Mataram, Siti Ainun Fadilah, mahasiswa semester 7 Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), mencatatkan prestasi membanggakan di ajang International Youth Goals #1 yang diselenggarakan di Singapura, Malaysia, dan Thailand. Kegiatan yang diikuti oleh 38 delegasi dari berbagai provinsi di Indonesia ini berlangsung dari 28 Oktober hingga 2 November. Ainun berhasil meraih Juara 3 Best Delegate serta mendapatkan penghargaan Best Team (07/11).
Mengikuti kegiatan internasional ini bukanlah hal mudah. Siti Ainun mengungkapkan tantangan utama yang dihadapinya adalah beradaptasi dengan peserta lain dari berbagai provinsi. “Setiap delegasi memiliki latar belakang pemikiran dan pengalaman yang berbeda, sehingga beradaptasi di awal cukup menantang. Namun, dengan semangat dan saling mendukung, kami akhirnya bisa saling memahami dan menjalani program ini dengan antusias,” ujarnya.
Tantangan komunikasi juga menjadi salah satu pengalaman unik yang dihadapi. “Di Thailand, beberapa penduduk lokal tidak terlalu memahami bahasa Inggris, sehingga kami harus berusaha lebih keras untuk berkomunikasi, terutama ketika ingin berbelanja atau bertanya arah. Pengalaman ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya fleksibilitas dan kepekaan budaya,” jelasnya.
Partisipasi aktif dalam diskusi juga memacu Ainun untuk lebih percaya diri. “Awalnya, saya merasa tidak yakin melihat delegasi lain yang sangat aktif dan berpengalaman. Namun, hal itu justru memotivasi saya untuk lebih berani berkontribusi dan berbicara, hingga akhirnya berhasil meraih penghargaan Best Delegate dan Best Team,” katanya dengan bangga.
Selama mengikuti International Youth Goals, Ainun terlibat dalam berbagai kegiatan yang memberikan banyak manfaat, seperti : University Visit, Delegasi mendapatkan wawasan tentang beasiswa dan pendidikan di universitas top dunia serta berdiskusi langsung dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI); Kunjungan KBRI/KRI, Mempelajari peran diplomatik Indonesia di luar negeri serta layanan konsuler yang diberikan; Seminar Internasional, Seminar ini menghadirkan pembicara global yang membahas isu-isu terkini, memperluas pengetahuan delegasi tentang perkembangan internasional; Forum Diskusi, Diskusi yang melibatkan berbagai delegasi untuk bertukar pandangan tentang isu-isu penting, membangun pemahaman baru, dan melatih kemampuan analisis; Scholarship Talkshow, Talkshow informatif tentang peluang beasiswa di luar negeri dan tips pendaftaran yang sukses; Awarding Session, Mengapresiasi kontribusi para delegasi, di mana Siti berhasil mendapatkan penghargaan di dua kategori; Gift Exchange, Tradisi tukar cenderamata antar-delegasi untuk mempererat hubungan; dan Trip, Perjalanan ke Singapura, Malaysia, dan Thailand untuk mempelajari budaya, sejarah, dan teknologi lokal.
Ainun berharap lebih banyak mahasiswa UMMAT yang terinspirasi untuk mengikuti program-program internasional. “Manfaatnya luar biasa, mulai dari memperluas jaringan pertemanan, mengenal budaya baru, hingga membangun kemampuan komunikasi lintas budaya,” ujarnya.
Ia juga mengajak UMMAT untuk lebih mendukung mahasiswa dalam mengikuti program internasional. “Dukungan kampus sangat berarti agar lebih banyak mahasiswa bisa ikut serta dan memperoleh pengalaman berharga seperti ini,” tambahnya.
Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kerja Sama UMMAT, Asbah, M.Hum., mengapresiasi prestasi Ainun. “Sebagai Kepala KUI dan Kerja Sama UMMAT, saya mengucapkan selamat yang sebesar-besarnya kepada mahasiswa UMMAT yang berhasil meraih prestasi dalam program International Youth Goals. Prestasi ini merupakan bukti nyata dari semangat dan dedikasi generasi muda dalam berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan dan membawa nama baik universitas di kancah internasional. Kami bangga melihat semakin banyak mahasiswa UMMAT yang berpartisipasi aktif dalam program-program bertaraf internasional, yang sejalan dengan gerakan internasionalisasi UMMAT dan juga mendukung ikhtiar Muhammadiyah Global Mobility PTMA,” bangganya.
Gerakan internasionalisasi ini bukan hanya tentang membawa dan memperkenalkan UMMAT dan Muhammadiyah ke dunia internasional, tetapi juga tentang membawa dunia kedalam UMMAT dan Muhammadiyah. “Dengan terus meningkatkan kerjasama dan partisipasi dalam berbagai kegiatan internasional, kita optimis UMMAT dapat terus tumbuh sebagai universitas yang berdaya saing global dan siap melahirkan generasi pemimpin yang berwawasan internasional. Mari bersama kita wujudkan visi ini demi kemajuan kita bersama dan untuk kemaslahatan masyarakat dunia yg berkelanjutan dunia yang damai tempat yang nyaman untuk kita semua,” tutupnya (HUMAS UMMAT).
Mataram, Hanik, seorang mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), telah memulai perjalanan yang mengubah hidupnya dengan berpartisipasi dalam program magang internasional YALA PESAO 1’s Internship Program di Lukmanul Hakim School, Thailand. Program ini berlangsung selama dua bulan dan menawarkan kesempatan unik bagi Hanik untuk memperluas pengetahuan dan pengalamannya dalam lingkungan pendidikan yang berbeda (04/11).
Dalam sesi wawancara sebelum keberangkatan, Hanik menjelaskan bahwa tantangan utama yang dihadapinya adalah proses adaptasi terhadap budaya dan lingkungan baru. “Saya menyadari bahwa setiap negara memiliki cara dan sistem pendidikan yang berbeda. Ini adalah tantangan, tetapi saya berkomitmen untuk belajar dan beradaptasi secepat mungkin,” ujarnya dengan semangat.
Program magang ini tidak hanya bertujuan untuk menambah pengetahuan akademis, tetapi juga memberikan wawasan mengenai praktik pendidikan di negara lain. Hanik berharap dapat mempelajari metode pengajaran yang berbeda dan menerapkannya dalam konteks pendidikan di Indonesia. “Saya ingin membawa pulang pengalaman berharga yang dapat meningkatkan kualitas pengajaran saya di masa depan,” tambahnya.
Hanik juga mengajak teman-teman mahasiswa untuk tetap rendah hati dan tidak merasa lebih baik dari orang lain, mengingatkan bahwa “kita meninggalkan dunia ini dengan tidak membawa apa-apa.” Dia percaya bahwa sikap rendah hati adalah kunci untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang lain dan memperluas jaringan.
Sebagai motivasi untuk mahasiswa yang merasa gengsi dengan nama kampus, Hanik mengungkapkan, “Dimanapun berlian itu berada, berlian tetaplah berlian; ia akan bersinar dengan keindahannya.” Ungkapan ini menunjukkan keyakinannya bahwa kualitas dan potensi diri lebih penting daripada label yang melekat pada institusi pendidikan.
Dekan FKIP UMMAT, Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd., Si., turut menyampaikan harapan besar dari keberangkatan Hanik dalam program ini. “Kami berharap program ini berhasil dan bisa menjadi contoh bagi generasi berikutnya. Jika Hanik sukses menjalankan program ini, tentu saja hal ini akan menjadi daya tarik promosi yang luar biasa bagi FKIP UMMAT dan menarik perhatian calon mahasiswa baru. Kami juga berharap Hanik dapat terus menjaga komunikasi dengan kami, baik dengan Wakil Dekan II maupun Ketua Program Studi, sehingga perkembangan di Thailand dapat kami pantau dengan baik,” ujarnya.
