Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali mengukir prestasi gemilang di kancah nasional dengan meraih penghargaan sebagai Terbaik 3 dalam Kategori Poster Terunik pada ajang Penganugerahan Abdi Daya Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa). Kegiatan bergengsi ini digelar oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Teknologi, Kementerian Riset dan Teknologi Dikti (Kemenristek Dikti) di Universitas Udayana, Bali, dari tanggal 7 hingga 9 November 2024.
Ajang Penganugerahan Abdi Daya PPK Ormawa tahun ini diikuti oleh 160 kelompok mahasiswa terbaik yang sebelumnya terpilih melalui seleksi ketat dari total 650 kelompok penerima hibah PPK Ormawa. Para peserta berasal dari berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia, menunjukkan keberagaman dan semangat kompetisi yang tinggi dalam menyusun serta menjalankan program-program inovatif.
HIMASTIM (Himpunan Mahasiswa Sistem Teknologi dan Informasi) dari Fakultas Teknik UMMAT menjadi satu-satunya kelompok dari kampus UMMAT yang lolos ke tahap Abdi Daya. Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras, komitmen, dan kreativitas mahasiswa dalam merancang program pengabdian masyarakat yang bermanfaat.
PPK Ormawa adalah inisiatif yang bertujuan untuk mendorong organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi agar terlibat langsung dalam kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat. Program ini dirancang untuk selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan berkontribusi nyata bagi kemajuan masyarakat di tingkat desa dan kelurahan.
HIMASTIM UMMAT dalam kompetisi ini mengusung program kreatif dan solutif yang mencerminkan semangat gotong royong serta pemanfaatan teknologi untuk pemberdayaan masyarakat. Karya yang mengantarkan mereka meraih penghargaan kategori poster terbaik menampilkan konsep yang unik, artistik, dan informatif.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menegaskan pentingnya peran mahasiswa dalam membangun masyarakat melalui program-program inovatif. “Prestasi ini tidak hanya milik HIMASTIM, tetapi milik seluruh civitas akademika UMMAT. Kami berharap pencapaian ini dapat memotivasi mahasiswa lain untuk lebih berani berinovasi dan membawa manfaat bagi masyarakat luas,” pesannya. Ia juga menunjukkan rasa kebanggannya “Kami sangat bangga atas pencapaian ini. Penghargaan ini menunjukkan bahwa kerja keras dan dedikasi mahasiswa UMMAT dalam melaksanakan program PPK Ormawa telah diakui di tingkat nasional,” tambahnya.
Ketua PPK Ormawa penyelenggara HIMASTIM, Utari Ardita, menyampaikan pengalaman berharga yang mereka dapat selama mengikuti program ini. “Kami belajar banyak tentang bagaimana mengimplementasikan ide kreatif dalam bentuk kegiatan nyata di masyarakat, dan pengakuan ini memacu kami untuk terus berkarya,” ujarnya dengan penuh semangat.
Ia juga berharap Semoga tahun depan seluruh bendera organisasi mahasiswa yang ada di UMMAT bisa berkibar di podium abdidaya ormawa yang di selenggarakan oleh belmawa kemdikbud, “Semoga kampus tercinta bisa melahirkan gen-gen unggul yang akan berdiaspora melakukan pengabdian dan membangun desa sehingga indonesia emas 2045 bisa benar-benar terwujud”, harapnya.
Dengan penghargaan ini, UMMAT semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu universitas terkemuka yang aktif mendorong dan mendukung kegiatan mahasiswa yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat. Capaian ini juga menjadi bukti bahwa UMMAT siap bersaing dan berkontribusi di level nasional, sekaligus mempersiapkan generasi muda yang berdaya saing tinggi dan berwawasan sosial.
Keberhasilan HIMASTIM UMMAT dalam ajang PPK Ormawa di Universitas Udayana, Bali, menjadi tonggak pencapaian yang menginspirasi untuk terus bergerak maju. Pencapaian ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan serupa di masa mendatang dan menjadikan pengabdian kepada masyarakat sebagai bagian integral dari kehidupan akademik di kampus (HUMAS UMMAT).
