Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) resmi menjalin kerja sama dengan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (POM) di Mataram melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang dilaksanakan di Aula Pertemuan Lantai 3 Gedung Rektorat UMMAT pada 14 Oktober 2025.
Penandatanganan kerja sama ini dilakukan langsung oleh Rektor, Drs. Abdul Wahab, M.A., dan Kepala Balai Besar POM di Mataram, Yogi Abaso, S.Si., Apt.. Acara tersebut turut dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, antara lain para Wakil Rektor, Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI), Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK), serta Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Pertanian (Faperta).
Kerja sama yang bertajuk “Pendidikan dan Pengabdian Kepada Masyarakat di Bidang Pengawasan Obat dan Makanan” ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan kelembagaan antara UMMAT dan Balai Besar POM dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan serta pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, kerja sama ini diharapkan mampu memperkuat efektivitas pengawasan obat dan makanan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh kedua pihak sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ruang lingkup kerja sama mencakup pengembangan pendidikan, pengajaran, kurikulum, dan bahan ajar untuk peningkatan serta pemberdayaan sumber daya manusia (SDM); pemanfaatan SDM untuk perencanaan, analisis, kajian, dan pengembangan di bidang obat dan makanan; serta pelaksanaan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat secara kolaboratif melalui kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) di bidang obat dan makanan.
Kerja sama ini akan berlangsung selama tiga tahun sejak tanggal penandatanganan dan dapat diperpanjang, diubah, atau diakhiri atas kesepakatan kedua belah pihak.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A. menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas kehadiran rombongan Balai Besar POM di Mataram. Ia berharap kemitraan ini dapat menjadi langkah konkret dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pengabdian masyarakat di bidang kesehatan, khususnya pengawasan obat dan makanan. “Kami menyambut hangat Kepala Balai Besar POM di Mataram dan seluruh jajaran. Semoga kerja sama ini dapat menjadi langkah nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pengabdian masyarakat. Kami juga mengucapkan selamat atas penunjukan Kepala Balai Besar POM yang baru, semoga sinergi ini terus terjalin dan berkembang,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar POM di Mataram, Yogi Abaso, S.Si., Apt. menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan bentuk kolaborasi strategis antara lembaga pendidikan tinggi dan lembaga pengawas obat dan makanan dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat serta memperkuat sistem pengawasan di tingkat lokal. Ia menambahkan, perguruan tinggi memiliki peran penting dalam mencetak SDM unggul yang peduli terhadap mutu dan keamanan produk yang dikonsumsi masyarakat. “Kami berharap sinergi dengan UMMAT dapat menghasilkan berbagai inovasi dalam bidang edukasi dan pemberdayaan masyarakat terkait keamanan obat dan makanan,” ujarnya. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali meneguhkan komitmennya terhadap isu lingkungan dan sosial kemasyarakatan melalui pelepasan mahasiswa peserta program relawan bertajuk Clean Water For Sambori. Acara pelepasan tersebut berlangsung khidmat pada Kamis, 9 Oktober 2025, di Ruang Temu Rektor UMMAT , dan dihadiri oleh Rektor, Wakil Rektor III, serta para mahasiswa peserta.
Program Clean Water For Sambori merupakan hasil kolaborasi strategis antara AiKite dan LAZISMU , yang mengusung semangat pengabdian, inovasi, serta kepedulian terhadap kelestarian lingkungan. Melalui program ini, mahasiswa terdorong untuk terlibat langsung dalam upaya peningkatan akses air bersih dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan di kawasan adat Sambori, Kabupaten Bima. Fokus kegiatan utama ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 6 dan 13, yakni Air Bersih dan Sanitasi Layak untuk Semua serta Penanganan Perubahan Iklim .
Program ini juga menjadi bentuk nyata evolusi dari visi UMMAT sebagai perguruan tinggi yang berlandaskan nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan , dengan menumbuhkan semangat ta’awun (tolong-menolong) dan kepedulian sosial di kalangan mahasiswa. Melalui keterlibatan dalam kegiatan kemanusiaan dan lingkungan, mahasiswa tidak hanya berperan sebagai akademisi, tetapi juga sebagai agen perubahan yang siap memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan alam.
