Mataram, Berlian Wahyu Rizaldi, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), mencatatkan prestasi gemilang di kancah internasional. Berlian, yang saat ini duduk di semester 7 Jurusan Ilmu Hukum, berhasil meraih penghargaan The Most Adaptive Delegate dalam ajang International Youth Action and Conference (IYEC) ke-7 yang digelar di tiga negara, yakni Malaysia, Singapura, dan Thailand. Kegiatan ini berlangsung selama 7 hari, terhitung dari 24 hingga 29 Mei 2024, dengan diikuti oleh 77 delegasi pemuda dari berbagai negara.
Ajang IYEC 7 menjadi wadah bagi pemuda dari berbagai negara untuk saling berbagi gagasan dan merumuskan solusi bersama terkait isu-isu global, terutama yang berkaitan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Berlian bersama timnya fokus pada SDG’s Point 16 yang bertemakan perdamaian, keadilan, dan penguatan kelembagaan. Di balik prestasi yang diraihnya, Berlian mengaku menghadapi beberapa tantangan sebelum dan selama acara berlangsung.
“Tantangan terbesar yang saya hadapi sebelum kegiatan ini adalah membangun komunikasi yang baik dengan teman-teman kelompok yang berasal dari berbagai daerah dan latar belakang. Kami harus mempersiapkan proyek SDG’s Point 16 secara bersama-sama, dan ini membutuhkan adaptasi yang cukup besar dari segi komunikasi dan koordinasi,” ungkapnya. “Namun, Ia belajar bahwa dengan tekad dan keterbukaan, semua tantangan dapat dilalui.
Selama kegiatan berlangsung, Berlian juga dihadapkan pada tantangan beradaptasi dengan lingkungan internasional yang baru. Namun, dengan semangat dan kerja keras, ia tidak hanya mampu menyesuaikan diri, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam setiap sesi diskusi dan lokakarya yang diadakan. Atas usahanya yang luar biasa, Berlian dianugerahi penghargaan sebagai The Most Adaptive Delegate dari seluruh peserta.
International Youth Action and Conference ini tidak hanya menjadi ajang untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga membangun jejaring internasional antar pemuda dari berbagai negara. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi para peserta untuk berkolaborasi dalam memecahkan berbagai tantangan global, khususnya yang berkaitan dengan perdamaian, keadilan, dan penguatan kelembagaan yang kuat.
Berlian Wahyu Rizaldi berharap bahwa pengalaman dan prestasinya ini dapat menginspirasi mahasiswa UMMAT lainnya untuk turut berani mencoba hal-hal baru, baik di tingkat nasional maupun internasional. “Saya sangat berharap seluruh mahasiswa UMMAT bisa memiliki keberanian untuk mencoba hal-hal baru, menjalin kolaborasi dengan pemuda-pemuda di berbagai belahan dunia, dan membawa nama besar UMMAT ke level internasional melalui prestasi mereka,” ujarnya. Selain itu, Ia juga berharap UMMAT terus mendukung dan memberikan ruang yang luas bagi mahasiswa untuk berkembang dan berkontribusi dalam berbagai kegiatan global.
Penghargaan yang diraih oleh Berlian menunjukkan bahwa mahasiswa UMMAT tidak hanya mampu bersaing di tingkat nasional, tetapi juga di kancah internasional. Prestasi ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berprestasi dan mengharumkan nama UMMAT di mata dunia.
Selain tantangan yang dihadapi, Berlian juga mengungkapkan rasa syukur atas dukungan yang diterimanya, baik dari keluarga, teman-teman, maupun pihak kampus yang telah memfasilitasi partisipasinya dalam kegiatan internasional ini. “Saya berterima kasih kepada UMMAT yang telah memberikan dukungan penuh, baik dalam persiapan maupun selama kegiatan berlangsung. Dukungan ini sangat berarti bagi saya dalam menjalani seluruh proses, sehingga bisa memberikan yang terbaik dan mengharumkan nama UMMAT di tingkat internasional,” tambahnya.
IYEC 7 tidak hanya memberikan pengalaman yang berharga bagi Berlian, tetapi juga membuka peluang kolaborasi internasional yang lebih luas. Melalui proyek SDG’s Point 16 yang ia presentasikan bersama tim, Berlian belajar banyak tentang pentingnya penguatan kelembagaan yang adil dan inklusif, serta pentingnya peran pemuda dalam menciptakan perdamaian yang berkelanjutan.
