Indonesia untuk Palestina

MATARAMUniversitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) mendapat kunjungan dari salah satu imam Masjid Gaza Palestina sekaligus pengajar Ma’had Darul Qur’anul Karim Wa Sunnah, Syekh Mahmud Said Kamal Al-Khoir. Dalam menyambut kunjungan tersebut, UMMAT mengadakan Tabliq Akbar sebagai pengganti jadwal Imtaq yang rutin dilaksanakan 2 kali dalam satu bulan, (05/10).

Tabligh Akbar yang dilaksanakan di Masjid Darul Arqom Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Nusa Tenggara Barat tersebut mengusung tema “Indonesia untuk Palestina”. Kegiatan tersebut begitu antusias disambut oleh jama’ah yang sebagian besar merupakan civitas akademika Universitas Muhammadiyah Mataram mulai dari Badan Pembina Harian, Rektor, Para Wakil Rektor, Dekan, Wakil Dekan, Dosen, dan Karyawan, serta Mahasiswa. Selain itu, hadir pula anggota PWM NTB dan organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah yang ada di wilayah Nusa Tenggara Barat.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor UMMAT menyampaikan rasa syukurnya karena mendapat kunjungan langsung dari salah satu Imam Masjid yang ada di Gaza Palestina. Dr. H. Arsyad Gani menuturkan bahwa dalam Tabliq Akbar tersebut akan diceritakan kondisi terkini dan gambaran nyata mengenai keadaan yang ada di Palestina saat ini.

“Hari ini kita akan mendengarkan bersama terkait keadaan yang ada di Palestina. Baik kondisi warganya maupun fisik bangunannya, lebih-lebih keadaan Masjid al-Aqsha sebagai tempat yang dimuliakan oleh Allah SWT yang semestinya selalu ada di hati kita orang-orang yang beriman”, tuturnya.

Rektor UMMAT menambahkan, kegiatan tersebut menjadi ajang silaturrahim dengan saudara sesama Muslim sekaligus kesempatan untuk berdonasi dalam rangka meringankan beban atau membantu warga Palestina.

“Saya mengajak kita semua, selain kita hadir untuk mendengarkan kondisi Palestina sekarang, kita juga bisa mengeluarkan isi dompet kita dengan ikhlas dan sebesar-besarnya”, tambahnya.

Sebagai pengantar Tabliq Akbar tersebut, Syekh Mahmud Said Kamal Al-Khoir menyampaikan keadaan Palestina terkini. Beliau menceritakan bagaimana warga Palestina mempertahankan Masjid Al-Aqsha sebagai masjid yang dimuliakan Allah SWT dan berdiri diatas tanah kaum Muslimin yang penuh dengan kedamaian sebelumnya.

“Kami tetap mempertahankan tanah kami, tanah kaum Muslimin dengan tetap berada di Gaza Palestina meski berbagai bom dan siksaan terus dilakukan oleh Zionis Israel”, ceritanya.

Ia menambahkan bahwa jika dilihat di media massa, semua umat muslim tahu selama puluhan tahun rakyat di Palestina telah dijajah dan di usir dari tanah airnya sendiri oleh Zionis Israel. Umat Muslim diberbagai belahan dunia tentu ingin membantu berjihad, melakukan pembebasan dari kunkungan Zionis.

Meski begitu, Syekh Mahmud menjelaskan bahwa untuk melakukan jihad dalam pembebasan Palestina dari Israel, umat Muslim di Indonesia tidak harus melakukan jihad fisik dengan ikut berperang di sana, namun bisa melakukan jihad yang lain seperti jihad dakwah dan jihad harta. Jihad dakwah yaitu ketika umat muslim membantu dalam menyiarkan berita nyata (tidak hoax) yang dialami warga palestina baik melalui media massa maupun media social. Sementara jihad dalam bentuk harta adalah ketika memberikan bantuan logistik kepada mereka.

“Dengan begitu, umat Muslim di Indonesia mampu membuat masyarakat disana merasa terbantu dan bahagia. Kami warga Palestina merasa memiliki saudara Muslim yang menguatkan dan mendukung jihad kami”, jelasnya.

