Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus memperluas kiprah internasionalnya. Pada Tahun Akademik 2025/2026, UMMAT resmi menerima 14 mahasiswa internasional dari empat negara: Sudan, Yaman, Ghana, dan Nigeria. Kehadiran mereka menjadi bagian penting dari langkah UMMAT memperkuat perannya sebagai kampus islami yang unggul, inklusif, dan berdaya saing global.
Penerimaan ini ditandai dengan partisipasi mereka dalam Masa Ta’aruf dan Pekan Ta’aruf (MAPETA) 2025, kegiatan tahunan penyambutan mahasiswa baru yang berlangsung di Lapangan Utama UMMAT pada 1 September 2025. Ribuan mahasiswa baru, termasuk mahasiswa internasional, mengikuti kegiatan penuh semangat dengan balutan nuansa kebersamaan, persaudaraan, serta semangat belajar di kampus hijau UMMAT.
Rinciannya, terdapat 5 mahasiswa asal Sudan, yaitu Sara Magdi Abdelkareem Saeed dan Adam Ali Abakar Adam (Program Studi Farmasi), Abbas Abdalaziz Abbas Abdalaal dan Ahmedeltigani Mohamed Eltigani Hamad (Teknik Sipil), serta Bhaaeldin Mohamed Edres Musa S1 Sistem dan Teknologi Informasi (STI). Sementara dari Yaman, hadir 4 mahasiswa, yakni Azzam Mohammed Radman Hatem, Abdulrahman Tawfik Ali Saif Al Shawafi, Amr Rashad Thabit Thabit Al Khateeb, dan Amr Nassar Abdo Ali Eissa, yang semuanya mengambil Program S1 STI.
Dari Ghana, UMMAT menerima 4 mahasiswa non-muslim, yaitu Immanuel Nyarkoh dan Kelvin Nana Boadu (S1 Pertambangan), Gloria Teye (S1 Hukum), serta Patricia Amma Incoom Enchill (S1 STI). Selain itu, satu mahasiswa asal Nigeria, Abdul Karim Muhamed Modu, resmi terdaftar di Program Studi Teknik Sipil.
Kehadiran mahasiswa dari berbagai latar belakang ini menjadi bukti nyata inklusivitas UMMAT. Tidak hanya mahasiswa muslim, UMMAT juga membuka diri terhadap mahasiswa non-muslim, menegaskan posisinya sebagai kampus inklusi yang mengedepankan nilai kebersamaan dalam bingkai keberagaman.
Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kerjasama (KUIK) UMMAT, Asbah, M.Hum., menekankan bahwa penerimaan mahasiswa internasional merupakan bagian dari program strategis Muhammadiyah dalam dakwah kemanusiaan sekaligus penguatan jejaring global.
“Penerimaan mahasiswa asing ini adalah salah satu strategi Muhammadiyah untuk menduniakan dakwah Islam berkemajuan. Kami ingin mereka bukan sekadar mahasiswa, tapi ambassador Muhammadiyah, Lombok, NTB, dan Indonesia. Keberanian kita menghadirkan mahasiswa asing menunjukkan kepercayaan diri UMMAT dalam menampilkan pendidikan terbaik. Tugas kita adalah memastikan mereka sukses, sehingga nanti mereka bisa menjadi duta yang mengenalkan nilai, budaya, dan kearifan Indonesia di negara masing-masing,” ujar Asbah.
Ia menambahkan bahwa kehadiran mahasiswa dari Ghana yang beragama non-muslim menjadi bukti kuat bahwa UMMAT adalah kampus yang terbuka, moderat, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan. “Islam itu hadir untuk seluruh alam. Muhammadiyah melalui UMMAT ingin menunjukkan sikap inklusif itu dengan menerima siapa saja yang ingin belajar dan berkembang bersama kami. Inilah wajah Islam yang ramah dan rahmatan lil ‘alamin,” tambahnya.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., menyampaikan rasa bangga dan syukur atas kehadiran mahasiswa internasional ini. “Kami menyambut mereka dengan penuh kehangatan. Kehadiran mahasiswa dari empat negara ini sejalan dengan visi UMMAT untuk menjadi kampus islami yang unggul dan berdaya saing global. Kami ingin mereka merasa nyaman, belajar dengan sungguh-sungguh, serta menjadi bagian dari keluarga besar UMMAT. Kami juga berharap mereka membawa nilai-nilai Muhammadiyah dan kearifan Indonesia ke negara masing-masing, sehingga hubungan persaudaraan lintas bangsa semakin erat,” tuturnya.
