Mataram, Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan komitmennya dalam menyiapkan kader ulama persyarikatan yang berilmu, berkarakter, dan berdaya saing global. Hal ini diwujudkan dengan diselenggarakannya Pelatihan Peningkatan Kompetensi Dasar (PPKD) bagi thalabah Angkatan III dan IV, yang resmi dimulai pada Selasa, 19 Agustus 2025 di Gedung Ma’had Khalid bin Walid PUTM UMMAT.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh thalabah PUTM UMMAT Angkatan III dan IV, serta disaksikan langsung oleh jajaran pimpinan dan civitas PUTM UMMAT. Kehadiran mereka menandakan dukungan penuh terhadap upaya peningkatan kualitas para thalabah sebagai calon ulama Tarjih Muhammadiyah.
Pelatihan ini dirancang secara intensif dan berkelanjutan dengan dua fokus utama, yaitu Bahasa Arab dan Tahfidz Al-Qur’an. Kedua aspek ini dipandang sebagai pondasi yang harus dimiliki oleh setiap kader ulama Tarjih Muhammadiyah agar mampu menjalankan peran strategisnya di tengah masyarakat.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan berlangsung setiap hari Senin hingga Jumat. Sesi Bahasa Arab dilaksanakan pukul 08.00–10.00 WITA, dilanjutkan dengan sesi Tahfidz Al-Qur’an pukul 10.00–12.00 WITA. Setelah istirahat Dzuhur, pelatihan kembali berlanjut pukul 13.00–15.00 WITA, kemudian dilanjutkan lagi pada malam hari setelah Maghrib hingga pukul 21.00 WITA.
Direktur PUTM UMMAT, Ustadz Najamudin, M.Pd.I, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar rutinitas belajar, melainkan bagian penting dari proses penguatan kualitas kader ulama yang akan menjadi penerus estafet dakwah Muhammadiyah.
“Semoga dari kegiatan khusus yang kami canangkan untuk thalabah PUTM ini, dapat semakin meningkatkan basic atau kompetensi dasar yang memang harus dimiliki oleh seorang kader ulama Persyarikatan Muhammadiyah. Melalui penguasaan Bahasa Arab dan Tahfidz, para thalabah akan lebih siap dalam mengkaji, memahami, dan menyebarkan ajaran Islam yang murni sesuai manhaj Tarjih Muhammadiyah,” tutur Ustadz Najamudin.
Senada dengan hal tersebut, Wakil Direktur PUTM UMMAT, Muhiburrahman, Lc., M.Pd., menekankan pentingnya keseriusan thalabah dalam mengikuti setiap sesi pelatihan. “Dalam kegiatan yang sangat urgent ini, kami menyampaikan kepada para thalabah agar menyeriusi dengan betul-betul setiap pertemuan yang dilakukan. Dengan begitu, hasilnya juga maksimal dan para thalabah dapat menjadi kader yang membawa pencerahan bagi umat, terlebih di tengah-tengah kerusakan zaman sekarang,” tegasnya.
Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa kegiatan PPKD ini diharapkan mampu membentuk disiplin, ketekunan, dan tanggung jawab thalabah dalam mengembangkan ilmu. Tidak hanya sekadar memahami teori, tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini pun mendapat sambutan hangat dari para thalabah. Salah satu peserta, Ahmad Rafiqi, thalabah Angkatan IV, mengaku sangat antusias mengikuti PPKD ini karena merasa mendapat kesempatan emas untuk memperdalam keterampilan dasar yang sangat penting bagi calon ulama.
“Kami sangat bersyukur diberikan kesempatan untuk mengikuti PPKD ini. Dengan jadwal yang padat, kami dilatih untuk disiplin, mengatur waktu, serta memanfaatkan setiap sesi untuk meningkatkan kemampuan kami. Semoga ini menjadi bekal bagi kami untuk menjadi kader ulama Muhammadiyah yang benar-benar siap di masa depan,” ungkapnya.