Dengan semangat kolaborasi global dan kemampuan adaptasi yang kuat, Berlian Wahyu Rizaldi telah membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia, khususnya UMMAT, mampu berkiprah di panggung internasional. Prestasi ini diharapkan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya dan membawa nama baik UMMAT di kancah dunia.
UMMAT, sebagai institusi pendidikan yang selalu mendukung pengembangan potensi mahasiswa, turut berbangga atas pencapaian Berlian. Dukungan kampus dalam memfasilitasi mahasiswa untuk mengikuti kegiatan internasional menjadi salah satu upaya UMMAT dalam mencetak generasi muda yang siap bersaing secara global.
Ke depan, Berlian berharap agar lebih banyak mahasiswa UMMAT yang dapat mengikuti jejaknya, berani mencoba hal-hal baru, dan memanfaatkan setiap peluang yang ada untuk mengembangkan diri di tingkat internasional. Dengan begitu, ia yakin bahwa prestasi mahasiswa UMMAT akan terus mendunia, seiring dengan meningkatnya jejaring dan kolaborasi di kancah global (HUMAS UMMAT).
Yogyakarta, Nama Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali bersinar di ajang internasional, kali ini melalui prestasi yang diraih oleh Chinta Shaqila, mahasiswi semester 5 dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Chinta berhasil membawa pulang tiga penghargaan sekaligus pada Ahmad Dahlan International Youth Camp 2024, yang diselenggarakan di Desa Wisata Tinalah, Yogyakarta, selama tiga hari terhitung dari tanggal 03 s/d 05 Oktober 2024. Kegiatan tersebut diikuti oleh 170 mahasiswa dari berbagai kampus di dalam dan luar negeri, menjadikan kompetisi semakin ketat (07/10/2024).
Chinta mengungkapkan berbagai tantangan yang harus ia hadapi selama mengikuti acara ini, terutama dalam berbaur dengan mahasiswa lain. Sebagai satu-satunya perwakilan dari UMMAT, ia merasa sedikit kesulitan karena mayoritas peserta datang dalam kelompok dari kampus masing-masing. “Tantangan yang saya hadapi adalah saat harus membaur dengan mahasiswa dari kampus lain, karena saya sendiri dari UMMAT sementara yang lain datang berombongan. Komunikasi dengan mahasiswa internasional, terutama dari China, juga menjadi tantangan tersendiri karena perbedaan budaya dan bahasa,” ungkapnya.
Namun, dengan ketekunan dan kemampuannya untuk beradaptasi, Chinta berhasil melampaui tantangan tersebut dan membuktikan kemampuannya di berbagai kompetisi.
Kegiatan ini tidak hanya difokuskan pada kompetisi, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang komprehensif. Acara dimulai dengan seminar, yang diikuti dengan kegiatan perkemahan di mana para peserta terlibat dalam berbagai aktivitas seperti Focus Group Discussion (FGD), pelatihan soft-skills, pertunjukan Cultural Show, serta kegiatan outbound yang mengasah keterampilan kepemimpinan dan kerja sama tim.
Chinta menilai pengalaman ini sangat berharga bagi pengembangan dirinya, baik secara akademis maupun non-akademis. “Kegiatan ini memberikan banyak wawasan dan kesempatan untuk meningkatkan soft-skills serta kemampuan komunikasi antarbudaya, terutama melalui FGD dan cultural show,” katanya.
Prestasi gemilang diraih Chinta dengan memenangkan tiga penghargaan dalam ajang tersebut. Ia bersama timnya meraih juara 1 dalam kategori Musikalisasi Puisi pada Cultural Show, serta dinobatkan sebagai Best Leader dalam sesi Focus Group Discussion. Selain itu, ia juga berhasil meraih peringkat 3 untuk Best Article, sebuah pencapaian yang menurutnya sangat tidak terduga.
“Sebenarnya ini sangat di luar ekspektasi. Teman-teman dari universitas lain kebanyakan adalah mahasiswa berprestasi atau duta kampus, tapi saya tetap berusaha memberikan yang terbaik. Alhamdulillah, saya bisa meraih tiga penghargaan ini, dan dua di antaranya berkat bantuan kelompok saya. Saya sangat beruntung bisa berada dalam tim yang mendukung,” tambahnya.
