Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menggelar Pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler 2024 Angkatan ke-XXXVIII yang bertajuk “Membangun Inovasi Desa Menuju Masyarakat Mandiri”. Acara ini berlangsung selama dua hari, terhitung dari Rabu s/d kamis dihadiri oleh 956 peserta KKN yang akan disebar ke pulau Sumbawa dan Lombok dalam 64 kelompok (17/07/2024).
Ketua panitia, Dr. Ibrahim Ali, M.Sc, menyampaikan bahwa tujuan utama dari pembekalan ini adalah untuk mempersiapkan mahasiswa agar dapat berkontribusi secara maksimal dalam program KKN dengan mengembangkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat desa. “Pembekalan ini melibatkan narasumber yang kompeten di bidangnya, termasuk akademisi dan praktisi, guna memberikan bekal yang cukup bagi mahasiswa. Kami berharap melalui pembekalan ini, mahasiswa dapat menjalankan tugas dengan baik dan memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan desa inovasi dan mandiri,” ujarnya.
para peserta menerima berbagai materi yang relevan dengan kebutuhan di lapangan, seperti strategi pengembangan desa, pengelolaan potensi lokal, dan penerapan teknologi strategi pengembangan desa, inovasi menuju desa unggul, penerapan teknologi tepat guna dan teknik fasilitasi dalam pemberdayaan masyarakat desa. Tidak lupa pula peserta dikuatkan dengan materi strategi pengembangan cabang dan ranting Muhammadiyah. Selama pembekalan mereka juga diberi kesempatan untuk berdiskusi dan bertanya langsung kepada narasumber, sehingga mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan praktis.
Wakil Rektor IV, Dr. Zaenuddin, M.Pd.I., yang merupakan salah satu narasumber dalam pembekalan ini, memberikan materi mengenai strategi pengembangan cabang dan ranting Muhammadiyah. “Pengembangan cabang dan ranting Muhammadiyah adalah bagian penting dari penguatan struktur organisasi di tingkat akar rumput. Kami ingin mahasiswa memahami pentingnya organisasi ini dalam mendukung kegiatan sosial dan pendidikan di masyarakat”, jelasnya.
Ia menambahkan bahwa pengembangan cabang dan ranting harus dimulai dengan memahami kebutuhan lokal dan membangun hubungan yang kuat dengan masyarakat setempat. “Kami mendorong mahasiswa untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan cabang dan ranting Muhammadiyah selama KKN, karena ini adalah kesempatan bagi mereka untuk belajar bagaimana mengelola organisasi dan memimpin kegiatan sosial,” tambahnya.
Selain itu, Ia juga menekankan pentingnya inovasi dalam kegiatan cabang dan ranting. “Inovasi tidak hanya dalam bentuk teknologi, tetapi juga dalam pendekatan dan strategi untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. Mahasiswa harus kreatif dan berpikir out of the box untuk membawa perubahan positif,” tegasnya.
Nurhayati, S.TP., MP, narasumber lain yang ahli dalam penerapan teknologi tepat guna pada masyarakat, memberikan wawasan mendalam mengenai tantangan dan solusi dalam mengimplementasikan teknologi di desa. Ia menjelaskan bahwa meskipun teknologi sederhana dapat sangat membantu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat desa, penerapannya sering kali menghadapi beberapa kendala. “Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya pemahaman dan keterampilan masyarakat desa dalam menggunakan teknologi tersebut. Oleh karena itu, pendampingan dan pelatihan yang intensif sangat diperlukan,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya memilih teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal. “Teknologi yang diterapkan haruslah mudah diakses dan dipahami oleh masyarakat setempat. Selain itu, harus ada penghentian dalam penggunaannya agar manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang,” tambahnya. Ia memberikan contoh beton penerapan teknologi yang tepat guna seperti pengolahan limbah organik menjadi kompos, penggunaan energi terbarukan seperti panel surya, dan pengelolaan air bersih melalui teknologi penyaringan sederhana.
