Mataram, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), Hanik, peserta internasional YALA PESAO 1’s magang, berbagi cerita inspiratif tentang pengalamannya di Thailand. Program yang berlangsung selama dua bulan ini membuka banyak peluang dan tantangan, sekaligus menjadi pembelajaran berharga dalam kehidupan dan kariernya (06/12).
Hanik Ditempatkan di Kabang Pittayakham School, sebuah sekolah setingkat aliyah yang berlokasi di provinsi Yala, Thailand Selatan. “Alhamdulillah, saya magang di daerah mayoritas Muslim. Pengalaman ini memberi saya kesempatan untuk mengajar dan berinteraksi dengan siswa menengah di sana,” ujarnya. Namun, perjalanan ke lokasi tidaklah mudah. “Tempat saya berada di daerah terdalam, dan untuk mencapai kota, saya harus menempuh perjalanan 12 jam melewati dua lembah,” tambahnya.
Dalam perjalanan magangnya, Hanik menghadapi berbagai tantangan, termasuk perbedaan budaya, mentalitas, dan bahasa. “Di Thailand, rata-rata orang belum bisa berbahasa Inggris. Namun, alhamdulillah, saya sedikit-sedikit bisa berbahasa Melayu, sehingga mempermudah komunikasi,” ungkapnya. Tantangan ini tidak hanya menguji kemampuan adaptasi Hanik, tetapi juga membantunya memahami pentingnya fleksibilitas dan keterampilan komunikasi lintas budaya.
Ia juga mencatat perbedaan signifikan dalam sistem pendidikan antara Thailand dan Indonesia. “Di Thailand, siswa SMA diberikan kebebasan untuk menggunakan HP dalam proses belajar, dan fasilitas yang diberikan sangat mendukung eksplorasi mereka. Hal ini berbeda dengan di Indonesia,” jelas Hanik. Menurutnya, kebebasan ini menciptakan lingkungan belajar yang inovatif dan memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi potensi mereka secara maksimal. “Guru-guru di sana juga sangat dihormati, dan perhatian siswa terhadap pengajaran sangat baik,” tambahnya.
Selain itu, Hanik mengamati bahwa budaya belajar siswa di Thailand cenderung lebih mandiri. Mereka terdorong untuk mengeksplorasi materi pelajaran sendiri dan mengembangkan solusi kreatif untuk berbagai permasalahan. Pengalaman ini memberikan wawasan baru bagi Hanik tentang pendekatan pendidikan yang berbeda, yang menurutnya dapat menjadi inspirasi bagi sistem pendidikan di Indonesia.
Hanik menekankan bahwa pencapaiannya tidak terlepas dari dukungan kampus. “Kampus UMMAT sangat mendukung, terutama karena memiliki asosiasi di Thailand yang memudahkan mahasiswa untuk terlibat dalam program seperti ini,” katanya. Ia juga menyebutkan bahwa program magang ini cukup viral di Thailand, menarik perhatian banyak mahasiswa. “Program ini tidak hanya memberikan pengalaman mengajar, tetapi juga membuka jejaring internasional,” tambahnya.
Namun, program ini memiliki persyaratan yang ketat. “Peserta harus bisa berbahasa Inggris dan siap ditempatkan di daerah mana pun di Thailand,” ungkap Hanik. Program ini juga menuntut komitmen tinggi dari para pesertanya, karena mereka harus mampu beradaptasi dengan lingkungan baru yang sering kali jauh dari kenyamanan. “Saya sangat bersyukur bisa terlibat dalam program ini, karena ini adalah pengalaman yang tidak akan saya lupakan seumur hidup,” ujarnya penuh rasa syukur.
Pengalaman Hanik di Kabang Pittayakham School memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya keterbukaan dan fleksibilitas dalam menghadapi tantangan. Menurutnya, sekolah tempatnya mengajar memiliki pendekatan yang sangat terbuka dan inovatif. “Sekolah ini sangat open-minded, meskipun berada di daerah yang cukup terpencil. Mereka memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis dan mandiri,” jelas Hanik.
Sebagai penutup, Hanik memberikan pesan berharga kepada mahasiswa lainnya. “Kita harus meningkatkan soft skill, hard skill, dan networking. Tiga hal ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas diri. Apalagi di era sekarang, Artificial Intelligence (AI) saja sudah bisa berbahasa Inggris, masa kita tidak bisa?” katanya dengan penuh semangat.
