), pada Rabu (10/12/2025). Dengan mengusung tema “Memajukan Kesejahteraan Bangsa” , Muhammadiyah mempertegas komitmennya sebagai gerakan dakwah dan pemberdayaan yang terus berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, baik secara fisik maupun spiritual.
Acara resepsi ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, di antaranya Gubernur NTB yang diwakili Kepala Bakesbangpoldagri NTB, sesepuh Muhammadiyah, perwakilan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Rektor UNU NTB, Rektor Unram, serta seluruh pimpinan amal usaha Muhammadiyah se-NTB.
Ketua PWM NTB, Dr. H. Falahuddin, M.Ag., dalam sambutannya menjelaskan bahwa kesejahteraan yang dimaksud dalam tema milad tahun ini bukan hanya terkait aspek material, namun juga spiritual.
“Sejahtera lahir batin, jasmani dan rohani. Tidak boleh hanya jasmaninya saja, tidak boleh hanya kaya secara material. Tetapi kita juga harus kaya secara spiritual. Itulah tugas kita sebagai kader Muhammadiyah: mensejahterakan bangsa,” tegasnya.
Ia juga mengajak seluruh kader untuk memperkuat kepedulian sosial dengan membantu saudara-saudara yang sedang tertimpa musibah di wilayah Sumatra dan Aceh. “Kita sebagai warga Muhammadiyah harus berpartisipasi dan memberikan kontribusi terbaik bagi mereka,” ujarnya.
Dalam momentum milad ini, PWM NTB turut meluncurkan Buku Sejarah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah NTB. Falahuddin menyampaikan bahwa meskipun Muhammadiyah telah hadir di NTB sejak sekitar 90 tahun lalu, rekam jejak sejarahnya belum terdokumentasikan secara utuh. Peluncuran ini diharapkan menjadi bukti tertulis tentang perjalanan panjang Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di NTB.
“Insyaallah, tahun ini kita akan memiliki buku sejarah Muhammadiyah yang merekam jejak persyarikatan kita di NTB,” ungkapnya.
Selain buku sejarah, PWM NTB juga memperkenalkan e-KTAM (Kartu Tanda Anggota Muhammadiyah) sebagai inovasi digitalisasi data keanggotaan agar lebih modern, sistematis, dan transparan.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., dalam sambutannya menegaskan komitmen UMMAT untuk terus mendukung program dan gerakan Muhammadiyah di NTB.
“Mudah-mudahan dengan momentum Milad ke-113 ini, UMMAT semakin kuat dalam memberikan dukungan penuh terhadap seluruh kegiatan persyarikatan di NTB,” ujarnya.
Ketua Panitia Milad, Dr. Mukhlishin, M.Si., menyampaikan bahwa sebelum resepsi milad, telah digelar berbagai kegiatan, di antaranya seminar, lomba pidato, kunjungan tokoh Muhammadiyah, jalan sehat, pemeriksaan kesehatan gratis, donor darah, serta pembagian doorprize.
“Tahun ini ada yang istimewa, yaitu pemberian hadiah umrah gratis dari PT Nabila Cahaya Ilahi,” ungkapnya.
Sebagai penutup rangkaian milad, PWM NTB juga akan mengadakan kemah kader sebagai ruang pembinaan dan konsolidasi ideologis bagi generasi muda Muhammadiyah.
Mukhlishin menegaskan bahwa seluruh rangkaian kegiatan ini merupakan bukti bahwa Muhammadiyah selalu hadir, bergerak, dan memberi manfaat bagi umat dan bangsa.
Gubernur NTB melalui Kepala Bakesbangpoldagri NTB, Ruslan Abdul Gani, menyampaikan ucapan selamat Milad ke-113 Muhammadiyah dan apresiasi atas kontribusi besar Muhammadiyah dalam membangun masyarakat.
“Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan bagi seluruh keluarga besar Muhammadiyah yang telah memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan masyarakat dan bangsa, khususnya di NTB,” ucapnya.
Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung program-program Muhammadiyah yang telah terbukti memberikan manfaat luas bagi masyarakat.
Acara resepsi milad ditutup dengan tausiah oleh Ketua PP Muhammadiyah, dr. H. Agus Taufiqurrahman, M.Kes., yang memberikan penguatan spiritual dan pemantik semangat gerakan dakwah Muhammadiyah ke depan. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali menunjukkan kiprah nyata dalam isu perlindungan perempuan dan anak melalui penyelenggaraan Seminar Nasional bertajuk “Zakat untuk Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak: Peluang, Tantangan dan Skema Penguatan Perlindungan” yang berlangsung di Aula Lantai 3 Rektorat Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), Selasa (9/12/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Semarak Milad Muhammadiyah ke-113 Tahun yang mengusung semangat dakwah berkemajuan dan penguatan peran sosial umat Islam.
