Dorong Penelitian Transdisipliner dan Pemikiran Sistem untuk Pembangunan Berkelanjutan, Pascasarjana UMMAT Gelar Kuliah Tamu Internasional

Dorong Penelitian Transdisipliner dan Pemikiran Sistem untuk Pembangunan Berkelanjutan, Pascasarjana UMMAT Gelar Kuliah Tamu Internasional

Mataram, 23 Mei 2025 – Program Studi Ilmu Lingkungan Program Magister Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) gelar Kuliah Dosen Tamu bertaraf internasional dengan tema “Innovations in Sustainability and Sustainable Development Research: Systems Thinking and Transdisciplinary Approaches”. Kegiatan ini menghadirkan Associate Professor Datu Buyung Agustdinata dari Arizona State University, Amerika Serikat, sebagai narasumber utama, serta turut menghadirkan Prof. Joni Safaat, M.Sc., Ph.D., sebagai narasumber kedua.

Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyampaikan rasa syukur atas capaian Program Studi Ilmu Lingkungan yang telah meraih akreditasi “Baik Sekali” dan menjadi salah satu prodi yang semakin diminati oleh masyarakat. Ia juga menyinggung rencana jangka panjang universitas untuk membuka program doktor (S3) Ilmu Lingkungan.

“Alhamdulillah, Prodi Ilmu Lingkungan sudah mendapatkan akreditasi Baik Sekali dan terus menunjukkan peningkatan peminat dari masyarakat luas. Ke depan, kita ikhtiarkan agar S3 Ilmu Lingkungan bisa terwujud. Ini menjadi salah satu bukti bahwa Muhammadiyah adalah gerakan yang terus bergerak ke arah kemajuan,” ujar Rektor.

Beliau juga berharap bahwa kuliah tamu ini dapat menjadi pembuka wawasan dan semangat baru dalam menumbuhkan kepedulian terhadap isu-isu lingkungan hidup yang semakin kompleks.

Dalam pemaparannya, Associate Prof. Datu Buyung Agustdinata memberikan perspektif yang mendalam mengenai pentingnya pendekatan sistem (systems thinking) dan kolaborasi lintas disiplin (transdisciplinary approaches) dalam penelitian dan praktik keberlanjutan.

“Jangan salahkan orang … salahkan sistem. Masalah lingkungan yang kita hadapi saat ini adalah hasil dari sistem sosial, ekonomi, dan politik yang dibentuk manusia. Jika ingin solusi, kita harus berpikir sistemik,” tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa pendekatan transdisipliner membuka ruang kolaborasi antara akademisi, masyarakat, praktisi, dan pembuat kebijakan dalam menyelesaikan masalah dunia nyata yang kompleks. Kolaborasi ini melahirkan pengetahuan baru yang tidak bisa dicapai hanya dengan satu disiplin ilmu.

Prof. Buyung juga menekankan peran penting kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dalam pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam demokratisasi interaksi antar pemangku kepentingan, seperti pada sektor pertambangan, tata kelola air, dan transisi energi rendah karbon.

Mengutip William C. Clark, Prof. Buyung menyampaikan bahwa “Seperti ilmu kesehatan, ilmu keinginan tidak ditentukan berdasarkan masalah yang ditanganinya, bukan berdasarkan disiplin ilmu yang digunakannya“, jelasnya.

Ia kemudian membedakan pendekatan multidisipliner, interdisipliner, dan transdisipliner, lengkap dengan contoh aplikasinya di bidang kelautan, kehutanan, hingga urbanisasi. Salah satu contoh inspiratif adalah kolaborasi antara ilmuwan, nelayan lokal, dan pembuat kebijakan dalam mengelola terumbu karang secara berkelanjutan.