Selain itu, Syekh yang purna menghafal Al-Quran diusia 14 tahun tersebut menghimbau agar tidak cepat mempercayai berita yang mengatakan bahwa Palestina saat ini baik-baik saja. Atau Zionis Israel bisa hidup berdampingan dengan warga Palestina bahkan mengizinkan dengan mudah untuk sholat di Masjid Al-Aqsha. Ia menegaskan, hari ini Palestina tetap dijajah dan warganya masih terus disiksa.

“Warga Palestina tidak bisa sholat dengan tenang di masjid Al-Aqsha Mubarok karena tetap dijaga ketat oleh para Tentara Zionis. Jika bapak ibu menonton berita tentang kebaikan Israel untuk mengizinkan sembarang orang masuk ke masjid Al-Aqsha maka itu hanyalah sebuah pencitraan untuk mendapatkan pujian dari dunia”, tegasnya.(Dhie)

INDONESIA UNTUK PALESTINA

Bismillah,
Assalamu’alaikum Wr Wb.

MARI HADIRI & SYIARKAN…

TABLIGH AKBAR PEMBUKAAN IMTAQ SABTU PAGI
BERSAMA
??‍♀??‍♀ *: *Syeikh Mahmud Said Kamal Al-Khoir. (IMAM MASJID GAZA PALESTINA)??‍♀??‍♀

? TEMA: INDONESIA UNTUK PALESTINA

? Sabtu, 5 Oktober 2019 M

⏰ PUKUL 08.00 s.d. 09.30 WITA

?Tempat: Masjid DAARUL ARQOM PWM NTB,

BERDASARKAN INSTRUKSI REKTOR UMMAT :
untuk kelancaran kegiatan dan sebagai bentuk akhlak memuliakan tamu/pemateri, maka seluruh civitas akademika UMMAT HARUS HADIR lebih awal (Pukul 07.30 WITA) & Membawa Infaq Terbaik untuk Palestina.

???

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya : ”Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah memudahkannya jalan menuju surga”. (HR. Tirmidzi)

???

Wassalamu’alaikum Wr Wb.

MATARAM-Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, menegaskan bahwa terdapat lima dimensi kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah, yaitu dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, supervisi, kewirausahaan, dan sosial. Hal tersebut sejalan dengan tuntutan keterampilan di Abad 21 sekarang, yaitu kepala sekolah wajib menguasai keterampilan cara berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skills/HOTS).

Dalam rangka menumbuhkembangkan keterampilan dan kompetensi kepala sekolah, perlu dilakukan penguatan kompetensi melalui program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Penguatan Kepala Sekolah. PP Nomor 19 Tahun 2017 Pasal 15 ayat 1 butir b Pasal 54 ayat 1 bahwa beban kerja kepala satuan pendidikan sepenuhnya untuk pelaksanaan tugas manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan.

Rektor UMMAT menjelaskan landasan diadakan Diklat Penguatan Kepala Sekolah ini yaitu berdasarkan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 tahun 2018 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah. Sehubungan dengan telah di tetapkannya Peraturan tersebut, maka pemerintah melalui satuan kerja dan LPD menyelenggarakan diklat penguatan kepala sekolah yang dibiayai dengan dana Bantuan Pemerintah (Banpem).

“Peningkatan kompetensi kepala sekolah melalui program diklat penguatan kepala sekolah merupakan program yang tidak dapat dihindari, karena itu untuk mengimbangi antara pelaksanaan tugas pokok dan tugas fungsi kepala sekolah”, jelas Dr. H. Arsyad.

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan  Nomor 5497/B.B1.3/HK/2019 tanggal 29 Juli 2019, tentang Penetapan Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan yang Bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah Tahap 4, dan Surat Keputusan PPK LPPKS yang disahkan oleh KPA No. 3782/B.9.2/PR/1019 tanggal 20 Agustus 2019, tentang penetapan LPD, Universitas Muhammadiyah Mataram merupakan penerima Banpem penyelenggara diklat penguatan kepala sekolah di Nusa Tenggara Barat.

“Alhamdulillah UMMAT ditunjuk sebagai penerima dana bantuan pemerintah untuk menjadi lembaga penyelenggara diklat penguatan kepala sekolah di NTB”, tambahnya. 

