Mataram, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menjadi tuan rumah penyelenggaraan Sosialisasi Pembelajaran Mendalam (PM) yang digelar oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia (Kemendikdasmen) melalui Badan Standarisasi, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) bekerja sama dengan Al Wasath Institute, pada Sabtu (1/11/2025) di Auditorium H. Anwar Ikraman, Kampus UMMAT.
Kegiatan strategis ini diikuti oleh ratusan guru SMA/SMK sederajat dari seluruh Pulau Lombok. Mereka hadir dengan semangat tinggi untuk memperdalam pemahaman tentang konsep Pembelajaran Mendalam sebagai pendekatan baru dalam menciptakan proses belajar yang lebih reflektif, humanis, dan berkesadaran.
Acara dibuka secara resmi oleh Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA, didampingi Dekan FKIP UMMAT, Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd., serta didampingi oleh perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi NTB dan Kementerian Agama Kota Mataram.
Dalam sambutannya, Rektor UMMAT Drs. Abdul Wahab, M.A. menyampaikan apresiasi atas kepercayaan Kemendikdasmen yang telah memilih UMMAT sebagai mitra penyelenggara kegiatan penting ini. “Kami menyambut dengan hangat kehadiran para guru hebat dari seluruh Pulau Lombok di kampus UMMAT. Sosialisasi ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kapasitas guru sebagai pendidik yang tidak hanya mengajar, tetapi juga menginspirasi dengan pendekatan yang bermakna dan berkesadaran,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa UMMAT terus berkomitmen untuk berperan aktif dalam peningkatan kualitas pendidikan di Nusa Tenggara Barat melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat. “Sebagai kampus yang berlandaskan nilai-nilai Islam dan kemanusiaan, UMMAT akan terus menjadi ruang penguatan profesionalisme guru dan pengembangan pendidikan yang berkarakter,” tambahnya.
Dokumentasi Sambutan Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA.
Adapun narasumber utama dalam kegiatan ini antara lain Toni Toharudin (Kepala BSKAP Kemendikdasmen), Intan Dwi Hastuti (Dosen PGSD UMMAT), dan Faozan Amar (Direktur Eksekutif Al Wasath Institute).
Dalam paparannya, Toni Toharudin menjelaskan bahwa Pembelajaran Mendalam merupakan respon Kemendikdasmen terhadap tantangan pendidikan masa kini, seperti cepatnya perubahan zaman, tantangan digitalisasi, dan kebutuhan kompetensi abad ke-21. “Pembelajaran Mendalam bukan pengganti kurikulum, tetapi pendekatan yang memperkuat pelaksanaan kurikulum agar lebih bermakna, menggembirakan, dan berkesadaran. Guru diharapkan mampu membangun suasana belajar yang menumbuhkan rasa ingin tahu, kolaborasi, serta nilai-nilai kemanusiaan,” jelasnya.
Sementara itu, Intan Dwi Hastuti, sebagai akademisi UMMAT, menekankan pentingnya memuliakan manusia dalam setiap proses belajar. “Prinsip utama Pembelajaran Mendalam adalah menghormati potensi peserta didik. Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga penuntun yang membantu siswa menemukan jati dirinya,” ungkapnya.
Sedangkan Faozan Amar menyoroti tantangan yang dihadapi guru dalam menerapkan Pembelajaran Mendalam, terutama dari aspek internal seperti kurangnya refleksi diri dan inovasi dalam mengajar. “Guru perlu terus beradaptasi dan berinovasi agar pembelajaran tidak hanya bersifat transfer pengetahuan, tetapi menjadi proses hidup yang menggugah kesadaran peserta didik,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah telah menyiapkan dua strategi besar untuk mendukung transformasi guru, yaitu peningkatan kompetensi melalui pelatihan dan pengembangan karier, serta peningkatan kesejahteraan melalui program seperti tunjangan profesi, bantuan subsidi upah (BSU), dan insentif bagi guru non-ASN.