Dengan adanya kegiatan ini, PUTM UMMAT menegaskan kembali visinya untuk mencetak ulama muda Tarjih Muhammadiyah yang memiliki kompetensi akademik, spiritualitas yang kuat, serta wawasan keummatan yang luas. Melalui penguasaan keterampilan dasar seperti Bahasa Arab dan Tahfidz, para thalabah diharapkan dapat menjadi kader yang mampu berdiri di garis depan dakwah persyarikatan. (HUMAS UMMAT)
Pemenang Timur, Dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus menunjukkan komitmennya dalam mengabdi kepada masyarakat melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertajuk “Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat untuk Pelestarian Lingkungan” yang dilaksanakan di Desa Pemenang Timur, Kabupaten Lombok Utara pada 8 hingga 9 Agustus 2025.
Kegiatan ini diikuti oleh jajaran dosen dan pimpinan FH UMMAT, Kepala Desa Pemenang Timur, para nelayan, serta masyarakat sekitar pesisir yang sehari-harinya bergantung pada hasil laut. Kehadiran akademisi di tengah masyarakat ini menjadi langkah nyata dalam menghubungkan ilmu pengetahuan, regulasi, dan praktik pengelolaan sumber daya alam agar selaras dengan kebutuhan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Dekan FH UMMAT, Dr. Hilman Syahrial Haq, S.H., LL.M., menegaskan pentingnya memberikan pemahaman hukum kepada masyarakat mengenai hak dan kewajiban dalam pengelolaan wilayah pesisir. “Kegiatan ini penting karena pengelolaan pesisir tidak hanya menyangkut kelestarian lingkungan, tetapi juga memiliki dasar hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pengelolaan Wilayah Pesisir. Melalui kegiatan ini, kami berharap masyarakat semakin sadar hukum, mampu menyusun peraturan desa yang melindungi lingkungan pesisir,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dr. Hilman menekankan bahwa pengelolaan wilayah pesisir bukan sekadar isu ekologis, melainkan juga menyangkut aspek sosial, ekonomi, dan hukum. “Wilayah pesisir adalah rumah bagi banyak masyarakat nelayan. Jika tidak dikelola dengan baik, kerusakan lingkungan akan berdampak langsung pada mata pencaharian mereka. Oleh sebab itu, hukum hadir untuk memberikan arah dan perlindungan, agar masyarakat bisa hidup sejahtera tanpa merusak ekosistem yang menjadi penopang kehidupan mereka,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, beliau juga menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat dalam setiap kebijakan yang menyangkut pengelolaan lingkungan. “Masyarakat tidak boleh hanya menjadi objek kebijakan, melainkan harus menjadi subjek yang aktif. Desa memiliki kewenangan untuk menyusun Peraturan Desa (Perdes) yang berorientasi pada pelestarian lingkungan, dan inilah yang perlu kita dorong bersama,” ungkapnya.
Dr. Hilman juga menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebatas penyuluhan, melainkan bentuk nyata kontribusi perguruan tinggi dalam membangun kesadaran kolektif. “FH UMMAT ingin memastikan bahwa ilmu yang kami miliki tidak hanya berhenti di ruang kelas, tetapi bisa dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat. Kami ingin masyarakat pesisir memahami bahwa hukum bukanlah sesuatu yang jauh, tetapi dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari,” pungkasnya.
Selama dua hari pelaksanaan, para peserta mendapatkan pembekalan berupa diskusi interaktif, pemaparan materi, serta praktik lapangan yang menekankan peran aktif masyarakat dalam menjaga ekosistem pesisir. Salah satu materi utama dibawakan oleh Anies Prima Dewi, S.H., M.H., selaku Wakil Dekan II FH UMMAT, yang memaparkan mengenai “Hukum Pengelolaan Pesisir dan Peran Masyarakat dalam Pelestarian Lingkungan”.
