Mataram, 4 Februari 2025 – Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali mengukuhkan kepemimpinan mahasiswa dengan melantik Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) periode 2025-2026. Pelantikan ini mengusung tema Optimalisasi Kepemimpinan Guna Mewujudkan Lembaga Mahasiswa yang Berintegritas, Adaptif, Inklusif Menuju UMMAT yang Unggul . Acara pelantikan ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk pimpinan universitas, Wakil Dekan II Se-Fakultas UMMAT, serta perwakilan dari organisasi kemahasiswaan dan organisasi kepemudaan di Mataram.
Ketua panitia pelantikan menegaskan bahwa tema yang diusung merefleksikan realitas organisasi mahasiswa yang sempat mengalami stagnasi akibat kekosongan kepemimpinan. “Kami berharap dengan kepengurusan yang baru, BEM dan DPM dapat membawa perubahan yang lebih baik serta menjadi motor penggerak bagi mahasiswa UMMAT dalam berbagai aspek akademik dan non-akademik,” ungkapnya.
Ketua DPM terpilih, Aminudin, menyampaikan penghargaan kepada seluruh tamu undangan dan menyoroti pentingnya revitalisasi organisasi mahasiswa. “Di tengah degradasi yang dihadapi organisasi mahasiswa, melalui parlemen Satya Sabha , kita perlu merevitalisasi dan memperbaiki lembaga mahasiswa. Ini adalah tugas kita bersama untuk mengajak seluruh mahasiswa berpartisipasi aktif,” ujarnya. Ia juga menekankan peran DPM sebagai lembaga tertinggi mahasiswa di kampus, yang memiliki komisi pengawasan guna memastikan kinerja serta evaluasi terhadap seluruh lembaga kemahasiswaan agar selaras dengan visi UMMAT yang Unggul .
Sementara itu, Presiden Mahasiswa UMMAT, Supriadin, menyampaikan bahwa momentum pelantikan ini menjadi sejarah penting bagi organisasi mahasiswa. “Keberadaan BEM harus mampu menjaga citra kampus, membangun kegiatan produktif, serta menjadi wadah bagi aspirasi mahasiswa. Melalui Kabinet Sinergi Cipta, kami berikhtiar untuk bersinergi dengan seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan organisasi kampus lainnya,” tegasnya. Ia juga menambahkan bahwa kepengurusan BEM akan terus menjaga komunikasi dengan organisasi kepemudaan (OKP) di Mataram serta memastikan bahwa lembaga ini terbuka bagi seluruh mahasiswa tanpa membedakan latar belakang ras dan suku.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyoroti perjalanan panjang UMMAT yang kini telah menginjak usia 44 tahun dengan berbagai dinamika yang dihadapi. Beliau juga menginformasikan bahwa pada tanggal 24 mendatang, UMMAT akan menjalani visitasi terakhir untuk pendirian Fakultas Kedokteran. Selain itu, beliau mendorong mahasiswa untuk terus meningkatkan prestasi akademik dan non-akademik baik di tingkat nasional maupun internasional. “Tahun lalu, salah satu mahasiswa kita lolos program IISMA ke Italia. Kita juga berhasil meraih delapan penghargaan dari LLDIKTI Wilayah VIII atas prestasi mahasiswa dalam bidang penelitian dan pengabdian. Oleh karena itu, saya berharap mahasiswa terus meningkatkan prestasinya, terutama melalui lembaga kemahasiswaan,” harapnya.
Pelantikan ini menandai langkah awal bagi kepengurusan baru dalam menjalankan amanah organisasi dan membawa mahasiswa UMMAT ke arah yang lebih progresif. Dengan semangat kebersamaan dan komitmen kuat, diharapkan BEM dan DPM dapat menjadi pilar utama dalam menciptakan lingkungan akademik yang inspiratif dan berkualitas.
Dengan semangat kepemimpinan yang baru, diharapkan seluruh elemen mahasiswa dapat berkontribusi lebih aktif dalam membangun atmosfer akademik dan organisasi yang lebih maju, adaptif, serta inklusif di lingkungan kampus (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali mengukir sejarah dengan meraih enam penghargaan bergengsi pada ajang AWARD LLDIKTI Wilayah VIII, yang digelar pada 20 Desember 2024. Pencapaian ini menjadi bukti nyata atas dedikasi dan kerja keras UMMAT dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi, baik di level regional maupun nasional (23/12).
