Teknik Geologi UMMAT Perkuat Literasi Kebumian dan Mitigasi Bencana di Geopark Rinjani Melalui International Expert Lecture Bersama NUS dan UGGp

Teknik Geologi UMMAT Perkuat Literasi Kebumian dan Mitigasi Bencana di Geopark Rinjani Melalui International Expert Lecture Bersama NUS dan UGGp

Mataram, Program Studi S1 Teknik Geologi Fakultas Teknik (Fatek) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan keilmuan kebumian yang relevan dengan isu-isu global melalui penyelenggaraan International Expert Lecture bertajuk “Development of Educational, Conservation, Geo Heritage, and Geological Hazard Mitigation-Based Geo in The Rinjani Geopark Area to Enhance Mountaineering Safety.” Kegiatan yang berlangsung pada 8 oktober 2025, di Aula Fakultas Kedokteran UMMAT ini menghadirkan dua narasumber ahli dari tingkat nasional dan internasional, serta diikuti oleh mahasiswa S1 Teknik Geologi, D3 Teknik Pertambangan, dan peserta umum dari berbagai latar belakang.

Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya Fakultas Teknik UMMAT dalam memperkuat pendidikan geosains yang berorientasi pada konservasi, mitigasi bencana, serta pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan. Ketua Program Studi S1 Teknik Geologi, Andi Faesal, M.Eng., menjelaskan bahwa kegiatan ini diselenggarakan untuk memperluas wawasan ilmiah mahasiswa terhadap karakteristik bencana geologi di Gunung Rinjani serta memahami langkah-langkah mitigasi yang efektif.

“Gunung Rinjani merupakan kawasan yang memiliki keindahan sekaligus kompleksitas geologi yang tinggi. Mahasiswa perlu memahami bahwa di balik keindahan tersebut, terdapat potensi bahaya yang harus dikelola dengan pengetahuan ilmiah. Kegiatan ini kami rancang agar mereka mampu melihat hubungan antara konservasi, mitigasi, dan keselamatan pendakian secara ilmiah dan praktis,” ungkap Andi Faesal.

Dr. Aji Syailendra Ubaidillah, Dekan Fakultas Teknik UMMAT, menegaskan pentingnya sinergi antara akademisi, praktisi, dan lembaga konservasi dalam mewujudkan keselamatan dan keberlanjutan di kawasan Geopark Rinjani. “Kesempatan ini sangat berharga karena menghadirkan narasumber internasional dari kampus berperingkat delapan dunia. Mahasiswa harus memanfaatkan momentum ini untuk memperluas wawasan dan menjalin jejaring global. Ada kesempatan, ada waktu, dan ada keinginan yang bisa digunakan jangan sampai disia-siakan,” tutur Dr. Aji penuh semangat.

Sesi pertama diisi oleh Yoonhee Jung, Ph.D., seorang Senior Research Fellow dari Faculty of Arts and Social Sciences, National University of Singapore (NUS). Dalam pemaparannya, beliau mengangkat tema konservasi di negara berkembang dan menyoroti bagaimana konsep Geopark dapat menjadi “wacana yang kuat” dan “kekuatan ekonomi” melalui pengembangan geowisata yang berkelanjutan. Ia menekankan bahwa keberhasilan pengelolaan geopark tidak hanya bergantung pada keindahan alam semata, tetapi juga pada peran masyarakat lokal dan institusi pendidikan dalam membangun kesadaran dan tanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan.

Pemateri kedua, Meliawati Ang, ST, selaku Manager of Research, Development & Inter-Institutional Cooperation di Rinjani–Lombok UNESCO Global Geopark (UGGp) , membahas Gunung Rinjani sebagai warisan dunia yang memiliki nilai geologis dan ekosistem luar biasa. Ia menyoroti pentingnya edukasi keselamatan bagi para pendaki dan pengelola kawasan.

