Mataram, Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik (Fatek) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali meneguhkan komitmennya dalam menjalankan Catur Dharma Perguruan Tinggi, khususnya di bidang pengabdian masyarakat. Kali ini, kegiatan pengabdian diwujudkan melalui program bertajuk “Peningkatan Kesadaran Warga Sekitar Sungai Luk, Desa Sambik Bangkol terhadap Mitigasi Banjir Lokal melalui Sosialisasi Penerapan Sistem Eko-Hidrolik dan Resik-Resik Kali” yang dilaksanakan pada Minggu, 21 September 2025, di Dusun Luk, Desa Sambik Bangkol, Kabupaten Lombok Utara.
Kegiatan ini melibatkan puluhan warga yang tinggal di sekitar bantaran Sungai Luk, sebuah wilayah yang kerap menghadapi permasalahan banjir lokal akibat curah hujan tinggi dan kondisi sungai yang rawan penyumbatan. Melalui kegiatan ini, masyarakat diajak untuk memahami pentingnya mitigasi bencana berbasis ekologi, sekaligus mempraktikkan langkah-langkah nyata dalam menjaga lingkungan.
Ketua Tim Pengabdian, Muhammad Khalis Ilmi, ST., M.Eng., dosen muda Teknik Sipil UMMAT yang lahir di Mataram pada 31 Agustus 1994, menegaskan bahwa pengabdian masyarakat tidak boleh berhenti pada ranah teoritis, tetapi harus menyentuh langsung kebutuhan warga.
“Penerapan sistem eko-hidrolik seperti penanaman pohon pisang di bantaran sungai merupakan langkah sederhana, murah, dan ramah lingkungan yang bisa dilakukan masyarakat. Selain mampu menahan erosi dan mengurangi aliran permukaan, pohon pisang juga memberikan manfaat ekonomi karena buahnya bisa dipanen,” ungkap Khalis.
Dalam sesi sosialisasi, ia memaparkan konsep dasar sistem eko-hidrolik, potensi dampaknya dalam mengurangi risiko banjir, hingga pentingnya kolaborasi warga untuk menjaga ekosistem sungai. Diskusi berlangsung santai namun penuh antusias. Warga menceritakan pengalaman mereka menghadapi banjir, kerugian yang dialami, serta harapan adanya solusi yang dapat dilakukan secara kolektif. Tim pengabdian pun merespons dengan memberikan contoh penerapan di daerah lain, serta menekankan pentingnya kegiatan resik-resik kali atau gotong royong membersihkan sungai agar aliran air tetap lancar.
Sebagai wujud nyata, kegiatan ditutup dengan aksi penanaman bibit pohon pisang di sepanjang bantaran Sungai Luk. Penanaman ini dilakukan bersama antara tim dosen, mahasiswa, dan warga setempat. Aksi simbolis tersebut bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan langkah awal untuk mendorong warga melanjutkan program serupa secara mandiri.
Menurut Khalis Ilmi, penerapan sistem eko-hidrolik sangat relevan bagi desa-desa dengan keterbatasan sumber daya. “Selain bermanfaat secara teknis untuk menjaga erosi tebing sungai, mengendalikan sedimen, dan mengurangi risiko meluapnya air, tanaman pisang juga punya nilai ekonomi. Hal ini diharapkan menjadi motivasi tambahan bagi masyarakat untuk terus menjaga lingkungan sambil meningkatkan kesejahteraan,” jelasnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik UMMAT, Dr. H. Aji Syailendra Ubaidillah, ST.,M.Sc., menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya kegiatan ini. “Kami mendukung penuh para dosen yang terjun langsung melakukan pengabdian kepada masyarakat. Ini sejalan dengan visi UMMAT untuk mencetak lulusan dan tenaga pendidik yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat luas. Kami berharap program seperti ini terus dikembangkan dengan jangkauan yang lebih luas,” tegasnya.