Dekan FKIP UMMAT, Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd., Si, turut memberikan apresiasi atas pencapaian Chinta. “Prestasi ini menunjukkan bahwa kompetensi akademik dan non-akademik mahasiswa berkembang dengan baik. Kedepannya, harapan saya, ini akan memberikan semangat kepada teman-temannya dan adik-adik kelasnya untuk lebih membuka diri terhadap dunia luar dan mengembangkan diri dalam aspek akademik maupun non-akademik,” ujarnya.
Ia juga menambahkan pentingnya mahasiswa untuk memperluas jaringan dan berinteraksi dengan teman-teman dari luar daerah maupun luar negeri. “Semakin banyak mereka berjejaring dengan mahasiswa di luar daerah dan luar negeri, akan semakin menambah kepercayaan diri mereka untuk berprestasi. Kita tidak kalah berkualitas dengan mahasiswa luar negeri,” tegasnya.
Chinta berharap prestasinya dapat menginspirasi teman-teman mahasiswa UMMAT, khususnya dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, untuk terus bersemangat dalam mengejar prestasi baik di bidang akademik maupun non-akademik. “Saya harap teman-teman bisa lebih termotivasi untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan serupa, serta kampus juga semakin maju sehingga dapat mengadakan kegiatan yang memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa,” tuturnya.
Dengan pencapaiannya ini, Chinta Shaqila tidak hanya membawa pulang penghargaan pribadi, tetapi juga berhasil mengharumkan nama Universitas Muhammadiyah Mataram di kancah internasional. Semoga keberhasilannya menjadi pemicu semangat bagi mahasiswa UMMAT lainnya untuk terus berprestasi di berbagai bidang (HUMAS UMMAT).
Solo, Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) – kembali menorehkan prestasi cemerlang di kancah internasional. Pada ajang Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) Internasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) VI yang digelar di Universitas Muhammadiyah Surakarta, lima mahasiswa FAI UMMAT berhasil meraih prestasi di tiga kategori lomba, menjadikan mereka sebagai kebanggaan kampus dan daerah (02 September 2024).
Prestasi tersebut di antaranya diraih oleh Wahyu Fahmi Arsyad, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, yang sukses meraih Juara II dalam Lomba Hifzul Qur’an. Wafa Olivia, juga dari Prodi Pendidikan Bahasa Arab, memenangkan Juara Harapan III dalam Lomba Tilawatil Qur’an Putri. Sementara itu, tiga mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, yaitu Intan Tamara Madhini, Reni Astika, dan Astusi, berhasil merebut Juara II pada Lomba Film Pendek dengan karya berjudul “Kata Lana”.
Intan Tamara Madhini, produser film “Kata Lana”, lahir di Mataram pada 23 April 2003, bercerita tentang perjuangan timnya dalam menciptakan film ini. “Film tersebut mengangkat cerita tentang seorang anak bernama Lana yang tinggal bersama ayahnya setelah ibunya meninggal dunia. Lana memiliki impian besar untuk bisa membaca surat dari mendiang ibunya, namun keinginan tersebut sering kali ditolak oleh ayahnya. Lana akhirnya bertemu dengan seorang pemulung yang dengan sabar mengajarinya membaca, hingga ia berhasil membaca surat ibunya yang penuh dengan pesan moral”, tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa pesan moral utama dari film “Kata Lana” adalah bahwa kecerdasan bukan hanya soal nilai akademis, tapi juga soal karakter. “Belajar itu bisa di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja”, katanya. Intan berharap film ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat, terutama dalam memberikan pendidikan yang inklusif dan merata bagi setiap anak.
Selain itu, ia juga menyampaikan harapannya agar film ini dapat membuka mata para pendidik bahwa setiap anak memiliki hak yang sama untuk belajar, tanpa diskriminasi. “Saya berharap film ini bisa menjadi cerminan bagi para guru agar tidak memandang bulu dalam mengajar dan tidak membedakan antara siswa yang pintar atau kurang mampu secara akademis”, harapnya.
Reni Astika, sutradara film “Kata Lana”, lahir di Aik Bukak pada 23 Maret 2005, juga berbagi pengalaman tentang proses produksi film ini. Menurutnya, salah satu tantangan terbesar adalah ketika pada hari syuting, salah satu talent utama tiba-tiba tidak bisa hadir. “Kami harus segera mencari pengganti di lokasi dan beruntung kami menemukan talent yang cocok untuk memerankan karakter Lana,” ungkapnya.
