Mataram, Sebagai wujud komitmen dalam mendukung pendidikan inklusif, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) dengan bangga mengumumkan pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD). Berangkat dari motto “UMMAT Ramah Disabilitas, Rumah bagi Semua”, unit ini hadir untuk memastikan layanan setara bagi penyandang disabilitas, baik mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, maupun masyarakat umum (22/11).
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyampaikan bahwa pembentukan ULD menjadi langkah strategis dalam menciptakan lingkungan kampus yang inklusif dan berkeadilan. “Pembentukan unit ini sangat diharapkan dapat memberikan pelayanan yang setara untuk penyandang disabilitas, sehingga UMMAT bisa menjadi rumah bagi semua,” ungkapnya.
Proses pembentukan ULD dimulai dengan digelarnya Workshop Pembentukan Unit Layanan Disabilitas pada 27 Juli 2024, yang melibatkan berbagai unit di tingkat fakultas dan universitas. Kegiatan ini bertujuan untuk menyatukan visi dalam menciptakan layanan inklusif di lingkungan UMMAT.
Workshop tersebut menghadirkan dua narasumber utama yakni, Perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, yang memberikan wawasan tentang urgensi pembentukan ULD dalam mendukung pendidikan ramah disabilitas dan Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni UMMAT, yang menjelaskan peran strategis ULD dalam mewujudkan kampus inklusif yang mampu mengakomodasi kebutuhan penyandang disabilitas.
Hasil dari workshop ini dituangkan dalam Surat Keputusan Rektor Nomor 190/II.3.AU/KEP/B/IX/2024, yang secara resmi menunjuk pengurus ULD UMMAT. Langkah ini menjadi pondasi kuat bagi UMMAT untuk melangkah lebih jauh dalam membangun pendidikan inklusif.
Sebagai upaya memperkuat kapasitas ULD, pada 7 November 2024 diselenggarakan Workshop Penyusunan Kebijakan Ramah Disabilitas. Kegiatan ini menghadirkan narasumber inspiratif, yaitu Ahmad Jaka, tokoh penyandang disabilitas yang dikenal luas sebagai inspirator inklusi, serta Nurliyah Nikmatul Hikmah, M. Kom., Ketua ULD UMMAT.
Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., menyampaikan pentingnya kebijakan yang mendukung pelayanan inklusif. “Workshop ini adalah langkah strategis untuk memperkuat ULD agar mampu memberikan layanan terbaik bagi sivitas akademika UMMAT dan masyarakat umum,” katanya.
Keberadaan ULD telah diperkenalkan kepada mahasiswa baru dalam rangkaian kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB). Sosialisasi ini bertujuan membangun pemahaman tentang pentingnya lingkungan kampus yang inklusif dan ramah disabilitas, sehingga tercipta budaya akademik yang mendukung kesetaraan.
Sebagai pengakuan atas komitmen dan kompetensinya, ULD UMMAT telah dipercaya sebagai mitra Kementerian Sosial Republik Indonesia dalam melakukan assessment kebutuhan penyandang disabilitas. Pada 31 Agustus 2024, Staff Khusus Menteri Sosial RI, Dr. Faozan Amar, S.Ag., MM., bersama Kepala Balai Sentra Paramita di Mataram, Raden Latifah Ningrum, menyerahkan bantuan kepada masyarakat sesuai hasil assessment yang telah dilakukan.
Selain itu, kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan kuliah umum bertema “Filantropi Islam dalam Meningkatkan Kemapanan Ummat,” yang dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk sivitas akademika UMMAT.
Ketua Pembentukan ULD, Hamdi, S.H.I., LL.M., menyampaikan rasa syukurnya atas kelancaran proses pembentukan unit ini. “Alhamdulillah, rangkaian kegiatan pembentukan ULD berjalan sesuai harapan. Dengan adanya unit ini, kami berharap UMMAT dapat memberikan layanan ramah disabilitas yang bermanfaat bagi sivitas akademika maupun masyarakat luas,” ujarnya.