Salah satu peserta, Mustofa Al Hadid, mahasiswa Fakultas Agama Islam, mengungkapkan antusiasmenya dalam mengikuti KKN tahun ini. “Saya sangat bersemangat untuk bisa terjun langsung ke masyarakat dan menerapkan ilmu yang telah saya dapatkan di kampus. Dengan pembekalan ini, saya merasa lebih siap berkontribusi dalam mengembangkan desa menjadi lebih inovatif dan mandiri,” katanya.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyampaikan harapannya agar seluruh peserta KKN dapat menjunjung tinggi nilai-nilai akademis dan sosial yang telah diajarkan di kampus. “Selamat menjalankan KKN bagi semua mahasiswa UMMAT. Jadilah agen perubahan yang membawa inovasi dan kemajuan bagi desa-desa yang kalian tempati. Semoga pengalaman ini menjadi bekal berharga untuk masa depan kalian”, harapnya.
Dengan pembekalan ini, diharapkan mahasiswa UMMAT dapat menjalankan program KKN dengan baik, membawa perubahan positif, dan berkontribusi dalam pembangunan desa menuju masyarakat yang lebih inovatif dan mandiri (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) bangga menjadi tuan rumah acara Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2024. Acara yang berlangsung dari tanggal 5 hingga 7 Juli 2024 ini melibatkan enam perguruan tinggi dari seluruh NTB, yakni Universitas Mataram (Unram), Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Taman Siswa Bima, Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Mataram, dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Yarsi Mataram. Auditorium H.Anwar Ikraman (Jum’at, 05/07/2024).
Ketua Panitia, Drs. Amil, M.Pd., menjelaskan bahwa UMMAT ditunjuk sebagai tuan rumah Peksimida tahun ini. Penunjukan ini didasarkan pada kesepakatan bersama antara Ketua Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia (BPSMI) NTB dan seluruh rektor perguruan tinggi partisipan.
“Peksimida tahun ini menyelenggarakan 13 tangkai seni dengan partisipasi 65 peserta dari 6 perguruan tinggi yang berpartisipasi. Universitas Mataram (Unram) mengirimkan 21 peserta yang akan mengikuti 13 tangkai lomba. UMMAT mengirimkan 10 peserta yang akan berkompetisi dalam 8 tangkai lomba. Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR) mengirimkan 9 peserta untuk 9 tangkai lomba. Stikes Mataram mengirimkan 12 peserta untuk berkompetisi dalam 6 tangkai lomba. Stikes Yarsi Mataram mengirimkan 7 peserta untuk 6 tangkai lomba. Sedangkan STKIP Taman Siswa Bima mengirimkan 6 peserta yang akan mengikuti 1 tangkai lomba,” ujarnya.
Namun, Drs. Amil juga mengkritik kurangnya dukungan dari pemerintah provinsi dalam pelaksanaan Peksimida tahun ini. Ia menyayangkan bahwa tidak ada bantuan finansial dari pemerintah provinsi (pemprov) untuk acara sebesar ini. Menurutnya, kegiatan mahasiswa berskala daerah seperti Peksimida seharusnya mendapatkan dukungan penuh dari pemprov karena acara ini tidak hanya memperkaya pengalaman dan keterampilan mahasiswa, tetapi juga mempromosikan seni dan budaya daerah. Dukungan dari pemprov sangat diperlukan untuk memastikan kelancaran dan keberhasilan acara ini. Tanpa bantuan tersebut, panitia harus bekerja lebih keras untuk mengumpulkan dana dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan acara ini.
Ketua BPSMI NTB, Dr. Sujito, S.T., M.T., menyoroti peran penting Peksimida sebagai platform untuk menemukan mahasiswa yang memiliki bakat seni. Menurutnya, menemukan mahasiswa yang memiliki prestasi akademik tinggi, seperti IP 4, relatif lebih mudah. Namun, menemukan mahasiswa yang memiliki talenta khusus dalam bidang seni merupakan tantangan tersendiri. Oleh karena itu, Ia menekankan bahwa Peksimida sangat penting karena memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan bakat dan minat mereka di bidang seni, yang mungkin tidak selalu terlihat dalam prestasi akademik saja. Ajang ini juga berfungsi sebagai sarana untuk menonjolkan dan mengapresiasi kemampuan kreatif mahasiswa, sehingga dapat mendorong perkembangan seni dan budaya di kalangan generasi muda.
“Untuk mencari mahasiswa ber-IP 4 itu gampang, tapi mencari mahasiswa yang bertalenta itu susah. Peksimida sangat penting untuk mengembangkan bakat dan minat seni mahasiswa,” jelasnya.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., menyambut dengan hangat para pimpinan universitas yang hadir dalam pembukaan Peksimida tahun ini. Ia menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.
