Mataram, 10 Maret 2025 – Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) secara resmi melepas mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengembangan Persyarikatan dalam sebuah acara yang berlangsung dengan khidmat. Program ini bertujuan untuk memperkuat cabang dan ranting Muhammadiyah di berbagai wilayah, sekaligus memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam pengabdian kepada masyarakat.
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UMMAT, Dr. Sri Rejeki, M.Pd., menyampaikan bahwa KKN ini diikuti oleh 44 mahasiswa yang dibagi dalam enam kelompok. Mereka akan ditempatkan di dua wilayah utama, yakni Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Mataram dan PDM Lombok Barat. Lebih rinci, peserta akan disebar ke berbagai Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), termasuk PCM Ampenan, PCM Tanjung Karang, PCM Sekarbela, PCM Pagutan, PCM Lembar, serta PCM Karang Bongkol.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., dalam sambutannya menekankan pentingnya pengembangan persyarikatan melalui kerja sama dengan PCM di berbagai wilayah. Ia menyampaikan bahwa program ini merupakan tindak lanjut dari hasil evaluasi internal yang menunjukkan adanya kemerosotan dalam aktivitas persyarikatan Muhammadiyah di beberapa cabang dan ranting. Oleh karena itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berikhtiar untuk kembali memperkuat dan mengembangkan struktur organisasi di tingkat cabang dan ranting.
Beliau juga berpesan kepada para mahasiswa peserta KKN agar dapat menjalankan dakwah sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. “Mahasiswa harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, jangan terlalu kaku dalam berdakwah. Ada berbagai pemahaman di masyarakat yang harus disikapi dengan bijak. Oleh karena itu, carilah kesamaan terlebih dahulu sebelum membahas perbedaan,” ujar Drs. Abdul Wahab, MA.
Selain menjalankan program-program yang telah dirancang, mahasiswa diharapkan dapat membantu memperkuat eksistensi cabang dan ranting Muhammadiyah di wilayah penempatan mereka. Melalui KKN ini, diharapkan ada dampak positif yang berkelanjutan bagi perkembangan organisasi Muhammadiyah serta peningkatan peran UMMAT dalam pengabdian kepada masyarakat.
Dengan semangat kebersamaan dan pengabdian, para mahasiswa KKN Pengembangan Persyarikatan UMMAT siap untuk berkontribusi dalam memperkuat struktur organisasi Muhammadiyah, sekaligus mengimplementasikan ilmu yang telah mereka peroleh di bangku perkuliahan dalam kehidupan nyata (HUMAS UMMAT).
Mataram, 20 Februari 2025 – Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) dengan penuh semangat menyambut Delegasi University Sains Islam Malaysia (USIM) dalam rangka Global Islamic Outreach (GISO) 2025. Acara ini mengusung tema Implementation of Agreement Between USIM and Faculty of Islamic Studies UMMAT dan bertujuan untuk mempererat kerja sama akademik antara kedua institusi.
Dekan FAI UMMAT, H. Muhirdan, M. Si., menyampaikan rasa gembira atas kehadiran delegasi USIM. Beliau menjelaskan bahwa Malaysia dan Indonesia memiliki akar budaya yang sama, yakni rumpun Melayu, sehingga kerja sama yang terjalin harus terus diperkuat. “Bagaimana tradisi-tradisi akademik yang dibangun oleh USIM dan UMMAT, khususnya di FAI, harus saling mengenal. Dalam Al-Qur’an dijelaskan pentingnya kolaborasi, dan kita akan memperkuat MoU agar civitas akademika FAI UMMAT juga bisa berkunjung ke USIM,” ujarnya.
Sementara itu, Academic Supervisor USIM, Dr. Amiruddin Mohd Sobali, mengungkapkan rasa terima kasih atas sambutan yang hangat dan penuh kekeluargaan. “Kami dari USIM, khususnya Fakultas Pengajian Al-Qur’an dan Sunnah, sangat mengapresiasi atas sambutan hangat UMMAT. Kegiatan ini tidak akan berhenti di sini, tetapi akan terus berlanjut di masa mendatang. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Surah Al-Mujadalah:11, bahwaAllah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan. InsyaAllah, USIM dan UMMAT dapat saling bertukar ilmu untuk kemajuan universitas kita,”ungkapnya.
