Cetak Generasi Kritis dan Solutif, UMMAT Gelar Lomba Debat Nasional Mahasiswa 2025

Cetak Generasi Kritis dan Solutif, UMMAT Gelar Lomba Debat Nasional Mahasiswa 2025

Mataram, 30 Juli 2025 Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan eksistensinya sebagai pusat pengembangan generasi intelektual bangsa. Salah satu upaya nyata tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan Lomba Debat Nasional Mahasiswa 2025 yang digagas oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) UMMAT. Kompetisi ini merupakan bentuk konkret dari komitmen universitas dalam mendorong mahasiswa menjadi insan yang berpikir kritis, solutif, dan memiliki daya saing di tingkat nasional.

Dengan mengusung tema besar “Debat Menginspirasi, Kampus Berdampak”, lomba ini dirancang sebagai ruang terbuka bagi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia untuk berdialog, berkolaborasi, dan berkompetisi secara ilmiah dalam suasana yang sehat dan membangun. Debat tidak hanya dipahami sebagai arena adu argumentasi, tetapi juga sebagai wahana pembentukan karakter mahasiswa yang cerdas secara intelektual, emosional, dan sosial.

Lebih dari sekadar ajang prestasi, kegiatan ini juga menjadi momentum strategis untuk memperkenalkan UMMAT sebagai kampus yang inklusif dan terbuka terhadap dinamika wacana kebangsaan dan global.

Pendaftaran peserta dibuka mulai 23 Juni hingga 19 Juli 2025, dan dilanjutkan dengan seleksi awal secara daring pada 21–24 Juli 2025. Dari tahapan seleksi ini, dipilih empat tim terbaik untuk melaju ke babak final yang digelar secara luring di Kampus Universitas Muhammadiyah Mataram pada Rabu, 30 Juli 2025. Rangkaian lomba ini akan ditutup dengan pengumuman pemenang dan penyerahan penghargaan pada Kamis, 31 Juli 2025.

Babak final yang tengah berlangsung hari ini di Aula FKIP UMMAT diikuti oleh empat tim finalis, yaitu dari Universitas Kalimantan Timur, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, dan Universitas Muhammadiyah Mataram sebagai tuan rumah.

Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., menyampaikan bahwa lomba debat ini merupakan langkah strategis dalam membangun atmosfer akademik yang kompetitif dan produktif di lingkungan kampus.

“Debat ini adalah bentuk nyata dari upaya kami untuk menghadirkan ruang kompetisi intelektual yang sehat dan inspiratif. Kami ingin membangun UMMAT bukan hanya sebagai tempat kuliah, tetapi sebagai rumah besar bagi mahasiswa-mahasiswa unggul dari seluruh Indonesia untuk bertumbuh dan berkontribusi,” ujarnya.

Dr. Erwin menegaskan bahwa mahasiswa memiliki potensi luar biasa dalam berpikir kritis dan menyampaikan gagasan. Namun, ruang-ruang aktualisasi tersebut masih perlu diperluas. Oleh karena itu, UMMAT membuka kesempatan seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk mengasah keberanian, ketajaman berpikir, serta kemampuan berbicara di depan publik dalam suasana yang konstruktif dan beretika.

Ia juga menekankan pentingnya pelaksanaan babak final secara luring agar peserta dapat merasakan langsung atmosfer kompetisi yang sehat dan bermartabat.

“Kami ingin para peserta merasakan bahwa kompetisi ini bukan sekadar lomba, tetapi juga proses pembelajaran yang sesungguhnya bertemu secara langsung, berdialog, dan berargumen dengan logika yang tajam dan etika yang luhur,” tambahnya.

Sementara itu, Rektor UMMAT Drs. Abdul Wahab, MA. menyampaikan bahwa debat bukan hanya ajang menunjukkan kecakapan berbicara, tetapi juga merupakan sarana pendidikan karakter yang sangat penting bagi mahasiswa.

“Debat bukan sekadar adu argumen. Ini adalah sarana belajar menyampaikan pendapat dengan etika, membangun logika berpikir yang runtut, serta melatih kemampuan menerima dan menghargai pendapat yang berbeda. Nilai-nilai seperti inilah yang menjadi fondasi karakter pemimpin masa depan,” tutur Rektor.

