Pascasarjana UMMAT Jalin Kolaborasi Strategis dengan Karantina NTB, Wujudkan Sinergi Akademik-Praktik

Pascasarjana UMMAT Jalin Kolaborasi Strategis dengan Karantina NTB, Wujudkan Sinergi Akademik-Praktik

Mataram, Dalam upaya memperkuat kolaborasi antara dunia akademik dan praktisi di bidang hukum karantina, Program Studi Hukum Program Magister Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) secara resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Badan Karantina Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Selasa, 5 Agustus 2025. Kegiatan ini berlangsung di Kantor Badan Karantina NTB, Mataram.

Penandatanganan MoU ini menandai komitmen bersama dalam mengembangkan kerja sama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, khususnya terkait isu-isu hukum karantina, perlindungan sumber daya hayati, serta penguatan regulasi dalam mendukung ketahanan pangan dan biosekuriti.

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Badan Karantina NTB, Agus Mugiono, Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., Direktur Pascasarjana UMMAT, Dr. Lukman, M.Pd., Ketua Program Studi Hukum Program Magister, Dr. Nurjannah, SH., MH., serta jajaran pejabat dan staf dari kedua lembaga.

Dalam sambutannya, Kepala Badan Karantina NTB, Agus Mugiono, menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan langkah penting untuk memperkuat pemahaman hukum di lingkungan karantina.

“Kami menyambut baik kerja sama ini sebagai langkah strategi dalam memperkuat pemahaman hukum di lingkungan karantinanya. Harapannya, kolaborasi ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi penguatan regulasi dan peningkatan kapasitas SDM di bidang isolasi, serta membuka ruang sinergi antara dunia akademisi dan praktisi,” ujarnya.

Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., dalam pernyataannya juga menyambut baik kerja sama ini sebagai bentuk integrasi antara ilmu pengetahuan dan praktik lapangan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

“Kerja sama ini tidak hanya penting bagi penguatan akademik Pascasarjana UMMAT, tetapi juga menjadi bagian dari peran universitas dalam menjawab tantangan pembangunan daerah, khususnya di bidang hukum, ketahanan pangan, dan lingkungan. Kami berharap, sinergi ini menjadi model kolaborasi berkelanjutan yang memperkuat kualitas pendidikan tinggi di Indonesia Timur,” tegasnya.

Senada dengan hal tersebut, Direktur Pascasarjana UMMAT, Dr. Lukman, M.Pd., menegaskan bahwa kerja sama ini adalah bagian dari upaya penguatan mutu pendidikan tinggi yang berbasis pada kebutuhan riil masyarakat.

“Kerja sama ini merupakan wujud dari komitmen Pascasarjana UMMAT dalam mengembangkan kemitraan yang berdampak langsung pada peningkatan kualitas pembelajaran dan riset. Kami berharap, melalui sinergi ini, mahasiswa dapat lebih dekat dengan realitas lapangan dan memberikan kontribusi ilmiah yang relevan dengan kebutuhan masyarakat,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Program Studi Hukum Program Magister, Dr. Nurjannah, SH., MH., menyampaikan bahwa MoU ini akan menjadi jembatan untuk memperluas wawasan mahasiswa dalam menghadapi tantangan hukum di sektor strategis.

“Penandatanganan MoU ini menjadi langkah awal untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai hukum karantina dan perlindungan hayati. Kami berharap kerja sama ini melahirkan penelitian-penelitian yang aplikatif dan inovatif, serta memperkuat peran akademisi dalam merespons dinamika hukum yang berkembang di sektor strategis seperti karantina,” jelasnya.

Melalui kerja sama ini, kedua institusi sepakat untuk mengembangkan berbagai program bersama, seperti penyelenggaraan kuliah pakar, pelaksanaan magang mahasiswa, penyusunan regulasi berbasis riset, serta forum diskusi akademik yang mendukung kemajuan ilmu hukum di bidang karantina.

