Mataram – Peringatan Hari Guru Nasional ke-76 tepat diperingati hari Kamis, 25 November. Tema peringatan Hari Guru Nasional 2021 adalah “Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan”. Peringatan hari Guru Nasional pun berkaitan dengan berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Dalam rangka hari guru nasional dan ulang tahun PGRI ke-76, FKIP UMMAT menggelar kegiatan Seminar Nasional dengan tema Tantangan Guru Merdeka di Era 4.0. Kegiatan ini berlangsung secara hybrid, perpaduan kegiatan luring dan daring. Acara pembukaan dilaksnakan di Aula Lantai 3 Gedung Rektorat UMMAT sementara peserta mengikuti secara Virtual melalui media Zoom meeting. Adapun peserta dari seminar terdiri dari mahasiswa, dosen, guru-guru Muhammadiyah Aisyiyah, kepala sekolah alumni Diklat KS LPD UMMAT, dan mahasiswa PPG FKIP UMMAT.
Adapun materi seminar disampaikan oleh 3 pemateri yang berbeda yang berasal dari Kepala LPMP NTB, Mustari,M.M,M.A.,Ph.D., guru besar Filsafat Pendidikan UNY Prof. Dr. Achmad Dahlan, M.Hum dan Dosen FKIP UMMAT Dr. Ilham, M.Pd.
Dalam kegiatan ini, Dekan FKIP UMMAT Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd.,Si membuka sekaligus memberikan sambutan.
“Para guru kita dihadapkan pada dua sisi atau 2 kutub yaitu ada disisi disparitas dan ketertinggalan pada setiap daerah, dan pada sisi yang lain kita dituntut untuk terus berkembang,”
Ia berharap seminar ini bisa menjadi kontribusi dan semangat untuk tumbuh dan berkembang bagi para guru di era industri 4.0.
“Semoga melalui seminar ini bisa memberikan semangat dan hal-hal baru yang bisa mempertemukan 2 kutub tersebut,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut Rektor UMMAT, Dr. H. Arsyad Abd. Gani, M.Pd., yang membuka kegiatan tersebut berharap, guru perlu keluar dari zona nyaman dengan menguasai teknologi dan melakukan inovasi-inovasi baru mengikuti perkembangan zaman.
“Guru sulit keluar dari zona nyaman, contohnya ketika dihadapkan dengan laptop hanya beberapa persen yang bisa mengoperasikannya,”
Tantangan Guru adalah bukan hanya mengajarkan tapi juga mendidik. Maka harus memperbanyak sumber belajar dan referensi, sehingga guru harus meng-upgrade keterampilan mengajarnya. Menguasai teknologi dan kreativitas adalah salah satu skill guru di era 4.0. (HUMAS UMMAT).
Dalam sambutannya, Walikota Mataram H. Mohan Roliskana, S.Sos., MH. Menyampaikan rasa apresiasi dan berterima kasih atas diadakannya kerja sama ini. Ia berharap bahwa kerja sama ini akan memperkuat ikatan batin di kedua belah pihak dan juga membuka jalan untuk kerjasama di bidang yang lebih luas.
“Semoga UMMAT sebagai instrumen pendidikan di Kota Mataram dapat menjadi mitra konsultatif kami untuk mengembangkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan masyarakat,” ucapnya.
Selanjutnya Rektor UMMAT Dr. H. Arsyad Abd Gani, M.Pd. menjelaskan bahwa kerja sama semacam ini sangat penting karena dengan ada nota kesepahaman ini, UMMAT dapat membantu pemerintah Kota Mataram dalam menjalankan program-programnya sekaligus sebagai implementasi Catur Dharma Perguruan Tinggi bagi UMMAT.