Menutup kegiatan, Melinda Dwi Erintina, M.Sc., Ketua Program Studi D3 Teknik Pertambangan, menyampaikan refleksi penting tentang tantangan penelitian di bidang kebumian, khususnya di kawasan Rinjani. “Belum banyak publikasi ilmiah yang membahas daerah rawan bencana di Rinjani. Ini menjadi tantangan besar bagi praktisi dan praktisi di Indonesia. Jangan sampai geopark dan warisan yang kita miliki justru lebih banyak dikaji oleh peneliti asing. Melalui kegiatan seperti ini, kami berharap muncul semangat baru untuk memperdalam penelitian dan publikasi ilmiah terkait potensi bahaya geologi di kawasan Rinjani,” tegasnya. (HUMAS UMMAT)

Gugat Ketimpangan, Teguhkan Perubahan: Ormawa FAI UMMAT Bangun Diskursus Kritis tentang Kesetaraan dan Keadilan Gender

Gugat Ketimpangan, Teguhkan Perubahan: Ormawa FAI UMMAT Bangun Diskursus Kritis tentang Kesetaraan dan Keadilan Gender

Mataram, Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) sukses menyelenggarakan kegiatan Dialog Suara Perempuan dengan tema “Membongkar Realitas, Menggugat Ketimpangan, dan Merumuskan Aksi Nyata dari Agenda Perempuan untuk Perubahan.”
Kegiatan yang berlangsung di Aula FAI UMMAT pada tanggal 8 oktober 2025 ini menghadirkan atmosfer diskusi yang hidup dan reflektif, diikuti oleh para dosen, mahasiswa, serta perwakilan lembaga kemahasiswaan yang terlibat aktif dalam percakapan seputar isu kesetaraan dan keadilan gender.

Wakil Dekan I FAI UMMAT, Dr. Mukhlisin, M.S.I., menyampaikan apresiasi terhadap semangat Ormawa FAI dalam menghadirkan ruang intelektual yang progresif dan solutif. Menurutnya, kegiatan seperti ini tidak hanya menjadi wadah pengembangan akademik, tetapi juga sarana pembentukan karakter sosial mahasiswa yang peka terhadap realitas kemanusiaan.

“Perempuan memiliki peran besar dalam dinamika sosial dan pembangunan bangsa. Melalui kegiatan seperti ini, mahasiswa dilatih untuk berpikir kritis, berempati, dan menumbuhkan kesadaran kolektif terhadap isu-isu kemanusiaan,” ujar Dr. Mukhlisin.

Dialog ini menghadirkan tiga narasumber utama yang menyoroti persoalan ketimpangan gender dari berbagai sudut pandang akademik dan sosial. Merka adalah Prof. Dr. Atun Wardatun, M.Ag., M.A., Ph.D., Humaira, M.Pd., dan Miftahul Jannah, M.Pd.

Narasumber pertama, Prof. Dr. Atun Wardatun, M.Ag., M.A., Ph.D., menegaskan pentingnya kesadaran struktural dalam memahami akar ketimpangan gender. Ia menjelaskan bahwa ketidakadilan terhadap perempuan tidak muncul secara alami, melainkan hasil dari konstruksi sosial dan sistem budaya yang selama berabad-abad menempatkan perempuan dalam posisi subordinat, terutama di ranah publik dan politik.

“Ketimpangan gender tidak lahir begitu saja, tetapi dibentuk oleh sistem dan struktur sosial yang belum berpihak pada keadilan. Maka, perjuangan perempuan adalah perjuangan melawan struktur yang menindas, bukan sekadar perbaikan perilaku individu,” tegas Prof. Atun.

Sementara itu, Humaira, M.Pd., membahas bentuk-bentuk konkret ketimpangan yang masih dihadapi perempuan di berbagai sektor kehidupan, seperti marginalisasi ekonomi, beban ganda, kekerasan berbasis gender, serta keterbatasan akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan. Ia menegaskan bahwa pandangan sempit yang menempatkan perempuan hanya di ranah domestik harus diubah, karena kontribusi perempuan sangat besar dalam pembangunan bangsa.

“Perempuan sering dipinggirkan dalam akses terhadap sumber daya ekonomi dan politik. Padahal, mereka memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan di berbagai sektor kehidupan,” ungkap Humaira.