Mataram, Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) gelar kegiatan Studium Generale bertema “Integrating Artificial Intelligence with Islamic Values: Shaping the Future of Education, Communication, and Economics in the Digital Age.” Kegiatan ini bertujuan untuk menjembatani kecerdasan buatan (AI) dengan nilai-nilai Islam dalam mendukung perkembangan pendidikan, komunikasi, dan ekonomi yang beretika di tengah kemajuan era digital, Auditorium (30/10/2024).
Rektor UMMAT yang diwakili oleh Wakil Rektor IV, Dr. TGH. Zaenuddin, M.Pd.I., menyampaikan apresiasi kepada Dekan FAI beserta seluruh tim yang senantiasa menunjukkan komitmen tinggi dalam mengadakan kegiatan akademik yang inovatif dan bernilai Islami. “Kecerdasan manusia yang dibekali nilai-nilai keislaman mampu menghasilkan dampak positif yang luas di berbagai bidang,” ujarnya. Ia juga memaparkan visi misi UMMAT untuk memadukan intelektualitas dengan spiritualitas, mencetak generasi unggul yang tidak hanya kompeten tetapi juga berkarakter.
Seminar Nasional yang diadakan sebagai bagian dari Studium Generale ini menghadirkan pakar-pakar AI dan akademisi yang memberikan wawasan mendalam tentang integrasi teknologi dan Islam. Moderator Nurliyah memandu jalannya seminar dengan menghadirkan tiga narasumber yang berkompeten di bidangnya.
Prof. Dr. Badlihisham Mohd Nasir, Senior Lecturer Universiti Teknologi Malaysia, membahas peran AI dalam transformasi komunikasi Islam. Ia menyampaikan bahwa kecerdasan buatan memiliki potensi besar untuk memperkuat dakwah Islam dan memperluas jangkauan komunikasi dengan tetap menjunjung nilai-nilai etika Islam. “Di masa depan, AI dapat digunakan untuk memperkuat pesan-pesan positif yang selaras dengan ajaran Islam, memperbaiki interaksi sosial, serta mencegah penyebaran konten yang merusak moral,” jelasnya.
Selanjutnya, Dr. Hafiza Abas, Senior Lecturer Universiti Teknologi Malaysia mengupas topik “Integrity Artificial Intelligence with Islamic Values: Shaping the Future of Education, Communication, and Economics in the Digital Age.” Ia menyoroti pentingnya mengintegrasikan AI dengan nilai-nilai Islam agar teknologi ini memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat, khususnya dalam pendidikan dan ekonomi. Ia juga menyampaikan, “AI yang berlandaskan nilai-nilai Islam dapat berperan penting dalam membentuk ekosistem ekonomi yang berkeadilan, transparan, dan memberikan dampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat.” Jelasnya.
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) NTB, Dr. TGH. Falahuddin, M.Ag., turut menyampaikan pandangan terkait kebijakan pendidikan tinggi di Indonesia dalam merespons perkembangan teknologi digital. Ia menekankan pentingnya penyesuaian kurikulum pendidikan tinggi yang tidak hanya mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi perkembangan teknologi, tetapi juga membekali mereka dengan nilai-nilai moral agar siap menghadapi tantangan era digital. “Pendidikan tinggi harus menjadi benteng yang memadukan teknologi dengan spiritualitas, menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas tetapi juga berintegritas,” ungkapnya.
Selain sesi seminar, Studium Generale ini juga menyajikan Talk Show interaktif, di mana peserta diberikan kesempatan untuk bertanya langsung kepada para narasumber. Diskusi mencakup berbagai tantangan yang dihadapi dalam penerapan AI yang beretika, serta peluang AI sebagai alat pemberdayaan umat Islam di era digital. Para peserta, yang terdiri dari mahasiswa, dosen, serta praktisi di berbagai bidang, tampak antusias berdiskusi tentang masa depan AI yang lebih beretika dan bermanfaat bagi umat.