MAPETA 2025 menjadi momentum penting bagi seluruh mahasiswa baru, termasuk mahasiswa asing. Dengan suasana yang meriah, ribuan mahasiswa baru mengikuti kegiatan pembukaan dengan antusias. Mahasiswa internasional yang hadir tampak berbaur dengan mahasiswa lokal, menyanyikan yel-yel kebersamaan, serta menyimak materi pengenalan kampus dengan penuh perhatian.
Bagi mahasiswa internasional, pengalaman ini menjadi hal baru sekaligus berkesan. Sara Magdi Abdelkareem Saeed dari Sudan mengungkapkan perasaannya, “Saya sangat senang bisa diterima di UMMAT. Sejak hari pertama, saya merasa disambut sebagai keluarga. Saya percaya pengalaman di sini akan memberi saya banyak ilmu, teman baru, dan kesempatan untuk mengenal budaya Indonesia.” Kesannya.
Dengan bertambahnya mahasiswa internasional, UMMAT semakin menunjukkan kiprahnya di kancah global. Program internasionalisasi yang dijalankan bukan hanya untuk meningkatkan jumlah mahasiswa asing, tetapi juga untuk memperkuat peran UMMAT sebagai pusat pengembangan ilmu, budaya, dan dakwah Islam berkemajuan.
UMMAT berharap program ini dapat menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi lain, khususnya di lingkungan Muhammadiyah, untuk semakin membuka diri terhadap kolaborasi internasional. Sejalan dengan pesan KH. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah berkomitmen untuk menghadirkan pendidikan Islam yang modern dan terbuka, sehingga dunia bukan hanya didatangi oleh Muhammadiyah, tetapi juga datang sendiri untuk belajar dan berkolaborasi. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) resmi menggelar kegiatan Matrikulasi Tahun Akademik 2025/2026 pada Rabu, 3 September 2025 di Gedung Lantai IV Pascasarjana UMMAT. Kegiatan ini menjadi langkah awal untuk membekali mahasiswa baru dalam menghadapi proses perkuliahan di tingkat magister.
Acara pembukaan berlangsung khidmat dengan dihadiri oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) NTB, Rektor UMMAT, Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMMAT, Wakil Rektor dan Sekretaris Rektor UMMAT, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Barat, Direktur Pascasarjana, Kaprodi, dosen Pascasarjana, serta seluruh mahasiswa baru.
Ketua Panitia, Dr. Khairil Anwar, M.Pd.,Si., dalam laporannya menyampaikan bahwa jumlah pendaftar program Pascasarjana UMMAT tahun ini lebih dari 100 orang, namun yang mengikuti matrikulasi berjumlah 59 orang. Kegiatan akan berlangsung selama dua hari, yakni 3–4 September 2025.
“Selama dua hari, akan ada sekitar 28 materi penting yang dibahas, mulai dari pengenalan sistem pendidikan di Program Magister UMMAT, sistem akademik, sistem keuangan, sarana dan prasarana, kemahasiswaan dan alumni, Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, hingga pelayanan teknologi informasi, perpustakaan, pusat bahasa, lembaga penjaminan mutu, pengabdian kepada masyarakat, pengelolaan jurnal, akreditasi, serta pengembangan SDM dan teknologi informasi. Selain itu, mahasiswa juga akan dibekali dengan pengantar keilmuan sesuai program studinya, mencakup ilmu hukum, ilmu lingkungan, dan pendidikan dasar,” jelasnya.
Direktur Pascasarjana UMMAT, Dr. Lukman, M.Pd., menegaskan bahwa matrikulasi merupakan tahapan penting agar mahasiswa baru memahami sistem akademik dan mampu menyiapkan diri untuk menempuh studi dengan baik.