Dr. Maemunah sebagai Ketua LPD UMMAT menerangkan bahwa penyelenggaraan kegiatan Diklat penguatan kepala sekolah akan diselenggarakan di lima (5) tempat yaitu Kabupaten Sumbawa, KSB, Kota Bima, Kota Mataram, dan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

“Masing-masing kabupaten/kota maupun provinsi memiliki jumlah sasaran kepala sekolah yang berbeda. Yaitu Kabupaten Sumbawa dengan 364 sasaran kepala sekolah, Kabupaten Sumbawa Barat dengan 37 sasaran kepala sekolah, Kota Bima dengan 73 sasaran kepala sekolah, Kota Mataram dengan 211 sasaran kepala sekolah, dan Provinsi Nusa Tenggara Baran dengan 236 sasaran kepala sekolah”, terangnya.

Lebih lanjut, Ketua LPD sekaligus Dekan FKIP UMMAT tersebut menyebutkan sasaran kepala sekolah antara kabupaten/kota maupun provinsi  didasarkan pada tingkat sekolah. “Untuk setiap kabupaten/kota sasarannya adalah kepala sekolah TK, SD dan SMP. Sedangkan Provinsi sasarannya adalah kepala sekolah SMA,SMK, dan  SLB”, imbuhnya.

Kegiatan yang bertujuan untuk memperdalam kemampuan Kepala Sekolah dalam memimpin dan mengelola satuan pendidikannya, serta memiliki performa sebagai Kepala Sekolah bagi seluruh warga sekolah tersebut akan dilaksanakan mulai September hingga November 2019.

Harapan terbesar penyelenggara kegiatan Diklat penguatan kepala sekolah tersebut adalah para kepala sekolah baik yang ada di kabupaten, kota, maupun provinsi memiliki kompetensi dalam menjalankan tugas pokok dan tugas fungsinya. “Pada akhir kegiatan Diklat penguatan kepala sekolah dengan sasaran lima (5) kabupaten/kota, dan Propinsi, saya berharap seluruh peserta lulus dengan nilai minimal Cukup Memuaskan”, harapnya. (Dhie)

ojk

MATARAMOtoritas Jasa Keuangan (OJK) menggandeng Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melatih para trainers untuk sosialisasi cara pengelolaan keuangan. Kegiatan yang dihadiri sekitar lima belas perguruan tinggi (PT) yang ada di pulau Lombok dan pulau Sumbawa itu akan berlangsung selama tiga hari yakni 20 hingga 22 Agustus 2019. Masing-masing perguruan tinggi diminta mengirim sepuluh orang dosen/pengajar untuk menjadi peserta. Kegiatan tersebut merupakan training of trainers (ToT) bersertifikasi bagi para dosen dan akademisi perguruan tinggi.

“Kegiatan ToT yang melibatkan dosen/pengajar sebagai peserta dan calon trainers ini adalah langkah yang tepat sebab mereka dapat mengedukasi mahasiswa terkait masalah keuangan. Selanjutnya mahasiswalah yang akan menyebarluaskan informasi penting tersebut kepada masyarakat umum”, jelas Dr. H. Arsyad Abd. Gani, M.Pd selaku Rektor UMMAT (20/8).

Harapannya, pemahaman tentang pengelolaan keuangan ini bisa tersebar luas kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan yang diadakan di kampus. “Kegiatan ToT ini cukup penting untuk diadakan karena melalui kegiatan seperti ini, peserta dalam hal ini dosen akan dilatih untuk menjadi instruktur masalah keuangan”, katanya.

Lebih lanjut ia menambahkan bahwa informasi keuangan perlu diketahui dan dipahami khalayak. Sudah saatnya masyarakat diberi pengetahuan masalah mengelola keuangan. “Ini akan menjadi amanah kita bersama, bapak ibu yang hadir pada hari ini untuk menyampaikan kepada mahasiswa dan masyarakat terkait tata cara pengelolaan keuangan. Dengan demikian, masyarakat kita menjadi masyarakat yang tangguh dan dewasa dalam masalah keuangan”, tambahnya.

Kepala Otoritas Jasa keuangan (OJK) NTB mengatakan bahwa secara umum OJK memiliki tugas untuk mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan sektor jasa keuangan di Indonesia. Dengan begitu tugas dan amanat OJK NTB yaitu untuk menjaga stabilitas sistem keuangan masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Barat.

