Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menunjukkan keunggulan mahasiswanya di tingkat nasional. Dalam Kompetisi Canva Tingkat Nasional yang digelar oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Ifan Setiawan dan Supratman Jayadi, mahasiswa semester tujuh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi PPKn, berhasil mengukir prestasi gemilang (20/12).
Ifan Setiawan mencatatkan namanya sebagai Juara 1 di empat kategori sekaligus, yaitu Motion Video, Media Promosi, Watercolor Painting, dan Digital Painting, serta Juara 2 pada kategori Canvatar. Sementara itu, Supratman Jayadi membawa pulang tiga penghargaan dalam lomba desain Canva Batch 4, yakni sebagai Juara 2, Juara 3, dan Harapan 3.
Ifan Setiawan, mahasiswa asal Dompu, mengungkapkan bahwa perjalanannya menuju juara penuh dengan tantangan. Selain menghadapi lebih dari 200 peserta berbakat dari berbagai universitas di Indonesia, Ifan harus mengatasi kendala teknis dan tekanan waktu.
“Setiap desain yang saya buat harus memenuhi kriteria penilaian juri, yang sering kali memerlukan proses trial and error. Tekanan waktu dan koneksi internet yang tidak stabil menjadi hambatan tersendiri. Namun, saya selalu percaya bahwa tantangan adalah peluang untuk belajar dan berkembang,” tutur Ifan.
Dengan tekad yang kuat, Ifan mampu mengungguli peserta lain dan membuktikan kualitasnya. Prestasi ini tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga mengharumkan nama UMMAT di kancah nasional.
Sedangkan Supratman Jayadi, mahasiswa asal Bajur, Labuapi, turut menorehkan prestasi di ajang yang sama. Dalam lomba desain Canva Batch 4 yang diikuti lebih dari 500 peserta, Supratman menghadapi tantangan besar, termasuk menjaga fokus selama kompetisi daring berlangsung selama dua pekan.
“Meskipun kesulitan fokus karena lomba berlangsung online, saya tetap berusaha maksimal dalam setiap desain yang saya buat. Kompetisi ini memberi saya pengalaman berharga untuk terus meningkatkan kualitas karya,” ujarnya.
Prestasi Ifan dan Supratman mendapat apresiasi besar dari pihak kampus. Dr. Muhammad Nizaar, M.Si., Dekan FKIP UMMAT, menyatakan bahwa kompetensi digital adalah kebutuhan utama di era pendidikan modern.
“Di zaman sekarang, guru tidak hanya harus cakap dalam mengajar, tetapi juga harus menguasai teknologi digital untuk mendukung pembelajaran. Saya berharap mahasiswa UMMAT semakin banyak berpartisipasi dalam lomba-lomba digital, karena keterampilan ini sangat penting untuk dunia kerja,” kata Dr. Nizaar.
Selain itu, Ifan dan Supratman memiliki harapan besar untuk mahasiswa dan kampus. Ifan berharap UMMAT terus menjadi tempat pengembangan diri mahasiswa, tidak hanya secara akademik tetapi juga secara personal. “Saya berharap setiap mahasiswa UMMAT dapat mengasah potensi terbaiknya dan siap bersaing di dunia kerja yang kompetitif,” ungkapnya.
Senada dengan Ifan, Supratman berharap kampus lebih memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mengembangkan keahlian di bidang masing-masing. “Semoga UMMAT terus mendukung mahasiswa agar dapat berkembang sesuai potensinya,” tambahnya.
Kompetisi ini juga memberikan inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus meningkatkan keterampilan digital. Sebagai ajang yang menuntut kreativitas tinggi dengan penggunaan aplikasi Canva, lomba ini membuktikan bahwa teknologi bisa dimanfaatkan secara optimal untuk berkarya.
Ifan dan Supratman menjadi contoh nyata bahwa semangat juang dan dedikasi dapat membawa hasil luar biasa. Prestasi mereka diharapkan dapat memotivasi mahasiswa UMMAT lainnya untuk terus berinovasi dan berkompetisi di tingkat nasional maupun internasional (HUMAS UMMAT).
