Dokumentasi Acara Pembukaan Kuliah Pakar Internasional
Mataram, Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menegaskan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan memperluas jejaring akademik internasional melalui penyelenggaraan Kuliah Pakar Internasional bertema “Sustainability Management and Future Growth”, pada Rabu, 29 Oktober 2025, bertempat di Aula Pertemuan Lantai 3 Rektorat UMMAT. Kegiatan ini menghadirkan Prof. Dr. Abdul Razak Abdul Hadi, Guru Besar dari Universiti Kuala Lumpur, Malaysia, sebagai narasumber utama.
Acara dibuka secara resmi oleh Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap terselenggaranya kegiatan akademik berskala internasional tersebut. Menurutnya, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa UMMAT terus memperkuat kolaborasi global untuk memperluas jejaring akademik dan meningkatkan reputasi kampus di kancah internasional. “UMMAT kini sudah mulai diminati oleh mahasiswa asing. Ini menandakan bahwa kualitas pendidikan kita semakin diakui dan dipercaya,” ujar Rektor.
Lebih lanjut, Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., menegaskan bahwa UMMAT berkomitmen memperluas kerja sama internasional, terutama di kawasan ASEAN. “UMMAT saat ini telah menjalin kerja sama dengan tiga negara, yakni Malaysia, Thailand, dan Singapura, yang semuanya memiliki jaringan Persyarikatan Muhammadiyah. Pada tahun 2028, kami menargetkan perluasan kolaborasi dengan delapan negara lain agar program internasionalisasi berjalan lebih komprehensif,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Pascasarjana UMMAT, Dr. Lukman, M.Pd., menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen memperkuat kerja sama internasional, khususnya dalam bidang riset, publikasi ilmiah, pengajaran, dan pengabdian kepada masyarakat. “Kegiatan kuliah pakar internasional ini merupakan wujud nyata perkembangan Pascasarjana UMMAT dalam menguatkan kualitas sumber daya manusia. Ke depan, kami berharap kolaborasi ini dapat diperluas untuk memperkuat keterampilan SDM dan penguasaan teknologi, guna mewujudkan visi UMMAT sebagai universitas berdaya saing ASEAN,” tegas Dr. Lukman.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ketiga Program Studi Magister Pascasarjana UMMAT saat ini tengah berproses menuju akreditasi Unggul. “Kita saat ini berada pada status akreditasi ‘Baik Sekali’ dan terus berupaya menuju ‘Unggul’. Dalam tema kuliah pakar ini terdapat sepuluh poin penting yang menjadi arah strategis kita, di antaranya inovasi akademik, kolaborasi riset, dan peningkatan kualitas SDM. Menuju unggul bukan sekadar teks visi, tetapi gerakan nyata seluruh civitas akademika,” jelasnya.
Dr. Lukman juga menambahkan bahwa penguatan sumber daya manusia dan pembaruan sistem menjadi kunci utama dalam mencapai visi tersebut. “SDM tidak hanya dilihat dari jabatan fungsional, tetapi dari sejauh mana kreativitas dan produktivitasnya. Alhamdulillah, sarana dan prasarana kita sudah mendukung aktivitas akademik, sistem informasi juga sudah di-upgrade, dan kita terus beradaptasi dengan berbagai perubahan kebijakan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dr. Lukman menyampaikan apresiasi kepada Prof. Razak yang selama dua tahun terakhir telah menjadi mitra penting dalam proses internasionalisasi Pascasarjana UMMAT. “Selama dua tahun terakhir, Prof. Razak selalu memberikan dukungan dan pendampingan kepada kami. Beliau menjadi penghubung penting dalam membuka jejaring internasional UMMAT,” ujarnya penuh apresiasi.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Prof. Dr. Abdul Razak Abdul Hadi yang membahas konsep Sustainable Management atau Manajemen Berkelanjutan, sebagai pendekatan strategis dalam menghadapi tantangan global dan menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan.
