Mataram , Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menggelar agenda tahunan terbesar bagi mahasiswa baru, yakni Masa Ta’aruf (MASTA) dan Pekan Ta’aruf (PETA) atau MAPETA 2025, yang resmi dibuka pada Senin, 1 September 2025, di Lapangan utama UMMAT. Acara yang mengusung tema “Mewujudkan Mahasiswa yang Produktif, Kompetitif, Unggul, dan Berdampak” ini menjadi pintu gerbang awal bagi 1.985 mahasiswa baru Tahun Akademik 2025/2026 dalam memulai perjalanan akademik mereka.
Suasana pembukaan MAPETA berlangsung meriah sejak pagi. Ribuan mahasiswa baru memenuhi Lapangan UMMAT dengan balutan atribut seragam putih-hitam, menunjukkan semangat persatuan dan kebersamaan. Sebelum acara resmi dimulai, para peserta disuguhkan pra-acara yang sarat makna dan hiburan, antara lain penampilan Tari Wonderland yang menampilkan kekayaan budaya Nusantara, drama Ortom yang menggambarkan identitas kader Muhammadiyah, serta persembahan musik yang menambah semarak suasana.
Ketua Panitia MAPETA 2025, Drs. Amil, MM, dalam laporannya menyampaikan bahwa jumlah mahasiswa baru UMMAT tahun ini mencapai 1.985 orang, dengan 1.926 mahasiswa mengikuti kegiatan MAPETA pada hari ini. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini akan berlangsung selama enam hari penuh, meliputi dua hari MASTA, dua hari PETA tingkat universitas, dan dua hari PETA tingkat fakultas, yang akan berpusat di dua titik yakni Lapangan FKIP dan Lapangan FIK, kecuali PETA Fakultas akan dilangsungkan di fakultas masing-masing.
Ia juga menambahkan bahwa Rangkaian kegiatan ini dirancang untuk membekali mahasiswa baru dengan wawasan akademik, penguatan nilai-nilai keislaman, serta semangat kebersamaan, sehingga mereka siap menjalani kehidupan kampus dengan optimal.
Ketua Korkom IMM UMMAT, Zainul Arifin, menegaskan pentingnya mahasiswa baru memanfaatkan momentum MAPETA untuk menanamkan nilai keislaman, kepemimpinan, dan militansi intelektual. Ia juga mengajak mahasiswa baru untuk aktif bergabung dalam Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah, seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Hizbul Wathan, dan Tapak Suci. “Selain Ortom, di UMMAT tersedia berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bisa menjadi wadah bagi kalian untuk belajar, berproses, dan mengembangkan minat bakat. Semuanya bisa menjadi ruang kalian menempa diri menjadi pribadi yang tangguh dan bermanfaat,” ujarnya penuh semangat.
Presiden Mahasiswa UMMAT, Supriadin, turut memberikan motivasi kepada para mahasiswa baru. Ia menekankan bahwa MAPETA bukan sekadar kegiatan pengenalan kampus, melainkan titik awal perjalanan panjang menuju pencapaian prestasi. “MAPETA adalah gerbang untuk membangun jati diri sebagai mahasiswa UMMAT. Jadilah mahasiswa yang tidak hanya hadir di kelas, tetapi juga aktif di masyarakat, memberi dampak nyata, dan berani bersaing secara nasional maupun global. Momentum ini harus kita manfaatkan untuk menyiapkan diri menjadi generasi emas Indonesia 2045 yang manca negara,” tegas Supriadin.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., dalam pidato pembukaannya memberikan sambutan hangat kepada seluruh mahasiswa baru. Ia menegaskan bahwa UMMAT terus berkembang menjadi perguruan tinggi yang unggul dan inklusif. “UMMAT berdiri sejak tahun 1980. Kini, di usia ke-45 tahun, UMMAT telah memiliki 8 fakultas, 37 program studi, dengan 5 prodi yang sudah unggul. Tahun ini kita kedatangan 14 mahasiswa asing dari Ghana, Nigeria, Yaman, dan Sudan. Bahkan ada 3 mahasiswa non-Muslim dari Ghana yang ikut belajar di sini. Hal ini menunjukkan bahwa UMMAT adalah kampus yang inklusif, terbuka bagi siapa saja, dan tidak eksklusif,” ujarnya.
