Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali meneguhkan komitmennya terhadap isu lingkungan dan sosial kemasyarakatan melalui pelepasan mahasiswa peserta program relawan bertajuk Clean Water For Sambori. Acara pelepasan tersebut berlangsung khidmat pada Kamis, 9 Oktober 2025, di Ruang Temu Rektor UMMAT , dan dihadiri oleh Rektor, Wakil Rektor III, serta para mahasiswa peserta.

Program Clean Water For Sambori merupakan hasil kolaborasi strategis antara AiKite dan LAZISMU , yang mengusung semangat pengabdian, inovasi, serta kepedulian terhadap kelestarian lingkungan. Melalui program ini, mahasiswa terdorong untuk terlibat langsung dalam upaya peningkatan akses air bersih dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan di kawasan adat Sambori, Kabupaten Bima. Fokus kegiatan utama ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 6 dan 13, yakni Air Bersih dan Sanitasi Layak untuk Semua serta Penanganan Perubahan Iklim .

Program ini juga menjadi bentuk nyata evolusi dari visi UMMAT sebagai perguruan tinggi yang berlandaskan nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan , dengan menumbuhkan semangat ta’awun (tolong-menolong) dan kepedulian sosial di kalangan mahasiswa. Melalui keterlibatan dalam kegiatan kemanusiaan dan lingkungan, mahasiswa tidak hanya berperan sebagai akademisi, tetapi juga sebagai agen perubahan yang siap memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan alam.

Dalam kegiatan yang berlangsung mulai 10 hingga 18 Oktober 2025 di Desa Sambori, Kabupaten Bima, lima mahasiswa terpilih dari UMMAT resmi dilepas oleh pimpinan universitas. Mereka adalah Irma Neni Wahidah (Program Studi PGMI), Nina Muji Apriani (Teknik Sipil), Putri Hafidzah (PBSI), Rio Eza Nur Muhammad (Ilmu Pemerintahan), dan Ade Indra Zulfa (Farmasi). Kelimanya berhasil lolos seleksi nasional dan akan bergabung bersama para relawan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat di kawasan adat Sambori, yang dikenal luas dengan sebutan Negeri di Atas Awan .

Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., berpesan pentingnya menjaga etika dan nilai-nilai moral selama menjalankan tugas kemanusiaan di masyarakat. Beliau menekankan bahwa kegiatan semacam ini tidak hanya menjadi wadah pengabdian, tetapi juga sarana pendidikan karakter bagi mahasiswa.

“Jagalah etika, sopan santun, dan tetaplah ramah terhadap masyarakat. Hargai nilai-nilai adat istiadat yang berlaku di Sambori, karena keberhasilan seorang relawan bukan hanya dilihat dari seberapa besar kontribusi fisik yang diberikan, tetapi juga dari bagaimana ia mampu menghormati dan memahami budaya masyarakat tempat ia mengabdi. Semoga pengalaman ini menjadi ladang ilmu dan pengayaan diri yang akan berguna bagi masa depan,” ujar Rektor.

Sementara itu, Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., turut menyampaikan pesan penuh makna kepada para mahasiswa yang akan berangkat. Beliau menekankan pentingnya kemampuan adaptasi, empati, dan ketulusan hati dalam menjalankan program pengabdian.

“Prinsipnya, jaga diri dan berbaurlah dengan masyarakat setempat sesuai budaya mereka. Jangan membawa budaya kita, tetapi belajarlah bagaimana mereka hidup, bekerja, dan menjaga alam. Kegiatan ini adalah kesempatan untuk belajar menjadi bagian dari solusi. Kami berharap kalian dapat kembali dengan selamat, membawa cerita, inspirasi, dan semangat baru yang bisa menular kepada mahasiswa lain,” ungkapnya.

Salah satu peserta, Irma Neni Wahidah dari Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), menyampaikan rasa syukur dan antusiasmenya atas kesempatan ini. “Saya merasa sangat bersyukur bisa terpilih mewakili UMMAT. Ini adalah kesempatan berharga untuk belajar langsung dari masyarakat adat Sambori tentang bagaimana mereka menjaga alam dan mengelola air. Semoga kami dapat memberikan kontribusi kecil yang bermanfaat sekaligus membawa nilai-nilai Islami dan kemanusiaan yang diajarkan di kampus,” tuturnya penuh semangat. (HUMAS UMMAT)