Sementara itu, Rektor UMMAT, yang diwakili oleh Wakil Rektor IV, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I., memberikan pesan motivasi kepada mahasiswa baru. “Ada dua hal kunci untuk kelancaran akademik. Pertama, kerjakan semua yang diarahkan oleh para dosen, termasuk tugas-tugas. Kedua, laksanakan hak dan kewajiban bapak ibu dengan baik. Harus ada take and give antara dosen dan mahasiswa. Inilah tujuan matrikulasi, bagaimana cara agar studi bisa selesai tepat waktu. Maka dari sekarang, siapkan tesis sejak awal,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, beliau juga mengingatkan kembali sejarah berdirinya Muhammadiyah tahun 1912 yang bertujuan mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Ia menegaskan bahwa UMMAT memiliki visi yang sejalan, dengan mengedepankan Chatur Dharma yang mencakup Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, berbeda dengan perguruan tinggi lain yang hanya berpegang pada Tri Dharma.
Pesan serupa juga disampaikan oleh Ketua PWM NTB, yang diwakilkan oleh Prof. Dr. H. Mukhlis, M.Si.. Beliau menekankan pentingnya mahasiswa untuk selalu meraih ridha Allah SWT dan meneladani Nabi Muhammad SAW dalam ucapan maupun perbuatan.
“Cara hidup kita harus berubah. Kini kita berada di gelombang ketiga peradaban, di mana teknologi telah menyatu dengan manusia. Siapa yang tidak menguasai teknologi akan tertinggal. Bahkan, jika kita lihat kondisi saat ini, sebagian masih hidup dengan cara purbakala. Karena itu, akademisi yang diharapkan UMMAT adalah akademisi yang bisa menulis dan memberi kontribusi nyata bagi perkembangan ilmu pengetahuan,” ungkapnya.
Dengan pelaksanaan matrikulasi ini, Pascasarjana UMMAT berharap mahasiswa baru dapat memahami sistem dan kultur akademik, sekaligus menyiapkan langkah awal menuju penyelesaian studi tepat waktu. Program ini menjadi fondasi agar lulusan Pascasarjana UMMAT tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga mampu mengembangkan diri sesuai nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan. (HUMAS UMMAT)
Mataram , Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menggelar agenda tahunan terbesar bagi mahasiswa baru, yakni Masa Ta’aruf (MASTA) dan Pekan Ta’aruf (PETA) atau MAPETA 2025, yang resmi dibuka pada Senin, 1 September 2025, di Lapangan utama UMMAT. Acara yang mengusung tema “Mewujudkan Mahasiswa yang Produktif, Kompetitif, Unggul, dan Berdampak” ini menjadi pintu gerbang awal bagi 1.985 mahasiswa baru Tahun Akademik 2025/2026 dalam memulai perjalanan akademik mereka.
Suasana pembukaan MAPETA berlangsung meriah sejak pagi. Ribuan mahasiswa baru memenuhi Lapangan UMMAT dengan balutan atribut seragam putih-hitam, menunjukkan semangat persatuan dan kebersamaan. Sebelum acara resmi dimulai, para peserta disuguhkan pra-acara yang sarat makna dan hiburan, antara lain penampilan Tari Wonderland yang menampilkan kekayaan budaya Nusantara, drama Ortom yang menggambarkan identitas kader Muhammadiyah, serta persembahan musik yang menambah semarak suasana.
Ketua Panitia MAPETA 2025, Drs. Amil, MM, dalam laporannya menyampaikan bahwa jumlah mahasiswa baru UMMAT tahun ini mencapai 1.985 orang, dengan 1.926 mahasiswa mengikuti kegiatan MAPETA pada hari ini. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini akan berlangsung selama enam hari penuh, meliputi dua hari MASTA, dua hari PETA tingkat universitas, dan dua hari PETA tingkat fakultas, yang akan berpusat di dua titik yakni Lapangan FKIP dan Lapangan FIK, kecuali PETA Fakultas akan dilangsungkan di fakultas masing-masing.