“Kami berkomitmen untuk mewujudkan sektor jasa keuangan yang kokoh, stabil, tumbuh dengan sehat dan berperan optimal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat NTB”, tandas kepala OJK NTB, Farid Faletehan.

Dia peryaca bahwa dengan adanya pelatihan instruktur atau training of trainers tersebut, memudahkan OJK untuk mewujudkan cita-citanya yaitu masyarakat dapat mengelola keuangan dengan baik. Adapun langkah yang ditempuh yakni merubah mindset masyarakat. Saat keuangan membaik atau stabil, masyarakat harus berpikir untuk saving bila perlu untuk investing sehingga ketika keuangan berada pada titik yang lemah masyarakat tidak kesusahan, paling tidak dalam memenuhi kebutuhan primernya.

“Kami berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi pengelolaan keuangan agar tumbuh keuangan yang berkelanjutan dan stabil bagi masyarakat NTB khususnya dan Indonesia pada umumnya”, tegasnya. (Dhie)

KKN UMMAT

MATARAM-Kegiatan pembekalan KKN Angkatan XXXIII Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) telah dilaksanakan selama tiga hari yaitu pada hari/tanggal rabu-jum’at, 14-16 Agustus 2019. Dua hari pertama akan digunakan untuk pemaparan materi dan satu hari terakhir untuk evaluasi yang akan dilakukan oleh tim dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) UMMAT.

Kegiatan pembekalan tersebut diikuti oleh 547 peserta KKN yang dibagi menjadi 4 kelas. Dalam pembekalan KKN periode pertama tahun 2019 ini, LPPM sebagai lembaga penyelenggara menghadirkan beberapa pemateri dari luar kampus yaitu seperti Bursa Efek Indonesia (BEI) wilayah NTB, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTB, BKKBN Provinsi, dan Dinas Sosial NTB. Selain itu, panitia turut mengundang PWM NTB untuk menyampaikan materi “Strategi Pengembangan Cabang dan Ranting Muhammadiyah”. Sementara Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram berbicara tentang “Peran PTM dalam Pengembangan  Potensi Generasi Muda di Perdesaan”.

“Semua materi akan disampaikan dalam waktu dua hari sementara hari ketiga akan diisi oleh tim LPPM untuk membahas mekanisme pelaksanaan, teknik pelaporan, dan evaluasi KKN”, jelas ketua panitia, Suwandi, S.Ag., M.Pd.I.

Dari 547 mahasiswa yang mengikuti KKN periode pertama tahun 2019 ini, mereka dibagi menjadi 35 kelompok yang nantinya akan tersebar diseluruh pelosok NTB yaitu pulau Lombok, Kabupaten Sumbawa dan KSB, Kabupaten Dompu, dan juga Kabupaten Bima.

“Tahun 2019 ini mahasiswa KKN akan tersebar di seluruh pelosok, termasuk ujung timur NTB yaitu Kabupaten Bima. Masing-masing Kabupaten di NTB selain pulau Lombok, akan kita tempatkan 2 kelompok di desa yang sudah ditentukan oleh tim LPPM”, ujarnya. (Dhie)

berekspresi dalam lakon

MATARAM-Kegiatan pentas kolaborasi mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), dilaksanakan sejak tanggal 8 hingga 12 Juli 2019. Kegiatan yang  bertempat di aula rektorat lantai 1 tersebut begitu antusias dihadiri oleh mahasiswa, dosen, dan juga pimpinan.

Kegiatan tersebut merupakan bentuk aplikasi dari mata kuliah teater di prodi PBSI dan mata kuliah pendidikan seni tari dan drama di prodi PGSD untuk mahasiswa semester VI.

Selain untuk praktek pengambilan nilai akhir, pentas kolaborasi ini dilakukan untuk memberikan ruang kepada mahasiswa agar bisa berekspresi dalam lakon. Pentas kolaborasi ini juga termasuk proses pendewasaan mahasiswa melalui persiapan pementasan yang telah dilakukan kurang lebih tiga bulan.

“Mahasiswa bisa belajar dan berlatih secara mandiri bersama teman-teman sekelas. Mereka belajar untuk meninggalkan ego, menyatukan persepsi, menghasilkan kesepakatan, hingga menampilkan karya seni yang terbaik”, ujar Roby, dosen pengampu matu kuliah Teater.