Ketua ULD UMMAT, Nurliyah Nikmatul Hikmah, M. Kom., menjelaskan pentingnya keberadaan ULD di lingkungan kampus. “Langkah pertama kami adalah melakukan assessment kebutuhan penyandang disabilitas dan memberikan rekomendasi kepada pimpinan universitas terkait pengadaan sarana prasarana pendukung. Kami juga akan terlibat dalam setiap pembangunan gedung baru untuk memastikan aksesibilitas yang layak,” jelasnya.
Rangkaian pembentukan ULD ini didukung oleh hibah dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (KEMDIKBUD RISTEK). Dengan hadirnya ULD, UMMAT berharap dapat semakin mengukuhkan posisinya sebagai pelopor pendidikan inklusif di Nusa Tenggara Barat (HUMAS UMMAT).
Mataram, Siti Ainun Fadilah, mahasiswa semester 7 Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), mencatatkan prestasi membanggakan di ajang International Youth Goals #1 yang diselenggarakan di Singapura, Malaysia, dan Thailand. Kegiatan yang diikuti oleh 38 delegasi dari berbagai provinsi di Indonesia ini berlangsung dari 28 Oktober hingga 2 November. Ainun berhasil meraih Juara 3 Best Delegate serta mendapatkan penghargaan Best Team (07/11).
Mengikuti kegiatan internasional ini bukanlah hal mudah. Siti Ainun mengungkapkan tantangan utama yang dihadapinya adalah beradaptasi dengan peserta lain dari berbagai provinsi. “Setiap delegasi memiliki latar belakang pemikiran dan pengalaman yang berbeda, sehingga beradaptasi di awal cukup menantang. Namun, dengan semangat dan saling mendukung, kami akhirnya bisa saling memahami dan menjalani program ini dengan antusias,” ujarnya.
Tantangan komunikasi juga menjadi salah satu pengalaman unik yang dihadapi. “Di Thailand, beberapa penduduk lokal tidak terlalu memahami bahasa Inggris, sehingga kami harus berusaha lebih keras untuk berkomunikasi, terutama ketika ingin berbelanja atau bertanya arah. Pengalaman ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya fleksibilitas dan kepekaan budaya,” jelasnya.
Partisipasi aktif dalam diskusi juga memacu Ainun untuk lebih percaya diri. “Awalnya, saya merasa tidak yakin melihat delegasi lain yang sangat aktif dan berpengalaman. Namun, hal itu justru memotivasi saya untuk lebih berani berkontribusi dan berbicara, hingga akhirnya berhasil meraih penghargaan Best Delegate dan Best Team,” katanya dengan bangga.
Selama mengikuti International Youth Goals, Ainun terlibat dalam berbagai kegiatan yang memberikan banyak manfaat, seperti : University Visit, Delegasi mendapatkan wawasan tentang beasiswa dan pendidikan di universitas top dunia serta berdiskusi langsung dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI); Kunjungan KBRI/KRI, Mempelajari peran diplomatik Indonesia di luar negeri serta layanan konsuler yang diberikan; Seminar Internasional, Seminar ini menghadirkan pembicara global yang membahas isu-isu terkini, memperluas pengetahuan delegasi tentang perkembangan internasional; Forum Diskusi, Diskusi yang melibatkan berbagai delegasi untuk bertukar pandangan tentang isu-isu penting, membangun pemahaman baru, dan melatih kemampuan analisis; Scholarship Talkshow, Talkshow informatif tentang peluang beasiswa di luar negeri dan tips pendaftaran yang sukses; Awarding Session, Mengapresiasi kontribusi para delegasi, di mana Siti berhasil mendapatkan penghargaan di dua kategori; Gift Exchange, Tradisi tukar cenderamata antar-delegasi untuk mempererat hubungan; dan Trip, Perjalanan ke Singapura, Malaysia, dan Thailand untuk mempelajari budaya, sejarah, dan teknologi lokal.
Ainun berharap lebih banyak mahasiswa UMMAT yang terinspirasi untuk mengikuti program-program internasional. “Manfaatnya luar biasa, mulai dari memperluas jaringan pertemanan, mengenal budaya baru, hingga membangun kemampuan komunikasi lintas budaya,” ujarnya.
Ia juga mengajak UMMAT untuk lebih mendukung mahasiswa dalam mengikuti program internasional. “Dukungan kampus sangat berarti agar lebih banyak mahasiswa bisa ikut serta dan memperoleh pengalaman berharga seperti ini,” tambahnya.
Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kerja Sama UMMAT, Asbah, M.Hum., mengapresiasi prestasi Ainun. “Sebagai Kepala KUI dan Kerja Sama UMMAT, saya mengucapkan selamat yang sebesar-besarnya kepada mahasiswa UMMAT yang berhasil meraih prestasi dalam program International Youth Goals. Prestasi ini merupakan bukti nyata dari semangat dan dedikasi generasi muda dalam berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan dan membawa nama baik universitas di kancah internasional. Kami bangga melihat semakin banyak mahasiswa UMMAT yang berpartisipasi aktif dalam program-program bertaraf internasional, yang sejalan dengan gerakan internasionalisasi UMMAT dan juga mendukung ikhtiar Muhammadiyah Global Mobility PTMA,” bangganya.
Gerakan internasionalisasi ini bukan hanya tentang membawa dan memperkenalkan UMMAT dan Muhammadiyah ke dunia internasional, tetapi juga tentang membawa dunia kedalam UMMAT dan Muhammadiyah. “Dengan terus meningkatkan kerjasama dan partisipasi dalam berbagai kegiatan internasional, kita optimis UMMAT dapat terus tumbuh sebagai universitas yang berdaya saing global dan siap melahirkan generasi pemimpin yang berwawasan internasional. Mari bersama kita wujudkan visi ini demi kemajuan kita bersama dan untuk kemaslahatan masyarakat dunia yg berkelanjutan dunia yang damai tempat yang nyaman untuk kita semua,” tutupnya (HUMAS UMMAT).
Jakarta, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali mengukir prestasi dalam ajang bergengsi tingkat nasional. Dua mahasiswa Fakultas Agama Islam (FAI) dari Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) berhasil meraih prestasi membanggakan di ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Mahasiswa Pendidikan Tingkat Nasional 2024 yang diadakan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Wahyu Fahmi Arsyad, mahasiswa semester tiga, meraih Juara I dalam kategori putra, sementara Raudatam Mirriadil Jinan berhasil menyabet Juara III dalam kategori putri (05/11).
Wahyu Fahmi Arsyad, yang berasal dari Kr. Kemong, Cakranegara, Mataram, menyampaikan rasa syukur dan kegembiraannya atas prestasi ini. “Alhamdulillah, saya sangat bahagia. Ini pertama kalinya saya meraih Juara I di tingkat nasional. Bertemu dengan orang-orang hebat di kompetisi ini sempat membuat mental saya sedikit goyah, apalagi saya tampil di urutan terakhir. Tapi, Allah memudahkan jalan saya hingga bisa memberikan yang terbaik,” ujar Wahyu. Ia juga berharap agar keberhasilannya ini menjadi motivasi bagi teman-teman lainnya. “Semoga ini bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman untuk terus istiqomah dalam menjaga hafalan Al-Qur’an dan semangat dalam murojaah,” tambahnya.
Tidak hanya Wahyu, Raudatam Mirriadil Jinan, mahasiswa FAI yang turut serta dalam kategori putri, berhasil menorehkan prestasi sebagai Juara III. Prestasi ini tidak hanya mengharumkan nama UMMAT, tetapi juga menguatkan komitmen FAI dalam membina mahasiswa untuk berprestasi di berbagai bidang, khususnya dalam keahlian menghafal dan memahami Al-Qur’an.
Wakil Dekan II FAI, Mardiyah Hayati, M.Pd., mengungkapkan rasa bangga dan terharunya atas pencapaian para mahasiswa tersebut. “Kami sangat terharu dan bangga dengan capaian dua mahasiswa kami dari Program Studi Pendidikan Bahasa Arab dalam ajang MTQ Mahasiswa Pendidikan Tingkat Nasional 2024 ini. Ini adalah bukti nyata dari kerja keras dan komitmen mereka dalam memperdalamAl-Qur’andi laboratorium Qur’an Centre FAI. Sebagai pembina, kami berharap ilmu dan prestasi ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi dapat menginspirasi dan ditularkan kepada mahasiswa UMMAT secara keseluruhan,” ujar Mardiyah.
