Mataram , Tiga mahasiswa terbaik Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) berhasil meraih prestasi membanggakan dengan lolos seleksi Pra-Nasional Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN). Mereka akan tampil mewakili kampus pada perhelatan MTQMN yang akan digelar di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, pada 6–11 Oktober 2025.
Adapun mahasiswa yang akan berlaga pada ajang bergengsi tingkat nasional tersebut adalah: Ainun Iman – Mahasiswi Prodi S1 Teknik Sipil, cabang Tilawah Putri , Muh. Minwar Hadi – Mahasiswa Prodi Hukum, cabang Hifzil Qur’an 10 Juz Putra , Raudatam Mirriadil Jinan – cabang Hifzil Qur’an 20 Juz Putri.
Kepala Lembaga Pengkajian Pengembangan Pengamalan Al Islam & Kemuhamadiyahan (LP3IK) UMMAT, Dr. Muhammad Anugerah Arifin, M.Pd.I, menyampaikan bahwa keberhasilan mahasiswa UMMAT lolos ke tahap nasional ini merupakan buah dari pelatihan yang konsisten serta dedikasi mahasiswa dalam mendalami Al-Qur’an.
“MTQMN bukan sekadar ajang unjuk kemampuan, tetapi lebih dari itu, ini adalah ruang pembentukan pribadi mahasiswa yang Qur’ani. Kami berharap, melalui kegiatan ini, lahir paradigma integratif antara Islam dan sains sehingga mahasiswa tidak hanya unggul dalam bacaan dan hafalan Al-Qur’an, tetapi juga dapat mengembangkan dirinya sebagai cendekiawan Qur’ani yang intelek, berilmu, dan bermanfaat bagi umat,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Rektor IV UMMAT, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I , juga memberikan pesan khusus kepada para mahasiswa yang akan berkompetisi. “Atas nama pimpinan universitas, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada ananda mahasiswa yang telah lolos seleksi MTQMN. Lanjutkan perjuangan dengan sungguh-sungguh agar mencapai hasil yang diharapkan, dengan banyak berdoa, berikhtiar, dan tentunya bertawakal kepada Allah SWT. Jangan lupa juga untuk selalu meminta ridho dari orang tua, karena doa mereka menjadi kekuatan terbesar,” pesannya penuh makna.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., memberikan apresiasi yang tinggi atas prestasi membanggakan tersebut. Menurutnya, pencapaian ini adalah bukti bahwa UMMAT terus berkomitmen dalam melahirkan generasi muda yang berakhlak mulia dan berdaya saing global.
“Al-Qur’an adalah sumber inspirasi dan pedoman hidup. Kami sangat bangga kepada mahasiswa yang terpilih mewakili UMMAT di MTQMN. Semoga semangat mereka menjadi teladan bagi mahasiswa lainnya untuk terus menjadikan Al-Qur’an sebagai pusat peradaban, sekaligus mampu mengharumkan nama universitas di tingkat nasional,” ujarnya.
Tidak hanya dukungan dari pimpinan universitas, semangat juga datang dari para mahasiswa yang akan bertanding. Ainun Iman, peserta cabang Tilawah Putri, mengaku bahwa keikutsertaannya adalah wujud bakti kepada kampus dan keluarga.
“Saya ingin memberikan yang terbaik untuk UMMAT. Persaingan di tingkat nasional pasti berat, tapi saya yakin dengan doa dan dukungan dari semua pihak, kami bisa memberikan hasil terbaik,” ucapnya penuh optimis.
Hal serupa juga disampaikan oleh Muh. Minwar Hadi, peserta cabang Hifzil Qur’an 10 Juz. Ia menekankan bahwa menjaga hafalan membutuhkan kedisiplinan tinggi.
“Setiap hari saya berusaha menjaga hafalan dengan murajaah bersama pembina. InsyaAllah, dengan niat yang lurus, usaha keras, dan doa dari orang tua serta civitas akademika UMMAT, kami bisa berkompetisi dengan baik,” ungkapnya.