Dalam kesempatan lain, ketua program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia menjelaskan bahwa pentas kolaborasi ini akan memberikan efek positif bagi mahasiswa untuk menyiapkan diri menjadi calon pendidik. Mahasiswa akan memiliki kecakapan sehingga sebagai calon guru mereka dapat memberikan pendidikan terbaik bagi generasi muda.

“Dengan pementasan kolaborasi tersebut mahasiswa akan terbentuk karakter, emosi, dan sikap sosial sebagai bekal melatih diri dalam memaknai perilaku, tanggung jawab, kejujuran, disiplin, percaya diri, kerja sama, mengontrol ego, serta mengasah empati dan kepekaan jiwa”, jelas Habiburrahman, M.Pd.

Kegiatan yang diadakan satu kali setahun ini, diharapkan dapat menjadi rutinitas di FKIP. Sehingga dapat terus menumbuhkan rasa cinta mahasiswa terhadap kesenian, terutama kesenian-kesenian yang ada di daerah NTB, yang kemudian akan dituangkan melalui naskah pementasan.

Proses pementasan tersebut, diawali dengan pembentukan kelompok dan dilanjutkan dengan pemilihan naskah. Naskah pementasan kemudian diserahkan sepenuhnya kepada kelompok untuk dapat diimprovisasi sesuai kesepakatan kelompok.

Dalam setiap kelompok, mahasiswa diberikan kewenangan untuk memilih para aktor dan aktris, kemudian memilih sutradara, astrada, penata musik, penata lampu, make up dan juga bagian konsumsi.

Pada pentas kolaborasi tahun ini, panitianya diketuai oleh Al Munawar, mahasiswa program studi PGSD. Sementara sekretarisnya adalah Reni Melati Sari, mahasiswa program studi PBSI. Selanjutnya susunan kepanitiaan yang lain merupakan gabungan dari kedua program studi tersebut. (Dhie)

UMMAT ADAKAN INTERNATIONAL GUEST LECTURE

MATARAM-Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Fakultas Teknik (FT) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) mengadakan acara “International Guest Lecture” dengan tema “Education in Uganda and Climate Change”. Prof. Dr. Nabalegwa Muhamud, M. Sci, Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Kyambogo-Uganda-Africa Timur merupakan pembicara utama dalam acara tersebut.

Acara guest lecture bertujuan untuk memahamkan dan memberi pengetahuan kepada mahasiswa agar nantinya mampu bermanfaat baik diranah lokal, nasional, maupun internasional. Untuk berkontribusi di kancah internasional, mahasiswa perlu dan penting untuk mengetahui sejarah dan iklim kehidupan suatu Negara.

Acara tersebut dibuka oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram dan dihadiri oleh dosen dari kedua fakultas pelaksana. Selain itu, mahasiswa juga cukup antusias untuk mengikuti acara tersebut. Terbukti sekitar 300 mahasiswa memadati Aula Rektorat lantai III UMMAT. Mahasiswa mengajukan berbagai pertanyaan dan menceritakan keadaan pendidikan di Indonesia. Bagi mahasiswa, acara tersebut merupakan kesempatan untuk bertukar pikiran demi pendidikan yang lebih baik.

“Kami sangat mengapresiasi acara-acara positif seperti ini karena kita bisa belajar. Selama itu baik, dari siapun dan dimanapun harus kita terima. Sikap dan pikiran yang terbuka akan menuntun kita pada keberhasilan yang lebih baik lagi”, ucap salah satu peserta.

Dalam sambutannya, Drs. H. Arsyad Abd. Gani, M.Pd selaku rektor menyatakan bahwa acara tersebut merupakan bukti hasil kerjasama dan komunikasi internasional yang selama ini dilakukan. “Titik tekan kita bukan pada banyaknya MoU yang ditanda tangani akan tetapi realisasi dari MoU itulah yang jauh lebih penting”, paparnya.

Acara guest lecture tersebut merupakan kerjasama UMMAT dengan Universitas Kyambogo-Uganda. “Setelah kita mengetahui bagaimana keadaan dan kualitas pendidikan di Uganda, maka kita bisa menawarkan kegiatan-kegiatan yang cocok atau kita bisa mengadopsi proses pendidikan mereka, harap Rektor UMMAT.