Mataram, Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), Fatri Saleh dan Husnul Khotimah, berhasil mengukir prestasi gemilang dengan meraih juara favorit dan pemenang hiburan dalam Kompetisi Jurnalis Kebangsaan Mahasiswa 2024. Kompetisi bergengsi ini diselenggarakan secara daring oleh Tim Jurnalis Kebangsaan Mahasiswa (JKM) yang diprakarsai oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI (19/12).
Kompetisi yang bertujuan membangun semangat persahabatan di era Society 5.0 ini diikuti oleh lebih dari 400 mahasiswa dari 76 universitas di seluruh Indonesia. Proses kompetisi terdiri dari beberapa tahap, mulai dari pendaftaran peserta dan pelatihan (18 Agustus – 20 November), pengumpulan materi (20 – 27 November), penilaian (28 November – 6 Desember), pengumuman finalis (9 Desember 2024), hingga pengumuman para pemenang pada 18 Desember 2024 kemarin.
Fatri Saleh, mahasiswa semester 7 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), berhasil menjadi pemenang favorit untuk kategori esai jurnalistik. Dalam esainya yang berjudul “Mahasiswa se-NTT Mataram Gelar Aksi Galang Dana untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi: Semangat Gotong Royong untuk Kemanusiaan”.
Namun, perjalanan Fatri menuju prestasi ini tidaklah mudah. Ia mengakui bahwa tantangan terbesar yang dihadapinya adalah kurangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan menulisnya. “Saya sempat merasa tidak yakin dengan kemampuan yang saya miliki. Namun, dengan dukungan teman-teman, dosen, dan keyakinan untuk mencoba, saya mampu melewati rasa tidak percaya diri itu,” ujarnya.
Fatri juga menekankan pentingnya kompetisi ini dalam melatih keterampilan menulis sekaligus memperkuat semangat kebangsaan di kalangan mahasiswa. “Semoga kampus semakin sering mendorong mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan tingkat nasional maupun internasional. Hal ini penting untuk membentuk generasi muda yang kritis dan berjiwa kebangsaan,” tambahnya.
Di sisi lain, Husnul Khotimah, mahasiswa semester 7 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), juga mencatatkan prestasi luar biasa sebagai pemenang hiburan untuk kategori foto jurnalistik. Karyanya yang bertema “Semangat Belajar di Tengah Keterbatasan Fasilitas” berhasil mencuri perhatian dewan juri dengan pesan kebangsaan yang kuat melalui visual.
Husnul mengungkapkan bahwa tantangan utama yang dihadapinya adalah keraguan terhadap kualitas hasil karyanya sendiri. “Saya sempat merasa tidak percaya diri dengan hasil foto yang saya kirimkan. Namun, saya berusaha untuk terus belajar dan memperbaiki diri dengan menerima masukan dari berbagai pihak,” ungkapnya.
Ia juga menyatakan bahwa kompetisi ini memberikan pengalaman berharga dalam memahami pentingnya peran jurnalistik dalam membangun semangat kebangsaan. “Kompetisi seperti ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan skill menulis dan berkarya. Saya berharap kampus selalu mendukung mahasiswa untuk mengikuti kegiatan semacam ini,” ujarnya.
Kompetisi Jurnalis Kebangsaan Mahasiswa 2024 merupakan bagian dari upaya BNPT RI untuk melibatkan generasi muda dalam penguatan nilai-nilai kebangsaan. Dengan tema “Membangun Semangat Kebangsaan Lewat Karya di Era Society 5.0”, kegiatan ini menjadi sarana bagi mahasiswa untuk menyalurkan ide, gagasan, dan kreativitas mereka dalam bentuk karya jurnalistik.
Dekan FKIP UMMAT, Dr. Muhammad Nizaar, M.Si., menyampaikan bahwa kompetensi digital sangat dibutuhkan untuk menjadi guru di era digital saat ini. “Kompetisi seperti ini sangat mendukung dan bermanfaat saat mengajar nanti. Harapannya, mahasiswa lebih banyak lagi yang mengeksplorasi lomba-lomba di bidang digital karena sebenarnya mahasiswa sekarang sudah banyak yang pandai menggunakan aplikasi-aplikasi pendukung pembelajaran,” ujarnya.
Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., turut memberikan apresiasi terhadap pencapaian Fatri dan Husnul. “Prestasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa UMMAT memiliki potensi besar untuk berkontribusi di tingkat nasional. Kami akan terus mendukung dan memfasilitasi mahasiswa agar dapat mengembangkan diri mereka secara maksimal,” ungkapnya.
Dengan semangat kebangsaan yang terus berkobar, Fatri dan Husnul membuktikan bahwa mahasiswa UMMAT mampu menjadi agen perubahan yang tidak hanya berkarya, tetapi juga membawa nama baik universitas di kancah nasional. Semoga prestasi ini menjadi awal dari banyak pencapaian lainnya yang menginspirasi generasi muda untuk terus berkarya bagi bangsa dan negara (Humas UMMAT).
Mataram, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan, yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S-1 Kependidikan menjadi guru profesional, kembali mencatatkan momen bersejarah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) secara resmi mengukuhkan 117 mahasiswa PPG, terdiri dari 56 lulusan PPG Gelombang 2 Tahun 2023 dan 61 lulusan PPG Gelombang 1 Tahun 2024. Acara ini berlangsung dengan hikmat di hotel Aston, disaksikan oleh para pimpinan universitas, pimpinan fakultas, dosen, guru pamong, serta admin IT PPG (18/12).
Dekan FKIP UMMAT, Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd.Si., memberikan pesan mendalam kepada para lulusan agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, terus mengembangkan keterampilan, dan senantiasa menghargai jasa para dosen serta guru yang telah membimbing mereka selama proses pendidikan.
“Saya berharap para lulusan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, meningkatkan keterampilan diri, hingga tidak melupakan jasa para dosen dan guru yang telah mengajari,” ujarnya.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., juga menyampaikan harapannya kepada para lulusan. Beliau menekankan pentingnya kontribusi dalam membangun bangsa melalui sektor pendidikan. Ia mengajak para lulusan untuk memanfaatkan peluang seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) sebagai langkah awal untuk mengabdi kepada masyarakat.
“Saya berharap semoga lulusan ini bisa mengikuti PPPK hingga lulus, dan semoga lulusan ini mampu menyesuaikan diri dimanapun ditempatkan,” ungkapnya.
Selain itu, beliau juga mengapresiasi kerja keras seluruh pihak yang terlibat dalam keberhasilan program PPG ini, termasuk tim dosen, guru pamong, dan admin IT, yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam mendukung proses belajar mengajar.
Acara pengukuhan ini tidak hanya menjadi puncak perjalanan akademik bagi para mahasiswa, tetapi juga momen yang menandai kesiapan mereka untuk mengemban tugas sebagai pendidik yang profesional. Para lulusan langsung menerima sertifikat pendidik, sebagai tanda bahwa mereka telah memenuhi standar pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Salah satu lulusan, Rudy Siswamdi, S.Pd., Gr., mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian ini. “Pengalaman belajar di PPG telah memberikan saya banyak pelajaran berharga. Saya merasa lebih siap untuk mengajar dan memberikan yang terbaik bagi anak-anak didik saya di masa depan,” ujarnya penuh semangat.
Para lulusan juga menyampaikan rasa terima kasih kepada para dosen dan guru pamong yang telah membimbing mereka selama ini. Suasana haru terlihat ketika salah satu mahasiswa mewakili rekan-rekannya memberikan pidato perpisahan, mengenang perjalanan yang penuh perjuangan dan pembelajaran selama mengikuti program PPG.
Dengan pengukuhan ini, FKIP UMMAT kembali membuktikan komitmennya dalam mencetak tenaga pendidik yang unggul, berintegritas, dan siap menghadapi tantangan dunia pendidikan di era globalisasi. Semoga para lulusan dapat terus menginspirasi dan menjadi teladan bagi generasi penerus bangsa (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menorehkan prestasi di kancah nasional melalui dua mahasiswa dari Program Studi S1 Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan. Herlina Irani Fahmi dan Rendy Alya Praja, keduanya mahasiswa semester 5, berhasil membanggakan almamater dengan berpartisipasi dalam ajang nasional yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi Muhammadiyah secara daring (18/12).