Langkah ini menjadi bagian dari visi UMMAT untuk terus berkontribusi dalam penguatan kapasitas sumber daya manusia Indonesia yang unggul, adaptif, dan solutif dalam menjawab tantangan global, terutama dalam konteks ketahanan pangan dan biosekuriti wilayah. (HUMAS UMMAT)

Unit Layanan Disabilitas UMMAT Teguhkan Komitmen Wujudkan Kampus Inklusif dan Lingkungan Pendidikan yang Setara

Unit Layanan Disabilitas UMMAT Teguhkan Komitmen Wujudkan Kampus Inklusif dan Lingkungan Pendidikan yang Setara

Mataram, 9 Juli 2025 — Kesetaraan adalah fondasi utama dari pendidikan yang berkeadaban. Berangkat dari semangat ini, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Unit Layanan Disabilitas (ULD) menggelar workshop bertajuk “Aksesibilitas dan Inklusi: Membangun Lingkungan Kampus Ramah Disabilitas” di Aula Fakultas Agama Islam. Kegiatan ini menjadi titik tolak komitmen kampus dalam memperkuat budaya inklusif, di mana setiap individu tanpa terkecuali dapat merasakan atmosfer kampus yang adil, aman, dan memanusiakan.

Workshop ini menghadirkan tiga narasumber ahli dan inspiratif, yakni Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Sri Sukarni, Kepala UPT Sentra Paramita Mataram Arif Rohman, S.ST., M.SIP., MAWG., Ph.D., serta Wakil Rektor III UMMAT Dr. Erwin, M.Pd.

Ketua ULD UMMAT, Nurliyah Nikmatul Rahmah, M.Kom.I., menyampaikan bahwa ULD hadir sebagai wujud nyata kepedulian kampus terhadap keberadaan penyandang disabilitas di lingkungan UMMAT. Saat ini, tercatat terdapat 15 orang penyandang disabilitas yang terdiri dari mahasiswa, dosen, hingga tenaga kependidikan.

“Keberadaan ULD ini bukan sekedar simbolik. Ini adalah bentuk nyata perhatian dan kepedulian UMMAT terhadap kelompok difabel. Kita ingin membangun kampus yang ramah, Namun memang harus kita akui, fasilitas kampus saat ini masih belum sepenuhnya mendukung kebutuhan penyandang disabilitas. Ke depan ini akan menjadi perhatian serius”, ujarnya.

Lebih lanjut Nurliyah menegaskan bahwa ULD bukan sekedar organ struktural semata, melainkan organ fungsional yang manusiawi dan selaras dengan nilai-nilai keislaman dan kemuhammadiyahan. Menurutnya, perubahan pola pikir seluruh unsur kampus merupakan kunci utama membangun lingkungan yang inklusif dan bebas dari diskriminasi.

Salah satu narasumber utama, Arif Rohman, PhD., menyampaikan materi bertajuk “Kebijakan Kementerian Sosial dalam Penanganan Penyambutan Disabilitas di Indonesia”. Ia menyoroti dasar hukum penting yang menjadi payung perlindungan terhadap hak-hak penyandang disabilitas, yakni Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyayang Disabilitas.

“Penyandang disabilitas bukan hanya yang terlihat secara fisik. Mereka bisa memiliki hambatan intelektual, mental, sensorik, yang berdampak dalam berinteraksi dan berpartisipasi di masyarakat. Lingkunganlah yang kerap membuat mereka benar-benar ‘disable’. Oleh karena itu, keterlibatan mereka dalam setiap kebijakan dan kegiatan sangatlah penting”, tegasnya.

Arif juga menyampaikan data mengejutkan bahwa sekitar 36% anak penyandang disabilitas tidak mengenyam pendidikan, sebuah permasalahan yang menurutnya menjadi tantangan besar bangsa. Ia juga menyebutkan adanya program sosial dari Kementerian Sosial, seperti Program Permakanan Penyayang Disabilitas, yang dikhususkan khusus untuk difabel berat yang bahkan tidak mampu makan sendiri.

Narasumber kedua, Sri Sukarni, lebih menitikberatkan pada aspek paradigma dan pendekatan terhadap disabilitas. Ia mengupas berbagai perspektif mulai dari pendekatan karitatif, medis, sosial, hingga pendekatan berbasis hak asasi manusia (HAM).