Ia berharap kegiatan ini dapat melahirkan mahasiswa yang tidak hanya piawai menyampaikan gagasan, tetapi juga memiliki kepekaan sosial serta mampu membawa perubahan nyata di tengah masyarakat.

“Kami ingin para peserta tidak berhenti pada kemenangan semata. Tapi dari sini lahir kesadaran bahwa ide-ide yang disuarakan dalam ruang debat bisa menjadi pemantik perubahan di lapangan,” tegasnya. (HUMAS UMMAT)

Dorong Kualitas Penelitian dan Pengabdian, UMMAT Gelar Pelatihan dan Klinik Proposal Hibah RisetMu Batch IX 2025

Dorong Kualitas Penelitian dan Pengabdian, UMMAT Gelar Pelatihan dan Klinik Proposal Hibah RisetMu Batch IX 2025

Mataram, Komitmen Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) dalam meningkatkan kualitas dan daya saing penelitian serta pengabdian dosen kembali ditunjukkan melalui pelaksanaan Pelatihan dan Klinik Proposal Penelitian dan Pengabdian Hibah RisetMu Batch IX Tahun 2025. Kegiatan ini digelar oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) selama dua hari, 25–26 Juli 2025, di Hotel Jayakarta, Senggigi, Lombok Barat.

Kegiatan yang diikuti oleh 40 dosen dari berbagai fakultas di lingkungan UMMAT ini menjadi salah satu agenda penting LPPM dalam mengembangkan kapasitas dosen dalam menyusun proposal hibah penelitian dan pengabdian yang selaras dengan standar dan kriteria Hibah RisetMu yang diselenggarakan oleh Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah.

Ketua LPPM UMMAT, Dr. Sri Rejeki, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya sistematis LPPM untuk memperkuat budaya akademik dosen dalam bidang riset dan pengabdian. “Kami menyadari bahwa untuk menghasilkan karya ilmiah dan pengabdian yang berdampak, dosen perlu didukung dengan pelatihan dan pendampingan yang tepat. Melalui pelatihan ini, kami ingin memastikan bahwa para dosen memahami dengan baik skema-skema hibah RisetMu dan mampu menyusun proposal yang sesuai dengan panduan, memiliki keunggulan, dan mampu bersaing secara nasional,” ungkapnya.

Dr. Sri Rejeki menekankan bahwa kegiatan ini tidak sekadar pelatihan, tetapi juga menjadi klinik proposal di mana para peserta dapat membawa draft proposal yang telah mereka susun untuk dikonsultasikan langsung kepada narasumber ahli. Dengan metode ini, peserta mendapatkan evaluasi dan masukan secara langsung terhadap proposal mereka.

“Kami menghadirkan dua narasumber yang kompeten dan berpengalaman di bidangnya, yakni Ir. R. Ahmad Romadhoni Surya Putra, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPM., Asean Eng., dari Litbang Dikti PP Muhammadiyah, serta Dr. Ibrahim, M.Sc.,” tambahnya.

Rektor UMMAT yang diwakili oleh Wakil Rektor II, Ir. Asmawati, M.P., memberikan sambutan dan motivasi kepada seluruh peserta. Ia menyampaikan pentingnya penelitian dan pengabdian sebagai indikator penting dalam penilaian kinerja institusi pendidikan tinggi, termasuk dalam pemeringkatan nasional dan internasional.

“Salah satu komponen penting dalam perankingan universitas adalah publikasi ilmiah, pengabdian masyarakat, dan perolehan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) oleh dosen. Kami sangat mengapresiasi langkah LPPM dalam menyelenggarakan pelatihan ini. Harapannya, para dosen UMMAT dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas penelitian serta menembus jurnal-jurnal bereputasi nasional maupun internasional,” tegasnya.

Ia juga memaparkan data pencapaian UMMAT di tingkat nasional. Berdasarkan database SINTA Muhammadiyah, UMMAT saat ini berada di peringkat 19 dari 191 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia. Dalam database Scopus, UMMAT juga menempati posisi ke-13 dari 83 PTMA yang telah terindeks.