Prestasi yang diraih oleh Wahyu dan Raudatam ini tak lepas dari peran pembina Qur’an Centre FAI yang terus membimbing dan mendukung mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur’an. Dukungan dari pihak universitas, mulai dari fasilitas hingga pelatihan, juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan mereka di ajang nasional ini. Mardiyah juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pembina Qur’an Centre FAI yang turut berkontribusi dalam pencapaian ini. “Kami berterima kasih kepada para pembina Qur’an Centre FAI yang senantiasa membimbing dan mendampingi para mahasiswa, serta pihak universitas atas fasilitas yang diberikan sehingga mahasiswa kami dapat meraih prestasi yang luar biasa,” tambahnya.
Pencapaian ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak mahasiswa untuk terus berkompetisi, mengasah kemampuan mereka, dan meningkatkan prestasi di kancah nasional maupun internasional, membawa nama baik UMMAT dan Nusa Tenggara Barat (HUMAS UMMAT).
Mataram, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Korps Sukarela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menunjukkan komitmennya dalam membina generasi muda yang tanggap dan siap siaga dalam menghadapi situasi darurat, melalui Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) yang ke-17, yang dirangkaikan dengan acara pelantikan kepengurusan baru untuk periode 2024/2025. Kegiatan yang mengusung tema “Mewujudkan Regenerasi Pemimpin yang Menjunjung Tinggi Kualitas Keanggotaan dengan Jiwa Persaudaraan” ini bertujuan mencetak generasi relawan yang profesional, berdedikasi, serta memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat (04/11).
Ketua panitia pelaksana, Era Susanti, mengungkapkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 29 peserta calon anggota baru KSR PMI. Para peserta akan mengikuti berbagai pelatihan yang dirancang untuk membentuk keterampilan dasar dalam membantu masyarakat saat menghadapi situasi darurat. Menurut Era, program pelatihan ini tidak hanya fokus pada keahlian teknis, tetapi juga memperkuat mental dan jiwa kemanusiaan para calon anggota.
“Melalui Diklatsar ini, kami berharap bisa mencetak relawan yang memiliki komitmen kuat untuk menjalankan misi kemanusiaan, mampu bekerja di bawah tekanan, serta sigap dalam menghadapi berbagai kondisi,” jelasnya.
Ketua KSR PMI UMMAT, Frasiska Magfiratun Ramadhani, turut menyampaikan harapannya agar kegiatan pelantikan dan Diklatsar ini mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bekerja sama dalam tim dengan baik. Ia menekankan bahwa semangat persaudaraan dan solidaritas adalah fondasi utama dalam menjalankan tugas sebagai relawan. “Harapan saya melalui pelantikan dan Diklatsar ini, semoga tercipta SDM yang berkualitas, baik di kepengurusan 2024/2025 serta calon anggota, yang mampu bekerja sama dengan baik dalam tim,” ujarnya penuh optimisme.
Dr. Erwin, M.Pd., Wakil Rektor III UMMAT, menegaskan bahwa pelantikan dan pembukaan pelatihan ini harus dijadikan refleksi bagi kepengurusan baru. Ia mengingatkan bahwa menjadi pengurus KSR PMI bukan sekadar memegang jabatan, tetapi merupakan amanah besar yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. “Pelantikan dan pembukaan pelatihan ini harus menjadi refleksi bagi kepengurusan baru agar mampu melanjutkan warisan kepengurusan sebelumnya dan mempertahankan eksistensi organisasi. Pengurus saat ini perlu berupaya menciptakan inovasi dan meraih prestasi,” tegasnya.
Rangkaian Diklatsar ini meliputi latihan fisik yang dirancang untuk meningkatkan ketahanan dan kekuatan para calon anggota, pelatihan dasar pertolongan pertama yang memberikan pemahaman mengenai penanganan luka dan cedera, serta penanganan korban bencana yang mencakup evakuasi dan koordinasi dalam kondisi darurat. Para peserta juga diperkenalkan dengan kode etik relawan PMI sebagai pedoman utama dalam bertindak dan berinteraksi dengan masyarakat.