Melalui kegiatan ini, Prodi Teknik Sipil UMMAT berharap dapat menumbuhkan kesadaran kolektif masyarakat tentang pentingnya menjaga sungai sebagai sumber kehidupan. Lebih dari sekadar mencegah banjir, menjaga sungai berarti menjaga keberlangsungan generasi mendatang. Dengan kebersamaan, solusi sederhana pun dapat menjadi gerakan besar untuk menyelamatkan lingkungan. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik (Fatek) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) gelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat berupa Penyuluhan Mitigasi Bencana Banjir di Kantor Lurah Bertais, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram pada 18 September 2025. Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat Kelurahan Bertais dengan melibatkan seluruh dosen Prodi Teknik Sipil UMMAT.
Tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat terkait upaya mitigasi bencana banjir serta meningkatkan kesiapsiagaan warga dalam menghadapi potensi bencana. Dengan adanya penyuluhan ini, diharapkan risiko dan dampak yang ditimbulkan akibat banjir dapat diminimalisir.
Lurah Bertais menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini. “Kami sangat berterima kasih atas kegiatan penyuluhan mitigasi banjir ini. Harapan kami, kolaborasi semacam ini dapat terus dilaksanakan, tidak hanya terkait mitigasi kebencanaan, tetapi juga perencanaan infrastruktur perkotaan yang berkelanjutan di wilayah kami,”ujarnya.
Ketua Program Studi (Kaprodi) Teknik Sipil UMMAT, Ir. Adryan Fitrayudha, S.T., M.T., IPM., menekankan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam membangun ketangguhan menghadapi bencana.
Ir. Adryan Fitrayudha juga menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi kegiatan seremonial, tetapi juga langkah awal dari kerja sama yang berkelanjutan. “Melalui kegiatan ini kami berharap masyarakat Kota Mataram, khususnya di Kelurahan Bertais, dapat lebih siap dalam menghadapi potensi bencana banjir yang bisa terjadi kapan saja. Selain itu, kami ingin menjadikan kegiatan ini sebagai awal kolaborasi berkelanjutan antara Prodi Teknik Sipil UMMAT dengan masyarakat dalam berbagai program pengabdian,” ungkapnya.
Sesi penyampaian materi menghadirkan dua narasumber utama. Pertama, Bapak Adiman Fariyadin, S.T., M.T., dosen Teknik Sipil UMMAT, yang memaparkan materi tentang Mitigasi Bencana dengan menekankan pentingnya perencanaan tata ruang dan infrastruktur yang berorientasi pada pengurangan risiko banjir. Narasumber kedua adalah Bapak Musyawir, S.Pd., perwakilan dari Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), yang menyampaikan materi mengenai Kesiapsiagaan Masyarakat dalam menghadapi bencana banjir melalui langkah-langkah praktis dan berbasis komunitas.
“Secara umum, kegiatan ini berjalan lancar tanpa kendala berarti. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana menjaga kesinambungan program penyuluhan dan memastikan pengetahuan yang diperoleh dapat terus diaplikasikan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari”, tutup Kaprodi Teknik Sipil UMMAT. (HUMAS UMMAT)
Mataram,Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) sukses menyelenggarakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dengan tema “Peran Konsep Dasar Matematika di Beberapa Aplikasi.” Acara ini terlaksana atas kerjasama dengan Departemen Matematika FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Program Studi Matematika FMIPA Universitas Mataram (Unram).
Kegiatan yang digelar di Aula Utama FKIP UMMAT pada Sabtu (20/9/2025) ini diikuti oleh para guru matematika yang tergabung dalam MGMP Matematika SMA Kota Mataram. Kolaborasi ini diharapkan mampu memperkuat sinergi antarperguruan tinggi sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kompetensi guru dalam memahami serta mengajarkan konsep dasar matematika secara lebih aplikatif.
Dekan FKIP UMMAT, Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd.Si. menegaskan pentingnya kemitraan antarperguruan tinggi untuk kemajuan pendidikan di NTB. “FKIP khususnya Program Studi Pendidikan Matematika berkomitmen untuk terus menjalin kerjasama dengan kampus-kampus ternama seperti UGM dan Unram. Kegiatan pelatihan dan seminar seperti ini menjadi langkah strategis untuk memajukan pendidikan, sekaligus memberikan ruang bagi guru-guru di Kota Mataram dalam memperdalam pengetahuan dan keterampilan mereka,” ungkapnya.
