Mataram, 8 Februari 2025 – Muhammadiyah Boarding School (MBS) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) sukses menggelar Pengajian dan Parenting Wali Murid MBS UMMAT. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antara sekolah dan orang tua dalam mendukung pendidikan anak serta menjadi ajang silaturahmi antara wali murid dan pihak sekolah.
Direktur MBS UMMAT, Supratman, S.Pd., M.Pd., menekankan bahwa pendidikan bukan hanya tugas sekolah, tetapi juga membutuhkan peran aktif dari orang tua. “Di balik kesuksesan MBS UMMAT, ada dukungan dan kolaborasi dari ayah dan bunda. Pendidikan terbaik bukan hanya tentang guru yang mengajar di kelas, tetapi juga bagaimana orang tua ikut serta dalam proses pendidikan anaknya,” ujarnya.
MBS UMMAT memiliki tagline Sekolah Para Juara, yang bukan sekadar slogan, tetapi menjadi visi besar dalam membangun institusi pendidikan yang unggul. “Prestasi siswa bukan hanya milik kepala sekolah atau guru, tetapi juga milik siswa itu sendiri dan orang tua yang berkolaborasi bersama sekolah. Bahkan, prestasi yang diraih anak-anak MBS UMMAT telah mencapai tingkat internasional,” tambahnya. Selain itu, Supratman juga menegaskan bahwa momentum Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini menjadi kesempatan bagi MBS untuk terus meningkatkan kualitas dan memberikan pelayanan terbaik bagi siswa dan orang tua.
Rektor UMMAT yang diwakili oleh Wakil Rektor II, Ir. Asmawati, MP., menegaskan bahwa UMMAT akan terus mendukung MBS dalam berbagai aspek, termasuk fasilitas dan pengelolaan sekolah. “MBS merupakan bagian dari UMMAT, sehingga kami memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan keberlangsungan dan kemajuan sekolah ini. Kami berharap sinergi ini terus terjalin dan dapat dikembangkan melalui berbagai kerja sama strategis ke depan,” ungkapnya. Asmawati juga menyampaikan harapannya agar MBS terus berinovasi dalam program-program pendidikannya serta menjalin kerja sama lebih luas, termasuk kemungkinan penandatanganan MoU dengan berbagai pihak untuk mendukung kegiatan akademik dan non-akademik MBS.
Kegiatan ini juga menghadirkan Dr. H. Falahuddin, M.Ag., Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) NTB, sebagai narasumber dalam sesi pengajian. Beliau menyampaikan pentingnya pendidikan anak dalam perspektif Islam, dengan mengutip Surah Al-Ankabut ayat 41 yang dikorelasikan dengan konsep membangun keluarga yang kuat. “Jaga dirimu dan keluargamu. Anak merupakan investasi masa depan yang akan terus mengalirkan kebaikan kepada orang tuanya. Salah satu bentuk investasi terbaik adalah memberikan pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak kita,” paparnya.
Ia juga menegaskan bahwa anak adalah amanah dari Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam Surah At-Taghabun, sehingga orang tua memiliki kewajiban untuk menjaga dan mendidik mereka dengan baik. “Anak adalah perhiasan dunia, dan pendidikan anak harus dimulai dari keluarga,” tambahnya.
Narasumber kedua, Laelen Hartati, S.Psi., M.Psi., seorang praktisi psikologi dan pendidikan, membahas pentingnya pola asuh dan sinergi antara orang tua dan sekolah dalam pendidikan anak. “Mengapa sinergi orang tua dan sekolah itu sangat penting, karena komunikasi yang baik antara orang tua dan guru akan membantu anak berkembang lebih optimal. Sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga tempat anak bersosialisasi dan bermain. Oleh karena itu, peran orang tua sangatlah penting dalam memberikan dukungan kepada anak,” jelasnya. Ia menyoroti beberapa bentuk keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak, seperti: Berpartisipasi dalam rapat orang tua, seminar, dan acara sekolah; Mengawasi dan membantu anak dalam menyelesaikan tugas sekolah; dan Menjalin komunikasi yang terbuka dengan guru dan pihak sekolah.
Lebih lanjut, Miss Laelen juga menyampaikan bahwa sinergi antara orang tua dan sekolah adalah kunci utama dalam meningkatkan capaian belajar anak. Komunikasi, kolaborasi, dan dukungan emosional sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak,” pungkasnya (HUMAS UMMAT).