Dokumentasi Pemaparan Materi dari Prof. Dr. Abdul Razak
Kuliah pakar ini diikuti dengan antusias oleh mahasiswa Pascasarjana serta perwakilan dari berbagai fakultas di lingkungan UMMAT. Melalui kegiatan ini, Pascasarjana UMMAT tidak hanya memperluas wawasan akademik mahasiswa, tetapi juga memperkuat posisi UMMAT sebagai kampus yang adaptif, berdaya saing, dan berorientasi pada internasionalisasi pendidikan tinggi. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) secara resmi melepas tiga mahasiswa terpilih untuk mengikuti ajang internasional Ahmad Dahlan International Youth Camp (ADIYC) 2025 dengan tema “Empowering Global Youth Leadership for Sustainable Futures.” Acara pelepasan berlangsung pada Jumat, 24 Oktober 2025, bertempat di Ruang Wakil Rektor III UMMAT.
Adapun ketiga mahasiswa yang akan mewakili UMMAT dalam kegiatan bergengsi tersebut ialah Chinta Shaqila dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Wafik Aziza dari Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), serta Naila Lutfia dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI). Mereka akan berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan ADIYC 2025 yang diselenggarakan pada 28–30 Oktober 2025 di Lembah Khayangan, Kulon Progo – Yogyakarta.
Ahmad Dahlan International Youth Camp merupakan program kepemudaan internasional yang digagas oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sebagai tuan rumah, bekerja sama dengan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas). Kegiatan ini mengangkat beragam isu strategis global yang mendorong kolaborasi lintas disiplin dan negara, di antaranya: Global Health and Well-Being, Social, Language & Cultural, Economics, Business & Management, Future Education, Enhancing Digital Participation & Engagement, Advances in Science & Technology, serta Arts, Innovation & Creativity.
Selain forum diskusi dan seminar internasional, peserta juga akan mengikuti berbagai kegiatan menarik seperti camping & outbound training, competitions, dan international collaboration. Seluruh agenda dirancang untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan, memperkuat jejaring global, serta menumbuhkan semangat inovasi dan kreativitas generasi muda.
Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya atas kesempatan mahasiswa UMMAT untuk berpartisipasi dalam kegiatan berskala internasional tersebut. Menurutnya, ADIYC merupakan wadah penting bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilan global dan memperkuat karakter kepemimpinan.
Dokumentasi Arahan Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd.
“Bukan hanya soal kemampuan akademik, tetapi juga dibutuhkan semangat, ketahanan, dan kekuatan mental dalam memahami dinamika kompetisi. Kami berpesan agar selalu menjaga kesehatan dan etika selama kegiatan berlangsung, karena kegiatan ini bersifat camping di musim hujan,” ujar Dr. Erwin.
Lebih lanjut, Dr. Erwin menegaskan bahwa partisipasi mahasiswa UMMAT dalam kegiatan internasional seperti ADIYC merupakan bagian dari langkah strategis menuju UMMAT Go International. Ia berharap para delegasi dapat membawa nama baik kampus dan kembali dengan pengalaman serta prestasi yang membanggakan.
“Momen pelepasan ini bukan sekadar seremoni, tetapi juga bentuk dukungan universitas dalam menumbuhkan keyakinan dan semangat berprestasi mahasiswa. Mereka adalah agen-agen perubahan yang akan membawa nama baik UMMAT di kancah global,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala BKA UMMAT, Drs. Amil, M.M., menekankan pentingnya menjaga kedisiplinan dan tanggung jawab selama kegiatan berlangsung. Ia berpesan agar mahasiswa senantiasa hadir tepat waktu dan menunjukkan etos kerja tinggi dalam setiap agenda kegiatan.
“Disiplin adalah kunci keberhasilan. Jadikan setiap kegiatan sebagai sarana belajar dan membangun karakter tangguh,” pesannya.
Menariknya, salah satu delegasi, Chinta Shaqila, merupakan mahasiswa yang pernah mengikuti ADIYC pada tahun sebelumnya dan kini kembali dipercaya mewakili UMMAT. Baginya, kesempatan ini menjadi pengalaman berharga untuk terus berkembang dan memperluas jejaring internasional.
