Mataram , Tiga mahasiswa terbaik Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) berhasil meraih prestasi membanggakan dengan lolos seleksi Pra-Nasional Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN). Mereka akan tampil mewakili kampus pada perhelatan MTQMN yang akan digelar di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, pada 6–11 Oktober 2025.
Adapun mahasiswa yang akan berlaga pada ajang bergengsi tingkat nasional tersebut adalah: Ainun Iman – Mahasiswi Prodi S1 Teknik Sipil, cabang Tilawah Putri , Muh. Minwar Hadi – Mahasiswa Prodi Hukum, cabang Hifzil Qur’an 10 Juz Putra , Raudatam Mirriadil Jinan – cabang Hifzil Qur’an 20 Juz Putri.
Kepala Lembaga Pengkajian Pengembangan Pengamalan Al Islam & Kemuhamadiyahan (LP3IK) UMMAT, Dr. Muhammad Anugerah Arifin, M.Pd.I, menyampaikan bahwa keberhasilan mahasiswa UMMAT lolos ke tahap nasional ini merupakan buah dari pelatihan yang konsisten serta dedikasi mahasiswa dalam mendalami Al-Qur’an.
“MTQMN bukan sekadar ajang unjuk kemampuan, tetapi lebih dari itu, ini adalah ruang pembentukan pribadi mahasiswa yang Qur’ani. Kami berharap, melalui kegiatan ini, lahir paradigma integratif antara Islam dan sains sehingga mahasiswa tidak hanya unggul dalam bacaan dan hafalan Al-Qur’an, tetapi juga dapat mengembangkan dirinya sebagai cendekiawan Qur’ani yang intelek, berilmu, dan bermanfaat bagi umat,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Rektor IV UMMAT, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I , juga memberikan pesan khusus kepada para mahasiswa yang akan berkompetisi. “Atas nama pimpinan universitas, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada ananda mahasiswa yang telah lolos seleksi MTQMN. Lanjutkan perjuangan dengan sungguh-sungguh agar mencapai hasil yang diharapkan, dengan banyak berdoa, berikhtiar, dan tentunya bertawakal kepada Allah SWT. Jangan lupa juga untuk selalu meminta ridho dari orang tua, karena doa mereka menjadi kekuatan terbesar,” pesannya penuh makna.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., memberikan apresiasi yang tinggi atas prestasi membanggakan tersebut. Menurutnya, pencapaian ini adalah bukti bahwa UMMAT terus berkomitmen dalam melahirkan generasi muda yang berakhlak mulia dan berdaya saing global.
“Al-Qur’an adalah sumber inspirasi dan pedoman hidup. Kami sangat bangga kepada mahasiswa yang terpilih mewakili UMMAT di MTQMN. Semoga semangat mereka menjadi teladan bagi mahasiswa lainnya untuk terus menjadikan Al-Qur’an sebagai pusat peradaban, sekaligus mampu mengharumkan nama universitas di tingkat nasional,” ujarnya.
Tidak hanya dukungan dari pimpinan universitas, semangat juga datang dari para mahasiswa yang akan bertanding. Ainun Iman, peserta cabang Tilawah Putri, mengaku bahwa keikutsertaannya adalah wujud bakti kepada kampus dan keluarga.
“Saya ingin memberikan yang terbaik untuk UMMAT. Persaingan di tingkat nasional pasti berat, tapi saya yakin dengan doa dan dukungan dari semua pihak, kami bisa memberikan hasil terbaik,” ucapnya penuh optimis.
Hal serupa juga disampaikan oleh Muh. Minwar Hadi, peserta cabang Hifzil Qur’an 10 Juz. Ia menekankan bahwa menjaga hafalan membutuhkan kedisiplinan tinggi.
“Setiap hari saya berusaha menjaga hafalan dengan murajaah bersama pembina. InsyaAllah, dengan niat yang lurus, usaha keras, dan doa dari orang tua serta civitas akademika UMMAT, kami bisa berkompetisi dengan baik,” ungkapnya.
Sedangkan Raudatam Mirriadil Jinan, peserta Hifzil Qur’an 20 Juz Putri, menuturkan bahwa perjuangannya bukan hanya untuk lomba, tetapi juga sebagai jalan untuk memperkuat kecintaannya terhadap Al-Qur’an.