Ia juga menambahkan bahwa Rangkaian kegiatan ini dirancang untuk membekali mahasiswa baru dengan wawasan akademik, penguatan nilai-nilai keislaman, serta semangat kebersamaan, sehingga mereka siap menjalani kehidupan kampus dengan optimal.
Ketua Korkom IMM UMMAT, Zainul Arifin, menegaskan pentingnya mahasiswa baru memanfaatkan momentum MAPETA untuk menanamkan nilai keislaman, kepemimpinan, dan militansi intelektual. Ia juga mengajak mahasiswa baru untuk aktif bergabung dalam Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah, seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Hizbul Wathan, dan Tapak Suci. “Selain Ortom, di UMMAT tersedia berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bisa menjadi wadah bagi kalian untuk belajar, berproses, dan mengembangkan minat bakat. Semuanya bisa menjadi ruang kalian menempa diri menjadi pribadi yang tangguh dan bermanfaat,” ujarnya penuh semangat.
Presiden Mahasiswa UMMAT, Supriadin, turut memberikan motivasi kepada para mahasiswa baru. Ia menekankan bahwa MAPETA bukan sekadar kegiatan pengenalan kampus, melainkan titik awal perjalanan panjang menuju pencapaian prestasi. “MAPETA adalah gerbang untuk membangun jati diri sebagai mahasiswa UMMAT. Jadilah mahasiswa yang tidak hanya hadir di kelas, tetapi juga aktif di masyarakat, memberi dampak nyata, dan berani bersaing secara nasional maupun global. Momentum ini harus kita manfaatkan untuk menyiapkan diri menjadi generasi emas Indonesia 2045 yang manca negara,” tegas Supriadin.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., dalam pidato pembukaannya memberikan sambutan hangat kepada seluruh mahasiswa baru. Ia menegaskan bahwa UMMAT terus berkembang menjadi perguruan tinggi yang unggul dan inklusif. “UMMAT berdiri sejak tahun 1980. Kini, di usia ke-45 tahun, UMMAT telah memiliki 8 fakultas, 37 program studi, dengan 5 prodi yang sudah unggul. Tahun ini kita kedatangan 14 mahasiswa asing dari Ghana, Nigeria, Yaman, dan Sudan. Bahkan ada 3 mahasiswa non-Muslim dari Ghana yang ikut belajar di sini. Hal ini menunjukkan bahwa UMMAT adalah kampus yang inklusif, terbuka bagi siapa saja, dan tidak eksklusif,” ujarnya.
Rektor juga memperkenalkan mahasiswa asing yang hadir, sebagai bentuk penegasan bahwa UMMAT sebagai kampus berwawasan internasional. Selain itu, Rektor juga memberikan penghargaan (reward) kepada mahasiswa berprestasi yang telah mengharumkan nama kampus di tingkat nasional maupun internasional, baik di bidang akademik, penelitian, olahraga, maupun seni.
Beliau juga menambahkan bahwa tahun depan, UMMAT menargetkan kedatangan mahasiswa asing dari Maroko, sekaligus berharap pada tahun 2026 akreditasi perguruan tinggi UMMAT dapat meningkat menjadi Unggul.
Kegiatan MAPETA 2025 akan berlangsung hingga enam hari mendatang dengan agenda yang dirancang untuk memperkuat karakter, ilmu, dan iman mahasiswa baru. Melalui MAPETA, UMMAT berharap dapat mencetak generasi mahasiswa yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter Islami, siap bersaing secara global, dan mampu memberi kontribusi nyata bagi bangsa dan umat.
“Manfaatkanlah masa kuliah untuk belajar dengan sungguh-sungguh, berorganisasi, dan terus berprestasi. Jadilah mahasiswa yang produktif, kompetitif, unggul, dan berdampak. Dari sinilah langkah kalian dimulai, menuju masa depan yang lebih cerah,” tutup Rektor Abdul Wahab. (HUMAS UMMAT)
Kekait,Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) Kelompok 1 yang tengah mengabdi di Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, berkolaborasi dengan Yayasan Literasi Lumbung Lombok (3L) mengadakan kegiatan cek kesehatan dan pengobatan gratis pada Minggu (24/8/2025). Kegiatan sosial ini diikuti secara antusias oleh ratusan warga Desa Kekait dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga lanjut usia.