Seminar ini menghadirkan pembicara yang kompeten dalam bidang kajian keislaman dan isu perlindungan perempuan dan anak, yakni Dr. Mukhlisin, M.S.I. (Wakil Dekan I Fakultas Agama Islam UMMAT) serta Yulianti Muthmainnah, S.H.I., M.Sos. (PSIPP ITB Ahmad Dahlan Jakarta). Bertindak sebagai moderator ialah Prof. Dr. Nikmatullah, MA. dari LPPA PWA NTB. Hadir dalam kegiatan ini PWM NTB, PWA NTB, Rektor dan jajaran pimpinan UMMAT, serta Ortom Muhammadiyah se-NTB.
Dalam sambutan pembuka, Ketua PWA NTB yang diwakili Wakil Ketua Hj. Tri Nuryati, S.Pd., mengapresiasi penyelenggaraan seminar sekaligus menyampaikan komitmen ‘Aisyiyah dalam memberikan kontribusi nyata bagi perlindungan perempuan dan anak, khususnya melalui pendekatan zakat sebagai instrumen pemberdayaan sosial.
“Ini merupakan kegiatan dan kesempatan yang luar biasa bagi kami di ‘Aisyiyah. In syaa Allah kami akan siap melaksanakan tugas yang mulia ini dengan melanjutkan kerjasama bersama PSIPP ITB Ahmad Dahlan Jakarta,” ungkapnya.
Direktur PSIPP ITB Ahmad Dahlan Jakarta, Dr. Mukhaer Pakkana, S.E., M.M., dalam paparannya menyebutkan bahwa lembaganya telah mengembangkan hasil kajian berkaitan dengan kearifan lokal dalam relasi keluarga. Temuan tersebut menjadi landasan untuk merumuskan kebijakan yang lebih efektif dalam perlindungan perempuan dan anak melalui zakat.
“Kami menemukan sejumlah hasil studi terkait local wisdom dalam relasi antar keluarga yang sangat berpotensi dijadikan dasar skema perlindungan sosial melalui optimalisasi zakat,” jelasnya.
Sementara itu Ketua PWM NTB, Dr. H. Falahuddin, M.Ag., memberikan perspektif historis seputar perkembangan umat Islam, yang dinilai dapat menjadi refleksi dalam menghadapi persoalan kekerasan berbasis gender di era kontemporer.
“Dalam perjalanan sejarah umat, terdapat tokoh yang menulis kitab Al-Milal wa An-Nihal (Agama-agama dan Sekte-sekte). Dari sana kita belajar bahwa umat Islam berkembang dalam berbagai mazhab, namun tetap dipersatukan oleh nilai kemanusiaan dan keadilan,” tegasnya.
Melalui seminar ini, PWA NTB berharap diskursus mengenai penggunaan zakat tidak hanya berhenti pada aspek ibadah, tetapi juga diperluas menuju fungsi strategis zakat sebagai instrumen perlindungan sosial dan penguatan hak-hak perempuan dan anak. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi ruang kolaboratif antara ‘Aisyiyah, UMMAT, dan perguruan tinggi nasional sebagai wujud dakwah yang mendorong transformasi sosial dan keadilan berbasis nilai Islam berkemajuan. (HUMAS UMMAT)
YOGYAKARTA – Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Forum Humas Perguruan Tinggi Muhammadiyah–‘Aisyiyah (PTMA) resmi dibuka di Hotel Grand Rohan, Yogyakarta, Jumat (5/12/2025). Kegiatan ini menjadi momentum strategis bagi insan kehumasan PTMA untuk memperkuat sinergi dan inovasi dalam menghadapi tantangan komunikasi di era digital.
Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) turut ambil bagian sebagai peserta aktif dalam forum nasional tersebut. Kabag Humas dan Protokoler UMMAT, Habiburrahman, M.Pd., hadir langsung mewakili institusi. Ia menegaskan bahwa keikutsertaan UMMAT dalam Rakornas ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kompetensi kami membangun reputasi digital kampus yang efektif. “Kami menyadari bahwa peran humas saat ini tidak lagi sekadar menyampaikan informasi, tetapi menjadi garda terdepan dalam membangun citra dan kepercayaan publik. Rakornas ini penting bagi kami dalam memperkuat jejaring dan langkah strategis komunikasi membangun citra institusi,” ujar Habib.
