Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat solidaritas umat, bersama Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) menyelenggarakan kegiatan penyerahan alat bantu disabilitas dengan tajuk “Filantropi Islam dalam Meningkatkan Kemapanan Ummat.” Acara ini dihadiri oleh Dr. Faozan Amar, MM., Staff Khusus Menteri Sosial RI, yang sekaligus menjadi narasumber utama (31/08/2024).
Acara ini dimulai dengan proses pengajuan penerima bantuan yang kemudian diikuti dengan verifikasi data oleh pihak balai sentra paramita NTB. Setelah data diverifikasi, dilakukan assessment kebutuhan untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan penerima. Setelah semua prosedur tersebut, dilakukan kuliah umum yang dibawakan oleh Dr. Faozan Amar, MM., yang mengupas tentang peran filantropi Islam dalam membantu sesama dan membangun kekuatan umat.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Nusa Tenggara Barat (PWM NTB), Dr. TGH. Falahuddin, M.Ag., menyampaikan apresiasi yang tinggi atas inisiatif ini. “Kegiatan ini sangat penting dalam upaya kita membangun kekuatan umat melalui pendekatan filantropi yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Saya berharap bantuan ini dapat meringankan beban saudara-saudara kita yang membutuhkan, sekaligus menginspirasi lebih banyak lagi tindakan nyata untuk membantu sesama,” ujarnya.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan penyerahan alat bantu disabilitas kepada 25 penerima yang berasal dari Kabupaten Lombok Utara (KLU) sebanyak 16 Orang dan Lombok Tengah (Loteng) sebanyak 9 Orang. Bantuan yang diserahkan berupa kursi roda dan alat bantu dengar, yang diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup para penerima.
Dr. Faozan Amar, MM., dalam kuliah umumnya menekankan bahwa filantropi Islam adalah wujud nyata dari kepedulian terhadap sesama. “Filantropi Islam bukan hanya tentang memberikan materi, tetapi juga tentang membangun kemapuan umat dengan memberikan dukungan moral dan semangat untuk terus berjuang. Dengan bantuan ini, kita berharap penerima dapat lebih mandiri dan percaya diri dalam menjalani kehidupan”, jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa melalui filantropi, umat Islam dapat memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berdaya.
Di era modern ini, filantropi Islam harus lebih dari sekedar aksi karitatif. Ini adalah panggilan untuk memberdayakan, membangun kemandirian, dan memastikan bahwa setiap individu, terlepas dari kondisi fisiknya, memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam masyarakat. Dengan bantuan ini, kita berharap penerima dapat lebih mandiri dan percaya diri dalam menjalani kehidupan”, lanjutnya
Ia juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga pendidikan, maupun organisasi keagamaan, dalam memajukan misi filantropi ini. “Kita semua memiliki peran untuk memainkan. Dengan bekerja sama, kita dapat mencapai lebih banyak dan memberikan dampak yang lebih besar pada masyarakat yang membutuhkan”, tambahnya.
Acara ini tidak hanya menjadi momentum untuk menyalurkan bantuan, tetapi juga sebagai ajang edukasi dan penguatan peran umat Islam dalam membangun solidaritas sosial. Harapannya, kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan, sehingga lebih banyak lagi saudara-saudara kita yang merasakan manfaatnya.
Dengan adanya kegiatan ini, UMMAT bersama Kemensos RI dan PWM NTB berkomitmen untuk terus menggalakkan aksi-aksi sosial yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya mereka yang membutuhkan bantuan khusus seperti para penyandang disabilitas (HUMAS UMMAT).
Mataram, Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) memperkuat jaringan akademiknya dengan menjalin kerja sama strategis bersama Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Islam Indonesia (UII). Acara penandatanganan nota kesepahaman ini dilaksanakan di Aula FIK UMMAT dan dirangkaikan dengan sharing session bertema “Penguatan Kolaborasi Tri Dharma Perguruan Tinggi” (30/08/2024).
