Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan komitmennya dalam membangun kemitraan strategis antara dunia pendidikan tinggi dan sektor industri. Kali ini, UMMAT menggandeng PT. Sumbawa Timur Mining (STM) dalam sebuah kegiatan bertajuk “Sharing Knowledge – Good Mining Practices: Sustainability in Mining Industry”, yang diselenggarakan pada Senin (2/6/2025) di Aula Rektorat UMMAT.
Kegiatan ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan wadah penting dalam mempertemukan gagasan, pengalaman, dan praktik terbaik dari kalangan akademisi dan praktisi industri. Hadir dalam kegiatan ini unsur pimpinan universitas, para dosen lintas prodi, mahasiswa dari berbagai jurusan, serta jajaran profesional dari PT. STM yang secara langsung membagikan ilmu dan pengalaman mereka terkait praktik pertambangan berkelanjutan.
Ketua panitia kegiatan, Dr. Nurhayati, S.TP., M.P., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kerja sama berkelanjutan yang telah dan akan terus dilakukan antara UMMAT dan PT. STM. “Kolaborasi ini adalah bentuk keseriusan kami untuk membuka ruang pembelajaran yang relevan dengan perkembangan industri. Ini adalah kesempatan emas bagi mahasiswa untuk belajar langsung dari para praktisi di lapangan”, ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Rektor II UMMAT, Ir. Asmawati, M.P., yang hadir mewakili Rektor UMMAT. Beliau menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada PT. STM atas keterbukaan dan kemitraan yang telah terjalin. “Kolaborasi ini penting sebagai jembatan antara teori dan praktik. Kami ingin membekali mahasiswa tidak hanya dengan pengetahuan akademik, tetapi juga dengan wawasan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri”, ungkapnya.
Asmawati juga menyampaikan harapan agar kegiatan serupa bisa terus dilanjutkan melalui berbagai bentuk sinergi lainnya, seperti program magang industri, penelitian terapan bersama, kuliah tamu berkala, dan pelatihan berkelanjutan untuk dosen dan mahasiswa.
Dalam kesempatan yang sama, PJS Kepala Teknik Tambang PT. STM, Bapak Muhammad Evin Armedco, menyampaikan pandangannya tentang pentingnya kolaborasi antara dunia industri dan institusi pendidikan tinggi. “PT. STM percaya bahwa pertambangan yang berkelanjutan hanya bisa dicapai melalui keterlibatan semua pihak, termasuk perguruan tinggi. Kami ingin menjadi bagian dari proses pendidikan generasi muda yang kelak akan memimpin perubahan”, ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa keterlibatan STM dalam kegiatan ini bukan sekadar bagian dari program sosial perusahaan, melainkan bagian dari strategi keberlanjutan jangka panjang perusahaan.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama. Pertama, dari pihak PT. STM, hadir Bapak Isnan Hidayatullah, S.Hut., selaku perwakilan dari Divisi Sustainability. Dalam paparannya, ia menjelaskan berbagai pendekatan dan praktik yang dilakukan PT. STM dalam mewujudkan good mining practices, termasuk upaya-upaya konkret dalam menjaga kelestarian lingkungan, pengelolaan limbah tambang, serta pelibatan masyarakat sekitar dalam kegiatan operasional. “Good mining practices bukan hanya soal teknologi, tetapi tentang etika, transparansi, dan tanggung jawab sosial”, tegas Isnan.
Sementara itu, Ketua Pusat Studi Lingkungan Hidup dan Mitigasi Bencana (PSLHMB) UMMAT, Prof. Joni Safaat Adiansyah, Ph.D., yang juga sebagai narasumber kedua, turut memberikan paparan dari perspektif akademik. Ia menyoroti pentingnya integrasi nilai-nilai keberlanjutan dalam seluruh proses pendidikan dan riset di bidang pertambangan. “Universitas perlu membuka ruang dialog dengan industri untuk memastikan bahwa lulusan kita siap menghadapi tantangan nyata di lapangan. Inilah esensi dari kampus merdeka dan ekosistem pembelajaran berbasis kolaborasi”, ungkapnya.