Mataram, 4 Februari 2025 – Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali mengukuhkan kepemimpinan mahasiswa dengan melantik Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) periode 2025-2026. Pelantikan ini mengusung tema Optimalisasi Kepemimpinan Guna Mewujudkan Lembaga Mahasiswa yang Berintegritas, Adaptif, Inklusif Menuju UMMAT yang Unggul . Acara pelantikan ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk pimpinan universitas, Wakil Dekan II Se-Fakultas UMMAT, serta perwakilan dari organisasi kemahasiswaan dan organisasi kepemudaan di Mataram.
Ketua panitia pelantikan menegaskan bahwa tema yang diusung merefleksikan realitas organisasi mahasiswa yang sempat mengalami stagnasi akibat kekosongan kepemimpinan. “Kami berharap dengan kepengurusan yang baru, BEM dan DPM dapat membawa perubahan yang lebih baik serta menjadi motor penggerak bagi mahasiswa UMMAT dalam berbagai aspek akademik dan non-akademik,” ungkapnya.
Ketua DPM terpilih, Aminudin, menyampaikan penghargaan kepada seluruh tamu undangan dan menyoroti pentingnya revitalisasi organisasi mahasiswa. “Di tengah degradasi yang dihadapi organisasi mahasiswa, melalui parlemen Satya Sabha , kita perlu merevitalisasi dan memperbaiki lembaga mahasiswa. Ini adalah tugas kita bersama untuk mengajak seluruh mahasiswa berpartisipasi aktif,” ujarnya. Ia juga menekankan peran DPM sebagai lembaga tertinggi mahasiswa di kampus, yang memiliki komisi pengawasan guna memastikan kinerja serta evaluasi terhadap seluruh lembaga kemahasiswaan agar selaras dengan visi UMMAT yang Unggul .
Sementara itu, Presiden Mahasiswa UMMAT, Supriadin, menyampaikan bahwa momentum pelantikan ini menjadi sejarah penting bagi organisasi mahasiswa. “Keberadaan BEM harus mampu menjaga citra kampus, membangun kegiatan produktif, serta menjadi wadah bagi aspirasi mahasiswa. Melalui Kabinet Sinergi Cipta, kami berikhtiar untuk bersinergi dengan seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan organisasi kampus lainnya,” tegasnya. Ia juga menambahkan bahwa kepengurusan BEM akan terus menjaga komunikasi dengan organisasi kepemudaan (OKP) di Mataram serta memastikan bahwa lembaga ini terbuka bagi seluruh mahasiswa tanpa membedakan latar belakang ras dan suku.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyoroti perjalanan panjang UMMAT yang kini telah menginjak usia 44 tahun dengan berbagai dinamika yang dihadapi. Beliau juga menginformasikan bahwa pada tanggal 24 mendatang, UMMAT akan menjalani visitasi terakhir untuk pendirian Fakultas Kedokteran. Selain itu, beliau mendorong mahasiswa untuk terus meningkatkan prestasi akademik dan non-akademik baik di tingkat nasional maupun internasional. “Tahun lalu, salah satu mahasiswa kita lolos program IISMA ke Italia. Kita juga berhasil meraih delapan penghargaan dari LLDIKTI Wilayah VIII atas prestasi mahasiswa dalam bidang penelitian dan pengabdian. Oleh karena itu, saya berharap mahasiswa terus meningkatkan prestasinya, terutama melalui lembaga kemahasiswaan,” harapnya.
Pelantikan ini menandai langkah awal bagi kepengurusan baru dalam menjalankan amanah organisasi dan membawa mahasiswa UMMAT ke arah yang lebih progresif. Dengan semangat kebersamaan dan komitmen kuat, diharapkan BEM dan DPM dapat menjadi pilar utama dalam menciptakan lingkungan akademik yang inspiratif dan berkualitas.
Dengan semangat kepemimpinan yang baru, diharapkan seluruh elemen mahasiswa dapat berkontribusi lebih aktif dalam membangun atmosfer akademik dan organisasi yang lebih maju, adaptif, serta inklusif di lingkungan kampus (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menorehkan catatan demokrasi melalui Pemilihan Umum Raya Badan Eksekutif Mahasiswa (Pemira BEM) 2025. Pemira yang berlangsung pada Rabu, 8 Januari 2025, menjadi wadah partisipasi mahasiswa dalam memilih pemimpin mereka, sekaligus membangun semangat persatuan lintas latar belakang dan aspirasi (09/01).