Lebih lanjut ia menjelaskan relevansi materi pelatihan dalam memperkuat kompetensi kami di era digital. “Materi-materi yang dibahas sangat relevan kompetensi kami dengan tantangan kehumasan saat ini, terutama terkait branding kampus, strategi konten, dan pemanfaatan teknologi berbasis AI. Ini akan menjadi bekal bagi UMMAT untuk terus berbenah dan berinovasi,” ungkapnya.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. Irwan Akib, dalam amanatnya menegaskan bahwa fungsi kehumasan di PTMA tidak lagi sekadar menyebarkan informasi kegiatan. Di tengah persaingan ketat penerimaan mahasiswa baru dan derasnya arus komunikasi digital, humas berperan sebagai penentu terbentuknya persepsi publik terhadap institusi. “Peran humas sangat krusial, yaitu harus mampu membranding perguruan tinggi. Oleh karena itu, mari sama-sama mengemas informasi dan kelebihan yang ada di kampus agar masyarakat dan stakeholder tertarik dengan perguruan tinggi Muhammadiyah dan ’Aisyiyah,” ujarnya.
Rakornas tahun 2025 menghadirkan rangkaian materi yang komprehensif dan strategis. Peserta mendapatkan penguatan mengenai Peran Strategis Humas PTMA dalam membangun citra institusi, dilanjutkan pembahasan Tantangan Perguruan Tinggi Swasta di Era Gempuran PTNBH, yang menyoroti pentingnya diferensiasi, positioning, serta kualitas komunikasi publik agar PTMA tetap kompetitif. Materi berikutnya mengupas Analisis Strategi Humas PTMA Berbasis Artificial Intelligence (AI), yang menekankan pemanfaatan teknologi untuk optimalisasi manajemen konten, monitoring isu, dan percepatan layanan informasi.
Materi selanjutnya membahas Media Sosial dan Sasaran Konten bagi Perguruan Tinggi, termasuk standar penyusunan konten yang informatif, humanis, dan sesuai tren digital. Forum juga mengupas Media Relations di Era Media Sosial, yang menegaskan peran humas dalam menjaga hubungan baik dengan media, sekaligus mengelola arus informasi agar tetap kredibel di tengah maraknya disinformasi. Selain itu, para narasumber turut memaparkan Best Practice Pengelolaan Humas di PTMA, yang berisi studi kasus dan strategi terbaik dalam penguatan reputasi kampus.
Peserta terlibat dalam diskusi mendalam terkait penguatan kolaborasi antar-PTMA, penyusunan standar operasional humas, serta pengembangan strategi komunikasi publik yang lebih terstruktur dan terukur. Diskusi tersebut menghasilkan sejumlah rumusan tindak lanjut untuk memperkuat kompetensi dan sinergi kehumasan PTMA di seluruh Indonesia. Melalui keikutsertaan dalam Rakornas ini, UMMAT berharap kapasitas humas semakin meningkat dalam menyajikan informasi yang kredibel, membangun citra kampus yang unggul, serta berkontribusi dalam menciptakan ekosistem komunikasi publik yang profesional dan berkemajuan di lingkungan PTMA. UMMAT berkomitmen untuk terus mendukung inovasi kehumasan sebagai bagian dari upaya mewujudkan perguruan tinggi yang adaptif, kompetitif, dan berdaya saing. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Kantor Urusan Internasional dan Kerjasama (KUIK) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menggelar Seminar Internasional bertema “Internationalizing the Mindsets of Students and Staff of UMMAT to Build a More Globally Impactful Campus” pada Kamis, 27 November 2025, bertempat di Auditorium H. Anwar Ikraman UMMAT. Kegiatan ini merupakan salah satu ikhtiar strategis UMMAT dalam memperkuat arah pengembangan kampus berbasis global engagement sekaligus meneguhkan peran sebagai perguruan tinggi Islam berkemajuan di kancah internasional.
Seminar internasional ini dirancang berlangsung selama dua hari. Hari pertama, 27 November 2025, difokuskan bagi dosen dan staf di lingkungan UMMAT. Adapun hari kedua, 28 November 2025, dikhususkan bagi unsur lembaga kemahasiswaan, yang meliputi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Hizbul Wathan (HW), Tapak Suci (TS), serta Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) di seluruh fakultas.