Selain pelatihan teknis, Diklatsar ini juga menekankan pada pentingnya kerja sama dan komunikasi tim melalui simulasi penanganan bencana. Dalam simulasi ini, para peserta harus menghadapi berbagai skenario darurat yang dirancang untuk memberikan pengalaman nyata dan membekali mereka dengan keterampilan manajemen krisis. Melalui kegiatan ini, para calon anggota tidak hanya belajar mengenai teknis pertolongan pertama tetapi juga dihadapkan pada tantangan kepemimpinan dan pengambilan keputusan di lapangan (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Lembaga Pengkajian Pengamalan Pengembangan Islam dan Kemuhammadiyahan (LP3IK) kembali melaksanakan kegiatan Baitul Arqam Mahasiswa (BAMA) bagi mahasiswa baru Tahun Akademik 2024/2025. Dengan tajuk Internalisasi Spirit Ibadah dan Ideologi Muhammadiyah Menuju Ekosistem Kampus Islami, BAMA kali ini ditujukan untuk memperkuat karakter mahasiswa UMMAT dalam mewujudkan nilai-nilai Islam dan kemuhammadiyahan dalam kehidupan sehari-hari (01/11).
Ketua Panitia Pelaksana BAMA, Ilham, M.Pd.Bi., mengungkapkan bahwa tahun ini BAMA diikuti oleh 1.796 mahasiswa yang tersebar di seluruh fakultas UMMAT. “Kegiatan BAMA ini akan berlangsung setiap hari Sabtu dan Ahad selama dua bulan ke depan dalam delapan gelombang, dimulai pada 2 November hingga 22 Desember 2024,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa pelaksanaan BAMA kali ini dirancang lebih intensif dengan sistem per fakultas, dimulai dari Fakultas Teknik yang jumlah pesertanya paling banyak, dan diikuti oleh fakultas-fakultas lainnya.
Ketua LP3IK, M. Anugerah Arifin, M.Pd.I., menyampaikan pentingnya kegiatan ini sebagai proses pembinaan mahasiswa baru. “BAMA ini adalah program wajib yang bertujuan untuk menginternalisasi nilai ibadah dan memperkenalkan ideologi Muhammadiyah. Ini adalah syarat yang harus dipenuhi mahasiswa sebelum mengikuti PKL, KKN, yudisium, hingga wisuda,” ungkapnya. M. Ia juga berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadi landasan yang kuat bagi mahasiswa dalam menjalani kehidupan kampus yang Islami serta memiliki pandangan hidup Muhammadiyah.
Rektor UMMAT yang diwakili oleh Wakil Rektor IV, Dr. TGH. Zaenuddin, M.Pd.I., mengingatkan bahwa ada tiga aspek utama yang diharapkan dari kegiatan ini: Iman, Islam, dan Ihsan. “Melalui BAMA, mahasiswa diharapkan bisa memperkuat iman mereka, memahami Islam secara komprehensif, dan mengaplikasikan prinsip Ihsan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya. Menurutnya, kombinasi dari ketiga nilai tersebut akan membentuk karakter mahasiswa yang unggul dan memiliki integritas.
Di sisi lain, Ketua BPH UMMAT, Drs. H. Ghulam Abbas, M.Si., menegaskan bahwa Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) memiliki peran yang unik dan penting dalam memajukan umat dan bangsa. “PTMA melalui AIK-nya bertugas membentuk generasi yang berwawasan luas dan bijak dalam berpikir. Kampus ini bukan hanya sekadar lembaga pendidikan, tetapi tempat bagi para ulul albab untuk berkumpul dan mengembangkan pemikiran mereka,” jelasnya. Ia berharap mahasiswa yang mengikuti BAMA mampu menjadi generasi pemikir yang kritis dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Puncak dari kegiatan pembukaan BAMA ini adalah kuliah umum yang disampaikan oleh Wakil Sekretaris Majelis Pembina Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) PP Muhammadiyah, Dr. Imam Mahdi, MA. Dalam paparannya, beliau menyoroti pentingnya membangun spirit ibadah dan ideologi Muhammadiyah di tengah tantangan dunia digital saat ini. “Tantangan terbesar yang dihadapi mahasiswa sekarang ini adalah kecanduan terhadap dunia digital, di mana segala aktivitas sehari-hari hampir selalu melibatkan handphone,” paparnya. Dr. Imam Mahdi juga mengingatkan bahwa mahasiswa harus mampu memanfaatkan teknologi dengan bijak serta tetap memegang teguh nilai-nilai Islam dan Muhammadiyah sebagai pedoman hidup.