“Pendekatan terhadap disabilitas seharusnya bergeser dari belas kasihan (charity) menuju pendekatan berbasis hak asasi manusia (human rights-based approach). Selama ini kita masih terjebak pada pola pikir kasihan. Tapi mereka tidak butuh dikasihani, mereka butuh dihormati sebagai manusia dengan hak yang sama”,  tegasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa banyak tantangan yang muncul bukan dari disabilitas itu sendiri, melainkan dari lingkungan sekitar yang tidak mendukung. “Disabilitas memang ada, tapi yang menjadikannya disabilitas adalah lingkungan”, ujarnya mengutip perspektif inklusif yang mulai diterapkan secara global.

Tak hanya teori, Sri juga memberikan pelatihan singkat mengenai etika berinteraksi dengan penyandang disabilitas, mulai dari penggunaan istilah yang tepat hingga sikap menghormati otonomi mereka sebagai individu yang setara.

Narasumber terakhir, Dr. Erwin, M.Pd., memberikan pemaparan menyentuh mengenai pengalaman kampus UMMAT dalam menyambut mahasiswa penyandang disabilitas. Ia menggarisbawahi pentingnya melihat potensi, bukan batasan.

“Sebelum ULD resmi dibentuk, UMMAT sudah lebih dulu menerima mahasiswa difabel. Salah satunya mahasiswa kami dari Prodi PGSD, yang mengalami gangguan mental akibat masalah keluarga. Secara akademik ia sangat kritis dan berprestasi, namun akhirnya memilih berhenti kuliah karena mengalami bullying dan minimnya dukungan lingkungan. Ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua”, kisahnya.

Ia juga menambahkan bahwa UMMAT kini telah membuka jalur khusus penyandang disabilitas dalam proses penerimaan mahasiswa baru. Namun langkah ini tidak bisa berhenti di sana.

“Komitmen kita ke depan adalah menjadikan UMMAT sebagai kampus inklusi, tempat semua orang terlepas dari apapun kondisinya. dihargai, diberdayakan, dan diberi ruang yang setara”, tutupnya.

Workshop ini berlangsung penuh antusiasme dan diikuti oleh perwakilan lembaga mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan dari seluruh fakultas di lingkungan UMMAT. Kegiatan ini diharapkan menjadi awal dari transformasi nyata kampus yang benar-benar inklusif, yang tidak hanya ramah terhadap penyandang disabilitas secara fisik, tetapi juga secara mental, sosial, dan kebijakan. (HUMAS UMMAT)

UMMAT Gelar Resepsi Milad ke-45: Momentum Refleksi, Apresiasi, dan Akselerasi Menuju Unggul

UMMAT Gelar Resepsi Milad ke-45: Momentum Refleksi, Apresiasi, dan Akselerasi Menuju Unggul

Mataram, 27 Juni 2025 Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) langsungkan Resepsi Milad ke-45, sebagai penutup dari rangkaian peringatan hari lahir kampus yang berdiri sejak tahun 1980. Bertempat di Auditorium H. Anwar Ikraman, acara ini berlangsung meriah namun penuh kekhidmatan, dihadiri oleh segenap sivitas akademika, para sesepuh Muhammadiyah, pimpinan wilayah Muhammadiyah NTB, mitra kampus, anak yatim dan masyarakat penerima sembako.

Kegiatan resepsi ini menjadi refleksi atas perjalanan panjang UMMAT selama 45 tahun sekaligus menjadi titik awal pembaruan semangat menuju masa depan yang unggul dan berdampak. Dengan tema besar “Semangat Baru Menuju Unggul”, UMMAT mengajak seluruh elemen kampus untuk bersatu padu dalam mendorong transformasi ke arah yang lebih progresif.

Ketua Panitia Milad ke-45, Dr. H. Zainuddin, M.Pd.I., menyampaikan bahwa rangkaian kegiatan Milad dirancang tidak hanya untuk merayakan usia kampus, tetapi juga untuk menumbuhkan semangat berprestasi dan mempererat kebersamaan.

Ia menguraikan bahwa kegiatan Milad terbagi ke dalam tiga ranah utama: spiritual, intelektual, dan fisik. Di ranah spiritual, UMMAT menyelenggarakan Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa dan akan ditutup dengan tausiah dari Ketua Muhammadiyah NTB. Di ranah intelektual, seminar nasional sukses digelar dengan melibatkan akademisi dan tokoh publik sebagai pembicara. Sedangkan di ranah fisik, UMMAT mengadakan berbagai perlombaan seperti tenis meja, bulutangkis, futsal, dan jalan sehat yang diikuti oleh dosen dan karyawan lintas fakultas.