Di akhir sesinya, Prof. Buyung mengajak peserta merenungkan hubungan antara sains dan iman. Beliau membacakan ayat Al-Qur’an yang menggambarkan keagungan semesta: “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan Kami dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (QS. Az-Zariyat: 47)

Ia menampilkan gambar Galaksi Sombrero yang memiliki diameter 50.000 tahun cahaya dan berjarak 28 juta tahun cahaya dari Bumi sebagai bentuk kekuasaan Allah yang luar biasa. “Ciptaan Allah luar biasa. Sains yang benar tidak pernah dibandingkan dengan iman. Sebaliknya, ia memperkuat keyakinan kita”, ungkapnya.

Prof. Joni Safaat, M.Sc., Ph.D., sebagai narasumber kedua menjelaskan secara rinci kerangka Life Cycle Sustainability Assessment (LCSA) dalam penelitian transdisipliner. Ia memperkenalkan konsep ELCA (Environmental Life Cycle Assessment), SLCA (Social Life Cycle Assessment), dan LCC (Life Cycle Costing) sebagai pilar utama dalam menilai keberlanjutan suatu produk, layanan, atau kebijakan.

Berbagai studi kasus dari industri di Eropa dipaparkan sebagai contoh konkret: Solana (Italia) dalam menilai keberlanjutan produk dan kemasan tomat, Stora Enso (Finlandia) dalam mengevaluasi dampak lingkungan kemasan makanan cair, BASF (Jerman) dalam menilai cat interior ramah lingkungan, Le Blein (Jerman) dalam menilai keberlanjutan layanan daur ulang beton.

Acara ini mendapat sambutan antusias dari peserta, khususnya mahasiswa magister yang merasa terbuka wawasannya terhadap pendekatan baru dalam penelitian dan pengabdian masyarakat. Banyak dari mereka yang menyatakan ketertarikan untuk mengembangkan riset transdisipliner berbasis masalah nyata di NTB, seperti pengelolaan sampah, konservasi air, hingga pertambangan berkelanjutan.

Kegiatan ini menegaskan posisi UMMAT sebagai institusi pendidikan tinggi yang tidak hanya progresif secara akademik, namun juga visioner dalam membangun masa depan yang lebih lestari dan berkeadilan. (HUMAS UMMAT)

Dorong Lulusan Manajemen Ritel Miliki Daya Saing Global di Era Workforce 5.0, UMMAT Gelar Kuliah Tamu Internasional

Dorong Lulusan Manajemen Ritel Miliki Daya Saing Global di Era Workforce 5.0, UMMAT Gelar Kuliah Tamu Internasional

Mataram, 22 Mei 2025 – Program Studi Manajemen Ritel, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL), Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan ikhtiarnya dalam meningkatkan kualitas lulusan dengan menyelenggarakan Kuliah Tamu Internasional bertema “Future-Proofing Retail Management Graduates: Embracing Workforce 5.0 and Global Competency Standards”. Kegiatan prestisius ini menghadirkan dua narasumber internasional, yakni Mr. Dr. Muhammad Saghir Ahmad dan Mrs. Vivina Atak Deng dari The Victorian College of Training and Development PTY LTD – Australian People Management Institute.

Kegiatan ini berlangsung secara interaktif dan mendapat antusias tinggi dari mahasiswa, dosen, serta civitas akademika lainnya. Dengan mengangkat tema yang sangat kontekstual dan visioner, kuliah tamu ini menjadi salah satu strategi penting Prodi Manajemen Ritel UMMAT dalam menjawab kebutuhan dunia kerja global yang semakin dinamis.

Ketua Program Studi Manajemen Ritel, Nurul Hidayati Indra Ningsih, SE., MM., menjelaskan bahwa dunia kerja saat ini tengah memasuki era Workforce 5.0, di mana integrasi antara teknologi dan peran manusia menjadi semakin kompleks. Hal ini menuntut para lulusan untuk tidak hanya mengandalkan pengetahuan akademik, tetapi juga keterampilan praktis (skills) yang terverifikasi secara formal melalui sertifikasi kompetensi.