Wakil Dekan II FKIP UMMAT, Dr. Candra, M.Pd., juga memberikan tanggapannya terkait keberangkatan Hanik. “Keberangkatan mahasiswa kami ini merupakan harapan besar untuk kami di FKIP. Kami mendorong mahasiswa untuk dapat mengikuti program-program nasional, ASEAN, maupun internasional. FKIP selalu mendukung program-program ini dan secara konsisten mengirim mahasiswa untuk program internasional, seperti KKN Internasional di Malaysia sebelumnya, dan sekarang ke Thailand. Kami bangga dapat memberikan kesempatan ini kepada mahasiswa kami yang berprestasi.” bangganya.
Dr. Candra menambahkan bahwa proses seleksi untuk program ini sangat ketat, terutama dalam hal kemampuan berbahasa, yang menjadi salah satu syarat utama. “Hanik adalah mahasiswa berprestasi yang diterima di UMMAT melalui beasiswa LPDP. Kami berharap semoga nantinya di Thailand, Hanik dapat mengharumkan nama FKIP dan UMMAT,” ujarnya. “FKIP berkomitmen untuk terus mengirim mahasiswa untuk mengikuti program serta kompetensi di skala lokal, nasional, dan bahkan internasional. Kami berharap mahasiswa kami terus mengasah kemampuan berbahasa mereka sehingga program ini dapat berlanjut di masa depan”, tambahnya.
Hanik berangkat dengan penuh semangat dan tekad untuk memanfaatkan setiap kesempatan dalam program ini. Dengan harapan dapat memberikan dampak positif tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk komunitas pendidikan di UMMAT, Hanik siap menjadikan pengalaman ini sebagai batu loncatan menuju masa depan yang gemilang (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menjadi tuan rumah dalam Mobility Program Batch #3, sebuah program pertukaran mahasiswa yang diinisiasi oleh Obat Apps dan didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Program ini bertujuan untuk memperkuat hubungan antarperguruan tinggi di Indonesia dan menyediakan pengalaman pembelajaran lintas budaya yang memperkaya wawasan mahasiswa dari berbagai daerah (04/11).
Kegiatan ini dihadiri oleh para tamu dari Stikes Samarinda, yaitu Dr. apt. Eka Siswanto Syamsul, M.Sc., selaku Ketua Badan Penjaminan Mutu Stikes Samarinda sekaligus dosen Farmasi, bersama dengan dua mahasiswa delegasi, Muhammad Donny Sutanto dan Sigit Candra Wicaksono. Sambutan hangat diberikan oleh Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UMMAT, apt. Nurul Qiyaam, M.Farm., Klin., mengungkapkan harapan besar akan kemitraan yang semakin erat antara UMMAT dan Stikes Samarinda. Menurut Nurul, kegiatan ini tidak hanya memberikan nilai tambah bagi mahasiswa tetapi juga memperkokoh hubungan persahabatan antar lembaga pendidikan tinggi.
Dr. apt. Eka Siswanto Syamsul, M.Sc., menjelaskan dua tujuan utama dari Mobility Program ini. Pertama, untuk meningkatkan wawasan kebangsaan, integritas, dan solidaritas antar mahasiswa Indonesia melalui pengalaman lintas budaya yang berbeda dari lingkungan kampus mereka sendiri. Kedua, untuk mengasah kemampuan kepemimpinan dan keterampilan soft skills mahasiswa, yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan di dunia kerja yang semakin global. “Mobilitas mahasiswa antaruniversitas seperti ini adalah langkah strategis untuk membentuk mahasiswa yang tidak hanya terampil secara akademis, tetapi juga memiliki perspektif nasional yang luas dan keterampilan kepemimpinan yang kuat,” ujarnya.
Wakil Rektor 1 UMMAT, Dr. Harry Irawan Johary, S.Hut., M.Si., menyampaikan dukungan penuh UMMAT terhadap program ini. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi dan inovasi dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas, serta kesiapan UMMAT untuk menjadi bagian dari upaya nasional dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggi. Dalam suasana hangat dan penuh semangat, Dekan FIK UMMAT menyerahkan cinderamata kepada perwakilan dari Stikes Samarinda, sebagai simbol persahabatan dan penghormatan.