“Saya ingin MTQMN ini menjadi momentum pembelajaran, bukan hanya untuk meraih juara, tetapi juga untuk terus memperdalam hubungan dengan Al-Qur’an. Saya percaya, apapun hasilnya nanti, yang terpenting adalah istiqamah dalam menjaga amanah ini,” jelasnya. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Kabar membanggakan datang dari Baiq Imaniar Cahyani, mahasiswi semester 5 Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL), Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) yang berhasil meraih Juara 2 (Silver Medal) pada ajang bergengsi Pekan Essay Nasional (PENA) 2025 yang digelar di Universitas Mataram pada 30–31 Agustus 2025.
Kompetisi tersebut mempertemukan 127 peserta dari 37 perguruan tinggi se-Indonesia dengan mengusung 8 subtema: hukum sosial & ekonomi, kesehatan, lingkungan, pangan, pariwisata & budaya, pendidikan, pertanian, serta teknologi. Baiq Imaniar tampil menonjol dengan karya esainya di kategori Hukum Sosial & Ekonomi, yang berhasil menyita perhatian dewan juri dan mengantarkannya meraih posisi kedua.
Dalam wawancara, Baiq Imaniar mengungkapkan kisah inspiratif di balik langkahnya mengikuti lomba ini. Selama ini, ia hanya menulis di buku harian sebagai cara pribadi untuk mengekspresikan diri. Namun, keberanian untuk keluar dari zona nyaman mengantarkannya pada pengalaman baru.
“Saya awalnya hanya menulis diary di buku catatan harian. Tapi kemudian saya berpikir, alangkah baiknya kalau hobi menulis ini saya gunakan untuk menuangkan ide dan gagasan yang bisa memberi kontribusi nyata bagi bangsa dan masyarakat,” ujarnya penuh semangat.
Perjalanan menuju panggung nasional tidak berjalan mulus. Baiq Imaniar mengaku menghadapi rasa takut gagal dan ekspektasi tinggi karena membawa nama besar UMMAT dalam kompetisi. Namun, berkat keyakinan, doa, dan dukungan penuh dari dosen serta teman-teman, ia berhasil menepis keraguan tersebut.
“Saya sempat takut gagal, apalagi membawa nama almamater di tingkat nasional. Tapi pengalaman ini justru membentuk mental saya untuk lebih berani. Setiap langkah di arena lomba adalah bagian dari proses belajar,” tuturnya.
Selain meraih prestasi, pengalaman mengikuti PENA 2025 memberikan pelajaran berharga bagi Baiq Imaniar. Bertemu dengan mahasiswa dari berbagai kampus di seluruh Indonesia membuka wawasan baru, melatih kemampuan berpikir kritis, sekaligus membangun jejaring akademik.
“Bisa bertemu teman-teman dari luar daerah, berdiskusi, berinovasi, dan menjalin kolaborasi adalah pengalaman yang luar biasa. Yang lebih penting, pengalaman ini membuat saya semakin termotivasi untuk terus belajar dan mengembangkan diri,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak kampus, terutama Dekan FISIPOL Dr. Iwan Tanjung Sutarna, M.Si., yang selalu memberikan bimbingan, serta Wadek II FISIPOL dan Kaprodi Administrasi Publik atas dukungan moril dan materil sehingga ia bisa tampil maksimal dalam ajang nasional ini.
Sebagai penutup, Baiq Imaniar menitipkan pesan inspiratif untuk mahasiswa UMMAT agar berani mengambil peluang dan tidak takut gagal. “Lebih baik gagal dalam mencoba daripada mati penasaran. Ambil resikonya, atau kita tidak akan pernah ke mana-mana. Saya berharap teman-teman bisa termotivasi, dan semoga ke depan nama UMMAT semakin dikenal di kancah nasional maupun internasional lewat prestasi-prestasi gemilang,” pungkasnya.