Sebagai bentuk implementasi dari kerjasama tersebut, kegiatan PkM menghadirkan enam narasumber utama yang memiliki kompetensi di bidangnya, yaitu: Dr. Indarsih, M.Si. (UGM), Prof. Dr. Fajar Adi K., M.Si. (UGM), Prof. Dr. rer. nat. Indah Emilia W., M.Si. (UGM), Dr. Dwi Ertianingsih, M.Si. (UGM), Dr. I Gede Aditya Wisnu W. (Unram), dan Dr. Yunita Septiana Anwar, M.Sc. (UMMAT).
Para pemateri menyajikan topik yang tidak hanya bersifat teoritis tetapi juga aplikatif, mulai dari penerapan konsep dasar matematika dalam riset sains, teknologi, hingga kehidupan sehari-hari. Sesi presentasi berlangsung interaktif, diwarnai dengan antusiasme peserta yang aktif mengajukan pertanyaan serta berdiskusi langsung dengan para narasumber.
Kaprodi Pendidikan Matematika FKIP UMMAT, Abdillah, M.Pd., menyampaikan harapannya agar kegiatan ini tidak berhenti pada satu momentum saja, melainkan berlanjut dalam berbagai bentuk kerjasama yang lebih luas. “Kami berharap melalui kegiatan ini terjalin kolaborasi yang lebih kuat antar institusi pendidikan matematika di Indonesia. Seminar ini juga menjadi momentum penting untuk memperluas wawasan peserta tentang implementasi matematika dalam berbagai bidang serta memperkuat peran matematika sebagai ilmu dasar yang aplikatif dalam mendukung kemajuan masyarakat dan dunia pendidikan,” ujarnya. (HUMAS UMMAT)
Mataram,Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan perannya dalam mendukung program kesehatan masyarakat dengan turut memeriahkan Gebyar Nakes Vol. 2 Kota Mataram. Kegiatan yang berlangsung di Taman Sangkareang pada Sabtu (23/8) ini digelar sejak pagi hingga siang hari dan dihadiri ribuan masyarakat Kota Mataram dari berbagai kalangan.
Sejak pukul 06.30 WITA, suasana Taman Sangkareang sudah dipadati pengunjung. Stand booth FK dan FIK UMMAT menjadi salah satu titik yang paling ramai diserbu masyarakat. Melalui kegiatan ini, UMMAT tidak hanya menghadirkan pelayanan kesehatan gratis, tetapi juga membawa pesan edukasi penting tentang gaya hidup sehat sekaligus memperkenalkan kearifan lokal melalui konsep budaya Sasambo akronim dari Sasak, Samawa, dan Mbojo.
FK dan FIK UMMAT menghadirkan berbagai layanan pemeriksaan kesehatan gratis, mulai dari pengecekan kadar kolesterol, gula darah, hingga asam urat, yang disambut dengan antusias tinggi. Tak hanya berhenti di situ, para pengunjung juga diberikan kesempatan untuk berkonsultasi langsung dengan tenaga medis dan mahasiswa kesehatan UMMAT mengenai hasil pemeriksaan mereka.
Tidak hanya fokus pada aspek medis, FK dan FIK UMMAT juga menampilkan kreativitas dengan mengusung tema Sasambo. Dekorasi stand dipenuhi nuansa adat Sasak, Samawa, dan Mbojo, yang menghadirkan kekayaan budaya lokal dalam balutan modern. Pengunjung pun merasa lebih dekat, karena nuansa budaya yang ditampilkan memberikan suasana berbeda dibanding stand lainnya.
Kehadiran konsep budaya ini juga menjadi bentuk nyata dari komitmen UMMAT untuk tetap berakar pada nilai-nilai kearifan lokal, sekaligus menjadikan kegiatan kesehatan sebagai ruang edukasi yang inklusif, ramah, dan membumi.