“Alhamdulillah, semua rangkaian berjalan dengan lancar. Semangat kebersamaan begitu terasa, dan dukungan dari para sponsor sangat berarti dalam menyukseskan agenda ini. Semoga segala upaya yang kita lakukan menjadi amal jariyah untuk kita semua”,  ujar Dr. Zaenuddin.

Sementara itu, Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., dalam pidato reflektifnya menekankan pentingnya Milad sebagai momentum untuk menilai kembali arah pengembangan kampus. Beliau menyoroti berbagai capaian strategis UMMAT selama beberapa tahun terakhir, termasuk yang paling signifikan tahun ini yakni pendirian Fakultas Kedokteran.

“UMMAT telah melampaui berbagai rintangan dan tantangan, dan hari ini kita berdiri dengan rasa bangga. Ini adalah hasil kerja keras, keikhlasan, dan pengorbanan dari seluruh elemen kampus. Milad ke-45 ini adalah pintu gerbang menuju masa depan yang lebih cerah, yang harus kita lewati dengan semangat baru, dengan cara kerja baru, dan dengan pola pikir baru,” ujarnya.

Rektor menegaskan bahwa tema Semangat Baru Menuju Unggul mengandung empat makna utama: pembaruan sikap dan pola pikir yang terbuka terhadap perubahan, dorongan internal untuk terus maju, energi kolektif untuk bertransformasi, serta komitmen kuat untuk menjadikan mutu sebagai budaya hidup kampus.

Salah satu momen penting dalam resepsi ini adalah tausiah dari Ketua PWM NTB, Dr. H. Falahuddin, M.Ag., yang memberikan apresiasi tinggi atas peran strategis UMMAT dalam mencerdaskan umat dan membangun peradaban Islam berkemajuan di wilayah NTB.

“UMMAT bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga tempat mencetak kader-kader unggul Muhammadiyah. Di sinilah pusat pencerahan dan pematangan karakter. UMMAT harus terus memperkuat peran ini, tidak boleh puas dengan capaian hari ini, tetapi terus bergerak menuju kualitas dan keunggulan yang berkelanjutan,” ujarnya dengan semangat.

Beliau juga menegaskan bahwa keberadaan UMMAT telah memberi warna positif bagi pembangunan daerah NTB, terutama dalam bidang pendidikan, pengembangan masyarakat, serta penyebaran nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin.

Dalam rangkaian Resepsi Milad, UMMAT juga memberikan berbagai penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi sivitas akademika. Pada ajang MTQ Mahasiswa, mahasiswa dari prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Teknik Sipil, THP, PGMI, dan Ilmu Hukum menunjukkan prestasi gemilang. Penampilan mahasiswa dalam cabang tilawah, tartil, dan tahfidz menunjukkan bahwa UMMAT tidak hanya menekankan aspek intelektual, tetapi juga spiritual.

Di bidang olahraga, semangat kompetisi dan sportivitas turut memeriahkan suasana kampus. FATEK dan FKIP menjadi fakultas yang mendominasi berbagai cabang lomba seperti tenis meja, bulutangkis, dan jalan sehat. Sementara itu, tim dari PGSD FKIP keluar sebagai juara umum pada kegiatan jalan sehat yang digelar sehari sebelumnya.

UMMAT juga memberikan penghargaan kepada para dosen yang memiliki kinerja riset terbaik berdasarkan skor SINTA tiga tahun terakhir. Di antaranya adalah Dr. Syaharuddin, M.Si dari FKIP dengan SKOR Sinta Tertinggi, dan disusul oleh Prof. Joni Safaat Adiansyah, Ph.D, dan Dr. Ibrahim, M.Sc dari Magister Ilmu Lingkungan. Laporan PDPT terbaik juga diberikan kepada beberapa program studi yang menunjukkan ketepatan dan keteraturan dalam pengelolaan data akademik yakni PGSD, S1 Tambang dan S1 Farmasi.