Kepala Desa Pemenang Timur dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan apresiasinya atas dukungan akademisi dalam mendampingi masyarakat desa. “Kami berterima kasih kepada FH UMMAT yang hadir langsung memberikan pemahaman hukum dan pendampingan kepada masyarakat. Dengan adanya kegiatan ini, kami semakin yakin bahwa desa dapat memiliki peraturan yang berpihak pada keberlanjutan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Kegiatan PKM ini sekaligus memperkuat peran FH UMMAT sebagai center of excellence yang tidak hanya fokus pada pendidikan dan penelitian, tetapi juga pengabdian nyata kepada masyarakat. Harapannya, sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan masyarakat dapat menjadi model pengelolaan wilayah pesisir yang berkelanjutan dan berbasis kearifan lokal di Lombok Utara. (HUMAS UMMAT)
Sangiang, Kelompok 28 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) yang ditempatkan di Desa Sangiang, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, menggelar sosialisasi inovasi pemanfaatan sampah plastik menjadi paving blok pada Selasa, 19 Agustus 2025. Acara yang berlangsung di aula Kantor Desa Sangiang ini dihadiri oleh Kepala Desa beserta perangkatnya, seluruh kepala dusun, tokoh pemuda, tokoh adat, perwakilan KKN UNMBO, serta masyarakat desa.
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk kepedulian mahasiswa KKN terhadap isu lingkungan yang tengah dihadapi masyarakat Desa Sangiang, khususnya permasalahan sampah plastik yang menumpuk di kawasan pesisir. Sampah yang tidak tertangani dengan baik telah mencemari lingkungan, merusak keindahan pantai, sekaligus mengancam potensi wisata bahari yang kini menjadi kebanggaan desa.
Ketua Kelompok 28 KKN UMMAT, M. Ari Azhari, menyampaikan bahwa keresahan akan kondisi lingkungan menjadi alasan utama lahirnya gagasan pemanfaatan sampah plastik menjadi paving blok. “Salah satu hal yang menjadi alasan kami mengadakan sosialisasi ini ialah keresahan terhadap banyaknya sampah yang berserakan di pesisir laut Sangiang. Hal ini sangat merusak keindahan pantai, terlebih Sangiang kini sedang hangat diperbincangkan karena destinasi wisata baharinya. Melalui program ini kami ingin menghadirkan solusi, agar masyarakat tidak hanya membuang sampah sembarangan, tetapi juga mampu mengolahnya menjadi produk yang bermanfaat, bahkan berpotensi menjadi sumber pendapatan baru bagi desa,” jelas Ari.
Ia menambahkan bahwa program ini diharapkan menjadi langkah awal untuk membangun kesadaran kolektif masyarakat dalam mengelola sampah. Jika dikembangkan secara berkelanjutan, paving blok hasil olahan sampah plastik dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur desa sekaligus dijadikan produk ekonomi kreatif.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kelompok 28 KKN UMMAT, Erni Yustisiani, M.Sc., menekankan bahwa keberhasilan sebuah program tidak hanya bergantung pada ide inovatif, tetapi juga pada sinergi seluruh pihak. “Sinergi dan kerjasama antar seluruh elemen masyarakat desa menjadi kunci utama dalam mewujudkan keberhasilan setiap program. Dengan adanya komitmen bersama, program inovatif seperti ini tidak hanya berhenti di tahap sosialisasi, tetapi dapat berlanjut menjadi gerakan nyata yang memberi dampak jangka panjang bagi Desa Sangiang,” ujarnya.
Ia juga berharap agar pemerintah desa dan masyarakat dapat bersama-sama menjaga keberlanjutan program ini setelah KKN berakhir, sehingga manfaatnya tetap dirasakan oleh generasi berikutnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sangiang, A. Rasid, S.E., menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap inovasi mahasiswa KKN UMMAT yang dinilai sangat relevan dengan kebutuhan desa. “Kami sangat tertarik dengan program kerja adik-adik KKN UMMAT yang sangat inovatif bagi desa kami. Pemerintah desa akan senantiasa mendukung setiap program yang bermanfaat, khususnya terkait pengelolaan sampah yang sejak lama menjadi masalah esensial. InsyaAllah, kami akan menyiapkan bak sampah besar dan permanen khusus sebagai tempat pembakaran dan pencetakan paving blok. Selain itu, kami juga berencana menyiapkan mobil atau motor roda tiga untuk mengangkut sampah agar program ini dapat berjalan lebih optimal dan berkembang menjadi badan usaha desa,” tegasnya.