“Tahun lalu saya belajar banyak tentang kerja sama lintas budaya dan pentingnya memahami perspektif global. ADIYC mengajarkan saya untuk lebih berani berpendapat, terbuka terhadap perbedaan, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat,” ungkap Chinta. “Saya sangat bersyukur mendapat kesempatan kedua untuk membawa semangat UMMAT dan berbagi pengalaman dengan peserta dari berbagai negara,” tambahnya dengan penuh semangat.
Kalau kamu mau ikut jejak meraka jadi mahasiwa berprestasi. Segera hubungi Biro Kemahasiswaan dan Alumni di nomor 081999884461 (Kepala Bidang Pengembangan Kreativitas dan Prestasi Mahasiswa). (HUMAS UMMAT)
Mataram, Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) sukses menyelenggarakan kegiatan Dialog Suara Perempuan dengan tema “Membongkar Realitas, Menggugat Ketimpangan, dan Merumuskan Aksi Nyata dari Agenda Perempuan untuk Perubahan.” Kegiatan yang berlangsung di Aula FAI UMMAT pada tanggal 8 oktober 2025 ini menghadirkan atmosfer diskusi yang hidup dan reflektif, diikuti oleh para dosen, mahasiswa, serta perwakilan lembaga kemahasiswaan yang terlibat aktif dalam percakapan seputar isu kesetaraan dan keadilan gender.
Wakil Dekan I FAI UMMAT, Dr. Mukhlisin, M.S.I., menyampaikan apresiasi terhadap semangat Ormawa FAI dalam menghadirkan ruang intelektual yang progresif dan solutif. Menurutnya, kegiatan seperti ini tidak hanya menjadi wadah pengembangan akademik, tetapi juga sarana pembentukan karakter sosial mahasiswa yang peka terhadap realitas kemanusiaan.
“Perempuan memiliki peran besar dalam dinamika sosial dan pembangunan bangsa. Melalui kegiatan seperti ini, mahasiswa dilatih untuk berpikir kritis, berempati, dan menumbuhkan kesadaran kolektif terhadap isu-isu kemanusiaan,” ujar Dr. Mukhlisin.
Dialog ini menghadirkan tiga narasumber utama yang menyoroti persoalan ketimpangan gender dari berbagai sudut pandang akademik dan sosial. Merka adalah Prof. Dr. Atun Wardatun, M.Ag., M.A., Ph.D., Humaira, M.Pd., dan Miftahul Jannah, M.Pd.
Narasumber pertama, Prof. Dr. Atun Wardatun, M.Ag., M.A., Ph.D., menegaskan pentingnya kesadaran struktural dalam memahami akar ketimpangan gender. Ia menjelaskan bahwa ketidakadilan terhadap perempuan tidak muncul secara alami, melainkan hasil dari konstruksi sosial dan sistem budaya yang selama berabad-abad menempatkan perempuan dalam posisi subordinat, terutama di ranah publik dan politik.
“Ketimpangan gender tidak lahir begitu saja, tetapi dibentuk oleh sistem dan struktur sosial yang belum berpihak pada keadilan. Maka, perjuangan perempuan adalah perjuangan melawan struktur yang menindas, bukan sekadar perbaikan perilaku individu,” tegas Prof. Atun.
Sementara itu, Humaira, M.Pd., membahas bentuk-bentuk konkret ketimpangan yang masih dihadapi perempuan di berbagai sektor kehidupan, seperti marginalisasi ekonomi, beban ganda, kekerasan berbasis gender, serta keterbatasan akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan. Ia menegaskan bahwa pandangan sempit yang menempatkan perempuan hanya di ranah domestik harus diubah, karena kontribusi perempuan sangat besar dalam pembangunan bangsa.
“Perempuan sering dipinggirkan dalam akses terhadap sumber daya ekonomi dan politik. Padahal, mereka memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan di berbagai sektor kehidupan,” ungkap Humaira.