Proses kreatif film ini dilakukan selama tiga hari pra-produksi, di mana tim secara kolektif menyusun ide cerita, konsep, dan skenario tanpa menduplikasi karya lain. Reni menambahkan bahwa soundtrack film tersebut juga merupakan karya original, di mana liriknya diambil dari puisi yang ia tulis sendiri. “Kami menggunakan teknologi AI untuk membantu menciptakan musik latar dengan puisi saya sebagai liriknya”, tambahnya dengan penuh bangga.
Film “Kata Lana” mengangkat isu pendidikan di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) seperti di Lombok Utara, di mana akses internet dan pendidikan masih terbatas. Reni berharap film ini dapat membuka dialog tentang pentingnya memberikan perhatian lebih pada pendidikan di wilayah-wilayah tersebut.
Selain prestasi di bidang seni, Wahyu Fahmi Arsyad, mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab, juga meraih Juara II dalam Lomba Hifzul Qur’an. Wahyu yang lahir di Mataram pada 17 Mei 2000, merasa sangat bersyukur atas prestasi yang diraihnya. “Alhamdulillah, ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Ia juga menegaskan bahwa prestasi ini menjadi motivasi baginya untuk terus mengembangkan kemampuan di masa mendatang. “Saya berharap bisa lebih mempersiapkan diri untuk kompetisi berikutnya dan mengasah potensi saya dalam hafalan Al-Qur’an,” katanya.
Dekan FAI UMMAT, Suwandi, S.Ag., M.Pd.I., mengungkapkan rasa bangganya terhadap para mahasiswa yang berhasil meraih prestasi di ajang PORSENI Internasional PTKIS VI. Ia menjelaskan bahwa FAI UMMAT mengirimkan 10 mahasiswa untuk berkompetisi dalam lima cabang lomba, yakni Hifzul Qur’an, Tilawatil Qur’an Putri, Tilawatil Qur’an Putra, Karya Ilmiah Alqur’an Putra, dan Lomba Film Pendek.
“Ini adalah pencapaian yang luar biasa, mengingat para pesaing berasal dari Pulau Jawa yang fasilitasnya jauh lebih lengkap, terutama untuk pembuatan film”, jelasnya. Ia juga menyampaikan apresiasi yang tinggi atas medali perak yang berhasil diraih oleh mahasiswa FAI UMMAT. “Ini adalah bukti nyata bahwa mahasiswa FAI UMMAT mampu bersaing di tingkat internasional. Kami sangat bangga dan akan terus mendukung talenta mahasiswa kami untuk berpartisipasi dalam kompetisi-kompetisi bergengsi di masa depan”, tambahnya.
Ia juga berharap agar para mahasiswa terus meningkatkan persiapan untuk mengikuti kompetisi-kompetisi lainnya di masa mendatang. “Pada PORSENI berikutnya, FAI UMMAT akan lebih memaksimalkan persiapan sehingga dapat memenangkan lebih banyak kategori lomba yang tentunya akan mengharumkan nama UMMAT, tambahnya (HUMAS UMMAT).
KLU, Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) BEM Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) telah sukses berkolaborasi dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) untuk membangun Desa Kerujuk di Lombok Utara melalui program revitalisasi yang digagasnya. Program ini bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata di daerah tersebut serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian lingkungan dan budaya lokal (27/08/2024).
Berbagai kegiatan dalam program revitalisasi ini, seperti perbaikan infrastruktur wisata, penanaman pohon untuk penghijauan, pelatihan pemandu wisata lokal, hingga kampanye kebersihan dan pengelolaan sampah, dilakukan dengan tujuan menjadikan Kerujuk sebagai destinasi ekowisata unggulan yang mampu menarik wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Pegiat ekowisata sekaligus penasehat Pokdarwis Wisata Kerujuk , Sabarudin, menuturkan bahwa kehadiran mahasiswa PPK Ormawa UMMAT membawa angin segar bagi perkembangan pariwisata di desanya. “Alhamdulillah, berkat kehadiran adik-adik PPK Ormawa Faperta UMMAT, motivasi masyarakat untuk merawat dan melestarikan objek wisata semakin meningkat. Selain itu, pemerintah melalui dinas terkait telah melirik potensi Kerujuk dan berencana mengalokasikan anggaran untuk pengembangan dan revitalisasi lebih lanjut”, ujarnya dengan penuh optimis.
