Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Wakil Rektor III yang membidangi Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Erwin, M.Pd., turut hadir dalam kegiatan nasional Peluncuran Beasiswa Cendekia BAZNAS (BCB) Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia pada Senin, 4 Agustus 2025, pukul 10.00–12.00 WIB, bertempat di Graha Utama Kemendikdasmen, Gedung A Kemendikbud RI, Jakarta Pusat.
Kegiatan ini menjadi momentum penting yang menandai keberlanjutan program beasiswa unggulan dari BAZNAS, sekaligus menunjukkan komitmen kuat dalam menyiapkan generasi bangsa yang unggul dan tangguh menghadapi tantangan global menuju Indonesia Emas 2045.
Sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap pembangunan sumber daya manusia, BAZNAS melaksanakan program Beasiswa Cendekia BAZNAS Dalam Negeri dan Ma’had Aly yang bekerja sama dengan 183 lembaga pendidikan tinggi, terdiri dari 133 Perguruan Tinggi Dalam Negeri dan 50 Ma’had Aly, termasuk didalamnya UMMAT. Program ini ditujukan untuk menyediakan dukungan dana pendidikan bagi para mustahik (penerima zakat), guna menjamin keberlangsungan pendidikan dan memutus mata rantai kemiskinan melalui akses pendidikan berkualitas.
Dalam wawancaranya, Dr. Erwin menyambut baik peningkatan dan pengembangan skema beasiswa ini. “Peluncuran Beasiswa Cendekia BAZNAS 2025 bukan berarti program ini baru dimulai tahun ini, melainkan sebagai penegasan bahwa program ini terus berlanjut dan mengalami peningkatan dari segi substansi serta jangkauan manfaat,” jelasnya.
Salah satu kebaruan dari program tahun ini adalah penambahan skema pendanaan yang tidak hanya mencakup biaya kuliah (SPP/UKT), tetapi juga: Pendanaan untuk Penelitian/Skripsi, sebagai dukungan terhadap mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir, serta Pendanaan untuk Seminar, Simposium, dan Kegiatan Ilmiah Sejenis, untuk mahasiswa yang aktif mengikuti forum ilmiah di tingkat nasional maupun internasional, baik sebagai peserta maupun pemakalah.
“Skema baru ini sangat relevan dengan kebutuhan mahasiswa saat ini. Dukungan terhadap karya ilmiah dan partisipasi dalam forum akademik akan mendorong lahirnya generasi intelektual muda yang siap bersaing secara global,” tambah Dr. Erwin.
Ia juga menegaskan bahwa UMMAT akan terus mendukung dan memfasilitasi mahasiswa penerima Beasiswa Cendekia BAZNAS agar dapat memanfaatkan program ini secara optimal, tidak hanya sebagai bantuan finansial, tetapi juga sebagai peluang pengembangan diri secara intelektual, sosial, dan spiritual.
Adapun kategori penerima beasiswa masih mengacu pada mahasiswa aktif yang sedang menempuh semester 5. Ketentuan ini ditetapkan agar mahasiswa memiliki cukup waktu merancang rencana akademik jangka menengah dan menyelesaikan studi tepat waktu dengan dukungan beasiswa.
Sejak diluncurkan, Beasiswa Cendekia BAZNAS telah menjadi program strategis nasional dalam membuka akses pendidikan tinggi bagi mahasiswa berprestasi dari keluarga prasejahtera. Ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, termasuk dari UMMAT, telah menjadi penerima manfaat dari program ini.(HUMAS UMMAT)
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Lembaga Pengkajian, Pengembangan dan Pengamalan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (LP3IK) kembali menyelenggarakan kegiatan Kaji-MU Fakultas sebagai bagian dari program unggulan kelembagaan dalam meneguhkan ideologi Muhammadiyah di lingkungan akademik. Kegiatan ini telah dimulai sejak 1 Agustus dan akan berlangsung hingga 19 September 2025, dengan menyasar dosen dan tenaga kependidikan di tingkat fakultas, unit, dan lembaga.