Dr. Amiruddin juga menambahkan bahwa ia terinspirasi oleh film Sang Pencerah, yang menceritakan perjuangan Muhammadiyah dalam dunia pendidikan. Menurutnya, film tersebut sangat relevan dalam membangun kesadaran mahasiswa untuk membawa perubahan dan inovasi di dunia akademik.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi Studi Tour yang membawa delegasi USIM berkeliling kampus UMMAT, memperkenalkan fasilitas akademik dan lingkungan belajar di universitas ini. Para delegasi mengunjungi berbagai ruang kuliah, perpustakaan, serta pusat kajian Islam yang ada di FAI UMMAT. Selain itu, delegasi juga berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para mahasiswa dan dosen UMMAT guna bertukar pandangan tentang berbagai aspek pendidikan Islam.
Dengan adanya GISO 2025 ini, diharapkan sinergi antara USIM dan UMMAT dapat semakin erat dalam bidang pendidikan Islam, riset, dan pengembangan akademik. Kedua institusi berkomitmen untuk terus menjalin kolaborasi melalui pertukaran mahasiswa, penelitian bersama, serta program akademik yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan Islam di kawasan Asia Tenggara. Semangat kebersamaan yang terjalin dalam kegiatan ini menjadi langkah awal menuju kerja sama yang lebih produktif dan bermanfaat bagi umat Islam secara global (HUMAS UMMAT).
Mataram, 12 Februari 2025 – Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) resmi melantik Dekan Fakultas Pertanian (FAPERTA) dan Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) untuk masa jabatan 2025-2029. Dalam prosesi pelantikan yang berlangsung khidmat, Dr. H. Muhirdan, S.Pd.I., M.Si., resmi menjabat sebagai Dekan FAI, sementara Syirril Ikhromi, S.P., M.P., dilantik sebagai Dekan FAPERTA.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya pelantikan ini. Beliau berharap para dekan yang baru dilantik dapat menjalankan tugas dengan amanah dan penuh tanggung jawab selama masa jabatan mereka. “Jabatan yang diemban bukan sekadar formalitas, tetapi merupakan amanah besar yang harus dijalankan dengan penuh dedikasi. Kepemimpinan di tingkat fakultas memiliki peran strategis dalam menentukan arah pengembangan akademik dan mutu pendidikan di UMMAT,” tegasnya. Oleh karena itu, beliau meminta para dekan untuk tidak hanya berperan sebagai pemimpin administratif, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mampu mendorong inovasi dan kolaborasi di lingkungan akademik.
Selain itu, Rektor juga menyoroti pentingnya peningkatan akreditasi minimal hingga tingkat “Baik Sekali” sebagai target yang harus dicapai oleh setiap fakultas. Menurutnya, akreditasi yang baik akan memberikan dampak positif terhadap daya saing lulusan, kualitas pengajaran, serta peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap UMMAT. Untuk itu, beliau mengajak seluruh civitas akademika, termasuk dosen dan tenaga kependidikan, untuk bersinergi dalam meningkatkan kualitas akademik dan layanan pendidikan di kampus.
beliau juga menyoroti perlunya pengelolaan website di setiap unit kampus agar lebih optimal dalam mendukung kegiatan akademik dan administratif. Menurutnya, website yang dikelola dengan baik dapat menjadi media utama dalam menyampaikan informasi akademik, promosi program studi, serta pencapaian institusi kepada masyarakat luas. Beliau meminta agar setiap fakultas lebih proaktif dalam memperbarui informasi di website masing-masing dan memanfaatkannya sebagai sarana untuk meningkatkan citra akademik UMMAT.
Tidak lupa, beliau juga mengucapkan terima kasih kepada para mantan dekan atas dedikasi dan kerja keras mereka selama menjabat. “Semoga segala usaha dan pengabdian yang telah diberikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT,” ujar Rektor UMMAT.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Falahuddin, M.Ag., turut menyampaikan ucapan selamat kepada para dekan yang baru dilantik. Dalam pidatonya, beliau menekankan bahwa amanah yang diemban merupakan sebuah titipan yang harus dijaga dengan baik.
Beliau mengutip QS Al-Anfal ayat 27 yang berbunyi, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul serta janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui”.
Dalam konteks ini, beliau mengingatkan bahwa para pejabat struktural di lingkungan Muhammadiyah telah memilih jalur dakwah melalui peran struktural, yang menuntut tanggung jawab lebih besar dan kedisiplinan yang tinggi.