Dekan FIK UMMAT, Apt. Nurul Qiyaam, M. Farm. Klin., menyambut hangat para narasumber dan peserta acara. Ia mengungkapkan bahwa FIK UMMAT saat ini memiliki empat program studi: D3 Farmasi, S1 Farmasi, S1 Kebidanan, dan Pendidikan Profesi Bidan. “Kami juga berniat untuk mengembangkan program studi baru, salah satunya adalah Program Studi Profesi Apoteker”, ujarnya penuh semangat.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan perkembangan FIK UMMAT dari tahun 2007 yang memiliki D3 Farmasi dan D3 Kebidanan, hingga tahun 2019 ketika memperoleh izin operasional untuk S1 Farmasi. “Dalam beberapa bulan ke depan, kami berencana mengajukan Re-Akreditasi untuk meningkatkan status akreditasi sehingga dapat membuka program studi baru, yaitu Profesi Apoteker. Harapannya, Semoga acara hari ini menjadi langkah awal untuk niat baik kami dan memperluas jejaring dan mitra, serta memperkuat implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi”, jelasnya.
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Dekan FIK UMMAT, Dekan Fakultas Farmasi UAD, Dr. Apt. Iis Wahyuningsih, M.Si., dan Dekan FMIPA UII, Dr. Apt. Asih Triastuti, S.F., M.Pharm. Ketiga pemimpin fakultas ini menyepakati berbagai bentuk kerja sama, termasuk program pertukaran dosen dan mahasiswa, penelitian kolaboratif, serta pengabdian kepada masyarakat yang berfokus pada isu-isu kesehatan dan farmasi.
Setelah sesi penandatanganan, acara dilanjutkan dengan sharing session yang menghadirkan dua narasumber utama. Dr. Apt. Iis Wahyuningsih, M.Si., dari UAD, menyampaikan materi tentang “Pengembangan Patch Transdermal Sambiloto sebagai Sediaan Anti Diabetes”. Ia menjelaskan bagaimana tanaman sambiloto, yang dikenal memiliki khasiat dalam menurunkan kadar gula darah, dapat diolah menjadi patch transdermal. “Metode ini memungkinkan pasien diabetes untuk mengontrol kadar gula darah dengan lebih praktis dan efektif, tanpa perlu menggunakan obat oral yang memiliki efek samping lebih besar”, jelasnya dengan penuh dedikasi.
Narasumber kedua, Dr. Apt. Asih Triastuti, S.F., M. Pharm., dari UII, memaparkan topik “Pengembangan Kefarmasian dan Kesehatan Berbasis Sains Data”. Ia menekankan pentingnya data dalam memprediksi tren penyakit, menilai efektivitas pengobatan, dan mengembangkan obat baru. “Di era digital ini, pemanfaatan data yang besar dan kompleks (big data) dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif dan akurat untuk perencanaan kesehatan yang lebih baik”, ujarnya.
Kerja sama ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi ketiga institusi. Dekan FIK UMMAT, menambahkan bahwa kerja sama ini bukan hanya untuk kepentingan akademik, tetapi juga untuk pengembangan masyarakat. “Kami berharap kerja sama ini dapat menghasilkan riset-riset yang aplikatif dan bermanfaat bagi masyarakat luas, khususnya di bidang kesehatan dan farmasi”, ungkapnya.
Menutup acara, Apt. Nurul Qiyaam menyatakan optimismenya terhadap masa depan kolaborasi ini. “Dengan memadukan kekuatan di bidang sains dan farmasi, kita dapat menciptakan inovasi-inovasi yang relevan dengan kebutuhan zaman. Ini adalah kesempatan emas bagi kita semua untuk belajar dan berkembang bersama”, tegasnya.
Dengan suksesnya acara ini, diharapkan langkah awal ini dapat menjadi fondasi yang kuat untuk kerja sama yang lebih luas dan mendalam di masa mendatang, serta menjadi contoh nyata bagi institusi pendidikan tinggi lainnya dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi (HUMAS UMMAT).
Mataram, , Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), Vivin Hardina Cahyani menorehkan prestasi gemilang dengan meraih gelar Runner Up 1 di ajang Miss Hijab Pendidikan NTB 2024. Keberhasilan ini menjadi kebanggaan besar bagi UMMAT, serta diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk lebih berani tampil dan berkompetisi di luar lingkungan kampus (23/08/2024).
Vivin memulai perjalanan di Miss Hijab NTB 2024 dengan penuh motivasi dan tekad yang kuat. Menurutnya, mengikuti kompetisi ini merupakan salah satu impian yang sudah lama ia miliki. “Saya ingin menjadi model muslimah karena saya ingin membuktikan kepada wanita muslimah di luar sana bahwa dengan berhijab, kita tetap bisa terlihat cantik, modis, dan dihargai. Hijab bukan penghalang untuk berprestasi dan mengekspresikan diri,” ungkapnya.