Hanik juga mengingatkan pentingnya memiliki mental yang kuat dan sikap pantang menyerah. “Setiap tantangan yang kita hadapi adalah bagian dari proses belajar. Jangan pernah takut untuk keluar dari zona nyaman, karena di situlah kita akan menemukan potensi terbaik dalam diri kita,” tambahnya.
Kisah Hanik menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus mengejar peluang dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan global. Dengan pengalaman berharga ini, ia membuktikan bahwa semangat belajar dan adaptasi adalah kunci untuk meraih kesuksesan di mana pun berada. Hanik berharap cerita ini dapat memotivasi lebih banyak mahasiswa untuk mengikuti program-program internasional dan meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia melalui pengalaman global (HUMAS UMMAT).
Mataram, Program Studi Manajemen Ritel Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan kompetensi mahasiswa di sektor ritel. Melalui Kuliah Pakar bertema Transformasi Digital dalam Ritel : Strategi dan Implementasi, acara ini menghadirkan narasumber-narasumber ahli di bidangnya, termasuk dari Universiti Kuala Lumpur Business School, Malaysia (20/12).
Kuliah Pakar ini diisi oleh Dr. Arman Hj Ahmad, CMktr, CMILT, seorang Chartered Marketer dan Senior Lecturer dari Universiti Kuala Lumpur Business School, Malaysia. Selain itu, hadir pula Arie Murjono, S.E., M.M., People Development Manager PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk-NTB, serta Dr. Aryanti Dwiyani, S.Pt., M.Pd., Kabid Sarana dan Prasarana Pemberdayaan Industri Dinas Perindustrian Provinsi NTB. Kehadiran mereka memberikan wawasan mendalam tentang strategi dan implementasi transformasi digital di sektor ritel.
Ketua Program Studi Manajemen Ritel, Nurul Hidayati Indra Ningsih, S.E., M.M., menyampaikan harapan besar terhadap acara ini. Ia menyebutkan bahwa transformasi digital adalah tantangan sekaligus peluang yang harus dimanfaatkan oleh semua pihak.
“Saya berharap dengan adanya kuliah pakar ini, semoga dapat menjadi langkah awal yang baik bagi semua kalangan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan di era digital saat ini. Semoga kuliah pakar ini juga menjadi inspirasi dan inovasi di masa yang akan datang”,tuturnya.
Dekan FISIPOL UMMAT, Dr. H. Muhammad Ali, M.Si., menekankan pentingnya penguasaan transformasi digital di tengah perkembangan era modern. Menurutnya, sumber daya manusia yang kompeten adalah kunci utama bagi kemajuan bangsa dan daerah.
“Di tengah era transformasi digital saat ini, semua kalangan diharapkan mampu menguasai perkembangan transformasi digital, karena sumber daya manusia menjadi hal yang mendasar bagi kemajuan bangsa maupun daerah”,ujarnya.
Acara ini diikuti oleh dosen dan mahasiswa, baik secara langsung maupun daring. Peserta yang hadir secara langsung menikmati interaksi dengan narasumber, sementara sesi daring dilakukan melalui platform Zoom, termasuk kehadiran Dr. Arman Hj Ahmad yang berpartisipasi secara virtual dari Malaysia.
Selain pemaparan materi, acara ini juga disertai dengan sesi tanya jawab interaktif. Mahasiswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan seputar implementasi transformasi digital dalam dunia kerja, tantangan di sektor ritel, hingga peluang inovasi yang dapat dikembangkan di masa depan. Narasumber dengan antusias memberikan jawaban dan solusi yang aplikatif, menciptakan suasana diskusi yang inspiratif (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menorehkan prestasi di kancah nasional melalui dua mahasiswa dari Program Studi S1 Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan. Herlina Irani Fahmi dan Rendy Alya Praja, keduanya mahasiswa semester 5, berhasil membanggakan almamater dengan berpartisipasi dalam ajang nasional yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi Muhammadiyah secara daring (18/12).
Rendy Alya Praja, mahasiswa asal Desa Beru, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat, turut membawa nama UMMAT di Kompetisi Akbar Mahasiswa dalam rangka Annual Meeting APTFMA 2024. Kompetisi ini diadakan secara daring dengan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin sebagai tuan rumah.
Pada cabang Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), Rendy berhasil lolos ke tahap final bersama delapan peserta lainnya, menyisihkan 41 peserta lain dari total 50 peserta yang mendaftar. Penelitian yang diusung Rendy berjudul “Intervensi Telefarmasi dan Pil Box pada Peningkatan Kepatuhan Minum Obat Pasien HIV/AIDS”.