Berikut adalah enam penghargaan yang berhasil diraih UMMAT, yakni (1). Perguruan Tinggi Swasta dengan Pencapaian Guru Besar Tahun 2024, yang menunjukkan komitmen UMMAT dalam mendukung peningkatan kualitas akademik dan profesionalisme para dosennya; (2). Partisipan Anugerah Kerjasama Diktisaintek Tahun 2024, sebagai apresiasi atas kontribusi UMMAT dalam pengembangan inovasi dan teknologi; (3). Perguruan Tinggi Swasta dengan Partisipasi Terbanyak II dalam Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Tahun 2024, yang mencerminkan dukungan UMMAT terhadap pengembangan organisasi mahasiswa; (4). Perguruan Tinggi Swasta Partisipan Terbanyak dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Skema Insentif Tahun 2024, yang menegaskan komitmen UMMAT dalam membina kreativitas dan inovasi mahasiswa; (5). Perguruan Tinggi Swasta dengan Partisipasi Terbanyak II dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 8 Bidang Tahun 2024, yang memperkuat posisi UMMAT sebagai kampus yang memprioritaskan kegiatan kreatif mahasiswa (6). Perguruan Tinggi Swasta dengan Pendanaan Hibah Penelitian Fundamental Regular Terbanyak Tahun 2024, sebagai pengakuan atas dedikasi UMMAT dalam mendukung penelitian berkualitas.
Wakil Rektor I UMMAT, Dr. Harry Irawan Johary, S. Hut., M. Si., mengungkapkan rasa syukur atas prestasi yang telah diraih. “Ini adalah hasil kerja keras seluruh civitas akademika UMMAT. Penghargaan ini merupakan refleksi dari upaya kami untuk terus memberikan yang terbaik bagi dunia pendidikan,” ujarnya.
Namun, Dr. Harry juga mengingatkan bahwa penghargaan ini bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari tantangan baru. “Kita masih berada di level menengah dalam Wilayah VIII. Masih banyak PTS di wilayah Bali yang lebih unggul, dan ini menjadi cerminan bahwa kita harus bekerja lebih keras lagi. Mulai sekarang, kita harus bergerak bersama untuk meningkatkan kualitas dan daya saing UMMAT,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM untuk menghadapi persaingan ke depan. “Saya yakin dengan potensi SDM yang kita miliki, kita bisa mencapai hasil yang lebih baik. Namun, kita juga harus terus waspada, karena PTS lain di NTB juga terus berkembang. Ini adalah momentum untuk introspeksi dan memperkuat strategi akademik ke depan,” tambahnya.
Keberhasilan UMMAT dalam meraih penghargaan ini tidak terlepas dari komitmen kampus dalam mendukung inovasi dan kolaborasi. Salah satu program yang menjadi unggulan adalah keterlibatan aktif dalam program PKM dan PPK Ormawa, yang bertujuan untuk membangun kapasitas mahasiswa dalam berorganisasi, berkreativitas, dan berinovasi.
Selain itu, UMMAT juga menunjukkan komitmennya dalam bidang penelitian dengan menjadi salah satu penerima pendanaan hibah penelitian fundamental terbanyak. Hal ini menunjukkan bahwa UMMAT tidak hanya fokus pada pengembangan mahasiswa, tetapi juga pada kontribusi nyata terhadap ilmu pengetahuan.
Sebagai bagian dari langkah strategis ke depan, Dr. Harry menekankan pentingnya sinergi antara kebijakan institusi dan target akademik dosen. “Kebijakan yang kita buat harus terfokus pada pencapaian tujuan yang jelas. Peningkatan jumlah guru besar dan kualitas penelitian harus menjadi prioritas bersama,” jelasnya.
Dengan penghargaan yang telah diraih, UMMAT optimis untuk terus berkembang dan meningkatkan daya saingnya, tidak hanya di NTB, tetapi juga di tingkat nasional dan internasional.
“Prestasi ini adalah milik kita bersama. Mari kita jadikan ini sebagai motivasi untuk terus berkarya, berinovasi, dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat,” tutup Dr. Harry.
Penghargaan dari LLDIKTI Wilayah VIII ini menjadi bukti nyata bahwa UMMAT adalah kampus yang tidak hanya menghasilkan lulusan berkualitas, tetapi juga menjadi motor penggerak perubahan dan inovasi di dunia pendidikan (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menggelar pelantikan wakil dekan Fakultas Teknik dan sejumlah pejabat struktural di lingkungan universitas di Auditorium H. Anwar Ikraman. Acara berlangsung khidmat dengan dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, dosen, dan staf dengan semangat meningkatkan tata kelola dan kualitas pelayanan akademik di UMMAT. Prosesi pelantikan dipimpin langsung oleh Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., yang juga menyampaikan harapannya bagi kemajuan universitas melalui sinergi para pejabat baru (25/10/2024).