Ajang Miss Hijab NTB 2024 diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai perguruan tinggi. Dalam proses audisi, para peserta diuji dalam berbagai aspek, mulai dari kepribadian, pengetahuan umum, wawasan keislaman, hingga bakat yang dimiliki. Setelah melalui tahapan seleksi yang ketat, Vivin berhasil lolos bersama 12 finalis lainnya untuk melaju ke babak final.
“Di tengah persaingan yang ketat ini, saya menghadapi beberapa tantangan, terutama karena saya juga sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di salah satu desa di Lombok Barat. Saya harus benar-benar pandai mengatur waktu agar bisa menjalankan kedua kegiatan ini dengan maksimal,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa salah satu tantangan terbesar yang dihadapinya adalah membangun kepercayaan diri untuk tampil di depan umum dan menghadapi dewan juri yang berpengalaman. “Saya harus bisa menampilkan yang terbaik dan tetap tenang dalam setiap situasi. Hal ini tentu tidak mudah, tetapi saya selalu berusaha untuk berpikir positif dan fokus pada tujuan,” tambahnya.
Kerja keras dan dedikasi Vivin akhirnya terbayar dengan prestasi yang diraihnya sebagai Runner Up 1. Gelar ini tidak hanya menjadi bukti kemampuan Vivin dalam berkompetisi, tetapi juga memperlihatkan betapa besarnya dukungan yang ia terima dari berbagai pihak.
“Tentu saja saya sangat bahagia dan bersyukur kepada Allah SWT. Usaha saya yang keras ini tidak akan berarti tanpa izin dan berkah dari Allah. Saya juga sangat berterima kasih kepada kedua orang tua saya yang selalu mendoakan, keluarga besar yang selalu mendukung, dosen-dosen yang membimbing, dan teman-teman yang selalu memberikan semangat. Semua ini tidak akan mungkin tercapai tanpa doa dan dukungan mereka,” ucapnya dengan haru.
Keberhasilan Vivin ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi dirinya dan keluarga, tetapi juga bagi seluruh civitas akademika UMMAT. Prestasi ini membuktikan bahwa mahasiswa UMMAT mampu bersaing di tingkat regional dan memberikan dampak positif di berbagai bidang.
Kepala Biro Kerjasama, Kemahasiswaan, Humas dan Protokoler (KKHP) UMMAT, Drs.Amil, MM., menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian Vivin. “Kami sangat bangga dengan prestasi yang diraih oleh Vivin. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa UMMAT memiliki kualitas dan kompetensi yang tinggi. Kami berharap prestasi ini dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk terus berusaha dan berprestasi, baik di bidang akademik maupun non-akademik,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Vivin juga menyampaikan pesan kepada generasi muda, khususnya para mahasiswa muslimah, untuk tidak takut bermimpi dan berusaha menggapai cita-cita. “Jangan pernah ragu untuk menunjukkan siapa diri kita. Berhijab bukanlah penghalang untuk meraih mimpi. Justru, dengan hijab kita bisa menunjukkan jati diri kita sebagai wanita muslimah yang tangguh dan berprestasi,” pesannya.
Dengan prestasi yang diraihnya ini, Vivin berharap dapat memberikan inspirasi bagi banyak orang dan terus berkontribusi dalam mengangkat citra positif wanita muslimah di NTB khusunya. Ke depan, ia berencana untuk terus mengembangkan dirinya, baik dalam bidang akademik maupun di dunia modeling muslimah, agar dapat memberikan kontribusi yang lebih luas bagi masyarakat (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan kepeduliannya terhadap isu-isu kebencanaan dengan menggelar seminar bertema “Ancaman dan Mitigasi Megathrust di Selatan Lombok-Sumbawa”. Seminar ini merupakan bagian dari program Teknik Geologi UMMAT untuk NTB, yang juga menjadi program studi terbaru di Nusa Tenggara Barat. Kegiatan ini berhasil menarik perhatian banyak pihak, termasuk kalangan akademisi, mahasiswa, praktisi, dan pemerintah daerah yang ingin memperdalam pengetahuan mereka tentang potensi ancaman gempa bumi megathrust serta langkah-langkah mitigasinya. Auditorium UMMAT (21/08/2024).