Kaji-MU tahun ini mengambil fokus pada penguatan nilai-nilai ideologis dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan kampus melalui materi utama seperti Ekosistem Kampus Islami, Risalah Islam Berkemajuan, dan Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah. Pada bagian Ekosistem Kampus Islami, peserta diajak untuk membudayakan layanan prima melalui prinsip 4S (senyum, salam, sapa, sabar), memperkuat budaya salat berjamaah di Masjid Al-Khoory, dan menghidupkan semangat membaca Al-Qur’an sebelum beraktivitas. Selain itu, ditekankan pula pentingnya menjaga penampilan dengan berbusana Islami, menjauhi rokok di lingkungan kampus, membangun interaksi sosial dengan akhlak karimah, serta menumbuhkan atmosfer akademik yang kolaboratif, jujur, tertib, meritokratis, dan amanah.
Materi Risalah Islam Berkemajuan mengajak sivitas akademika untuk memahami Islam sebagai agama yang berlandaskan tauhid, bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, serta menghidupkan semangat ijtihad dan tajdid. Islam yang berkemajuan juga harus memegang prinsip wasathiyah, membawa rahmat bagi semesta alam, berkhidmat untuk kemaslahatan umat manusia, serta berperan dalam membangun peradaban.
Dalam rangka penguatan fikih amaliah Muhammadiyah, disampaikan pula materi Himpunan Putusan Tarjih yang difokuskan pada teori dan praktik pengurusan jenazah. Materi ini dipandu oleh para narasumber berkompeten yang berasal dari kalangan akademisi, ulama, dan praktisi Muhammadiyah, di antaranya Dr. TGH. Falahudin, M.Ag., Drs. H. Gulam Abbas, M.Si., Drs. H. Syamsudin Anwar, Dr. TGH. Zaenudin, M.Pd.I., Dr. M. Anugrah Arifin, M.Pd.I., Dr. TGH. Sukarta, M.Pd.I., Dr. Mukhlishin, M.S.I., Dr. Mappanyompa, M.Pd.I., Dr. Immawanto, M.Sy., Muhiburrahman, M.Pd., Saprun, M.Pd.I., Abdul Hafiz, M.Pd.I., Dewi Urifah, M.Pd.I., Sahman Z., M.H., Najamudin, M.Pd.I., dan Suwandi, M.Pd.
Ketua panitia, Sahman Z., M.H., menyampaikan rasa syukurnya atas dukungan dan antusiasme dari seluruh pihak. Ia menegaskan bahwa Kaji-MU merupakan ruang strategis untuk meningkatkan kapasitas dosen dan tenaga kependidikan dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan, sekaligus mempererat silaturahmi antarunit di lingkungan kampus. Harapannya, program ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam membangun institusi pendidikan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga kokoh secara ideologis.
Kepala LP3IK UMMAT, Dr. M. Anugrah Arifin, M.Pd.I., menambahkan bahwa pelaksanaan Kaji-MU secara rutin satu pekan sekali selama masa libur semester genap menjadi momen yang tepat untuk merefleksikan nilai-nilai dasar Muhammadiyah. Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi wasilah dalam menanamkan sikap bermuhammadiyah yang berkemajuan, tidak hanya dalam lingkungan kampus, tetapi juga dalam kehidupan sosial masyarakat yang lebih luas.
Dengan mengedepankan semangat Islam berkemajuan dan nilai-nilai keislaman yang inklusif, UMMAT terus berkomitmen membangun ekosistem kampus Islami yang mampu mencetak generasi intelektual yang berkarakter, berintegritas, dan berdedikasi untuk kemaslahatan umat. (HUMAS UMMAT)
Mataram, 31 Juli 2025 – Panggung adu gagasan tingkat nasional yang mempertemukan mahasiswa dari berbagai penjuru Indonesia tersaji dengan penuh semangat dan intelektualitas tinggi dalam Final Lomba Debat Nasional Mahasiswa 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT). Final ini menjadi penutup dari rangkaian kompetisi debat yang digagas oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) UMMAT, sebagai upaya konkret dalam membentuk karakter mahasiswa yang berpikir kritis, komunikatif, dan solutif dalam menghadapi persoalan bangsa.
