Mataram, Kabar membanggakan datang dari Baiq Imaniar Cahyani, mahasiswi semester 5 Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL), Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) yang berhasil meraih Juara 2 (Silver Medal) pada ajang bergengsi Pekan Essay Nasional (PENA) 2025 yang digelar di Universitas Mataram pada 30–31 Agustus 2025.
Kompetisi tersebut mempertemukan 127 peserta dari 37 perguruan tinggi se-Indonesia dengan mengusung 8 subtema: hukum sosial & ekonomi, kesehatan, lingkungan, pangan, pariwisata & budaya, pendidikan, pertanian, serta teknologi. Baiq Imaniar tampil menonjol dengan karya esainya di kategori Hukum Sosial & Ekonomi, yang berhasil menyita perhatian dewan juri dan mengantarkannya meraih posisi kedua.
Dalam wawancara, Baiq Imaniar mengungkapkan kisah inspiratif di balik langkahnya mengikuti lomba ini. Selama ini, ia hanya menulis di buku harian sebagai cara pribadi untuk mengekspresikan diri. Namun, keberanian untuk keluar dari zona nyaman mengantarkannya pada pengalaman baru.
“Saya awalnya hanya menulis diary di buku catatan harian. Tapi kemudian saya berpikir, alangkah baiknya kalau hobi menulis ini saya gunakan untuk menuangkan ide dan gagasan yang bisa memberi kontribusi nyata bagi bangsa dan masyarakat,” ujarnya penuh semangat.
Perjalanan menuju panggung nasional tidak berjalan mulus. Baiq Imaniar mengaku menghadapi rasa takut gagal dan ekspektasi tinggi karena membawa nama besar UMMAT dalam kompetisi. Namun, berkat keyakinan, doa, dan dukungan penuh dari dosen serta teman-teman, ia berhasil menepis keraguan tersebut.
“Saya sempat takut gagal, apalagi membawa nama almamater di tingkat nasional. Tapi pengalaman ini justru membentuk mental saya untuk lebih berani. Setiap langkah di arena lomba adalah bagian dari proses belajar,” tuturnya.
Selain meraih prestasi, pengalaman mengikuti PENA 2025 memberikan pelajaran berharga bagi Baiq Imaniar. Bertemu dengan mahasiswa dari berbagai kampus di seluruh Indonesia membuka wawasan baru, melatih kemampuan berpikir kritis, sekaligus membangun jejaring akademik.
“Bisa bertemu teman-teman dari luar daerah, berdiskusi, berinovasi, dan menjalin kolaborasi adalah pengalaman yang luar biasa. Yang lebih penting, pengalaman ini membuat saya semakin termotivasi untuk terus belajar dan mengembangkan diri,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak kampus, terutama Dekan FISIPOL Dr. Iwan Tanjung Sutarna, M.Si., yang selalu memberikan bimbingan, serta Wadek II FISIPOL dan Kaprodi Administrasi Publik atas dukungan moril dan materil sehingga ia bisa tampil maksimal dalam ajang nasional ini.
Sebagai penutup, Baiq Imaniar menitipkan pesan inspiratif untuk mahasiswa UMMAT agar berani mengambil peluang dan tidak takut gagal. “Lebih baik gagal dalam mencoba daripada mati penasaran. Ambil resikonya, atau kita tidak akan pernah ke mana-mana. Saya berharap teman-teman bisa termotivasi, dan semoga ke depan nama UMMAT semakin dikenal di kancah nasional maupun internasional lewat prestasi-prestasi gemilang,” pungkasnya.
Prestasi yang diraih Baiq Imaniar Cahyani tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga menambah catatan manis bagi UMMAT sebagai perguruan tinggi yang terus mendorong mahasiswa untuk berani berkarya, berinovasi, dan berkompetisi di tingkat nasional. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa mahasiswa UMMAT memiliki daya saing tinggi serta mampu membawa nama kampus lebih dikenal luas. (HUMAS UMMAT)
Mataram , Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menggelar agenda tahunan terbesar bagi mahasiswa baru, yakni Masa Ta’aruf (MASTA) dan Pekan Ta’aruf (PETA) atau MAPETA 2025, yang resmi dibuka pada Senin, 1 September 2025, di Lapangan utama UMMAT. Acara yang mengusung tema “Mewujudkan Mahasiswa yang Produktif, Kompetitif, Unggul, dan Berdampak” ini menjadi pintu gerbang awal bagi 1.985 mahasiswa baru Tahun Akademik 2025/2026 dalam memulai perjalanan akademik mereka.