Prestasi yang diraih Baiq Imaniar Cahyani tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga menambah catatan manis bagi UMMAT sebagai perguruan tinggi yang terus mendorong mahasiswa untuk berani berkarya, berinovasi, dan berkompetisi di tingkat nasional. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa mahasiswa UMMAT memiliki daya saing tinggi serta mampu membawa nama kampus lebih dikenal luas. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Lembaga Pengkajian, Pengembangan, Pengamalan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LP3IK) bersama Biro Administrasi Umum, Kepegawaian, dan Keuangan (BAUK) sukses menyelenggarakan Baitul Arqam (BA) Pegawai dan Service Excellent (SE). Kegiatan ini mengusung tema “Sinergi Bersama Menuju UMMAT yang Islami, Unggul, dan Berkemajuan” dan berlangsung pada 22–24 Agustus 2025 di Lombok Garden Hotel, Mataram.
Ketua Panitia, Ilham, M.Pd., BI., dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting bagi seluruh pegawai UMMAT untuk menyegarkan kembali nilai keislaman dan kemuhammadiyahan sekaligus meningkatkan profesionalitas kerja.
“Peserta terbagi dalam dua forum sesuai sistem perkaderan Muhammadiyah. Baitul Arqam menekankan aspek ideologi, akidah, ibadah, dan akhlak, sedangkan Service Excellent berfokus pada penguatan profesionalitas kerja dan pelayanan prima. Harapan kami, peserta bisa fokus mengikuti seluruh rangkaian acara agar manfaatnya benar-benar dirasakan untuk peningkatan kualitas individu maupun kelembagaan,” ujarnya.
Kepala LP3IK UMMAT, Dr. M. Anugrah Arifin, M.Pd.I., menegaskan bahwa kedua forum ini merupakan bagian integral dari penguatan tujuh ekosistem kampus Islami yang dirancang UMMAT. “QS. Al-Qasas ayat 26 menegaskan bahwa sebaik-baik pegawai adalah al-qowiyul amin, kuat dan dapat dipercaya. Dengan semangat itu, Baitul Arqam dan Service Excellent menjadi sarana memperbaiki kualitas diri sekaligus menumbuhkan amanah dalam tugas. Ideologi dan kualitas pelayanan harus berjalan beriringan agar UMMAT tampil sebagai kampus Islami, unggul, dan berkemajuan,” jelasnya.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menilai bahwa kegiatan tersebut merupakan investasi jangka panjang dalam membangun SDM UMMAT yang profesional, ideologis, dan berorientasi pada pelayanan terbaik. “Setelah kegiatan ini, hasilnya harus nyata, baik dalam peningkatan pelayanan kepada mahasiswa, dosen, maupun tenaga kependidikan. Baitul Arqam menanamkan ideologi kemuhammadiyahan, sementara Service Excellent memperkuat profesionalitas kerja. Keduanya adalah kombinasi yang tidak dapat dipisahkan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Rektor menekankan pentingnya membangun budaya kerja Islami, jujur, dan bertanggung jawab, mengingat tidak semua pegawai berlatar belakang Muhammadiyah. Karena itu, penguatan ideologi kemuhammadiyahan dan peningkatan kualitas pelayanan harus menjadi komitmen bersama.
Senada dengan itu, Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMMAT, Drs. H. Gulam Abbas, M.Si., menekankan bahwa keberhasilan pengembangan budaya akademik harus ditopang oleh karakter kolaboratif, profesional, jujur, dan amanah.
“Service Excellent adalah sarana penting untuk membangun etos kerja yang melayani dengan tulus dan penuh integritas, sementara Baitul Arqam memperkuat spiritualitas, akidah, dan akhlak pegawai. Perpaduan keduanya menjadi kunci agar UMMAT mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional,” ungkapnya.
Selama tiga hari pelaksanaan, peserta Baitul Arqam mendapatkan materi seputar sejarah dan ideologi Muhammadiyah, penguatan akidah, praktik ibadah sesuai tuntunan, serta pembinaan akhlak Islami. Sementara itu, forum Service Excellent difokuskan pada pelatihan etika pelayanan, komunikasi efektif, manajemen kerja, hingga simulasi pelayanan prima sesuai kebutuhan mahasiswa, dosen, dan stakeholder kampus.