Bertempat di Aula Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMMAT, babak final dilaksanakan secara luring dengan menghadirkan empat tim terbaik dari total 26 tim yang sebelumnya berkompetisi di babak penyisihan secara daring. Keempat tim finalis berasal dari Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) selaku tuan rumah, dan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU).
Babak demi babak dilalui dengan ketat. Atmosfer kompetitif sangat terasa, namun tetap dalam nuansa kekeluargaan dan sportivitas yang dijunjung tinggi. Penilaian dilakukan oleh tim juri yang terdiri dari akademisi dan praktisi debat nasional, dengan mempertimbangkan kekuatan argumen, ketepatan data, kemampuan merespons, gaya penyampaian, serta etika dalam berdebat.
Setelah melalui sesi argumentasi yang menantang, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur dinyatakan sebagai Juara Pertama dengan skor tertinggi 85,54. Universitas Muhammadiyah Surakarta meraih Juara Kedua dengan skor 84,72, sedangkan Universitas Muhammadiyah Mataram menempati posisi Juara Ketiga dengan skor 83,30. Juara Harapan Satu diraih oleh Universitas Muhammadiyah Maluku Utara dengan skor 83,18. Meskipun selisih nilai antara peserta sangat tipis, kualitas debat yang ditampilkan keempat tim menuai pujian dari para juri.
Ketua Panitia Pelaksana, Zaenafi Ariani, SE., ME., menyampaikan rasa bangga dan apresiasi kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi, baik yang mengikuti secara daring maupun yang hadir langsung di babak final. “Sebanyak 26 tim mendaftar dan mengikuti seleksi awal. Dari sana kami memilih empat tim terbaik untuk bertanding langsung di UMMAT. Ini adalah ajang luar biasa untuk mengasah nalar kritis, sekaligus menjadi ruang silaturahmi bagi mahasiswa Muhammadiyah dari berbagai daerah. Terima kasih atas semangat, kerja keras, dan dedikasi semua pihak,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk pembinaan sekaligus pemanasan bagi mahasiswa UMMAT yang akan berlaga dalam ajang debat tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada Agustus mendatang.
“Sebenarnya, lomba ini adalah latihan strategis untuk mahasiswa kami. Tapi lebih dari itu, kita ingin kegiatan ini menjadi ruang saling belajar, bukan hanya untuk mendapatkan juara. Ini adalah wadah silaturahmi antar mahasiswa Muhammadiyah se-Indonesia dalam membangun jejaring, bertukar ide, dan menginspirasi satu sama lain,” jelasnya. “Kami percaya, mahasiswa yang terbiasa berdialog dan berdebat secara sehat akan tumbuh menjadi pemimpin yang tangguh dan bijak. Oleh karena itu, UMMAT akan terus mendukung kegiatan-kegiatan yang menghidupkan iklim akademik seperti ini,” tambahnya.
Acara final ditutup dengan penyerahan trofi, piagam penghargaan, dan bingkisan kepada para pemenang. Selain itu, seluruh finalis mendapatkan sertifikat partisipasi sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi intelektual mereka dalam lomba ini. Suasana haru dan bangga menyelimuti ruangan ketika para finalis berdiri di atas panggung bersama, menunjukkan bahwa meskipun kompetisi telah usai, semangat kolaborasi tetap menyala. (HUMAS UMMAT)
Mataram, 30 Juli 2025 – Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan eksistensinya sebagai pusat pengembangan generasi intelektual bangsa. Salah satu upaya nyata tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan Lomba Debat Nasional Mahasiswa 2025 yang digagas oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) UMMAT. Kompetisi ini merupakan bentuk konkret dari komitmen universitas dalam mendorong mahasiswa menjadi insan yang berpikir kritis, solutif, dan memiliki daya saing di tingkat nasional.
Dengan mengusung tema besar “Debat Menginspirasi, Kampus Berdampak”, lomba ini dirancang sebagai ruang terbuka bagi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia untuk berdialog, berkolaborasi, dan berkompetisi secara ilmiah dalam suasana yang sehat dan membangun. Debat tidak hanya dipahami sebagai arena adu argumentasi, tetapi juga sebagai wahana pembentukan karakter mahasiswa yang cerdas secara intelektual, emosional, dan sosial.