Ia menambahkan, partisipasi aktif mahasiswa tidak hanya membantu dalam upaya fisik tetapi juga dalam edukasi dan pembentukan kesadaran masyarakat. “Mereka memberikan pelatihan tentang pengelolaan sampah dan pentingnya menjaga kelestarian alam, yang sangat membuka mata kami tentang bagaimana pariwisata dapat berkembang tanpa merusak lingkungan”, lanjutnya. Ia juga berharap kegiatan ini bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Lombok untuk lebih peduli pada pengembangan ekowisata yang berkelanjutan.
Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., menyampaikan komitmen UMMAT dalam membangun kemitraan strategis dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah desa, komunitas Pokdarwis, dan masyarakat lokal. “Melalui Ormawa, kami ingin terus berkontribusi dalam menjaga dan mengembangkan potensi sumber daya alam yang sangat kaya di daerah ini. Kami percaya bahwa kerjasama yang kuat antara akademisi dan masyarakat adalah kunci untuk keberlanjutan ekowisata di Kerujuk”, tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam proyek ini bukan hanya tentang pembelajaran praktis, tetapi juga tentang mengaplikasikan nilai-nilai pengabdian kepada masyarakat yang menjadi bagian dari Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah. “Mahasiswa belajar bagaimana mengidentifikasi masalah, bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, dan mencari solusi yang berkelanjutan. Ini adalah pengalaman berharga yang tidak bisa didapatkan di dalam kelas”, tambahnya.
Selain itu, dalam upaya memperkenalkan Desa Kerujuk kepada wisatawan yang lebih luas, tim PPK Ormawa UMMAT bersama Pokdarwis juga mengadakan kampanye promosi melalui media sosial dan pembuatan situs web resmi Wisata Kerujuk. Dengan demikian, wisatawan dapat dengan mudah mengakses informasi tentang destinasi ini, termasuk rute perjalanan, jenis kegiatan yang dapat dilakukan, dan fasilitas yang tersedia.
Kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah, dan masyarakat ini diharapkan dapat menciptakan ekowisata yang berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi serta sosial yang signifikan bagi masyarakat setempat. Kegiatan ini menjadi contoh nyata dari sinergi antara akademisi dan komunitas lokal dalam mengelola sumber daya alam dengan bijak dan berkelanjutan, serta menciptakan dampak positif yang nyata bagi daerah tersebut.
Dengan adanya berbagai upaya ini, Desa Kerujuk diharapkan dapat menjadi salah satu destinasi ekowisata unggulan di Nusa Tenggara Barat, yang tidak hanya menawarkan keindahan alam tetapi juga pengalaman budaya yang autentik dan berkelanjutan. Kolaborasi ini membuktikan bahwa dengan komitmen bersama, desa-desa di Lombok bisa berkembang menjadi destinasi ekowisata yang menarik dan bertanggung jawab, memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat, dan turut melestarikan alam serta budaya daerah (HUMAS UMMAT).
Mataram, , Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), Vivin Hardina Cahyani menorehkan prestasi gemilang dengan meraih gelar Runner Up 1 di ajang Miss Hijab Pendidikan NTB 2024. Keberhasilan ini menjadi kebanggaan besar bagi UMMAT, serta diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk lebih berani tampil dan berkompetisi di luar lingkungan kampus (23/08/2024).
Vivin memulai perjalanan di Miss Hijab NTB 2024 dengan penuh motivasi dan tekad yang kuat. Menurutnya, mengikuti kompetisi ini merupakan salah satu impian yang sudah lama ia miliki. “Saya ingin menjadi model muslimah karena saya ingin membuktikan kepada wanita muslimah di luar sana bahwa dengan berhijab, kita tetap bisa terlihat cantik, modis, dan dihargai. Hijab bukan penghalang untuk berprestasi dan mengekspresikan diri,” ungkapnya.
Ajang Miss Hijab NTB 2024 diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai perguruan tinggi. Dalam proses audisi, para peserta diuji dalam berbagai aspek, mulai dari kepribadian, pengetahuan umum, wawasan keislaman, hingga bakat yang dimiliki. Setelah melalui tahapan seleksi yang ketat, Vivin berhasil lolos bersama 12 finalis lainnya untuk melaju ke babak final.