Selain sambutan dan sesi seremonial, acara ini juga diisi dengan pemaparan profil UMMAT, yang memberikan pandangan umum tentang visi, misi, dan program-program unggulan UMMAT. Tak hanya itu, sesi sharing knowledge menjadi bagian yang sangat berkesan, di mana mahasiswa dari UKMF FIK UMMAT dan STIKSAM bergantian berbagi wawasan institusional serta pengalaman mereka di organisasi kemahasiswaan (Ormawa). Sesi ini memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk saling belajar tentang kegiatan dan budaya organisasi masing-masing, yang tentunya memperkaya pengalaman lintas kampus.
Kegiatan Mobility Program ini diakhiri dengan tur kampus yang memberikan kesempatan kepada delegasi dari Stikes Samarinda untuk melihat lebih dekat fasilitas-fasilitas pembelajaran yang tersedia di UMMAT, seperti ruang-ruang kelas, laboratorium, dan berbagai fasilitas penunjang lainnya. Tur ini tidak hanya berfungsi sebagai orientasi, tetapi juga memberikan gambaran langsung tentang lingkungan belajar yang mendukung perkembangan akademik dan keterampilan praktis mahasiswa UMMAT.
Program Mobility Batch #3 ini diharapkan dapat menjadi cikal bakal kolaborasi lebih lanjut antara UMMAT dan Stikes Samarinda, serta memperkaya wawasan mahasiswa tentang keberagaman budaya Indonesia. Selain itu, melalui pengalaman ini, mahasiswa diharapkan mampu membangun jaringan dan hubungan baik yang dapat menjadi modal sosial dalam karier mereka di masa depan. Inisiatif seperti ini menunjukkan komitmen kuat dari kedua institusi dalam mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional, yakni mencetak generasi yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kebangsaan yang kuat (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Lembaga Pengkajian Pengamalan Pengembangan Islam dan Kemuhammadiyahan (LP3IK) kembali melaksanakan kegiatan Baitul Arqam Mahasiswa (BAMA) bagi mahasiswa baru Tahun Akademik 2024/2025. Dengan tajuk Internalisasi Spirit Ibadah dan Ideologi Muhammadiyah Menuju Ekosistem Kampus Islami, BAMA kali ini ditujukan untuk memperkuat karakter mahasiswa UMMAT dalam mewujudkan nilai-nilai Islam dan kemuhammadiyahan dalam kehidupan sehari-hari (01/11).
Ketua Panitia Pelaksana BAMA, Ilham, M.Pd.Bi., mengungkapkan bahwa tahun ini BAMA diikuti oleh 1.796 mahasiswa yang tersebar di seluruh fakultas UMMAT. “Kegiatan BAMA ini akan berlangsung setiap hari Sabtu dan Ahad selama dua bulan ke depan dalam delapan gelombang, dimulai pada 2 November hingga 22 Desember 2024,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa pelaksanaan BAMA kali ini dirancang lebih intensif dengan sistem per fakultas, dimulai dari Fakultas Teknik yang jumlah pesertanya paling banyak, dan diikuti oleh fakultas-fakultas lainnya.
Ketua LP3IK, M. Anugerah Arifin, M.Pd.I., menyampaikan pentingnya kegiatan ini sebagai proses pembinaan mahasiswa baru. “BAMA ini adalah program wajib yang bertujuan untuk menginternalisasi nilai ibadah dan memperkenalkan ideologi Muhammadiyah. Ini adalah syarat yang harus dipenuhi mahasiswa sebelum mengikuti PKL, KKN, yudisium, hingga wisuda,” ungkapnya. M. Ia juga berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadi landasan yang kuat bagi mahasiswa dalam menjalani kehidupan kampus yang Islami serta memiliki pandangan hidup Muhammadiyah.
