Mataram, Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali memperkuat kapasitas akademik mahasiswa melalui penyelenggaraan Kuliah Umum bertema “Pro Kontra Kebijakan Hukum Lingkungan di Indonesia” pada Selasa, 09 Desember 2025. Kegiatan yang berlangsung di Aula FH UMMAT ini diikuti oleh mahasiswa dan dosen, menghadirkan atmosfer diskusi ilmiah yang kritis dan progresif mengenai dinamika hukum lingkungan di Indonesia.
Kebijakan hukum lingkungan menjadi salah satu isu paling kompleks dan multidisipliner, mengingat posisinya yang berada di persimpangan antara kepentingan pembangunan ekonomi, pelestarian lingkungan hidup, kesejahteraan masyarakat, serta kepastian hukum. Kompleksitas tersebut melahirkan berbagai bentuk pro dan kontra yang menarik untuk dikaji secara akademik, baik dari aspek regulasi, implementasi, penegakan hukum, maupun dampaknya terhadap masyarakat dan ekosistem.
Melalui kuliah umum ini, FH UMMAT berupaya memberikan pemahaman komprehensif tentang dasar-dasar kebijakan hukum lingkungan, mulai dari perkembangan kerangka regulasi nasional, hubungan kebijakan dengan instrumen internasional, hingga dinamika perdebatan antara pihak pemerintah, pelaku industri, masyarakat adat, dan pegiat lingkungan.
Dalam pemaparannya, Dr. Rizka, S.Ag.,M.H., selaku narasumber membahas berbagai perangkat hukum seperti Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), regulasi tentang AMDAL, perizinan berusaha berbasis risiko, hingga kebijakan terkait penggunaan sumber daya alam. Peserta diajak menelaah bagaimana kebijakan tersebut seringkali menimbulkan perdebatan baik karena persoalan implementasi, potensi konflik kepentingan, maupun tantangan penegakannya di lapangan.
Dekan FH UMMAT, Dr. Hilman Syahrilal Haq, SH, LL.M., mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ilmiah ini dan menegaskan pentingnya membangun kesadaran hukum lingkungan di kalangan mahasiswa.
“Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Mataram menyambut baik penyelenggaraan Kuliah Umum dengan tema ‘Pro Kontra Kebijakan Hukum Lingkungan di Indonesia’. Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen kami dalam memperkuat wawasan dan kepekaan akademik mahasiswa terhadap isu-isu strategis yang berkaitan dengan perlindungan lingkungan hidup. Melalui forum ilmiah ini, kami berharap mahasiswa dapat memahami dinamika kebijakan hukum lingkungan secara lebih kritis, objektif, dan berimbang, serta mampu melihat berbagai sudut pandang yang muncul dalam pro dan kontra kebijakan tersebut,” ujar Dekan.
“Semoga kegiatan ini tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga mendorong lahirnya gagasan-gagasan konstruktif yang dapat berkontribusi pada pembaruan hukum dan peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di Indonesia. Dunia hukum hari ini menuntut kepekaan ekologis dan standar etika yang tinggi. Kami ingin mahasiswa FH UMMAT tumbuh sebagai calon sarjana hukum yang responsif, progresif, dan memiliki integritas kuat dalam memperjuangkan keberlanjutan lingkungan,” tutupnya. (HUMAS UMMAT)
Denpasar, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat regional. Pada ajang LLDIKTI AWARD 2025 yang diselenggarakan oleh LLDIKTI Wilayah VIII, UMMAT sukses meraih empat kategori penghargaan sekaligus, sebuah capaian yang menegaskan kemajuan signifikan kampus ini dalam mutu akademik, tata kelola, dan kontribusi pengabdian kepada masyarakat. Penganugerahan yang berlangsung pada 11 Desember 2025 di Auditorium Widya Sabha Utama, Universitas Marwadewa, Denpasar itu dihadiri pimpinan perguruan tinggi dari wilayah Bali dan NTB.