Master of Training (MOT), Supratman, M.Pd.I., melaporkan bahwa peserta yang hadir terdiri atas 39 orang untuk forum SE (30 laki-laki dan 9 perempuan) serta 36 orang untuk forum BA. Ia menambahkan bahwa tindak lanjut kegiatan ini antara lain mengikuti pengajian Muhammadiyah minimal sekali sebulan, aktif dalam organisasi persyarikatan, membuat Kartu Tanda Anggota Muhammadiyah (KTAM), serta memperkaya literasi dengan buku-buku referensi Muhammadiyah.
Peserta terbaik SE diraih oleh Saniah (FKIP), Haryati (MBS UMMAT), dan Sanusin (Security). Sementara Indra Wijaya (Staff BPH) terpilih sebagai peserta teraktif. Untuk forum BA, peserta terbaik diberikan kepada Sigit Pranoto (Humas dan Protokoler), Vita Lestari (UPT P2W), dan Ahmad Masahur (Fakultas Pertanian), sedangkan Munandar (UPT PPTIK) terpilih sebagai peserta teraktif.
Ibu Nuraini, salah satu peserta SE, menyampaikan kesan positifnya. “Kami sangat berterima kasih atas kegiatan luar biasa ini. Ilmu dan semangat yang kami dapatkan menjadi bekal untuk memberikan pelayanan terbaik di UMMAT,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Toni Sabara, peserta BA. “Pelajaran yang kami dapatkan bukan hanya pengetahuan baru, tetapi juga motivasi spiritual. Bahkan, kami diajarkan untuk menebus kesalahan dengan infak, sebuah nilai ibadah yang sangat bermakna,” tuturnya.
Menutup kegiatan, Rektor UMMAT kembali menegaskan harapan besar agar hasil BA dan SE benar-benar terealisasi dalam tupoksi masing-masing pegawai. “Tujuan Baitul Arqam adalah memperkuat pemahaman Islam dan Muhammadiyah bagi staf, sementara Service Excellent harus membawa nilai tambah dalam pelayanan prima. Tahun 2026 kita menghadapi akreditasi universitas, maka seluruh komponen kampus harus berbenah,” tegasnya. (HUMAS UMMAT)
Jakarta, Semarak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Istana Negara, Jakarta, menjadi momen bersejarah bagi seluruh rakyat Indonesia. Salah satu yang turut merasakan kebanggaan luar biasa adalah Annisa, mahasiswi Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), yang dipercaya menjadi bagian dari penampilan seni budaya pada prosesi penurunan bendera.
Annisa, kelahiran Dompu, 4 Juni 2003, tampil bersama 209 penari lainnya membawakan tarian kolosal bertajuk “The Spirit of Sasambo”. Tarian ini menampilkan keindahan dan harmoni budaya dari tiga etnis besar di Nusa Tenggara Barat, yaitu Sasak, Samawa, dan Mbojo. Kehadiran penampilan ini di panggung nasional menjadi wujud nyata kekayaan budaya NTB yang mendapat kesempatan istimewa untuk ditampilkan dalam acara kenegaraan tertinggi.
Bagi Annisa, kesempatan ini bukan hanya sekadar pengalaman menari, melainkan juga sebuah kehormatan dan kebanggaan besar. “Kesan dari saya pastinya bangga sama diri sendiri bisa tampil dan sekaligus mewakili provinsi NTB untuk tampil pada saat penurunan bendera HUT RI yang ke-80 di Istana Negara,” ungkapnya dengan penuh rasa haru.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., turut menyampaikan apresiasi tinggi atas prestasi mahasiswi UMMAT tersebut. “Partisipasi Annisa di Istana Negara adalah sebuah kebanggaan besar, bukan hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi Universitas Muhammadiyah Mataram dan masyarakat NTB. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa UMMAT mampu mengukir prestasi di tingkat nasional, tidak hanya dalam bidang akademik, tetapi juga dalam pelestarian seni dan budaya bangsa,” tuturnya.
Penampilan Annisa dan tim penari dari NTB mendapat apresiasi luas dari hadirin yang memadati Istana Negara. Kehadiran tarian “The Spirit of Sasambo” tidak hanya memperkaya nuansa upacara, tetapi juga mempertegas bahwa keberagaman budaya Indonesia adalah kekuatan bangsa yang harus terus dilestarikan.