Rektor UMMAT yang diwakili oleh Wakil Rektor IV, Dr. TGH. Zaenuddin, M.Pd.I., mengingatkan bahwa ada tiga aspek utama yang diharapkan dari kegiatan ini: Iman, Islam, dan Ihsan. “Melalui BAMA, mahasiswa diharapkan bisa memperkuat iman mereka, memahami Islam secara komprehensif, dan mengaplikasikan prinsip Ihsan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya. Menurutnya, kombinasi dari ketiga nilai tersebut akan membentuk karakter mahasiswa yang unggul dan memiliki integritas.
Di sisi lain, Ketua BPH UMMAT, Drs. H. Ghulam Abbas, M.Si., menegaskan bahwa Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) memiliki peran yang unik dan penting dalam memajukan umat dan bangsa. “PTMA melalui AIK-nya bertugas membentuk generasi yang berwawasan luas dan bijak dalam berpikir. Kampus ini bukan hanya sekadar lembaga pendidikan, tetapi tempat bagi para ulul albab untuk berkumpul dan mengembangkan pemikiran mereka,” jelasnya. Ia berharap mahasiswa yang mengikuti BAMA mampu menjadi generasi pemikir yang kritis dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Puncak dari kegiatan pembukaan BAMA ini adalah kuliah umum yang disampaikan oleh Wakil Sekretaris Majelis Pembina Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) PP Muhammadiyah, Dr. Imam Mahdi, MA. Dalam paparannya, beliau menyoroti pentingnya membangun spirit ibadah dan ideologi Muhammadiyah di tengah tantangan dunia digital saat ini. “Tantangan terbesar yang dihadapi mahasiswa sekarang ini adalah kecanduan terhadap dunia digital, di mana segala aktivitas sehari-hari hampir selalu melibatkan handphone,” paparnya. Dr. Imam Mahdi juga mengingatkan bahwa mahasiswa harus mampu memanfaatkan teknologi dengan bijak serta tetap memegang teguh nilai-nilai Islam dan Muhammadiyah sebagai pedoman hidup.
Dengan terselenggaranya kegiatan BAMA ini, diharapkan mahasiswa UMMAT dapat memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Muhammadiyah dalam kehidupan kampus dan keseharian mereka. Program ini diharapkan mampu membentuk generasi muda yang tidak hanya berprestasi secara akademis, tetapi juga memiliki landasan spiritual dan moral yang kuat, sehingga siap menjadi agen perubahan positif bagi masyarakat dan bangsabangsa (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Biro Kemahasiswaan dan Alumni gelar Pelatihan & Penyusunan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2025 sebagai upaya mengoptimalkan partisipasi mahasiswa dalam kompetisi nasional. Kegiatan ini mengundang para dosen perwakilan fakultas di UMMAT untuk memperkuat bimbingan dan kualitas proposal yang diajukan, serta menghadirkan dua narasumber ahli, yakni Nur Rifai Akhsan, M.Ed., dari PUSPRESNA Pimpres dan Apt. Safwan, M.Sc., Ph.D., seorang akademisi berpengalaman dalam pengembangan PKM (29/10/2024).
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menegaskan bahwa pelatihan ini memiliki peran strategis dalam peningkatan kualitas penelitian kampus. “Tantangan kita saat ini adalah mampu bersaing dalam program PKM dengan banyak perguruan tinggi lainnya. UMMAT harus mampu meningkatkan kualitas riset yang bermanfaat tidak hanya bagi mahasiswa tetapi juga bagi perkembangan kampus secara keseluruhan,” ujarnya.
Wakil Rektor III, Dr. Erwin, M.Pd., turut menyoroti capaian PKM UMMAT selama dua tahun terakhir yang berhasil mengajukan 85 proposal, di mana 67 di antaranya berhasil lolos seleksi, dan 11 mendapatkan pendanaan. “Kita sudah mencapai hasil yang positif, namun target kita adalah bisa tembus PIMNAS. Tahun ini kami optimistis untuk meningkatkan jumlah proposal yang lolos dari semua fakultas, dan kami berharap para dosen serius mengikuti pelatihan ini,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa capaian UMMAT dalam bidang PKM selama ini cenderung berpusat di dua fakultas, yaitu Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Kesehatan. Tahun ini, UMMAT berkomitmen untuk memperluas fokus dan melibatkan seluruh fakultas agar lebih banyak mahasiswa dari berbagai bidang bisa ikut serta dalam PKM dan menambah peluang untuk berprestasi di tingkat nasional.