Rektor juga memperkenalkan mahasiswa asing yang hadir, sebagai bentuk penegasan bahwa UMMAT sebagai kampus berwawasan internasional. Selain itu, Rektor juga memberikan penghargaan (reward) kepada mahasiswa berprestasi yang telah mengharumkan nama kampus di tingkat nasional maupun internasional, baik di bidang akademik, penelitian, olahraga, maupun seni.
Beliau juga menambahkan bahwa tahun depan, UMMAT menargetkan kedatangan mahasiswa asing dari Maroko, sekaligus berharap pada tahun 2026 akreditasi perguruan tinggi UMMAT dapat meningkat menjadi Unggul.
Kegiatan MAPETA 2025 akan berlangsung hingga enam hari mendatang dengan agenda yang dirancang untuk memperkuat karakter, ilmu, dan iman mahasiswa baru. Melalui MAPETA, UMMAT berharap dapat mencetak generasi mahasiswa yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter Islami, siap bersaing secara global, dan mampu memberi kontribusi nyata bagi bangsa dan umat.
“Manfaatkanlah masa kuliah untuk belajar dengan sungguh-sungguh, berorganisasi, dan terus berprestasi. Jadilah mahasiswa yang produktif, kompetitif, unggul, dan berdampak. Dari sinilah langkah kalian dimulai, menuju masa depan yang lebih cerah,” tutup Rektor Abdul Wahab. (HUMAS UMMAT)
Jakarta, Semarak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Istana Negara, Jakarta, menjadi momen bersejarah bagi seluruh rakyat Indonesia. Salah satu yang turut merasakan kebanggaan luar biasa adalah Annisa, mahasiswi Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), yang dipercaya menjadi bagian dari penampilan seni budaya pada prosesi penurunan bendera.
Annisa, kelahiran Dompu, 4 Juni 2003, tampil bersama 209 penari lainnya membawakan tarian kolosal bertajuk “The Spirit of Sasambo”. Tarian ini menampilkan keindahan dan harmoni budaya dari tiga etnis besar di Nusa Tenggara Barat, yaitu Sasak, Samawa, dan Mbojo. Kehadiran penampilan ini di panggung nasional menjadi wujud nyata kekayaan budaya NTB yang mendapat kesempatan istimewa untuk ditampilkan dalam acara kenegaraan tertinggi.
Bagi Annisa, kesempatan ini bukan hanya sekadar pengalaman menari, melainkan juga sebuah kehormatan dan kebanggaan besar. “Kesan dari saya pastinya bangga sama diri sendiri bisa tampil dan sekaligus mewakili provinsi NTB untuk tampil pada saat penurunan bendera HUT RI yang ke-80 di Istana Negara,” ungkapnya dengan penuh rasa haru.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., turut menyampaikan apresiasi tinggi atas prestasi mahasiswi UMMAT tersebut. “Partisipasi Annisa di Istana Negara adalah sebuah kebanggaan besar, bukan hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi Universitas Muhammadiyah Mataram dan masyarakat NTB. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa UMMAT mampu mengukir prestasi di tingkat nasional, tidak hanya dalam bidang akademik, tetapi juga dalam pelestarian seni dan budaya bangsa,” tuturnya.
Penampilan Annisa dan tim penari dari NTB mendapat apresiasi luas dari hadirin yang memadati Istana Negara. Kehadiran tarian “The Spirit of Sasambo” tidak hanya memperkaya nuansa upacara, tetapi juga mempertegas bahwa keberagaman budaya Indonesia adalah kekuatan bangsa yang harus terus dilestarikan.
Melalui pengalaman istimewa ini, Annisa berharap bisa terus berkontribusi, baik di bidang akademik maupun dalam pelestarian seni budaya daerah. Ia juga ingin menginspirasi generasi muda NTB untuk berani bermimpi besar dan berkiprah di panggung nasional.
Partisipasi mahasiswi UMMAT dalam acara kenegaraan ini sekaligus menjadi catatan penting bahwa Universitas Muhammadiyah Mataram tidak hanya mencetak generasi unggul di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga melahirkan duta-duta budaya yang mampu membawa nama baik daerah hingga tingkat nasional. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Kantor Urusan Internasional dan Kerjasama (KUIK) aktif berpartisipasi dalam Workshop Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Nusa Tenggara Barat, yang diselenggarakan oleh LLDIKTI Wilayah VIII dalam kegiatan “Diseminasi Penguatan Kerja Sama Perguruan Tinggi bagi PTS di Lingkungan LLDIKTI Wilayah VIII” pada 15–16 Agustus 2025 di Mandalika Ballroom STP Mataram.