Dalam kegiatan yang berlangsung mulai 10 hingga 18 Oktober 2025 di Desa Sambori, Kabupaten Bima, lima mahasiswa terpilih dari UMMAT resmi dilepas oleh pimpinan universitas. Mereka adalah Irma Neni Wahidah (Program Studi PGMI), Nina Muji Apriani (Teknik Sipil), Putri Hafidzah (PBSI), Rio Eza Nur Muhammad (Ilmu Pemerintahan), dan Ade Indra Zulfa (Farmasi). Kelimanya berhasil lolos seleksi nasional dan akan bergabung bersama para relawan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat di kawasan adat Sambori, yang dikenal luas dengan sebutan Negeri di Atas Awan .
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., berpesan pentingnya menjaga etika dan nilai-nilai moral selama menjalankan tugas kemanusiaan di masyarakat. Beliau menekankan bahwa kegiatan semacam ini tidak hanya menjadi wadah pengabdian, tetapi juga sarana pendidikan karakter bagi mahasiswa.
“Jagalah etika, sopan santun, dan tetaplah ramah terhadap masyarakat. Hargai nilai-nilai adat istiadat yang berlaku di Sambori, karena keberhasilan seorang relawan bukan hanya dilihat dari seberapa besar kontribusi fisik yang diberikan, tetapi juga dari bagaimana ia mampu menghormati dan memahami budaya masyarakat tempat ia mengabdi. Semoga pengalaman ini menjadi ladang ilmu dan pengayaan diri yang akan berguna bagi masa depan,” ujar Rektor.
Sementara itu, Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., turut menyampaikan pesan penuh makna kepada para mahasiswa yang akan berangkat. Beliau menekankan pentingnya kemampuan adaptasi, empati, dan ketulusan hati dalam menjalankan program pengabdian.
“Prinsipnya, jaga diri dan berbaurlah dengan masyarakat setempat sesuai budaya mereka. Jangan membawa budaya kita, tetapi belajarlah bagaimana mereka hidup, bekerja, dan menjaga alam. Kegiatan ini adalah kesempatan untuk belajar menjadi bagian dari solusi. Kami berharap kalian dapat kembali dengan selamat, membawa cerita, inspirasi, dan semangat baru yang bisa menular kepada mahasiswa lain,” ungkapnya.
Salah satu peserta, Irma Neni Wahidah dari Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), menyampaikan rasa syukur dan antusiasmenya atas kesempatan ini. “Saya merasa sangat bersyukur bisa terpilih mewakili UMMAT. Ini adalah kesempatan berharga untuk belajar langsung dari masyarakat adat Sambori tentang bagaimana mereka menjaga alam dan mengelola air. Semoga kami dapat memberikan kontribusi kecil yang bermanfaat sekaligus membawa nilai-nilai Islami dan kemanusiaan yang diajarkan di kampus,” tuturnya penuh semangat. (HUMAS UMMAT)
Lombok Utara,Dalam upaya memperkuat peran mahasiswa sebagai agen perubahan sosial, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melaksanakan Program Mahasiswa Berdampak di Desa Medana, Kabupaten Lombok Utara pada Sabtu, 11 Oktober 2025. Program ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara mahasiswa, dosen pendamping, dan pemerintah desa, yang didukung oleh Kementerian Diktisaintek.
Dengan mengangkat tema “Inovasi Pengelolaan Limbah Tani dan Ternak Melalui Penerapan Teknologi Tepat Guna dan Manajemen Usaha Berbasis Digital,” kegiatan ini menjadi langkah konkret UMMAT dalam menghadirkan solusi terhadap permasalahan lingkungan sekaligus membuka peluang pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan.
Program yang dilaksanakan di salah satu rumah warga Desa Medana ini dihadiri oleh unsur pemerintah desa, aparat keamanan, dosen pendamping, mahasiswa, dan masyarakat setempat. Melalui pendekatan edukatif dan partisipatif, kegiatan ini mendorong masyarakat untuk mengubah cara pandang terhadap limbah tani dan ternak bukan lagi sebagai masalah, tetapi sebagai potensi sumber daya ekonomi yang dapat dikelola secara produktif.