Miftahul Jannah, M.Pd., sebagai narasumber ketiga, juga memaparkan data empiris mengenai kondisi ketimpangan gender di Nusa Tenggara Barat (NTB). Berdasarkan data per Mei 2025, indeks ketimpangan gender di sejumlah kabupaten/kota masih tergolong tinggi: Lombok Barat (0,538), Lombok Tengah (0,5), Lombok Timur (0,551), Sumbawa (0,3), Dompu (0,5), Bima (0,4), Sumbawa Barat (0,4), Lombok Utara (0,5), dan Kota Mataram (0,4).

Ia juga mengungkapkan bahwa keterlibatan perempuan dalam politik nasional baru mencapai 21 persen, menempatkan Indonesia di posisi ke-113 dunia, sementara partisipasi perempuan di pasar kerja hanya sekitar 53 persen. Di sisi lain, kasus kekerasan terhadap perempuan di NTB masih tinggi, mencapai 233 kasus sepanjang 2025, dengan bentuk kekerasan paling dominan berupa catcalling di tempat kerja.

“Data ini menunjukkan bahwa perjuangan perempuan masih panjang dan membutuhkan kolaborasi lintas sektor untuk memastikan keadilan dan perlindungan yang lebih nyata,” tutur Miftahul Jannah.

Melalui kegiatan ini, Ormawa FAI UMMAT berharap agar mahasiswa mampu memperluas wawasan, memperdalam kepekaan sosial, serta memperkuat komitmen moral terhadap perjuangan kesetaraan gender. Dialog ini tidak hanya menjadi ajang berbagi gagasan, tetapi juga momentum bagi civitas akademika untuk meneguhkan peran Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin — yang menempatkan nilai keadilan, kemanusiaan, dan kesetaraan sebagai pilar utama kehidupan sosial. (HUMAS UMMAT)

UMMAT Ukir Prestasi Qur’ani: Minwar Hadi Raih Juara Harapan I Hifzil Quran 10 Juz Putra di MTQMN 2025

UMMAT Ukir Prestasi Qur’ani: Minwar Hadi Raih Juara Harapan I Hifzil Quran 10 Juz Putra di MTQMN 2025

Mataram, Semangat Qur’ani kembali mengharumkan nama Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) di tingkat nasional. Mahasiswa Fakultas Hukum (FH), Minwar Hadi, berhasil meraih Juara Harapan I pada cabang Hifzil Quran 10 Juz Putra dalam ajang Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) tahun 2025 yang diselenggarakan di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, pada 5–10 Oktober 2025.

Minwar Hadi mengaku bahwa perjuangannya tidak mudah. Di tengah kesibukan sebagai mahasiswa hukum, ia tetap berusaha menjaga hafalan Al-Qur’annya dengan disiplin dan istiqamah. “Saya bersyukur bisa membawa nama baik UMMAT di ajang nasional ini. Persaingan sangat ketat, tetapi saya berusaha untuk fokus dan menjadikan setiap hafalan sebagai bentuk ibadah, bukan hanya kompetisi. Semoga ini menjadi motivasi bagi saya dan teman-teman untuk lebih mencintai Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Minwar dengan penuh haru.

Wakil Rektor IV UMMAT, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I, menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya atas capaian gemilang tersebut. Ia menilai bahwa keberhasilan Minwar Hadi merupakan bukti nyata dari pembinaan karakter Islami dan semangat dakwah di lingkungan kampus UMMAT.

“Kami sangat bangga atas capaian Ananda Minwar Hadi yang telah membawa nama baik UMMAT di tingkat nasional. Prestasi ini bukan hanya menunjukkan kemampuan intelektual, tetapi juga spiritualitas yang kuat. Semoga Ananda dapat terus menjaga hafalan Al-Qur’an dan menjadi teladan bagi mahasiswa lainnya. Mari kita jadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup agar tidak tersesat dan senantiasa memperoleh syafaat di dunia dan akhirat,” ujar Dr. Zaenuddin.