Partisipasi dalam Gebyar Nakes Vol. 2 menjadi wujud kolaborasi antara tenaga dosen, mahasiswa, dan alumni FK serta FIK UMMAT. Para mahasiswa terlihat aktif melayani masyarakat, mulai dari melakukan pemeriksaan kesehatan, memberikan edukasi, hingga membantu pengunjung memahami pentingnya menjaga pola hidup sehat.
Meskipun tidak berhasil meraih predikat juara dalam lomba stand, kehadiran FK dan FIK UMMAT tetap menjadi sorotan positif dan diapresiasi banyak pihak. Kontribusi ini menjadi bukti nyata keterlibatan UMMAT dalam mendukung visi Kota Mataram sebagai kota sehat.
Pj. Dekan Fakultas Kedokteran UMMAT, Dr. dr. Fauzy Ma’ruf, Sp.Rad., Subsp.RI (K), SH., MH., M.Kes., menyampaikan bahwa partisipasi FK dan FIK UMMAT merupakan bentuk tanggung jawab moral universitas untuk hadir di tengah masyarakat.
“Partisipasi FK & FIK ini merupakan wujud nyata dari komitmen UMMAT dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat sekaligus mendukung peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan. Kami berharap melalui kegiatan Gebyar Nakes ini, masyarakat dapat merasakan manfaat langsung dari kehadiran civitas akademika, serta semakin mengenal peran FK dan FIK UMMAT sebagai mitra strategis dalam bidang kesehatan. Ke depan, kami ingin kontribusi ini terus berlanjut dan lebih banyak menghadirkan program inovatif yang bermanfaat, sehingga keberadaan UMMAT benar-benar dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.” ujarnya. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Lembaga Pengkajian, Pengembangan, Pengamalan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LP3IK) bersama Biro Administrasi Umum, Kepegawaian, dan Keuangan (BAUK) sukses menyelenggarakan Baitul Arqam (BA) Pegawai dan Service Excellent (SE). Kegiatan ini mengusung tema “Sinergi Bersama Menuju UMMAT yang Islami, Unggul, dan Berkemajuan” dan berlangsung pada 22–24 Agustus 2025 di Lombok Garden Hotel, Mataram.
Ketua Panitia, Ilham, M.Pd., BI., dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting bagi seluruh pegawai UMMAT untuk menyegarkan kembali nilai keislaman dan kemuhammadiyahan sekaligus meningkatkan profesionalitas kerja.
“Peserta terbagi dalam dua forum sesuai sistem perkaderan Muhammadiyah. Baitul Arqam menekankan aspek ideologi, akidah, ibadah, dan akhlak, sedangkan Service Excellent berfokus pada penguatan profesionalitas kerja dan pelayanan prima. Harapan kami, peserta bisa fokus mengikuti seluruh rangkaian acara agar manfaatnya benar-benar dirasakan untuk peningkatan kualitas individu maupun kelembagaan,” ujarnya.
Kepala LP3IK UMMAT, Dr. M. Anugrah Arifin, M.Pd.I., menegaskan bahwa kedua forum ini merupakan bagian integral dari penguatan tujuh ekosistem kampus Islami yang dirancang UMMAT. “QS. Al-Qasas ayat 26 menegaskan bahwa sebaik-baik pegawai adalah al-qowiyul amin, kuat dan dapat dipercaya. Dengan semangat itu, Baitul Arqam dan Service Excellent menjadi sarana memperbaiki kualitas diri sekaligus menumbuhkan amanah dalam tugas. Ideologi dan kualitas pelayanan harus berjalan beriringan agar UMMAT tampil sebagai kampus Islami, unggul, dan berkemajuan,” jelasnya.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menilai bahwa kegiatan tersebut merupakan investasi jangka panjang dalam membangun SDM UMMAT yang profesional, ideologis, dan berorientasi pada pelayanan terbaik. “Setelah kegiatan ini, hasilnya harus nyata, baik dalam peningkatan pelayanan kepada mahasiswa, dosen, maupun tenaga kependidikan. Baitul Arqam menanamkan ideologi kemuhammadiyahan, sementara Service Excellent memperkuat profesionalitas kerja. Keduanya adalah kombinasi yang tidak dapat dipisahkan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Rektor menekankan pentingnya membangun budaya kerja Islami, jujur, dan bertanggung jawab, mengingat tidak semua pegawai berlatar belakang Muhammadiyah. Karena itu, penguatan ideologi kemuhammadiyahan dan peningkatan kualitas pelayanan harus menjadi komitmen bersama.