Meski penuh tantangan, terutama dalam pengumpulan sampel dan interaksi dengan responden, Rendy tetap optimis. “Judul penelitian saya cukup menantang karena melibatkan teknologi baru, yakni Telefarmasi. Kendala utama adalah keterbatasan interaksi langsung dengan responden, namun saya sangat terbantu oleh konselor serta dukungan dari fakultas dan kampus,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia berharap mahasiswa dapat lebih aktif mengikuti kompetisi serupa untuk mengasah keterampilan menulis dan berbicara di depan umum. “Saya berharap kampus dapat menyediakan wadah seperti Unit Kegiatan Mahasiswa atau pelatihan khusus untuk mempersiapkan mahasiswa dalam penelitian dan lomba seperti PKM,” ungkapnya.
Sementara itu, Herlina Irani Fahmi, mahasiswa asal Apitaik, Pringgabaya, Lombok Timur, berhasil mencatatkan prestasi gemilang dalam kategori Lomba Kewirausahaan pada kegiatan yang sama. Kompetisi ini menantang para peserta untuk mengajukan proposal kewirausahaan yang berisi ide-ide inovatif dalam mengembangkan produk tertentu.
Perjalanan Herlina di kompetisi ini tidaklah mudah. Ia harus bersaing dengan mahasiswa dari kampus-kampus ternama yang memiliki ide-ide brilian. Namun, dengan kerja keras, dedikasi, dan keyakinan, Herlina mampu menunjukkan performa terbaiknya.
“Tantangan terberat adalah menghadapi peserta dari kampus-kampus besar dengan ide-ide pengembangan produk yang sangat inovatif. Namun, saya percaya, selama kita mau mencoba, tidak ada yang tidak mungkin,” ujar Herlina dengan penuh semangat.
Ia juga menyampaikan harapannya kepada mahasiswa UMMAT agar terus percaya diri dan tidak takut mencoba sesuatu yang baru. “Semoga mahasiswa UMMAT terus belajar dan berkembang, serta mengharumkan nama kampus di tingkat nasional,” tambahnya.
Sementara itu, kedua mahasiswa ini menunjukkan bahwa mahasiswa UMMAT mampu bersaing dengan kampus-kampus besar di Indonesia. Prestasi mereka merupakan bukti nyata bahwa kerja keras, dukungan fakultas, dan keberanian untuk mencoba sesuatu yang baru dapat membawa hasil yang membanggakan.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyampaikan harapannya agar prestasi mahasiswa ini dapat menginspirasi rekan-rekannya untuk terus berkarya. “Universitas Muhammadiyah Mataram berkomitmen mencetak generasi yang tidak hanya unggul di bidang akademik, tetapi juga mampu membawa dampak positif bagi masyarakat luas,” ujarnya (HUMAS UMMAT).
Mataram, Sabrina Tria Yunita, mahasiswa semester 5 Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), telah membawa nama baik kampus dengan prestasi gemilang. Sabrina berhasil meraih Juara II dalam kompetisi pembuatan video edukasi yang diadakan oleh Universitas Fort De Kock. Mengusung tema besar “Hidup Sehat Masa Muda: Investasi Jangka Panjang untuk Kesehatan” , lomba yang berlangsung secara daring ini berlangsung selama 26 hari, mulai dari 1 hingga 26 November 2024. Pemenang diumumkan pada 3 Desember 2024 melalui Zoom Meeting (10/12).
Kompetisi ini mengundang 11 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk menyampaikan pesan edukasi yang relevan dengan generasi muda. Sabrina, dalam karyanya, fokus pada pentingnya memulai kebiasaan sehat sejak muda sebagai investasi yang akan berdampak pada kualitas hidup di masa depan.
Melalui video yang inovatif dan sarat makna, Sabrina memaparkan langkah-langkah sederhana namun efektif dalam menjaga kesehatan fisik dan mental, seperti menjaga pola makan sehat, berolahraga teratur, hingga pentingnya kesehatan mental.
“Saya ingin menginspirasi penonton bahwa masa muda adalah waktu terbaik untuk memulai kebiasaan sehat. Investasi ini akan membawa dampak besar di masa depan. Dengan menerapkan langkah-langkah sederhana, kita bisa menciptakan perubahan besar dalam kualitas hidup,” jelasnya.