“Ini pencapaian yang membanggakan, tetapi kita tidak boleh cepat puas. Tahun ini, kita menargetkan akreditasi AIPT unggul, sehingga perlu ada lompatan capaian. Kami akan terus mendorong dan mendukung kegiatan penelitian dan pengabdian, termasuk kemungkinan menambah anggaran hibah internal pada tahun 2026,” lanjutnya.

Selain itu, Ir. Asmawati juga menyoroti pencapaian UMMAT dalam aspek keberlanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG’s). Dari 19 isu SDG’s, UMMAT saat ini baru memenuhi 11 poin. Oleh karena itu, ia mengajak para dosen untuk mulai mengeksplorasi isu-isu yang belum tergarap, seperti kemiskinan, gizi, kesehatan, limbah, lingkungan, teknologi, kelautan, dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan.

“Kami berharap dosen-dosen UMMAT bisa menyesuaikan topik penelitian dan pengabdiannya dengan isu-isu SDG’s yang relevan. Hal ini tidak hanya akan memperkaya kontribusi akademik UMMAT terhadap masyarakat dan pembangunan, tetapi juga memperkuat posisi UMMAT dalam kancah nasional dan internasional,” pungkasnya. (HUMAS UMMAT)

UMMAT Gelar Bimtek Plagiarisme: Dorong Mahasiswa Melek Literasi Digital dan Junjung Tinggi Integritas Akademik

UMMAT Gelar Bimtek Plagiarisme: Dorong Mahasiswa Melek Literasi Digital dan Junjung Tinggi Integritas Akademik

Mataram, UPT Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) bangun budaya akademik yang sehat dan berkualitas melalui penyelenggaraan Bimbingan Teknis (Bimtek) Plagiarisme bagi mahasiswa semester akhir. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, pada 22–23 Juli 2025, bertempat di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) UMMAT.

Bimtek ini diikuti oleh puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas yang sedang menjalani proses penyusunan tugas akhir atau skripsi. Fokus utama dari kegiatan ini adalah memberikan edukasi dan pemahaman mendalam mengenai bahaya plagiarisme serta pentingnya literasi digital di tengah arus informasi yang deras dan kemajuan teknologi yang semakin pesat.

Wakil Rektor II UMMAT, Ir. Asmawati, M.P., menegaskan bahwa plagiarisme merupakan salah satu bentuk pelanggaran akademik yang serius dan dapat merusak kualitas intelektual mahasiswa.

“Plagiarisme merupakan perilaku yang tidak baik bagi mahasiswa. Selain merusak citra pribadi, juga berdampak buruk pada kualitas akademik kampus. UMMAT ingin melahirkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berintegritas,” ujarnya.

Asmawati juga mengingatkan bahwa mahasiswa harus mulai membiasakan diri untuk mengutip referensi secara etis, memahami cara menulis ilmiah yang benar, serta membangun pemikiran dan argumen orisinal berdasarkan sumber terpercaya.

Kepala UPT Perpustakaan UMMAT, Iskandar, S.Sos., M.A, turut menjadi pembicara utama dalam kegiatan ini. Ia menyampaikan bahwa kemudahan akses terhadap sumber-sumber daring serta kehadiran teknologi canggih seperti Artificial Intelligence (AI), memunculkan tantangan baru dalam dunia pendidikan tinggi.

“Saat ini, semua informasi tersedia hanya dengan satu klik. Tanpa kemampuan literasi digital yang baik, mahasiswa bisa tergoda untuk menyalin karya orang lain secara utuh tanpa menyadari bahwa itu adalah bentuk plagiarisme,” ungkap Iskandar.

Ia juga menekankan bahwa penggunaan teknologi seharusnya tidak menggantikan proses berpikir kritis mahasiswa. AI dan teknologi lainnya dapat digunakan sebagai alat bantu, bukan sebagai jalan pintas untuk menyusun karya ilmiah.

“Kemajuan teknologi adalah keniscayaan. Namun, tugas kita adalah menggunakannya secara bijak, bertanggung jawab, dan tetap menjunjung tinggi etika akademik,” tambahnya.