“Jika kedua strategi ini berjalan optimal, Pembelajaran Mendalam dapat diterapkan secara luas dan memberikan dampak signifikan bagi kemajuan pendidikan nasional,” tutupnya.
Kegiatan yang berlangsung dengan penuh semangat ini menjadi wadah bagi para guru untuk berdiskusi, berlatih refleksi, dan memperkuat jejaring profesional. Di akhir kegiatan, peserta diajak menyusun rancangan penerapan Pembelajaran Mendalam sesuai dengan karakteristik sekolah masing-masing. (HUMAS UMMAT)
Dokumentasi Acara Pembukaan Kuliah Pakar Internasional
Mataram, Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menegaskan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan memperluas jejaring akademik internasional melalui penyelenggaraan Kuliah Pakar Internasional bertema “Sustainability Management and Future Growth”, pada Rabu, 29 Oktober 2025, bertempat di Aula Pertemuan Lantai 3 Rektorat UMMAT. Kegiatan ini menghadirkan Prof. Dr. Abdul Razak Abdul Hadi, Guru Besar dari Universiti Kuala Lumpur, Malaysia, sebagai narasumber utama.
Acara dibuka secara resmi oleh Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap terselenggaranya kegiatan akademik berskala internasional tersebut. Menurutnya, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa UMMAT terus memperkuat kolaborasi global untuk memperluas jejaring akademik dan meningkatkan reputasi kampus di kancah internasional. “UMMAT kini sudah mulai diminati oleh mahasiswa asing. Ini menandakan bahwa kualitas pendidikan kita semakin diakui dan dipercaya,” ujar Rektor.
Lebih lanjut, Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., menegaskan bahwa UMMAT berkomitmen memperluas kerja sama internasional, terutama di kawasan ASEAN. “UMMAT saat ini telah menjalin kerja sama dengan tiga negara, yakni Malaysia, Thailand, dan Singapura, yang semuanya memiliki jaringan Persyarikatan Muhammadiyah. Pada tahun 2028, kami menargetkan perluasan kolaborasi dengan delapan negara lain agar program internasionalisasi berjalan lebih komprehensif,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Pascasarjana UMMAT, Dr. Lukman, M.Pd., menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen memperkuat kerja sama internasional, khususnya dalam bidang riset, publikasi ilmiah, pengajaran, dan pengabdian kepada masyarakat. “Kegiatan kuliah pakar internasional ini merupakan wujud nyata perkembangan Pascasarjana UMMAT dalam menguatkan kualitas sumber daya manusia. Ke depan, kami berharap kolaborasi ini dapat diperluas untuk memperkuat keterampilan SDM dan penguasaan teknologi, guna mewujudkan visi UMMAT sebagai universitas berdaya saing ASEAN,” tegas Dr. Lukman.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ketiga Program Studi Magister Pascasarjana UMMAT saat ini tengah berproses menuju akreditasi Unggul. “Kita saat ini berada pada status akreditasi ‘Baik Sekali’ dan terus berupaya menuju ‘Unggul’. Dalam tema kuliah pakar ini terdapat sepuluh poin penting yang menjadi arah strategis kita, di antaranya inovasi akademik, kolaborasi riset, dan peningkatan kualitas SDM. Menuju unggul bukan sekadar teks visi, tetapi gerakan nyata seluruh civitas akademika,” jelasnya.