Miftahul Jannah, M.Pd., sebagai narasumber ketiga, juga memaparkan data empiris mengenai kondisi ketimpangan gender di Nusa Tenggara Barat (NTB). Berdasarkan data per Mei 2025, indeks ketimpangan gender di sejumlah kabupaten/kota masih tergolong tinggi: Lombok Barat (0,538), Lombok Tengah (0,5), Lombok Timur (0,551), Sumbawa (0,3), Dompu (0,5), Bima (0,4), Sumbawa Barat (0,4), Lombok Utara (0,5), dan Kota Mataram (0,4).
Ia juga mengungkapkan bahwa keterlibatan perempuan dalam politik nasional baru mencapai 21 persen, menempatkan Indonesia di posisi ke-113 dunia, sementara partisipasi perempuan di pasar kerja hanya sekitar 53 persen. Di sisi lain, kasus kekerasan terhadap perempuan di NTB masih tinggi, mencapai 233 kasus sepanjang 2025, dengan bentuk kekerasan paling dominan berupa catcalling di tempat kerja.
“Data ini menunjukkan bahwa perjuangan perempuan masih panjang dan membutuhkan kolaborasi lintas sektor untuk memastikan keadilan dan perlindungan yang lebih nyata,” tutur Miftahul Jannah.
Melalui kegiatan ini, Ormawa FAI UMMAT berharap agar mahasiswa mampu memperluas wawasan, memperdalam kepekaan sosial, serta memperkuat komitmen moral terhadap perjuangan kesetaraan gender. Dialog ini tidak hanya menjadi ajang berbagi gagasan, tetapi juga momentum bagi civitas akademika untuk meneguhkan peran Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin — yang menempatkan nilai keadilan, kemanusiaan, dan kesetaraan sebagai pilar utama kehidupan sosial. (HUMAS UMMAT)
Mataram,Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Bagian Pengembangan Karir, Inkubasi Bisnis, dan Tracer Study Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) kembali menunjukkan komitmennya dalam mempersiapkan lulusan unggul dengan menggelar kegiatan Pembekalan Soft Skill bagi calon wisudawan periode September 2025. Acara berlangsung meriah di Auditorium H. Anwar Ikraman pada 22 September 2025, dihadiri oleh 884 peserta yang tercatat berdasarkan daftar hadir.
Kegiatan ini menjadi salah satu program strategis UMMAT dalam membekali mahasiswa menjelang kelulusan, dengan tujuan agar mereka tidak hanya berbekal kemampuan akademik, tetapi juga memiliki keterampilan non-akademik yang dibutuhkan di dunia kerja maupun studi lanjut. Melalui pembekalan ini, mahasiswa diharapkan mampu menghadapi tantangan global yang semakin kompetitif.
Kepala Bagian Pengembangan Karir, Inkubasi Bisnis, dan Tracer Study sekaligus Ketua Panitia Pelaksana, Hamdi, S.H., LL.M., menegaskan bahwa pembekalan ini merupakan bentuk keseriusan UMMAT dalam mendampingi mahasiswa hingga mereka benar-benar siap memasuki dunia profesional.
“Inti dari kegiatan ini adalah menyiapkan lulusan UMMAT agar mampu bersaing di dunia kerja, industri, maupun dunia usaha. Selain itu, kami juga ingin memastikan para lulusan memiliki kesiapan untuk meraih beasiswa studi lanjut, baik di dalam maupun luar negeri. Komitmen UMMAT adalah mendampingi mahasiswa sampai mereka menemukan dunia kerja atau melanjutkan studi, sehingga mereka tidak berjalan sendiri setelah wisuda,” jelas Hamdi.
Hamdi juga menambahkan bahwa pembekalan ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi langkah nyata UMMAT dalam mendukung visi universitas sebagai perguruan tinggi Islam yang unggul, berdaya saing, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat.
Untuk memperkuat pemahaman peserta, panitia menghadirkan dua narasumber yang berkompeten di bidangnya. Narasumber pertama, Imamul Wathoni, M.Ag., dari MataGaruda, memberikan pemaparan tentang peluang Beasiswa LPDP. Sementara itu, narasumber kedua, M. Anang Yusron, S.Psi., dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB Bidang Penempatan dan Perluasan Kerja, membawakan materi bertajuk Persiapan Memasuki Dunia Kerja dan Layanan Informasi Pasar Kerja.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., turut memberikan arahannya dalam kegiatan ini. Beliau menyampaikan bahwa pembekalan soft skill merupakan bagian integral dari rangkaian prosesi wisuda, sekaligus wujud kepedulian universitas terhadap masa depan lulusannya.