LLDIKTI AWARD merupakan ajang bergengsi yang memberikan apresiasi kepada perguruan tinggi atas upaya peningkatan kualitas layanan pendidikan, penguatan akreditasi, riset, serta pelaksanaan program strategis kementerian. Tahun ini, UMMAT tampil menonjol melalui empat penghargaan utama. Salah satunya adalah Kategori Terbaik 1 Persentase Program Studi dengan Akreditasi Unggul Terbanyak di NTB, yang menunjukkan keberhasilan UMMAT dalam meningkatkan kualitas akademik melalui penyempurnaan kurikulum, peningkatan kompetensi dosen, serta penguatan fasilitas pembelajaran.
UMMAT juga meraih Kategori Terbaik 3 Program Pengabdian kepada Masyarakat Skema Pemberdayaan Berbasis Wilayah dan Kewirausahaan (Multi Tahun). Penghargaan ini diberikan atas keberhasilan UMMAT mengembangkan program pemberdayaan yang berkelanjutan dan berdampak bagi masyarakat, termasuk penguatan UMKM, peningkatan kapasitas masyarakat desa, dan pendampingan kewirausahaan. Selain itu, UMMAT memperoleh Kategori Terbaik 2 Perguruan Tinggi dengan Pemenang Terbanyak dalam PKM 8 Bidang Tahun 2025, yang mencerminkan tumbuhnya budaya inovasi dan kreativitas mahasiswa melalui pembinaan intensif serta dukungan sivitas akademika.
Penghargaan keempat adalah Kategori Terbaik 3 dalam Fasilitasi Sarana dan Prasarana untuk Mendukung Kegiatan Kementerian dan LLDIKTI VIII di Wilayah NTB, menegaskan bahwa UMMAT bukan hanya berkembang secara internal, tetapi juga berperan aktif memberikan dukungan kelembagaan melalui penyediaan fasilitas dan berbagai sarana bagi kegiatan kementerian maupun LLDIKTI.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyampaikan rasa syukur atas capaian tersebut serta memberikan apresiasi kepada seluruh civitas akademika. “Alhamdulillah, empat penghargaan ini adalah bukti kesungguhan UMMAT dalam melakukan transformasi menuju perguruan tinggi yang unggul dan berdaya saing. Prestasi ini tidak hadir secara instan, tetapi melalui kerja keras, komitmen, dan kolaborasi seluruh elemen kampus. Kami sangat berterima kasih kepada dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan seluruh pemangku kebijakan yang terus berkontribusi memajukan UMMAT,” ujarnya.
Beliau menambahkan bahwa penghargaan ini menjadi motivasi kuat bagi UMMAT untuk terus meningkatkan mutu melalui inovasi, riset, dan penguatan akreditasi, serta memperkuat peran pengabdian kepada masyarakat. “Ke depan, UMMAT akan terus memperkokoh tata kelola akademik, memperbanyak program unggulan, dan memperluas kerja sama dengan pemerintah, industri, serta lembaga nasional dan internasional. Kami ingin memastikan bahwa UMMAT menjadi kampus yang adaptif, responsif, dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa dan persyarikatan Muhammadiyah,” tegasnya. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Kantor Urusan Internasional dan Kerjasama (KUIK) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menggelar Seminar Internasional bertema “Internationalizing the Mindsets of Students and Staff of UMMAT to Build a More Globally Impactful Campus” pada Kamis, 27 November 2025, bertempat di Auditorium H. Anwar Ikraman UMMAT. Kegiatan ini merupakan salah satu ikhtiar strategis UMMAT dalam memperkuat arah pengembangan kampus berbasis global engagement sekaligus meneguhkan peran sebagai perguruan tinggi Islam berkemajuan di kancah internasional.
Seminar internasional ini dirancang berlangsung selama dua hari. Hari pertama, 27 November 2025, difokuskan bagi dosen dan staf di lingkungan UMMAT. Adapun hari kedua, 28 November 2025, dikhususkan bagi unsur lembaga kemahasiswaan, yang meliputi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Hizbul Wathan (HW), Tapak Suci (TS), serta Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) di seluruh fakultas.