Dr. Lukman juga menambahkan bahwa penguatan sumber daya manusia dan pembaruan sistem menjadi kunci utama dalam mencapai visi tersebut. “SDM tidak hanya dilihat dari jabatan fungsional, tetapi dari sejauh mana kreativitas dan produktivitasnya. Alhamdulillah, sarana dan prasarana kita sudah mendukung aktivitas akademik, sistem informasi juga sudah di-upgrade, dan kita terus beradaptasi dengan berbagai perubahan kebijakan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dr. Lukman menyampaikan apresiasi kepada Prof. Razak yang selama dua tahun terakhir telah menjadi mitra penting dalam proses internasionalisasi Pascasarjana UMMAT. “Selama dua tahun terakhir, Prof. Razak selalu memberikan dukungan dan pendampingan kepada kami. Beliau menjadi penghubung penting dalam membuka jejaring internasional UMMAT,” ujarnya penuh apresiasi.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Prof. Dr. Abdul Razak Abdul Hadi yang membahas konsep Sustainable Management atau Manajemen Berkelanjutan, sebagai pendekatan strategis dalam menghadapi tantangan global dan menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan.
Dokumentasi Pemaparan Materi dari Prof. Dr. Abdul Razak
Kuliah pakar ini diikuti dengan antusias oleh mahasiswa Pascasarjana serta perwakilan dari berbagai fakultas di lingkungan UMMAT. Melalui kegiatan ini, Pascasarjana UMMAT tidak hanya memperluas wawasan akademik mahasiswa, tetapi juga memperkuat posisi UMMAT sebagai kampus yang adaptif, berdaya saing, dan berorientasi pada internasionalisasi pendidikan tinggi. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) resmi menjalin kerja sama dengan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (POM) di Mataram melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang dilaksanakan di Aula Pertemuan Lantai 3 Gedung Rektorat UMMAT pada 14 Oktober 2025.
Penandatanganan kerja sama ini dilakukan langsung oleh Rektor, Drs. Abdul Wahab, M.A., dan Kepala Balai Besar POM di Mataram, Yogi Abaso, S.Si., Apt.. Acara tersebut turut dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, antara lain para Wakil Rektor, Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI), Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK), serta Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Pertanian (Faperta).
Kerja sama yang bertajuk “Pendidikan dan Pengabdian Kepada Masyarakat di Bidang Pengawasan Obat dan Makanan” ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan kelembagaan antara UMMAT dan Balai Besar POM dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan serta pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, kerja sama ini diharapkan mampu memperkuat efektivitas pengawasan obat dan makanan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh kedua pihak sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ruang lingkup kerja sama mencakup pengembangan pendidikan, pengajaran, kurikulum, dan bahan ajar untuk peningkatan serta pemberdayaan sumber daya manusia (SDM); pemanfaatan SDM untuk perencanaan, analisis, kajian, dan pengembangan di bidang obat dan makanan; serta pelaksanaan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat secara kolaboratif melalui kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) di bidang obat dan makanan.
Kerja sama ini akan berlangsung selama tiga tahun sejak tanggal penandatanganan dan dapat diperpanjang, diubah, atau diakhiri atas kesepakatan kedua belah pihak.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A. menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas kehadiran rombongan Balai Besar POM di Mataram. Ia berharap kemitraan ini dapat menjadi langkah konkret dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pengabdian masyarakat di bidang kesehatan, khususnya pengawasan obat dan makanan. “Kami menyambut hangat Kepala Balai Besar POM di Mataram dan seluruh jajaran. Semoga kerja sama ini dapat menjadi langkah nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pengabdian masyarakat. Kami juga mengucapkan selamat atas penunjukan Kepala Balai Besar POM yang baru, semoga sinergi ini terus terjalin dan berkembang,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar POM di Mataram, Yogi Abaso, S.Si., Apt. menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan bentuk kolaborasi strategis antara lembaga pendidikan tinggi dan lembaga pengawas obat dan makanan dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat serta memperkuat sistem pengawasan di tingkat lokal. Ia menambahkan, perguruan tinggi memiliki peran penting dalam mencetak SDM unggul yang peduli terhadap mutu dan keamanan produk yang dikonsumsi masyarakat. “Kami berharap sinergi dengan UMMAT dapat menghasilkan berbagai inovasi dalam bidang edukasi dan pemberdayaan masyarakat terkait keamanan obat dan makanan,” ujarnya. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali meneguhkan komitmennya terhadap isu lingkungan dan sosial kemasyarakatan melalui pelepasan mahasiswa peserta program relawan bertajuk Clean Water For Sambori. Acara pelepasan tersebut berlangsung khidmat pada Kamis, 9 Oktober 2025, di Ruang Temu Rektor UMMAT , dan dihadiri oleh Rektor, Wakil Rektor III, serta para mahasiswa peserta.