“Kita harus menjadi kader persyarikatan, bukan sekadar anggota. Seorang kader bertanggung jawab menggerakkan persyarikatan lebih tinggi,” ungkapnya. Beliau menambahkan bahwa kampus merupakan instrumen utama dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, sesuai cita-cita KH. Ahmad Dahlan.
Dr. Falahuddin juga menekankan bahwa dalam struktur Muhammadiyah, semua elemen kepemimpinan harus mengikuti misi yang telah ditetapkan oleh Rektor agar dakwah persyarikatan tetap berjalan selaras. “Ikhtiar kita di Muhammadiyah adalah menjadi model pembelajaran (model learning) yang bisa dicontoh oleh yang lain,” tambahnya.
Lebih lanjut, beliau mengingatkan pentingnya keikhlasan dalam berkhidmat di Muhammadiyah. Mengutip pesan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, beliau menyatakan bahwa menjadi kader persyarikatan harus didasari dengan keikhlasan. Jika belum terpilih dalam struktur kepemimpinan, harus tetap bersyukur dan yakin bahwa berkah ada di tempat lain.
Sebagai penutup, Dr. Falahuddin mengingatkan seluruh civitas akademika UMMAT agar memperlakukan institusi ini sebagai rumah bersama, bukan sebagai rumah tangga laba-laba yang saling memangsa. “UMMAT adalah rumah kita, tempat kita bersama-sama berjuang demi kemajuan pendidikan dan dakwah Islam,” pungkasnya.
Usai prosesi pelantikan, acara dilanjutkan dengan serah terima jabatan dari pejabat lama kepada pejabat baru. Para dekan yang telah purna tugas turut memberikan pesan dan kesan serta harapan bagi kemajuan fakultas di masa mendatang. Suasana penuh haru terasa saat mantan Dekan FAPERTA dan FAI menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh civitas akademika atas dukungan yang telah diberikan selama masa kepemimpinan mereka.
Pelantikan dan serah terima jabatan ini menjadi momentum penting bagi UMMAT dalam meningkatkan kinerja akademik dan administrasi di lingkungan kampus. Dengan semangat kebersamaan dan komitmen yang tinggi, diharapkan para pejabat struktural yang baru mampu membawa UMMAT ke arah yang lebih baik, berdaya saing, dan tetap berlandaskan nilai-nilai Islam yang kuat (HUMAS UMMAT).
Mataram, 3 Februari 2025 – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) secara resmi melepas mahasiswa peserta Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) I Tahun 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk observasi dan pengenalan budaya sekolah sebagai bagian dari upaya mempersiapkan calon pendidik yang profesional dan berintegritas.
Pada tahun ini, sebanyak 40 sekolah menjadi lokasi tujuan bagi mahasiswa untuk melakukan PLP I. Sekolah-sekolah tersebut meliputi berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMA/SMK, termasuk di antaranya SD Aisyiyah 1 Mataram, SD Aisyiyah 2 Mataram, SD Negeri 4 Bajur Lombok Barat, SD IT Anak Soleh 1 Mataram, SD Muhammadiyah Mataram, SD Negeri 25 Mataram, SD Negeri 1 Cakranegara, SD Negeri 15 Mataram, SD Negeri 38 Mataram, SD Negeri 2 Kuranji Mataram, SD Negeri 26 Mataram, SD Negeri 28 Mataram, SD Negeri 35 Ampenan, SD Negeri 4 Bajur Mataram, SD Negeri 1 Labuapi, SD Negeri 1 Banyumulek, SD Negeri 46 Ampenan, SD Negeri 48 Ampenan, SD Negeri 23 Ampenan, SD IT Anak soleh 2 Mataram, SD Negeri 2 Labuapi, SD Negeri 13 Ampenan, SD Negeri 13 Mataram, SD Negeri 1 Mataram, SD Negeri 2 Mataram, MA Assohwah Al-Islamiyah, MA Nurul Jannah, SMK Negeri 5 Mataram, SMP IT Assohwah Al-Iskamiyah, SMP IT Anak Soleh, SMP Muhammadiyah Mataram, SMP Negeri 11 Mataram, SMP Negeri 13 Mataram, SMP Negeri 1 Labuapi, SMP Negeri 2 Labuapi, SMP Negeri 21 Mataram, SMP Negeri 9 Mataram, SMA Negeri 4 Mataram, SMA Negeri 2 Mataram. Dengan jumlah peserta yang cukup banyak, FKIP UMMAT berupaya memastikan seluruh mahasiswa dapat menjalankan tugasnya dengan optimal dan mendapatkan pengalaman yang berharga.