Narasumber utama, Nur Rifai Akhsan, M.Ed., yang mengulas strategi agar proposal PKM dapat lolos seleksi tahun 2025. Dalam sosialisasi berjudul “Menembus Seleksi Proposal PKM 2025,” ia menjelaskan manfaat PKM dalam mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, antara lain mendukung mahasiswa memperoleh pengalaman di luar kampus dan mempersiapkan lulusan yang siap memasuki dunia kerja. “PKM dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi mereka dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya peran dosen pembimbing dalam mendukung proses kreatif mahasiswa dan memastikan setiap proposal memenuhi kriteria seleksi yang ketat. “Dosen pembimbing memiliki tanggung jawab besar dalam memotivasi dan membantu mahasiswa mencapai standar yang diharapkan, sehingga dapat bersaing secara maksimal di tingkat nasional,” tambahnya.
Narasumber kedua, Apt. Safwan, M.Sc., Ph.D., memberikan wawasan praktis mengenai penyusunan proposal yang berdaya saing tinggi dan inovatif. Menurutnya, kolaborasi antar mahasiswa dan penerapan ide-ide kreatif sangat diperlukan untuk menghasilkan proposal yang mampu memecahkan permasalahan masyarakat dengan solusi yang aplikatif dan inovatif. “Kami berharap, mahasiswa UMMAT dapat menghasilkan proposal yang tidak hanya lolos seleksi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan memperkuat kapasitas UMMAT sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas,” katanya.
Kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu langkah konkrit UMMAT dalam mengembangkan keterampilan penelitian dan pengabdian masyarakat mahasiswa. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan mahasiswa UMMAT lebih siap menghadapi persaingan dalam kompetisi PKM dan mampu mengharumkan nama kampus hingga ke tingkat nasional.
Melalui Biro Kemahasiswaan dan Alumni UMMAT serta dukungan dari seluruh fakultas, UMMAT terus berupaya untuk mencapai peningkatan jumlah proposal yang lolos di tahun mendatang (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Lembaga Kerja Sama dan Kantor Urusan Internasional (KUI) telah sukses menggelar Workshop Peningkatan Program Mobilitas Internasional Civitas Akademika. Workshop ini menjadi bagian dari upaya strategis untuk memperkuat program internasionalisasi di lingkungan UMMAT dalam rangka mewujudkan visi universitas yang unggul dan berdaya saing di kawasan ASEAN pada tahun 2028 (24/08/2024).
Workshop yang berlangsung dengan penuh antusias ini mengangkat berbagai topik krusial seperti program internasional dan hibah internasional, monitoring dan evaluasi (monev) kerja sama, Indikator Kinerja Utama (IKU) 6, izin belajar mahasiswa asing, hingga program Muhammadiyah Global Mobility. Tujuan utamanya adalah memperkuat kapasitas UMMAT dalam menghadapi tantangan global di dunia pendidikan tinggi.
Wakil Rektor IV UMMAT, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I, menegaskan pentingnya peningkatan kerja sama internasional untuk mencapai visi universitas yang diharapkan. “Kegiatan ini sangat penting untuk memperluas jaringan kerja sama internasional UMMAT, khususnya di kawasan ASEAN. Dengan peningkatan mobilitas internasional, kita akan mampu bersaing secara global dan membawa UMMAT ke panggung internasional,” ungkapnya.
Sesi workshop dipandu oleh Asbah, M.Hum, Kepala KUI dan moderator acara, yang menghadirkan sejumlah narasumber kompeten dalam bidang internasionalisasi pendidikan tinggi. Salah satu pembicara, Mr. Thomas Harding, dalam paparannya menekankan pentingnya penguasaan bahasa asing di kalangan civitas akademika UMMAT. “Untuk meningkatkan daya saing global, website UMMAT harus bilingual, promosi-promosi harus dalam bahasa asing yang dimengerti oleh calon mahasiswa asing sasaran atau minimal bahasa arab dan bahasa inggris,” ujarnya.