Sedangkan Raudatam Mirriadil Jinan, peserta Hifzil Qur’an 20 Juz Putri, menuturkan bahwa perjuangannya bukan hanya untuk lomba, tetapi juga sebagai jalan untuk memperkuat kecintaannya terhadap Al-Qur’an.
“Saya ingin MTQMN ini menjadi momentum pembelajaran, bukan hanya untuk meraih juara, tetapi juga untuk terus memperdalam hubungan dengan Al-Qur’an. Saya percaya, apapun hasilnya nanti, yang terpenting adalah istiqamah dalam menjaga amanah ini,” jelasnya. (HUMAS UMMAT)
Mataram,Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan perannya dalam mendukung program kesehatan masyarakat dengan turut memeriahkan Gebyar Nakes Vol. 2 Kota Mataram. Kegiatan yang berlangsung di Taman Sangkareang pada Sabtu (23/8) ini digelar sejak pagi hingga siang hari dan dihadiri ribuan masyarakat Kota Mataram dari berbagai kalangan.
Sejak pukul 06.30 WITA, suasana Taman Sangkareang sudah dipadati pengunjung. Stand booth FK dan FIK UMMAT menjadi salah satu titik yang paling ramai diserbu masyarakat. Melalui kegiatan ini, UMMAT tidak hanya menghadirkan pelayanan kesehatan gratis, tetapi juga membawa pesan edukasi penting tentang gaya hidup sehat sekaligus memperkenalkan kearifan lokal melalui konsep budaya Sasambo akronim dari Sasak, Samawa, dan Mbojo.
FK dan FIK UMMAT menghadirkan berbagai layanan pemeriksaan kesehatan gratis, mulai dari pengecekan kadar kolesterol, gula darah, hingga asam urat, yang disambut dengan antusias tinggi. Tak hanya berhenti di situ, para pengunjung juga diberikan kesempatan untuk berkonsultasi langsung dengan tenaga medis dan mahasiswa kesehatan UMMAT mengenai hasil pemeriksaan mereka.
Tidak hanya fokus pada aspek medis, FK dan FIK UMMAT juga menampilkan kreativitas dengan mengusung tema Sasambo. Dekorasi stand dipenuhi nuansa adat Sasak, Samawa, dan Mbojo, yang menghadirkan kekayaan budaya lokal dalam balutan modern. Pengunjung pun merasa lebih dekat, karena nuansa budaya yang ditampilkan memberikan suasana berbeda dibanding stand lainnya.
Kehadiran konsep budaya ini juga menjadi bentuk nyata dari komitmen UMMAT untuk tetap berakar pada nilai-nilai kearifan lokal, sekaligus menjadikan kegiatan kesehatan sebagai ruang edukasi yang inklusif, ramah, dan membumi.
Partisipasi dalam Gebyar Nakes Vol. 2 menjadi wujud kolaborasi antara tenaga dosen, mahasiswa, dan alumni FK serta FIK UMMAT. Para mahasiswa terlihat aktif melayani masyarakat, mulai dari melakukan pemeriksaan kesehatan, memberikan edukasi, hingga membantu pengunjung memahami pentingnya menjaga pola hidup sehat.
Meskipun tidak berhasil meraih predikat juara dalam lomba stand, kehadiran FK dan FIK UMMAT tetap menjadi sorotan positif dan diapresiasi banyak pihak. Kontribusi ini menjadi bukti nyata keterlibatan UMMAT dalam mendukung visi Kota Mataram sebagai kota sehat.
Pj. Dekan Fakultas Kedokteran UMMAT, Dr. dr. Fauzy Ma’ruf, Sp.Rad., Subsp.RI (K), SH., MH., M.Kes., menyampaikan bahwa partisipasi FK dan FIK UMMAT merupakan bentuk tanggung jawab moral universitas untuk hadir di tengah masyarakat.
