Solo, Faculty of Islamic Studies (FAI) Muhammadiyah University of Mataram (UMMAT) has once again achieved remarkable success on the international stage. At the VI International Sports and Arts Week (PORSENI) of Private Islamic Higher Education Institutions (PTKIS) held at the Muhammadiyah University of Surakarta, five FAI UMMAT students excelled in three competition categories, making them a source of pride for the campus and the region (September 2, 2024).
Among the achievements, Wahyu Fahmi Arsyad, a student from the Arabic Language Education program, secured 2nd place in the Hifzul Qur’an competition. Wafa Olivia, also from the Arabic Language Education program, won 3rd place in the Women’s Tilawatil Qur’an competition. Meanwhile, three students from the Islamic Communication and Broadcasting program—Intan Tamara Madhini, Reni Astika, and Astusi—won 2nd place in the Short Film competition with their work titled “Kata Lana.”
Intan Tamara Madhini, the producer of “Kata Lana,” born in Mataram on April 23, 2003, shared her team’s journey in creating the film. “The film tells the story of a child named Lana who lives with her father after her mother’s passing. Lana has a big dream of being able to read a letter from her late mother, but this wish is often denied by her father. Lana eventually meets a scavenger who patiently teaches her to read, and she manages to read her mother’s letter, which is full of moral messages,” she explained.
She further explained that the main moral message of the film “Kata Lana” is that intelligence is not only about academic achievement but also about character. “Learning can happen anywhere, anytime, and with anyone,” she said. Intan hopes that the film can inspire the community, especially in providing inclusive and equitable education for every child.
Additionally, she expressed hope that the film could open educators’ eyes to the fact that every child has the same right to learn, without discrimination. “I hope this film can serve as a reflection for teachers to avoid favoritism in teaching and not differentiate between academically strong or weaker students,” she said.
Reni Astika, the director of “Kata Lana,” born in Aik Bukak on March 23, 2005, also shared her experience about the film’s production process. According to her, one of the biggest challenges was when one of the main talents suddenly could not attend on shooting day. “We had to quickly find a replacement on location, and fortunately, we found a suitable talent to play Lana,” she revealed.
The creative process of the film took place over three days of pre-production, during which the team collectively developed the story idea, concept, and script without duplicating other works. Reni added that the film’s soundtrack is also original, with lyrics taken from poetry she wrote herself. “We used AI technology to help create the background music with my poetry as the lyrics,” she proudly shared.
The film “Kata Lana” addresses education issues in 3T (Frontier, Outermost, Least Developed) areas like North Lombok, where internet and education access are still limited. Reni hopes the film can spark dialogue about the importance of paying more attention to education in these regions.
In addition to achievements in the arts, Wahyu Fahmi Arsyad, a student in the Arabic Language Education program, also won 2nd place in the Hifzul Qur’an competition. Wahyu, born in Mataram on May 17, 2000, feels very grateful for his achievement. “Alhamdulillah, this is a very valuable experience for me.” He also emphasized that this achievement motivates him to continue developing his skills in the future. “I hope to better prepare myself for the next competition and sharpen my potential in memorizing the Qur’an,” he said.
The Dean of FAI UMMAT, Suwandi, S.Ag., M.Pd.I., expressed pride in the students who achieved success at the VI International PORSENI PTKIS. He explained that FAI UMMAT sent 10 students to compete in five categories: Hifzul Qur’an, Women’s Tilawatil Qur’an, Men’s Tilawatil Qur’an, Male Qur’anic Scientific Work, and Short Film.
“This is an outstanding achievement, considering that competitors came from Java Island, where facilities are far more complete, especially for film production,” he said. He also extended high appreciation for the silver medal won by FAI UMMAT students. “This is a clear indication that FAI UMMAT students can compete at an international level. We are very proud and will continue to support our students’ talents to participate in prestigious competitions in the future,” he added.
He also hopes that students will continue to improve their preparation for future competitions. “In the next PORSENI, FAI UMMAT will maximize its preparation to win more competition categories, which will undoubtedly bring honor to UMMAT,” he concluded (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat solidaritas umat, bersama Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) menyelenggarakan kegiatan penyerahan alat bantu disabilitas dengan tajuk “Filantropi Islam dalam Meningkatkan Kemapanan Ummat.” Acara ini dihadiri oleh Dr. Faozan Amar, MM., Staff Khusus Menteri Sosial RI, yang sekaligus menjadi narasumber utama (31/08/2024).
Acara ini dimulai dengan proses pengajuan penerima bantuan yang kemudian diikuti dengan verifikasi data oleh pihak balai sentra paramita NTB. Setelah data diverifikasi, dilakukan assessment kebutuhan untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan penerima. Setelah semua prosedur tersebut, dilakukan kuliah umum yang dibawakan oleh Dr. Faozan Amar, MM., yang mengupas tentang peran filantropi Islam dalam membantu sesama dan membangun kekuatan umat.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Nusa Tenggara Barat (PWM NTB), Dr. TGH. Falahuddin, M.Ag., menyampaikan apresiasi yang tinggi atas inisiatif ini. “Kegiatan ini sangat penting dalam upaya kita membangun kekuatan umat melalui pendekatan filantropi yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Saya berharap bantuan ini dapat meringankan beban saudara-saudara kita yang membutuhkan, sekaligus menginspirasi lebih banyak lagi tindakan nyata untuk membantu sesama,” ujarnya.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan penyerahan alat bantu disabilitas kepada 25 penerima yang berasal dari Kabupaten Lombok Utara (KLU) sebanyak 16 Orang dan Lombok Tengah (Loteng) sebanyak 9 Orang. Bantuan yang diserahkan berupa kursi roda dan alat bantu dengar, yang diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup para penerima.