“Di dunia kerja sekarang, bukan hanya tenaga kerja yang dibutuhkan, tapi skill yang disertai sertifikat kompetensi. Melalui kegiatan ini, kami ingin mahasiswa memahami tren dan tantangan global, pentingnya soft skills dan hard skills, serta urgensi mempersiapkan diri secara matang untuk menghadapi persaingan global,” tegas Nurul.

Nurul Hidayati juga menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya nyata Prodi Manajemen Ritel untuk mencetak lulusan yang unggul, kompetitif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman, sejalan dengan nilai-nilai Muhammadiyah yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan amal shaleh.

Sebagai narasumber pertama, Dr. Muhammad Saghir Ahmad memberikan wawasan luas mengenai masa depan industri ritel. Ia menekankan bahwa dalam merancang bisnis, khususnya di sektor ritel, mahasiswa perlu memahami lingkungan pasar secara menyeluruh.

“Jika ingin membuat produk atau jasa, jangan langsung terjun ke lapangan tanpa persiapan. Ada langkah-langkah penting yang harus diperhatikan agar bisnis bisa berjalan dengan sukses. Riset pasar, validasi ide, dan pengembangan strategi adalah fondasi utama,” ungkap Dr. Ahmad.

Lebih jauh, ia menjelaskan beberapa strategi kunci dalam menghadapi persaingan usaha ritel di era digital, seperti inovasi produk, penentuan harga yang kompetitif, membangun partnership atau kemitraan strategis, serta kemampuan adaptasi terhadap platform digital seperti marketplace dan media sosial.

Menurutnya, Retail 5.0 bukan hanya soal digitalisasi, tetapi juga tentang human-centric approach, yaitu bagaimana teknologi digunakan untuk memberdayakan manusia, bukan menggantikannya.

Sesi kedua dibawakan oleh Mrs. Vivina Atak Deng, yang mengupas pentingnya diferensiasi produk dalam menarik perhatian konsumen di tengah persaingan pasar yang semakin ketat. Ia menekankan bahwa produk yang memiliki nilai unik dan dikemas dengan menarik akan memiliki peluang lebih besar untuk sukses di pasar.

“Produk yang identik dan memiliki ciri khas akan lebih mudah dikenali oleh konsumen. Kemasan produk juga harus dirancang dengan cermat agar memiliki daya tarik visual yang kuat. Ini adalah bagian penting dari strategi branding,” tutur Vivina.

Ia juga membahas bagaimana pentingnya memahami karakteristik pelanggan, membangun customer experience yang positif, serta menyesuaikan strategi pemasaran dengan tren global dan lokal.

Ketua Prodi Manajemen Ritel menyampaikan apresiasi tinggi kepada kedua narasumber atas ilmu dan pengalaman yang telah dibagikan. Beliau berharap, kegiatan ini menjadi bagian dari ikhtiar kolektif UMMAT untuk mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga siap bersaing di pasar kerja global dengan kompetensi yang terstandar. (HUMAS UMMAT)

Bukan Sekadar Formalitas! LP3IK UMMAT Dorong ORTOM Hidupkan Dakwah sebagai Gerakan Nyata

Bukan Sekadar Formalitas! LP3IK UMMAT Dorong ORTOM Hidupkan Dakwah sebagai Gerakan Nyata

Narmada,10 Mei 2025-  Lembaga Pengkajian, Pengembangan, dan Pengamalan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (LP3IK) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) sukses menyelenggarakan Kemah Dakwah ORTOM 2025 dalam upaya memperkuat peran organisasi otonom (ORTOM) sebagai penggerak utama dalam membangun atmosfer kampus Islami. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari satu malam, dari tanggal 10 hingga 11 Mei 2025, bertempat di destinasi wisata alam yang sejuk dan tenang, Gunung Aur, Kecamatan Narmada, Lombok Barat.

Kegiatan ini melibatkan tiga ORTOM besar di lingkungan UMMAT, yakni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Hizbul Wathan (HW), dan Tapak Suci (TS). Para peserta hadir dengan penuh semangat untuk mengikuti rangkaian kegiatan yang dirancang sebagai media pembinaan, kolaborasi, dan refleksi spiritual.