Suasana pembukaan MAPETA berlangsung meriah sejak pagi. Ribuan mahasiswa baru memenuhi Lapangan UMMAT dengan balutan atribut seragam putih-hitam, menunjukkan semangat persatuan dan kebersamaan. Sebelum acara resmi dimulai, para peserta disuguhkan pra-acara yang sarat makna dan hiburan, antara lain penampilan Tari Wonderland yang menampilkan kekayaan budaya Nusantara, drama Ortom yang menggambarkan identitas kader Muhammadiyah, serta persembahan musik yang menambah semarak suasana.
Ketua Panitia MAPETA 2025, Drs. Amil, MM, dalam laporannya menyampaikan bahwa jumlah mahasiswa baru UMMAT tahun ini mencapai 1.985 orang, dengan 1.926 mahasiswa mengikuti kegiatan MAPETA pada hari ini. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini akan berlangsung selama enam hari penuh, meliputi dua hari MASTA, dua hari PETA tingkat universitas, dan dua hari PETA tingkat fakultas, yang akan berpusat di dua titik yakni Lapangan FKIP dan Lapangan FIK, kecuali PETA Fakultas akan dilangsungkan di fakultas masing-masing.
Ia juga menambahkan bahwa Rangkaian kegiatan ini dirancang untuk membekali mahasiswa baru dengan wawasan akademik, penguatan nilai-nilai keislaman, serta semangat kebersamaan, sehingga mereka siap menjalani kehidupan kampus dengan optimal.
Ketua Korkom IMM UMMAT, Zainul Arifin, menegaskan pentingnya mahasiswa baru memanfaatkan momentum MAPETA untuk menanamkan nilai keislaman, kepemimpinan, dan militansi intelektual. Ia juga mengajak mahasiswa baru untuk aktif bergabung dalam Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah, seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Hizbul Wathan, dan Tapak Suci. “Selain Ortom, di UMMAT tersedia berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bisa menjadi wadah bagi kalian untuk belajar, berproses, dan mengembangkan minat bakat. Semuanya bisa menjadi ruang kalian menempa diri menjadi pribadi yang tangguh dan bermanfaat,” ujarnya penuh semangat.
Presiden Mahasiswa UMMAT, Supriadin, turut memberikan motivasi kepada para mahasiswa baru. Ia menekankan bahwa MAPETA bukan sekadar kegiatan pengenalan kampus, melainkan titik awal perjalanan panjang menuju pencapaian prestasi. “MAPETA adalah gerbang untuk membangun jati diri sebagai mahasiswa UMMAT. Jadilah mahasiswa yang tidak hanya hadir di kelas, tetapi juga aktif di masyarakat, memberi dampak nyata, dan berani bersaing secara nasional maupun global. Momentum ini harus kita manfaatkan untuk menyiapkan diri menjadi generasi emas Indonesia 2045 yang manca negara,” tegas Supriadin.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., dalam pidato pembukaannya memberikan sambutan hangat kepada seluruh mahasiswa baru. Ia menegaskan bahwa UMMAT terus berkembang menjadi perguruan tinggi yang unggul dan inklusif. “UMMAT berdiri sejak tahun 1980. Kini, di usia ke-45 tahun, UMMAT telah memiliki 8 fakultas, 37 program studi, dengan 5 prodi yang sudah unggul. Tahun ini kita kedatangan 14 mahasiswa asing dari Ghana, Nigeria, Yaman, dan Sudan. Bahkan ada 3 mahasiswa non-Muslim dari Ghana yang ikut belajar di sini. Hal ini menunjukkan bahwa UMMAT adalah kampus yang inklusif, terbuka bagi siapa saja, dan tidak eksklusif,” ujarnya.
Rektor juga memperkenalkan mahasiswa asing yang hadir, sebagai bentuk penegasan bahwa UMMAT sebagai kampus berwawasan internasional. Selain itu, Rektor juga memberikan penghargaan (reward) kepada mahasiswa berprestasi yang telah mengharumkan nama kampus di tingkat nasional maupun internasional, baik di bidang akademik, penelitian, olahraga, maupun seni.
Beliau juga menambahkan bahwa tahun depan, UMMAT menargetkan kedatangan mahasiswa asing dari Maroko, sekaligus berharap pada tahun 2026 akreditasi perguruan tinggi UMMAT dapat meningkat menjadi Unggul.