“In syaa Allah, wisuda akan dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis, tanggal 24 dan 25 September 2025. Saya berharap pembekalan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh seluruh calon wisudawan, karena ilmu yang didapat hari ini akan menjadi bekal penting untuk melangkah ke tahap berikutnya, baik dalam karier, studi lanjut, maupun dunia usaha,” ungkap Rektor.
Beliau juga menegaskan bahwa UMMAT tidak hanya melepas mahasiswa sebagai alumni, tetapi terus memberikan pendampingan melalui berbagai program pengembangan karir, inkubasi bisnis, hingga jejaring alumni yang kuat.
Sebagai bentuk keberlanjutan program, panitia mengimbau seluruh peserta untuk tetap bergabung dalam grup komunikasi yang telah dibuat. Grup ini akan menjadi wadah informasi penting terkait pendampingan siap kerja, informasi beasiswa, lowongan kerja, job fair, hingga kegiatan temu alumni. Dengan demikian, UMMAT memastikan lulusannya tidak berjalan sendiri, melainkan tetap dalam lingkaran ekosistem yang mendukung pengembangan karir mereka.
Kegiatan pembekalan ini semakin memperkuat citra UMMAT sebagai kampus islami yang tidak hanya fokus pada proses belajar mengajar di kelas, tetapi juga memberikan perhatian serius pada pengembangan karir mahasiswa. Dengan bekal akademik dan soft skill yang seimbang, lulusan UMMAT diharapkan mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus memperluas kiprah internasionalnya. Pada Tahun Akademik 2025/2026, UMMAT resmi menerima 14 mahasiswa internasional dari empat negara: Sudan, Yaman, Ghana, dan Nigeria. Kehadiran mereka menjadi bagian penting dari langkah UMMAT memperkuat perannya sebagai kampus islami yang unggul, inklusif, dan berdaya saing global.
Penerimaan ini ditandai dengan partisipasi mereka dalam Masa Ta’aruf dan Pekan Ta’aruf (MAPETA) 2025, kegiatan tahunan penyambutan mahasiswa baru yang berlangsung di Lapangan Utama UMMAT pada 1 September 2025. Ribuan mahasiswa baru, termasuk mahasiswa internasional, mengikuti kegiatan penuh semangat dengan balutan nuansa kebersamaan, persaudaraan, serta semangat belajar di kampus hijau UMMAT.
Rinciannya, terdapat 5 mahasiswa asal Sudan, yaitu Sara Magdi Abdelkareem Saeed dan Adam Ali Abakar Adam (Program Studi Farmasi), Abbas Abdalaziz Abbas Abdalaal dan Ahmedeltigani Mohamed Eltigani Hamad (Teknik Sipil), serta Bhaaeldin Mohamed Edres Musa S1 Sistem dan Teknologi Informasi (STI). Sementara dari Yaman, hadir 4 mahasiswa, yakni Azzam Mohammed Radman Hatem, Abdulrahman Tawfik Ali Saif Al Shawafi, Amr Rashad Thabit Thabit Al Khateeb, dan Amr Nassar Abdo Ali Eissa, yang semuanya mengambil Program S1 STI.
Dari Ghana, UMMAT menerima 4 mahasiswa non-muslim, yaitu Immanuel Nyarkoh dan Kelvin Nana Boadu (S1 Pertambangan), Gloria Teye (S1 Hukum), serta Patricia Amma Incoom Enchill (S1 STI). Selain itu, satu mahasiswa asal Nigeria, Abdul Karim Muhamed Modu, resmi terdaftar di Program Studi Teknik Sipil.
Kehadiran mahasiswa dari berbagai latar belakang ini menjadi bukti nyata inklusivitas UMMAT. Tidak hanya mahasiswa muslim, UMMAT juga membuka diri terhadap mahasiswa non-muslim, menegaskan posisinya sebagai kampus inklusi yang mengedepankan nilai kebersamaan dalam bingkai keberagaman.
Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kerjasama (KUIK) UMMAT, Asbah, M.Hum., menekankan bahwa penerimaan mahasiswa internasional merupakan bagian dari program strategis Muhammadiyah dalam dakwah kemanusiaan sekaligus penguatan jejaring global.
“Penerimaan mahasiswa asing ini adalah salah satu strategi Muhammadiyah untuk menduniakan dakwah Islam berkemajuan. Kami ingin mereka bukan sekadar mahasiswa, tapi ambassador Muhammadiyah, Lombok, NTB, dan Indonesia. Keberanian kita menghadirkan mahasiswa asing menunjukkan kepercayaan diri UMMAT dalam menampilkan pendidikan terbaik. Tugas kita adalah memastikan mereka sukses, sehingga nanti mereka bisa menjadi duta yang mengenalkan nilai, budaya, dan kearifan Indonesia di negara masing-masing,” ujar Asbah.
Ia menambahkan bahwa kehadiran mahasiswa dari Ghana yang beragama non-muslim menjadi bukti kuat bahwa UMMAT adalah kampus yang terbuka, moderat, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan. “Islam itu hadir untuk seluruh alam. Muhammadiyah melalui UMMAT ingin menunjukkan sikap inklusif itu dengan menerima siapa saja yang ingin belajar dan berkembang bersama kami. Inilah wajah Islam yang ramah dan rahmatan lil ‘alamin,” tambahnya.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., menyampaikan rasa bangga dan syukur atas kehadiran mahasiswa internasional ini. “Kami menyambut mereka dengan penuh kehangatan. Kehadiran mahasiswa dari empat negara ini sejalan dengan visi UMMAT untuk menjadi kampus islami yang unggul dan berdaya saing global. Kami ingin mereka merasa nyaman, belajar dengan sungguh-sungguh, serta menjadi bagian dari keluarga besar UMMAT. Kami juga berharap mereka membawa nilai-nilai Muhammadiyah dan kearifan Indonesia ke negara masing-masing, sehingga hubungan persaudaraan lintas bangsa semakin erat,” tuturnya.
MAPETA 2025 menjadi momentum penting bagi seluruh mahasiswa baru, termasuk mahasiswa asing. Dengan suasana yang meriah, ribuan mahasiswa baru mengikuti kegiatan pembukaan dengan antusias. Mahasiswa internasional yang hadir tampak berbaur dengan mahasiswa lokal, menyanyikan yel-yel kebersamaan, serta menyimak materi pengenalan kampus dengan penuh perhatian.
Bagi mahasiswa internasional, pengalaman ini menjadi hal baru sekaligus berkesan. Sara Magdi Abdelkareem Saeed dari Sudan mengungkapkan perasaannya, “Saya sangat senang bisa diterima di UMMAT. Sejak hari pertama, saya merasa disambut sebagai keluarga. Saya percaya pengalaman di sini akan memberi saya banyak ilmu, teman baru, dan kesempatan untuk mengenal budaya Indonesia.” Kesannya.
Dengan bertambahnya mahasiswa internasional, UMMAT semakin menunjukkan kiprahnya di kancah global. Program internasionalisasi yang dijalankan bukan hanya untuk meningkatkan jumlah mahasiswa asing, tetapi juga untuk memperkuat peran UMMAT sebagai pusat pengembangan ilmu, budaya, dan dakwah Islam berkemajuan.
UMMAT berharap program ini dapat menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi lain, khususnya di lingkungan Muhammadiyah, untuk semakin membuka diri terhadap kolaborasi internasional. Sejalan dengan pesan KH. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah berkomitmen untuk menghadirkan pendidikan Islam yang modern dan terbuka, sehingga dunia bukan hanya didatangi oleh Muhammadiyah, tetapi juga datang sendiri untuk belajar dan berkolaborasi. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) resmi menggelar kegiatan Matrikulasi Tahun Akademik 2025/2026 pada Rabu, 3 September 2025 di Gedung Lantai IV Pascasarjana UMMAT. Kegiatan ini menjadi langkah awal untuk membekali mahasiswa baru dalam menghadapi proses perkuliahan di tingkat magister.