Selain memberi edukasi, bimtek ini juga merupakan langkah preventif UMMAT dalam mencegah kasus plagiarisme di kalangan mahasiswa, terutama menjelang proses penulisan tugas akhir yang sering kali menjadi titik rawan pelanggaran etika akademik.

UPT Perpustakaan berkomitmen untuk terus menyediakan pendampingan bagi mahasiswa dalam penggunaan referensi digital, pengelolaan sitasi, hingga pengecekan plagiarisme sebelum karya dikumpulkan. Dalam waktu dekat, UMMAT juga berencana untuk meningkatkan layanan digital library serta integrasi teknologi pendeteksi plagiarisme dengan sistem akademik kampus.

Melalui kegiatan bimtek ini, UMMAT berharap kesadaran mahasiswa terhadap integritas akademik semakin tumbuh dan mengakar kuat sebagai bagian dari budaya belajar yang positif dan produktif.

“Kami ingin mahasiswa tidak hanya lulus, tetapi lulus dengan karya ilmiah yang membanggakan, etis, dan bernilai orisinalitas tinggi,” pungkas Iskandar. (HUMAS UMMAT)

UMMAT dan ATR/BPN Gagas Forum Strategi Nasional Pengendalian Ruang untuk Pembangunan Berkelanjutan

UMMAT dan ATR/BPN Gagas Forum Strategi Nasional Pengendalian Ruang untuk Pembangunan Berkelanjutan

Mataram, Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Fakultas Teknik (Fatek), Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan komitmen akademiknya dalam mendukung pembangunan nasional dengan menjadi tuan rumah Forum Diskusi Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Pengawasan Penataan Ruang, Selasa (22/7/2025). Forum yang mengusung tema “Urgensi Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Era Kemudahan Berusaha” ini terselenggara berkat kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang, Kementerian ATR/BPN. Kegiatan digelar secara hybrid dan diikuti oleh berbagai pemangku kepentingan dari kawasan Nusa Tenggara, Maluku, hingga Papua.

Forum ini menghadirkan Aria Indra Purnama, ST, MUM., Direktur Pengendalian Pemanfaatan Ruang, Ditjen Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang Kementerian ATR/BPN, sebagai narasumber utama. Dalam pemaparannya, ia menekankan pentingnya pengendalian pemanfaatan ruang di tengah laju pembangunan dan investasi yang masif, serta pembersihan perangkat regulasi tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021.

Menambah perspektif daerah, forum ini juga menghadirkan perwakilan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi NTB yang menjelaskan praktik implementasi pengendalian ruang di tingkat lokal. Keduanya mendapat tanggapan akademik dari Ketua Program Studi PWK UMMAT, Febrita Susanti, ST, M.Eng., yang menekankan pentingnya penguatan kapasitas pengawasan serta partisipasi dalam penataan ruang yang adil dan berkelanjutan.

Diskusi berlangsung terbuka dan partisipatif. Mahasiswa PWK UMMAT menunjukkan antusiasme yang tinggi dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan kritis yang diapresiasi langsung oleh narasumber utama. Aria Indra Purnama bahkan memuji kualitas intelektual mahasiswa UMMAT dan menyatakan kesiapannya mendukung pengembangan akademik PWK UMMAT, termasuk melalui kuliah tamu, pendampingan akademik, hingga peluang magang di kementerian.

Acara ini juga dihadiri langsung oleh pejabat Kementerian ATR/BPN, Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi NTB, Kepala Subdirektorat Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah IV, jajaran analis dan penata ruang muda, serta Ketua Ikatan Ahli Perencana (IAP) NTB. Para dosen dan mahasiswa PWK UMMAT mengikuti forum ini secara aktif di Aula UMMAT.

Sementara itu, peserta Daring berasal dari berbagai perguruan tinggi di wilayah Indonesia Timur, di antaranya Universitas Karyadarma Kupang, Universitas Terbuka Kupang, Universitas Pattimura Ambon, ITB STIKOM Ambon, Universitas Nahdlatul Ulama Maluku Utara, Universitas Muhammadiyah Sorong, IST Indonesia Manokwari, Universitas Amal Ilmiah Yapis Wamena, Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, serta Universitas Cenderawasih Jayapura. Antusiasme dan partisipasi aktif para peserta membuktikan menguatnya kolaborasi akademik lintas wilayah.

Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA, dalam Perayaannya menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada UMMAT sebagai tuan rumah forum nasional ini. Ia menilai bahwa kehadiran para pejabat ilmuwan dan akademisi dari berbagai wilayah merupakan bukti bahwa UMMAT telah menjadi pusat kajian strategi dalam bidang perencanaan wilayah dan kota di kawasan timur Indonesia. Ia berharap forum ini awal menjadi sinergi berkelanjutan yang melahirkan implementasi nyata dalam pengelolaan ruang yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Febrita Susanti menambahkan bahwa forum ini menjadi momentum reflektif bagi akademisi dalam mendukung kebijakan pengendalian ruang di daerah. Menurutnya, materi diskusi sangat relevan dengan kurikulum PWK UMMAT, khususnya pada mata kuliah pengendalian dan pengawasan ruang. Ia juga menekankan pentingnya forum semacam ini dalam memperluas jaringan kerja sama antara kampus dan pemangku kepentingan.

Dalam sesi penutup, Aria Indra Purnama kembali menekankan pentingnya kolaborasi antara kementerian dan dunia pendidikan tinggi. Ia mengapresiasi pelaksanaan forum yang dinamis dan berkelas, serta menyatakan komitmennya untuk terus membangun kerja sama dengan UMMAT. “Kami siap membuka ruang magang bagi mahasiswa UMMAT, dan saya bersedia memberikan kuliah tamu secara sukarela untuk memperkuat pemahaman mereka tentang tata ruang,” ujarnya.

Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dari rangkaian kolaborasi strategis antara Kementerian ATR/BPN dan UMMAT, guna mendukung pembangunan wilayah yang tertib ruang dan berkelanjutan di kawasan timur Indonesia. (HUMAS UMMAT)

Langkah Nyata Wujudkan Pendidikan Berkualitas di NTB, FKIP UMMAT Lepas 351 Mahasiswa PLP II & KKN-Dik

Langkah Nyata Wujudkan Pendidikan Berkualitas di NTB, FKIP UMMAT Lepas 351 Mahasiswa PLP II & KKN-Dik

Mataram,  Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menunjukkan komitmennya dalam mencetak calon pendidik unggul dan berjiwa pengabdi. Hal ini ditandai dengan pelepasan resmi 351 mahasiswa Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) II yang terintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata Pendidikan (KKN-Dik) pada Sabtu, 19 Juli 2025.

Bertempat di Lapangan FKIP UMMAT, acara pelepasan berlangsung khidmat dan penuh semangat. Hadir dalam kesempatan tersebut Rektor UMMAT Drs. Abdul Wahab, M.A., Dekan FKIP Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd.Si., MCE., para Wakil Dekan FKIP, dosen pembimbing lapangan (DPL), serta seluruh peserta program PLP II.

Dekan FKIP UMMAT, Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd.,Si., menjelaskan bahwa program PLP II terintegrasi KKN-Dik merupakan bentuk pembelajaran yang menuntut mahasiswa untuk tidak hanya menguasai teori pendidikan, tetapi juga mampu mengimplementasikannya dalam konteks nyata di tengah masyarakat sekolah. “Melalui program ini, mahasiswa tidak hanya mengajar di kelas, tetapi juga menjadi bagian dari masyarakat sekolah dan berkontribusi aktif dalam pengembangan lingkungan pendidikan,” ujar Nizaar.

Sebanyak 351 mahasiswa FKIP UMMAT akan disebar ke 50 sekolah mitra dari jenjang SD, SMP, hingga SMA/SMK yang tersebar di dua wilayah strategis, yaitu Kabupaten Lombok Timur dan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Para mahasiswa akan menjalani masa praktik selama dua bulan, dimulai pada 21 Juli hingga 13 September 2025.