Ketua Divisi ORTOM LP3IK, Muhammad Sahril, M.Pd., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan program rutin yang menjadi bagian dari pembinaan karakter kader Muhammadiyah di UMMAT. “Alhamdulillah, kegiatan ini berjalan dengan lancar dan penuh khidmat. Kemah dakwah ORTOM adalah wujud nyata komitmen LP3IK dalam membina dan memperkuat sumber daya ORTOM agar dapat berkontribusi lebih besar dalam membentuk ekosistem kampus Islami,” ungkap Sahril.

Ia menambahkan bahwa kemah dakwah ini bukan sekadar ajang pertemuan fisik, tetapi lebih jauh menjadi ruang pembelajaran bersama, pertukaran ide, dan perumusan langkah strategis dalam menjalankan peran dakwah di kampus. “Kegiatan ini diharapkan dapat mempererat tali silaturahim antarpengurus ORTOM. Harapan kami sederhana, yakni agar kolaborasi yang terbangun selama kemah dapat terus berlanjut dalam program-program nyata ke depan,” tambahnya.

Selama dua hari kegiatan, para peserta mendapatkan lima materi dasar yang menjadi pondasi gerakan dakwah kampus. Materi-materi tersebut meliputi: Peran Strategis ORTOM dalam Mewujudkan Kampus Islami, Manajemen Kepemimpinan Dakwah Mahasiswa, Internalisasi Nilai-Nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, Sinergi Antar-ORTOM dalam Program Dakwah Kampus dan Tadabbur Alam sebagai Sarana Tazkiyah dan Refleksi Diri.

Setiap materi disampaikan dalam suasana yang interaktif dan reflektif, ditambah dengan sesi diskusi kelompok dan simulasi kegiatan dakwah. Para peserta juga diajak untuk melakukan tadabbur alam, merenungi kebesaran ciptaan Allah di tengah hutan Gunung Aur yang asri.

Wakil Rektor IV UMMAT, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I., turut hadir dan memberikan apresiasi kepada LP3IK serta seluruh peserta yang telah berkontribusi dalam menyukseskan kegiatan ini. “Saya sangat berterima kasih kepada LP3IK dan panitia yang telah memfasilitasi kegiatan ini dengan baik. Kemah dakwah ORTOM menjadi momen penting untuk memperkuat ukhuwah, karena kesibukan masing-masing seringkali membatasi pertemuan antarlembaga,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan harapan besar kepada seluruh ORTOM agar mampu menjadi pelopor dan penggerak utama dalam membentuk budaya kampus yang Islami dan bermartabat. “Saya sangat berharap ORTOM dapat menjadi garda depan dalam mewujudkan ekosistem kampus Islami di UMMAT. Kegiatan ini juga harus mampu melahirkan semangat tadabbur, tafakur, dan tasyakur, serta diterjemahkan ke dalam tindakan nyata di lingkungan kampus,” tegasnya.

Salah satu peserta dari IMM, Zainul Arifin, menyampaikan kesan positifnya terhadap kegiatan ini. “Kemah ini membuka ruang dialog dan pemahaman bersama antar-ORTOM. Kami merasa lebih terhubung satu sama lain dan termotivasi untuk membawa semangat dakwah ke dalam kegiatan kami di kampus,” ujarnya.

Sementara itu, peserta dari HW dan Tapak Suci juga menyampaikan bahwa kegiatan ini memperkaya pengalaman spiritual mereka serta menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap visi besar dakwah kampus (HUMAS UMMAT).