Menutup kegiatan, Ketua Kelompok 28 menambahkan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan melaksanakan praktik langsung pengelolaan sampah plastik menjadi paving blok bersama masyarakat sebagai tindak lanjut dari sosialisasi ini.
Kelompok 28 KKN UMMAT percaya bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya membawa pengetahuan, tetapi juga meninggalkan warisan berupa kesadaran baru bagi masyarakat untuk menjaga lingkungan sekaligus mengembangkan potensi ekonomi dari sesuatu yang sering dianggap tidak berguna. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Kantor Urusan Internasional dan Kerjasama (KUIK) aktif berpartisipasi dalam Workshop Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Nusa Tenggara Barat, yang diselenggarakan oleh LLDIKTI Wilayah VIII dalam kegiatan “Diseminasi Penguatan Kerja Sama Perguruan Tinggi bagi PTS di Lingkungan LLDIKTI Wilayah VIII” pada 15–16 Agustus 2025 di Mandalika Ballroom STP Mataram.
Kegiatan ini dihadiri oleh 53 perguruan tinggi swasta di NTB dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas kapasitas akademik, memperkuat jaringan kerja sama, serta mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) 6 Perguruan Tinggi. Workshop ini juga menjadi wadah penting bagi PTS untuk mensosialisasikan pentingnya kerja sama, memahami pelaporan kerja sama, dan meningkatkan kontribusi perguruan tinggi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di tingkat regional maupun nasional.
Kepala LLDIKTI Wilayah VIII, I Gusti Lanang Bagus Eratodi, menekankan bahwa Penguatan kerja sama antar-PTS bukan sekadar formalitas administratif. Melalui kerja sama strategis, perguruan tinggi dapat meningkatkan mutu akademik, relevansi riset, serta memperluas kesempatan bagi dosen dan mahasiswa untuk berinovasi dan berkolaborasi, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Workshop ini menghadirkan sejumlah materi yang mendalam dan aplikatif, antara lain: Kerja Sama Berdampak, oleh Biro Perencanaan dan Kerja Sama LLDIKTI Wilayah VIII, membahas strategi membangun kerja sama yang efektif dan berkelanjutan. Creating World-class Developers: Introducing Apple Developer Academy Indonesia, oleh Apple Developer Academy, memberikan wawasan mengenai pengembangan talenta digital kelas dunia. Pendampingan Pengisian Laporan Kerma & Sosialisasi Anugerah Kerja Sama Diktisaintek 2025, oleh Biro Perencanaan dan Kerja Sama, memandu PTS dalam pelaporan kerja sama yang akurat dan berdaya guna. Dan Nation-Building in the Digital Age: AI and Cloud Talent Development with AWS, oleh Amazon Web Service, membahas pengembangan talenta digital melalui teknologi AI dan cloud untuk mendukung pembangunan nasional.
Kepala KUI dan Kerjasama UMMAT, Asbah, M.Hum., menyatakan bahwa Penguatan kerja sama dan internasionalisasi merupakan hal mutlak yang harus terus dilakukan. Kerja sama bukan hanya memperluas jaringan, tetapi juga menjadi pintu utama untuk meningkatkan kualitas proses akademik, penelitian, dan luaran yang bermutu. Dengan demikian, alumni UMMAT dapat memperoleh peluang kerja yang layak dan berkualitas. Kami menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada LLDIKTI Wilayah VIII yang terus memfasilitasi penguatan kerja sama dengan berbagai mitra strategis, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Kegiatan workshop ini juga menjadi kesempatan bagi UMMAT untuk memperkuat posisi sebagai perguruan tinggi swasta terbaik di NTB yang berorientasi pada pengembangan akademik, inovasi, dan internasionalisasi. Melalui partisipasi aktif, UMMAT berharap dapat meningkatkan kolaborasi riset, program magang, pertukaran mahasiswa, dan berbagai bentuk kerja sama strategis lain yang memberi manfaat langsung bagi civitas akademika maupun masyarakat luas. (HUMAS UMMAT)
Mataram,Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan semangat dedikasi dalam pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan Pendampingan Penyusunan Peraturan Desa (Perdes) Desa Wisata. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, yakni 15–16 Agustus 2025, bertempat di Desa Dasan Griya, Dusun Murpeji, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
Kegiatan ini diikuti oleh berbagai pihak, antara lain dosen FH UMMAT, Kepala Desa (Kades), Sekretaris Desa, staf desa, pendamping desa, Kepala Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), serta para pemerhati pariwisata. Tujuan utama kegiatan ini adalah membantu Desa Dasan Griya dalam menyusun peraturan desa yang mengatur pengembangan desa wisata secara tertib, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Kepala Desa Dasan Griya, Fahrur Aziz, S.H., menyampaikan apresiasi atas kehadiran civitas akademika FH UMMAT. “Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim Fakultas Hukum UMMAT karena telah meluangkan waktu dan tenaga membantu kami dalam penyusunan peraturan desa. Dengan adanya perdes khusus terkait desa wisata, kami berharap Desa Dasan Griya dapat berkembang lebih baik dan berpotensi menjadi desa binaan bagi Fakultas Hukum UMMAT,” ujarnya.