Rendy Alya Praja, mahasiswa asal Desa Beru, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat, turut membawa nama UMMAT di Kompetisi Akbar Mahasiswa dalam rangka Annual Meeting APTFMA 2024. Kompetisi ini diadakan secara daring dengan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin sebagai tuan rumah.
Pada cabang Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), Rendy berhasil lolos ke tahap final bersama delapan peserta lainnya, menyisihkan 41 peserta lain dari total 50 peserta yang mendaftar. Penelitian yang diusung Rendy berjudul “Intervensi Telefarmasi dan Pil Box pada Peningkatan Kepatuhan Minum Obat Pasien HIV/AIDS”.
Meski penuh tantangan, terutama dalam pengumpulan sampel dan interaksi dengan responden, Rendy tetap optimis. “Judul penelitian saya cukup menantang karena melibatkan teknologi baru, yakni Telefarmasi. Kendala utama adalah keterbatasan interaksi langsung dengan responden, namun saya sangat terbantu oleh konselor serta dukungan dari fakultas dan kampus,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia berharap mahasiswa dapat lebih aktif mengikuti kompetisi serupa untuk mengasah keterampilan menulis dan berbicara di depan umum. “Saya berharap kampus dapat menyediakan wadah seperti Unit Kegiatan Mahasiswa atau pelatihan khusus untuk mempersiapkan mahasiswa dalam penelitian dan lomba seperti PKM,” ungkapnya.
Sementara itu, Herlina Irani Fahmi, mahasiswa asal Apitaik, Pringgabaya, Lombok Timur, berhasil mencatatkan prestasi gemilang dalam kategori Lomba Kewirausahaan pada kegiatan yang sama. Kompetisi ini menantang para peserta untuk mengajukan proposal kewirausahaan yang berisi ide-ide inovatif dalam mengembangkan produk tertentu.
Perjalanan Herlina di kompetisi ini tidaklah mudah. Ia harus bersaing dengan mahasiswa dari kampus-kampus ternama yang memiliki ide-ide brilian. Namun, dengan kerja keras, dedikasi, dan keyakinan, Herlina mampu menunjukkan performa terbaiknya.
“Tantangan terberat adalah menghadapi peserta dari kampus-kampus besar dengan ide-ide pengembangan produk yang sangat inovatif. Namun, saya percaya, selama kita mau mencoba, tidak ada yang tidak mungkin,” ujar Herlina dengan penuh semangat.
Ia juga menyampaikan harapannya kepada mahasiswa UMMAT agar terus percaya diri dan tidak takut mencoba sesuatu yang baru. “Semoga mahasiswa UMMAT terus belajar dan berkembang, serta mengharumkan nama kampus di tingkat nasional,” tambahnya.
Sementara itu, kedua mahasiswa ini menunjukkan bahwa mahasiswa UMMAT mampu bersaing dengan kampus-kampus besar di Indonesia. Prestasi mereka merupakan bukti nyata bahwa kerja keras, dukungan fakultas, dan keberanian untuk mencoba sesuatu yang baru dapat membawa hasil yang membanggakan.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyampaikan harapannya agar prestasi mahasiswa ini dapat menginspirasi rekan-rekannya untuk terus berkarya. “Universitas Muhammadiyah Mataram berkomitmen mencetak generasi yang tidak hanya unggul di bidang akademik, tetapi juga mampu membawa dampak positif bagi masyarakat luas,” ujarnya (HUMAS UMMAT).
Mataram, Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), Fatri Saleh dan Husnul Khotimah, berhasil mengukir prestasi gemilang dengan lolos sebagai finalis nasional dalam Kompetisi Jurnalis Kebangsaan Mahasiswa 2024. Kompetisi bergengsi ini diselenggarakan secara daring oleh Tim Jurnalis Kebangsaan Mahasiswa (JKM) yang diprakarsai oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI (11/12).
Kompetisi yang bertujuan membangun semangat kebangsaan di era Society 5.0 ini diikuti oleh lebih dari 400 mahasiswa dari 76 universitas di seluruh Indonesia. Prosesnya berlangsung dalam beberapa tahap, yaitu pendaftaran peserta dan pelatihan (18 Agustus – 20 November), pengumpulan materi (20 – 27 November), penilaian (28 November – 6 Desember), dan puncaknya, pengumuman finalis pada 9 Desember 2024.