“Di tengah persaingan yang ketat ini, saya menghadapi beberapa tantangan, terutama karena saya juga sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di salah satu desa di Lombok Barat. Saya harus benar-benar pandai mengatur waktu agar bisa menjalankan kedua kegiatan ini dengan maksimal,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa salah satu tantangan terbesar yang dihadapinya adalah membangun kepercayaan diri untuk tampil di depan umum dan menghadapi dewan juri yang berpengalaman. “Saya harus bisa menampilkan yang terbaik dan tetap tenang dalam setiap situasi. Hal ini tentu tidak mudah, tetapi saya selalu berusaha untuk berpikir positif dan fokus pada tujuan,” tambahnya.
Kerja keras dan dedikasi Vivin akhirnya terbayar dengan prestasi yang diraihnya sebagai Runner Up 1. Gelar ini tidak hanya menjadi bukti kemampuan Vivin dalam berkompetisi, tetapi juga memperlihatkan betapa besarnya dukungan yang ia terima dari berbagai pihak.
“Tentu saja saya sangat bahagia dan bersyukur kepada Allah SWT. Usaha saya yang keras ini tidak akan berarti tanpa izin dan berkah dari Allah. Saya juga sangat berterima kasih kepada kedua orang tua saya yang selalu mendoakan, keluarga besar yang selalu mendukung, dosen-dosen yang membimbing, dan teman-teman yang selalu memberikan semangat. Semua ini tidak akan mungkin tercapai tanpa doa dan dukungan mereka,” ucapnya dengan haru.
Keberhasilan Vivin ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi dirinya dan keluarga, tetapi juga bagi seluruh civitas akademika UMMAT. Prestasi ini membuktikan bahwa mahasiswa UMMAT mampu bersaing di tingkat regional dan memberikan dampak positif di berbagai bidang.
Kepala Biro Kerjasama, Kemahasiswaan, Humas dan Protokoler (KKHP) UMMAT, Drs.Amil, MM., menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian Vivin. “Kami sangat bangga dengan prestasi yang diraih oleh Vivin. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa UMMAT memiliki kualitas dan kompetensi yang tinggi. Kami berharap prestasi ini dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk terus berusaha dan berprestasi, baik di bidang akademik maupun non-akademik,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Vivin juga menyampaikan pesan kepada generasi muda, khususnya para mahasiswa muslimah, untuk tidak takut bermimpi dan berusaha menggapai cita-cita. “Jangan pernah ragu untuk menunjukkan siapa diri kita. Berhijab bukanlah penghalang untuk meraih mimpi. Justru, dengan hijab kita bisa menunjukkan jati diri kita sebagai wanita muslimah yang tangguh dan berprestasi,” pesannya.
Dengan prestasi yang diraihnya ini, Vivin berharap dapat memberikan inspirasi bagi banyak orang dan terus berkontribusi dalam mengangkat citra positif wanita muslimah di NTB khusunya. Ke depan, ia berencana untuk terus mengembangkan dirinya, baik dalam bidang akademik maupun di dunia modeling muslimah, agar dapat memberikan kontribusi yang lebih luas bagi masyarakat (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali mencatatkan prestasi gemilang di ajang Pekan Seni Mahasiswa Daerah (PEKSIMIDA) 2024. Dua mahasiswa UMMAT, Nurul Aulia dan Arif Rahman, berhasil meraih Juara 1 dalam kategori Menyanyi Dangdut Putri dan kategori Penulisan Lakon, serta akan mewakili Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam ajang Pekan Seni Mahasiswa Nasional (PEKSIMINAS) 2024.
Nurul Aulia, mahasiswa semester IV Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL), lahir di Mpolo pada 25 Juli 2003, berasal dari Dusun Mpolo, Desa Mubuju, Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu, berhasil meraih Juara 1 dalam kategori Menyanyi Dangdut Putri. Sejak kecil, menyanyi sudah menjadi bagian dari hidup Ia karena ayahnya juga seorang pemusik. “Menyanyi merupakan hobi saya sejak kecil karena Bapak juga seorang pemusik. Saya merasa sangat bangga sekaligus bahagia terpilih mewakili NTB dalam ajang ini,” ujarnya dengan penuh semangat.