Dekan Fakultas Teknik UMMAT, Dr. H. Aji Syailendra Ubaidillah, ST. M.Sc., menekankan pentingnya acara ini sebagai wadah edukasi dan diskusi terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, khususnya gempa bumi megathrust yang dapat berdampak besar di wilayah Lombok dan Sumbawa. “Seminar ini bukan hanya sekadar ajang akademis, tetapi juga bagian dari upaya kami untuk mempersiapkan masyarakat, khususnya di Nusa Tenggara Barat (NTB), agar lebih siap dan tanggap terhadap potensi ancaman bencana. Dengan pengetahuan yang memadai, kita dapat meminimalisir dampak negatif dari bencana alam yang mungkin terjadi”, ungkapnya dengan penuh perhatian.
Seminar ini menghadirkan tiga narasumber yang ahli di bidang geologi dan kebencanaan, memberikan perspektif yang komprehensif mengenai potensi megathrust dan langkah mitigasinya.
Narasumber 1, Kusnadi, S. T., M. Sc., (Dosen Geologi UMMAT & Wakil Ketua 2 Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bidang Mitigasi Bencana Geologi), membahas secara mendalam mengenai konsep dasar Bumi dan gempa bumi, khususnya megathrust. Ia menjelaskan bahwa megathrust adalah jenis gempa bumi yang terjadi di zona subduksi, di mana lempeng tektonik yang lebih berat menyelam di bawah lempeng yang lebih ringan. Di wilayah Nusa Tenggara, potensi megathrust sangat tinggi mengingat kondisi geologis yang kompleks. “Gempa megathrust di wilayah ini dapat menghasilkan kekuatan yang sangat besar, dengan dampak yang tidak hanya terbatas pada kerusakan infrastruktur, tetapi juga berpotensi memicu tsunami yang dapat mencapai ketinggian hingga 20 meter. Ini adalah ancaman serius yang perlu kita waspadai”, jelasnya.
Ia juga membahas sejarah gempa besar yang pernah terjadi di Nusa Tenggara, menyoroti betapa pentingnya mempelajari dan memahami pola-pola kejadian gempa untuk mempersiapkan langkah mitigasi yang efektif.
Narasumber 2, Ardhianto Septiadhi, S. Si., M.T., (Kepala BMKG Stasiun Geofisika Mataram), membawakan materi seputar peran BMKG dalam pemantauan dan mitigasi gempa bumi. Ia menjelaskan bagaimana BMKG terus mengembangkan teknologi dan metode pemantauan yang lebih canggih untuk mendeteksi potensi gempa bumi sejak dini. “Dengan adanya teknologi monitoring yang semakin maju, kami dapat memberikan peringatan dini yang lebih akurat dan cepat kepada masyarakat, sehingga mereka memiliki waktu untuk bersiap dan menghindari dampak terburuk dari bencana”, ungkapnya.
Ardhianto juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara BMKG, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam memperkuat sistem mitigasi bencana di NTB.
Narasumber 3, Samsyah Samad, S. Hut., M. Si., (Kepala Bidang Pencegahan & Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB), menyampaikan materi tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana megathrust di Sumbawa dan sekitarnya. Ia menjelaskan bahwa NTB sebagai provinsi kepulauan memiliki karakteristik yang unik dan menantang dalam konteks kebencanaan. “NTB adalah daerah yang rawan bencana karena posisinya yang berada di antara dua lempeng tektonik aktif. Hal ini menuntut kita untuk selalu siap dalam menghadapi segala kemungkinan, termasuk megathrust yang berpotensi terjadi. Oleh karena itu, kami terus melakukan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat agar mereka lebih siap dan tidak panik saat bencana benar-benar terjadi”, jelasnya.
Acara ini ditutup dengan kesimpulan dari para narasumber yang menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam menghadapi potensi ancaman gempa bumi megathrust di wilayah Nusa Tenggara. Dekan Fakultas Teknik UMMAT menyampaikan harapannya agar seminar ini dapat menjadi langkah awal dari rangkaian kegiatan edukatif lainnya yang akan terus digalakkan oleh UMMAT dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat terhadap bencana.
Dengan seminar ini, UMMAT tidak hanya memperkuat posisinya sebagai institusi pendidikan yang peduli terhadap isu-isu kebencanaan, tetapi juga menunjukkan perannya dalam membangun kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Barat, dalam menghadapi potensi ancaman gempa bumi dan tsunami yang dapat terjadi kapan saja (HUMAS UMMAT).