Lebih dari sekadar ajang prestasi, kegiatan ini juga menjadi momentum strategis untuk memperkenalkan UMMAT sebagai kampus yang inklusif dan terbuka terhadap dinamika wacana kebangsaan dan global.
Pendaftaran peserta dibuka mulai 23 Juni hingga 19 Juli 2025, dan dilanjutkan dengan seleksi awal secara daring pada 21–24 Juli 2025. Dari tahapan seleksi ini, dipilih empat tim terbaik untuk melaju ke babak final yang digelar secara luring di Kampus Universitas Muhammadiyah Mataram pada Rabu, 30 Juli 2025. Rangkaian lomba ini akan ditutup dengan pengumuman pemenang dan penyerahan penghargaan pada Kamis, 31 Juli 2025.
Babak final yang tengah berlangsung hari ini di Aula FKIP UMMAT diikuti oleh empat tim finalis, yaitu dari Universitas Kalimantan Timur, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, dan Universitas Muhammadiyah Mataram sebagai tuan rumah.
Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., menyampaikan bahwa lomba debat ini merupakan langkah strategis dalam membangun atmosfer akademik yang kompetitif dan produktif di lingkungan kampus.
“Debat ini adalah bentuk nyata dari upaya kami untuk menghadirkan ruang kompetisi intelektual yang sehat dan inspiratif. Kami ingin membangun UMMAT bukan hanya sebagai tempat kuliah, tetapi sebagai rumah besar bagi mahasiswa-mahasiswa unggul dari seluruh Indonesia untuk bertumbuh dan berkontribusi,” ujarnya.
Dr. Erwin menegaskan bahwa mahasiswa memiliki potensi luar biasa dalam berpikir kritis dan menyampaikan gagasan. Namun, ruang-ruang aktualisasi tersebut masih perlu diperluas. Oleh karena itu, UMMAT membuka kesempatan seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk mengasah keberanian, ketajaman berpikir, serta kemampuan berbicara di depan publik dalam suasana yang konstruktif dan beretika.
Ia juga menekankan pentingnya pelaksanaan babak final secara luring agar peserta dapat merasakan langsung atmosfer kompetisi yang sehat dan bermartabat.
“Kami ingin para peserta merasakan bahwa kompetisi ini bukan sekadar lomba, tetapi juga proses pembelajaran yang sesungguhnya bertemu secara langsung, berdialog, dan berargumen dengan logika yang tajam dan etika yang luhur,” tambahnya.
Sementara itu, Rektor UMMAT Drs. Abdul Wahab, MA. menyampaikan bahwa debat bukan hanya ajang menunjukkan kecakapan berbicara, tetapi juga merupakan sarana pendidikan karakter yang sangat penting bagi mahasiswa.
“Debat bukan sekadar adu argumen. Ini adalah sarana belajar menyampaikan pendapat dengan etika, membangun logika berpikir yang runtut, serta melatih kemampuan menerima dan menghargai pendapat yang berbeda. Nilai-nilai seperti inilah yang menjadi fondasi karakter pemimpin masa depan,” tutur Rektor.
Ia berharap kegiatan ini dapat melahirkan mahasiswa yang tidak hanya piawai menyampaikan gagasan, tetapi juga memiliki kepekaan sosial serta mampu membawa perubahan nyata di tengah masyarakat.
“Kami ingin para peserta tidak berhenti pada kemenangan semata. Tapi dari sini lahir kesadaran bahwa ide-ide yang disuarakan dalam ruang debat bisa menjadi pemantik perubahan di lapangan,” tegasnya. (HUMAS UMMAT)
Surabaya, Guna meningkatkan mutu dan tata kelola Program Pendidikan Profesi Guru (PPG), Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui tim PPG-nya melakukan kunjungan benchmarking ke Badan Pendidikan Profesi Guru (BPPG) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Selasa, 22 Juli 2025. Kegiatan yang berlangsung di Gedung W1 LPSP, Kampus 2 Lidah Wetan, Unesa, ini menjadi bagian dari komitmen UMMAT untuk terus belajar dari institusi yang telah terbukti sukses dalam mengelola program PPG di tingkat nasional.