Kegiatan Studium Generale ini diharapkan mampu memberikan wawasan baru dan inspirasi bagi seluruh peserta, serta menjadi langkah awal bagi UMMAT untuk terus mengedepankan integrasi teknologi dan nilai-nilai Islam. Hal ini sejalan dengan komitmen UMMAT untuk menciptakan lulusan yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan tetapi juga memiliki moralitas yang tinggi (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Lembaga Kerja Sama dan Kantor Urusan Internasional (KUI) telah sukses menggelar Workshop Peningkatan Program Mobilitas Internasional Civitas Akademika. Workshop ini menjadi bagian dari upaya strategis untuk memperkuat program internasionalisasi di lingkungan UMMAT dalam rangka mewujudkan visi universitas yang unggul dan berdaya saing di kawasan ASEAN pada tahun 2028 (24/08/2024).
Workshop yang berlangsung dengan penuh antusias ini mengangkat berbagai topik krusial seperti program internasional dan hibah internasional, monitoring dan evaluasi (monev) kerja sama, Indikator Kinerja Utama (IKU) 6, izin belajar mahasiswa asing, hingga program Muhammadiyah Global Mobility. Tujuan utamanya adalah memperkuat kapasitas UMMAT dalam menghadapi tantangan global di dunia pendidikan tinggi.
Wakil Rektor IV UMMAT, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I, menegaskan pentingnya peningkatan kerja sama internasional untuk mencapai visi universitas yang diharapkan. “Kegiatan ini sangat penting untuk memperluas jaringan kerja sama internasional UMMAT, khususnya di kawasan ASEAN. Dengan peningkatan mobilitas internasional, kita akan mampu bersaing secara global dan membawa UMMAT ke panggung internasional,” ungkapnya.
Sesi workshop dipandu oleh Asbah, M.Hum, Kepala KUI dan moderator acara, yang menghadirkan sejumlah narasumber kompeten dalam bidang internasionalisasi pendidikan tinggi. Salah satu pembicara, Mr. Thomas Harding, dalam paparannya menekankan pentingnya penguasaan bahasa asing di kalangan civitas akademika UMMAT. “Untuk meningkatkan daya saing global, website UMMAT harus bilingual, promosi-promosi harus dalam bahasa asing yang dimengerti oleh calon mahasiswa asing sasaran atau minimal bahasa arab dan bahasa inggris,” ujarnya.
Ida Puspita, M.A. Res, Koordinator KUI PTMA Fasilitator program ICT dan IISMA Kemendikbud RI, juga sebagai narasumber utama, menjelaskan pentingnya perguruan tinggi untuk terlibat aktif dalam kegiatan berskala internasional. Menurutnya, internasionalisasi merupakan upaya strategis untuk meningkatkan kualitas akademik dan reputasi global perguruan tinggi. “Internasionalisasi dapat diwujudkan melalui berbagai inisiatif, seperti pembukaan kelas internasional, kerja sama penelitian dengan universitas asing, program pertukaran pelajar, dan publikasi ilmiah internasional,” tuturnya.
Ia juga menekankan bahwa globalisasi telah menciptakan dunia tanpa batas, yang memaksa institusi pendidikan tinggi untuk beradaptasi dengan realitas ini. Dalam era Global Village dan komunitas ekonomi ASEAN, perguruan tinggi harus menghasilkan lulusan yang memiliki perspektif internasional dan mampu bersaing di pasar global. Ini relevan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang mendorong mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman global,” jelasnya.
Dalam sesi berikutnya, Dr. Junaidin, M.Pd, Sekretaris APMU PTMA sekaligus Kepala LPMI UMMAT, membahas tentang pentingnya monitoring dan evaluasi mutu kerja sama untuk menjaga kualitas kemitraan internasional. “Kerja sama yang berkualitas memberikan manfaat besar bagi program studi, terutama dalam hal peningkatan kinerja tridharma perguruan tinggi, serta mendukung proses pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,” paparnya.
Junaidin menambahkan bahwa monev kerja sama di UMMAT telah dilengkapi dengan instrumen yang mengukur efektivitas kerja sama di berbagai bidang, seperti pengembangan SDM, teknologi, dan keuangan. “Target kami adalah mencapai 30% kerja sama internasional, sementara 35% lainnya terdiri dari kerja sama lokal dan nasional. Dengan demikian, kami dapat menciptakan sinergi yang kuat antara UMMAT dan mitra internasional,” ungkapnya.