Sesi diskusi yang berlangsung usai pemaparan materi menjadi momen yang sangat menarik. Para mahasiswa menunjukkan antusiasme tinggi dengan mengajukan berbagai pertanyaan kritis terkait tantangan lingkungan, teknologi pertambangan, hingga aspek sosial dari kegiatan tambang. Narasumber menjawab dengan lugas, membagikan contoh-contoh riil, serta memberikan saran konstruktif kepada mahasiswa yang tertarik mengembangkan karier di bidang pertambangan dan lingkungan.
Melalui kegiatan ini, UMMAT kembali menegaskan visinya sebagai institusi pendidikan yang responsif terhadap dinamika zaman dan terbuka terhadap kolaborasi lintas sektor. Keterlibatan industri seperti PT. STM dalam ruang akademik menjadi bukti nyata bahwa pendidikan tinggi tidak bisa berjalan sendiri, melainkan harus menjadi bagian dari ekosistem pembangunan berkelanjutan. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Kantor Urusan Internasional (KUI) dan Kerjasama, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat peran institusi pendidikan tinggi sebagai pusat transformasi intelektual dan spiritual umat. Salah satu wujud komitmen ini diwujudkan melalui penyelenggaraan Kuliah Tamu Internasional yang menghadirkan tokoh dunia Islam, Prof. Dr. Mariam Ahmad, dosen senior Universitas Ibn Tofail, Kerajaan Maroko, sekaligus Presiden Asosiasi Suster Maroko-Indonesia dan Kepala Pusat Penelitian dan Kajian Independen.
Bertempat di Aula H. Anwar Ikraman UMMAT pada Rabu siang, 28 Mei 2025, kegiatan ini mengangkat tema sentral “Islam dan Peradaban Dunia”, sebuah topik yang dinilai sangat penting dan relevan dalam menghadapi dinamika global dan tantangan umat Islam dewasa ini.
Dalam sambutannya yang penuh kehangatan dan makna, Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyampaikan rasa syukur atas kehadiran Prof. Mariam di tengah-tengah keluarga besar UMMAT. “Merupakan suatu kebanggaan dan kehormatan besar bagi kami menyambut kehadiran salah satu tokoh pemikir dan ilmuwan terkemuka di dunia Arab dan Islam, Yang Mulia Prof. Dr. Maryam Ahmad, yang sedang melakukan kunjungan ke Indonesia pada hari-hari yang penuh berkah ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, beliau menegaskan pentingnya tema kuliah umum yang diangkat. “Tema ini sangat dibutuhkan oleh umat, karena memadukan antara orisinalitas agama dengan visi masa depan, antara prinsip wahyu dan dinamika realitas. Kehadiran beliau di tengah-tengah kita adalah berkah, sumber ilmu, dan inspirasi.” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor IV UMMAT, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I., menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara ini. “Kegiatan ini luar biasa. Kita berhasil mendatangkan Profesor dunia dari Maroko yang pemikirannya telah dikenal luas di dunia Islam, terutama terkait dengan peradaban,” tuturnya.
Menurut beliau, kegiatan semacam ini sangat penting untuk memperluas wawasan sivitas akademika, memperkuat jaringan internasional kampus, sekaligus menjadi refleksi nyata dari nilai-nilai Islam Berkemajuan yang diusung Muhammadiyah. “Islam yang berperadaban akan muncul jika kita menyeimbangkan antara semangat belajar, pengembangan akhlak, dan keterbukaan terhadap ilmu,” tambahnya.
Dalam pemaparannya yang disampaikan secara langsung dalam bahasa Arab, Prof. Dr. Mariam Ahmad mengajak seluruh peserta untuk merefleksikan kembali peran Islam dalam membangun peradaban yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga kuat secara moral dan spiritual.
“Islam bukan hanya agama ritual, tetapi juga basis peradaban yang mendorong kemajuan ilmu pengetahuan, etika, dan kemanusiaan. Masa depan peradaban Islam terletak pada kemampuan umat untuk bersinergi antara teks dan konteks, antara nilai wahyu dan kebutuhan zaman,” jelasnya.