Dosen pendamping kegiatan, Muanah, S.TP., M.Si., menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bukti nyata sinergi antara dunia kampus dan masyarakat. “Program ini bukan sekadar kegiatan akademik, melainkan wujud nyata pengabdian kampus kepada masyarakat. Kami berharap hasil inovasi yang diperkenalkan dapat diadaptasi dan dikembangkan secara berkelanjutan oleh warga Desa Medana,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Medana memberikan apresiasi tinggi atas kontribusi mahasiswa UMMAT yang telah membawa inovasi tepat guna sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa. “Kami berterima kasih kepada UMMAT yang telah menghadirkan gagasan inovatif dan bermanfaat bagi warga kami. Program ini sejalan dengan visi desa kami untuk mengembangkan ekonomi hijau dan ramah lingkungan. Jika program ini berhasil, kami siap menjadikannya model pemberdayaan di tingkat desa,” tegasnya.
Hadir pula Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., yang mewakili Rektor UMMAT dalam kegiatan tersebut. Beliau menegaskan bahwa sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat merupakan elemen penting dalam membangun masa depan berkelanjutan. “Kegiatan ini merupakan langkah strategis dalam membangun kesadaran lingkungan sekaligus memperkenalkan inovasi energi baru dan terbarukan di tingkat masyarakat. UMMAT akan terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak demi terwujudnya kemaslahatan bersama,” ungkap Dr. Erwin.
Ketua BEM UMMAT, Supriadin, turut menyampaikan rasa bangga atas terselenggaranya program ini yang menggambarkan semangat mahasiswa dalam membawa manfaat nyata bagi masyarakat. “Kami berharap kegiatan ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi lingkungan sekitar. Mahasiswa harus hadir tidak hanya sebagai pembelajar, tetapi juga sebagai penggerak perubahan yang mampu menciptakan solusi bagi berbagai persoalan sosial,” tuturnya.
Melalui Program Mahasiswa Berdampak ini, Desa Medana diharapkan menjadi percontohan pengelolaan limbah tani dan ternak berbasis teknologi tepat guna serta bagian dari ekonomi sirkular yang ramah lingkungan. Kegiatan ini sekaligus mempertegas komitmen Universitas Muhammadiyah Mataram dalam melaksanakan Catur Dharma Perguruan Tinggi, khususnya di bidang pengabdian kepada masyarakat.
UMMAT percaya bahwa sinergi antara kampus dan desa bukan hanya memperkuat ketahanan ekonomi lokal, tetapi juga menumbuhkan kesadaran ekologis dan sosial menuju pembangunan berkelanjutan di Nusa Tenggara Barat. (HUMAS UMMAT)
Mataram,Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menerima kunjungan kehormatan dari pengurus International Mediation and Arbitration Center (IMAC) pada Rabu, 8 Oktober 2025, bertempat di Aula Lantai 1 FH UMMAT. Kunjungan ini berlangsung dalam suasana penuh kehangatan dan semangat kolaborasi, menandai langkah awal dalam membangun kerja sama strategis antara kedua institusi di bidang penyelesaian sengketa alternatif (Alternative Dispute Resolution/ADR).
Kegiatan diawali dengan sambutan hangat dari jajaran pimpinan Fakultas Hukum UMMAT, diikuti dengan sesi perkenalan profil lembaga dan diskusi intensif mengenai peran IMAC dalam memfasilitasi penyelesaian sengketa secara damai melalui mediasi dan arbitrase. Dalam kesempatan tersebut, perwakilan IMAC memaparkan berbagai program pelatihan, sertifikasi, serta peluang kerja sama internasional yang dapat diakses oleh mahasiswa dan dosen UMMAT.
Kerja sama ini diharapkan menjadi wadah bagi penguatan kapasitas akademik dan profesional bagi sivitas akademika FH UMMAT. Melalui kolaborasi ini, Fakultas Hukum UMMAT berupaya menghadirkan pendidikan hukum yang tidak hanya berorientasi pada teori, tetapi juga mengedepankan praktik penyelesaian sengketa modern yang sesuai dengan kebutuhan dunia global.
Dekan Fakultas Hukum UMMAT, Dr. Hilman Syahrial Haq, S.H., LL.M, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kunjungan tersebut. “Kami menyambut baik kunjungan dari International Mediation and Arbitration Center (IMAC) sebagai langkah strategis dalam memperluas jejaring kerja sama di bidang hukum. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi Fakultas Hukum UMMAT untuk memperkuat kompetensi mahasiswa dan dosen dalam penyelesaian sengketa nonlitigasi, khususnya mediasi dan arbitrase. Kami berharap sinergi ini dapat melahirkan kolaborasi nyata dalam pendidikan, penelitian, dan pengembangan keilmuan hukum yang berorientasi pada praktik global,” ujarnya.