Ketua Pemira BEM 2025, Muhammad Safran, mengungkapkan kebanggaannya atas kelancaran penyelenggaraan Pemira. “Alhamdulillah, kegiatan ini berlangsung dengan lancar dan sukses. Kami sangat bangga dengan partisipasi teman-teman mahasiswa. Pemira ini menunjukkan bahwa demokrasi di UMMAT sangat kuat dan luar biasa. Meski ada dinamika dan tantangan, semuanya menjadi pengalaman berharga bagi saya dan panitia,” ujarnya.
Safran juga berharap BEM yang terpilih dapat menjadi ujung tombak dalam menyampaikan aspirasi mahasiswa, terutama terkait peningkatan fasilitas kampus, kualitas pendidikan, dan kesejahteraan mahasiswa. “Semoga pemimpin yang terpilih amanah dan inklusif untuk mewujudkan kampus yang berkeadilan,” tambahnya.
Dalam Pemira kali ini, dua Pasangan Calon (Paslon) bersaing secara sehat, mencerminkan pluralitas dinamika aspirasi mahasiswa. Paslon Nomor Urut 2, Supriadin-Cahaya Munandar, yang diusung koalisi partai mahasiswa, unggul dengan 1.125 suara. Sementara itu, Paslon Nomor Urut 1, M. Juni Aldi Irawan-Lantang Mahendra D.P., yang maju melalui jalur independen, memperoleh 906 suara.
Proses pemilihan berjalan dengan lancar dan transparan. Panitia Pemira memastikan sistem pemungutan suara aman, akurat, dan dapat diakses oleh semua mahasiswa. Sebelum pelaksanaan Pemira, masing-masing Paslon telah menyampaikan visi dan misi mereka melalui forum Debat Kandidat yang turut melibatkan antusiasme mahasiswa dari seluruh penjuru kampus.
Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., memberikan apresiasi atas lancarnya proses Pemira tahun ini. “Pemira ini bukan sekedar ajang memilih pemimpin, namun juga wujud nyata semangat kebersamaan dan persatuan mahasiswa. Selamat kepada Paslon Nomor 2 atas kemenangannya. Tugas besar ke depan adalah merangkul seluruh elemen mahasiswa untuk menciptakan kepemimpinan yang inklusif dan kolaboratif,” tuturnya.
Dr. Erwin menambahkan bahwa Pemira ini adalah milik seluruh mahasiswa, terlepas dari pilihan mereka. “Ini adalah kemenangan bersama. Saatnya membangun sinergi untuk menghadirkan kepemimpinan yang kreatif, produktif, dan kompetitif,” ujarnya.
Kemenangan Supriadin-Cahaya Munandar membawa optimisme baru bagi BEM UMMAT periode 2025/2026. Dengan visi “BEM UMMAT Berintegritas, Aspiratif, dan Kolaboratif yang Bersinar,” pasangan ini berkomitmen menghadirkan kepemimpinan responsif terhadap kebutuhan mahasiswa. “Kami bertekad memastikan setiap aspirasi mahasiswa didengar dan menjadi dasar dalam setiap kebijakan yang diambil,” tegas Supriadin, Presiden Mahasiswa terpilih.
Pemira BEM 2025 mencatat dinamika unik dengan dua pendekatan berbeda: jalur independen dan koalisi. Kompetisi ini menjadi ruang refleksi bersama untuk membangun BEM yang lebih kuat. “Sebagai organisasi mahasiswa tertinggi, BEM memiliki peran strategis dalam merangkul aspirasi mahasiswa sekaligus menciptakan program yang berdampak nyata. Harapannya, kepemimpinan baru ini mampu menyeimbangkan nilai religiusitas, intelektualitas, dan humanitas dalam setiap kebijakan yang diambil,” jelas Dr. Erwin.
Beliau juga menegaskan bahwa pemimpin mahasiswa tidak hanya bertugas menjalankan program kerja, tetapi juga menjadi jembatan penghubung seluruh elemen mahasiswa. “Pemira ini adalah cerminan semangat kolaborasi untuk masa depan yang lebih baik,” tutupnya.