Beliau juga menekankan pentingnya peran perempuan dalam membangun peradaban Islam yang inklusif dan berkeadilan. “Perempuan Muslim harus menjadi pilar perubahan, bukan hanya di ruang domestik, tetapi juga di ranah intelektual dan kepemimpinan sosial,” tegasnya.
Kegiatan ini dihadiri ratusan mahasiswa dan dosen dari berbagai program studi di lingkungan UMMAT. Mereka terlihat antusias menyimak setiap paparan yang disampaikan oleh Prof. Mariam. Sesi tanya jawab berlangsung hangat dengan berbagai pertanyaan kritis dan reflektif dari mahasiswa mengenai masa depan Islam di tengah tantangan globalisasi, teknologi, dan budaya.
Kehadiran Prof. Dr. Mariam Ahmad juga membuka peluang kolaborasi lebih lanjut antara UMMAT dan Universitas Ibn Tofail Maroko, khususnya dalam bidang penelitian, pertukaran pelajar, serta pengembangan kajian Islam dan studi peradaban.
Melalui kegiatan ini, UMMAT berharap dapat terus memperkuat posisinya sebagai universitas yang tidak hanya unggul dalam pendidikan, tetapi juga menjadi poros pemikiran Islam berkemajuan di Indonesia Timur.
“Kuliah tamu ini bukan hanya pertemuan akademik, tetapi juga adalah perjumpaan nilai dan visi tentang masa depan Islam. Semoga acara ini menjadi awal dari kolaborasi yang lebih besar dalam membangun peradaban yang mencerahkan umat dan dunia,” pungkas Drs. Abdul Wahab, MA. (HUMAS UMMAT)
Mataram – Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus melakukan akselerasi dalam memperkuat sistem sertifikasi profesi di lingkungan kampus. Salah satu langkah strategis yang dilakukan yakni dengan menggelar kegiatan Pendampingan Program Kerja Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP P1) selama tiga hari, mulai tanggal 26 hingga 28 Mei 2025, yang bertempat di Aula Lantai III Gedung Rektorat UMMAT.
Kegiatan ini menghadirkan jajaran Perkumpulan Lembaga Sertifikasi Profesi Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PLSP PTMA) sebagai tim pendamping, di antaranya: Sekretaris Umum PLSP PTMA, Lukito Dwi Yuono, MT. (UM Metro); Dr. Ida Rindaningsih, S.Pd., M.Pd. (UMSIDA); serta Dr. Nasrun, M.Pd. (UNISMUH Makassar).
Pendampingan ini menjadi bagian dari komitmen UMMAT dalam mempercepat pendirian dan penguatan program kerja LSP P1 sebagai lembaga strategis penjamin kompetensi lulusan yang bersertifikat dan unggul sesuai standar nasional.
Dalam arahannya, perwakilan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Andy Dwi Bayu Bawono, S.E., M.Si., Ph.D., menegaskan bahwa LSP PTMA wajib mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi berkenaan dengan Relevansi Sertifikat Kompetensi terhadap Kelulusan Mahasiswa mendapatkan Sertifikat berbentuk ijazah dan sertifikat Kompetensi. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi berkenaan dengan Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal mengenai kesatuan kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan capaian mahasiswa dari hasil pembelajarannya pada akhir program pendidikan tinggi.
Drs. Abdul Wahab, MA., selaku Rektor UMMAT menyatakan bahwa Kegiatan ini BERDAMPAK pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pengakuan kompetensi lulusan, program kerja LSP P1 UMMAT akan menjadi suatu kebutuhan strategis. LSP P1 UMMAT berperan penting dalam memastikan lulusan memiliki sertifikasi kompetensi sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Senada dengan itu, Sekretaris Umum PLSP PTMA, Lukito Dwi Yuono, MT., menuturkan bahwa PLSP PTMA memiliki mandat untuk mendampingi seluruh PTMA dalam membentuk dan mengembangkan LSP P1. “Pendampingan ini memberikan pemahaman menyeluruh mengenai tata cara, syarat, dan prosedur pendirian LSP P1, serta mendukung penyusunan dokumen untuk pengajuan lisensi ke BNSP,” jelasnya.