Melalui pengalaman istimewa ini, Annisa berharap bisa terus berkontribusi, baik di bidang akademik maupun dalam pelestarian seni budaya daerah. Ia juga ingin menginspirasi generasi muda NTB untuk berani bermimpi besar dan berkiprah di panggung nasional.
Partisipasi mahasiswi UMMAT dalam acara kenegaraan ini sekaligus menjadi catatan penting bahwa Universitas Muhammadiyah Mataram tidak hanya mencetak generasi unggul di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga melahirkan duta-duta budaya yang mampu membawa nama baik daerah hingga tingkat nasional. (HUMAS UMMAT)
Pemenang Timur, Dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus menunjukkan komitmennya dalam mengabdi kepada masyarakat melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertajuk “Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat untuk Pelestarian Lingkungan” yang dilaksanakan di Desa Pemenang Timur, Kabupaten Lombok Utara pada 8 hingga 9 Agustus 2025.
Kegiatan ini diikuti oleh jajaran dosen dan pimpinan FH UMMAT, Kepala Desa Pemenang Timur, para nelayan, serta masyarakat sekitar pesisir yang sehari-harinya bergantung pada hasil laut. Kehadiran akademisi di tengah masyarakat ini menjadi langkah nyata dalam menghubungkan ilmu pengetahuan, regulasi, dan praktik pengelolaan sumber daya alam agar selaras dengan kebutuhan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Dekan FH UMMAT, Dr. Hilman Syahrial Haq, S.H., LL.M., menegaskan pentingnya memberikan pemahaman hukum kepada masyarakat mengenai hak dan kewajiban dalam pengelolaan wilayah pesisir. “Kegiatan ini penting karena pengelolaan pesisir tidak hanya menyangkut kelestarian lingkungan, tetapi juga memiliki dasar hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pengelolaan Wilayah Pesisir. Melalui kegiatan ini, kami berharap masyarakat semakin sadar hukum, mampu menyusun peraturan desa yang melindungi lingkungan pesisir,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dr. Hilman menekankan bahwa pengelolaan wilayah pesisir bukan sekadar isu ekologis, melainkan juga menyangkut aspek sosial, ekonomi, dan hukum. “Wilayah pesisir adalah rumah bagi banyak masyarakat nelayan. Jika tidak dikelola dengan baik, kerusakan lingkungan akan berdampak langsung pada mata pencaharian mereka. Oleh sebab itu, hukum hadir untuk memberikan arah dan perlindungan, agar masyarakat bisa hidup sejahtera tanpa merusak ekosistem yang menjadi penopang kehidupan mereka,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, beliau juga menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat dalam setiap kebijakan yang menyangkut pengelolaan lingkungan. “Masyarakat tidak boleh hanya menjadi objek kebijakan, melainkan harus menjadi subjek yang aktif. Desa memiliki kewenangan untuk menyusun Peraturan Desa (Perdes) yang berorientasi pada pelestarian lingkungan, dan inilah yang perlu kita dorong bersama,” ungkapnya.
Dr. Hilman juga menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebatas penyuluhan, melainkan bentuk nyata kontribusi perguruan tinggi dalam membangun kesadaran kolektif. “FH UMMAT ingin memastikan bahwa ilmu yang kami miliki tidak hanya berhenti di ruang kelas, tetapi bisa dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat. Kami ingin masyarakat pesisir memahami bahwa hukum bukanlah sesuatu yang jauh, tetapi dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari,” pungkasnya.
Selama dua hari pelaksanaan, para peserta mendapatkan pembekalan berupa diskusi interaktif, pemaparan materi, serta praktik lapangan yang menekankan peran aktif masyarakat dalam menjaga ekosistem pesisir. Salah satu materi utama dibawakan oleh Anies Prima Dewi, S.H., M.H., selaku Wakil Dekan II FH UMMAT, yang memaparkan mengenai “Hukum Pengelolaan Pesisir dan Peran Masyarakat dalam Pelestarian Lingkungan”.