Dengan penuh harapan, kepemimpinan Supriadin-Cahaya Munandar di BEM UMMAT periode 2025/2026 diharapkan mampu menghadirkan terobosan baru dan menjaga semangat persatuan di kalangan mahasiswa. Pemira BEM 2025 menjadi bukti nyata bahwa demokrasi mahasiswa di UMMAT telah tumbuh dengan matang dan elegan. (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Forum Mahasiswa Bidikmisi (FORMASI) gelar dialog publik bertajuk “Problematika dan Pencegahan Kekerasan Seksual di Dunia Pendidikan: Reviktimisasi dan Perlindungan Generasi Muda”. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk menguraikan langkah-langkah pencegahan dan solusi bersama dalam menangani isu kekerasan seksual di dunia pendidikan, Auditorium H. Anwar Ikraman (02/01).
Ketua Panitia, Mulyani, menyoroti peningkatan kasus kekerasan seksual di dunia pendidikan. “Beberapa tahun terakhir, kekerasan seksual menjadi ancaman serius, terutama di lingkungan pendidikan yang seharusnya menjadi tempat aman untuk belajar dan berkembang. Melalui dialog ini, kami ingin memberikan ruang diskusi yang konstruktif untuk membahas solusi bersama,” ujarnya dengan penuh semangat.
Ketua Umum FORMASI, Soalihin, menekankan pentingnya upaya pencegahan kekerasan seksual sebagai tanggung jawab bersama. “Generasi muda harus dipupuk dengan nilai-nilai positif dan dilindungi dari ancaman kekerasan seksual. Kekerasan ini berdampak buruk, tidak hanya secara fisik tetapi juga secara psikis. Kita semua bertanggung jawab untuk menghentikan mata rantai kekerasan ini,” tegasnya. Ia juga berharap hasil dari dialog ini dapat menjadi rekomendasi konkret untuk memberantas kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.
Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) UMMAT, Drs. Amil, M.M., yang menekankan pentingnya sinergi antara kampus, mahasiswa, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan bebas dari kekerasan seksual. “Kampus harus menjadi pelopor dalam pencegahan kekerasan seksual dengan menyediakan kebijakan, edukasi, dan layanan yang mendukung para korban,” katanya. Ia juga menyoroti relevansi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS), yang menjadi landasan hukum bagi institusi pendidikan untuk mengambil langkah aktif dalam pencegahan dan penanganan kekerasan seksual.
“UU TPKS memberikan kerangka hukum yang jelas bagi kampus untuk melindungi mahasiswanya. Dengan adanya payung hukum ini, kita dapat bekerja sama lebih baik untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung pendidikan yang berkualitas, apalagi sekarang dikampus kita sudah ada lembaga PPKS yang akan intens mengawal isu kekerasan” ungkapnya. Ia berharap kampus-kampus di Indonesia, termasuk UMMAT, dapat terus meningkatkan kesadaran dan edukasi mengenai isu ini, sekaligus menjadi zona aman bagi generasi muda untuk belajar dan berkembang.
Dialog publik ini menghadirkan pembicara-pembicara kompeten dari berbagai bidang, yakni : Joko Jumadi, Ketua Lembaga Pencegahan Kekerasan Seksual Universitas Mataram, yang memaparkan pentingnya edukasi preventif. “Masyarakat sering kali tidak sadar bahwa tindakan tertentu dapat dikategorikan sebagai kekerasan seksual. Oleh karena itu, perlu ada sosialisasi terus-menerus tentang apa yang termasuk kekerasan seksual dan bagaimana mencegahnya,” jelasnya.
Menurut Joko Jumadi, kekerasan seksual dapat dipecah ke dalam beberapa bentuk, yaitu:
Pelecehan Verbal, Melibatkan ucapan, komentar, atau candaan bernada seksi yang memberi seseorang. “Banyak yang tidak menyadari bahwa ucapan bernada seksi, meski terkesan hanya bercanda, sebenarnya bisa berdampak besar pada korban,” ujar Joko.
Pelecehan Non-Verbal, Seperti isyarat tubuh, pandangan tidak senonoh, atau tindakan yang mengandung unsur seksual tanpa persetujuan korban. “Hal ini sering terjadi di lingkungan pendidikan, namun jarang dilaporkan karena dianggap hal sepele,” tambahnya.