Melalui pola pelaksanaan dua hari ini, KUIK ingin memastikan bahwa proses internasionalisasi di UMMAT menyentuh seluruh lapisan sivitas akademika, mulai dari jajaran dosen dan tenaga kependidikan hingga mahasiswa sebagai generasi penerus dan duta kampus di masa depan.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., menyampaikan apresiasi dan rasa bahagia atas terselenggaranya seminar internasional ini. Beliau secara khusus menyampaikan selamat datang kepada Mr. Andrew Ezekiel, dosen nasional dari Universiti Singapore sekaligus perwakilan Knosmosis LLP Singapore, yang diundang sebagai narasumber utama.
Rektor menegaskan bahwa kehadiran narasumber internasional bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari komitmen nyata UMMAT untuk membuka ruang kolaborasi global. “Atas nama keluarga besar Universitas Muhammadiyah Mataram, kami menyampaikan selamat datang kepada Mr. Andrew Ezekiel. Beliau merupakan ahli dalam pengembangan global mindset, inovasi pembelajaran, dan penguatan kapasitas sumber daya manusia di perguruan tinggi. Melalui seminar ini, kami berharap dosen, staf, dan mahasiswa UMMAT semakin terdorong untuk berpikir global, bekerja profesional, dan tetap berpegang pada nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan,” ujar Rektor.
Lebih lanjut, Rektor menekankan bahwa internasionalisasi tidak hanya diukur dari banyaknya kerja sama luar negeri, tetapi juga dari cara pandang dan budaya kerja di lingkungan kampus. “Internasionalisasi itu bermula dari mindset. Ketika cara pandang kita sudah terbuka, budaya kerja kita berubah, dan kita mulai membiasakan standar global dalam aktivitas akademik, maka secara perlahan UMMAT akan mencatatkan jejaknya di dunia internasional. Di sinilah pentingnya seminar seperti ini, yang tidak hanya memberi pengetahuan, tetapi juga menginspirasi perubahan,” tambahnya.
Dalam sesi pemaparan, Mr. Andrew Ezekiel menjelaskan secara komprehensif mengenai pentingnya global mindset di lingkungan perguruan tinggi. Ia mengawali dengan menggambarkan dinamika dunia pendidikan tinggi yang kian kompetitif dan saling terhubung lintas negara.
Menurutnya, perguruan tinggi seperti UMMAT memiliki peluang besar untuk berkontribusi di tingkat global jika berani mengubah cara pandang dan membuka diri terhadap kolaborasi internasional. “Untuk membangun kampus yang berdampak secara global, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengubah mindset. Dosen dan staf perlu melihat diri mereka sebagai bagian dari komunitas akademik dunia, bukan hanya sebagai pengajar atau pengelola di satu wilayah tertentu. Dari pemanfaatan platform digital, kolaborasi riset lintas negara, hingga keberanian tampil dalam forum internasional, semua itu berawal dari mindset yang terbuka,” jelas Mr. Andrew.
Ia juga menegaskan bahwa internasionalisasi bukan berarti meninggalkan jati diri lokal maupun nilai-nilai keislaman yang dianut UMMAT, melainkan bagaimana menghadirkan nilai-nilai tersebut di panggung global. “UMMAT memiliki kekhasan sebagai kampus Islam berkemajuan. Itu adalah kekuatan, bukan batasan. Tantangannya adalah bagaimana menjadikan kekhasan itu sebagai nilai tambah di tingkat internasional, misalnya dalam kajian keislaman kontemporer, pendidikan, sosial, maupun kemanusiaan,” sambungnya.
Kepala KUIK UMMAT, Asbah, M.Hum., menyampaikan bahwa internasionalisasi adalah jalan utama menuju transformative university sebuah kampus yang tidak hanya mengikuti perubahan dunia, tetapi turut membentuknya. Perubahan mindset menjadi fondasi utama: membuka pikiran, melampaui batas, dan menjadikan setiap sivitas akademika agen transformasi global.
Dengan mindset yang terbuka terhadap kolaborasi internasional, UMMAT diharapkan tidak sekadar tumbuh, tetapi melompat menuju masa depan yang lebih berpengaruh dan bermartabat di panggung dunia. (HUMAS UMMAT)
Dimohon kepada seluruh peserta untuk hadir 30 menit sebelum acara dimulai, membawa berkas pendukung yang diperlukan, dan berpakaian rapi serta sopan sesuai ketentuan UMMAT.