“Partisipasi FK & FIK ini merupakan wujud nyata dari komitmen UMMAT dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat sekaligus mendukung peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan. Kami berharap melalui kegiatan Gebyar Nakes ini, masyarakat dapat merasakan manfaat langsung dari kehadiran civitas akademika, serta semakin mengenal peran FK dan FIK UMMAT sebagai mitra strategis dalam bidang kesehatan. Ke depan, kami ingin kontribusi ini terus berlanjut dan lebih banyak menghadirkan program inovatif yang bermanfaat, sehingga keberadaan UMMAT benar-benar dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.” ujarnya. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan komitmennya dalam menyiapkan kader ulama persyarikatan yang berilmu, berkarakter, dan berdaya saing global. Hal ini diwujudkan dengan diselenggarakannya Pelatihan Peningkatan Kompetensi Dasar (PPKD) bagi thalabah Angkatan III dan IV, yang resmi dimulai pada Selasa, 19 Agustus 2025 di Gedung Ma’had Khalid bin Walid PUTM UMMAT.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh thalabah PUTM UMMAT Angkatan III dan IV, serta disaksikan langsung oleh jajaran pimpinan dan civitas PUTM UMMAT. Kehadiran mereka menandakan dukungan penuh terhadap upaya peningkatan kualitas para thalabah sebagai calon ulama Tarjih Muhammadiyah.
Pelatihan ini dirancang secara intensif dan berkelanjutan dengan dua fokus utama, yaitu Bahasa Arab dan Tahfidz Al-Qur’an. Kedua aspek ini dipandang sebagai pondasi yang harus dimiliki oleh setiap kader ulama Tarjih Muhammadiyah agar mampu menjalankan peran strategisnya di tengah masyarakat.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan berlangsung setiap hari Senin hingga Jumat. Sesi Bahasa Arab dilaksanakan pukul 08.00–10.00 WITA, dilanjutkan dengan sesi Tahfidz Al-Qur’an pukul 10.00–12.00 WITA. Setelah istirahat Dzuhur, pelatihan kembali berlanjut pukul 13.00–15.00 WITA, kemudian dilanjutkan lagi pada malam hari setelah Maghrib hingga pukul 21.00 WITA.
Direktur PUTM UMMAT, Ustadz Najamudin, M.Pd.I, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar rutinitas belajar, melainkan bagian penting dari proses penguatan kualitas kader ulama yang akan menjadi penerus estafet dakwah Muhammadiyah.
“Semoga dari kegiatan khusus yang kami canangkan untuk thalabah PUTM ini, dapat semakin meningkatkan basic atau kompetensi dasar yang memang harus dimiliki oleh seorang kader ulama Persyarikatan Muhammadiyah. Melalui penguasaan Bahasa Arab dan Tahfidz, para thalabah akan lebih siap dalam mengkaji, memahami, dan menyebarkan ajaran Islam yang murni sesuai manhaj Tarjih Muhammadiyah,” tutur Ustadz Najamudin.
Senada dengan hal tersebut, Wakil Direktur PUTM UMMAT, Muhiburrahman, Lc., M.Pd., menekankan pentingnya keseriusan thalabah dalam mengikuti setiap sesi pelatihan. “Dalam kegiatan yang sangat urgent ini, kami menyampaikan kepada para thalabah agar menyeriusi dengan betul-betul setiap pertemuan yang dilakukan. Dengan begitu, hasilnya juga maksimal dan para thalabah dapat menjadi kader yang membawa pencerahan bagi umat, terlebih di tengah-tengah kerusakan zaman sekarang,” tegasnya.
Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa kegiatan PPKD ini diharapkan mampu membentuk disiplin, ketekunan, dan tanggung jawab thalabah dalam mengembangkan ilmu. Tidak hanya sekadar memahami teori, tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini pun mendapat sambutan hangat dari para thalabah. Salah satu peserta, Ahmad Rafiqi, thalabah Angkatan IV, mengaku sangat antusias mengikuti PPKD ini karena merasa mendapat kesempatan emas untuk memperdalam keterampilan dasar yang sangat penting bagi calon ulama.
“Kami sangat bersyukur diberikan kesempatan untuk mengikuti PPKD ini. Dengan jadwal yang padat, kami dilatih untuk disiplin, mengatur waktu, serta memanfaatkan setiap sesi untuk meningkatkan kemampuan kami. Semoga ini menjadi bekal bagi kami untuk menjadi kader ulama Muhammadiyah yang benar-benar siap di masa depan,” ungkapnya.