Karyanya dinilai unggul karena mampu menyampaikan pesan edukasi yang jelas, relevan, dan menggerakkan penonton untuk bertindak. Selain itu, kreativitas dalam penyajian visual dan penyampaian ide menjadi nilai tambah yang membawa Sabrina ke podium juara.
Namun, perjalanan Sabrina menuju keberhasilan ini tidaklah mudah. Ia menghadapi dua tantangan utama yakni memilih topik yang menarik dan membangun kepercayaan diri.
“Saya ingin membuat konten yang tidak hanya informatif, tetapi juga bisa menggerakkan pikiran penonton. Setiap ide yang muncul selalu saya pertanyakan: apakah ini cukup edukatif dan relevan? Saya ingin konten saya memiliki dampak nyata bagi orang lain,” ungkapnya.
Kepercayaan diri menjadi tantangan lainnya. Sabrina mengakui sempat merasa ragu karena pengalaman sebelumnya yang belum membuahkan juara dalam lomba poster dan esai. “Setiap kali gagal, rasanya sulit untuk percaya diri. Namun, saya sadar bahwa jika tidak mencoba, saya tidak akan pernah tahu apa yang bisa saya capai. Saya akhirnya memutuskan untuk keluar dari zona nyaman. Meskipun awalnya sulit, setelah melewati prosesnya, saya merasa pengalaman ini sangat seru dan berharga,” tambahnya.
Melalui pencapaiannya, Sabrina berharap mahasiswa lain tidak takut untuk mencoba hal baru dan berani menghadapi tantangan. “Lomba bukan hanya soal menang atau kalah, tetapi tentang perjalanan yang kita lalui. Ini tentang bagaimana kita tumbuh, belajar, dan membuat sesuatu yang bermakna. Tanamkan target dalam diri, seperti mengharumkan nama kampus, dan jangan lupa sertai dengan doa,” pesannya.
Sabrina juga menyampaikan harapannya agar kampus terus mendukung mahasiswa dalam berbagai upaya meraih prestasi. “Semoga UMMAT senantiasa memberikan dukungan dan fasilitas yang kami butuhkan untuk terus berkembang. Dukungan dari kampus menjadi motivasi besar bagi kami untuk membawa nama baik universitas di tingkat nasional maupun internasional,” tutupnya (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) gelar Milad Muhammadiyah ke-112 dengan rangkaian kegiatan penuh semangat dan makna (27/11). Perayaan ini menjadi momentum refleksi atas kiprah Muhammadiyah selama lebih dari satu abad dalam membangun bangsa dan berkontribusi bagi umat, sesuai dengan tema “Hadirkan Kemakmuran untuk Semua”, Auditorium H. Anwar Ikraman UMMAT (02/12).
Acara ini tidak hanya dihadiri oleh jajaran pengurus Muhammadiyah dari tingkat ranting hingga pusat, tetapi juga berbagai tokoh penting di NTB, di antaranya Asisten 3 Setda Provinsi NTB, H. Wirawan, yang mewakili Pj. Gubernur NTB, serta Dr. Arif Jamali Muiz, Staf Khusus Wakil Menteri Dikdasmen. Kehadiran para tamu ini semakin memperkuat pesan penting dari perayaan Milad Muhammadiyah sebagai gerakan yang berperan besar dalam memajukan bangsa.
Milad 112 Muhammadiyah diisi dengan berbagai kegiatan menarik dan penuh inspiratif yang menggugah semangat kebersamaan dan keberlanjutan, diantaranya Jalan Sehat : Kegiatan ini menjadi pembuka yang meriah dengan ratusan peserta dari berbagai kalangan, membawa semangat kebersamaan dan pola hidup sehat; Persembahan Tapak Suci oleh Siswa MBS UMMAT : Atraksi bela diri yang memukau ini menunjukkan nilai disiplin dan keberanian sebagai bagian dari pendidikan Muhammadiyah; Musikalisasi Puisi Hizbul Wathan (HW): Penampilan penuh kreativitas ini menyampaikan nilai-nilai perjuangan dan cinta tanah air dengan seni yang memikat; Pengukuhan Korps Muballigh Muhammadiyah NTB: Langkah strategis untuk memperkuat dakwah dan menyebarkan nilai-nilai Islam yang berkemajuan di tengah masyarakat; Pemberian Penghargaan untuk Siswa Berprestasi: Penghargaan ini diberikan kepada siswa Madrasah Bertaraf Internasional Muhammadiyah Boarding School (MBS) UMMAT sebagai bentuk apresiasi dan motivasi untuk terus berprestasi serta Resepsi Akbar : Acara penutup ini menghadirkan momen kebersamaan bagi seluruh peserta yang hadir, sekaligus refleksi atas kontribusi Muhammadiyah bagi bangsa.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah NTB, Dr. TGH. Falahuddin, M.Ag., menegaskan bahwa Milad ke-112 ini adalah wujud syukur sekaligus pengingat akan tanggung jawab besar Muhammadiyah untuk terus berkontribusi. “Muhammadiyah bukan hanya organisasi, tetapi sebuah gerakan yang berkomitmen menghadirkan perubahan dan manfaat bagi masyarakat,” ungkapnya.