Dalam sesi diskusi, perwakilan IMAC juga menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian di bidang penyelesaian sengketa nonlitigasi. Mereka mengapresiasi inisiatif FH UMMAT yang proaktif menjalin hubungan kelembagaan dengan lembaga internasional seperti IMAC, sebagai bentuk kesiapan menghadapi tantangan hukum global.
Wakil Dekan FH UMMAT, Anies Prima Dewi, SH, MH , juga menyampaikan terkait pentingnya kegiatan ini bagi pengembangan wawasan sivitas akademika. “Kunjungan dari IMAC ini merupakan kesempatan berharga bagi Fakultas Hukum UMMAT untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman mengenai menyelesaikan alternatif di tingkat internasional. Melalui pertemuan ini, kami berharap dapat membuka kerja sama yang produktif dalam bidang pelatihan, sertifikasi, dan kapasitas mahasiswa agar lebih siap menghadapi tantangan praktik hukum di era global,”nya.
Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama dan penyerahan cendera mata sebagai simbol persahabatan dan komitmen untuk melanjutkan kerja sama di masa mendatang. Kunjungan ini menjadi momentum penting bagi Fakultas Hukum UMMAT untuk memperkuat reputasi akademik sekaligus memperluas jaringan kemitraan internasional, menuju visi menjadi fakultas hukum yang unggul dan berdaya saing global di bidang penyelesaian sengketa alternatif. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik (Fatek) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali meneguhkan komitmennya dalam menjalankan Catur Dharma Perguruan Tinggi, khususnya di bidang pengabdian masyarakat. Kali ini, kegiatan pengabdian diwujudkan melalui program bertajuk “Peningkatan Kesadaran Warga Sekitar Sungai Luk, Desa Sambik Bangkol terhadap Mitigasi Banjir Lokal melalui Sosialisasi Penerapan Sistem Eko-Hidrolik dan Resik-Resik Kali” yang dilaksanakan pada Minggu, 21 September 2025, di Dusun Luk, Desa Sambik Bangkol, Kabupaten Lombok Utara.
Kegiatan ini melibatkan puluhan warga yang tinggal di sekitar bantaran Sungai Luk, sebuah wilayah yang kerap menghadapi permasalahan banjir lokal akibat curah hujan tinggi dan kondisi sungai yang rawan penyumbatan. Melalui kegiatan ini, masyarakat diajak untuk memahami pentingnya mitigasi bencana berbasis ekologi, sekaligus mempraktikkan langkah-langkah nyata dalam menjaga lingkungan.
Ketua Tim Pengabdian, Muhammad Khalis Ilmi, ST., M.Eng., dosen muda Teknik Sipil UMMAT yang lahir di Mataram pada 31 Agustus 1994, menegaskan bahwa pengabdian masyarakat tidak boleh berhenti pada ranah teoritis, tetapi harus menyentuh langsung kebutuhan warga.
“Penerapan sistem eko-hidrolik seperti penanaman pohon pisang di bantaran sungai merupakan langkah sederhana, murah, dan ramah lingkungan yang bisa dilakukan masyarakat. Selain mampu menahan erosi dan mengurangi aliran permukaan, pohon pisang juga memberikan manfaat ekonomi karena buahnya bisa dipanen,” ungkap Khalis.
Dalam sesi sosialisasi, ia memaparkan konsep dasar sistem eko-hidrolik, potensi dampaknya dalam mengurangi risiko banjir, hingga pentingnya kolaborasi warga untuk menjaga ekosistem sungai. Diskusi berlangsung santai namun penuh antusias. Warga menceritakan pengalaman mereka menghadapi banjir, kerugian yang dialami, serta harapan adanya solusi yang dapat dilakukan secara kolektif. Tim pengabdian pun merespons dengan memberikan contoh penerapan di daerah lain, serta menekankan pentingnya kegiatan resik-resik kali atau gotong royong membersihkan sungai agar aliran air tetap lancar.