Tak hanya itu, kegiatan sosial juga mewarnai rangkaian Milad ke-45 ini. Baitul Mal UMMAT memberikan bantuan 150 paket sembako kepada masyarakat sekitar kampus, serta bantuan kewirausahaan mahasiswa senilai Rp 21 juta untuk mendorong kemandirian ekonomi dan inovasi bisnis mahasiswa.

Puncaknya, FKIP dinobatkan sebagai Fakultas Terbaik Milad ke-45 karena berhasil meraih penghargaan terbanyak dalam berbagai bidang lomba dan kontribusi kelembagaan.

Dengan semangat baru yang dihidupkan oleh Milad ke-45 ini, UMMAT berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas, memperluas jangkauan kolaborasi, memperkuat budaya riset, serta melahirkan lulusan yang unggul secara intelektual, spiritual, dan sosial. UMMAT siap menapaki babak baru sebagai kampus yang tidak hanya dikenal, tetapi diakui dan dibutuhkan oleh umat, bangsa, dan dunia. (HUMAS UMMAT)

Presiden Gen Z, Rian Fahardhi, Kobarkan Semangat Mahasiswa di Puncak UMMAT EXPO 2025

Presiden Gen Z, Rian Fahardhi, Kobarkan Semangat Mahasiswa di Puncak UMMAT EXPO 2025

Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), menunjukkan komitmen dalam membentuk generasi muda yang siap menghadapi tantangan zaman, khususnya di era globalisasi dan persaingan pasar kerja yang semakin kompetitif. Hal ini diwujudkan melalui penyelenggaraan Mahasiswa UMMAT Expo #2, yang menjadi ajang pamer karya, unjuk inovasi, sekaligus ruang belajar berwirausaha bagi mahasiswa lintas fakultas.

Puncak acara expo yang digelar di halaman Kampus UMMAT pada Kamis (19/6/2025) sore kemarin terasa istimewa dengan hadirnya Rian Fahardhi, influencer muda yang kini dikenal luas sebagai “Presiden Gen Z”. Sosok Rian menjadi magnet tersendiri, menarik ratusan mahasiswa UMMAT untuk hadir langsung dalam Interactive Talkshow bertema “Peran Gen Z Menghadapi Tantangan Global”.

Dalam talkshow interaktifnya, Rian Fahardhi membagikan pengalaman pribadi, kisah jatuh bangun membangun komunitas Distrik Berisik dan Sekolah Tanah Air, hingga tips praktis untuk tetap relevan di era digital. Ia menekankan pentingnya generasi muda untuk berani tampil, menjadi kreator, dan menjadi pembeda.

“Kita ini generasi yang paling banyak jumlahnya. Tapi apa kita punya dampak? Generasi muda harus jadi sumber solusi. Suara kalian punya nilai. Jangan hanya diam, jadilah penggerak perubahan di mana pun kalian berada”, tegas Rian diiringi tepuk tangan meriah para mahasiswa.

Lebih dari sekadar motivasi, Rian juga mendorong mahasiswa untuk aktif mengasah kreativitas melalui berbagai platform. “Gunakan media sosial bukan hanya untuk konsumsi hiburan. Kalian bisa belajar, berkarya, membangun portofolio, bahkan membangun usaha dari situ. Temukan panggungmu sendiri!”tambahnya memacu semangat peserta.

Keseruan puncak expo pun makin terasa dengan berbagai agenda pendukung, di antaranya pembagian doorprize untuk peserta yang beruntung, serta pengumuman stan terbaik hasil penilaian panitia selama tiga hari.

Adapun hasil pengumuman juara stan terbaik Mahasiswa Ummat Expo #2 adalah sebagai berikut: Juara 1 diraih oleh S1 Prodi Tambang,  dengan inovasi teknologi penambangan ramah lingkungan. Juara 2 diraih oleh Podcash KPI, stan kreatif dari mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan konsep podcast live. Juara 3 diraih oleh Fakultas Pertanian  yang  menampilkan beragam produk pertanian organik hasil riset mahasiswa. Juara Favorit diraih oleh Detoks Drink Fakultas Ilmu Kesehatan, minuman herbal modern hasil kreasi mahasiswa FIK yang laris manis dipesan pengunjung.