Rombongan UMMAT dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd., Si., didampingi oleh Ketua Program Studi PPG, Dr. Intan Dwi Astuti, M.Pd., serta tim. Kedatangan mereka disambut hangat oleh pimpinan BPPG Unesa dan tim penyelenggara PPG.
Kegiatan diawali dengan seremoni pembukaan dan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PPG UMMAT dan BPPG Unesa. Penandatanganan ini menjadi langkah awal dari kolaborasi antara kedua lembaga untuk pengembangan kapasitas kelembagaan, peningkatan mutu akademik, serta pertukaran praktik baik dalam penyelenggaraan PPG.
Dr. Muhammad Nizaar menyampaikan alasan pemilihan Unesa sebagai mitra benchmarking. “Kami memilih Unesa karena rekam jejaknya sebagai penyelenggara PPG yang telah matang. Banyak hal strategis yang ingin kami pelajari dan adopsi, terutama dalam aspek digitalisasi sistem, tata kelola manajemen program, serta inovasi pengembangan kurikulum yang relevan dengan tantangan pendidikan masa kini dan masa depan,” ujarnya.
Selama sesi sharing session, berbagai topik penting didiskusikan, termasuk model Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) mahasiswa PPG Unesa yang sudah diarahkan ke skala internasional. Unesa telah menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan luar negeri dalam rangka memberikan pengalaman praktik yang lebih luas dan bertaraf global bagi para calon guru.
Hal ini menjadi inspirasi bagi UMMAT untuk terus meningkatkan kualitas pengalaman praktik mahasiswa PPG, tidak hanya terbatas pada lingkup lokal, tetapi juga membuka peluang kolaborasi internasional yang dapat memperkaya wawasan dan kompetensi mahasiswa.
“Pengembangan model PPL dengan perspektif global sangat penting untuk mencetak guru yang adaptif terhadap perkembangan zaman, mampu memahami konteks multikultural, dan siap bersaing secara internasional,” ungkap Dr. Nizaar.
Selain itu, UMMAT juga menyoroti sistem pelaporan diri mahasiswa PPG kategori guru tertentu yang telah dikembangkan Unesa melalui platform digital berbasis website. Sistem ini memungkinkan mahasiswa untuk melakukan pelaporan administrasi, progres, dan kebutuhan akademik secara mandiri dan efisien. UMMAT berencana mengembangkan sistem serupa sebagai bagian dari upaya digitalisasi tata kelola layanan akademik di lingkungan PPG UMMAT.
Hal menarik lainnya yang diperoleh dari benchmarking ini adalah model pembinaan alumni PPG yang dikembangkan Unesa. Tidak hanya fokus pada proses pendidikan selama masa studi, Unesa juga membangun sistem pendampingan dan pembinaan berkelanjutan bagi para alumni agar mereka tetap terhubung dengan institusi dan terus mendapat dukungan pengembangan profesional.
UMMAT menyambut baik inisiatif ini dan akan mengadaptasi konsep serupa untuk diterapkan kepada alumni PPG di lingkungannya. “Hubungan yang baik dengan alumni tidak hanya memperkuat jejaring institusi, tetapi juga menjadi tolok ukur keberhasilan PPG dalam mencetak guru profesional yang relevan dan dibutuhkan masyarakat,” imbuh Dr. Nizaar. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan komitmennya dalam mendorong peningkatan kapasitas mahasiswa dengan menjadi tuan rumah Bimbingan Teknis (BIMTEK) Pendampingan Pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025 bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia. Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid (daring via Zoom dan luring di Aula UMMAT) pada 23 Juli 2025 ini diinisiasi oleh Pusat Prestasi Mahasiswa PTMA (PUSPRESMAPTMA).
Kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat sinergi antarperguruan tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dalam meningkatkan kualitas proposal PKM, sekaligus mempersiapkan mahasiswa agar mampu menghasilkan program yang berkualitas dan berdaya saing menuju ajang nasional seperti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS).