UMS dan UMMAT Perkuat Sinergi Melalui Studi Tiru Pengembangan Mutu dan Sistem Informasi Kampus

UMS dan UMMAT Perkuat Sinergi Melalui Studi Tiru Pengembangan Mutu dan Sistem Informasi Kampus

Surakarta, 14 Mei 2025 — Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melakukan kunjungan studi tiru ke Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dalam rangka penguatan tata kelola penjaminan mutu, integrasi sistem informasi, dan pengembangan layanan kemahasiswaan. Kegiatan yang berlangsung di Gedung Induk Siti Walidah UMS ini menjadi bagian dari upaya strategis mempererat sinergi antarperguruan tinggi Muhammadiyah menuju tata kelola kampus yang unggul, adaptif, dan berdaya saing tinggi.

Rombongan UMMAT yang dipimpin langsung oleh Wakil Rektor III, Dr. Erwin, M.Pd., terdiri atas tujuh delegasi dari unit-unit strategis seperti Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), Unit Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (TIPD), serta Bidang Kemahasiswaan dan Akademik. Rombongan disambut secara resmi oleh Wakil Rektor III UMS, Prof. Ihwan Susila, S.E., M.Si., Ph.D., bersama jajaran pimpinan unit kerja terkait di lingkungan UMS.

Prof. Ihwan menyampaikan apresiasi atas kepercayaan UMMAT kepada UMS sebagai mitra studi tiru dan menekankan pentingnya kolaborasi antarperguruan tinggi Muhammadiyah dalam menghadapi dinamika dunia pendidikan tinggi. “Kami menyambut baik kunjungan UMMAT sebagai langkah strategis untuk saling belajar dan berbagi praktik terbaik dalam tata kelola universitas. Sinergi ini menjadi wujud nyata dari semangat fastabiqul khairat di lingkungan persyarikatan,” ungkapnya.

Sementara itu, Dr. Erwin menegaskan bahwa UMMAT saat ini tengah menjalankan transformasi besar-besaran di bidang akademik dan tata kelola kelembagaan. “Salah satu fokus utama kami adalah pembenahan sistem informasi akademik, penjaminan mutu internal, serta peningkatan layanan kemahasiswaan berbasis digital dengan target meraih akreditasi institusi unggul pada tahun 2026. Kami ingin belajar langsung dari UMS yang telah lebih dulu menata sistem tersebut secara sistematis dan berkelanjutan,” jelasnya.

Kegiatan studi tiru terbagi dalam dua sesi utama. Sesi pertama menampilkan pemaparan dari Ketua LPM UMS mengenai sistem penjaminan mutu internal berbasis SPMI, pelaksanaan audit mutu internal, serta strategi integrasi sistem mutu dengan pelaporan akreditasi nasional. Sesi kedua berfokus pada presentasi dan diskusi bersama Unit Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) UMS, membahas pengembangan sistem informasi kampus berbasis dashboard, sinkronisasi data akademik dan kemahasiswaan, serta digitalisasi layanan berbasis pengalaman pengguna (user experience).

Tidak hanya mengikuti paparan, delegasi UMMAT juga berkesempatan mengunjungi sejumlah unit strategis seperti UPT TIPD, Pusat Layanan Mahasiswa, dan Command Center UMS untuk menyaksikan langsung implementasi sistem informasi secara real-time dan terintegrasi.

Kepala LPM UMMAT yang turut hadir dalam kegiatan ini menyampaikan bahwa UMS telah menjadi inspirasi dalam membangun budaya mutu kampus secara menyeluruh dan berkelanjutan. “Kami mendapatkan banyak insight terkait pengelolaan data mutu, perencanaan strategis berbasis evaluasi diri, serta bagaimana melibatkan seluruh sivitas akademika dalam proses peningkatan mutu,” ujarnya.

Kunjungan ini juga memperkuat kerja sama yang telah terjalin sebelumnya antara UMMAT dan UMS, terutama dalam pendampingan pendirian Fakultas Kedokteran UMMAT. Kedua pihak sepakat untuk terus memperluas ruang kolaborasi dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta pengembangan institusi. “Harapan kami, sinergi ini bisa melahirkan ekosistem pendidikan tinggi Muhammadiyah yang kuat, saling mendukung, dan mampu menjawab tantangan zaman,” tutup Dr. Erwin (HUMAS UMMAT).