Program Clean Water For Sambori merupakan hasil kolaborasi strategis antara AiKite dan LAZISMU , yang mengusung semangat pengabdian, inovasi, serta kepedulian terhadap kelestarian lingkungan. Melalui program ini, mahasiswa terdorong untuk terlibat langsung dalam upaya peningkatan akses air bersih dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan di kawasan adat Sambori, Kabupaten Bima. Fokus kegiatan utama ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 6 dan 13, yakni Air Bersih dan Sanitasi Layak untuk Semua serta Penanganan Perubahan Iklim .
Program ini juga menjadi bentuk nyata evolusi dari visi UMMAT sebagai perguruan tinggi yang berlandaskan nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan , dengan menumbuhkan semangat ta’awun (tolong-menolong) dan kepedulian sosial di kalangan mahasiswa. Melalui keterlibatan dalam kegiatan kemanusiaan dan lingkungan, mahasiswa tidak hanya berperan sebagai akademisi, tetapi juga sebagai agen perubahan yang siap memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan alam.
Dalam kegiatan yang berlangsung mulai 10 hingga 18 Oktober 2025 di Desa Sambori, Kabupaten Bima, lima mahasiswa terpilih dari UMMAT resmi dilepas oleh pimpinan universitas. Mereka adalah Irma Neni Wahidah (Program Studi PGMI), Nina Muji Apriani (Teknik Sipil), Putri Hafidzah (PBSI), Rio Eza Nur Muhammad (Ilmu Pemerintahan), dan Ade Indra Zulfa (Farmasi). Kelimanya berhasil lolos seleksi nasional dan akan bergabung bersama para relawan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat di kawasan adat Sambori, yang dikenal luas dengan sebutan Negeri di Atas Awan .
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., berpesan pentingnya menjaga etika dan nilai-nilai moral selama menjalankan tugas kemanusiaan di masyarakat. Beliau menekankan bahwa kegiatan semacam ini tidak hanya menjadi wadah pengabdian, tetapi juga sarana pendidikan karakter bagi mahasiswa.
“Jagalah etika, sopan santun, dan tetaplah ramah terhadap masyarakat. Hargai nilai-nilai adat istiadat yang berlaku di Sambori, karena keberhasilan seorang relawan bukan hanya dilihat dari seberapa besar kontribusi fisik yang diberikan, tetapi juga dari bagaimana ia mampu menghormati dan memahami budaya masyarakat tempat ia mengabdi. Semoga pengalaman ini menjadi ladang ilmu dan pengayaan diri yang akan berguna bagi masa depan,” ujar Rektor.
Sementara itu, Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., turut menyampaikan pesan penuh makna kepada para mahasiswa yang akan berangkat. Beliau menekankan pentingnya kemampuan adaptasi, empati, dan ketulusan hati dalam menjalankan program pengabdian.
“Prinsipnya, jaga diri dan berbaurlah dengan masyarakat setempat sesuai budaya mereka. Jangan membawa budaya kita, tetapi belajarlah bagaimana mereka hidup, bekerja, dan menjaga alam. Kegiatan ini adalah kesempatan untuk belajar menjadi bagian dari solusi. Kami berharap kalian dapat kembali dengan selamat, membawa cerita, inspirasi, dan semangat baru yang bisa menular kepada mahasiswa lain,” ungkapnya.
