Soroti Isu Pekerja Migran, Politik Ketenagakerjaan, dan Cyberlaw, Pascasarjana UMMAT Hadirkan Kuliah Pakar

Soroti Isu Pekerja Migran, Politik Ketenagakerjaan, dan Cyberlaw, Pascasarjana UMMAT Hadirkan Kuliah Pakar

Mataram, Program Studi Hukum Program Magister Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali meneguhkan komitmennya dalam meningkatkan mutu akademik dan kualitas lulusan dengan menyelenggarakan Kuliah Pakar pada 02 September 2025. Kegiatan ini berlangsung di lantai IV Gedung Pascasarjana UMMAT dan dihadiri oleh dosen, mahasiswa magister hukum, serta tamu undangan dari berbagai kalangan akademisi dan praktisi hukum.

Kuliah pakar kali ini menghadirkan dua tokoh penting dalam bidang hukum ketenagakerjaan dan perlindungan pekerja migran, yakni Prof. Dr. Fithriatus Shalihah, SH., MH., dan Dr. Agusmidah, SH., MH., Kehadiran keduanya menjadi momentum berharga bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan serta memperdalam pemahaman terkait dinamika hukum ketenagakerjaan, terutama di tengah arus globalisasi dan disrupsi teknologi yang semakin pesat.

Ketua Panitia Penyelenggara, Dr. Rina Rahayu H., SH., MH., menyampaikan bahwa kuliah pakar ini bukan sekadar kegiatan akademik, melainkan salah satu strategi penting dalam memperkuat akreditasi program studi. “Kegiatan ini adalah bagian dari upaya prodi dalam menjamin mutu akademik. Kami berharap audiens, khususnya mahasiswa, bisa aktif bertanya dan berdiskusi sehingga suasana akademik semakin hidup,” ungkapnya.

Direktur Pascasarjana UMMAT, Dr. Lukman, M.Pd., dalam sambutannya menggarisbawahi bahwa kuliah pakar ini juga menjadi wujud nyata ikhtiar Pascasarjana UMMAT untuk menyiapkan sumber daya manusia hukum yang profesional, visioner, dan adaptif terhadap dinamika zaman.

“Harapan ke depan, di tahun 2027, tiga prodi Pascasarjana UMMAT bisa meraih akreditasi Unggul. Kita juga sedang menghadapi tantangan hukum baru, mulai dari cyberlaw akibat percepatan teknologi AI, revisi berbagai undang-undang, hingga dinamika politik pasca pemilu. Semua ini membutuhkan kajian mendalam dan kesiapan akademisi hukum,” ujarnya.

Ia juga menyoroti fenomena aksi-aksi demonstrasi yang marak terjadi belakangan ini, yang menurutnya menjadi refleksi adanya ruang kosong dalam kajian hukum yang perlu diisi oleh kampus. “Inilah krisis yang harus kita jawab melalui studi hukum. UMMAT sebagai rumah pencerahan harus tampil menghadirkan solusi,” tegasnya.

Rektor UMMAT yang diwakili Sekretaris Rektor II, Dr. Siti Hasanah, SH., MH., menyampaikan apresiasi atas tema dan kehadiran narasumber yang dinilainya sangat relevan dengan kondisi aktual bangsa. “Tema ini sangat luar biasa dan strategis. Kami berharap kegiatan seperti ini tidak berhenti di sini, tetapi terus berlanjut secara kontinyu. Masalah perlindungan pekerja migran, termasuk yang terjadi pada tenaga kerja Indonesia di Kamboja, harus menjadi bahan diskusi serius,” ungkapnya.

Ia juga berpesan kepada mahasiswa agar tidak hanya menjadi pendengar pasif, melainkan turut aktif dalam menyerap dan mengkritisi materi. “Kesempatan seperti ini sangat berharga. Jadikan kuliah pakar ini sebagai ruang belajar yang menambah pemahaman kalian tentang hukum di tengah perubahan zaman,” tambahnya.

Kegiatan kuliah pakar ini berlangsung dalam suasana akademik yang penuh antusiasme. Mahasiswa terlihat aktif mengajukan pertanyaan terkait tantangan hukum pekerja migran, perlindungan tenaga kerja di era digital, hingga implikasi hukum dari perkembangan AI dalam dunia ketenagakerjaan. Interaksi dua arah antara peserta dan narasumber menciptakan atmosfer diskusi yang kritis, ilmiah, dan inspiratif. (HUMAS UMMAT)

Tanamkan Nilai Anti-Bullying, Mahasiswa PLP II KKN Dik Wujudkan Sekolah Ramah dan Nyaman di SDN 1 Keruak

Tanamkan Nilai Anti-Bullying, Mahasiswa PLP II KKN Dik Wujudkan Sekolah Ramah dan Nyaman di SDN 1 Keruak

Keruak, LotimDalam rangka mewujudkan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan bebas dari praktik perundungan (bullying), mahasiswa PLP II KKN Dik SDN 1 Keruak Universitas Muhamadiyah Mataram (UMMAT) yang diketuai oleh Wendi Munajat Sahputra menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Stop Bullying dengan mengusung tema “Stop Bullying: Mari Wujudkan Lingkungan Sekolah yang Ramah dan Nyaman”. Kegiatan ini berlangsung di SDN 1 Keruak dan diikuti oleh 61 siswa dari berbagai tingkat kelas pada 28 Agustus 2025 kemarin.