Melalui pola pelaksanaan dua hari ini, KUIK ingin memastikan bahwa proses internasionalisasi di UMMAT menyentuh seluruh lapisan sivitas akademika, mulai dari jajaran dosen dan tenaga kependidikan hingga mahasiswa sebagai generasi penerus dan duta kampus di masa depan.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., menyampaikan apresiasi dan rasa bahagia atas terselenggaranya seminar internasional ini. Beliau secara khusus menyampaikan selamat datang kepada Mr. Andrew Ezekiel, dosen nasional dari Universiti Singapore sekaligus perwakilan Knosmosis LLP Singapore, yang diundang sebagai narasumber utama.
Rektor menegaskan bahwa kehadiran narasumber internasional bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari komitmen nyata UMMAT untuk membuka ruang kolaborasi global. “Atas nama keluarga besar Universitas Muhammadiyah Mataram, kami menyampaikan selamat datang kepada Mr. Andrew Ezekiel. Beliau merupakan ahli dalam pengembangan global mindset, inovasi pembelajaran, dan penguatan kapasitas sumber daya manusia di perguruan tinggi. Melalui seminar ini, kami berharap dosen, staf, dan mahasiswa UMMAT semakin terdorong untuk berpikir global, bekerja profesional, dan tetap berpegang pada nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan,” ujar Rektor.
Lebih lanjut, Rektor menekankan bahwa internasionalisasi tidak hanya diukur dari banyaknya kerja sama luar negeri, tetapi juga dari cara pandang dan budaya kerja di lingkungan kampus. “Internasionalisasi itu bermula dari mindset. Ketika cara pandang kita sudah terbuka, budaya kerja kita berubah, dan kita mulai membiasakan standar global dalam aktivitas akademik, maka secara perlahan UMMAT akan mencatatkan jejaknya di dunia internasional. Di sinilah pentingnya seminar seperti ini, yang tidak hanya memberi pengetahuan, tetapi juga menginspirasi perubahan,” tambahnya.
Dalam sesi pemaparan, Mr. Andrew Ezekiel menjelaskan secara komprehensif mengenai pentingnya global mindset di lingkungan perguruan tinggi. Ia mengawali dengan menggambarkan dinamika dunia pendidikan tinggi yang kian kompetitif dan saling terhubung lintas negara.
Menurutnya, perguruan tinggi seperti UMMAT memiliki peluang besar untuk berkontribusi di tingkat global jika berani mengubah cara pandang dan membuka diri terhadap kolaborasi internasional. “Untuk membangun kampus yang berdampak secara global, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengubah mindset. Dosen dan staf perlu melihat diri mereka sebagai bagian dari komunitas akademik dunia, bukan hanya sebagai pengajar atau pengelola di satu wilayah tertentu. Dari pemanfaatan platform digital, kolaborasi riset lintas negara, hingga keberanian tampil dalam forum internasional, semua itu berawal dari mindset yang terbuka,” jelas Mr. Andrew.
Ia juga menegaskan bahwa internasionalisasi bukan berarti meninggalkan jati diri lokal maupun nilai-nilai keislaman yang dianut UMMAT, melainkan bagaimana menghadirkan nilai-nilai tersebut di panggung global. “UMMAT memiliki kekhasan sebagai kampus Islam berkemajuan. Itu adalah kekuatan, bukan batasan. Tantangannya adalah bagaimana menjadikan kekhasan itu sebagai nilai tambah di tingkat internasional, misalnya dalam kajian keislaman kontemporer, pendidikan, sosial, maupun kemanusiaan,” sambungnya.
Kepala KUIK UMMAT, Asbah, M.Hum., menyampaikan bahwa internasionalisasi adalah jalan utama menuju transformative university sebuah kampus yang tidak hanya mengikuti perubahan dunia, tetapi turut membentuknya. Perubahan mindset menjadi fondasi utama: membuka pikiran, melampaui batas, dan menjadikan setiap sivitas akademika agen transformasi global.
Dengan mindset yang terbuka terhadap kolaborasi internasional, UMMAT diharapkan tidak sekadar tumbuh, tetapi melompat menuju masa depan yang lebih berpengaruh dan bermartabat di panggung dunia. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik (FATEK) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) sukses menyelenggarakan kuliah pakar bertajuk “Pemanfaatan Bendungan untuk Mendukung Ketahanan Air dalam Menghadapi Perubahan Iklim” pada Senin, 24 November 2025, bertempat di Aula Lantai 3 Gedung Rektorat UMMAT.