Kekerasan Fisik, Meliputi pemaksaan sentuhan hingga tindakan seksual menggunakan kekerasan atau ancaman. “Ini merupakan bentuk kekerasan yang paling nyata dan sering kali meninggalkan trauma mendalam pada korban,” ungkapnya.
Eksploitasi Seksual, Pemanfaatan seseorang untuk tindakan seksual dengan tekanan, ancaman, atau ketergantungan tertentu. “Contohnya adalah pemaksaan untuk memenuhi kebutuhan seksual dengan keseimbangan nilai akademik atau keuntungan lain,” jelasnya.
Reviktimisasi, Situasi di mana korban kembali menjadi sasaran kekerasan atau diskriminasi akibat penanganan kasus yang tidak sensitif. “Korban sering kali merasa tidak mendapat dukungan yang layak dan malah menyalahkan atas apa yang menimpa mereka,” katanya.
Joko Jumadi juga menegaskan bahwa penanganan kekerasan seksual memerlukan upaya kolaboratif. Kampus, mahasiswa, dan masyarakat harus bahu-membahu untuk menciptakan lingkungan yang aman dan melindungi generasi muda dari ancaman kekerasan seksual.
Sementara itu, perwakilan dari Polda NTB, AKBP Ni Pujewati, S.I.K, M.M, memberikan panduan praktis terkait pelaporan kasus kekerasan seksual dan prosedur hukum yang dapat ditempuh oleh korban. “Kami di kepolisian terus mendorong keberanian untuk melapor dan memastikan bahwa perlindungan bagi mereka menjadi prioritas,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa kepolisian memiliki mekanisme perlindungan yang terstruktur untuk melindungi korban dari intimidasi atau ancaman lebih lanjut. “Pelaporan dapat dilakukan secara langsung atau melalui platform digital yang kami sediakan untuk memudahkan akses bagi korban. Kami juga menyediakan pendampingan hukum serta psikologis bagi mereka yang membutuhkan,” jelasnya.
Dialog ini mendapat respons positif dari peserta yang hadir. Banyak mahasiswa yang merasa bahwa isu kekerasan seksual perlu dibahas lebih mendalam dan menjadi perhatian utama, terutama di tahun-tahun mendatang. Salah satu peserta, Dian Fadilah, mahasiswa FKIP UMMAT, menyampaikan harapannya, “Semoga kampus, apparat berwajib dan masyarakat semakin peduli terhadap masalah ini, karena kekerasan seksual tidak hanya merusak korban, tetapi juga generasi masa depan.” imbuhnya.
Sebagai penutup, Soalihin, menyampaikan harapan besarnya terhadap keberlanjutan gerakan ini. “Kami berharap dialog ini menjadi awal dari perubahan nyata. Kita semua harus berkomitmen untuk memberantas kekerasan seksual dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi generasi muda,” ujarnya.
Dengan terselenggaranya dialog publik ini, FORMASI berharap dapat menginspirasi langkah-langkah konkret dalam memutus mata rantai kekerasan seksual, tidak hanya di lingkungan UMMAT, tetapi juga di seluruh dunia pendidikan (HUMAS UMMAT).
Mataram, Organisasi Otonom Tapak Suci Universitas Muhammadiyah Mataram (ORTOM TS UMMAT) kembali mencatat sejarah melalui pelaksanaan Rektor CUP IV UMMAT. Kejuaraan yang berlangsung selama tiga hari, mulai 28 hingga 30 Desember 2024, ini berhasil menarik perhatian lebih dari 600 peserta dari berbagai wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB), seperti Bima, Sumbawa, Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Barat. Kegiatan ini berlangsung meriah dengan semangat kompetisi dan persaudaraan yang tinggi (31/12).
Ketua Tapak Suci UMMAT, Ahsanul Fauzan, menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya kejuaraan Rektor Cup yang keempat ini. Ia berharap kegiatan ini bisa mempererat silaturahmi warga Muhammadiyah NTB, khususnya anggota Tapak Suci. “Kejuaraan ini menjadi momen tahunan untuk kita bersilaturahmi dan terus menjalin hubungan yang lebih erat antaranggota Tapak Suci di NTB. Semoga acara ini dapat terus berlanjut,” ujar Ahsanul.