“UMMAT memiliki banyak program studi yang dapat melakukan berbagai kegiatan seperti pengabdian masyarakat, KKN atau praktik mengajar yang dapat dilakukan di wilayah Kota Mataram,”
Kepala bagian Kerjasama UMMAT, Asbah, M.Hum. melanjutkan bahwa kegiatan ini juga sebagai implementasi Program Kampus Merdeka Merdeka Belajar yang diadakan oleh pemerintah. Ia berharap bahwa kerjasama ini merupakan awal yang baik karena menurutnya kesuksesan harus diawali dengan kerja sama yang akan menghasilkan solusi dan inovasi demi kesejahteraan masyarakat luas khususnya Kota Mataram.
“Kerja sama seperti ini harus terus terjalin di berbagai bidang dan UMMAT juga selalu siap untuk memberikan solusi kepada siapapun dan dimanampun,” ujarnya (HUMAS UMMAT)
Habiburrahman, M.Pd. selaku ketua tim menjelaskan bahwa kegiatan ini ditujukan untuk para ibu-ibu penggerak perempuan dari kalangan PDA KLU dengan tujuan agar mereka mampu menjadi garda terdepan dalam mentransformasi nilai-nilai kearifan lokal yang berbasis kesantunan.
“Kami bekerjasama dengan para guru TK ABA karena mereka yang mendidik anak-anak secara langsung. Mereka juga yang menjaga nilai-nilai pendidikan sebagai basis untuk transformasi nilai kearifan lokal daerah tersebut,” imbuhnya.
Ia melanjutkan bahwa pemilihan lokasi kegiatan di Desa Gondang, KLU dikarenakan budaya yang berada di KLU masih jauh dari budaya perkotaan sehingga dilihat lebih mampu untuk bertahan dari pengaruh budaya luar.
“Kearifan lokal di KLU masih sangat kuat maka dari itu kami rasa dapat dikembangkan dan dilestarikan melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini,” ujarnya
Habiburrahman, M.Pd memaparkan materinya pada Pengabdian Masyarakat
Selanjutnya, Ketua PDA KLU, Umi Muhayarah menyampaikan rasa apresiasinya terhadap kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan seperti ini akan dapat membuka wawasan tentang kearifan lokal yang lebih luas bagi para peserta khususnya, karena selama ini sering dinilai negatif padahal dapat menjadi bermanfaat untuk pembangunan masyarakat.
“Sebenarnya apa yang menjadi negatif atau positif itu tergantung apakah dapat diteruskan dengan santun dan tentu saja dapat kita bedakan mana yang sesuai syariat dan mana yang tidak,” imbuhnya. (HUMAS UMMAT)
Seminar ini dibagi menjadi lima subtema yaitu Pengembangan Mitigasi Bencana, Pengelolaan Sumber Daya Air Berkelanjutan, Infrastuktur Teknik Berkelanjutan, Infrastuktur Transportasi Berkelanjutan, Dan Rekayasa Konstruksi Tahan Gempa. Akan ada 34 pemasalah dan empat narasumber utama yang sudah kompeten di bidangnya dan akan mengisi materi adalah dari penentu kebijakan yaitu Pemerintah Provinsi NTB,Dewan Pengarah BNPB, Ilmuwan dan Peneliti UMY dan dari Perusahaan Konsultasn Bina Karya Mandiri.
Titik Wahyuningsih, ST., MT selaku ketua panitia menyampaikan bahwa tujuan diadakannya seminar nasional ini adalah untuk mengumpulkan informasi dari berbagai pihak berkenaan dengan kondisi yang ada pada daerah-daerah rawan bencana. Selain itu, seminar ini juga sebagai bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran informasi dan pengetahuan tentang pembangunan berkelanjutan di daerah-daerah rawan bencana.
“Diharapkan seminar ini dapat menjadi forum pertemuan para ilmuwan, peneliti, penentu kebijakan, pelaku usaha dan industri agar bisa saling berkolaborasi dan bekerjasama untuk mengatasi permasalahan pembangunan berkelanjutan yang ada pada daerah rawan bencana,” ujarnya.