Sementara itu, Kepala Lembaga Pengkajian Pengembangan Pengamalan Al Islam & Kemuhamadiyahan (LP3IK) UMMAT, Dr. Muhammad Anugrah Arifin, M.Pd.I., turut memberikan apresiasi mendalam atas dedikasi mahasiswa dalam mempertahankan hafalan di tengah kesibukan akademik. Ia menyampaikan bahwa capaian ini merupakan wujud nyata dari integrasi antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai Al-Qur’an yang terus dikembangkan di lingkungan UMMAT.

“Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para mahasiswa yang telah berjuang, bukan hanya untuk meraih prestasi, tetapi juga menjaga hafalan dan mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa UMMAT mampu melahirkan generasi Qurani yang berintegritas. Harapan kami, prestasi ini tidak berhenti di sini, tetapi menjadi inspirasi bagi tumbuhnya lebih banyak mahasiswa yang mencintai dan mengamalkan Al-Qur’an di lingkungan kampus,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dr. Anugrah menambahkan bahwa LP3IK memiliki harapan besar agar budaya Qur’ani terus tumbuh di kalangan mahasiswa UMMAT melalui berbagai kegiatan seperti tahsin, tahfidz, dan musabaqah Al-Qur’an di tingkat fakultas maupun universitas.

“Kami ingin nilai-nilai Qurani yang diperjuangkan dalam bentuk pembacaan, pelafalan, dan pentadaburan Al-Qur’an bisa menjiwai kehidupan kampus. Mahasiswa seperti Minwar Hadi adalah contoh nyata mahasiswa Qur’ani yang menjadi kebanggaan kami. Ke depan, kami berharap akan semakin banyak mahasiswa yang tidak hanya berprestasi secara akademik, tetapi juga memiliki kecintaan mendalam terhadap Al-Qur’an,” tambahnya.

Prestasi yang diraih Minwar Hadi menjadi bukti nyata bahwa UMMAT terus berkomitmen mencetak generasi muda yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan berkarakter Islami. Semangat yang ditunjukkan oleh mahasiswa Fakultas Hukum ini diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk terus berprestasi, baik di bidang akademik, seni, olahraga, maupun bidang keagamaan.

UMMAT sebagai kampus Islami bertekad untuk terus membangun ekosistem pendidikan yang menyeimbangkan kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional. Melalui pembinaan yang dilakukan oleh LP3IK dan berbagai lembaga kemahasiswaan, universitas ini berkomitmen mencetak mahasiswa yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga memiliki kepekaan moral dan religiusitas yang tinggi. (HUMAS UMMAT)

Dukungan Diktisaintek Berdampak: BEM UMMAT dan Desa Medana Wujudkan Inovasi Pengelolaan Limbah Tani-Ternak Menuju Ekonomi Sirkular

Dukungan Diktisaintek Berdampak: BEM UMMAT dan Desa Medana Wujudkan Inovasi Pengelolaan Limbah Tani-Ternak Menuju Ekonomi Sirkular

Lombok Utara, Dalam upaya memperkuat peran mahasiswa sebagai agen perubahan sosial, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melaksanakan Program Mahasiswa Berdampak di Desa Medana, Kabupaten Lombok Utara pada Sabtu, 11 Oktober 2025. Program ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara mahasiswa, dosen pendamping, dan pemerintah desa, yang didukung oleh Kementerian Diktisaintek.

Dengan mengangkat tema “Inovasi Pengelolaan Limbah Tani dan Ternak Melalui Penerapan Teknologi Tepat Guna dan Manajemen Usaha Berbasis Digital,” kegiatan ini menjadi langkah konkret UMMAT dalam menghadirkan solusi terhadap permasalahan lingkungan sekaligus membuka peluang pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan.

Program yang dilaksanakan di salah satu rumah warga Desa Medana ini dihadiri oleh unsur pemerintah desa, aparat keamanan, dosen pendamping, mahasiswa, dan masyarakat setempat. Melalui pendekatan edukatif dan partisipatif, kegiatan ini mendorong masyarakat untuk mengubah cara pandang terhadap limbah tani dan ternak  bukan lagi sebagai masalah, tetapi sebagai potensi sumber daya ekonomi yang dapat dikelola secara produktif.