Dekan FH UMMAT, Assoc. Prof. Dr. Hilman Syahrial Haq, S.H., LL.M, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari caturdarma perguruan tinggi Muhammadiyah, khususnya pengabdian kepada masyarakat.
“Fakultas Hukum UMMAT berkomitmen hadir bersama masyarakat untuk mengembangkan potensi desa. Penyusunan peraturan desa di bidang wisata sangat penting agar pengelolaan potensi lokal berjalan teratur, berkeadilan, dan memberikan manfaat ekonomi serta sosial bagi warga. Kegiatan ini juga menjadi sarana bagi kami untuk membangun sinergi yang lebih kuat antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan masyarakat, sehingga Desa Dasan Griya mampu berkembang menjadi desa wisata yang profesional dan berkelanjutan,” jelasnya.
Dalam kegiatan ini, para peserta mendapatkan pemahaman mendalam mengenai aspek hukum dan teknis penyusunan peraturan desa melalui paparan narasumber dari FH UMMAT: Dr. Baiq Rara Charina, S.H., M.H., Ahli Perundang-undangan Kanwilkum HAM NTB dan Dosen FH UMMAT, menyampaikan materi tentang mengenal produk hukum desa. Adi Supriyadi, S.H., M.H., Dosen FH UMMAT, membahas teknik penyusunan produk hukum desa, khususnya perdes tentang desa wisata. Dan Nasri, Dosen FH UMMAT, memaparkan muatan perdes tentang desa wisata, mulai dari aspek tata kelola, pengembangan potensi lokal, perlindungan sumber daya alam, hingga strategi pemberdayaan masyarakat desa.
Kegiatan ini juga diwarnai sesi diskusi interaktif, di mana peserta aktif memberikan masukan, menyampaikan kendala, dan merumuskan rancangan pasal-pasal perdes yang relevan dengan kondisi Desa Dasan Griya. Proses ini diharapkan dapat menghasilkan peraturan desa yang aplikatif, adaptif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat lokal, khususnya dalam mengembangkan sektor pariwisata.
Selain itu, kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk meningkatkan kapasitas aparatur desa, pokdarwis, dan masyarakat dalam memahami peraturan hukum yang mengatur pengelolaan desa wisata. Dengan adanya pemahaman yang baik mengenai hukum desa, diharapkan pengelolaan potensi wisata di Desa Dasan Griya dapat berjalan tertib, berkelanjutan, dan memberikan manfaat ekonomi langsung bagi warga.
Dr. Hilman menambahkan, “Kegiatan seperti ini bukan hanya sekadar pengabdian, tetapi juga bagian dari pembinaan desa berkelanjutan. Kami berharap Desa Dasan Griya dapat menjadi desa wisata model di Lombok Barat, bahkan menjadi desa binaan Fakultas Hukum UMMAT sehingga kolaborasi ini dapat terus berlanjut ke depan.” tambahnya. (HUMAS UMMAT)