Selama mengikuti PEKSIMIDA, Nurul menghadapi berbagai tantangan, termasuk saingan dari berbagai kampus lain dan rasa takut gagal. Namun, semua tantangan tersebut mampu diatasinya dengan latihan vokal setiap hari dan meningkatkan rasa percaya diri. “Tantangan terbesar saya adalah menghadapi pesaing-pesaing dari berbagai universitas yang memiliki kemampuan luar biasa. Rasa takut gagal selalu menghantui, tetapi saya memutuskan untuk tidak menyerah. Setiap hari saya melatih vokal saya, baik bersama pembina maupun sendiri, dan berusaha meningkatkan rasa percaya diri. Saya percaya bahwa persiapan yang matang adalah kunci keberhasilan,” tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan dari lingkungan kampus dalam mencapai prestasinya. “Dukungan kampus sangat berarti dalam proses ini. WR III selalu memberikan motivasi dan saran yang berharga. Kampus juga menyediakan fasilitas untuk latihan sehingga saya bisa memaksimalkan potensi saya. Harapan saya di PEKSIMINAS nanti adalah mendapatkan lebih banyak pengalaman, teman baru dari berbagai kampus, dan membawa nama baik UMMAT,” ungkapnya penuh optimis.
Sementara itu, Arif Rahman, mahasiswa semester VI Sistem Teknologi Informasi Fakultas Teknik (FATEK), kelahiran Apitaik, 26 April 2003, berasal dari Apitaik-Pringgabaya, Lombok Timur, meraih Juara 1 dalam Lomba Penulisan Lakon. Sejak SMP hingga SMA, ia telah menulis puisi dan cerita fiksi, namun mendalami penulisan lakon dimulai ketika ia masuk UMMAT dan bergabung dengan UKM Teater Sasentra.
Ia juga aktif menulis di luar kegiatan akademis, telah menciptakan sejumlah naskah lakon yang dipentaskan di berbagai kesempatan di UMMAT. “Bergabung dengan UKM Teater Sasentra membuka mata saya lebih luas terhadap dunia teater dan seni pertunjukan. Saya belajar bagaimana menyusun dialog yang kuat, menggambarkan karakter yang kompleks, dan menyampaikan pesan-pesan yang mendalam melalui seni lakon,” jelasnya.
Pengalaman PEKSIMIDA tahun ini sangat luar biasa dan menantang, terutama karena ia pernah gagal pada PEKSIMIDA tahun sebelumnya. Inspirasi untuk menciptakan cerita yang menarik dalam waktu singkat menjadi tantangan terbesarnya. Dukungan dari kampus, meskipun tidak sepenuhnya, sangat membantu Ia melewati semua itu. “Harapan saya adalah tidak hanya menjadi juara di PEKSIMINAS, tetapi juga menginspirasi banyak orang dengan karya-karya seni saya, serta mengharumkan nama NTB dan UMMAT,” harapnya dengan semangat yang membara.
Untuk persiapan di PEKSIMINAS, Ia sering membaca karya-karya dari Anton Chekhov, N Riantiarno, Putu Wijaya, Arifin Noer, dan tokoh lainnya sebagai referensi dalam pembuatan naskah lakon. “Bacaan ini membantu saya memperluas wawasan tentang struktur cerita, karakter, dan nilai-nilai yang ingin saya sampaikan melalui seni lakon,” tambahnya.
Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., menyampaikan kebanggaan dan harapan besar untuk kedua mahasiswa tersebut. “In sha Allah, UMMAT senantiasa mendukung talenta mahasiswa untuk tampil dalam ajang kompetisi. Hal ini sejalan dengan semangat Milad UMMAT ke-44 ‘Sinergi Menuju Unggul dan Berdaya Saing’. Kami berharap kedua mahasiswa yang mewakili NTB dalam ajang PEKSIMINAS 2024 dapat meraih prestasi di tingkat nasional dan kelak menjadi kebanggaan bagi NTB dan UMMAT,” harapnya.
Ia juga berharap mahasiswa dan calon mahasiswa UMMAT mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi secara bertahap pada ajang talenta yang diselenggarakan di tingkat PT, daerah, dan nasional. “Pada PEKSIMINAS berikutnya, UMMAT akan lebih memaksimalkan persiapan sehingga dapat lebih banyak lagi memenangkan tangkai lomba pada ajang PEKSIMIDA untuk mewakili NTB pada ajang PEKSIMINAS,” tambahnya.
Dengan semangat yang tinggi dan dukungan dari berbagai pihak, Nurul Aulia dan Arif Rahman siap membawa nama baik NTB dan UMMAT di kancah nasional dalam PEKSIMINAS 2024. Semoga prestasi gemilang ini terus berlanjut dan menginspirasi mahasiswa lainnya untuk berprestasi (HUMAS UMMAT).