Dengan adanya kegiatan ini, PUTM UMMAT menegaskan kembali visinya untuk mencetak ulama muda Tarjih Muhammadiyah yang memiliki kompetensi akademik, spiritualitas yang kuat, serta wawasan keummatan yang luas. Melalui penguasaan keterampilan dasar seperti Bahasa Arab dan Tahfidz, para thalabah diharapkan dapat menjadi kader yang mampu berdiri di garis depan dakwah persyarikatan. (HUMAS UMMAT)
Pemenang Timur, Dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus menunjukkan komitmennya dalam mengabdi kepada masyarakat melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertajuk “Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat untuk Pelestarian Lingkungan” yang dilaksanakan di Desa Pemenang Timur, Kabupaten Lombok Utara pada 8 hingga 9 Agustus 2025.
Kegiatan ini diikuti oleh jajaran dosen dan pimpinan FH UMMAT, Kepala Desa Pemenang Timur, para nelayan, serta masyarakat sekitar pesisir yang sehari-harinya bergantung pada hasil laut. Kehadiran akademisi di tengah masyarakat ini menjadi langkah nyata dalam menghubungkan ilmu pengetahuan, regulasi, dan praktik pengelolaan sumber daya alam agar selaras dengan kebutuhan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Dekan FH UMMAT, Dr. Hilman Syahrial Haq, S.H., LL.M., menegaskan pentingnya memberikan pemahaman hukum kepada masyarakat mengenai hak dan kewajiban dalam pengelolaan wilayah pesisir. “Kegiatan ini penting karena pengelolaan pesisir tidak hanya menyangkut kelestarian lingkungan, tetapi juga memiliki dasar hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pengelolaan Wilayah Pesisir. Melalui kegiatan ini, kami berharap masyarakat semakin sadar hukum, mampu menyusun peraturan desa yang melindungi lingkungan pesisir,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dr. Hilman menekankan bahwa pengelolaan wilayah pesisir bukan sekadar isu ekologis, melainkan juga menyangkut aspek sosial, ekonomi, dan hukum. “Wilayah pesisir adalah rumah bagi banyak masyarakat nelayan. Jika tidak dikelola dengan baik, kerusakan lingkungan akan berdampak langsung pada mata pencaharian mereka. Oleh sebab itu, hukum hadir untuk memberikan arah dan perlindungan, agar masyarakat bisa hidup sejahtera tanpa merusak ekosistem yang menjadi penopang kehidupan mereka,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, beliau juga menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat dalam setiap kebijakan yang menyangkut pengelolaan lingkungan. “Masyarakat tidak boleh hanya menjadi objek kebijakan, melainkan harus menjadi subjek yang aktif. Desa memiliki kewenangan untuk menyusun Peraturan Desa (Perdes) yang berorientasi pada pelestarian lingkungan, dan inilah yang perlu kita dorong bersama,” ungkapnya.
Dr. Hilman juga menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebatas penyuluhan, melainkan bentuk nyata kontribusi perguruan tinggi dalam membangun kesadaran kolektif. “FH UMMAT ingin memastikan bahwa ilmu yang kami miliki tidak hanya berhenti di ruang kelas, tetapi bisa dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat. Kami ingin masyarakat pesisir memahami bahwa hukum bukanlah sesuatu yang jauh, tetapi dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari,” pungkasnya.
Selama dua hari pelaksanaan, para peserta mendapatkan pembekalan berupa diskusi interaktif, pemaparan materi, serta praktik lapangan yang menekankan peran aktif masyarakat dalam menjaga ekosistem pesisir. Salah satu materi utama dibawakan oleh Anies Prima Dewi, S.H., M.H., selaku Wakil Dekan II FH UMMAT, yang memaparkan mengenai “Hukum Pengelolaan Pesisir dan Peran Masyarakat dalam Pelestarian Lingkungan”.