Salah satu peserta, Irma Neni Wahidah dari Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), menyampaikan rasa syukur dan antusiasmenya atas kesempatan ini. “Saya merasa sangat bersyukur bisa terpilih mewakili UMMAT. Ini adalah kesempatan berharga untuk belajar langsung dari masyarakat adat Sambori tentang bagaimana mereka menjaga alam dan mengelola air. Semoga kami dapat memberikan kontribusi kecil yang bermanfaat sekaligus membawa nilai-nilai Islami dan kemanusiaan yang diajarkan di kampus,” tuturnya penuh semangat. (HUMAS UMMAT)
Lombok Utara,Dalam upaya memperkuat peran mahasiswa sebagai agen perubahan sosial, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melaksanakan Program Mahasiswa Berdampak di Desa Medana, Kabupaten Lombok Utara pada Sabtu, 11 Oktober 2025. Program ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara mahasiswa, dosen pendamping, dan pemerintah desa, yang didukung oleh Kementerian Diktisaintek.
Dengan mengangkat tema “Inovasi Pengelolaan Limbah Tani dan Ternak Melalui Penerapan Teknologi Tepat Guna dan Manajemen Usaha Berbasis Digital,” kegiatan ini menjadi langkah konkret UMMAT dalam menghadirkan solusi terhadap permasalahan lingkungan sekaligus membuka peluang pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan.
Program yang dilaksanakan di salah satu rumah warga Desa Medana ini dihadiri oleh unsur pemerintah desa, aparat keamanan, dosen pendamping, mahasiswa, dan masyarakat setempat. Melalui pendekatan edukatif dan partisipatif, kegiatan ini mendorong masyarakat untuk mengubah cara pandang terhadap limbah tani dan ternak bukan lagi sebagai masalah, tetapi sebagai potensi sumber daya ekonomi yang dapat dikelola secara produktif.
Dosen pendamping kegiatan, Muanah, S.TP., M.Si., menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bukti nyata sinergi antara dunia kampus dan masyarakat. “Program ini bukan sekadar kegiatan akademik, melainkan wujud nyata pengabdian kampus kepada masyarakat. Kami berharap hasil inovasi yang diperkenalkan dapat diadaptasi dan dikembangkan secara berkelanjutan oleh warga Desa Medana,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Medana memberikan apresiasi tinggi atas kontribusi mahasiswa UMMAT yang telah membawa inovasi tepat guna sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa. “Kami berterima kasih kepada UMMAT yang telah menghadirkan gagasan inovatif dan bermanfaat bagi warga kami. Program ini sejalan dengan visi desa kami untuk mengembangkan ekonomi hijau dan ramah lingkungan. Jika program ini berhasil, kami siap menjadikannya model pemberdayaan di tingkat desa,” tegasnya.
Hadir pula Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., yang mewakili Rektor UMMAT dalam kegiatan tersebut. Beliau menegaskan bahwa sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat merupakan elemen penting dalam membangun masa depan berkelanjutan. “Kegiatan ini merupakan langkah strategis dalam membangun kesadaran lingkungan sekaligus memperkenalkan inovasi energi baru dan terbarukan di tingkat masyarakat. UMMAT akan terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak demi terwujudnya kemaslahatan bersama,” ungkap Dr. Erwin.
Ketua BEM UMMAT, Supriadin, turut menyampaikan rasa bangga atas terselenggaranya program ini yang menggambarkan semangat mahasiswa dalam membawa manfaat nyata bagi masyarakat. “Kami berharap kegiatan ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi lingkungan sekitar. Mahasiswa harus hadir tidak hanya sebagai pembelajar, tetapi juga sebagai penggerak perubahan yang mampu menciptakan solusi bagi berbagai persoalan sosial,” tuturnya.
Melalui Program Mahasiswa Berdampak ini, Desa Medana diharapkan menjadi percontohan pengelolaan limbah tani dan ternak berbasis teknologi tepat guna serta bagian dari ekonomi sirkular yang ramah lingkungan. Kegiatan ini sekaligus mempertegas komitmen Universitas Muhammadiyah Mataram dalam melaksanakan Catur Dharma Perguruan Tinggi, khususnya di bidang pengabdian kepada masyarakat.