Sejak pagi, masyarakat sudah memadati lokasi kegiatan yang dipusatkan di balai desa. Suasana penuh semangat kebersamaan terlihat ketika warga secara bergiliran mengikuti pemeriksaan kesehatan. Kegiatan ini mencakup layanan pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah, kolesterol, konsultasi kesehatan, serta pemberian obat-obatan secara gratis sesuai hasil diagnosis.
Kepala Desa Kekait, Masjudin Dahlan, menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap kegiatan yang diprakarsai mahasiswa KKN UMMAT bersama 3L. “Kami menyambut baik kegiatan cek kesehatan gratis ini sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat Desa Kekait. Semoga kegiatan ini dapat membantu warga menjaga kesehatan, mendeteksi penyakit sejak dini, dan menumbuhkan kesadaran pentingnya pola hidup sehat demi kesejahteraan bersama,” ungkapnya.
Ia juga berharap kegiatan semacam ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan agar masyarakat desa semakin terbantu, khususnya dalam hal pelayanan kesehatan yang mudah diakses dan terjangkau.
Ketua KKN Kelompok 1 UMMAT menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata pengabdian mahasiswa kepada masyarakat, sejalan dengan semangat Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
“Kegiatan cek kesehatan dan pengobatan gratis ini kami laksanakan sebagai salah satu program utama KKN di Desa Kekait. Harapannya, kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat langsung berupa layanan kesehatan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeriksaan dini serta pola hidup sehat. Kami berterima kasih kepada Yayasan Literasi Lumbung Lombok atas kolaborasi dan dukungannya, serta kepada pemerintah desa, tenaga medis, dan seluruh masyarakat yang turut berpartisipasi,” jelasnya.
Kolaborasi dengan Yayasan 3L juga menjadi nilai tambah, mengingat yayasan tersebut aktif bergerak di bidang literasi dan sosial masyarakat. Dalam kegiatan ini, 3L memberikan dukungan logistik, tenaga relawan, serta turut menyosialisasikan pentingnya literasi kesehatan bagi masyarakat.
Program cek kesehatan dan pengobatan gratis ini memiliki tiga tujuan utama: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan secara preventif, Memberikan layanan kesehatan dasar gratis sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang mungkin kesulitan mengakses fasilitas kesehatan, serta Membantu deteksi dini penyakit sehingga masyarakat dapat melakukan langkah penanganan lebih lanjut sebelum kondisi memburuk.
Selain pemeriksaan kesehatan, masyarakat juga diberikan penyuluhan singkat tentang pola makan sehat, pentingnya olahraga teratur, serta menjaga kebersihan lingkungan sebagai salah satu faktor pendukung kesehatan.
Sejumlah warga mengungkapkan rasa senangnya bisa mengikuti kegiatan ini. Banyak dari mereka yang belum pernah melakukan pemeriksaan kesehatan dalam waktu lama. Dengan adanya layanan gratis ini, mereka merasa terbantu untuk mengetahui kondisi kesehatan terkini.
“Alhamdulillah, kami sangat terbantu dengan adanya pemeriksaan gratis ini. Biasanya kalau mau cek kesehatan harus jauh-jauh ke puskesmas. Sekarang bisa langsung diperiksa di desa sendiri dan kami juga dapat obat-obatan sesuai kebutuhan,” ujar salah seorang warga yang mengikuti pemeriksaan.
Di akhir acara, mahasiswa KKN UMMAT dan relawan 3L juga menyampaikan pesan penting kepada masyarakat agar tidak menyepelekan kesehatan. Pemeriksaan dini dan kesadaran menjaga pola hidup sehat merupakan kunci untuk mencegah berbagai penyakit, sekaligus mendukung terciptanya masyarakat yang lebih sejahtera dan produktif. (HUMAS UMMAT)
Sangiang, Kelompok 28 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) yang ditempatkan di Desa Sangiang, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, menggelar sosialisasi inovasi pemanfaatan sampah plastik menjadi paving blok pada Selasa, 19 Agustus 2025. Acara yang berlangsung di aula Kantor Desa Sangiang ini dihadiri oleh Kepala Desa beserta perangkatnya, seluruh kepala dusun, tokoh pemuda, tokoh adat, perwakilan KKN UNMBO, serta masyarakat desa.