Ida Puspita, M.A. Res, Koordinator KUI PTMA Fasilitator program ICT dan IISMA Kemendikbud RI, juga sebagai narasumber utama, menjelaskan pentingnya perguruan tinggi untuk terlibat aktif dalam kegiatan berskala internasional. Menurutnya, internasionalisasi merupakan upaya strategis untuk meningkatkan kualitas akademik dan reputasi global perguruan tinggi. “Internasionalisasi dapat diwujudkan melalui berbagai inisiatif, seperti pembukaan kelas internasional, kerja sama penelitian dengan universitas asing, program pertukaran pelajar, dan publikasi ilmiah internasional,” tuturnya.
Ia juga menekankan bahwa globalisasi telah menciptakan dunia tanpa batas, yang memaksa institusi pendidikan tinggi untuk beradaptasi dengan realitas ini. Dalam era Global Village dan komunitas ekonomi ASEAN, perguruan tinggi harus menghasilkan lulusan yang memiliki perspektif internasional dan mampu bersaing di pasar global. Ini relevan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang mendorong mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman global,” jelasnya.
Dalam sesi berikutnya, Dr. Junaidin, M.Pd, Sekretaris APMU PTMA sekaligus Kepala LPMI UMMAT, membahas tentang pentingnya monitoring dan evaluasi mutu kerja sama untuk menjaga kualitas kemitraan internasional. “Kerja sama yang berkualitas memberikan manfaat besar bagi program studi, terutama dalam hal peningkatan kinerja tridharma perguruan tinggi, serta mendukung proses pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,” paparnya.
Junaidin menambahkan bahwa monev kerja sama di UMMAT telah dilengkapi dengan instrumen yang mengukur efektivitas kerja sama di berbagai bidang, seperti pengembangan SDM, teknologi, dan keuangan. “Target kami adalah mencapai 30% kerja sama internasional, sementara 35% lainnya terdiri dari kerja sama lokal dan nasional. Dengan demikian, kami dapat menciptakan sinergi yang kuat antara UMMAT dan mitra internasional,” ungkapnya.
Dalam kesempatan lain, DR.Hilman Syahrial Haq, SH.L.LM., Dekan Fakultas Hukum UMMAT, juga turut menyampaikan pandangannya terkait internasionalisasi di tingkat fakultas. Menurutnya, setiap fakultas di UMMAT perlu memiliki kuota untuk mahasiswa asing sebagai bagian dari upaya menuju internasionalisasi yang lebih kuat. “Kami sudah mempersiapkan borang selama sepuluh tahun terakhir untuk mendukung internasionalisasi, dan saat ini sedang diupayakan agar setiap fakultas bisa menarik mahasiswa asing,” ujarnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat kampus, termasuk Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni, Drs. Amil, MM, yang menyampaikan tantangan anggaran dalam mendukung internasionalisasi. “Program internasionalisasi memang membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, dan ini menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, kami terus berusaha mencari solusi untuk mendanai program ini agar dapat berkelanjutan,” jelasnya.
Sebagai tindak lanjut dari workshop ini, Asbah, M.Hum menegaskan bahwa Mahasiswa UMMAT harus terus menyiapkan diri untuk berkolaborasi dengan berbagai mitra luar negeri, ini ikhtiar terus menerus yang harus dilakukan agar sampai pada tujuan internasionalisasi. Oleh karena itu, program Muhammadiyah Global Mobility kita harus dukung bersama,” tutupnya.
Dengan pelaksanaan workshop ini, UMMAT semakin mantap dalam langkahnya untuk mewujudkan visi unggul dan berdaya saing di tingkat ASEAN, serta berkontribusi aktif dalam mencetak lulusan yang memiliki kompetensi global (HUMAS UMMAT).