Kepala Sekolah SDN 1 Keruak, menekankan bahwa praktik bullying harus dihentikan sejak dini, karena dapat merusak mental dan perkembangan karakter anak. Menurutnya, sekolah harus menjadi tempat yang tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga membentuk kepribadian yang berakhlak mulia.

Ketua Kelompok PLP II KKN Dik, Wendi Munajat Sahputra, menyampaikan pentingnya kesadaran bersama untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain. “Kami berharap kegiatan ini bisa membuka wawasan anak-anak tentang bahaya bullying, sehingga mereka tidak hanya menjauhi perilaku tersebut, tetapi juga mampu menjadi agen kebaikan dengan mengajak teman-temannya untuk saling mendukung dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,” ungkapnya.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan penyampaian materi inti oleh narasumber yang memaparkan tentang: Pengertian bullying dan berbagai bentuknya, baik verbal, fisik, maupun psikologis, Dampak negatif bullying terhadap korban, pelaku, bahkan lingkungan sekolah secara keseluruhan, serta Cara-cara sederhana yang bisa dilakukan siswa untuk mencegah bullying, seperti berani berkata tidak, melapor kepada guru, dan mendukung teman yang menjadi korban.

Agar lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa, kegiatan juga diisi dengan pemutaran video animasi edukasi tentang bullying. Video tersebut menampilkan kisah sederhana yang menggambarkan bagaimana bullying bisa terjadi di sekolah dan bagaimana siswa seharusnya bersikap untuk mencegahnya. Momen ini menjadi salah satu sesi yang paling berkesan, karena para siswa terlihat antusias, fokus, dan mampu memahami pesan yang disampaikan.

Dalam kesempatan ini, Wendi Munajat Sahputra menegaskan kembali harapan besarnya terhadap siswa SDN 1 Keruak. “Semoga anak-anak di sekolah ini tumbuh menjadi pribadi yang penuh kasih sayang, menghargai perbedaan, dan mampu menolak segala bentuk bullying. Kesadaran ini penting ditanamkan sejak dini, agar kelak mereka menjadi generasi yang kuat, cerdas, dan berkarakter mulia,” ujarnya.

Senada dengan itu, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Humairah, M.Pd., juga memberikan apresiasi terhadap kegiatan sosialisasi ini. Menurutnya, upaya nyata mahasiswa untuk menanamkan nilai-nilai positif di sekolah dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam membangun budaya pendidikan yang sehat. “Semoga kesadaran anak-anak atau siswa, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, bahkan masyarakat umum, terkait bahaya bullying semakin masif. Dengan gerakan seperti ini, kita bisa bersama-sama menciptakan ruang pendidikan yang lebih ramah, aman, dan berorientasi pada pengembangan karakter,” tegasnya. (HUMAS UMMAT)

UMMAT Berprestasi! Mahasiswa FISIPOL Raih Silver Medal di Pekan Essay Nasional 2025

UMMAT Berprestasi! Mahasiswa FISIPOL Raih Silver Medal di Pekan Essay Nasional 2025

Mataram, Kabar membanggakan datang dari Baiq Imaniar Cahyani, mahasiswi semester 5 Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL), Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) yang berhasil meraih Juara 2 (Silver Medal) pada ajang bergengsi Pekan Essay Nasional (PENA) 2025 yang digelar di Universitas Mataram pada 30–31 Agustus 2025.

Kompetisi tersebut mempertemukan 127 peserta dari 37 perguruan tinggi se-Indonesia dengan mengusung 8 subtema: hukum sosial & ekonomi, kesehatan, lingkungan, pangan, pariwisata & budaya, pendidikan, pertanian, serta teknologi. Baiq Imaniar tampil menonjol dengan karya esainya di kategori Hukum Sosial & Ekonomi, yang berhasil menyita perhatian dewan juri dan mengantarkannya meraih posisi kedua.

Dalam wawancara, Baiq Imaniar mengungkapkan kisah inspiratif di balik langkahnya mengikuti lomba ini. Selama ini, ia hanya menulis di buku harian sebagai cara pribadi untuk mengekspresikan diri. Namun, keberanian untuk keluar dari zona nyaman mengantarkannya pada pengalaman baru.