Kepala Desa Pemenang Timur dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan apresiasinya atas dukungan akademisi dalam mendampingi masyarakat desa. “Kami berterima kasih kepada FH UMMAT yang hadir langsung memberikan pemahaman hukum dan pendampingan kepada masyarakat. Dengan adanya kegiatan ini, kami semakin yakin bahwa desa dapat memiliki peraturan yang berpihak pada keberlanjutan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Kegiatan PKM ini sekaligus memperkuat peran FH UMMAT sebagai center of excellence yang tidak hanya fokus pada pendidikan dan penelitian, tetapi juga pengabdian nyata kepada masyarakat. Harapannya, sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan masyarakat dapat menjadi model pengelolaan wilayah pesisir yang berkelanjutan dan berbasis kearifan lokal di Lombok Utara. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) bersama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Nusa Tenggara Barat (NTB) resmi menggelar Job Fair dalam rangka memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia. Kegiatan yang berlangsung di Lapangan FKIP UMMAT pada Sabtu (09/08/2025) ini disambut dengan antusias oleh para pencari kerja (pencaker) dari berbagai wilayah di NTB.
Sejak siang hari, ratusan pencaker telah memadati area Lapangan FKIP UMMAT untuk mencari informasi sekaligus melamar langsung pada perusahaan yang membuka lowongan. Antusiasme ini mencerminkan tingginya minat masyarakat terhadap peluang kerja, baik di sektor nasional maupun internasional, yang ditawarkan melalui job fair ini.
Plt. Kepala Disnakertrans NTB, Baiq Nelly Yuniarti, AP., M.Si., menyampaikan bahwa job fair tahun ini memiliki konsep berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Kali ini, Disnakertrans NTB mengambil langkah strategis dengan menggandeng lembaga pendidikan. Sebuah terobosan yang membedakan job fair kali ini dari sebelumnya,” ujarnya.
Nelly menekankan bahwa kolaborasi ini tidak hanya menjadi ajang rekrutmen, tetapi juga forum diskusi untuk mempersiapkan tenaga kerja NTB agar lebih kompetitif di pasar global. Menurutnya, banyak tenaga kerja NTB, termasuk lulusan Balai Latihan Kerja (BLK), telah memiliki keahlian teknis mumpuni seperti kemampuan mengelas, namun masih terkendala minimnya penguasaan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris.
“Peluang kerja tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Tenaga kerja lokal kita punya keterampilan hebat, hanya saja kita harus melengkapi mereka dengan kemampuan bahasa internasional agar bisa bersaing,” tegasnya.
Tahun ini, 41 perusahaan di NTB berpartisipasi dalam job fair dengan menawarkan lebih dari 2.000 lowongan kerja dari berbagai sektor formal maupun informal, termasuk peluang kerja di luar negeri. Kesempatan ini terbuka bagi lulusan SMA/SMK hingga sarjana.
Sebelum datang, Nelly mengingatkan para pencari kerja untuk mempersiapkan dokumen lamaran seperti CV, fotokopi ijazah terakhir, transkrip nilai, KTP, serta sertifikat kompetensi (jika ada). “Cukup bawa salinan dokumen. Dokumen asli sebaiknya disimpan dengan aman,” pesannya.
Rektor UMMAT yang diwakilkan oleh Wakil Rektor IV, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I., menyampaikan apresiasi atas sinergi ini. “In syaa Allah, kegiatan ini menjadi langkah nyata kampus dalam menjembatani dunia kerja dengan para alumni dan lulusan baru, sekaligus mendukung misi pemerintah daerah dalam mengurangi pengangguran di NTB,” tuturnya.
Zaenuddin menambahkan bahwa UMMAT memandang job fair ini bukan hanya sebagai agenda seremonial, melainkan bagian dari komitmen perguruan tinggi untuk menciptakan lulusan yang siap kerja. “Kami ingin memastikan mahasiswa UMMAT tidak hanya kuat secara akademik, tetapi juga memiliki keterampilan praktis, etika kerja, dan kesiapan mental yang sesuai dengan tuntutan industri,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor. “Kerja sama antara kampus, pemerintah, dan dunia industri adalah kunci. Dengan kolaborasi seperti ini, kita bisa memastikan informasi pasar kerja sampai kepada mahasiswa bahkan sebelum mereka lulus. Ini akan mempersingkat masa tunggu kerja lulusan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ia juga berpesan kepada para pencari kerja agar memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. “Bawa semangat, percaya diri, dan kesiapan diri. Karena peluang kerja tidak datang dua kali. Jadikan job fair ini sebagai titik awal perjalanan karier yang sukses, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional,” tutupnya. (Humas UMMAT)
Mataram, Dalam upaya memperkuat kolaborasi antara dunia akademik dan praktisi di bidang hukum karantina, Program Studi Hukum Program Magister Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) secara resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Badan Karantina Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Selasa, 5 Agustus 2025. Kegiatan ini berlangsung di Kantor Badan Karantina NTB, Mataram.