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk kepedulian mahasiswa KKN terhadap isu lingkungan yang tengah dihadapi masyarakat Desa Sangiang, khususnya permasalahan sampah plastik yang menumpuk di kawasan pesisir. Sampah yang tidak tertangani dengan baik telah mencemari lingkungan, merusak keindahan pantai, sekaligus mengancam potensi wisata bahari yang kini menjadi kebanggaan desa.
Ketua Kelompok 28 KKN UMMAT, M. Ari Azhari, menyampaikan bahwa keresahan akan kondisi lingkungan menjadi alasan utama lahirnya gagasan pemanfaatan sampah plastik menjadi paving blok. “Salah satu hal yang menjadi alasan kami mengadakan sosialisasi ini ialah keresahan terhadap banyaknya sampah yang berserakan di pesisir laut Sangiang. Hal ini sangat merusak keindahan pantai, terlebih Sangiang kini sedang hangat diperbincangkan karena destinasi wisata baharinya. Melalui program ini kami ingin menghadirkan solusi, agar masyarakat tidak hanya membuang sampah sembarangan, tetapi juga mampu mengolahnya menjadi produk yang bermanfaat, bahkan berpotensi menjadi sumber pendapatan baru bagi desa,” jelas Ari.
Ia menambahkan bahwa program ini diharapkan menjadi langkah awal untuk membangun kesadaran kolektif masyarakat dalam mengelola sampah. Jika dikembangkan secara berkelanjutan, paving blok hasil olahan sampah plastik dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur desa sekaligus dijadikan produk ekonomi kreatif.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kelompok 28 KKN UMMAT, Erni Yustisiani, M.Sc., menekankan bahwa keberhasilan sebuah program tidak hanya bergantung pada ide inovatif, tetapi juga pada sinergi seluruh pihak. “Sinergi dan kerjasama antar seluruh elemen masyarakat desa menjadi kunci utama dalam mewujudkan keberhasilan setiap program. Dengan adanya komitmen bersama, program inovatif seperti ini tidak hanya berhenti di tahap sosialisasi, tetapi dapat berlanjut menjadi gerakan nyata yang memberi dampak jangka panjang bagi Desa Sangiang,” ujarnya.
Ia juga berharap agar pemerintah desa dan masyarakat dapat bersama-sama menjaga keberlanjutan program ini setelah KKN berakhir, sehingga manfaatnya tetap dirasakan oleh generasi berikutnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sangiang, A. Rasid, S.E., menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap inovasi mahasiswa KKN UMMAT yang dinilai sangat relevan dengan kebutuhan desa. “Kami sangat tertarik dengan program kerja adik-adik KKN UMMAT yang sangat inovatif bagi desa kami. Pemerintah desa akan senantiasa mendukung setiap program yang bermanfaat, khususnya terkait pengelolaan sampah yang sejak lama menjadi masalah esensial. InsyaAllah, kami akan menyiapkan bak sampah besar dan permanen khusus sebagai tempat pembakaran dan pencetakan paving blok. Selain itu, kami juga berencana menyiapkan mobil atau motor roda tiga untuk mengangkut sampah agar program ini dapat berjalan lebih optimal dan berkembang menjadi badan usaha desa,” tegasnya.
Menutup kegiatan, Ketua Kelompok 28 menambahkan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan melaksanakan praktik langsung pengelolaan sampah plastik menjadi paving blok bersama masyarakat sebagai tindak lanjut dari sosialisasi ini.