Program PLP II terintegrasi KKN-Dik ini merupakan program unggulan FKIP UMMAT yang memadukan pendekatan akademik dengan pengabdian masyarakat berbasis pendidikan. Mahasiswa akan menjalankan sejumlah aktivitas, antara lain praktik pembelajaran di kelas bersama guru pamong, penyusunan dan pengembangan perangkat ajar, penyelenggaraan kegiatan literasi dan numerasi di sekolah, serta pelaksanaan program edukatif berbasis potensi dan kebutuhan lokal.

“Pendekatan ini bertujuan agar mahasiswa tidak hanya menjadi guru yang cakap dalam mengajar, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan mampu menjadi agen perubahan di lingkungannya,” tambah Dr. Nizaar.

Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., dalam amanatnya menekankan pentingnya menjaga integritas dan profesionalisme selama menjalankan tugas. Ia berharap para mahasiswa dapat menjadi teladan yang baik, serta membawa nilai-nilai Muhammadiyah dalam praktik pendidikan di sekolah.

“Kalian adalah representasi UMMAT di tengah masyarakat. Jadilah duta perubahan, teladan akhlak, dan penyebar semangat mencerdaskan kehidupan bangsa. Jangan lupa untuk belajar dari guru pamong, bersinergi dengan kepala sekolah, dan mendengarkan kebutuhan siswa,” tegas Rektor.

Beliau juga menyampaikan bahwa pengalaman ini merupakan salah satu fase penting dalam pembentukan karakter pendidik. “Di lapangan, kalian akan belajar banyak hal yang tidak kalian temukan di ruang kuliah. Hadapilah setiap tantangan dengan keikhlasan dan semangat untuk tumbuh,” tambahnya.

Dengan pelepasan ini, FKIP UMMAT mempertegas komitmennya untuk terus membina dan mendampingi calon guru yang tak hanya kompeten dalam bidangnya, tetapi juga siap menjadi pemimpin perubahan di tengah masyarakat. Sinergi antara kampus, sekolah, dan masyarakat ini diharapkan dapat menciptakan dampak positif dan berkelanjutan bagi pendidikan di Nusa Tenggara Barat. (HUMAS UMMAT)

Revolusi Aspirasi Mahasiswa: DPM UMMAT Resmikan Platform Digital dan Gelar Dialog Legislasi

Revolusi Aspirasi Mahasiswa: DPM UMMAT Resmikan Platform Digital dan Gelar Dialog Legislasi

Mataram, 10 Juli 2025 – Dalam semangat memperkuat peran mahasiswa sebagai agen perubahan dan pendorong demokrasi kampus, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) meresmikan platform “Digital Aspirasi Mahasiswa” dan menggelar forum Dialog Legislasi yang melibatkan berbagai elemen penting dalam lingkungan akademik. Bertempat di Aula Pertemuan Lantai 3 Rektorat UMMAT, acara ini mengangkat tema “Suara Mahasiswa: Langkah Nyata, Aspirasi Didengar, Perubahan Terwujud” dan dihadiri lebih dari 80 peserta yang terdiri dari perwakilan Lembaga Kemahasiswaan se-UMMAT serta ketua dan anggota DPM dari berbagai perguruan tinggi di Kota Mataram.

Kegiatan ini menjadi tonggak sejarah baru dalam mekanisme penyampaian aspirasi mahasiswa di UMMAT. Selama ini, ruang penyampaian ide, kritik, dan gagasan mahasiswa dianggap terbatas. Melalui platform Digital Aspirasi Mahasiswa, DPM mencoba mematahkan sekat-sekat formalitas dan hambatan birokrasi yang kerap membatasi komunikasi dua arah antara mahasiswa dan lembaga perwakilan.

Ketua Komisi Humas DPM UMMAT, Irma Neni Wahidah, mengungkapkan bahwa keresahan mahasiswa yang selama ini tak tersampaikan dengan baik telah menjadi motivasi utama peluncuran inovasi ini. Ia memperkenalkan QR Code khusus yang terhubung langsung ke sistem digital aspirasi, memungkinkan setiap mahasiswa menyampaikan masukan secara anonim atau terbuka, kapan pun dan di mana pun.