Senada dengan itu, Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMMAT, Drs. H. Gulam Abbas, M.Si., menekankan bahwa keberhasilan pengembangan budaya akademik harus ditopang oleh karakter kolaboratif, profesional, jujur, dan amanah.
“Service Excellent adalah sarana penting untuk membangun etos kerja yang melayani dengan tulus dan penuh integritas, sementara Baitul Arqam memperkuat spiritualitas, akidah, dan akhlak pegawai. Perpaduan keduanya menjadi kunci agar UMMAT mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional,” ungkapnya.
Selama tiga hari pelaksanaan, peserta Baitul Arqam mendapatkan materi seputar sejarah dan ideologi Muhammadiyah, penguatan akidah, praktik ibadah sesuai tuntunan, serta pembinaan akhlak Islami. Sementara itu, forum Service Excellent difokuskan pada pelatihan etika pelayanan, komunikasi efektif, manajemen kerja, hingga simulasi pelayanan prima sesuai kebutuhan mahasiswa, dosen, dan stakeholder kampus.
Master of Training (MOT), Supratman, M.Pd.I., melaporkan bahwa peserta yang hadir terdiri atas 39 orang untuk forum SE (30 laki-laki dan 9 perempuan) serta 36 orang untuk forum BA. Ia menambahkan bahwa tindak lanjut kegiatan ini antara lain mengikuti pengajian Muhammadiyah minimal sekali sebulan, aktif dalam organisasi persyarikatan, membuat Kartu Tanda Anggota Muhammadiyah (KTAM), serta memperkaya literasi dengan buku-buku referensi Muhammadiyah.
Peserta terbaik SE diraih oleh Saniah (FKIP), Haryati (MBS UMMAT), dan Sanusin (Security). Sementara Indra Wijaya (Staff BPH) terpilih sebagai peserta teraktif. Untuk forum BA, peserta terbaik diberikan kepada Sigit Pranoto (Humas dan Protokoler), Vita Lestari (UPT P2W), dan Ahmad Masahur (Fakultas Pertanian), sedangkan Munandar (UPT PPTIK) terpilih sebagai peserta teraktif.
Ibu Nuraini, salah satu peserta SE, menyampaikan kesan positifnya. “Kami sangat berterima kasih atas kegiatan luar biasa ini. Ilmu dan semangat yang kami dapatkan menjadi bekal untuk memberikan pelayanan terbaik di UMMAT,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Toni Sabara, peserta BA. “Pelajaran yang kami dapatkan bukan hanya pengetahuan baru, tetapi juga motivasi spiritual. Bahkan, kami diajarkan untuk menebus kesalahan dengan infak, sebuah nilai ibadah yang sangat bermakna,” tuturnya.
Menutup kegiatan, Rektor UMMAT kembali menegaskan harapan besar agar hasil BA dan SE benar-benar terealisasi dalam tupoksi masing-masing pegawai. “Tujuan Baitul Arqam adalah memperkuat pemahaman Islam dan Muhammadiyah bagi staf, sementara Service Excellent harus membawa nilai tambah dalam pelayanan prima. Tahun 2026 kita menghadapi akreditasi universitas, maka seluruh komponen kampus harus berbenah,” tegasnya. (HUMAS UMMAT)
Sangiang, Kelompok 28 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) yang ditempatkan di Desa Sangiang, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, menggelar sosialisasi inovasi pemanfaatan sampah plastik menjadi paving blok pada Selasa, 19 Agustus 2025. Acara yang berlangsung di aula Kantor Desa Sangiang ini dihadiri oleh Kepala Desa beserta perangkatnya, seluruh kepala dusun, tokoh pemuda, tokoh adat, perwakilan KKN UNMBO, serta masyarakat desa.