Kelompok 28 KKN UMMAT percaya bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya membawa pengetahuan, tetapi juga meninggalkan warisan berupa kesadaran baru bagi masyarakat untuk menjaga lingkungan sekaligus mengembangkan potensi ekonomi dari sesuatu yang sering dianggap tidak berguna. (HUMAS UMMAT)
Mataram,Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan semangat dedikasi dalam pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan Pendampingan Penyusunan Peraturan Desa (Perdes) Desa Wisata. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, yakni 15–16 Agustus 2025, bertempat di Desa Dasan Griya, Dusun Murpeji, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
Kegiatan ini diikuti oleh berbagai pihak, antara lain dosen FH UMMAT, Kepala Desa (Kades), Sekretaris Desa, staf desa, pendamping desa, Kepala Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), serta para pemerhati pariwisata. Tujuan utama kegiatan ini adalah membantu Desa Dasan Griya dalam menyusun peraturan desa yang mengatur pengembangan desa wisata secara tertib, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Kepala Desa Dasan Griya, Fahrur Aziz, S.H., menyampaikan apresiasi atas kehadiran civitas akademika FH UMMAT. “Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim Fakultas Hukum UMMAT karena telah meluangkan waktu dan tenaga membantu kami dalam penyusunan peraturan desa. Dengan adanya perdes khusus terkait desa wisata, kami berharap Desa Dasan Griya dapat berkembang lebih baik dan berpotensi menjadi desa binaan bagi Fakultas Hukum UMMAT,” ujarnya.
Dekan FH UMMAT, Assoc. Prof. Dr. Hilman Syahrial Haq, S.H., LL.M, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari caturdarma perguruan tinggi Muhammadiyah, khususnya pengabdian kepada masyarakat.
“Fakultas Hukum UMMAT berkomitmen hadir bersama masyarakat untuk mengembangkan potensi desa. Penyusunan peraturan desa di bidang wisata sangat penting agar pengelolaan potensi lokal berjalan teratur, berkeadilan, dan memberikan manfaat ekonomi serta sosial bagi warga. Kegiatan ini juga menjadi sarana bagi kami untuk membangun sinergi yang lebih kuat antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan masyarakat, sehingga Desa Dasan Griya mampu berkembang menjadi desa wisata yang profesional dan berkelanjutan,” jelasnya.
Dalam kegiatan ini, para peserta mendapatkan pemahaman mendalam mengenai aspek hukum dan teknis penyusunan peraturan desa melalui paparan narasumber dari FH UMMAT: Dr. Baiq Rara Charina, S.H., M.H., Ahli Perundang-undangan Kanwilkum HAM NTB dan Dosen FH UMMAT, menyampaikan materi tentang mengenal produk hukum desa. Adi Supriyadi, S.H., M.H., Dosen FH UMMAT, membahas teknik penyusunan produk hukum desa, khususnya perdes tentang desa wisata. Dan Nasri, Dosen FH UMMAT, memaparkan muatan perdes tentang desa wisata, mulai dari aspek tata kelola, pengembangan potensi lokal, perlindungan sumber daya alam, hingga strategi pemberdayaan masyarakat desa.
Kegiatan ini juga diwarnai sesi diskusi interaktif, di mana peserta aktif memberikan masukan, menyampaikan kendala, dan merumuskan rancangan pasal-pasal perdes yang relevan dengan kondisi Desa Dasan Griya. Proses ini diharapkan dapat menghasilkan peraturan desa yang aplikatif, adaptif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat lokal, khususnya dalam mengembangkan sektor pariwisata.
Selain itu, kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk meningkatkan kapasitas aparatur desa, pokdarwis, dan masyarakat dalam memahami peraturan hukum yang mengatur pengelolaan desa wisata. Dengan adanya pemahaman yang baik mengenai hukum desa, diharapkan pengelolaan potensi wisata di Desa Dasan Griya dapat berjalan tertib, berkelanjutan, dan memberikan manfaat ekonomi langsung bagi warga.
Dr. Hilman menambahkan, “Kegiatan seperti ini bukan hanya sekadar pengabdian, tetapi juga bagian dari pembinaan desa berkelanjutan. Kami berharap Desa Dasan Griya dapat menjadi desa wisata model di Lombok Barat, bahkan menjadi desa binaan Fakultas Hukum UMMAT sehingga kolaborasi ini dapat terus berlanjut ke depan.” tambahnya. (HUMAS UMMAT)