Kegiatan ini menghadirkan pakar keairan, Ir. Nursetiawan, ST., MT., Ph.D. dari Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebagai narasumber utama. Kuliah pakar tersebut diikuti oleh dosen dan mahasiswa Teknik Sipil UMMAT, serta perwakilan sivitas akademika yang memiliki ketertarikan di bidang sumber daya air dan infrastruktur keairan.
Dekan Fakultas Teknik UMMAT, Dr. Ir. H. Aji Syailendra Ubaidillah, ST., M.Sc., menegaskan urgensi pemanfaatan infrastruktur keairan, khususnya bendungan, di wilayah Nusa Tenggara Barat. Ia menilai, perubahan iklim yang kian terasa menuntut adanya strategi pengelolaan air yang lebih terencana dan berkelanjutan.
“Pemanfaatan bendungan yang efektif dapat menjadi salah satu solusi untuk memastikan ketersediaan air bagi masyarakat, mendukung sektor pertanian, serta menjaga ekosistem kita. Dengan menghadirkan pakar dalam bidang ini, kita berharap dapat menemukan solusi konkret untuk tantangan yang ada,” ungkap Dr. Aji.
Lebih lanjut, ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh dosen dan tim penyelenggara dari Program Studi Teknik Sipil UMMAT yang telah memprakarsai kegiatan kuliah pakar ini. Menurutnya, tema yang diangkat sangat relevan dengan kondisi aktual wilayah NTB yang kerap menghadapi persoalan keterbatasan air di musim kemarau dan ancaman ketidakteraturan pola musim akibat perubahan iklim.
“Tema yang diangkat sangat relevan dan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi wilayah Nusa Tenggara Barat. Kegiatan kolaborasi antar perguruan tinggi, khususnya di lingkup Perguruan Tinggi Muhammadiyah, sangat perlu didukung oleh seluruh pihak baik di tingkat Fakultas maupun Universitas,” tambahnya.
Sebagai narasumber, Ir. Nursetiawan, ST., MT., Ph.D. menyampaikan materi mengenai peran strategis bendungan dalam sistem ketahanan air, mulai dari fungsi penyimpanan air baku, irigasi pertanian, pengendalian banjir, hingga dukungan terhadap kebutuhan domestik dan industri. Ia juga mengulas berbagai tantangan pengelolaan bendungan di tengah perubahan iklim, seperti perubahan pola curah hujan, peningkatan frekuensi kejadian ekstrem, serta kebutuhan adaptasi desain dan pengoperasian infrastruktur.
Dalam paparannya, ia menekankan bahwa bendungan tidak hanya dilihat sebagai bangunan fisik, tetapi sebagai bagian dari sistem pengelolaan sumber daya air terpadu yang melibatkan pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Pengelolaan yang baik diharapkan mampu meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
Ir. Nursetiawan juga memberikan contoh-contoh praktik baik dan strategi teknis yang dapat diterapkan di daerah-daerah yang memiliki karakteristik serupa dengan NTB, baik dari sisi hidrologi, topografi, maupun sosial-ekonomi. Dengan demikian, materi yang disampaikan tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif dan kontekstual dengan kebutuhan daerah.
Kegiatan kuliah pakar ini sejalan dengan komitmen UMMAT, khususnya Program Studi Teknik Sipil, untuk menghadirkan proses pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan zaman dan tantangan lokal. Melalui kegiatan akademik semacam ini, UMMAT berupaya memperkuat kontribusinya dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang teknik sumber daya air dan ketahanan lingkungan di wilayah Nusa Tenggara Barat.