Dr. Ida Rindaningsih, S.Pd., M.Pd., selaku Tim Pendamping PLSP PTMA, menyatakan bahwa kegiatan pendampingan Program Kerja LSP P1 untuk mengidentifikasi tentang Skema Sertifikasi Kompetensi Lulusan di Perguruan Tinggi khususnya di UMMAT, Skema Sertifikasi dengan Okupasi Khusus dapat digunakan Prodi Memenuhi Kompetensi Sesuai Profil Lulusan Prodi, Skema Sertifikasi dengan Okupasi Umum dapat digunakan Beberapa Prodi, Skema Sertifikasi telah Terukur Sektor/Bidangnya, Terukur Level KKNI-Nya Sesuai Peraturan Yang Berlaku, dan Terukur Unit-Unit Kompetensi, Peralatan dan Bahan, Skill Knowledge Attitude yang Wajib Diberikan sehingga nantinya tinggal dimuat ke RPS. Skema Kompetensi, Proses Bisnis, dan Prosedur Pendirian LSP, Dokumen Apresiasi lainnya disusun berbasis bukti pelaksanaan kegiatan.
Sementara itu, Dr. Nasrun, M.Pd., dari UNISMUH Makassar, menekankan pentingnya LSP dalam mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, termasuk IKU Rektor, akreditasi institusi/prodi, perolehan angka kredit dosen, hingga daya saing lulusan. Ia juga menegaskan bahwa seluruh dokumen seperti Renstra, rencana kebutuhan sumber daya, hingga dokumen apresiasi harus disusun sesuai standar BNSP.
Dari pihak UMMAT, Sekretaris Rektor 1, Dr. Syafril, M.Pd., menyambut baik kegiatan ini dan menyebutnya sebagai langkah awal yang penting untuk peninjauan kurikulum berbasis SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) di setiap program studi, guna memastikan kesiapan lulusan menghadapi dunia kerja.
Menutup kegiatan, Ketua LSP P1 UMMAT, Dr. Junaidin, M.Pd., menyampaikan komitmennya dalam menjadikan LSP sebagai bagian integral dari sistem pendidikan UMMAT. “Kami sebagai pendatang baru tentu harus banyak belajar dari PTMA lain yang sudah lebih dahulu eksis dalam pengelolaan LSP. Kegiatan ini menjadi wadah berharga untuk berbagi pengalaman dan koordinasi,” ungkapnya. Ia juga menambahkan bahwa pihaknya siap mendukung program strategis rektor untuk menjadikan LSP P1 UMMAT sebagai prioritas utama dalam waktu dekat.
Dengan sinergi yang terjalin bersama PLSP PTMA, UMMAT meneguhkan langkah menuju penguatan mutu lulusan melalui sertifikasi profesi yang kredibel dan terstandar nasional. (HUMAS UMMAT)
Lombok Tengah , Prestasi kembali ditorehkan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT). M. Syauqi Mahfuzh, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Agama Islam (FAI), berhasil meraihJuara 2 dalam ajang English-Arabic Speaking Competition For Tourism yang digelar pada tanggal 8 Mei 2025 di Politeknik Pariwisata Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Kompetisi bergengsi ini mempertemukan mahasiswa serta pelajar dari berbagai institusi yang memiliki kemampuan berbahasa Arab dan Inggris. Dengan tema besar pariwisata, para peserta ditantang untuk menyampaikan informasi tentang destinasi wisata secara bilingual (Arab-Inggris) seolah-olah sedang menjadi pemandu wisata bagi turis asing.
Ajang ini menjadi wadah aktualisasi keterampilan berbahasa asing dalam konteks nyata dunia pariwisata yang tengah berkembang pesat di NTB, khususnya di wilayah Lombok dan Sumbawa. Melalui pendekatan praktis, para peserta dinilai tidak hanya dari kefasihan dan struktur bahasa, tetapi juga dari kemampuan komunikasi, penguasaan materi, dan kepercayaan diri saat tampil.