Pencak silat, yang merupakan warisan budaya Indonesia, mengandung nilai-nilai positif seperti sportivitas, saling menghargai, rendah hati, rasa percaya diri, ketahanan mental, keuletan, kewaspadaan diri, cinta tanah air, serta kesehatan dan kebugaran. Menurut Ahsanul, pencak silat tidak hanya memperkuat fisik, tetapi juga membentuk karakter bangsa yang tangguh dan berbudi luhur. “Dengan iman dan akhlak, saya menjadi kuat, tanpa iman dan akhlak, saya menjadi lemah,” tegasnya.
Pembina Ortom Tapak Suci Putra UMMAT, Muhammad Fahmy Robbaani, M.Sos., memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh pihak yang telah mendukung kesuksesan kegiatan ini. Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., atas dukungannya yang tiada henti. “Dengan jumlah panitia yang relatif sedikit, mereka berhasil mengorganisir acara sebesar ini. Tidak mudah menangani 636 peserta, tetapi panitia mampu mengatasinya. Kami berharap kejuaraan ini terus berlanjut, bahkan hingga Rektor Cup yang ke-100 sekalipun,” tutur Fahmy.
Wakil Rektor IV, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I., turut menyampaikan penghargaan atas terlaksananya kejuaraan ini. “Rektor Cup IV ini adalah wujud nyata komitmen UMMAT dalam mendukung perkembangan olahraga bela diri di kalangan mahasiswa. Saya sangat bangga dengan antusiasme peserta dan dedikasi panitia yang telah bekerja keras,” ungkapnya.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., juga menyampaikan rasa bangganya atas keberhasilan Tapak Suci UMMAT menyelenggarakan acara ini. “Saya merasa sangat bangga melihat keberhasilan Tapak Suci UMMAT menyelenggarakan Rektor Cup IV dengan skala yang begitu besar. Semoga kejuaraan ini dapat terus berlanjut dan melahirkan atlet-atlet muda yang berprestasi hingga tingkat nasional,” ujarnya.
Kejuaraan Rektor Cup IV UMMAT tidak hanya menjadi ajang kompetisi olahraga bela diri, tetapi juga sarana untuk mempererat hubungan persaudaraan antaranggota Tapak Suci se-NTB. Dengan berbagai kategori yang dipertandingkan, acara ini diharapkan mampu mencetak bibit-bibit atlet profesional yang dapat membawa nama baik NTB hingga ke kancah nasional.
Para peserta menunjukkan semangat yang luar biasa selama pertandingan, dengan mempertontonkan teknik bela diri yang memukau. Atmosfer keakraban pun terlihat di sela-sela pertandingan, memperkuat ikatan persaudaraan antar peserta. Kejuaraan ini juga menjadi momentum penting dalam membangun sinergi antara seni bela diri, pembinaan atlet, dan penguatan tali silaturahmi.
“Melihat kesuksesan tahun ini, kami optimis bahwa kejuaraan ini akan terus menjadi ajang yang dinantikan oleh seluruh anggota Tapak Suci. Kami berharap dukungan dari universitas dan elemen lainnya tetap mengalir agar acara ini dapat terus berlanjut dengan lebih baik lagi,” tutup Muhammad Fahmy Robbaani.
Kejuaraan Rektor Cup IV UMMAT menjadi simbol semangat dan kebersamaan, serta memperkuat eksistensi Tapak Suci UMMAT di dunia olahraga bela diri. Dengan antusiasme yang terus berkobar, Tapak Suci UMMAT siap membawa seni bela diri ke tingkat yang lebih tinggi (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) mencatat sejarah baru dengan menyelenggarakan kompetisi E-Sport bergengsi bertajuk “Honor of Kings Campus Attack” (28/12). Sebanyak 12 tim mahasiswa dari berbagai fakultas ikut ambil bagian dalam ajang ini, yang menjadi platform untuk menunjukkan bakat, strategi, dan keterampilan dalam dunia E-Sport yang kian populer di kalangan generasi muda (30/12).
Kompetisi ini mengusung format permainan yang menantang, di mana setiap tim yang terdiri dari lima pemain saling bersaing untuk memperebutkan gelar juara. Dengan dukungan penuh dari “Honor of Kings” sebagai sponsor utama, suasana kompetisi terasa begitu profesional, memberikan pengalaman berharga bagi para peserta.