Ketua Panitia, Drs. Amil, MM., menyampaikan rasa syukur sekaligus apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya expo kedua ini. “Antusiasme mahasiswa luar biasa, melebihi ekspektasi kami. Expo ini bukan sekadar ajang pameran, tetapi menjadi laboratorium mini bagi mahasiswa untuk belajar berjualan, negosiasi, membangun jejaring bisnis, serta menumbuhkan mental wirausaha sejak di bangku kuliah. Harapan kami, semangat berwirausaha ini terus terjaga meski expo sudah selesai”,  ujarnya.

Amil juga mengucapkan terima kasih kepada para sponsor, terutama Bank Indonesia yang berperan sebagai platinum sponsor dengan kontribusi sebesar Rp25 juta. Tidak ketinggalan sponsor lain seperti Bank NTB Syariah, BPJS Ketenagakerjaan, BTN Syariah, PELINDO, Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Dinas Perdagangan Kota Mataram, dan QRIS, yang turut membantu suksesnya gelaran Mahasiswa Ummat Expo #2.

Sementara itu, Wakil Rektor II UMMAT, Ir. Asmawati, MP., yang hadir mewakili Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., mengungkapkan rasa bangga dan harapannya kepada para mahasiswa.

“Alhamdulillah, Mahasiswa Ummat Expo #2 berjalan lancar dan penuh makna. Ini menjadi bukti bahwa mahasiswa kita memiliki semangat dan potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja, bukan sekadar pencari kerja. Apalagi ditambah dengan motivasi langsung dari ‘Presiden Gen Z’ kita hari ini, semoga semakin membakar semangat berprestasi dan berwirausaha”,  ungkapnya.

Di akhir sambutan, Asmawati turut menegaskan kembali kutipan pesan Rian Fahardhi: “Pintar saja tidak cukup. Harus mampu menyampaikan gagasan, bersosialisasi, dan menjalin relasi. Jangan pernah takut mencoba, jangan mudah putus asa, dan terus belajar di mana pun kalian berada”.

Dengan berakhirnya Mahasiswa Ummat Expo #2, Universitas Muhammadiyah Mataram berharap momentum ini menjadi tonggak baru lahirnya entrepreneur muda yang berdaya saing, inovatif, dan siap menaklukkan tantangan global. (HUMAS UMMAT)

Prodi S1 Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan FIK UMMAT Raih Akreditasi Baik Sekali dari LAM-PTKes

Prodi S1 Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan FIK UMMAT Raih Akreditasi Baik Sekali dari LAM-PTKes

Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menegaskan komitmennya dalam menghadirkan pendidikan berkualitas, khususnya di bidang kesehatan. Program Studi S1 Kebidanan dan Program Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK), sukses meraih predikat Akreditasi Baik Sekali dari Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes). Pencapaian ini tertuang dalam Surat Keputusan LAM-PTKes No: 0363/LAM-PTKes/Akr/Sar/III/2025 untuk S1 Kebidanan dan No: 0364/LAM-PTKes/Akr/Sar/III/2025 untuk Profesi Bidan, yang ditetapkan pada 6 April 2025.

Dekan FIK UMMAT, Apt. Nurul Qiyaam, M.Farm., Klin., mengungkapkan rasa syukur dan bangganya atas capaian ini. “Alhamdulillah, dengan penuh rasa syukur kami menerima hasil akreditasi ini. Ini merupakan buah dari kerja keras, kekompakan, dan komitmen tinggi seluruh tim akreditasi dari kedua program studi kami. Status akreditasi kami meningkat dari ‘Baik’ menjadi ‘Baik Sekali’, dan ini menjadi pencapaian strategis yang sangat berarti,” ujarnya.

Beliau juga menambahkan bahwa proses reakreditasi telah dirancang sejak awal tahun 2024 dan dilaksanakan secara bertahap dan sistematis. Proses dimulai dari kegiatan Monitoring dan Evaluasi/Surveilans yang dilakukan LAM-PTKes pada Juni 2024 sebagai syarat pengajuan reakreditasi. Setelah itu, tim menyusun borang akreditasi berbasis 9 kriteria, mulai dari kualitas SDM, kurikulum, sistem penjaminan mutu internal, hingga ketersediaan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran dan praktik.