Acara pembukaan berlangsung khidmat dengan dihadiri oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) NTB, Rektor UMMAT, Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMMAT, Wakil Rektor dan Sekretaris Rektor UMMAT, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Barat, Direktur Pascasarjana, Kaprodi, dosen Pascasarjana, serta seluruh mahasiswa baru.
Ketua Panitia, Dr. Khairil Anwar, M.Pd.,Si., dalam laporannya menyampaikan bahwa jumlah pendaftar program Pascasarjana UMMAT tahun ini lebih dari 100 orang, namun yang mengikuti matrikulasi berjumlah 59 orang. Kegiatan akan berlangsung selama dua hari, yakni 3–4 September 2025.
“Selama dua hari, akan ada sekitar 28 materi penting yang dibahas, mulai dari pengenalan sistem pendidikan di Program Magister UMMAT, sistem akademik, sistem keuangan, sarana dan prasarana, kemahasiswaan dan alumni, Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, hingga pelayanan teknologi informasi, perpustakaan, pusat bahasa, lembaga penjaminan mutu, pengabdian kepada masyarakat, pengelolaan jurnal, akreditasi, serta pengembangan SDM dan teknologi informasi. Selain itu, mahasiswa juga akan dibekali dengan pengantar keilmuan sesuai program studinya, mencakup ilmu hukum, ilmu lingkungan, dan pendidikan dasar,” jelasnya.
Direktur Pascasarjana UMMAT, Dr. Lukman, M.Pd., menegaskan bahwa matrikulasi merupakan tahapan penting agar mahasiswa baru memahami sistem akademik dan mampu menyiapkan diri untuk menempuh studi dengan baik.
Sementara itu, Rektor UMMAT, yang diwakili oleh Wakil Rektor IV, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I., memberikan pesan motivasi kepada mahasiswa baru. “Ada dua hal kunci untuk kelancaran akademik. Pertama, kerjakan semua yang diarahkan oleh para dosen, termasuk tugas-tugas. Kedua, laksanakan hak dan kewajiban bapak ibu dengan baik. Harus ada take and give antara dosen dan mahasiswa. Inilah tujuan matrikulasi, bagaimana cara agar studi bisa selesai tepat waktu. Maka dari sekarang, siapkan tesis sejak awal,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, beliau juga mengingatkan kembali sejarah berdirinya Muhammadiyah tahun 1912 yang bertujuan mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Ia menegaskan bahwa UMMAT memiliki visi yang sejalan, dengan mengedepankan Chatur Dharma yang mencakup Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, berbeda dengan perguruan tinggi lain yang hanya berpegang pada Tri Dharma.
Pesan serupa juga disampaikan oleh Ketua PWM NTB, yang diwakilkan oleh Prof. Dr. H. Mukhlis, M.Si.. Beliau menekankan pentingnya mahasiswa untuk selalu meraih ridha Allah SWT dan meneladani Nabi Muhammad SAW dalam ucapan maupun perbuatan.
“Cara hidup kita harus berubah. Kini kita berada di gelombang ketiga peradaban, di mana teknologi telah menyatu dengan manusia. Siapa yang tidak menguasai teknologi akan tertinggal. Bahkan, jika kita lihat kondisi saat ini, sebagian masih hidup dengan cara purbakala. Karena itu, akademisi yang diharapkan UMMAT adalah akademisi yang bisa menulis dan memberi kontribusi nyata bagi perkembangan ilmu pengetahuan,” ungkapnya.
Dengan pelaksanaan matrikulasi ini, Pascasarjana UMMAT berharap mahasiswa baru dapat memahami sistem dan kultur akademik, sekaligus menyiapkan langkah awal menuju penyelesaian studi tepat waktu. Program ini menjadi fondasi agar lulusan Pascasarjana UMMAT tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga mampu mengembangkan diri sesuai nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan. (HUMAS UMMAT)