Dosen pendamping kegiatan, Muanah, S.TP., M.Si., menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bukti nyata sinergi antara dunia kampus dan masyarakat. “Program ini bukan sekadar kegiatan akademik, melainkan wujud nyata pengabdian kampus kepada masyarakat. Kami berharap hasil inovasi yang diperkenalkan dapat diadaptasi dan dikembangkan secara berkelanjutan oleh warga Desa Medana,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Medana memberikan apresiasi tinggi atas kontribusi mahasiswa UMMAT yang telah membawa inovasi tepat guna sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa. “Kami berterima kasih kepada UMMAT yang telah menghadirkan gagasan inovatif dan bermanfaat bagi warga kami. Program ini sejalan dengan visi desa kami untuk mengembangkan ekonomi hijau dan ramah lingkungan. Jika program ini berhasil, kami siap menjadikannya model pemberdayaan di tingkat desa,” tegasnya.

Hadir pula Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., yang mewakili Rektor UMMAT dalam kegiatan tersebut. Beliau menegaskan bahwa sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat merupakan elemen penting dalam membangun masa depan berkelanjutan. “Kegiatan ini merupakan langkah strategis dalam membangun kesadaran lingkungan sekaligus memperkenalkan inovasi energi baru dan terbarukan di tingkat masyarakat. UMMAT akan terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak demi terwujudnya kemaslahatan bersama,” ungkap Dr. Erwin.

Ketua BEM UMMAT, Supriadin, turut menyampaikan rasa bangga atas terselenggaranya program ini yang menggambarkan semangat mahasiswa dalam membawa manfaat nyata bagi masyarakat. “Kami berharap kegiatan ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi lingkungan sekitar. Mahasiswa harus hadir tidak hanya sebagai pembelajar, tetapi juga sebagai penggerak perubahan yang mampu menciptakan solusi bagi berbagai persoalan sosial,” tuturnya.

Melalui Program Mahasiswa Berdampak ini, Desa Medana diharapkan menjadi percontohan pengelolaan limbah tani dan ternak berbasis teknologi tepat guna serta bagian dari ekonomi sirkular yang ramah lingkungan. Kegiatan ini sekaligus mempertegas komitmen Universitas Muhammadiyah Mataram dalam melaksanakan Catur Dharma Perguruan Tinggi, khususnya di bidang pengabdian kepada masyarakat.

UMMAT percaya bahwa sinergi antara kampus dan desa bukan hanya memperkuat ketahanan ekonomi lokal, tetapi juga menumbuhkan kesadaran ekologis dan sosial menuju pembangunan berkelanjutan di Nusa Tenggara Barat. (HUMAS UMMAT)

Dinamika Kebijakan Hukum Pidana: Hukum Adat sebagai Living Law dalam KUHP Nasional, FH UMMAT Gelar Kuliah Umum

Dinamika Kebijakan Hukum Pidana: Hukum Adat sebagai Living Law dalam KUHP Nasional, FH UMMAT Gelar Kuliah Umum

Kegiatan Pembukaan

Mataram, Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan kegiatan akademik yang berorientasi pada penguatan wawasan hukum mahasiswa dengan menggelar kuliah umum bertajuk “Dinamika Kebijakan Hukum Pidana: Hukum Adat sebagai Living Law dalam KUHP Nasional” . Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 6 Oktober 2025, bertempat di Gedung Lantai 1 FH UMMAT, dan diikuti oleh puluhan mahasiswa dari berbagai angkatan.

Acara ini menghadirkan narasumber ahli, Dr. Yusuf Saefudin, S.H., M.H., yang saat ini menjabat sebagai Wakil Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Beliau dikenal sebagai akademisi dan peneliti di bidang hukum pidana dan hukum adat yang telah banyak memberikan kontribusi pemikiran dalam pembaruan hukum di Indonesia.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkaya wawasan mahasiswa terhadap perkembangan kebijakan hukum pidana di Indonesia, terutama terkait pengakuan dan peran hukum adat sebagai living law dalam sistem hukum nasional. Selain itu, kuliah umum ini juga menjadi ruang refleksi bagi mahasiswa untuk memahami pentingnya integrasi nilai-nilai lokal dan budaya hukum masyarakat dalam perumusan dan penerapan hukum pidana yang berkeadilan dan berorientasi pada kemaslahatan sosial.