Asisten 3 Setda Provinsi NTB, H. Wirawan, yang mewakili Pj. Gubernur NTB, memberikan apresiasi khusus terhadap peran Muhammadiyah. “Muhammadiyah telah menjadi bagian penting dalam perjalanan bangsa ini. Dari fase awal perjuangan kemerdekaan hingga kini, Muhammadiyah selalu hadir dengan kontribusi nyata melalui pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.
Wakil Majelis Hubungan Luar Negeri PP Muhammadiyah, Dr. Lalu Muhammad Iqbal, M.Hub.Int., menyoroti peran Muhammadiyah di kancah global. Beliau menegaskan bahwa Muhammadiyah tidak hanya aktif di ranah nasional, tetapi juga memiliki kontribusi nyata di tingkat internasional.
“Muhammadiyah telah membuktikan diri sebagai organisasi yang mampu membawa nilai-nilai Islam berkemajuan ke pentas dunia. Melalui pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat, Muhammadiyah memberikan solusi terhadap berbagai tantangan global. Semangat ini menjadi modal besar untuk terus menginspirasi dan mendukung terciptanya kemakmuran yang berkeadilan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri,” ujarnya.
Beliau juga menekankan pentingnya penguatan kolaborasi internasional Muhammadiyah dalam menjawab tantangan globalisasi. “Di era yang semakin terhubung, Muhammadiyah memiliki peluang besar untuk berkontribusi dalam isu-isu global seperti perdamaian, pendidikan lintas budaya, dan pembangunan berkelanjutan. Inilah saatnya kita memperluas cakrawala dakwah dan kerja sama, sehingga Muhammadiyah dapat menjadi inspirasi global,” tambahnya.
Dalam sesi pengajian kebangsaan, Dr. Arif Jamali Muiz, Staf Khusus Wakil Menteri Dikdasmen, memberikan perspektif tentang pentingnya pendidikan Muhammadiyah dalam membangun karakter bangsa. “Melalui amal usahanya, Muhammadiyah membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya soal transfer ilmu, tetapi juga pembangunan moral dan karakter bangsa yang kuat,” tegasnya.
Perjalanan panjang Muhammadiyah selama 112 tahun menjadi bukti nyata bagaimana gerakan ini mampu bertahan dan terus relevan dalam menghadapi tantangan zaman. Milad ini menjadi ajang refleksi untuk memperkuat visi Muhammadiyah dalam menghadirkan kemakmuran bagi semua, sebagaimana tercermin dalam tema perayaan tahun ini.
Sebagai bagian dari amal usaha Muhammadiyah, UMMAT terus berkomitmen untuk mencetak generasi unggul yang tidak hanya berprestasi di bidang akademik tetapi juga memiliki kepedulian sosial tinggi. “UMMAT adalah representasi dari semangat Muhammadiyah untuk terus memajukan pendidikan sebagai modal utama membangun bangsa,” ujar Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA.
Milad Muhammadiyah ke-112 ini menjadi pengingat bahwa perjuangan untuk memajukan bangsa dan menghadirkan kemakmuran bukan hanya tugas masa lalu, tetapi juga tanggung jawab generasi sekarang dan mendatang. Muhammadiyah terus berkomitmen menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna perjuangan bangsa menuju kemakmuran yang hakiki untuk semua (HUMAS UMMAT).
Mataram, Sebagai wujud komitmen dalam mendukung pendidikan inklusif, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) dengan bangga mengumumkan pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD). Berangkat dari motto “UMMAT Ramah Disabilitas, Rumah bagi Semua”, unit ini hadir untuk memastikan layanan setara bagi penyandang disabilitas, baik mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, maupun masyarakat umum (22/11).