Dekan FKIP UMMAT, Dr. Muhamad Nizaar, M.Pd., Si., menyampaikan bahwa kegiatan PLP I ini akan berlangsung selama 15 hari, mulai dari 3 Februari hingga 15 Februari 2025. Sebelum pelepasan, mahasiswa telah mendapatkan pembekalan pada tanggal 30 Januari 2025 untuk memastikan kesiapan mereka dalam menjalani program ini. Beliau juga berpesan kepada mahasiswa agar menjaga sikap selama berada di lingkungan sekolah dan menjunjung tinggi etika sebagai calon pendidik. “Kami berharap para mahasiswa dapat mengamati dan memahami bagaimana suasana sekolah secara langsung, serta menjadikan pengalaman ini sebagai landasan dalam pembentukan karakter dan profesionalisme mereka di dunia pendidikan,” tambahnya.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., turut memberikan arahan dan harapan bagi mahasiswa peserta PLP I. Beliau menekankan pentingnya menjaga perilaku yang baik dan menjaga nama baik almamater selama berada di sekolah. “Sebagai calon guru, menjaga etika dan perilaku merupakan hal yang harus dijaga agar perjalanan selama 15 hari ini berjalan dengan lancar dan membawa manfaat bagi semua pihak,” ujarnya. Selain itu, Rektor juga mengapresiasi antusiasme mahasiswa dalam mengikuti program ini dan berharap mereka dapat memberikan kontribusi positif selama berada di sekolah.
Salah satu peserta PLP I, Dian Fadilah, mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), mengungkapkan rasa antusiasnya dalam mengikuti program ini. “Saya sangat bersyukur bisa mendapatkan kesempatan untuk terjun langsung ke sekolah dan mengamati bagaimana sistem pembelajaran berlangsung. Ini menjadi pengalaman berharga bagi kami sebagai calon pendidik,” tuturnya.
Dengan adanya kegiatan PLP I ini, mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengalaman berharga mengenai dinamika lingkungan sekolah, memahami peran guru secara lebih mendalam, serta membangun hubungan yang baik dengan siswa, guru, dan tenaga kependidikan di sekolah tempat mereka mengabdi sementara waktu. UMMAT terus berkomitmen untuk mencetak calon pendidik yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berakhlak mulia dan siap terjun ke dunia pendidikan dengan penuh dedikasi (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan komitmennya dalam memberikan inovasi pendidikan tinggi yang relevan dengan kebutuhan zaman. Salah satu terobosan signifikan yang diinisiasi adalah Program Kelas Riset di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Program ini memberikan jalur alternatif penyelesaian tugas akhir melalui publikasi ilmiah, menjawab tantangan yang kerap dihadapi mahasiswa terkait proses penulisan skripsi.
Program unggulan ini dirancang untuk mendukung mahasiswa yang memiliki minat tinggi dalam penelitian dan publikasi ilmiah. Dengan memanfaatkan kebijakan baru Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 yang mulai berlaku pada 18 Agustus 2023, UMMAT memastikan mahasiswa memiliki kebebasan lebih besar dalam mengeksplorasi kegiatan akademik di luar kelas. Kebijakan ini juga sejalan dengan visi universitas untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas publikasi ilmiah di tingkat nasional dan internasional.
Sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2022, Kelas Riset FKIP telah meluluskan tiga angkatan mahasiswa dengan capaian yang mengesankan. Hingga tahun 2024, lebih dari 90 mahasiswa telah berhasil menyelesaikan tugas akhir mereka melalui publikasi artikel ilmiah di jurnal nasional terindeks SINTA.
Pada angkatan ketiga tahun 2023, tercatat lebih dari 30 mahasiswa yang berhasil mempublikasikan artikel mereka di jurnal dengan indeks kualitas tinggi. Salah satu alumni, Wahyu Azwar dari Program Studi PPKn, berhasil menerbitkan dua artikel ilmiah di jurnal SINTA 2 dan SINTA 3. “Program ini benar-benar membentuk saya, baik secara mental maupun akademik. Prosesnya penuh tantangan, tetapi hasilnya sangat memuaskan. Saya merasa lebih siap menghadapi dunia akademik.” ungkap wahyu.