FAI UMMAT Hadirkan Kajian Tafsir Al-Qur’an Nusantara, Resapi Pesan Keagamaan yang Relevan di Era Kontemporer

FAI UMMAT Hadirkan Kajian Tafsir Al-Qur’an Nusantara, Resapi Pesan Keagamaan yang Relevan di Era Kontemporer

Mataram, Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) hadirkan kajian-kajian keislaman yang kontekstual dan bernilai strategis. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah melalui penyelenggaraan Kuliah Pakar mengenai Kajian Tafsir Al-Qur’an yang kali ini menghadirkan salah satu pakar tafsir Al-Qur’an kontemporer, Prof. Dr. KH. Sahiron Syamsuddin, M.A., Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang kini menjabat sebagai Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Kemenag RI.

Kegiatan yang dilaksanakan pada Senin, 12 Mei 2025, bertempat di Ruang Seminar Lt. III Rektorat UMMAT ini dihadiri oleh seluruh civitas akademika FAI UMMAT, yang terdiri dari Dosen, Mahasiswa, dan para tamu undangan lainnya.

Dekan FAI UMMAT, Dr. H. Muhirdan, MA., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk membangkitkan kembali semangat kajian tafsir Al-Qur’an di lingkungan akademik UMMAT. “Kegiatan ini adalah bagian dari upaya kami untuk menanamkan nuansa tafsir Al-Qur’an khas Nusantara yang kontekstual, relevan, dan mampu menyentuh kebutuhan zaman. Kami berharap tafsir yang kami hadirkan dapat lebih mengakar di tengah masyarakat dan bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupan,” ungkap Dr. Muhirdan.

Prof. Sahiron Syamsuddin dalam paparan ilmunya menegaskan bahwa pemahaman terhadap ayat-ayat Al-Qur’an tidak bisa hanya berdasarkan pendekatan tekstual semata. Diperlukan juga pendekatan yang bersifat ilmiah, yang mencakup historisitas turunnya wahyu, serta aspek kebahasaan yang terkandung dalam teks suci tersebut. “Tafsir Al-Qur’an tidak hanya untuk dipahami dalam konteks sejarah masa lalu, tetapi juga harus dipahami dalam konteks kebijakan dan perkembangan masyarakat saat ini,” ujar Prof. Sahiron.

Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya tafsir yang inklusif dan toleran sebagai bagian dari proses peradaban yang damai. Ia menjelaskan bahwa tafsir yang dikembangkan oleh perguruan tinggi keagamaan Islam harus mampu membumikan nilai-nilai universal dalam kehidupan masyarakat yang majemuk. Menurutnya, perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam menciptakan tafsir yang dapat membangun kebersamaan dalam perbedaan.

Beliau juga memberikan apresiasi kepada FAI UMMAT yang telah menggelar kuliah pakar dengan menghadirkan tokoh nasional di bidang tafsir Al-Qur’an. “Tafsir berbasis bahasa lokal sangat penting untuk memberikan pemahaman yang lebih dekat dan mudah diterima oleh masyarakat. FAI UMMAT telah menunjukkan langkah maju dengan mengedepankan tafsir yang kontekstual dan responsif terhadap realitas masyarakat,” tambahnya.

Kegiatan ini mendapat apresiasi luas dari berbagai pihak, termasuk Koordinator Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (Kopertais) Wilayah XIV Mataram, Prof. Dr. TGH. Masnun Tahir, M.Ag., yang juga menjabat sebagai Rektor UIN Mataram. “Acara ini luar biasa, sangat bermanfaat bagi perkembangan kajian keagamaan di NTB, terutama di lingkungan UMMAT. FAI UMMAT di bawah komando Dr. Muhirdan telah berhasil membawa nuansa akademik baru yang patut diapresiasi,” ujarnya.

Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., juga memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan kuliah pakar ini. Ia mengungkapkan rasa terima kasih kepada Dr. Muhirdan yang berani menghadirkan narasumber tingkat nasional untuk memperkaya wawasan civitas akademika UMMAT. “Semoga kuliah pakar ini dapat mendorong lahirnya program-program studi keagamaan baru di UMMAT yang berorientasi pada kemaslahatan umat,” ujar Rektor UMMAT.

Ketua panitia acara, Dr. Fathurrijal, MA., menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang untuk mendorong kontribusi nyata dari akademisi dalam melahirkan tafsir-tafsir yang berbasis pada prinsip rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam). “FAI UMMAT ingin menjadi pelopor dalam pengembangan tafsir yang tidak hanya ilmiah tetapi juga adaptif terhadap perubahan zaman, serta dapat merespons tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini,” ujar Dr. Fathurrijal.

Selain kuliah pakar, kegiatan ini juga diisi dengan diskusi interaktif antara peserta dan narasumber, yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan dosen untuk bertanya langsung tentang topik-topik yang dibahas dalam kajian tafsir Al-Qur’an. Kehadiran Prof. Sahiron sebagai narasumber diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya mahasiswa FAI UMMAT, untuk terus menggali ilmu dan mengembangkan pemahaman keagamaan yang lebih inklusif dan moderat.

Dengan kegiatan ini, FAI UMMAT berkomitmen untuk terus berinovasi dalam mengembangkan kajian-kajian Islam yang lebih kontekstual, relevan dengan kebutuhan zaman, serta mampu menjawab tantangan peradaban yang terus berkembang. Kegiatan ini menjadi bagian dari visi besar UMMAT untuk menjadi pusat pendidikan Islam yang unggul dan memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban di Indonesia (HUMAS UMMAT).

Magister Hukum UMMAT Raih Akreditasi Baik Sekali dari BAN-PT: Fondasi Kuat Menuju Predikat Unggul dan Daya Saing di Kawasan ASEAN

Magister Hukum UMMAT Raih Akreditasi Baik Sekali dari BAN-PT: Fondasi Kuat Menuju Predikat Unggul dan Daya Saing di Kawasan ASEAN

Mataram, 6 Mei 2025 – Kabar membanggakan datang dari Program Studi Hukum Program Magister Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) yang resmi meraih akreditasi Baik Sekali dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan BAN-PT Nomor: 6322/SK/BAN-PT/Ak/M/V/2025 tertanggal 6 Mei 2025. Capaian ini menjadi tonggak sejarah penting dalam pengembangan mutu pendidikan tinggi hukum di NTB, khususnya di lingkungan UMMAT.

Ketua Program Studi sekaligus Ketua Tim Task Force Akreditasi, Dr. Nurjannah S., SH., MH., menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas pencapaian yang diraih. Menurutnya, raihan akreditasi ini merupakan buah dari proses panjang yang melibatkan dedikasi, kolaborasi, serta kerja keras dari seluruh civitas akademika dan pemangku kepentingan di lingkungan Program Magister Hukum UMMAT.

“Alhamdulillah wasyukurillah. Akhirnya segala doa dan ikhtiar tiada henti dari seluruh civitas akademika Prodi Hukum S2 membuahkan hasil. Predikat Baik Sekali ini adalah hasil kerja bersama yang membanggakan. Ini bukan akhir, melainkan awal dari langkah-langkah strategis kami menuju akreditasi unggul dan daya saing di tingkat ASEAN,” ujar Dr. Nurjannah.

Dalam keterangannya, Dr. Nurjannah menuturkan bahwa proses reakreditasi ini telah dipersiapkan secara matang sejak April 2024, dimulai dari pengumpulan data, penyusunan dokumen Laporan Kinerja Program Studi (LKPS) dan Laporan Evaluasi Diri (LED), hingga unggahan dokumen resmi ke sistem BAN-PT pada 10 Desember 2024. Proses Asesmen Kecukupan (AK) dan Asesmen Lapangan (AL) sendiri berlangsung pada 23 hingga 25 April 2025.