Kepala Desa Pemenang Timur dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan apresiasinya atas dukungan akademisi dalam mendampingi masyarakat desa. “Kami berterima kasih kepada FH UMMAT yang hadir langsung memberikan pemahaman hukum dan pendampingan kepada masyarakat. Dengan adanya kegiatan ini, kami semakin yakin bahwa desa dapat memiliki peraturan yang berpihak pada keberlanjutan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Kegiatan PKM ini sekaligus memperkuat peran FH UMMAT sebagai center of excellence yang tidak hanya fokus pada pendidikan dan penelitian, tetapi juga pengabdian nyata kepada masyarakat. Harapannya, sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan masyarakat dapat menjadi model pengelolaan wilayah pesisir yang berkelanjutan dan berbasis kearifan lokal di Lombok Utara. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Kantor Urusan Internasional dan Kerjasama (KUIK) aktif berpartisipasi dalam Workshop Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Nusa Tenggara Barat, yang diselenggarakan oleh LLDIKTI Wilayah VIII dalam kegiatan “Diseminasi Penguatan Kerja Sama Perguruan Tinggi bagi PTS di Lingkungan LLDIKTI Wilayah VIII” pada 15–16 Agustus 2025 di Mandalika Ballroom STP Mataram.
Kegiatan ini dihadiri oleh 53 perguruan tinggi swasta di NTB dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas kapasitas akademik, memperkuat jaringan kerja sama, serta mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) 6 Perguruan Tinggi. Workshop ini juga menjadi wadah penting bagi PTS untuk mensosialisasikan pentingnya kerja sama, memahami pelaporan kerja sama, dan meningkatkan kontribusi perguruan tinggi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di tingkat regional maupun nasional.
Kepala LLDIKTI Wilayah VIII, I Gusti Lanang Bagus Eratodi, menekankan bahwa Penguatan kerja sama antar-PTS bukan sekadar formalitas administratif. Melalui kerja sama strategis, perguruan tinggi dapat meningkatkan mutu akademik, relevansi riset, serta memperluas kesempatan bagi dosen dan mahasiswa untuk berinovasi dan berkolaborasi, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Workshop ini menghadirkan sejumlah materi yang mendalam dan aplikatif, antara lain: Kerja Sama Berdampak, oleh Biro Perencanaan dan Kerja Sama LLDIKTI Wilayah VIII, membahas strategi membangun kerja sama yang efektif dan berkelanjutan. Creating World-class Developers: Introducing Apple Developer Academy Indonesia, oleh Apple Developer Academy, memberikan wawasan mengenai pengembangan talenta digital kelas dunia. Pendampingan Pengisian Laporan Kerma & Sosialisasi Anugerah Kerja Sama Diktisaintek 2025, oleh Biro Perencanaan dan Kerja Sama, memandu PTS dalam pelaporan kerja sama yang akurat dan berdaya guna. Dan Nation-Building in the Digital Age: AI and Cloud Talent Development with AWS, oleh Amazon Web Service, membahas pengembangan talenta digital melalui teknologi AI dan cloud untuk mendukung pembangunan nasional.
Kepala KUI dan Kerjasama UMMAT, Asbah, M.Hum., menyatakan bahwa Penguatan kerja sama dan internasionalisasi merupakan hal mutlak yang harus terus dilakukan. Kerja sama bukan hanya memperluas jaringan, tetapi juga menjadi pintu utama untuk meningkatkan kualitas proses akademik, penelitian, dan luaran yang bermutu. Dengan demikian, alumni UMMAT dapat memperoleh peluang kerja yang layak dan berkualitas. Kami menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada LLDIKTI Wilayah VIII yang terus memfasilitasi penguatan kerja sama dengan berbagai mitra strategis, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Kegiatan workshop ini juga menjadi kesempatan bagi UMMAT untuk memperkuat posisi sebagai perguruan tinggi swasta terbaik di NTB yang berorientasi pada pengembangan akademik, inovasi, dan internasionalisasi. Melalui partisipasi aktif, UMMAT berharap dapat meningkatkan kolaborasi riset, program magang, pertukaran mahasiswa, dan berbagai bentuk kerja sama strategis lain yang memberi manfaat langsung bagi civitas akademika maupun masyarakat luas. (HUMAS UMMAT)