Kegiatan ini dihadiri oleh 53 perguruan tinggi swasta di NTB dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas kapasitas akademik, memperkuat jaringan kerja sama, serta mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) 6 Perguruan Tinggi. Workshop ini juga menjadi wadah penting bagi PTS untuk mensosialisasikan pentingnya kerja sama, memahami pelaporan kerja sama, dan meningkatkan kontribusi perguruan tinggi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di tingkat regional maupun nasional.
Kepala LLDIKTI Wilayah VIII, I Gusti Lanang Bagus Eratodi, menekankan bahwa Penguatan kerja sama antar-PTS bukan sekadar formalitas administratif. Melalui kerja sama strategis, perguruan tinggi dapat meningkatkan mutu akademik, relevansi riset, serta memperluas kesempatan bagi dosen dan mahasiswa untuk berinovasi dan berkolaborasi, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Workshop ini menghadirkan sejumlah materi yang mendalam dan aplikatif, antara lain: Kerja Sama Berdampak, oleh Biro Perencanaan dan Kerja Sama LLDIKTI Wilayah VIII, membahas strategi membangun kerja sama yang efektif dan berkelanjutan. Creating World-class Developers: Introducing Apple Developer Academy Indonesia, oleh Apple Developer Academy, memberikan wawasan mengenai pengembangan talenta digital kelas dunia. Pendampingan Pengisian Laporan Kerma & Sosialisasi Anugerah Kerja Sama Diktisaintek 2025, oleh Biro Perencanaan dan Kerja Sama, memandu PTS dalam pelaporan kerja sama yang akurat dan berdaya guna. Dan Nation-Building in the Digital Age: AI and Cloud Talent Development with AWS, oleh Amazon Web Service, membahas pengembangan talenta digital melalui teknologi AI dan cloud untuk mendukung pembangunan nasional.
Kepala KUI dan Kerjasama UMMAT, Asbah, M.Hum., menyatakan bahwa Penguatan kerja sama dan internasionalisasi merupakan hal mutlak yang harus terus dilakukan. Kerja sama bukan hanya memperluas jaringan, tetapi juga menjadi pintu utama untuk meningkatkan kualitas proses akademik, penelitian, dan luaran yang bermutu. Dengan demikian, alumni UMMAT dapat memperoleh peluang kerja yang layak dan berkualitas. Kami menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada LLDIKTI Wilayah VIII yang terus memfasilitasi penguatan kerja sama dengan berbagai mitra strategis, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Kegiatan workshop ini juga menjadi kesempatan bagi UMMAT untuk memperkuat posisi sebagai perguruan tinggi swasta terbaik di NTB yang berorientasi pada pengembangan akademik, inovasi, dan internasionalisasi. Melalui partisipasi aktif, UMMAT berharap dapat meningkatkan kolaborasi riset, program magang, pertukaran mahasiswa, dan berbagai bentuk kerja sama strategis lain yang memberi manfaat langsung bagi civitas akademika maupun masyarakat luas. (HUMAS UMMAT)
Mataram,Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan semangat dedikasi dalam pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan Pendampingan Penyusunan Peraturan Desa (Perdes) Desa Wisata. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, yakni 15–16 Agustus 2025, bertempat di Desa Dasan Griya, Dusun Murpeji, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
Kegiatan ini diikuti oleh berbagai pihak, antara lain dosen FH UMMAT, Kepala Desa (Kades), Sekretaris Desa, staf desa, pendamping desa, Kepala Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), serta para pemerhati pariwisata. Tujuan utama kegiatan ini adalah membantu Desa Dasan Griya dalam menyusun peraturan desa yang mengatur pengembangan desa wisata secara tertib, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Kepala Desa Dasan Griya, Fahrur Aziz, S.H., menyampaikan apresiasi atas kehadiran civitas akademika FH UMMAT. “Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim Fakultas Hukum UMMAT karena telah meluangkan waktu dan tenaga membantu kami dalam penyusunan peraturan desa. Dengan adanya perdes khusus terkait desa wisata, kami berharap Desa Dasan Griya dapat berkembang lebih baik dan berpotensi menjadi desa binaan bagi Fakultas Hukum UMMAT,” ujarnya.