Keberhasilan Wahyu Azwar adalah salah satu bukti nyata dari dampak positif program ini dalam membentuk generasi muda yang unggul, tidak hanya dalam hal akademik, tetapi juga dari segi karakter dan kemampuan berpikir kritis. Adapun kualitas lulusan Kelas Riset FKIP UMMAT dijaga melalui proses seleksi yang ketat, mahasiswa yang ingin bergabung harus berada di semester 5 dan menyerahkan karya tulis berupa Systematic Literature Review (SLR) sebagai syarat pendaftaran. Selain itu, calon peserta diwajibkan mengikuti wawancara serta memenuhi berbagai persyaratan administratif lainnya.
Setelah dinyatakan lolos, peserta akan mendapatkan pembinaan intensif. Pelatihan ini mencakup penulisan akademik, teknik publikasi ilmiah, serta penguatan mental untuk menghadapi tantangan dalam proses penelitian. “Ketekunan, konsistensi, dan kesabaran adalah nilai utama yang selalu kami tanamkan kepada mahasiswa. Kami percaya bahwa karakter ilmiah tidak hanya ditentukan oleh kemampuan menulis, tetapi juga oleh sikap mental yang kuat,” jelas Wahyu mengutip pesan Pembina kelas riset FKIP Dr. Syaharuddin, M.Si.
Selain fokus pada penulisan artikel ilmiah, mahasiswa Kelas Riset juga dilibatkan dalam berbagai kegiatan penunjang untuk meningkatkan kompetensi dan wawasan mereka. Beberapa kegiatan yang telah diselenggarakan meliputi: Webinar Systematic Literature Review (SLR) : Mahasiswa mendapatkan pelatihan intensif tentang metodologi penelitian yang mendalam dan sistematis; Seminar Penulisan Artikel Menggunakan AI: Memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang pemanfaatan teknologi terkini dalam dunia akademik, termasuk alat bantu penulisan berbasis kecerdasan buatan, dan Seminar Internasional ISSRESTec: Ajang ini dirancang untuk memperluas jejaring mahasiswa dengan akademisi internasional, sekaligus meningkatkan wawasan global mereka.
Keberhasilan Program Kelas Riset FKIP telah menginspirasi fakultas lain di UMMAT untuk mengembangkan program serupa. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) serta Fakultas Agama Islam (FAI) kini juga menawarkan program inovatif, seperti Kelas Menulis dan Kelas Riset, guna mendorong mahasiswa memublikasikan karya ilmiah mereka.
“Semoga Kelas Riset FKIP UMMAT terus menjadi pionir dalam mendukung pengembangan soft skill mahasiswa, khususnya dalam menulis dan publikasi ilmiah. Kami berharap program ini dapat menjadi model bagi perguruan tinggi lain di Indonesia, terutama di NTB,” ujar Dekan FKIP, Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd.Si.
Melalui inovasi seperti ini, UMMAT tidak hanya mempertegas posisinya sebagai perguruan tinggi yang adaptif terhadap kebutuhan zaman, tetapi juga berkomitmen menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi para mahasiswanya (HUMAS UMMAT).
Mataram, Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), Ir. Asmawati, MP., yang merupakan dosen pengampuh mata kuliah pangan dan gizi pada Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (THP), Fakultas Pertanian (FAPERTA), memberikan pandangan kritis mengenai program makan bergizi gratis yang digagas oleh pemerintah. Sebagai WR II yang membidangi keuangan dan sumber daya manusia (SDM) di UMMAT, beliau menilai meskipun program ini memiliki niat baik, pelaksanaannya harus diperhatikan dengan cermat agar dapat benar-benar memberikan dampak positif bagi pendidikan dan Sumber Daya Manusia, ketika ditemui diruangannya pada hari Rabu (08/01/2025) kemarin.
“Program ini tentu merupakan langkah yang bagus. Banyak siswa kita datang ke sekolah tanpa sarapan, yang jelas berdampak pada energi dan konsentrasi mereka dalam belajar. Namun, masalahnya bukan hanya sekadar memberikan makanan, tetapi juga bagaimana memastikan kualitas nutrisi yang diberikan kepada siswa dan keberlanjutan program tersebut,” ujar Wakil Rektor II UMMAT. Ia juga menegaskan bahwa sarapan bergizi gratis menjadi prioritas utama untuk mendukung kinerja dan konsentrasi belajar siswa dibandingkan dengan makan siang gratis, karena jika hanya menunggu makan siang, siswa akan tetap berangkat ke sekolah dengan perut kosong, yang bisa menghambat fokus dan konsentrasi mereka.