Dalam kesempatan lain, DR.Hilman Syahrial Haq, SH.L.LM., Dekan Fakultas Hukum UMMAT, juga turut menyampaikan pandangannya terkait internasionalisasi di tingkat fakultas. Menurutnya, setiap fakultas di UMMAT perlu memiliki kuota untuk mahasiswa asing sebagai bagian dari upaya menuju internasionalisasi yang lebih kuat. “Kami sudah mempersiapkan borang selama sepuluh tahun terakhir untuk mendukung internasionalisasi, dan saat ini sedang diupayakan agar setiap fakultas bisa menarik mahasiswa asing,” ujarnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat kampus, termasuk Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni, Drs. Amil, MM, yang menyampaikan tantangan anggaran dalam mendukung internasionalisasi. “Program internasionalisasi memang membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, dan ini menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, kami terus berusaha mencari solusi untuk mendanai program ini agar dapat berkelanjutan,” jelasnya.
Sebagai tindak lanjut dari workshop ini, Asbah, M.Hum menegaskan bahwa Mahasiswa UMMAT harus terus menyiapkan diri untuk berkolaborasi dengan berbagai mitra luar negeri, ini ikhtiar terus menerus yang harus dilakukan agar sampai pada tujuan internasionalisasi. Oleh karena itu, program Muhammadiyah Global Mobility kita harus dukung bersama,” tutupnya.
Dengan pelaksanaan workshop ini, UMMAT semakin mantap dalam langkahnya untuk mewujudkan visi unggul dan berdaya saing di tingkat ASEAN, serta berkontribusi aktif dalam mencetak lulusan yang memiliki kompetensi global (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) kembali mencatatkan prestasi dengan sukses menyelenggarakan International Conference on Green Technology, Agricultural, and Socio-Economics (ICGTASE) 2024. Acara ini berlangsung meriah dengan dihadiri oleh peserta dari lima negara, yakni Italia, Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Mengusung tema “Integrating Green Technology, Agricultural Innovation, and Socio-Economic Development for Sustainable Futures,” konferensi ini berfokus pada kolaborasi internasional dalam upaya menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan melalui teknologi hijau, inovasi pertanian, dan perkembangan sosial-ekonomi (23/10/2024).
Ketua LPPM UMMAT, Dr. Ibrahim, M.Sc., mengungkapkan bahwa ICGTASE 2024 diikuti oleh total 43 lembaga atau universitas dari berbagai negara. Sebaran makalah yang dipresentasikan terbagi dalam tiga kategori utama, yaitu Green Technology dengan 13 makalah, Agriculture dengan 14 makalah, serta Socio-Economics yang mencatat 66 makalah. “Antusiasme yang tinggi dari para peserta menunjukkan semakin besarnya kesadaran akan pentingnya kolaborasi lintas disiplin untuk mencapai solusi berkelanjutan,” ujar Dr. Ibrahim.
Selain itu, Ia juga menegaskan bahwa keberhasilan acara ini tidak terlepas dari dukungan kuat beberapa perguruan tinggi mitra yang bertindak sebagai Co-Host. Di antaranya adalah Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Trunojoyo, Universitas Bina Nusantara, Universitas Mataram, dan Universitas Dian Nuswantoro. Dukungan ini memastikan penyelenggaraan konferensi berjalan lancar dan memberikan platform bagi para akademisi dan peneliti untuk berbagi ide serta hasil penelitian.