“Saya awalnya hanya menulis diary di buku catatan harian. Tapi kemudian saya berpikir, alangkah baiknya kalau hobi menulis ini saya gunakan untuk menuangkan ide dan gagasan yang bisa memberi kontribusi nyata bagi bangsa dan masyarakat,” ujarnya penuh semangat.

Perjalanan menuju panggung nasional tidak berjalan mulus. Baiq Imaniar mengaku menghadapi rasa takut gagal dan ekspektasi tinggi karena membawa nama besar UMMAT dalam kompetisi. Namun, berkat keyakinan, doa, dan dukungan penuh dari dosen serta teman-teman, ia berhasil menepis keraguan tersebut.

“Saya sempat takut gagal, apalagi membawa nama almamater di tingkat nasional. Tapi pengalaman ini justru membentuk mental saya untuk lebih berani. Setiap langkah di arena lomba adalah bagian dari proses belajar,” tuturnya.

Selain meraih prestasi, pengalaman mengikuti PENA 2025 memberikan pelajaran berharga bagi Baiq Imaniar. Bertemu dengan mahasiswa dari berbagai kampus di seluruh Indonesia membuka wawasan baru, melatih kemampuan berpikir kritis, sekaligus membangun jejaring akademik.

“Bisa bertemu teman-teman dari luar daerah, berdiskusi, berinovasi, dan menjalin kolaborasi adalah pengalaman yang luar biasa. Yang lebih penting, pengalaman ini membuat saya semakin termotivasi untuk terus belajar dan mengembangkan diri,” ungkapnya.

Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak kampus, terutama Dekan FISIPOL Dr. Iwan Tanjung Sutarna, M.Si., yang selalu memberikan bimbingan, serta Wadek II FISIPOL dan Kaprodi Administrasi Publik atas dukungan moril dan materil sehingga ia bisa tampil maksimal dalam ajang nasional ini.

Sebagai penutup, Baiq Imaniar menitipkan pesan inspiratif untuk mahasiswa UMMAT agar berani mengambil peluang dan tidak takut gagal. “Lebih baik gagal dalam mencoba daripada mati penasaran. Ambil resikonya, atau kita tidak akan pernah ke mana-mana. Saya berharap teman-teman bisa termotivasi, dan semoga ke depan nama UMMAT semakin dikenal di kancah nasional maupun internasional lewat prestasi-prestasi gemilang,” pungkasnya.

Prestasi yang diraih Baiq Imaniar Cahyani tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga menambah catatan manis bagi UMMAT sebagai perguruan tinggi yang terus mendorong mahasiswa untuk berani berkarya, berinovasi, dan berkompetisi di tingkat nasional. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa mahasiswa UMMAT memiliki daya saing tinggi serta mampu membawa nama kampus lebih dikenal luas. (HUMAS UMMAT)

PENGUMUMAN SELEKSI PENERIMAAN CALON DOSEN TETAP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM TAHUN 2025

PENGUMUMAN SELEKSI PENERIMAAN CALON DOSEN TETAP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM TAHUN 2025

Melihat lebih detailnya bisa diliat dibawah ini.

Berkas yang di utamakan

  • Surat Lamaran
  • Ijazah
  • Transkrip, dan
  • CV
  • (Berkas yang lainnya bisa menyusul)

Untuk pengiriman berkas pendaftaran bisa konfirmasi

Email : [email protected]

Whatshapp : +62 878-6403-8430

UMMAT Resmi Buka MAPETA 2025, Sambut 1.985 Mahasiswa Baru dengan Meriah dan Penuh Semangat Kebersamaan

UMMAT Resmi Buka MAPETA 2025, Sambut 1.985 Mahasiswa Baru dengan Meriah dan Penuh Semangat Kebersamaan

Mataram , Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menggelar agenda tahunan terbesar bagi mahasiswa baru, yakni Masa Ta’aruf (MASTA) dan Pekan Ta’aruf (PETA) atau MAPETA 2025, yang resmi dibuka pada Senin, 1 September 2025, di Lapangan utama UMMAT. Acara yang mengusung tema “Mewujudkan Mahasiswa yang Produktif, Kompetitif, Unggul, dan Berdampak” ini menjadi pintu gerbang awal bagi 1.985 mahasiswa baru Tahun Akademik 2025/2026 dalam memulai perjalanan akademik mereka.

Suasana pembukaan MAPETA berlangsung meriah sejak pagi. Ribuan mahasiswa baru memenuhi Lapangan UMMAT dengan balutan atribut seragam putih-hitam, menunjukkan semangat persatuan dan kebersamaan. Sebelum acara resmi dimulai, para peserta disuguhkan pra-acara yang sarat makna dan hiburan, antara lain penampilan Tari Wonderland yang menampilkan kekayaan budaya Nusantara, drama Ortom yang menggambarkan identitas kader Muhammadiyah, serta persembahan musik yang menambah semarak suasana.