Fatri Saleh, mahasiswa semester 7 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), berhasil menjadi salah satu finalis nasional untuk kategori esai jurnalistik. Dalam karya esainya, Fatri mengangkat isu-isu yang relevan dengan tema kompetisi, yakni Mahasiswa Se-NTT yang Berada di Mataram Gelar Aksi Penggalangan Dana untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi: Semangat Gotong Royong untuk Kemanusiaan.
Namun, perjalanan menuju prestasi ini tidaklah mudah. Fatri mengakui bahwa salah satu tantangan terbesar yang dihadapinya adalah kurangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan menulisnya. “Saya sempat merasa tidak yakin dengan kemampuan yang saya miliki. Namun, dengan dukungan teman-teman, dosen, dan keyakinan untuk mencoba, saya mampu melewati rasa tidak percaya diri itu,” ujanya.
Menurut Fatri, kompetisi ini tidak hanya melatih keterampilan menulis tetapi juga memperkuat semangat kebangsaan di kalangan mahasiswa. Ia berharap mahasiswa UMMAT dapat terus aktif mengikuti kompetisi-kompetisi serupa untuk mengasah kemampuan dan memperluas wawasan mereka. “Semoga kampus semakin sering mendorong mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan tingkat nasional maupun internasional. Hal ini penting untuk membentuk generasi muda yang kritis dan berjiwa kebangsaan,” tambahnya.
Di sisi lain, Husnul Khotimah, mahasiswa semester 7 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), juga mencetak prestasi luar biasa sebagai finalis nasional untuk kategori foto jurnalistik. Karyanya berhasil mencuri perhatian dewan juri karena mampu menyampaikan pesan kebangsaan yang kuat melalui visual.
Husnul mengungkapkan bahwa tantangan utama yang dihadapinya adalah keraguan terhadap kualitas hasil karyanya sendiri. “Saya sempat merasa tidak percaya diri dengan hasil foto yang saya kirimkan. Namun, saya berusaha untuk terus belajar dan memperbaiki diri dengan menerima masukan dari berbagai pihak,” ungkapnya.
Ia juga menyatakan bahwa kompetisi ini memberikan pengalaman berharga dalam memahami pentingnya peran jurnalistik dalam membangun semangat kebangsaan. Husnul berharap mahasiswa UMMAT dapat terus berpartisipasi dalam berbagai kompetisi nasional, terutama di bidang jurnalistik. “Kompetisi seperti ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan skill menulis dan berkarya. Saya berharap kampus selalu mendukung mahasiswa untuk mengikuti kegiatan semacam ini,” ujarnya.
Kompetisi Jurnalis Kebangsaan Mahasiswa 2024 merupakan bagian dari upaya BNPT RI untuk melibatkan generasi muda dalam penguatan nilai-nilai kebangsaan. Dengan tema “Membangun Semangat Kebangsaan Lewat Karya di Era Society 5.0”, kegiatan ini menjadi sarana bagi mahasiswa untuk menyalurkan ide, gagasan, dan kreativitas mereka dalam bentuk karya jurnalistik.
Kompetisi ini tidak hanya memberikan pelatihan kepada para peserta, tetapi juga membuka peluang baru bagi mahasiswa untuk berkontribusi dalam isu-isu kebangsaan. Sebagai agen perubahan, mahasiswa didorong untuk menciptakan karya yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.
Prestasi yang diraih oleh Fatri Saleh dan Husnul Khotimah menjadi bukti bahwa mahasiswa UMMAT memiliki potensi besar untuk bersaing di tingkat nasional. Keduanya berharap keberhasilan ini dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk tidak ragu mencoba dan berpartisipasi dalam kompetisi serupa.
Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., menyampaikan apresiasinya terhadap pencapaian Fatri dan Husnul. “Prestasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa UMMAT memiliki potensi besar untuk berkontribusi di tingkat nasional. Kami akan terus mendukung dan memfasilitasi mahasiswa agar dapat mengembangkan diri mereka secara maksimal,” ujarnya.