Namun, beliau juga mengingatkan bahwa penyediaan makanan bergizi bukanlah solusi tunggal. Keprihatinan beliau terhadap tingkat kemiskinan yang masih tinggi, menunjukkan bahwa masalah utama tidak hanya pada akses terhadap makanan, tetapi juga pada pendapatan masyarakat yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. “Angka kemiskinan yang tinggi menjadi alasan utama mengapa program makan bergizi gratis ini sangat dibutuhkan. Tetapi kita harus realistis bahwa memberi makan hanya satu sisi dari permasalahan besar. Untuk benar-benar mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kualitas SDM, harus ada perbaikan yang komprehensif dalam hal mutu pendidikan, penyediaan lapangan kerja, dan peningkatan taraf ekonomi masyarakat,” paparnya.
Pemberian makan bergizi gratis yang menyasar berbagai kelompok usia, mulai dari siswa TK hingga SMA, serta ibu hamil dan menyusui yang mendapatkan distribusi makanan melalui posyandu, beliau mengingatkan pentingnya pengelolaan anggaran yang efisien agar program ini dapat berkelanjutan. “Program ini bisa saja menjadi sebuah program yang sangat bermanfaat, jika anggaran yang dialokasikan dikelola dengan bijak. Jangan sampai program ini hanya menjadi ‘panas di awal’ dan kemudian berhenti akibat kurangnya komitmen dan pengelolaan anggaran yang tidak baik,” tegasnya.
Salah satu hal yang menjadi perhatian utama Wakil Rektor II UMMAT adalah keterlibatan petani, nelayan, peternak dan pelaku UKM lokal dalam penyediaan bahan baku makanan untuk program ini. Program ini diharapkan menggunakan bahan baku pangan lokal yang ada disuatu daerah dan tidak menyarankan impor bahan makanan untuk program ini, karena dampaknya tidak akan terasa di tingkat ekonomi lokal.
“Dalam penyediaan pangan, pemerintah hendaknya memperhatikan beberapa subsistem seperti subsistem produksi dan pengadaan didalamnya ada petani, nelayan, peternak. Selanjutnya ada subsistem transportasi dan pemasaran dengan melibatkan SDM atau pelaku yang ada di daerah setempat. Hal tersebut perlu diperhatikan agar program ini tidak hanya meningkatkan status gizi masyarakat tetapi juga menggerakkan perekonomian daerah,” jelasnya. Program makan bergizi gratis ini baru pada tahap piloting, yang di NTB sendiri mengambil sampel Kota Mataram dengan 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Selaparang, Sekarbela dan Mataram, yang direncanakan akan diluncurkan pada 13 Januari 2025 di Kota Mataram.
Pelaksanaan program ini hendaknya diawasi dengan ketat agar tidak terjebak dalam rutinitas birokratis yang tidak menghasilkan perubahan signifikan. Wakil Rektor II UMMAT berharap evaluasi berkala dilakukan dengan serius untuk memastikan efektivitas program, terutama dalam hal distribusi makanan kepada penerima manfaat dan penyaluran yang tepat sasaran. Kesuksesan pelaksanaan di kota Mataram hendaknya menjadi contoh yang baik dan dapat ditiru oleh daerah lainnya, sehingga perlu di evaluasi proses pelaksanannya secara transfaran.
Pendekatan yang berfokus pada pemberian makanan tidak boleh mengabaikan pentingnya edukasi masyarakat tentang pola makan yang sehat dan seimbang. “Peningkatan gizi bukan hanya soal pemberian makanan, tetapi juga soal komposisi menu makanan yang diberikan, jadi tidak asal kenyang namun miskin zat gizi dan tentang keamanan dan higienitas mulai dari penyiapan bahan baku, proses pengolahan dan sampai kepada penyiapan untuk disajikan pangan tersebut, serta wadah yang aman untuk kesehatan konsumen penerima manfaat. Edukasi kepada masyarakat tentang pola makan yang sehat harus menjadi bagian integral dari program ini,” tambahnya.
Selain itu, Wakil Rektor II UMMAT menyoroti pentingnya perhatian pada gizi ibu hamil dan menyusui, yang menurutnya adalah investasi jangka panjang untuk SDM Indonesia. “Pertumbuhan manusia dimulai sejak dalam rahim. Oleh karena itu, perhatian pada gizi ibu hamil dan menyusui adalah kunci untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif di masa depan,” jelasnya (HUMAS UMMAT).