Sebagai wujud nyata, kegiatan ditutup dengan aksi penanaman bibit pohon pisang di sepanjang bantaran Sungai Luk. Penanaman ini dilakukan bersama antara tim dosen, mahasiswa, dan warga setempat. Aksi simbolis tersebut bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan langkah awal untuk mendorong warga melanjutkan program serupa secara mandiri.
Menurut Khalis Ilmi, penerapan sistem eko-hidrolik sangat relevan bagi desa-desa dengan keterbatasan sumber daya. “Selain bermanfaat secara teknis untuk menjaga erosi tebing sungai, mengendalikan sedimen, dan mengurangi risiko meluapnya air, tanaman pisang juga punya nilai ekonomi. Hal ini diharapkan menjadi motivasi tambahan bagi masyarakat untuk terus menjaga lingkungan sambil meningkatkan kesejahteraan,” jelasnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik UMMAT, Dr. H. Aji Syailendra Ubaidillah, ST.,M.Sc., menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya kegiatan ini. “Kami mendukung penuh para dosen yang terjun langsung melakukan pengabdian kepada masyarakat. Ini sejalan dengan visi UMMAT untuk mencetak lulusan dan tenaga pendidik yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat luas. Kami berharap program seperti ini terus dikembangkan dengan jangkauan yang lebih luas,” tegasnya.
Melalui kegiatan ini, Prodi Teknik Sipil UMMAT berharap dapat menumbuhkan kesadaran kolektif masyarakat tentang pentingnya menjaga sungai sebagai sumber kehidupan. Lebih dari sekadar mencegah banjir, menjaga sungai berarti menjaga keberlangsungan generasi mendatang. Dengan kebersamaan, solusi sederhana pun dapat menjadi gerakan besar untuk menyelamatkan lingkungan. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik (Fatek) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) gelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat berupa Penyuluhan Mitigasi Bencana Banjir di Kantor Lurah Bertais, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram pada 18 September 2025. Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat Kelurahan Bertais dengan melibatkan seluruh dosen Prodi Teknik Sipil UMMAT.
Tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat terkait upaya mitigasi bencana banjir serta meningkatkan kesiapsiagaan warga dalam menghadapi potensi bencana. Dengan adanya penyuluhan ini, diharapkan risiko dan dampak yang ditimbulkan akibat banjir dapat diminimalisir.
Lurah Bertais menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini. “Kami sangat berterima kasih atas kegiatan penyuluhan mitigasi banjir ini. Harapan kami, kolaborasi semacam ini dapat terus dilaksanakan, tidak hanya terkait mitigasi kebencanaan, tetapi juga perencanaan infrastruktur perkotaan yang berkelanjutan di wilayah kami,”ujarnya.
Ketua Program Studi (Kaprodi) Teknik Sipil UMMAT, Ir. Adryan Fitrayudha, S.T., M.T., IPM., menekankan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam membangun ketangguhan menghadapi bencana.
Ir. Adryan Fitrayudha juga menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi kegiatan seremonial, tetapi juga langkah awal dari kerja sama yang berkelanjutan. “Melalui kegiatan ini kami berharap masyarakat Kota Mataram, khususnya di Kelurahan Bertais, dapat lebih siap dalam menghadapi potensi bencana banjir yang bisa terjadi kapan saja. Selain itu, kami ingin menjadikan kegiatan ini sebagai awal kolaborasi berkelanjutan antara Prodi Teknik Sipil UMMAT dengan masyarakat dalam berbagai program pengabdian,” ungkapnya.
Sesi penyampaian materi menghadirkan dua narasumber utama. Pertama, Bapak Adiman Fariyadin, S.T., M.T., dosen Teknik Sipil UMMAT, yang memaparkan materi tentang Mitigasi Bencana dengan menekankan pentingnya perencanaan tata ruang dan infrastruktur yang berorientasi pada pengurangan risiko banjir. Narasumber kedua adalah Bapak Musyawir, S.Pd., perwakilan dari Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), yang menyampaikan materi mengenai Kesiapsiagaan Masyarakat dalam menghadapi bencana banjir melalui langkah-langkah praktis dan berbasis komunitas.
“Secara umum, kegiatan ini berjalan lancar tanpa kendala berarti. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana menjaga kesinambungan program penyuluhan dan memastikan pengetahuan yang diperoleh dapat terus diaplikasikan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari”, tutup Kaprodi Teknik Sipil UMMAT. (HUMAS UMMAT)