Dekan FH UMMAT, Dr. Hilman Syahrial Haq, S.H., LL.M., menegaskan bahwa kegiatan kuliah umum ini merupakan bentuk upaya nyata Fakultas Hukum dalam memperkuat pemahaman mahasiswa terhadap dinamika hukum nasional yang berakar pada nilai-nilai kearifan lokal. Menurutnya, keberhasilan pendidikan hukum tidak hanya diukur dari penguasaan teori, tetapi juga dari kemampuan mahasiswa memahami realitas sosial tempat hukum itu bekerja.

“Pengakuan hukum adat sebagai living law dalam KUHP nasional mencerminkan semangat pembaruan hukum yang berkeadilan dan kontekstual dengan karakter bangsa Indonesia. Melalui kegiatan seperti ini, kami berharap mahasiswa tidak hanya memahami hukum dari teks semata, tetapi juga dari nilai-nilai sosial yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat,” tutur Dr. Hilman.

Suasana kuliah umum berlangsung penuh semangat. Mahasiswa tampak antusias menyimak dan berpartisipasi aktif dalam sesi tanya jawab. Beberapa mahasiswa mengajukan pertanyaan kritis terkait peran hukum adat dalam penyelesaian perkara pidana, serta tantangan penerapan prinsip living law di tengah sistem hukum modern yang sering kali bersifat sentralistik. Narasumber pun menjawab dengan penjelasan yang komprehensif, memberikan perspektif baru bagi mahasiswa dalam memahami hubungan antara hukum formal dan nilai-nilai adat yang hidup di masyarakat.

Penyampaian Materi dari Narasumber Dr. Yusuf Saefudin, S.H., M.H.

Salah satu peserta kuliah umum, mengungkapkan bahwa kegiatan ini membuka wawasan barunya dalam memahami konsep hukum yang berpihak pada keadilan sosial. “Saya jadi lebih paham bahwa hukum adat itu bukan hal kuno, tapi justru bagian penting dari keadilan yang hidup di tengah masyarakat kita. Materinya sangat relevan dengan kondisi hukum saat ini,” ujarnya.

Selain memberikan manfaat akademik, kegiatan ini juga mempererat hubungan antara civitas akademika FH UMMAT dengan jejaring akademik antarperguruan tinggi Muhammadiyah. Dengan menghadirkan narasumber dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto, kegiatan ini menjadi ajang pertukaran gagasan dan kolaborasi keilmuan di bidang hukum yang berorientasi pada pengembangan nilai-nilai keindonesiaan dalam hukum pidana. (HUMAS UMMAT)

UMMAT Resmi Lepas Tiga Duta Qur’ani untuk Berlaga di MTQMN 2025

UMMAT Resmi Lepas Tiga Duta Qur’ani untuk Berlaga di MTQMN 2025

Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menunjukkan komitmennya dalam melahirkan generasi Qur’ani berprestasi. Pada Rabu (2/10), kampus secara resmi melepas tiga mahasiswa terbaik untuk berkompetisi di ajang turnamen Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN) yang akan berlangsung di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, pada 5–10 Oktober 2025 mendatang.

Acara pelepasan berlangsung khidmat di Ruang Tamu Rektor UMMAT. Para peserta, pimpinan universitas, serta perwakilan fakultas hadir memberi doa dan restu bagi keberangkatan utusan. Suasana penuh haru dan kebanggaan menyelimuti prosesi.