Dekan FH UMMAT, Assoc. Prof. Dr. Hilman Syahrial Haq, S.H., LL.M, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari caturdarma perguruan tinggi Muhammadiyah, khususnya pengabdian kepada masyarakat.
“Fakultas Hukum UMMAT berkomitmen hadir bersama masyarakat untuk mengembangkan potensi desa. Penyusunan peraturan desa di bidang wisata sangat penting agar pengelolaan potensi lokal berjalan teratur, berkeadilan, dan memberikan manfaat ekonomi serta sosial bagi warga. Kegiatan ini juga menjadi sarana bagi kami untuk membangun sinergi yang lebih kuat antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan masyarakat, sehingga Desa Dasan Griya mampu berkembang menjadi desa wisata yang profesional dan berkelanjutan,” jelasnya.
Dalam kegiatan ini, para peserta mendapatkan pemahaman mendalam mengenai aspek hukum dan teknis penyusunan peraturan desa melalui paparan narasumber dari FH UMMAT: Dr. Baiq Rara Charina, S.H., M.H., Ahli Perundang-undangan Kanwilkum HAM NTB dan Dosen FH UMMAT, menyampaikan materi tentang mengenal produk hukum desa. Adi Supriyadi, S.H., M.H., Dosen FH UMMAT, membahas teknik penyusunan produk hukum desa, khususnya perdes tentang desa wisata. Dan Nasri, Dosen FH UMMAT, memaparkan muatan perdes tentang desa wisata, mulai dari aspek tata kelola, pengembangan potensi lokal, perlindungan sumber daya alam, hingga strategi pemberdayaan masyarakat desa.
Kegiatan ini juga diwarnai sesi diskusi interaktif, di mana peserta aktif memberikan masukan, menyampaikan kendala, dan merumuskan rancangan pasal-pasal perdes yang relevan dengan kondisi Desa Dasan Griya. Proses ini diharapkan dapat menghasilkan peraturan desa yang aplikatif, adaptif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat lokal, khususnya dalam mengembangkan sektor pariwisata.
Selain itu, kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk meningkatkan kapasitas aparatur desa, pokdarwis, dan masyarakat dalam memahami peraturan hukum yang mengatur pengelolaan desa wisata. Dengan adanya pemahaman yang baik mengenai hukum desa, diharapkan pengelolaan potensi wisata di Desa Dasan Griya dapat berjalan tertib, berkelanjutan, dan memberikan manfaat ekonomi langsung bagi warga.
Dr. Hilman menambahkan, “Kegiatan seperti ini bukan hanya sekadar pengabdian, tetapi juga bagian dari pembinaan desa berkelanjutan. Kami berharap Desa Dasan Griya dapat menjadi desa wisata model di Lombok Barat, bahkan menjadi desa binaan Fakultas Hukum UMMAT sehingga kolaborasi ini dapat terus berlanjut ke depan.” tambahnya. (HUMAS UMMAT)
Sumbawa,Upaya menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bebas dari perundungan (bullying) terus digencarkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 05 Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT). Mengusung semangat edukasi dan pembentukan karakter sejak dini, mereka mengadakan program sosialisasi bertajuk “Stop Bullying” di dua sekolah, yaitu SDN 01 Labuan Aji pada Kamis (7/8) dan MI Muhammadiyah Terujung pada Jumat (8/8).
Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam kepada siswa tentang arti bullying, berbagai bentuknya baik verbal, fisik, sosial, maupun cyberbullying serta dampak serius yang dapat mempengaruhi kesehatan mental, emosi, hingga prestasi belajar korban. Tidak hanya memberikan materi, mahasiswa KKN mengemas kegiatan ini secara interaktif melalui sesi tanya jawab, permainan edukatif, dan simulasi kasus. Metode ini terbukti membuat siswa lebih antusias, aktif bertanya, dan mudah mengingat pesan yang disampaikan.
Ketua KKN Kelompok 05, Rahmad Taofiq, menegaskan bahwa sosialisasi ini merupakan bagian dari program kerja utama kelompoknya selama KKN. “Kami ingin memberikan kontribusi nyata bagi sekolah dan masyarakat. Harapan kami, adik-adik di sini bisa menjadi agen perubahan yang berani menolak segala bentuk perundungan dan membangun budaya saling menghormati. Pencegahan bullying harus dimulai dari kesadaran diri dan sikap saling menghargai,” ujarnya.