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyampaikan bahwa pembentukan ULD menjadi langkah strategis dalam menciptakan lingkungan kampus yang inklusif dan berkeadilan. “Pembentukan unit ini sangat diharapkan dapat memberikan pelayanan yang setara untuk penyandang disabilitas, sehingga UMMAT bisa menjadi rumah bagi semua,” ungkapnya.
Proses pembentukan ULD dimulai dengan digelarnya Workshop Pembentukan Unit Layanan Disabilitas pada 27 Juli 2024, yang melibatkan berbagai unit di tingkat fakultas dan universitas. Kegiatan ini bertujuan untuk menyatukan visi dalam menciptakan layanan inklusif di lingkungan UMMAT.
Workshop tersebut menghadirkan dua narasumber utama yakni, Perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, yang memberikan wawasan tentang urgensi pembentukan ULD dalam mendukung pendidikan ramah disabilitas dan Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni UMMAT, yang menjelaskan peran strategis ULD dalam mewujudkan kampus inklusif yang mampu mengakomodasi kebutuhan penyandang disabilitas.
Hasil dari workshop ini dituangkan dalam Surat Keputusan Rektor Nomor 190/II.3.AU/KEP/B/IX/2024, yang secara resmi menunjuk pengurus ULD UMMAT. Langkah ini menjadi pondasi kuat bagi UMMAT untuk melangkah lebih jauh dalam membangun pendidikan inklusif.
Sebagai upaya memperkuat kapasitas ULD, pada 7 November 2024 diselenggarakan Workshop Penyusunan Kebijakan Ramah Disabilitas. Kegiatan ini menghadirkan narasumber inspiratif, yaitu Ahmad Jaka, tokoh penyandang disabilitas yang dikenal luas sebagai inspirator inklusi, serta Nurliyah Nikmatul Hikmah, M. Kom., Ketua ULD UMMAT.
Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., menyampaikan pentingnya kebijakan yang mendukung pelayanan inklusif. “Workshop ini adalah langkah strategis untuk memperkuat ULD agar mampu memberikan layanan terbaik bagi sivitas akademika UMMAT dan masyarakat umum,” katanya.
Keberadaan ULD telah diperkenalkan kepada mahasiswa baru dalam rangkaian kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB). Sosialisasi ini bertujuan membangun pemahaman tentang pentingnya lingkungan kampus yang inklusif dan ramah disabilitas, sehingga tercipta budaya akademik yang mendukung kesetaraan.
Sebagai pengakuan atas komitmen dan kompetensinya, ULD UMMAT telah dipercaya sebagai mitra Kementerian Sosial Republik Indonesia dalam melakukan assessment kebutuhan penyandang disabilitas. Pada 31 Agustus 2024, Staff Khusus Menteri Sosial RI, Dr. Faozan Amar, S.Ag., MM., bersama Kepala Balai Sentra Paramita di Mataram, Raden Latifah Ningrum, menyerahkan bantuan kepada masyarakat sesuai hasil assessment yang telah dilakukan.
Selain itu, kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan kuliah umum bertema “Filantropi Islam dalam Meningkatkan Kemapanan Ummat,” yang dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk sivitas akademika UMMAT.
Ketua Pembentukan ULD, Hamdi, S.H.I., LL.M., menyampaikan rasa syukurnya atas kelancaran proses pembentukan unit ini. “Alhamdulillah, rangkaian kegiatan pembentukan ULD berjalan sesuai harapan. Dengan adanya unit ini, kami berharap UMMAT dapat memberikan layanan ramah disabilitas yang bermanfaat bagi sivitas akademika maupun masyarakat luas,” ujarnya.
Ketua ULD UMMAT, Nurliyah Nikmatul Hikmah, M. Kom., menjelaskan pentingnya keberadaan ULD di lingkungan kampus. “Langkah pertama kami adalah melakukan assessment kebutuhan penyandang disabilitas dan memberikan rekomendasi kepada pimpinan universitas terkait pengadaan sarana prasarana pendukung. Kami juga akan terlibat dalam setiap pembangunan gedung baru untuk memastikan aksesibilitas yang layak,” jelasnya.
Rangkaian pembentukan ULD ini didukung oleh hibah dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (KEMDIKBUD RISTEK). Dengan hadirnya ULD, UMMAT berharap dapat semakin mengukuhkan posisinya sebagai pelopor pendidikan inklusif di Nusa Tenggara Barat (HUMAS UMMAT).