“Kami tidak ingin lagi mendengar mahasiswa berkata, ‘suara saya tidak didengar’ atau ‘untuk apa menyampaikan aspirasi kalau tidak ditindaklanjuti’. Melalui platform ini, kami pastikan setiap suara akan tercatat dan dibahas dalam rapat-rapat DPM sebagai dasar penyusunan kebijakan”, tegasnya.

Platform ini dirancang agar bersifat transparan, adaptif, dan inklusif, sehingga dapat menjangkau seluruh mahasiswa dari berbagai latar belakang program studi dan fakultas. Tidak hanya menyampaikan aspirasi, mahasiswa juga dapat memantau tindak lanjut dan status aspirasi yang mereka kirimkan.

Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan Dialog Legislasi, sebuah forum diskusi terbuka yang menghadirkan dua narasumber kompeten: Bapak Marga Harun, S.H., M.H., Anggota DPRD Provinsi NTB, dan Bapak Erik, S.IP., M.IP., akademisi UMMAT. Keduanya membahas secara mendalam tentang pentingnya literasi legislasi di kalangan mahasiswa, mekanisme penyusunan kebijakan publik, hingga peran strategis mahasiswa sebagai kelompok kritis dalam sistem demokrasi.

Dalam pemaparannya, Marga Harun mengapresiasi inisiatif DPM UMMAT dan menyatakan bahwa kegiatan seperti ini menjadi bukti bahwa mahasiswa bukan hanya penonton dalam dinamika kebangsaan.

“Saya melihat semangat besar dari adik-adik mahasiswa hari ini. Platform digital seperti ini harus menjadi media penggerak, bukan sekadar pelengkap. DPM punya peran vital dalam menyerap, menyusun, dan menyuarakan kebijakan berbasis kebutuhan riil mahasiswa”, ungkapnya.

Senada, Erik, S.IP., M.IP. menyoroti perlunya kolaborasi antara lembaga legislatif kampus dan akademisi dalam membentuk kultur berpikir kritis. Ia mendorong mahasiswa agar tidak takut bersuara, sekaligus tetap mengedepankan etika dalam menyampaikan pendapat.

Momentum penting lainnya adalah saat Wakil Rektor III UMMAT, Dr.Erwin, M.Pd.,  secara resmi meluncurkan platform Digital Aspirasi Mahasiswa. Dalam sambutannya, WR III memberikan apresiasi tinggi terhadap kinerja DPM UMMAT yang dinilai lebih aktif, inovatif, dan responsif terhadap kebutuhan zaman.

“DPM saat ini telah menunjukkan langkah nyata dalam menjembatani suara mahasiswa. Kami mendukung penuh, bahkan menantang DPM untuk mengembangkan platform ini lebih lanjut hingga bisa menjadi role model di tingkat nasional”, ujar WR III dengan semangat.

Ia juga mengajak seluruh organisasi kemahasiswaan untuk bersinergi dengan DPM dalam menampung dan menyikapi berbagai persoalan kampus secara konstruktif.

Ketua DPM UMMAT, Muhamad Aminuddin, menutup kegiatan dengan ajakan kepada seluruh mahasiswa UMMAT untuk tidak ragu menyampaikan aspirasi melalui kanal resmi yang telah disediakan. Ia menegaskan bahwa lembaga legislatif mahasiswa hadir bukan sebagai simbol, melainkan sebagai representasi nyata dari suara mahasiswa.

Kegiatan yang berlangsung hingga siang hari ini berjalan lancar dan penuh semangat kolaboratif. Dengan peluncuran Digital Aspirasi Mahasiswa, DPM UMMat tidak hanya memperkenalkan inovasi, tapi juga menegaskan komitmennya sebagai lembaga yang terbuka, solutif, dan berorientasi pada kemajuan kampus.

Kegiatan ini diharapkan menjadi titik awal transformasi budaya komunikasi antara mahasiswa dan lembaga kampus. Sehingga, segala bentuk kritik, gagasan, dan aspirasi dapat diterima sebagai energi positif untuk membangun Universitas Muhammadiyah Mataram yang lebih progresif dan adaptif di era digital. (HUMAS UMMAT)