Lebih lanjut H.Arsyad Abd. Gani menyampaikan bahwa nantinya dosen dapat melakukan pertukaran mengajar atau melanjutkan program doctoral. Selain itu, mahasiswa dan karyawan juga memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan study exchange ke negara-negara yang telah melakukan hubungan kerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Mataram.

Sebelum menutup sambutan, Rektor berpesan kepada semua mahasiswa, dosen, dan seluruh hadirin untuk mendengarkan dengan seksama penyampaian materi sehingga hasil dari acara tersebut bisa maksimal.

“Saya meminta kepada saudara semua untuk serius mengikuti acara ini hingga selesai, karena tidak setiap saat kita mengadakan acara seperti ini. Semoga setelah guest lecture ini, kita bisa menginisiasi program-program yang berkualitas demi terwujudnya UMMAT yang unggul”, tutupnya. (Dhie)

PENGAJIAN RAMADHAN

SUMBAWAPimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) NTB menggelar pengajian Ramadhan di Hotel Suci Sumbawa, kemarin (17/5). Pengajian yang dihadiri unsur pimpinan Muhammadiyah tingkat wilayah dan daerah serta ortom dan amal usaha ini digelar hingga 19 Mei mendatang. “Pada tahun ini, pengajian Ramadhan mengusung tema Manhaj Dakwah Muhammadiyah untuk NTB berkemajuan,” jelas Ketua PWM NTB H. Falahuddin kemarin.

Ia menegaskan khittah perjuangan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah. Muhammadiyah dinilai bakal tetap mengedepankan nilai ideologi dakwah sebagai bagian dari khairu ummah yang menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Dalam gerakannya Muhammadiyah juga mengembangkan amal usaha, terutama di bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan social sebagai bagian dalam gerakan dakwah.

Melalui pengembangan amal usaha ini, Muhammadiyah ingin memberi kontribusi terbaik untuk pembangunan bangsa yang tersebar di seluruh penjuru tanah air. “Yang jelas gerakan Muhammadiyah murni sebagai gerakan dakwah dan tidak akan terlibat dalam dunia politik,” tegasnya.

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Sumbawa H. Faisal Salim mendukung penuh kegiatan ini. Ia menegaskan Muhammadiyah harus menjadikan dakwah sebagai gerakan utama. Suatu hal yang mendasari gerakan Muhammadiyah yaitu membebaskan manusia dari ketertindasan, kebodohan, dan penyakit, serta kemiskinan.

Dengan melihat sejarah pertumbuhan dan perkembangan Muhammadiyah, didalammya terdapat ciri-ciri khusus yang menjadi identitas dari hakikat atau jati diri Muhammadiyah. Yakni Muhammadiyah adalah gerakan Islam, gerakan Dakwah amar ma’ruf nahi munkar, dan gerakan Tajdid (pembaharuan). “Gerakan seperti ini yang harus didakwahkan oleh semua kader Muhammadiyah baik pimpinan maupun anggota,” tegasnya.

Pengajian Ramadhan ini juga dihadiri Bupati Sumbawa H.M. Husni Djibril. Ia mengaku bangga dan merasa terhormat diundang dalam kegiatan pengajian pimpinan Muhammadiyah se-NTB tersebut. Dihadapan sekitar 70 peserta pengajian, bupati mengaku memiliki ikatan khusus dengan Muhammadiyah. “Banyak guru saya, termasuk guru politik saya adalah tokoh Muhammadiyah,” ujarnya.

Bupati mengaku, kontribusi Muhammadiyah, termasuk di Sumbawa sangat besar. Muhammadiyah tidak hanya banyak membantu kemajuan daerah di segala bidang. Tapi juga banyak melahirkan kader pimpinan dan kader ummat, yang membawa bangsa dan daerah ini menjadi lebih baik.

“Kami berharap pengajian ini membawa berkah bagi masyarakat, terutama di Kabupaten Sumbawa,” harap Bupati Sumbawa tersebut.

SEMINAR KESEHATAN

MATARAM-Dalam rangka memperingati Milad Aisyiyah yang ke 105 Hijriyah, Pimpinan Wilayah Aisyiyah NTB bersama Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menggelar seminar kesehatan dengan mengusung tema “Imunoterapi sebagai Penemuan Dunia untuk Solusi Sehat dan Awet Muda” (4/5).