“Penyusunan LKPS dan LED kami lakukan dengan sepenuh hati, berbasis data faktual dan analisis mendalam. Dalam proses ini, saya merasakan betapa pentingnya sinergi antarbagian. LKPS dan LED harus saling mendukung dan mencerminkan pencapaian serta arah pengembangan yang jelas. Ini bukan proses yang mudah, tapi berkat kekompakan tim dan doa bersama, semua bisa kami lewati dengan baik,” tambahnya.

Dr. Nurjannah juga menjelaskan bahwa salah satu syarat penting untuk meraih akreditasi Baik Sekali adalah komposisi SDM dosen tetap, yang di Prodi Hukum Magister Pascasarjana UMMAT telah mencapai 82% Lektor Kepala dan/atau Guru Besar, serta capaian luaran mahasiswa berupa publikasi ilmiah, baik di jurnal nasional terakreditasi maupun jurnal internasional bereputasi. Meski publikasi mahasiswa masih di bawah 50%, hal ini menjadi catatan penting ke depan dalam rangka mengejar akreditasi Unggul.

“Kami menyadari bahwa menuju Unggul membutuhkan penguatan berkelanjutan dalam banyak aspek, termasuk publikasi ilmiah mahasiswa dan dosen, keterlibatan dalam riset kolaboratif, serta peningkatan kerja sama internasional yang lebih masif. Untuk itu, dukungan dari perguruan tinggi, baik dari sisi pendanaan maupun aksesibilitas, sangat kami harapkan agar kontribusi dosen dan mahasiswa Prodi Hukum S2 dapat lebih luas menjangkau kancah internasional,” jelasnya.

Visi keilmuan Prodi Hukum Magister Pascasarjana UMMAT telah dirumuskan secara progresif dan relevan dengan kebutuhan zaman. Menurut Dr. Nurjannah, program ini bertujuan menjadi Program Studi yang Unggul, Islami, Mandiri, dan Berdaya Saing di Kawasan ASEAN pada Tahun 2028, melalui penelitian berbasis paradigma transendental dan kearifan lokal (kearifan lokal) yang mendorong arah pembaharuan hukum di Indonesia.

“Visi ini tidak hanya menjadi slogan, tapi arah nyata dalam strategi pengembangan program studi. Dengan riset transendental dan pendekatan lokal, kami berkomitmen untuk memberi kontribusi nyata terhadap pembangunan hukum nasional yang berkeadilan dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Pencapaian ini tentu tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Nurjannah menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Rektor UMMAT, Wakil Rektor Bidang Akademik, LPMI sebagai leading sektor bidang akreditasi, Direktur Pascasarjana, dosen-dosen Prodi Hukum Magister Pascasarjana, tenaga kependidikan, mahasiswa, alumni, serta para mitra strategis baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.

“Kolaborasi dan kebersamaan yang apik dari semua pihak menjadi fondasi keberhasilan ini. Tanpa mereka, mustahil kami bisa melewati semua proses yang berat ini. Raihan akreditasi Baik Sekali ini sungguh menjadi hadiah terindah. Alhamdulillah… Allahuyubarik fiikum,” tuturnya haru.

Sementara itu, Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyampaikan apresiasi atas kerja keras tim akreditasi Prodi Hukum Program Magister. Ia berharap bahwa pencapaian ini bisa menjadi titik tolak untuk meningkatkan mutu akademik secara menyeluruh di lingkungan UMMAT.

“Saya mengucapkan selamat dan terima kasih atas capaian luar biasa ini. Semoga akreditasi Baik Sekali ini tidak hanya menjadi prestasi administratif, tetapi juga menjadi pemicu semangat untuk terus berkembang, meningkatkan kualitas riset, pengajaran, dan pengabdian masyarakat, serta memperkuat posisi UMMAT di level nasional dan internasional,” ujar Rektor (HUMAS UMMAT).