Di akhir sesi, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi interaktif. Para peserta tampak antusias mengajukan pertanyaan seputar perencanaan bendungan, manajemen operasi, potensi pemanfaatan bendungan multifungsi, hingga peluang riset lanjutan yang dapat dikembangkan bersama. Suasana dialog yang hangat menunjukkan besarnya minat mahasiswa dan dosen Teknik Sipil UMMAT terhadap isu ketahanan air dan perubahan iklim. (HUMAS UMMAT)
Dokumentasi TIM Internal Fakultas Ilmu Kesehatan UMMAT
Mataram, Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) mencatat langkah penting dalam pengembangan pendidikan kesehatan dengan menyelenggarakan Evaluasi Lapangan pembukaan program studi baru, yakni Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker (PSPPA). Kegiatan ini berlangsung pada Selasa, 11 November 2025, bertempat di Aula Lantai 3 Gedung Rektorat UMMAT.
Evaluasi lapangan ini menjadi bagian krusial dalam proses pendirian program studi baru yang diajukan oleh UMMAT kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Tujuan kegiatan ini adalah memastikan kesiapan akademik, sumber daya manusia, infrastruktur, serta tata kelola lembaga sebelum memperoleh izin operasional resmi.
Hadir dalam kegiatan tersebut Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A.; Dekan FIK UMMAT, Apt. Nurul Qiyaam, M.Farm.Klin., MARS.; para Wakil Rektor dan Sekretaris Rektor; Calon Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker Program Profesi; serta Calon Dosen Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker (CI).
Sementara dari pihak kementerian dan lembaga terkait, hadir Tim Evaluasi Direktorat Kelembagaan Ditjen Dikti, yang terdiri dari Kepala LLDIKTI Wilayah VIII, I Gusti Lanang Bagus Eratodi, serta perwakilan akademisi dari Universitas Andalas dan Universitas Padjadjaran selaku asesor ahli bidang kefarmasian, bersama perwakilan dari Direktorat Kelembagaan Ditjen Dikti Kemendikbudristek RI.
Dalam sambutannya, Kepala LLDIKTI Wilayah VIII, I Gusti Lanang Bagus Eratodi, mengapresiasi langkah progresif Universitas Muhammadiyah Mataram yang terus berkomitmen memperluas bidang keilmuan di sektor kesehatan. Menurutnya, kebutuhan tenaga apoteker di Indonesia, khususnya di wilayah timur, masih sangat tinggi dan membutuhkan institusi pendidikan yang mampu melahirkan lulusan berkompeten serta memiliki etika profesi yang kuat.
Dokumentasi Proses Evaluasi Pembukaan Program Studi Pendidikan Profesi ApotekerBerlangsung
“Kami memberikan apresiasi kepada Universitas Muhammadiyah Mataram atas inisiatif dan kesungguhannya dalam mengajukan pendirian Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker. Semoga melalui evaluasi ini, kita dapat memastikan kesiapan sarana prasarana, kurikulum, serta sumber daya dosen yang berkualitas. UMMAT memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu pusat pendidikan profesi kefarmasian unggulan di kawasan timur Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., menyampaikan bahwa pendirian Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker merupakan bagian dari visi besar UMMAT dalam memperkuat peran perguruan tinggi Muhammadiyah di bidang kesehatan dan pelayanan masyarakat.
“Pembukaan program studi ini bukan sekadar penambahan unit akademik baru, tetapi merupakan bagian dari komitmen UMMAT dalam membangun ekosistem pendidikan kesehatan yang holistik dan berbasis nilai-nilai keislaman. Kami ingin melahirkan tenaga kefarmasian yang tidak hanya unggul secara kompetensi, tetapi juga memiliki integritas moral, empati sosial, dan semangat rahmatan lil ‘alamin,” tegasnya.
Rektor juga menambahkan bahwa UMMAT saat ini terus memperkuat kerja sama dengan berbagai rumah sakit, apotek, dan lembaga farmasi di tingkat regional maupun nasional sebagai bagian dari upaya mendukung implementasi kurikulum profesi apoteker di masa mendatang.
Dalam kesempatan yang sama, Dekan FIK UMMAT, Apt. Nurul Qiyaam, M.Farm.Klin., MARS., menyampaikan bahwa Fakultas Ilmu Kesehatan telah menyiapkan berbagai aspek penting untuk mendukung pembukaan program studi profesi apoteker, mulai dari fasilitas laboratorium farmasi, sistem pembelajaran berbasis digital, hingga tenaga pendidik dengan kualifikasi akademik dan kompetensi profesional sesuai standar nasional.