Dalam kompetisi tersebut, Syauqi tampil memukau, memadukan penguasaan materi dengan bahasa asing yang fasih dan penyampaian yang atraktif. Ia menunjukkan performa panggung yang natural, komunikatif, dan mencerminkan pemahaman mendalam terhadap dunia kepariwisataan.
“Saya sangat bersyukur bisa meraih Juara 2 dalam kompetisi ini. Kegiatan ini sangat menyenangkan karena bisa langsung melatih kemampuan bahasa dalam konteks nyata. Saya tidak merasa terbebani, karena ini bagian dari proses belajar yang menyenangkan dan menantang,” ujar Syauqi, mahasiswa asal Mataram yang kini duduk di semester 8.
Syauqi juga menyampaikan harapannya agar UMMAT terus mendukung pengembangan potensi mahasiswa, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik, khususnya bahasa dan seni.
“Saya berharap UMMAT terus menjadi pendukung utama mahasiswa untuk berkembang dan berprestasi. Kegiatan seperti ini bisa memperluas jaringan, menambah pengalaman, dan meningkatkan kepercayaan diri. Semoga kampus selalu memberi ruang bagi kami untuk berproses dan menunjukkan kemampuan,” tuturnya.
Tak hanya itu, Syauqi juga menyampaikan pesan inspiratif kepada rekan-rekan mahasiswa agar mencintai bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, sekaligus terus semangat mempelajari bahasa asing untuk membuka peluang lebih luas di kancah global.
“Bahasa adalah jendela dunia. Mempelajari bahasa asing membuka peluang karier yang lebih luas dan memperkaya perspektif budaya. Tapi jangan lupa, cintai juga bahasa Indonesia karena itu adalah identitas dan kekuatan bangsa,” tegasnya.
Capaian ini menjadi bagian dari komitmen UMMAT dalam mencetak generasi muda yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga adaptif dan siap bersaing secara global. Kampus terus mendorong mahasiswa untuk aktif, kreatif, dan inovatif, terutama dalam menghadapi tantangan di sektor strategis seperti pariwisata, pendidikan, dan budaya.
English-Arabic Speaking Competition For Tourism diharapkan menjadi contoh kegiatan edukatif integratif yang mampu menggabungkan pendidikan, pariwisata, dan pengembangan SDM berdaya saing internasional. Terlebih, NTB sebagai destinasi wisata unggulan Indonesia sangat membutuhkan generasi muda yang terampil dalam bahasa asing untuk memperkenalkan kekayaan lokal ke dunia.
Dengan keberhasilannya, M. Syauqi Mahfuzh tidak hanya mengharumkan nama Prodi Pendidikan Bahasa Arab dan FAI UMMAT, tetapi juga membuktikan bahwa mahasiswa UMMAT siap menjadi duta kebahasaan yang profesional dan visioner dalam menghadapi tantangan masa depan. (HUMAS UMMAT)
Mataram, 23 Mei 2025 – Program Studi Ilmu Lingkungan Program Magister Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) gelar Kuliah Dosen Tamu bertaraf internasional dengan tema “Innovations in Sustainability and Sustainable Development Research: Systems Thinking and Transdisciplinary Approaches”. Kegiatan ini menghadirkan Associate Professor Datu Buyung Agustdinata dari Arizona State University, Amerika Serikat, sebagai narasumber utama, serta turut menghadirkan Prof. Joni Safaat, M.Sc., Ph.D., sebagai narasumber kedua.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyampaikan rasa syukur atas capaian Program Studi Ilmu Lingkungan yang telah meraih akreditasi “Baik Sekali” dan menjadi salah satu prodi yang semakin diminati oleh masyarakat. Ia juga menyinggung rencana jangka panjang universitas untuk membuka program doktor (S3) Ilmu Lingkungan.
“Alhamdulillah, Prodi Ilmu Lingkungan sudah mendapatkan akreditasi Baik Sekali dan terus menunjukkan peningkatan peminat dari masyarakat luas. Ke depan, kita ikhtiarkan agar S3 Ilmu Lingkungan bisa terwujud. Ini menjadi salah satu bukti bahwa Muhammadiyah adalah gerakan yang terus bergerak ke arah kemajuan,” ujar Rektor.