Ketua Panitia MAPETA 2025, Drs. Amil, MM, dalam laporannya menyampaikan bahwa jumlah mahasiswa baru UMMAT tahun ini mencapai 1.985 orang, dengan 1.926 mahasiswa mengikuti kegiatan MAPETA pada hari ini. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini akan berlangsung selama enam hari penuh, meliputi dua hari MASTA, dua hari PETA tingkat universitas, dan dua hari PETA tingkat fakultas, yang akan berpusat di dua titik yakni Lapangan FKIP dan Lapangan FIK, kecuali PETA Fakultas akan dilangsungkan di fakultas masing-masing.

Ia juga menambahkan bahwa Rangkaian kegiatan ini dirancang untuk membekali mahasiswa baru dengan wawasan akademik, penguatan nilai-nilai keislaman, serta semangat kebersamaan, sehingga mereka siap menjalani kehidupan kampus dengan optimal.

Ketua Korkom IMM UMMAT, Zainul Arifin, menegaskan pentingnya mahasiswa baru memanfaatkan momentum MAPETA untuk menanamkan nilai keislaman, kepemimpinan, dan militansi intelektual. Ia juga mengajak mahasiswa baru untuk aktif bergabung dalam Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah, seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Hizbul Wathan, dan Tapak Suci. “Selain Ortom, di UMMAT tersedia berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bisa menjadi wadah bagi kalian untuk belajar, berproses, dan mengembangkan minat bakat. Semuanya bisa menjadi ruang kalian menempa diri menjadi pribadi yang tangguh dan bermanfaat,” ujarnya penuh semangat.

Presiden Mahasiswa UMMAT, Supriadin, turut memberikan motivasi kepada para mahasiswa baru. Ia menekankan bahwa MAPETA bukan sekadar kegiatan pengenalan kampus, melainkan titik awal perjalanan panjang menuju pencapaian prestasi. “MAPETA adalah gerbang untuk membangun jati diri sebagai mahasiswa UMMAT. Jadilah mahasiswa yang tidak hanya hadir di kelas, tetapi juga aktif di masyarakat, memberi dampak nyata, dan berani bersaing secara nasional maupun global. Momentum ini harus kita manfaatkan untuk menyiapkan diri menjadi generasi emas Indonesia 2045 yang manca negara,” tegas Supriadin.

Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., dalam pidato pembukaannya memberikan sambutan hangat kepada seluruh mahasiswa baru. Ia menegaskan bahwa UMMAT terus berkembang menjadi perguruan tinggi yang unggul dan inklusif. “UMMAT berdiri sejak tahun 1980. Kini, di usia ke-45 tahun, UMMAT telah memiliki 8 fakultas, 37 program studi, dengan 5 prodi yang sudah unggul. Tahun ini kita kedatangan 14 mahasiswa asing dari Ghana, Nigeria, Yaman, dan Sudan. Bahkan ada 3 mahasiswa non-Muslim dari Ghana yang ikut belajar di sini. Hal ini menunjukkan bahwa UMMAT adalah kampus yang inklusif, terbuka bagi siapa saja, dan tidak eksklusif,” ujarnya.

Rektor juga memperkenalkan mahasiswa asing yang hadir, sebagai bentuk penegasan bahwa  UMMAT sebagai kampus berwawasan internasional. Selain itu, Rektor juga memberikan penghargaan (reward) kepada mahasiswa berprestasi yang telah mengharumkan nama kampus di tingkat nasional maupun internasional, baik di bidang akademik, penelitian, olahraga, maupun seni.

Beliau juga menambahkan bahwa tahun depan, UMMAT menargetkan kedatangan mahasiswa asing dari Maroko, sekaligus berharap pada tahun 2026 akreditasi perguruan tinggi UMMAT dapat meningkat menjadi Unggul.

Kegiatan MAPETA 2025 akan berlangsung hingga enam hari mendatang dengan agenda yang dirancang untuk memperkuat karakter, ilmu, dan iman mahasiswa baru. Melalui MAPETA, UMMAT berharap dapat mencetak generasi mahasiswa yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter Islami, siap bersaing secara global, dan mampu memberi kontribusi nyata bagi bangsa dan umat.

“Manfaatkanlah masa kuliah untuk belajar dengan sungguh-sungguh, berorganisasi, dan terus berprestasi. Jadilah mahasiswa yang produktif, kompetitif, unggul, dan berdampak. Dari sinilah langkah kalian dimulai, menuju masa depan yang lebih cerah,” tutup Rektor Abdul Wahab. (HUMAS UMMAT)