Dalam pelantikan ini, Drs. Abdul Wahab, MA., mengangkat pejabat-pejabat berikut:
1. Wakil Dekan 1 Fakultas Teknik : Dr. Heni Puji Astuti, ST., MT.
2. Wakil Dekan 2 Fakultas Teknik : Fariz Pribadi Iksan, ST., MT.
3. Wakil Dekan 3 Fakultas Teknik : Agus Kurniawan, S.IP., M.Eng.
4. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) : Dr. Sri Rejeki, M.Pd.
5. Kepala Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) : Dr. Junaidin, M.Pd.
6. Ketua Lembaga Penjaminan Mutu Internal (LPMI) : Dr. Irma Rahmawati Susanti, ST., MT.
7. Kepala UPT PPWA : Titik Wahyuningsih, ST., MT.
8. Kabag Hukum dan Kepegawaian : Adi Supriadi, SH., MH.
9. Kabag Rumah Tangga : Marzoan, S.Sos., M.Pd.
10. Kabag Perlengkapan : Salahuddin, S.PT.
11. Kabag Administrasi Umum: Mariyati.
12. Sekretaris UPT PPWA : Anhar, S.Pd., MA.
Rektor, Drs. Abdul Wahab, MA., menegaskan bahwa peran yang diemban oleh pejabat baru sangat strategis dalam membawa perubahan positif di kampus. “Selamat kepada para pejabat yang telah dilantik. Di antara berbagai lembaga baru yang dibentuk, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) menjadi perhatian utama karena lembaga ini berfungsi untuk membantu mahasiswa memperoleh sertifikasi yang relevan guna mendukung kesiapan mereka di dunia kerja,” ungkapnya. Ia juga menekankan pentingnya memanfaatkan LSP sebagai wadah untuk menyiapkan lulusan UMMAT agar dapat bersaing di dunia profesional.
Badan Pembina Harian (BPH) UMMAT yang diwakili oleh Drs. H. Gulam Abbas, M.Si., turut memberikan wejangan inspiratif kepada para pejabat yang dilantik. Ia mengingatkan bahwa dinamika perubahan di dunia pendidikan tinggi harus diantisipasi dengan kesiapan dan respons cepat dari seluruh elemen universitas. “Kita menyaksikan transformasi seperti Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar yang diprakarsai oleh Nadiem Makarim. Meski kebijakan ini bisa saja berubah seiring pergantian pemimpin, semangat untuk adaptif harus tetap dipertahankan,” tuturnya. Gulam Abbas juga menegaskan agar pejabat yang dilantik segera mempelajari setiap kebijakan baru agar UMMAT tetap relevan dan kompetitif.
Lebih lanjut, Gulam Abbas menyinggung pentingnya mempertahankan jati diri UMMAT sebagai bagian dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) yang memiliki misi tersendiri melalui Catur Dharma yang mencakup Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). “Tugas kita di PTMA adalah untuk memajukan umat dan bangsa dengan karakter khas, yaitu melalui nilai-nilai AIK. Dengan AIK, kita tidak hanya menjadi kampus akademik, tapi juga tempat pembinaan akhlak yang membedakan kita dari universitas lainnya,” tambahnya.
Pelantikan ini sekaligus menjadi momen refleksi bagi UMMAT dalam mewujudkan tata kelola universitas yang semakin modern dan responsif. Dengan sinergi yang kuat antarpejabat baru, UMMAT optimis dapat mencapai visi dan misi untuk menjadi universitas terkemuka yang berkontribusi bagi kemajuan umat dan bangsa (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Lembaga Kerja Sama dan Kantor Urusan Internasional (KUI) telah sukses menggelar Workshop Peningkatan Program Mobilitas Internasional Civitas Akademika. Workshop ini menjadi bagian dari upaya strategis untuk memperkuat program internasionalisasi di lingkungan UMMAT dalam rangka mewujudkan visi universitas yang unggul dan berdaya saing di kawasan ASEAN pada tahun 2028 (24/08/2024).
Workshop yang berlangsung dengan penuh antusias ini mengangkat berbagai topik krusial seperti program internasional dan hibah internasional, monitoring dan evaluasi (monev) kerja sama, Indikator Kinerja Utama (IKU) 6, izin belajar mahasiswa asing, hingga program Muhammadiyah Global Mobility. Tujuan utamanya adalah memperkuat kapasitas UMMAT dalam menghadapi tantangan global di dunia pendidikan tinggi.