“Kami menyiapkan segala dokumen pendukung dan bukti fisik mulai dari laboratorium, ruang kuliah, hingga jaringan kemitraan praktik lapangan dengan rumah sakit, puskesmas, bidan praktik mandiri, klinik, serta pengabdian kepada masyarakat. Semua kami siapkan dengan sungguh-sungguh demi memberikan yang terbaik bagi mahasiswa dan masyarakat,” tambahnya.

Capaian ini semakin membanggakan karena berdasarkan data terbaru, UMMAT menjadi salah satu dari hanya dua institusi di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang memiliki Akreditasi Baik Sekali untuk kedua jenjang pendidikan, yaitu Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan secara bersamaan. “Ini merupakan pencapaian penting bagi kami di UMMAT dan menjadi bukti bahwa kami mampu bersaing di level nasional,” tegas Nurul Qiyaam.

Menurutnya, akreditasi bukan sekadar predikat administratif, tetapi cerminan komitmen terhadap peningkatan mutu pendidikan berkelanjutan (continuous improvement). Hal ini akan berdampak besar terhadap daya saing lulusan dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi.

Capaian ini membawa dampak signifikan, tidak hanya bagi institusi, tetapi juga untuk mahasiswa, alumni, dan calon mahasiswa baru. Mahasiswa aktif akan mendapat nilai lebih dari status akreditasi prodi mereka, sementara alumni akan lebih percaya diri dalam memasuki dunia kerja, baik di institusi pelayanan kesehatan negeri maupun swasta.

Selain itu, Nurul Qiyaam menyebutkan bahwa status akreditasi ini akan semakin meningkatkan daya tarik prodi kebidanan UMMAT di mata masyarakat, khususnya di NTB dan kawasan timur Indonesia.

“Kami berharap masyarakat NTB menjadikan UMMAT sebagai pilihan utama untuk menempuh pendidikan tinggi kebidanan. Kedepan, kami juga akan semakin memperkuat kemitraan dengan organisasi profesi IBI agar para bidan lulusan D3 bisa melanjutkan ke jenjang Sarjana dan Profesi di tempat kami.”

“Kami siap mencetak tenaga bidan yang unggul, mandiri, profesional, dan berdaya saing tinggi, demi mendukung sistem kesehatan nasional yang berkualitas,” tegasnya.

Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., turut mengapresiasi capaian ini. Ia menyebut bahwa prestasi ini menjadi refleksi nyata dari kerja keras sivitas akademika UMMAT dan bukti keseriusan kampus dalam menghadirkan pendidikan yang berkualitas.

“Capaian ini adalah bukti komitmen kami dalam menghadirkan pendidikan kesehatan yang unggul dan bermutu di UMMAT. Kami akan terus mendorong peningkatan mutu di semua aspek pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Terus maju dan menginspirasi!” ungkapnya penuh semangat.

Dengan diraihnya akreditasi Baik Sekali untuk dua program studi ini, UMMAT semakin menunjukkan eksistensinya sebagai institusi pendidikan tinggi yang layak menjadi rujukan di bidang kesehatan, khususnya kebidanan, di wilayah NTB dan sekitarnya. Komitmen untuk terus tumbuh, berinovasi, dan melayani menjadi semangat yang dipegang teguh oleh seluruh jajaran FIK UMMAT (HUMAS UMMAT).

UMMAT Resmi Membuka Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter: Tonggak Sejarah Baru dari NTB untuk Indonesia

UMMAT Resmi Membuka Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter: Tonggak Sejarah Baru dari NTB untuk Indonesia

Mataram, 9 April 2025 – Kabar gembira datang dari Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT). Dengan penuh rasa syukur, UMMAT resmi memperoleh izin pembukaan Program Studi Kedokteran (Program Sarjana) dan Program Studi Pendidikan Profesi Dokter (Program Profesi) berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia No. 194/B/O/2025 tertanggal 8 April 2025.

Peresmian ini menjadi tonggak sejarah penting bagi UMMAT dan Muhammadiyah di wilayah Nusa Tenggara Barat, menandai komitmen kampus dalam memperluas kontribusi nyata di bidang pendidikan tinggi dan layanan kesehatan.