Ketua Panitia Pelaksana, M. Juni Aldi Irawan, mengungkapkan rasa bangga atas penyelenggaraan event ini. “Sebagai salah satu bentuk bahwasanya kita (mahasiswa) sudah mampu mengelola event-event besar seperti ini. Teman-teman panitia sangat antusias karena ini pertama kalinya diadakan di kampus. Harapannya, ke depan event seperti ini tidak hanya untuk mahasiswa UMMAT tetapi juga bisa kita buka untuk seluruh mahasiswa Indonesia,” ujarnya.
Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara ini, terutama kepada “Honor of Kings” sebagai sponsor utama. Menurutnya, kompetisi ini bukan hanya menjadi wadah unjuk bakat, tetapi juga sarana membuka peluang berprestasi di level nasional.
“Kami berterima kasih kepada Honor of Kings atas dukungannya yang luar biasa. Kegiatan ini memberikan kesempatan emas bagi mahasiswa kami untuk mengembangkan potensi mereka, khususnya dalam bidang E-Sport. Harapan kami, para peserta mampu menunjukkan performa terbaik mereka dan membawa nama UMMAT ke panggung kompetisi nasional,” ujarnya.
Dr. Erwin juga menegaskan komitmen UMMAT dalam mendukung segala bentuk prestasi mahasiswa, baik akademik maupun non-akademik. “Setiap pencapaian mahasiswa akan mendapatkan penghargaan khusus sebagai bentuk apresiasi dari kampus,” tambahnya. Ia berharap acara ini dapat memotivasi mahasiswa untuk terus berinovasi dan menjadi generasi yang produktif, kreatif, dan kompetitif.
Kompetisi “Honor of Kings Campus Attack” berlangsung dengan meriah dan mendapatkan antusiasme tinggi dari mahasiswa UMMAT. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk para penonton yang hadir langsung di lokasi, semakin memeriahkan suasana. Para peserta berjuang keras menampilkan kemampuan terbaik mereka, dengan strategi yang matang dan semangat kolaborasi yang tinggi.
Selama kompetisi, berbagai momen menarik terjadi di setiap pertandingan. Strategi yang dirancang dengan matang, kerja sama tim yang solid, dan aksi-aksi dramatis dari para pemain membuat suasana semakin seru. Para penonton yang memadati lokasi acara tak henti-hentinya memberikan dukungan kepada tim favorit mereka, menciptakan atmosfer kompetisi yang penuh semangat.
Selain itu, acara ini juga menyediakan berbagai kegiatan pendukung seperti booth interaktif dari sponsor, sesi foto bersama maskot “Honor of Kings”, dan permainan mini yang memberikan hadiah menarik. Semua ini menambah keseruan dan daya tarik acara, menjadikannya pengalaman yang tak terlupakan bagi seluruh peserta dan pengunjung.
Ajang ini diharapkan menjadi langkah awal bagi UMMAT untuk lebih dikenal dalam dunia E-Sport, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga nasional. Kompetisi ini membuka peluang bagi mahasiswa UMMAT untuk mengembangkan potensi mereka di bidang E-Sport, yang kini menjadi salah satu industri terbesar di dunia. Dengan semangat yang dibangun melalui kompetisi ini, mahasiswa UMMAT diharapkan mampu membawa nama universitas menjadi kebanggaan di kancah E-Sport Indonesia.
Dalam sesi penutupan, penghargaan diberikan kepada tim-tim terbaik yang berhasil menunjukkan performa luar biasa. Juara pertama berhasil diraih oleh tim dari Fakultas Teknik yang menunjukkan strategi dan keterampilan luar biasa sepanjang kompetisi. Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, secara langsung menyerahkan trofi kepada para pemenang sebagai bentuk apresiasi atas usaha dan dedikasi mereka.
Selain sebagai ajang kompetisi, acara ini juga menjadi wadah untuk mempererat hubungan antar mahasiswa, memupuk sportivitas, dan menciptakan semangat kolaborasi. Ketua Panitia, M. Juni Aldi Irawan, mengungkapkan bahwa keberhasilan acara ini tidak terlepas dari kerja keras seluruh panitia dan dukungan berbagai pihak.
“Semoga kegiatan ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berprestasi dan berkarya di bidang yang mereka tekuni. Kami berharap UMMAT dapat terus menjadi pelopor dalam mendukung perkembangan E-Sport di Indonesia,” tutup Juni.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, UMMAT terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung potensi mahasiswa, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik, untuk menciptakan generasi yang unggul dan kompetitif di era modern ini (HUMAS UMMAT).