Sosialisasi ini diawali dengan pemaparan materi singkat tentang definisi dan jenis bullying, kemudian dilanjutkan dengan pemutaran video edukasi yang menggambarkan situasi perundungan di sekolah. Siswa diminta mengidentifikasi bentuk-bentuk penindasan yang mereka lihat dalam video, lalu mendiskusikan cara yang tepat untuk mencegah atau menghentikan.
Suasana menjadi semakin hidup ketika mahasiswa KKN mengajak siswa bermain game edukatif bertema “Teman Baik vs Teman Jahat” yang bertujuan mengajarkan perbedaan perilaku positif dan negatif di lingkungan sekolah. Sesi simulasi kasus juga memancing rasa empati siswa, karena mereka diajak memerankan korban, pelaku, dan saksi bullying, lalu berdiskusi mengenai perasaan dan solusi dari sudut pandang masing-masing.
Kepala SDN 01 Labuan Aji, Ahmad Yani, menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada siswa KKN Kelompok 05 atas inisiatif ini. “Kami sangat berterima kasih kepada KKN Kelompok 05. Edukasi ini sangat bermanfaat untuk menumbuhkan rasa empati, menghargai perbedaan, dan semangat kebersamaan sejak dini. Pesan anti-bullying yang disampaikan hari ini diharapkan dapat diingat dan dipraktikkan oleh seluruh siswa, tidak hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan rumah,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala MI Muhammadiyah Terujung, M. Jufri, S.Pd.I, menilai kegiatan ini sejalan dengan visi sekolahnya untuk membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia dan peduli terhadap sesama. “Program seperti ini sangat membantu kami menciptakan suasana belajar yang positif. Anak-anak perlu diajarkan untuk menghargai orang lain, menghindari perilaku yang menyakiti, dan berani melaporkan jika melihat kasus bullying. Terima kasih atas perhatian dan dedikasi siswa KKN 05 kepada anak-anak kami,” ujarnya.
Respons siswa terhadap kegiatan ini juga sangat positif. Banyak di antara mereka yang mengaku baru mengetahui bahwa mengolok-olok nama orang, mengucilkan teman, atau mengirim pesan yang menyakitkan di media sosial termasuk dalam perilaku bullying. Siswa juga merasa termotivasi untuk lebih peduli terhadap teman dan tidak takut melapor jika melihat kejadian serupa.
Sosialisasi ini tidak hanya menargetkan siswa, tetapi juga mengajak guru untuk lebih aktif mengawasi interaksi anak-anak di kelas maupun di luar jam pelajaran. Mahasiswa KKN memberikan rekomendasi kepada pihak sekolah untuk membuat “Pojok Curhat” atau “Kotak Pengaduan” sebagai sarana siswa melaporkan kasus perundungan secara aman.
Dengan terlaksananya program ini, diharapkan SDN 01 Labuan Aji dan MI Muhammadiyah Terujung dapat menjadi sekolah bebas perundungan sekaligus contoh bagi sekolah-sekolah lain di Sumbawa. Mahasiswa KKN Kelompok 05 berharap, kegiatan serupa bisa terus berlanjut di masa depan sebagai bagian dari upaya kolektif membentuk generasi muda yang berempati, berkarakter, dan menjunjung tinggi nilai persaudaraan. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Prestasi membanggakan kembali diraih Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui torehan gemilang tujuh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Meski masih berada di semester enam, ketujuh mahasiswa ini dipastikan lulus tanpa skripsi setelah artikel ilmiah mereka diterima dan terbit di jurnal terakreditasi SINTA 2, salah satu jenjang pengakuan tertinggi di dunia publikasi akademik nasional.
Capaian istimewa ini lahir dari Program Kelas Riset FKIP UMMAT, sebuah inovasi pembinaan mahasiswa berbasis penelitian yang diluncurkan sejak 2020. Program ini didesain untuk menanamkan budaya riset sejak dini kepada mahasiswa, sekaligus memberikan jalur kelulusan alternatif melalui publikasi ilmiah di jurnal bereputasi.
Memasuki tahun kelima, Kelas Riset telah menghasilkan lebih dari 300 artikel yang terbit di prosiding nasional, prosiding internasional, maupun jurnal terakreditasi SINTA 2. Program ini menuai apresiasi luas, baik dari lingkungan internal UMMAT maupun pihak luar, berkat manajemen dan tata kelola yang terstruktur mulai dari seleksi peserta, pembimbingan intensif, hingga proses pengiriman naskah dan revisi.