Tidak hanya itu, Ia juga menyampaikan apresiasi khusus kepada tiga keynote speaker yang hadir dalam konferensi ini, yaitu Prof. Dr. Nguyen Kim Loi dari Vietnam, Prof. Dr. Tatang Ary Gumanti dari Indonesia, dan Giacomo Ferretti, Ph.D dari Italia. Ketiga pembicara ini memberikan wawasan mendalam dan perspektif global yang relevan dengan tema konferensi. “Keberadaan keynote speakers yang berkualitas dari berbagai negara menambah bobot ilmiah konferensi ini dan membuka peluang kolaborasi lebih luas antarnegara,” lanjutnya.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA, menyambut hangat para keynote speaker, Ia juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh panitia, Co-Host, dan peserta atas dedikasi mereka dalam mensukseskan ICGTASE 2024. Ia menekankan bahwa acara ini bukan hanya sekadar pertemuan ilmiah, tetapi juga wadah untuk berbagi pengetahuan dan hasil penelitian yang dapat langsung diterapkan dalam masyarakat. “Saya berharap konferensi ini dapat melahirkan kolaborasi lintas negara yang menghasilkan solusi nyata bagi tantangan global di bidang teknologi hijau, pertanian, dan ekonomi sosial,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ia menambahkan bahwa UMMAT terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi ilmiah baik secara internal maupun eksternal. Salah satu langkah nyata adalah dengan rutin menyelenggarakan konferensi internasional seperti ICGTASE ini, yang menjadi platform bagi para akademisi untuk mempublikasikan karya ilmiah mereka. “Kami bangga bisa menyelenggarakan acara ini dan berharap bahwa melalui konferensi ini, kita dapat memajukan ilmu pengetahuan dan inovasi di berbagai bidang, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat,” tambahnya.
Peserta konferensi juga disuguhi berbagai sesi presentasi dan diskusi panel yang mendalam, di mana para peneliti dari berbagai disiplin ilmu memaparkan temuan terbaru mereka. Makalah yang dipresentasikan mencakup topik-topik seperti teknologi hijau untuk pengelolaan limbah, inovasi pertanian berkelanjutan, dan strategi peningkatan ekonomi masyarakat berbasis teknologi. Setiap sesi dipandu oleh moderator yang ahli di bidangnya, memastikan diskusi yang produktif dan saling memperkaya pengetahuan.
Acara ICGTASE 2024 ini tidak hanya menjadi ajang bagi para akademisi dan peneliti untuk berbagi ilmu, tetapi juga mempererat kerjasama antarnegara dalam menciptakan solusi untuk tantangan global yang semakin kompleks. Kolaborasi antara UMMAT dengan perguruan tinggi lain, baik di dalam maupun luar negeri, diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat nyata bagi dunia akademis serta masyarakat luas.
Dengan antusiasme yang tinggi dan kerjasama internasional yang kuat, ICGTASE 2024 menjadi bukti nyata bahwa UMMAT terus berinovasi dan berkontribusi aktif dalam dunia penelitian dan pengabdian masyarakat. Konferensi ini diharapkan menjadi awal dari banyak inisiatif berkelanjutan lainnya yang akan terus mendorong kemajuan di bidang teknologi hijau, pertanian, dan ekonomi sosial untuk masa depan yang lebih baik (HUMAS UMMAT).
Jakarta, Berlian Wahyu Rizaldi, mahasiswa semester 7 dari Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), berhasil menorehkan prestasi membanggakan dengan terpilih sebagai salah satu delegasi dalam Pelatihan Kader Pemimpin Muda Nasional (PKPMN) Angkatan V. Kegiatan yang berlangsung selama 16 hari, dari tanggal 1 hingga 16 September 2024, bertempat di Jakarta Pusat ini d iikuti oleh 108 delegasi muda yang dipilih dari seluruh Indonesia (17/09/2024).
Pelatihan ini diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (KEMENPORA RI) dan bertujuan untuk membentuk pemimpin muda yang tangguh, berwawasan kebangsaan, serta memiliki semangat untuk membawa perubahan positif di Indonesia. Berlian, yang berasal dari Dompu, Nusa Tenggara Barat, merasa terhormat bisa terlibat dalam kegiatan ini dan menyebut bahwa pengalaman tersebut sangat berharga dalam meningkatkan kemampuan kepemimpinannya.
Berlian mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapinya selama mengikuti kegiatan. “Tantangan yang saya hadapi dalam kegiatan ini adalah menyesuaikan diri dengan peserta lain yang luar biasa berprestasi. Mereka adalah orang-orang terbaik dari seluruh Indonesia,” ungkapnya. Tidak hanya itu, jadwal kegiatan yang sangat padat selama 16 hari juga menjadi tantangan tersendiri. Berlian dan peserta lainnya menjalani Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan oleh Lembaga Ketahanan Nasional di Jakarta dan Bogor selama seminggu penuh.