UMMAT percaya bahwa sinergi antara kampus dan desa bukan hanya memperkuat ketahanan ekonomi lokal, tetapi juga menumbuhkan kesadaran ekologis dan sosial menuju pembangunan berkelanjutan di Nusa Tenggara Barat. (HUMAS UMMAT)
Mataram,Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menerima kunjungan kehormatan dari pengurus International Mediation and Arbitration Center (IMAC) pada Rabu, 8 Oktober 2025, bertempat di Aula Lantai 1 FH UMMAT. Kunjungan ini berlangsung dalam suasana penuh kehangatan dan semangat kolaborasi, menandai langkah awal dalam membangun kerja sama strategis antara kedua institusi di bidang penyelesaian sengketa alternatif (Alternative Dispute Resolution/ADR).
Kegiatan diawali dengan sambutan hangat dari jajaran pimpinan Fakultas Hukum UMMAT, diikuti dengan sesi perkenalan profil lembaga dan diskusi intensif mengenai peran IMAC dalam memfasilitasi penyelesaian sengketa secara damai melalui mediasi dan arbitrase. Dalam kesempatan tersebut, perwakilan IMAC memaparkan berbagai program pelatihan, sertifikasi, serta peluang kerja sama internasional yang dapat diakses oleh mahasiswa dan dosen UMMAT.
Kerja sama ini diharapkan menjadi wadah bagi penguatan kapasitas akademik dan profesional bagi sivitas akademika FH UMMAT. Melalui kolaborasi ini, Fakultas Hukum UMMAT berupaya menghadirkan pendidikan hukum yang tidak hanya berorientasi pada teori, tetapi juga mengedepankan praktik penyelesaian sengketa modern yang sesuai dengan kebutuhan dunia global.
Dekan Fakultas Hukum UMMAT, Dr. Hilman Syahrial Haq, S.H., LL.M, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kunjungan tersebut. “Kami menyambut baik kunjungan dari International Mediation and Arbitration Center (IMAC) sebagai langkah strategis dalam memperluas jejaring kerja sama di bidang hukum. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi Fakultas Hukum UMMAT untuk memperkuat kompetensi mahasiswa dan dosen dalam penyelesaian sengketa nonlitigasi, khususnya mediasi dan arbitrase. Kami berharap sinergi ini dapat melahirkan kolaborasi nyata dalam pendidikan, penelitian, dan pengembangan keilmuan hukum yang berorientasi pada praktik global,” ujarnya.
Dalam sesi diskusi, perwakilan IMAC juga menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian di bidang penyelesaian sengketa nonlitigasi. Mereka mengapresiasi inisiatif FH UMMAT yang proaktif menjalin hubungan kelembagaan dengan lembaga internasional seperti IMAC, sebagai bentuk kesiapan menghadapi tantangan hukum global.
Wakil Dekan FH UMMAT, Anies Prima Dewi, SH, MH , juga menyampaikan terkait pentingnya kegiatan ini bagi pengembangan wawasan sivitas akademika. “Kunjungan dari IMAC ini merupakan kesempatan berharga bagi Fakultas Hukum UMMAT untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman mengenai menyelesaikan alternatif di tingkat internasional. Melalui pertemuan ini, kami berharap dapat membuka kerja sama yang produktif dalam bidang pelatihan, sertifikasi, dan kapasitas mahasiswa agar lebih siap menghadapi tantangan praktik hukum di era global,”nya.
Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama dan penyerahan cendera mata sebagai simbol persahabatan dan komitmen untuk melanjutkan kerja sama di masa mendatang. Kunjungan ini menjadi momentum penting bagi Fakultas Hukum UMMAT untuk memperkuat reputasi akademik sekaligus memperluas jaringan kemitraan internasional, menuju visi menjadi fakultas hukum yang unggul dan berdaya saing global di bidang penyelesaian sengketa alternatif. (HUMAS UMMAT)