Kegiatan MAPETA 2025 akan berlangsung hingga enam hari mendatang dengan agenda yang dirancang untuk memperkuat karakter, ilmu, dan iman mahasiswa baru. Melalui MAPETA, UMMAT berharap dapat mencetak generasi mahasiswa yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter Islami, siap bersaing secara global, dan mampu memberi kontribusi nyata bagi bangsa dan umat.
“Manfaatkanlah masa kuliah untuk belajar dengan sungguh-sungguh, berorganisasi, dan terus berprestasi. Jadilah mahasiswa yang produktif, kompetitif, unggul, dan berdampak. Dari sinilah langkah kalian dimulai, menuju masa depan yang lebih cerah,” tutup Rektor Abdul Wahab. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Sasentra Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) resmi membuka Festival Teater Mahasiswa NTB 2025 pada Rabu, 27 Agustus 2025. Bertempat di Taman Budaya NTB , acara ini menjadi momentum awal sekaligus pemantik semangat sebelum festival utama diadakan pada bulan Oktober mendatang. Kehadiran festival ini tidak hanya menandai dimulainya rangkaian perhelatan seni pertunjukan mahasiswa, tetapi juga mewakili komitmen UMMAT dalam menghadirkan ruang apresiasi, ekspresi, dan kreativitas bagi generasi muda di Nusa Tenggara Barat.
Ketua Panitia, Muhammad Firdaus, menegaskan bahwa festival ini bukan semata-mata ruang kompetisi, melainkan ruang pembelajaran bersama. “Festival ini lahir dari semangat apresiasi, bukan hanya kompetisi. Kami ingin mahasiswa bisa saling belajar, berbagi gagasan, dan menguatkan ikatan persaudaraan melalui seni pertunjukan,” tegasnya.
Festival Teater Mahasiswa NTB tahun ini diikuti oleh sembilan perguruan tinggi, yakni: Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), Universitas Mataram (Unram), Universitas Nahdlatul Ulama (UNU), Universitas Nusa Tenggara Barat (UNW), Universitas Bumi Gora, Universitas Bagu, Universitas Hamzanwadi serta beberapa perguruan tinggi lainnya yang turut mengirimkan delegasi.
“Kehadiran mereka bukan sekadar untuk mempertontonkan karya, tetapi juga sebagai simbol semangat kebersamaan dan kolaborasi lintas kampus di NTB”, ujar ketua panitia.
Meski festival ini disambut dengan antusiasme tinggi, panitia tidak menutup mata terhadap tantangan yang ada. Dukungan pemerintah daerah, terutama dari segi pendanaan dan fasilitas, dinilai masih minim. Namun, bagi panitia, hal itu tidak menyurutkan semangat.
“Setiap tantangan yang berat pasti melahirkan perjalanan yang hebat. Justru dari keterbatasan inilah muncul daya juang dan kreativitas mahasiswa untuk tetap berkarya,” jelas Firdaus.
Ia juga berharap agar UMMAT ke depan dapat menghadirkan gedung teater arena serbaguna yang bisa menjadi pusat aktivitas kreatif mahasiswa. “Seni harus mendapat ruang yang layak. Dengan adanya gedung teater, mahasiswa akan lebih leluasa berkarya, berlatih, dan menggelar pementasan,” tambahnya.
Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) UMMAT, Drs. Amil, MM, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif mahasiswa. “Kegiatan ini mampu menggali potensi seni dan bakat mahasiswa. Festival Teater Mahasiswa NTB menjadi wadah inspiratif untuk mengekspresikan seni sekaligus meningkatkan semangat berkarya generasi muda NTB,” ungkapnya.
Festival Teater Mahasiswa NTB 2025 tidak hanya menjadi ajang tontonan, melainkan juga laboratorium kreatif bagi mahasiswa. Melalui teater, mereka belajar mengelola tim, mengasah keterampilan komunikasi, membangun solidaritas, hingga menumbuhkan kepekaan sosial.
Panitia berharap Festival Teater Mahasiswa NTB bisa menjadi agenda rutin setiap tahun. Selain sebagai ruang apresiasi, kegiatan ini diharapkan menjadi motor penggerak lahirnya karya-karya besar dari mahasiswa NTB, sekaligus memperkuat posisi teater sebagai bagian penting dari perkembangan budaya daerah. (HUMAS UMMAT)