Penandatanganan MoU ini menandai komitmen bersama dalam mengembangkan kerja sama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, khususnya terkait isu-isu hukum karantina, perlindungan sumber daya hayati, serta penguatan regulasi dalam mendukung ketahanan pangan dan biosekuriti.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Badan Karantina NTB, Agus Mugiono, Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., Direktur Pascasarjana UMMAT, Dr. Lukman, M.Pd., Ketua Program Studi Hukum Program Magister, Dr. Nurjannah, SH., MH., serta jajaran pejabat dan staf dari kedua lembaga.
Dalam sambutannya, Kepala Badan Karantina NTB, Agus Mugiono, menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan langkah penting untuk memperkuat pemahaman hukum di lingkungan karantina.
“Kami menyambut baik kerja sama ini sebagai langkah strategi dalam memperkuat pemahaman hukum di lingkungan karantinanya. Harapannya, kolaborasi ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi penguatan regulasi dan peningkatan kapasitas SDM di bidang isolasi, serta membuka ruang sinergi antara dunia akademisi dan praktisi,” ujarnya.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., dalam pernyataannya juga menyambut baik kerja sama ini sebagai bentuk integrasi antara ilmu pengetahuan dan praktik lapangan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
“Kerja sama ini tidak hanya penting bagi penguatan akademik Pascasarjana UMMAT, tetapi juga menjadi bagian dari peran universitas dalam menjawab tantangan pembangunan daerah, khususnya di bidang hukum, ketahanan pangan, dan lingkungan. Kami berharap, sinergi ini menjadi model kolaborasi berkelanjutan yang memperkuat kualitas pendidikan tinggi di Indonesia Timur,” tegasnya.
Senada dengan hal tersebut, Direktur Pascasarjana UMMAT, Dr. Lukman, M.Pd., menegaskan bahwa kerja sama ini adalah bagian dari upaya penguatan mutu pendidikan tinggi yang berbasis pada kebutuhan riil masyarakat.
“Kerja sama ini merupakan wujud dari komitmen Pascasarjana UMMAT dalam mengembangkan kemitraan yang berdampak langsung pada peningkatan kualitas pembelajaran dan riset. Kami berharap, melalui sinergi ini, mahasiswa dapat lebih dekat dengan realitas lapangan dan memberikan kontribusi ilmiah yang relevan dengan kebutuhan masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Program Studi Hukum Program Magister, Dr. Nurjannah, SH., MH., menyampaikan bahwa MoU ini akan menjadi jembatan untuk memperluas wawasan mahasiswa dalam menghadapi tantangan hukum di sektor strategis.
“Penandatanganan MoU ini menjadi langkah awal untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai hukum karantina dan perlindungan hayati. Kami berharap kerja sama ini melahirkan penelitian-penelitian yang aplikatif dan inovatif, serta memperkuat peran akademisi dalam merespons dinamika hukum yang berkembang di sektor strategis seperti karantina,” jelasnya.
Melalui kerja sama ini, kedua institusi sepakat untuk mengembangkan berbagai program bersama, seperti penyelenggaraan kuliah pakar, pelaksanaan magang mahasiswa, penyusunan regulasi berbasis riset, serta forum diskusi akademik yang mendukung kemajuan ilmu hukum di bidang karantina.
Langkah ini menjadi bagian dari visi UMMAT untuk terus berkontribusi dalam penguatan kapasitas sumber daya manusia Indonesia yang unggul, adaptif, dan solutif dalam menjawab tantangan global, terutama dalam konteks ketahanan pangan dan biosekuriti wilayah. (HUMAS UMMAT)