Wakil Rektor IV UMMAT, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I, menegaskan pentingnya peningkatan kerja sama internasional untuk mencapai visi universitas yang diharapkan. “Kegiatan ini sangat penting untuk memperluas jaringan kerja sama internasional UMMAT, khususnya di kawasan ASEAN. Dengan peningkatan mobilitas internasional, kita akan mampu bersaing secara global dan membawa UMMAT ke panggung internasional,” ungkapnya.
Sesi workshop dipandu oleh Asbah, M.Hum, Kepala KUI dan moderator acara, yang menghadirkan sejumlah narasumber kompeten dalam bidang internasionalisasi pendidikan tinggi. Salah satu pembicara, Mr. Thomas Harding, dalam paparannya menekankan pentingnya penguasaan bahasa asing di kalangan civitas akademika UMMAT. “Untuk meningkatkan daya saing global, website UMMAT harus bilingual, promosi-promosi harus dalam bahasa asing yang dimengerti oleh calon mahasiswa asing sasaran atau minimal bahasa arab dan bahasa inggris,” ujarnya.
Ida Puspita, M.A. Res, Koordinator KUI PTMA Fasilitator program ICT dan IISMA Kemendikbud RI, juga sebagai narasumber utama, menjelaskan pentingnya perguruan tinggi untuk terlibat aktif dalam kegiatan berskala internasional. Menurutnya, internasionalisasi merupakan upaya strategis untuk meningkatkan kualitas akademik dan reputasi global perguruan tinggi. “Internasionalisasi dapat diwujudkan melalui berbagai inisiatif, seperti pembukaan kelas internasional, kerja sama penelitian dengan universitas asing, program pertukaran pelajar, dan publikasi ilmiah internasional,” tuturnya.
Ia juga menekankan bahwa globalisasi telah menciptakan dunia tanpa batas, yang memaksa institusi pendidikan tinggi untuk beradaptasi dengan realitas ini. Dalam era Global Village dan komunitas ekonomi ASEAN, perguruan tinggi harus menghasilkan lulusan yang memiliki perspektif internasional dan mampu bersaing di pasar global. Ini relevan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang mendorong mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman global,” jelasnya.
Dalam sesi berikutnya, Dr. Junaidin, M.Pd, Sekretaris APMU PTMA sekaligus Kepala LPMI UMMAT, membahas tentang pentingnya monitoring dan evaluasi mutu kerja sama untuk menjaga kualitas kemitraan internasional. “Kerja sama yang berkualitas memberikan manfaat besar bagi program studi, terutama dalam hal peningkatan kinerja tridharma perguruan tinggi, serta mendukung proses pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,” paparnya.
Junaidin menambahkan bahwa monev kerja sama di UMMAT telah dilengkapi dengan instrumen yang mengukur efektivitas kerja sama di berbagai bidang, seperti pengembangan SDM, teknologi, dan keuangan. “Target kami adalah mencapai 30% kerja sama internasional, sementara 35% lainnya terdiri dari kerja sama lokal dan nasional. Dengan demikian, kami dapat menciptakan sinergi yang kuat antara UMMAT dan mitra internasional,” ungkapnya.
Dalam kesempatan lain, DR.Hilman Syahrial Haq, SH.L.LM., Dekan Fakultas Hukum UMMAT, juga turut menyampaikan pandangannya terkait internasionalisasi di tingkat fakultas. Menurutnya, setiap fakultas di UMMAT perlu memiliki kuota untuk mahasiswa asing sebagai bagian dari upaya menuju internasionalisasi yang lebih kuat. “Kami sudah mempersiapkan borang selama sepuluh tahun terakhir untuk mendukung internasionalisasi, dan saat ini sedang diupayakan agar setiap fakultas bisa menarik mahasiswa asing,” ujarnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat kampus, termasuk Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni, Drs. Amil, MM, yang menyampaikan tantangan anggaran dalam mendukung internasionalisasi. “Program internasionalisasi memang membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, dan ini menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, kami terus berusaha mencari solusi untuk mendanai program ini agar dapat berkelanjutan,” jelasnya.
Sebagai tindak lanjut dari workshop ini, Asbah, M.Hum menegaskan bahwa Mahasiswa UMMAT harus terus menyiapkan diri untuk berkolaborasi dengan berbagai mitra luar negeri, ini ikhtiar terus menerus yang harus dilakukan agar sampai pada tujuan internasionalisasi. Oleh karena itu, program Muhammadiyah Global Mobility kita harus dukung bersama,” tutupnya.