“Kami mohon doa dan dukungan dari seluruh sivitas akademika agar proses yang tengah kami jalankan dapat berjalan lancar hingga terbitnya izin operasional pembukaan PSPPA. Kami berkomitmen menghadirkan program pendidikan profesi apoteker yang unggul, inovatif, dan berkontribusi nyata bagi peningkatan mutu layanan kesehatan di Indonesia,” ujarnya.
Kegiatan evaluasi lapangan ini juga diisi dengan peninjauan langsung terhadap berbagai fasilitas pendukung pembelajaran, seperti OSCE Center, CBT Center, laboratorium farmasi, ruang kelas, perpustakaan, sistem informasi akademik, serta sarana penunjang kegiatan mahasiswa. Tim evaluator memberikan sejumlah masukan konstruktif untuk penyempurnaan dokumen dan kesiapan akademik program studi sebelum memperoleh izin operasional.(HUMAS UMMAT)
Mataram, Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menunjukkan kiprahnya sebagai salah satu fakultas yang aktif mendorong riset dan inovasi di bidang pangan fungsional. Melalui Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (THP), fakultas ini sukses menggelar Kuliah Pakar bertajuk “Potensi Tanaman Teratai sebagai Minuman Fungsional”, dengan menghadirkan narasumber ahli nasional Dr. Rita Khairina dari Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan, pada 5 November 2025 bertempat di Aula Lt.3 Rektorat.
Dekan Faperta UMMAT, Bapak Syirril Ihromi, S.P., M.P., menegaskan pentingnya kegiatan ilmiah sebagai bagian dari pembelajaran berbasis riset di lingkungan fakultas. “Kuliah pakar ini bukan sekadar agenda akademik, tetapi menjadi ruang bagi mahasiswa untuk belajar langsung dari pakar, menggali ide, dan melihat bagaimana ilmu pengetahuan dapat diterapkan untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar Dekan Syirril Ihromi dalam sambutannya.
Dalam pemaparannya, Dr. Rita Khairina menjelaskan bahwa tanaman teratai (Nymphaea sp.), yang selama ini dikenal hanya sebagai tanaman hias perairan, ternyata memiliki potensi besar di bidang pangan fungsional. Kandungan flavonoid, polifenol, dan antioksidan alami yang terdapat pada biji dan daun teratai mampu mendukung kesehatan jantung, menurunkan kadar kolesterol, serta meningkatkan daya tahan tubuh.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya penerapan teknologi pengolahan minimal dan stabilisasi senyawa bioaktif agar kandungan alami teratai tetap terjaga selama proses produksi minuman fungsional.
Sementara itu, Kepala Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (THP), Bapak Adi Saputrayadi, S.P., M.Si., menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata dari implementasi visi Prodi THP untuk melahirkan lulusan yang inovatif dan berjiwa peneliti. “Kami ingin mahasiswa tidak hanya berpikir sebagai pengolah pangan, tetapi juga sebagai inovator yang mampu menciptakan produk fungsional berbasis potensi lokal seperti teratai, jagung, maupun rumput laut,” ungkap Adi Saputrayadi.
Suasana kegiatan berlangsung hangat dan interaktif. Mahasiswa terlihat antusias mengajukan berbagai pertanyaan seputar proses ekstraksi senyawa bioaktif, formulasi minuman herbal, hingga peluang pengembangan produk fungsional skala industri. Dr. Rita juga memberikan apresiasi terhadap semangat dan rasa ingin tahu mahasiswa UMMAT yang dinilainya memiliki “sense of innovation” tinggi terhadap isu pangan sehat dan keberlanjutan.
Menutup kegiatan, pihak Prodi THP UMMAT menyampaikan apresiasi dan membuka peluang kerja sama riset dengan Universitas Lambung Mangkurat, khususnya dalam pengembangan pangan fungsional dan minuman herbal berbasis bahan lokal.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen Fakultas Pertanian UMMAT dalam menggaungkan semangat inovasi, riset, dan kolaborasi lintas universitas, sekaligus memperkuat posisi UMMAT sebagai kampus yang berperan aktif dalam membangun ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat Indonesia. (HUMAS UMMAT)