Imunoterapi merupakan bentuk perawatan kanker yang memanfaatkan sistem kekebalan tubuh (imun) manusia untuk melawan kanker. Imunoterapi mampu menghambat pertumbuhan sel kanker dengan memanfaatkan system imun hingga pada akhirnya dapat menyembuhkan pasien dari kanker.

Dalam sambutannya, Dekan FIK merasa bangga karena dapat memberikan sumbangsih dalam menyampaikan risalah pencerahan. Beliau berharap Muhammadiyah kedepannya akan semakin maju dengan terus memberikan sumbangsih positive baik untuk masyarakat umum, para ibu-ibu, maupun putri Muhammadiyah. “Dalam Milad Aisyiyah yang ke 105 ini, saya berharap akan lahir agent-agent pencerah sehingga Muhammadiyah dan Aisyiyah khususnya dapat menjadi organisasi pencerah untuk Indonesia berkemajuan”, tutur Nurul Qiyaam, M.Farm, Klin, Apt.

Setiap tahunnya kira-kira 8,2 juta orang meninggal karena berbagai jenis kanker (menurut data terbaru WHO). Saat ini diketahui ada lebih dari seratus jenis kanker yang menyerang manusia. Maka dari itu seminar ini sangat perlu dan penting untuk dilakukan dalam rangka mengedukasi masyarakat terutama mahasiswa dan ibu-ibu Aisyiyah agar dapat mengenali dan mencegah kanker sedari awal.

Ketua PWA NTB menyampaikan bahwa Aisyiyah merayakan milad yang ke 105 ini dengan mengangkat tema “Aktualisasi Risalah Pencerahan untuk Dakwah Melintas Batas”. Berdasarkan pidato Milad oleh ketua umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, risalah pencerahan ini mengadung pesan untuk menyebarluaskan dan mewujudkan beragama yang mencerahkan kehidupan. Selain itu, diantara pesan Risalah Pencerahan ialah agar warga Muhammadiyah dan umat Islam mengembangkan pandangan, sikap, dan praktik keagamaan yang berwatak tengahan (wasathiyah), membangun perdamaian, menghargai kemajemukan, menghormati harkat martabat kemanusiaan laki-laki maupun perempuan, menjunjung tinggi keadaban mulia, dan memajukan kehidupan umat manusia.

“Beragama yang mencerahkan juga dapat diwujudkan dengan mengembangkan khazanah iqra serta sikap hidup jujur, amanah, adil, ihsan, dan kasih saying terhadap seluruh umat manusia tanpa diskriminasi sebagai aktualisasi nilai dan misi Islam sebagai penyempurna akhlak dan penyebar rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil‘alamin)”, jelas Shofia Rawiana, ST.,MT.

Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Rektorat UMMAT ini resmi dibuka Bapak Drs. H.Arsyad Abd Gani, M.Pd. Dalam sambutannya, Rektor mengapresiasi PW Aisyiyah NTB yang menggagas kerjasama dengan FIK UMMAT dalam memeriahkan Milad yang ke 105 tahun dengan memanfaatkan fasilitas persyarikatan. “Kami mengucapkan selamat atas Milad Aisyiyah sekaligus mengapresiasi kerjasamanya dengan FIK UMMAT untuk melakukan risalah pencerahan”, ucapnya.

Rektor menambahkan bahwa proses edukasi terhadap masyarakat terutama kepada kader perempuan Muhammadiyah harus tetap menjadi prioritas. Dengan demikian, Aisyiyah dapat lebih tanggap dan peduli pada kemajuan kehidupan masyarakat sehingga tercipta masyarakat yang baldatun thoyyibatun warrobun ghafur.

Rektor juga mengharapkan Aisyiyah untuk memaksimalkan perannya dalam membentuk keluarga sakinah mawaddah warohmah. Harapan ini sengaja disampaikan oleh Rektor UMMAT berdasarkan cerita dan keluh dari beberapa kepala daerah dengan semakin tingginya tingkat perceraian di NTB. “Semoga Aisyiyah bisa lebih memaksimalkan perannya dalam mencerahkan kehidupan terutama dalam membentuk keluarga sakinah mawaddah warohmah”, tutup Rektor UMMAT tersebut. (Dhie)