Dengan semangat kebangsaan yang terus berkobar, Fatri dan Husnul membuktikan bahwa mahasiswa UMMAT mampu menjadi agen perubahan yang tidak hanya berkarya, tetapi juga membawa nama baik universitas di kancah nasional. Semoga prestasi ini menjadi awal dari banyak pencapaian lainnya yang menginspirasi generasi muda untuk terus berkarya bagi bangsa dan negara (HUMAS UMMAT).
Jakarta Pusat, Kabar membanggakan datang dari Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT). Alifiyah Erika Safira, mahasiswi semester lima Program Studi S1 Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK), berhasil meraih prestasi luar biasa dengan masuk dalam Top 10 Duta Kesehatan Indonesia 2024. Kompetisi bergengsi ini diselenggarakan di Hotel Acacia, Jakarta Pusat, selama dua hari dengan melibatkan 46 peserta terbaik dari seluruh Indonesia (09/12).
Anugerah Duta Kesehatan Indonesia 2024 bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan mendorong gaya hidup sehat. Para peserta ditantang untuk menjalankan program kerja yang berkolaborasi dengan pemerintah atau instansi kesehatan. Erika membuktikan dedikasi dan kepemimpinannya dengan menginisiasi program berbasis pemberdayaan masyarakat.
Melalui program-programnya, Erika berkontribusi pada pencegahan stunting, peningkatan kesadaran kesehatan reproduksi, dan penerapan pola hidup bersih dan sehat. Inovasi ini tidak hanya berdampak pada komunitas lokal tetapi juga menunjukkan potensi besar untuk diterapkan di tingkat nasional.
Dalam kompetisi ini, Erika dianugerahi penghargaan di Divisi Kesehatan dan Berkah Berbagi. Penghargaan ini menjadi pengakuan atas dedikasi dan inovasi yang ia hadirkan, sekaligus menunjukkan kepedulian mendalam terhadap isu-isu kesehatan yang relevan dengan kondisi masyarakat saat ini.
Erika menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian ini. “Keberhasilan ini adalah hasil dari kerja keras dan dukungan dari semua pihak yang telah membantu saya selama proses kompetisi. Sebagai duta kesehatan, saya merasa memiliki tanggung jawab untuk terus mengedukasi dan memberikan solusi nyata atas permasalahan kesehatan di masyarakat,” ungkapnya.
Ia berharap prestasinya ini dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa lainnya. Ia juga menekankan pentingnya dukungan dari kampus untuk terus mendorong mahasiswa berkompetisi di ajang-ajang serupa. “Semoga ke depan, UMMAT dapat mendukung lebih banyak finalis Duta Kesehatan Indonesia yang mewakili kampus hingga ke tingkat provinsi maupun nasional,” ujarnya.
Kompetisi ini bukan hanya sekadar lomba, tetapi juga merupakan platform bagi generasi muda untuk menjadi pelopor perubahan. Para Duta Kesehatan memiliki misi mulia, yaitu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan. Erika, bersama peserta lainnya, telah menunjukkan kepemimpinan dan komitmen untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera.
Melalui program-programnya, Erika menginspirasi banyak pihak dengan pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan. Ia berkomitmen untuk terus mengembangkan inisiatif kesehatan yang berdampak luas, baik di tingkat lokal maupun nasional.
Erika menegaskan bahwa gelar Top 10 Duta Kesehatan Indonesia bukan sekadar penghargaan, tetapi juga amanah untuk terus memberikan kontribusi nyata. “Saya ingin terus mendorong masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat, meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan reproduksi, dan mendukung upaya pencegahan stunting di daerah-daerah yang membutuhkan,” tambahnya.
Prestasi Erika adalah bukti bahwa mahasiswa UMMAT mampu bersaing di tingkat nasional sekaligus membawa dampak positif yang nyata bagi masyarakat. “Ini bukan hanya tentang hasil usaha pribadi, tetapi juga cerminan dari visi kolektif untuk membangun Indonesia yang lebih sehat dan kuat,” tutup Erika.
Prestasi ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berprestasi dan aktif dalam kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Selamat kepada Alifiyah Erika Safira atas pencapaiannya yang membanggakan. Semoga perjalanan ini menjadi langkah awal menuju kontribusi yang lebih besar bagi kesehatan masyarakat Indonesia (HUMAS UMMAT).