“Kami berharap kegiatan ini berjalan lancar tanpa kendala. Kami berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik, namun kami juga menyadari bahwa mungkin ada hal-hal yang belum sempurna jadi kami mohon maaf jika terdapat kekurangan dalam penyelenggaraan acara ini,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan dan kerjasama dari semua pihak untuk memastikan kelancaran acara. “Kerjasama dan dukungan dari semua pihak sangat kami hargai dan penting untuk keberhasilan acara ini,” tambahnya. “Kami berharap bahwa setiap peserta dan tamu dapat menikmati dan mengambil manfaat sebesar-besarnya dari kegiatan ini”, tutupnya.
Dengan sambutan yang hangat dan penuh harapan ini, Rektor UMMAT menunjukkan komitmen untuk memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan dengan baik dan lancar, serta siap menerima masukan untuk perbaikan di masa mendatang. Pembukaan Peksimida 2024 berlangsung meriah dengan penampilan seni dari berbagai perguruan tinggi yang berpartisipasi. Acara ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengekspresikan bakat dan kreativitas mereka dalam bidang seni (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Himpunan Mahasiswa Sistem dan Teknologi Informasi (HIMASTI) bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HMSIPIL), mengadakan kegiatan sosialisasi program kerja di Desa Segara Katon, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara. Jumat, 14 Juni 2024.
Kegiatan ini dihadiri oleh Pemerintah Desa Katon, Ketua Program Studi STI, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), serta kelompok sasaran mencakup : nelayan, pemuda, dan kelompok perempuan. Ketua PPK Ormawa, Husnin Mubaraqah memimpin presentasi pemaparan program kerja (Proker). yang mencakup empat inisiatif utama, yakni:
1. Pembentukan kelompok sadar wisata dalam pemberdayaan kelompok pemuda.
2. Pengelolaan produk dari bahan dasar ikan tongkol oleh kelompok perempuan.
3. Pengembangan budidaya terumbu karang.
4. Pemasaran digital hasil olahan melalui website, Instagram, Facebook, dan TikTok.
Husnin Mubaraqah, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk mengembangkan sumber daya desa maritim berbasis digital. “Dalam kehidupan masyarakat nelayan, perlu adanya pemberdayaan untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan hasil penangkapan ikan. Dengan perkembangan teknologi digital, masyarakat nelayan harus mampu beradaptasi dan memanfaatkan teknologi untuk mengelola hasil tangkapan mereka. Salah satu langkahnya adalah dengan membuat produk berbahan dasar ikan dan memasarkan secara digital. Selain itu, pemanfaatan potensi maritim seperti wisata bahari dan pengelolaan kelompok ibu-ibu menjadi faktor pendukung agar masyarakat dapat mandiri,” ujarnya.
Ia juga berharap program ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat Desa Segara Katon, khususnya keluarga nelayan, melalui pengolahan hasil penangkapan ikan yang siap dipasarkan secara luas.
Dosen Pembimbing Lapangan, Muhamad Imam Dinata, S.T., M.Kom., memberikan dukungannya terhadap program ini. “Semoga dengan program-program PPK Ormawa ini, pengetahuan masyarakat dalam mengelola hasil tangkapan dapat meningkat, serta pendapatan kelompok nelayan dapat bertambah,” katanya.
Kepala Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi, Nani Sulistaningsih, S.Kom., M.Eng., yang mewakili pihak universitas, menyampaikan apresiasinya. “Dengan adanya kegiatan PPK Ormawa dari HIMASTI yang berkolaborasi dengan HMSIPIL, diharapkan mampu membangun taraf SDM masyarakat di Desa Segara Katon. Kami juga pernah melakukan kegiatan serupa di Desa Sama Guna,” ujarnya.
Sekretaris Desa Segara Katon, Ihsan Albayani, menyampaikan bahwa Desa Segara Katon memiliki luas wilayah 704,40 hektar, terdiri dari 8 dusun, dengan jumlah penduduk 6.667 jiwa. Dan ia sangat menyambut baik program ini. “Kami berharap kegiatan-kegiatan seperti ini sering dilaksanakan di Desa Segara Katon. Kami selalu terbuka dan menerima segala bentuk kegiatan pengabdian seperti KKN, penelitian, dan lain-lain,” ungkapnya (HUMAS UMMAT).