Selain itu, para peserta juga melakukan kunjungan ke berbagai lembaga kenegaraan dan organisasi penting di Indonesia, seperti KEMENPORA RI, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK RI), Majelis Permusyawaratan Rakyat & Dewan Perwakilan Rakyat (MPR & DPR RI), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK RI), serta beberapa organisasi lainnya. Mereka juga mengunjungi Monumen Nasional (Monas) dan Tanoto Foundation. Melalui rangkaian kunjungan ini, para peserta mendapatkan wawasan baru mengenai peran strategis lembaga-lembaga tersebut dalam mendukung kemajuan bangsa.
Selama kegiatan berlangsung, Berlian berusaha untuk aktif berpartisipasi, baik dalam sesi diskusi maupun tanya jawab. Ia juga mendapat kehormatan untuk menjadi dirigen pada malam inaugurasi yang dihadiri oleh pimpinan KEMENPORA RI. Momen tersebut menjadi salah satu pengalaman berharga yang akan selalu diingat oleh Berlian selama mengikuti pelatihan ini.
Mengambil pelajaran dari rangkaian kegiatan ini, Berlian menggarisbawahi pentingnya aksi nyata dari generasi muda. Ia menekankan bahwa pemuda harus tidak hanya berwacana, tetapi juga bertindak untuk membawa perubahan bagi negeri. Indonesian Youth Action menjadi tema utama dari pelatihan ini, yang mendorong peserta untuk berperan aktif dalam pembangunan bangsa.
Berlian juga mengungkapkan harapannya kepada sesama mahasiswa UMMAT agar lebih berani tampil dan beraksi untuk membawa perubahan di masa depan. “Saya berharap mahasiswa UMMAT bisa menjadi pemimpin yang tidak hanya berbicara, tetapi juga banyak melakukan aksi untuk perubahan negeri. Literasi, kolaborasi, dan aksi nyata adalah kunci untuk menjadi pemimpin masa depan,” katanya. Ia juga berharap agar UMMAT terus memberikan dukungan dan fasilitas kepada mahasiswa untuk mengembangkan diri dan mempersiapkan diri sebagai pemimpin masa depan. “UMMAT harus terus menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menyiapkan pemimpin-pemimpin masa depan, karena dukungan dari kampus sangat penting dalam menciptakan generasi pemimpin yang berintegritas,” tambahnya.
Pelatihan Kader Pemimpin Muda Nasional V ini telah menjadi ajang bagi Berlian Wahyu Rizaldi untuk membuktikan kapasitasnya sebagai pemimpin muda. Dengan semangat yang tinggi dan dedikasi yang kuat, Berlian telah membawa nama baik UMMAT dan menginspirasi rekan-rekannya untuk terus berkarya dan berprestasi di masa depan (HUMAS UMMAT).
Mataram, Berlian Wahyu Rizaldi, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), mencatatkan prestasi gemilang di kancah internasional. Berlian, yang saat ini duduk di semester 7 Jurusan Ilmu Hukum, berhasil meraih penghargaan The Most Adaptive Delegate dalam ajang International Youth Action and Conference (IYEC) ke-7 yang digelar di tiga negara, yakni Malaysia, Singapura, dan Thailand. Kegiatan ini berlangsung selama 7 hari, terhitung dari 24 hingga 29 Mei 2024, dengan diikuti oleh 77 delegasi pemuda dari berbagai negara.
Ajang IYEC 7 menjadi wadah bagi pemuda dari berbagai negara untuk saling berbagi gagasan dan merumuskan solusi bersama terkait isu-isu global, terutama yang berkaitan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Berlian bersama timnya fokus pada SDG’s Point 16 yang bertemakan perdamaian, keadilan, dan penguatan kelembagaan. Di balik prestasi yang diraihnya, Berlian mengaku menghadapi beberapa tantangan sebelum dan selama acara berlangsung.
“Tantangan terbesar yang saya hadapi sebelum kegiatan ini adalah membangun komunikasi yang baik dengan teman-teman kelompok yang berasal dari berbagai daerah dan latar belakang. Kami harus mempersiapkan proyek SDG’s Point 16 secara bersama-sama, dan ini membutuhkan adaptasi yang cukup besar dari segi komunikasi dan koordinasi,” ungkapnya. “Namun, Ia belajar bahwa dengan tekad dan keterbukaan, semua tantangan dapat dilalui.