Beliau juga berharap bahwa kuliah tamu ini dapat menjadi pembuka wawasan dan semangat baru dalam menumbuhkan kepedulian terhadap isu-isu lingkungan hidup yang semakin kompleks.
Dalam pemaparannya, Associate Prof. Datu Buyung Agustdinata memberikan perspektif yang mendalam mengenai pentingnya pendekatan sistem (systems thinking) dan kolaborasi lintas disiplin (transdisciplinary approaches) dalam penelitian dan praktik keberlanjutan.
“Jangan salahkan orang … salahkan sistem. Masalah lingkungan yang kita hadapi saat ini adalah hasil dari sistem sosial, ekonomi, dan politik yang dibentuk manusia. Jika ingin solusi, kita harus berpikir sistemik,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa pendekatan transdisipliner membuka ruang kolaborasi antara akademisi, masyarakat, praktisi, dan pembuat kebijakan dalam menyelesaikan masalah dunia nyata yang kompleks. Kolaborasi ini melahirkan pengetahuan baru yang tidak bisa dicapai hanya dengan satu disiplin ilmu.
Prof. Buyung juga menekankan peran penting kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dalam pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam demokratisasi interaksi antar pemangku kepentingan, seperti pada sektor pertambangan, tata kelola air, dan transisi energi rendah karbon.
Mengutip William C. Clark, Prof. Buyung menyampaikan bahwa “Seperti ilmu kesehatan, ilmu keinginan tidak ditentukan berdasarkan masalah yang ditanganinya, bukan berdasarkan disiplin ilmu yang digunakannya“, jelasnya.
Ia kemudian membedakan pendekatan multidisipliner, interdisipliner, dan transdisipliner, lengkap dengan contoh aplikasinya di bidang kelautan, kehutanan, hingga urbanisasi. Salah satu contoh inspiratif adalah kolaborasi antara ilmuwan, nelayan lokal, dan pembuat kebijakan dalam mengelola terumbu karang secara berkelanjutan.
Di akhir sesinya, Prof. Buyung mengajak peserta merenungkan hubungan antara sains dan iman. Beliau membacakan ayat Al-Qur’an yang menggambarkan keagungan semesta: “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan Kami dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (QS. Az-Zariyat: 47)
Ia menampilkan gambar Galaksi Sombrero yang memiliki diameter 50.000 tahun cahaya dan berjarak 28 juta tahun cahaya dari Bumi sebagai bentuk kekuasaan Allah yang luar biasa. “Ciptaan Allah luar biasa. Sains yang benar tidak pernah dibandingkan dengan iman. Sebaliknya, ia memperkuat keyakinan kita”, ungkapnya.
Prof. Joni Safaat, M.Sc., Ph.D., sebagai narasumber kedua menjelaskan secara rinci kerangka Life Cycle Sustainability Assessment (LCSA) dalam penelitian transdisipliner. Ia memperkenalkan konsep ELCA (Environmental Life Cycle Assessment), SLCA (Social Life Cycle Assessment), dan LCC (Life Cycle Costing) sebagai pilar utama dalam menilai keberlanjutan suatu produk, layanan, atau kebijakan.
Berbagai studi kasus dari industri di Eropa dipaparkan sebagai contoh konkret: Solana (Italia) dalam menilai keberlanjutan produk dan kemasan tomat, Stora Enso (Finlandia) dalam mengevaluasi dampak lingkungan kemasan makanan cair, BASF (Jerman) dalam menilai cat interior ramah lingkungan, Le Blein (Jerman) dalam menilai keberlanjutan layanan daur ulang beton.
Acara ini mendapat sambutan antusias dari peserta, khususnya mahasiswa magister yang merasa terbuka wawasannya terhadap pendekatan baru dalam penelitian dan pengabdian masyarakat. Banyak dari mereka yang menyatakan ketertarikan untuk mengembangkan riset transdisipliner berbasis masalah nyata di NTB, seperti pengelolaan sampah, konservasi air, hingga pertambangan berkelanjutan.