Mataram, Program Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menyelenggarakan acara Kuliah Pakar bertajuk “Pengajaran Bahasa Indonesia Berbasis Project-Based Learning (PJBL) di Era Kurikulum Merdeka.” Acara yang diadakan di Aula FKIP dan melalui platform Zoom Meet ini menghadirkan dua narasumber terkemuka, Dr. Masrin, M.Pd., dan Dr. Erwin, M.Pd., dengan moderator Supratman, M.Pd., yang semuanya adalah alumni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UMMAT.
Dekan FKIP UMMAT, Dr.Muhammad Nizaar,M.Pd.,Si., membuka kegiatan dengan resmi, tidak lupa ia sampaikan pentingnya pengembangan metode pengajaran inovatif seperti PJBL dalam konteks Kurikulum Merdeka. Ia menggarisbawahi bahwa pendekatan PJBL dapat memfasilitasi pembelajaran yang lebih interaktif dan praktis, serta mempersiapkan siswa menghadapi tantangan dunia nyata dengan keterampilan yang relevan dan aplikatif.
Narasumber 1, Dr. Masrin membuka sesi dengan membahas permasalahan pendidikan di Indonesia. Ia menyebutkan bahwa berdasarkan laporan tahun 2022, Indonesia berada di peringkat ke-73 dari 78 negara dalam hal kualitas pendidikan. “Minat baca di Indonesia sangat memprihatinkan, dengan hanya 0,01% dari populasi yang benar-benar memiliki minat baca tinggi, jauh di bawah Malaysia dan Brunei Darussalam,” ujar Dr. Masrin.
Dr. Masrin menegaskan pentingnya guru memiliki potensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. “Guru harus mampu mengajar tidak hanya konsep tetapi juga penerapan praktisnya,” tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran serta perlunya guru untuk mengembangkan metode pengajaran yang tidak hanya bergantung pada buku pedoman pemerintah, terutama di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). “Pembelajaran yang berbasis guru harus diubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa,” katanya.
Narasumber 2, Dr. Erwin kemudian menjelaskan definisi dan prinsip-prinsip PJBL. Ia menekankan bahwa PJBL mengedepankan keaktifan peserta didik dan pembelajaran kolaboratif. “Gaya belajar setiap siswa berbeda-beda, ada siswa yang suka auditori, visual, ada juga yang lebih memilih kinestetik” jelasnya.
Ia juga menyatakan bahwa kelas yang terlalu besar menjadi tantangan dalam mendiagnosis kemampuan awal siswa dengan baik. Namun, ia menegaskan bahwa hasil pembelajaran PJBL harus dapat ditampilkan dan dipresentasikan oleh siswa. “Tujuan PJBL adalah memotivasi siswa untuk terlibat aktif, mengembangkan keterampilan praktis, dan mendorong pembelajaran yang bermakna,” ujarnya.
Ia juga menguraikan langkah-langkah implementasi PJBL dalam pengajaran Bahasa Indonesia, tersebut ( Menentukan proyek, Perencanaan proyek, Pelaksanaan proyek dan Presentasi).
Ia juga sebutkan bahwa ada empat keterampilan abad 21 (berpikir kritis, berkolaborasi, kreatif, dan komunikatif), dan keempatnya harus terintegrasi dalam pendidikan. “Peran guru dalam PJBL adalah sebagai fasilitator, mentor, dan evaluator, sementara siswa harus menjadi pemikir kritis, kolaboratif, kreatif, dan komunikatif,” jelasnya.
Moderator kegiatan, Supratman, M.Pd., dengan cermat memandu diskusi dan sesi tanya jawab yang diikuti dengan antusias oleh peserta baik yang hadir di aula maupun yang bergabung melalui Zoom Meet.
Acara Kuliah Pakar ini dihadiri oleh dosen, mahasiswa, dan praktisi pendidikan yang tertarik dengan inovasi dalam pengajaran Bahasa Indonesia. Selain memberikan wawasan baru, acara ini juga menjadi ajang silaturahmi dan diskusi konstruktif antara alumni dan civitas akademika FKIP UMMAT.
Dengan suksesnya acara ini, FKIP UMMAT berharap dapat terus berkontribusi dalam pengembangan pendidikan yang lebih baik dan relevan dengan kebutuhan zaman, khususnya dalam pengajaran Bahasa Indonesia di era Kurikulum Merdeka (HUMAS UMMAT).