Ketiga delegasi UMMAT yang dilepas adalah: Ainun Iman – Mahasiswi Prodi S1 ​​Teknik Sipil, cabang Tilawah Putri. Muh. Minwar Hadi – Mahasiswa Prodi Hukum, cabang Hifzil Qur’an 10 Juz Putra. Raudatam Mirriadil Jinan – Mahasiswi FAI, cabang Hifzil Qur’an 20 Juz Putri. Mereka merupakan hasil seleksi internal yang ketat, kemudian berhasil lolos tahap Pra-Nasional yang digelar secara online selama dua minggu terakhir. Dalam proses tersebut, mereka bersaing dengan ratusan peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk memperebutkan posisi 32 besar. Berkat kerja keras dan konsistensi, ketiganya berhasil menembus peringkat 32 besar nasional dan berhak mengikuti kompetisi secara luring di Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Banjarmasin.

Kadiv. LP3IK, Sahman Z, SH., MH., sekaligus sebagai pendamping menegaskan bahwa mahasiswa ketiga telah melewati proses persiapan yang matang. “Mereka sudah mengikuti seleksi dare selama dua pekan penuh dengan berbagai ujian. Kami optimis, semangat dan ikhtiar yang sudah ditunjukkan akan menjadi bekal penting untuk bersaing di tingkat nasional. Harapan kami, keberangkatan ini bisa membawa kontribusi nyata untuk UMMAT,” ujarnya.

Kepala LP3IK UMMAT, Dr. Muhammad Anugrah Arifin, M.Pd.I., memberikan pesan mendalam kepada para peserta. Ia menekankan pentingnya menjaga sikap tawadhu meski telah menorehkan prestasi. “Kesempatan ini adalah momentum untuk mengukir prestasi. Namun, jangan pernah merasa sombong, karena semua ini adalah takdir Allah SWT. Yang perlu kita lakukan adalah berusaha memantaskan diri dan mensyukuri amanah ini. Keterlibatan mahasiswa UMMAT di MTQMN adalah bukti keseriusan kampus dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada generasi muda. Semoga langkah ini membawa manfaat, tidak hanya bagi UMMAT, tetapi juga bagi umat,” tuturnya.

Wakil Rektor IV UMMAT, Dr. H. Zaenudin, M.Pd.I., dalam pesannya menyampaikan rasa syukur atas keberangkatan delegasi. “Hari ini kita patut bersyukur, karena UMMAT bisa sejajar dengan universitas-universitas lain di tingkat nasional. Bahkan, kita siap bersaing di kancah internasional. Juara memang penting, tetapi yang utama adalah menjaga niat. Berlombalah dengan jujur, karena ini kitab suci, maka sucikan diri kalian ketika berlaga,” ujarnya penuh semangat.

Sementara itu, Wakil Dekan III Fakultas Teknik turut menyampaikan kebanggaannya atas keberangkatan Ainun Iman yang membawa nama Fatek. Ia menilai, keberangkatan ini menjadi wujud nyata kontribusi fakultas dalam mendukung prestasi mahasiswa.

Tidak ketinggalan, Wakil Dekan II Fakultas Agama Islam (FAI), Mardiyah Hayati, M.Pd.I., dengan penuh haru menuturkan rasa syukur karena salah satu mahasiswa FAI, Raudatam Mirriadil Jinan kembali dipercaya membawa nama baik universitas. “Prestasi dalam bidang Al-Qur’an adalah prestasi yang memuliakan kita semua. Amanah ini harus dijaga sebaik-baiknya. Kami di sini mendoakan, semoga langkah adek-adek mahasiswa selalu diberkahi dan diridai Allah SWT,” ungkapnya.

Pelepasan ini tidak hanya menjadi seremoni semata, tetapi juga simbol kebersamaan seluruh civitas akademika UMMAT dalam mendukung mahasiswa berprestasi. Dukungan doa, pesan moral, dan motivasi yang diberikan meneguhkan tekad ketiga peserta untuk tampil maksimal dan mengharumkan nama almamater.

Dengan penuh semangat, ketiga mahasiswa tersebut berangkat sebagai duta UMMAT untuk membawa syiar Al-Qur’an di kancah nasional. Mereka diharapkan tidak hanya meraih prestasi, tetapi juga menjadi teladan bagi mahasiswa lain dalam menjunjung tinggi nilai-nilai Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. (HUMAS UMMAT)