Tahun ini, angkatan ke-4 Kelas Riset diikuti oleh 22 mahasiswa dari berbagai program studi di FKIP. Dari jumlah tersebut, 13 artikel telah diterima di jurnal SINTA 2, sementara sisanya masih dalam tahap review dan revisi. Untuk Program Studi Pendidikan Matematika sendiri, tujuh mahasiswa berhasil lolos dengan kelulusan penuh berkat diterimanya karya ilmiah mereka di jurnal bergengsi.
Daftar tujuh mahasiswa berprestasi tersebut beserta jurnal tujuan adalah: (1) Alfiana Sahraini, accepted di Mimbar PGSD Undiksha. (2) Nurwahidah, accepted di Indonesian Journal of Educational Research and Review. (3) Elna Farida, accepted di Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA. (4) Alfian Rahman Hadi, accepted di JST: Jurnal Sains dan Teknologi. (5) Lailatul Jannah, accepted di JPPP: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. (6) Meli Anggraini, accepted di IJOLAE: Indonesian Journal on Learning and Advanced Education. (7) Lailatul Hoyali, accepted di Jurnal Mimbar Ilmu
Keberhasilan ini bukan diraih secara instan. Prosesnya dimulai dari pemilihan topik penelitian yang relevan dan terkini, pengumpulan data lapangan atau eksperimen, analisis mendalam, penulisan sesuai kaidah akademik, hingga melewati tahap peer review yang ketat.
Pembina sekaligus Pembimbing Utama Kelas Riset, Dr. Syaharuddin, M.Si, menegaskan bahwa prestasi ini adalah hasil dari kerja keras dan konsistensi. “Mereka berhasil menaklukkan SINTA 2 berkat komitmen tinggi, bimbingan intensif, dan ketekunan luar biasa dalam proses penelitian. Ini membuktikan bahwa mahasiswa kita mampu bersaing di ranah akademik nasional,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Abdillah, M.Pd, Ketua Prodi Pendidikan Matematika. Ia memberikan apresiasi kepada seluruh dosen pembimbing yang terlibat langsung dalam proses pendampingan. “Terima kasih kepada para pembimbing yang telah mencurahkan waktu, tenaga, dan ilmu untuk mendampingi mahasiswa dari nol hingga menghasilkan publikasi berkualitas,” tuturnya.
Salah satu pembimbing, Vera Mandailina, M.Pd, menekankan bahwa keberhasilan ini adalah buah dari proses riset yang matang. “Tahapan yang mereka lalui mulai dari perencanaan, pengumpulan data, penulisan, pengiriman naskah, hingga revisi berkali-kali sebelum akhirnya mendapat Letter of Acceptance (LoA) benar-benar menguji kesabaran dan kemampuan mereka,” jelasnya.
Dekan FKIP UMMAT, Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd.Si, menyampaikan apresiasi tinggi kepada mahasiswa dan pembimbing. “Pencapaian ini bukan hanya mengangkat nama UMMAT, tetapi juga menjadi bukti bahwa budaya riset yang kami bangun dapat menghasilkan lulusan berkualitas dan kompetitif. Mahasiswa tidak hanya lulus dengan predikat akademis tinggi, tetapi juga memiliki rekam jejak publikasi yang diakui secara nasional bahkan internasional,” ungkapnya.
Ia menambahkan, keberhasilan ini menjadi modal penting bagi lulusan FKIP untuk melanjutkan studi atau berkarier di dunia pendidikan dan penelitian. “Ini adalah langkah maju dalam mempersiapkan generasi pendidik yang unggul, kreatif, dan siap menghadapi tantangan abad 21,” tegasnya.
Keberhasilan tujuh mahasiswa ini diharapkan menjadi inspirasi bagi mahasiswa UMMAT lainnya. Program Kelas Riset FKIP terbukti mampu mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis, berorientasi pada solusi, dan menghasilkan karya yang berdampak nyata bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Dengan pencapaian ini, UMMAT semakin mengukuhkan posisinya sebagai perguruan tinggi yang tidak hanya fokus pada pengajaran, tetapi juga aktif mencetak karya ilmiah berkualitas. Bagi mahasiswa, jalur kelulusan tanpa skripsi melalui publikasi SINTA 2 menjadi motivasi sekaligus tantangan untuk terus berkarya dan berinovasi. (HUMAS UMMAT)