Selama kegiatan berlangsung, Berlian juga dihadapkan pada tantangan beradaptasi dengan lingkungan internasional yang baru. Namun, dengan semangat dan kerja keras, ia tidak hanya mampu menyesuaikan diri, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam setiap sesi diskusi dan lokakarya yang diadakan. Atas usahanya yang luar biasa, Berlian dianugerahi penghargaan sebagai The Most Adaptive Delegate dari seluruh peserta.
International Youth Action and Conference ini tidak hanya menjadi ajang untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga membangun jejaring internasional antar pemuda dari berbagai negara. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi para peserta untuk berkolaborasi dalam memecahkan berbagai tantangan global, khususnya yang berkaitan dengan perdamaian, keadilan, dan penguatan kelembagaan yang kuat.
Berlian Wahyu Rizaldi berharap bahwa pengalaman dan prestasinya ini dapat menginspirasi mahasiswa UMMAT lainnya untuk turut berani mencoba hal-hal baru, baik di tingkat nasional maupun internasional. “Saya sangat berharap seluruh mahasiswa UMMAT bisa memiliki keberanian untuk mencoba hal-hal baru, menjalin kolaborasi dengan pemuda-pemuda di berbagai belahan dunia, dan membawa nama besar UMMAT ke level internasional melalui prestasi mereka,” ujarnya. Selain itu, Ia juga berharap UMMAT terus mendukung dan memberikan ruang yang luas bagi mahasiswa untuk berkembang dan berkontribusi dalam berbagai kegiatan global.
Penghargaan yang diraih oleh Berlian menunjukkan bahwa mahasiswa UMMAT tidak hanya mampu bersaing di tingkat nasional, tetapi juga di kancah internasional. Prestasi ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berprestasi dan mengharumkan nama UMMAT di mata dunia.
Selain tantangan yang dihadapi, Berlian juga mengungkapkan rasa syukur atas dukungan yang diterimanya, baik dari keluarga, teman-teman, maupun pihak kampus yang telah memfasilitasi partisipasinya dalam kegiatan internasional ini. “Saya berterima kasih kepada UMMAT yang telah memberikan dukungan penuh, baik dalam persiapan maupun selama kegiatan berlangsung. Dukungan ini sangat berarti bagi saya dalam menjalani seluruh proses, sehingga bisa memberikan yang terbaik dan mengharumkan nama UMMAT di tingkat internasional,” tambahnya.
IYEC 7 tidak hanya memberikan pengalaman yang berharga bagi Berlian, tetapi juga membuka peluang kolaborasi internasional yang lebih luas. Melalui proyek SDG’s Point 16 yang ia presentasikan bersama tim, Berlian belajar banyak tentang pentingnya penguatan kelembagaan yang adil dan inklusif, serta pentingnya peran pemuda dalam menciptakan perdamaian yang berkelanjutan.
Dengan semangat kolaborasi global dan kemampuan adaptasi yang kuat, Berlian Wahyu Rizaldi telah membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia, khususnya UMMAT, mampu berkiprah di panggung internasional. Prestasi ini diharapkan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya dan membawa nama baik UMMAT di kancah dunia.
UMMAT, sebagai institusi pendidikan yang selalu mendukung pengembangan potensi mahasiswa, turut berbangga atas pencapaian Berlian. Dukungan kampus dalam memfasilitasi mahasiswa untuk mengikuti kegiatan internasional menjadi salah satu upaya UMMAT dalam mencetak generasi muda yang siap bersaing secara global.
Ke depan, Berlian berharap agar lebih banyak mahasiswa UMMAT yang dapat mengikuti jejaknya, berani mencoba hal-hal baru, dan memanfaatkan setiap peluang yang ada untuk mengembangkan diri di tingkat internasional. Dengan begitu, ia yakin bahwa prestasi mahasiswa UMMAT akan terus mendunia, seiring dengan meningkatnya jejaring dan kolaborasi di kancah global (HUMAS UMMAT).