Kegiatan ini menegaskan posisi UMMAT sebagai institusi pendidikan tinggi yang tidak hanya progresif secara akademik, namun juga visioner dalam membangun masa depan yang lebih lestari dan berkeadilan. (HUMAS UMMAT)
Mataram, 19 Mei 2025 — Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menegaskan perannya sebagai pusat pengembangan potensi generasi muda dengan menggelar UMMAT Fest 2025, sebuah perayaan besar kreativitas mahasiswa yang mengusung tema “Semarak Perayaan Kreativitas Mahasiswa dalam Membangun Potensi di Era Intelijensial”. Kegiatan ini menjadi ajang inspiratif untuk mengekspresikan inovasi, bakat, dan ide-ide segar mahasiswa di tengah tantangan zaman berbasis kecerdasan buatan dan teknologi digital.
UMMAT Fest 2025 bukan sekadar kegiatan tahunan, melainkan telah menjelma menjadi event kolaboratif antarperguruan tinggi se-Pulau Lombok. Dengan membuka ruang seluas-luasnya bagi mahasiswa dari berbagai kampus, acara ini mempertemukan ragam kreativitas dan semangat kompetitif dalam suasana penuh semarak dan kebersamaan.
Ketua BEM UMMAT, Supriadin, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi lebih dari sekadar festival kampus. “UMMAT Fest ini adalah wadah bagi seluruh elemen mahasiswa untuk berkompetisi secara sehat dan produktif. Di tengah era intelijensial seperti sekarang, mahasiswa harus bisa berpikir visioner, menciptakan inovasi, dan membuktikan bahwa mereka siap bersaing. Lewat kegiatan ini, kami ingin menumbuhkan rasa percaya diri serta menguatkan kolaborasi lintas disiplin ilmu,” ungkapnya.
Rangkaian kegiatan dalam UMMAT Fest 2025 sangat beragam, mencakup kompetisi desain poster, penulisan esai ilmiah, baca puisi, tari tradisional, musik akustik, futsal, voli, hinggabazar produk kreatif mahasiswa. Setiap kegiatan menghadirkan energi baru dan semangat kolaboratif yang mencerminkan kesiapan mahasiswa menghadapi era baru yang sarat tantangan dan peluang.
Tak hanya UKM dan organisasi internal kampus, berbagai komunitas mahasiswa dari luar UMMAT turut ambil bagian dalam memeriahkan acara ini. Semangat inklusif dan sinergis menjadikan UMMAT Fest sebagai ajang yang melampaui sekat institusi, menjadi ruang bersama untuk bertumbuh dan berbagi inspirasi.
“Kreativitas bukan hanya milik individu, tapi juga lahir dari kerja kolektif. UMMAT Fest adalah panggung kebersamaan yang melahirkan karya dan gagasan luar biasa,” ujar Supriadin menambahkan.
UMMAT Fest 2025 juga menjadi refleksi dari semangat mahasiswa yang adaptif dan inovatif dalam menghadapi transformasi digital. Acara ini memperlihatkan bahwa mahasiswa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki keterampilan sosial dan emosional yang diperlukan untuk menjadi pemimpin masa depan.
Lebih jauh, Supriadin berharap UMMAT Fest mampu menjadi titik tolak lahirnya generasi mahasiswa yang tak hanya intelek, namun juga berkarakter dan siap berkontribusi nyata. “Ajang ini harus menjadi ruang untuk meningkatkan soft skill mahasiswa seperti kepemimpinan, komunikasi, kerja tim, dan kreativitas yang semuanya dibutuhkan di dunia nyata,” pungkasnya.
Dengan semangat penuh warna, UMMAT Fest 2025 hadir sebagai pembuktian bahwa mahasiswa bukan hanya pelajar di ruang kelas, melainkan penggerak perubahan yang siap membawa inovasi, kontribusi, dan harapan baru bagi bangsa dan negara. (HUMAS UMMAT)