Proses panjang menuju pendirian Fakultas Kedokteran UMMAT dimulai sejak Maret 2024, saat Rektor UMMAT secara resmi membentuk Tim Task Force pembukaan Prodi Kedokteran yang diketuai oleh Apt. Nurul Qiyaam, M.Farm., Klin., Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UMMAT dengan Tim beranggotakan para dokter, para akademisi lintas disiplin yang berkomitmen penuh untuk mewujudkan cita-cita besar kampus.

“Prosesnya sangat kompleks dan menantang. Berkat pembinaan dari Majelis Dikti PP Muhammadiyah, serta pendampingan dari Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta (FK UMS) sebagai FK pembina, kami dapat melewati berbagai tahapan, mulai dari penyusunan dokumen akademik dan sarana-prasarana, visitasi dari Kementerian Kesehatan, Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI), verifikasi lapangan LLDikti Wilayah VIII, hingga evaluasi lapangan oleh tim gabungan dari Dikti. Semua berjalan intensif selama satu tahun terakhir,” ungkap Nurul Qiyam.

Menurut Nurul, keberhasilan ini bukan hanya kerja satu tim, tetapi merupakan buah dari sinergi seluruh elemen UMMAT: dari pimpinan universitas, dosen, staf, hingga jaringan alumni. Ia juga menyebutkan dukungan kuat dari rumah sakit mitra, seperti RSUD Kabupaten Lombok Utara sebagai rumah sakit pendidikan utama, serta jejaring rumah sakit satelit, afiliasi, dan puskesmas.

“Tanpa dukungan tersebut, mustahil cita-cita besar ini dapat terwujud. Dan tentu saja, kami tak lupa kekuatan doa dari masyarakat luas yang menjadi penyemangat kami,” tambahnya.

Dengan izin resmi ini, UMMAT siap membuka pendaftaran mahasiswa baru untuk Prodi Kedokteran dan Profesi Dokter mulai tahun akademik 2025 ini. Fakultas Kedokteran UMMAT akan dikembangkan berdasarkan nilai-nilai Islam, keilmuan, dan kemanusiaan, sejalan dengan karakter UMMAT sebagai kampus unggul dan Islami.

Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyampaikan rasa bangganya terhadap capaian ini. “Ini bukan hanya pencapaian bagi UMMAT, tetapi juga untuk masyarakat NTB, Persyirikatan Muhammadiyah dan Indonesia secara luas. Fakultas Kedokteran akan menjadi wadah untuk mencetak dokter yang profesional, empatik, dan berintegritas tinggi, yang mampu menjawab kebutuhan layanan kesehatan masa kini dan masa depan,” ujarnya.

Rektor juga menambahkan bahwa pendirian Fakultas Kedokteran ini adalah langkah strategis untuk meningkatkan peran UMMAT dalam mendukung program pemerintah di bidang kesehatan, terutama dalam upaya pemenuhan tenaga medis di wilayah timur Indonesia.

Keberhasilan pendirian Fakultas Kedokteran UMMAT tak lepas dari sinergi dengan berbagai pihak, termasuk rumah sakit mitra, organisasi profesi, dan tokoh masyarakat. Selama prosesnya, UMMAT telah menjalin kerja sama dengan berbagai rumah sakit pendidikan utama dan satelit, serta melibatkan pakar-pakar kedokteran dalam penyusunan kurikulum dan rencana pengajaran.

“Fakultas Kedokteran UMMAT akan menjadi simbol kolaborasi antara dunia pendidikan, pelayanan kesehatan, dan nilai-nilai Islam. Kami berharap para lulusan nantinya bisa menjadi dokter-dokter yang tak hanya andal di bidang medis, tetapi juga menjadi agen perubahan di masyarakat,” tambah Nurul Qiyam.

Dengan dibukanya Program Studi Kedokteran ini, UMMAT terus meneguhkan jati dirinya sebagai kampus yang inovatif, responsif terhadap kebutuhan masyarakat, dan siap melahirkan lulusan yang kompeten dan berdaya saing global.

Tagline “Fakultas Kedokteran UMMAT – Dari UMMAT untuk NTB, dari Muhammadiyah untuk Indonesia” menjadi semangat utama dalam pengembangan ke depan (HUMAS UMMAT).