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk kepedulian mahasiswa KKN terhadap isu lingkungan yang tengah dihadapi masyarakat Desa Sangiang, khususnya permasalahan sampah plastik yang menumpuk di kawasan pesisir. Sampah yang tidak tertangani dengan baik telah mencemari lingkungan, merusak keindahan pantai, sekaligus mengancam potensi wisata bahari yang kini menjadi kebanggaan desa.
Ketua Kelompok 28 KKN UMMAT, M. Ari Azhari, menyampaikan bahwa keresahan akan kondisi lingkungan menjadi alasan utama lahirnya gagasan pemanfaatan sampah plastik menjadi paving blok. “Salah satu hal yang menjadi alasan kami mengadakan sosialisasi ini ialah keresahan terhadap banyaknya sampah yang berserakan di pesisir laut Sangiang. Hal ini sangat merusak keindahan pantai, terlebih Sangiang kini sedang hangat diperbincangkan karena destinasi wisata baharinya. Melalui program ini kami ingin menghadirkan solusi, agar masyarakat tidak hanya membuang sampah sembarangan, tetapi juga mampu mengolahnya menjadi produk yang bermanfaat, bahkan berpotensi menjadi sumber pendapatan baru bagi desa,” jelas Ari.
Ia menambahkan bahwa program ini diharapkan menjadi langkah awal untuk membangun kesadaran kolektif masyarakat dalam mengelola sampah. Jika dikembangkan secara berkelanjutan, paving blok hasil olahan sampah plastik dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur desa sekaligus dijadikan produk ekonomi kreatif.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kelompok 28 KKN UMMAT, Erni Yustisiani, M.Sc., menekankan bahwa keberhasilan sebuah program tidak hanya bergantung pada ide inovatif, tetapi juga pada sinergi seluruh pihak. “Sinergi dan kerjasama antar seluruh elemen masyarakat desa menjadi kunci utama dalam mewujudkan keberhasilan setiap program. Dengan adanya komitmen bersama, program inovatif seperti ini tidak hanya berhenti di tahap sosialisasi, tetapi dapat berlanjut menjadi gerakan nyata yang memberi dampak jangka panjang bagi Desa Sangiang,” ujarnya.
Ia juga berharap agar pemerintah desa dan masyarakat dapat bersama-sama menjaga keberlanjutan program ini setelah KKN berakhir, sehingga manfaatnya tetap dirasakan oleh generasi berikutnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sangiang, A. Rasid, S.E., menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap inovasi mahasiswa KKN UMMAT yang dinilai sangat relevan dengan kebutuhan desa. “Kami sangat tertarik dengan program kerja adik-adik KKN UMMAT yang sangat inovatif bagi desa kami. Pemerintah desa akan senantiasa mendukung setiap program yang bermanfaat, khususnya terkait pengelolaan sampah yang sejak lama menjadi masalah esensial. InsyaAllah, kami akan menyiapkan bak sampah besar dan permanen khusus sebagai tempat pembakaran dan pencetakan paving blok. Selain itu, kami juga berencana menyiapkan mobil atau motor roda tiga untuk mengangkut sampah agar program ini dapat berjalan lebih optimal dan berkembang menjadi badan usaha desa,” tegasnya.
Menutup kegiatan, Ketua Kelompok 28 menambahkan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan melaksanakan praktik langsung pengelolaan sampah plastik menjadi paving blok bersama masyarakat sebagai tindak lanjut dari sosialisasi ini.
Kelompok 28 KKN UMMAT percaya bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya membawa pengetahuan, tetapi juga meninggalkan warisan berupa kesadaran baru bagi masyarakat untuk menjaga lingkungan sekaligus mengembangkan potensi ekonomi dari sesuatu yang sering dianggap tidak berguna. (HUMAS UMMAT)