Dengan pelaksanaan workshop ini, UMMAT semakin mantap dalam langkahnya untuk mewujudkan visi unggul dan berdaya saing di tingkat ASEAN, serta berkontribusi aktif dalam mencetak lulusan yang memiliki kompetensi global (HUMAS UMMAT).
Solo, Faculty of Islamic Studies (FAI) Muhammadiyah University of Mataram (UMMAT) has once again achieved remarkable success on the international stage. At the VI International Sports and Arts Week (PORSENI) of Private Islamic Higher Education Institutions (PTKIS) held at the Muhammadiyah University of Surakarta, five FAI UMMAT students excelled in three competition categories, making them a source of pride for the campus and the region (September 2, 2024).
Among the achievements, Wahyu Fahmi Arsyad, a student from the Arabic Language Education program, secured 2nd place in the Hifzul Qur’an competition. Wafa Olivia, also from the Arabic Language Education program, won 3rd place in the Women’s Tilawatil Qur’an competition. Meanwhile, three students from the Islamic Communication and Broadcasting program—Intan Tamara Madhini, Reni Astika, and Astusi—won 2nd place in the Short Film competition with their work titled “Kata Lana.”
Intan Tamara Madhini, the producer of “Kata Lana,” born in Mataram on April 23, 2003, shared her team’s journey in creating the film. “The film tells the story of a child named Lana who lives with her father after her mother’s passing. Lana has a big dream of being able to read a letter from her late mother, but this wish is often denied by her father. Lana eventually meets a scavenger who patiently teaches her to read, and she manages to read her mother’s letter, which is full of moral messages,” she explained.
She further explained that the main moral message of the film “Kata Lana” is that intelligence is not only about academic achievement but also about character. “Learning can happen anywhere, anytime, and with anyone,” she said. Intan hopes that the film can inspire the community, especially in providing inclusive and equitable education for every child.
Additionally, she expressed hope that the film could open educators’ eyes to the fact that every child has the same right to learn, without discrimination. “I hope this film can serve as a reflection for teachers to avoid favoritism in teaching and not differentiate between academically strong or weaker students,” she said.
Reni Astika, the director of “Kata Lana,” born in Aik Bukak on March 23, 2005, also shared her experience about the film’s production process. According to her, one of the biggest challenges was when one of the main talents suddenly could not attend on shooting day. “We had to quickly find a replacement on location, and fortunately, we found a suitable talent to play Lana,” she revealed.
The creative process of the film took place over three days of pre-production, during which the team collectively developed the story idea, concept, and script without duplicating other works. Reni added that the film’s soundtrack is also original, with lyrics taken from poetry she wrote herself. “We used AI technology to help create the background music with my poetry as the lyrics,” she proudly shared.
The film “Kata Lana” addresses education issues in 3T (Frontier, Outermost, Least Developed) areas like North Lombok, where internet and education access are still limited. Reni hopes the film can spark dialogue about the importance of paying more attention to education in these regions.
In addition to achievements in the arts, Wahyu Fahmi Arsyad, a student in the Arabic Language Education program, also won 2nd place in the Hifzul Qur’an competition. Wahyu, born in Mataram on May 17, 2000, feels very grateful for his achievement. “Alhamdulillah, this is a very valuable experience for me.” He also emphasized that this achievement motivates him to continue developing his skills in the future. “I hope to better prepare myself for the next competition and sharpen my potential in memorizing the Qur’an,” he said.
The Dean of FAI UMMAT, Suwandi, S.Ag., M.Pd.I., expressed pride in the students who achieved success at the VI International PORSENI PTKIS. He explained that FAI UMMAT sent 10 students to compete in five categories: Hifzul Qur’an, Women’s Tilawatil Qur’an, Men’s Tilawatil Qur’an, Male Qur’anic Scientific Work, and Short Film.
“This is an outstanding achievement, considering that competitors came from Java Island, where facilities are far more complete, especially for film production,” he said. He also extended high appreciation for the silver medal won by FAI UMMAT students. “This is a clear indication that FAI UMMAT students can compete at an international level. We are very proud and will continue to support our students’ talents to participate in prestigious competitions in the future,” he added.
He also hopes that students will continue to improve their preparation for future competitions. “In the next PORSENI, FAI UMMAT will maximize its preparation to win more competition categories, which will undoubtedly bring honor to UMMAT,” he concluded (HUMAS UMMAT).