Dengan terselenggaranya kegiatan BAMA ini, diharapkan mahasiswa UMMAT dapat memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Muhammadiyah dalam kehidupan kampus dan keseharian mereka. Program ini diharapkan mampu membentuk generasi muda yang tidak hanya berprestasi secara akademis, tetapi juga memiliki landasan spiritual dan moral yang kuat, sehingga siap menjadi agen perubahan positif bagi masyarakat dan bangsabangsa (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) gelar Penandatanganan Perjanjian Kerjasama dan Kuliah Umum antara Fakultas Hukum, Fakultas Teknik UMMAT bersama Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU). Acara ini dihadiri oleh perwakilan pimpinan UMMAT, pihak KPPU, serta dosen dan mahasiswa. Kerjasama ini menjadi langkah awal dalam membangun pemahaman bersama mengenai pentingnya persaingan usaha yang sehat sebagai landasan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan (31/10/2024).
Dr. Zaenuddin, M.Pd.I., Wakil Rektor IV UMMAT yang mewakili Rektor UMMAT, mengucapkan rasa syukur atas kehadiran KPPU di kampus UMMAT. Ia menyoroti perjalanan UMMAT yang kini telah berusia 44 tahun, dengan jumlah mahasiswa mencapai 10.700, tersebar di tujuh fakultas dan termasuk program PPG. “Visi UMMAT untuk menjadi universitas yang Islami, unggul, dan berdaya saing di kawasan ASEAN adalah tantangan besar. Namun, melalui kolaborasi seperti ini, tantangan tersebut dapat lebih mudah dicapai,” ungkapnya. Ia menambahkan, “Alhamdulillah hari ini KPPU hadir untuk menjalin MoU dengan Fakultas Hukum dan Fakultas Teknik UMMAT, yang semoga menjadi langkah baik bagi kita semua.” tambahnya.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama KPPU, Daswin Nur, SE., ME., memberikan apresiasi terhadap UMMAT yang menyambut baik inisiatif kerjasama ini. Ia menekankan pentingnya menciptakan budaya usaha yang sehat dan logis, selaras dengan upaya pemerintah untuk mendukung iklim kompetisi yang adil. “Harapan kami, kolaborasi ini akan melahirkan banyak hal positif dan bermanfaat bagi kedua belah pihak, khususnya dalam upaya edukasi publik mengenai regulasi dan penegakan persaingan usaha di Indonesia,” tutur Daswin. Ia juga mengajak mahasiswa untuk aktif berpartisipasi dalam mewujudkan persaingan usaha yang sehat melalui praktik dan kajian akademik.
Acara dilanjutkan dengan Kuliah Umum bertajuk “Tugas dan Fungsi KPPU untuk Ekonomi Berkemajuan” yang disampaikan oleh Dr. Rhido Jusmadi, SH., MH., Komisioner Anggota KPPU. Dr. Rhido menjelaskan berbagai aspek dari tugas KPPU dalam mengawasi persaingan usaha di Indonesia, mulai dari regulasi, penegakan hukum, hingga penanganan berbagai kasus monopoli dan praktik kartel yang merugikan konsumen. “KPPU berperan penting dalam memastikan iklim usaha tetap kompetitif. Dengan kompetisi yang sehat, kita dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan,” ujarnya.
Mahasiswa yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi selama kuliah umum, mengajukan pertanyaan terkait berbagai isu seperti perlindungan konsumen, regulasi persaingan usaha, dan tantangan dalam mengawasi perusahaan besar yang mendominasi pasar. Diskusi yang berlangsung aktif tersebut menunjukkan tingginya ketertarikan mahasiswa terhadap isu persaingan usaha yang diatur oleh KPPU.
Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat bagi civitas akademika UMMAT tetapi juga memperkaya wawasan mahasiswa terkait isu-isu hukum dan persaingan usaha. Dr. Zaenuddin menyatakan bahwa UMMAT terbuka terhadap peluang kerjasama lebih lanjut dengan KPPU di bidang riset dan pelatihan yang akan melibatkan mahasiswa dan dosen untuk mendalami studi kasus dan analisis peraturan persaingan usaha di Indonesia (HUMAS UMMAT).