Sejumlah pendamping nasional yang berpengalaman turut hadir dan memberikan materi teknis sesuai skema PKM masing-masing. Nur Rifai Iksan, S.Pd., M.Ed., menjadi pemateri untuk pendampingan PKM-K (Kewirausahaan). Ir. Ahmad Kholid Algofari, MT, memberikan arahan untuk skema PKM-PM/PI (Pengabdian kepada Masyarakat dan Penerapan IPTEK). Skema PKM-RSH (Riset Sosial Humaniora) dibimbing oleh Dr. Andi Muhammad Irfan Asfar, MT., M.Pd. Sementara Ir. Henik Sukorini, MP, Ph.D. mengisi pendampingan untuk skema PKM-KC/KI (Karsa Cipta dan Karya Inovatif). Pendampingan PKM-RE (Riset Eksakta) diampu oleh Dr. dr. Humairah Medina Liza Lubis, M.Ked (PA), Sp.PA., sedangkan skema terbaru PKM-VGK (Gagasan Konstruktif Video) dibimbing langsung oleh Dr. Gita Anggraini, M.Pd.I. Pemaparan umum mengenai kebijakan dan strategi PKM disampaikan oleh Dr. Fatimah Sari Siregar, M.Hum.
Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd. menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan kepada UMMAT sebagai tuan rumah kegiatan berskala nasional ini. Ia menegaskan bahwa BIMTEK ini tidak sekadar forum pelatihan teknis, melainkan juga wadah penting untuk membangun budaya riset, pengabdian, kewirausahaan, dan inovasi di lingkungan mahasiswa PTMA.
“Pendampingan ini menjadi krusial karena dari sinilah kita membentuk pola pikir mahasiswa untuk bekerja secara terstruktur, terencana, dan bertanggung jawab terhadap dana yang diberikan. Ini bukan sekadar menjalankan kegiatan, tetapi sebuah proses pendidikan karakter dan intelektual,” ungkap Dr. Erwin.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara kebijakan universitas, semangat mahasiswa, serta arahan dari dosen dan pendamping nasional agar mahasiswa tidak hanya berhenti pada tahap pendanaan, namun mampu melaju ke PIMNAS dan mengharumkan nama institusi.
“Kita ingin mahasiswa kita tidak hanya puas sampai pada tahap mendapatkan pendanaan. Justru tantangan sebenarnya adalah bagaimana mereka melaksanakan program dengan optimal, membuat laporan yang baik, dan akhirnya mampu menunjukkan kualitas hasil karya mereka di panggung nasional,” lanjutnya.
Dr. Erwin berharap agar kegiatan ini bisa menjadi pijakan awal yang kuat untuk meningkatkan kesiapan teknis mahasiswa dalam mengelola anggaran, dokumentasi kegiatan, serta pelaporan pertanggungjawaban sesuai standar kementerian.
Secara khusus, beliau menyampaikan harapannya terhadap mahasiswa UMMAT yang beberapa kali berhasil meraih pendanaan, namun belum berhasil lolos ke PIMNAS.
“Mudah-mudahan tahun ini minimal ada satu kelompok PKM mahasiswa UMMAT yang bisa lolos sampai ke PIMNAS. Tantangannya memang bukan di pendanaan, tapi bagaimana membawa mereka sampai ke tingkat nasional. Ini yang terus kita upayakan bersama,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dr. Erwin menegaskan bahwa menjadi tuan rumah BIMTEK adalah bentuk nyata komitmen UMMAT dalam menjalankan peran strategis sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan kreativitas mahasiswa. Ia berharap kegiatan ini juga mempererat jejaring antar-PTMA dan membuka peluang kolaborasi lintas kampus dalam mengembangkan program mahasiswa yang berdampak nyata bagi masyarakat.
“Kami menyambut baik kehadiran para pendamping dan perwakilan PTMA dari seluruh Indonesia, meski banyak yang hadir secara daring. Semoga kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kualitas PKM, tetapi juga memperkuat ukhuwah antarperguruan tinggi Muhammadiyah dalam mencetak generasi muda unggul dan berkemajuan,” pungkasnya. (HUMAS UMMAT)