Rektor UMMAT Dr. Arsyad Abd Gani, M.Pd. dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya kepada Fakulas Teknik yang berhasil menyelenggarakan seminar nasional tersebut terlebih dengan tema yang sangat relevan terhadap keadaan Indonesia yang memang sering dilanda berbagai bencana alam. Ia mengatakan bahwa terkadang rencana pembangunan tidak sesuai dengan ekosistem yang dimiliki.
“Semoga dari seminar ini hadir pokok-pokok pemikiran yang bisa menjadi masukan kepada pemerintah agar tidak terjadi ketimpangan dalam pelaksanaan pembangunan di daerah kita,” imbuhnya. (HUMAS UMMAT)
Imansyah selaku Presiden Mahasiswa berkesempatan menyampaikan sambutan. Tugas Mahasiswa adalah agen of change (agen perubahan) ketika sudah menjadi Mahasiswa maka harus melekat dalam diri Mahasiswa yaitu agen perubahan, Mahasiswa harus mampu merubah Masyarakat namun sebelum merubah masyarakat Mahasiswa harus merubah dirinya sendiri.
“ada berbagai banyak tugas Mahasiswa diantaranya adalah agen of change ketika kita sudah menjadi Mahasiswa maka yang harus melekat dalam diri kita adalah agen of change namun sebelum kita merubah orang lain kita harus terlebih dahulu merubah diri kita sendiri percuma kita merubah orang lain namun kita tidak mampu merubah diri kita sendiri. Ujarnya
Selanjutnya Dr. H. Arsyad Abd Gani, M.Pd selaku Rektor UMMat juga berkesempatan untuk menyampaikan sambutannya. Kampus Muhammadiyah adalah kampus islami namun Mahasiswa UMMAT tidak semuanya ummat islam karena Muhammadiyah lahir untuk bangsa bukan hanya untuk satu kelompok, dengan visi amar ma’ruf nahi munkar (menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada kemunkaran).
“kampus Muhammadiyah adalah kampus yang islami namun tidak semua orang yang berkuliah di Muhammadiyah beragama islam karena Muhammadiyah ini lahir untuk bangsa bukan hanya untuk satu kelompok akan tetapi memiliki visi yaitu amar ma’ruf nahi munkar yaitu menyeru orang untuk melakukan kebaikan dan melarang orang dari melakukan kemaksiatan. Ujarnya
Peta Potensi Desa Banyumulek belum pernah diperbarui sejak tahun 2013 lalu karena banyaknya pemekaran wilayah dusun. Namun, Kelompok 18 KKN MAs hadir sebagai pemantik peduli wisata menghasilkan Peta Potensi Terbaru dalam bentuk softfile untuk arsip administrasi desa dan bentuk fisik berupa plang Potensi Desa di tiap Dusunnya agar memudahkan dan menarik wisatawan untuk berkunjung.
“Banyaknya potensi desa dan wilayah dusun yang luas di Desa Banyumulek sangat disayangkan jika tidak diketahui banyak orang terutama warga asli maupun pengunjung yang akan datang. Makanya, dengan pembuatan Peta Potensi ini harapannya bisa sebagai langkah awal kita menghidupkan kembali Desa Wisata yang sudah lama redup ini” ujar Ahmad Maulana Mallivera mahasiswa prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Muhammadiyah Mataram sekaligus Penanggung Jawab Program pembuatan Peta Potensi.
Awalnya pembuatan peta potensi Desa Banyumulek mendapat kendala karena tidak adanya peta pembaharuan mengenai batas Desa Banyumulek di tahun 2021. Dengan pengetahuan dan segala usaha mahasiswa KKN serta kerja sama dengan beberapa apratur desa, pemuka desa, mitra dan warga, akhirnya didesain dan dibuatlah peta Desa Banyumulek berserta batas-batas kesepuluh dusun yang ada di Desa Banyumulek. Pada setiap dusun dibuatlah keterangan potensi-potensi apa saja yang ada di dalamnya. Tepat pada tanggal 13 September 2021 kelompok 18 berhasil memasang peta potensi desa sebagai sentral berkumpulnya para pengunjung wisata.