Dr. Faozan Amar, MM., dalam kuliah umumnya menekankan bahwa filantropi Islam adalah wujud nyata dari kepedulian terhadap sesama. “Filantropi Islam bukan hanya tentang memberikan materi, tetapi juga tentang membangun kemapuan umat dengan memberikan dukungan moral dan semangat untuk terus berjuang. Dengan bantuan ini, kita berharap penerima dapat lebih mandiri dan percaya diri dalam menjalani kehidupan”, jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa melalui filantropi, umat Islam dapat memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berdaya.
Di era modern ini, filantropi Islam harus lebih dari sekedar aksi karitatif. Ini adalah panggilan untuk memberdayakan, membangun kemandirian, dan memastikan bahwa setiap individu, terlepas dari kondisi fisiknya, memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam masyarakat. Dengan bantuan ini, kita berharap penerima dapat lebih mandiri dan percaya diri dalam menjalani kehidupan”, lanjutnya
Ia juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga pendidikan, maupun organisasi keagamaan, dalam memajukan misi filantropi ini. “Kita semua memiliki peran untuk memainkan. Dengan bekerja sama, kita dapat mencapai lebih banyak dan memberikan dampak yang lebih besar pada masyarakat yang membutuhkan”, tambahnya.
Acara ini tidak hanya menjadi momentum untuk menyalurkan bantuan, tetapi juga sebagai ajang edukasi dan penguatan peran umat Islam dalam membangun solidaritas sosial. Harapannya, kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan, sehingga lebih banyak lagi saudara-saudara kita yang merasakan manfaatnya.
Dengan adanya kegiatan ini, UMMAT bersama Kemensos RI dan PWM NTB berkomitmen untuk terus menggalakkan aksi-aksi sosial yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya mereka yang membutuhkan bantuan khusus seperti para penyandang disabilitas (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan menjadi tuan rumah Training Transfer Pengetahuan tentang Teknologi Pertambangan Batu Bara. Acara yang diselenggarakan dari tanggal 3 hingga 5 September 2024 ini merupakan kolaborasi internasional antara Japan Organization for Metals and Energy Security (JOGMEC) dan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia untuk Geologi, Mineral, dan Batu Bara (PPSDM Geominerba ESDM), (03/09/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan keahlian di bidang energi dan sumber daya mineral, khususnya dalam teknologi pertambangan batu bara. Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan mahasiswa dan dosen UMMAT, serta menghadirkan para pakar dari Jepang yang siap berbagi ilmu dan pengalaman.
Ketua Program Studi S1 Teknik Pertambangan UMMAT, Bedy Fara Aga Matrani, S.T., M.T., menyatakan kebanggaannya atas terselenggaranya training ini. “Kami sangat antusias dengan adanya pelatihan ini. Sebelum kegiatan ini dilaksanakan, kami memang telah melakukan MoU bersama ESDM pada awal tahun lalu. Kegiatan ini difasilitasi oleh ESDM, termasuk studi kunjungan eksklusi tambang bawah tanah di Sawahlunto kemarin. Dari kegiatan ini besar harapannya dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa dalam pengelolaan teknologi bawah tanah batu bara”, ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa pelatihan ini tidak hanya menjadi ajang transfer ilmu, tetapi juga bagian dari upaya peningkatan kompetensi mahasiswa. “Kegiatan ini akan menjadi Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) bagi mahasiswa karena acara ini berskala internasional dan langsung mendatangkan tiga narasumber dari Jepang”, tambahnya.
Rektor UMMAT yang diwakili oleh Wakil Rektor I UMMAT, Dr. Harry Irawan Johary, S.Hut., M.Si., juga menyoroti pentingnya pelatihan ini bagi mahasiswa sebagai calon profesional di bidang pertambangan. “Mahasiswa kita sekarang adalah generasi emas NTB yang nantinya akan mengelola tambang di wilayah ini. Beberapa isu penting seperti keselamatan kerja, perubahan iklim, dan pertambangan yang ramah lingkungan harus kita pelajari untuk pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan”, jelasnya.
Pada hari pertama pelatihan, Assoc. Prof. Takashi Sasaoka dari Kyushu University memberikan paparan mengenai teknologi penambangan dan keselamatan tambang bawah tanah. Beliau membagikan pengalaman tentang pengembangan batu bara di Indonesia, metode penambangan, sistem penyanggaan menggunakan roofbolt, subsidence, serta transisi dari tambang terbuka menuju tambang bawah tanah. “Penting untuk memahami berbagai metode dan teknologi dalam pertambangan, terutama ketika kita berbicara tentang transisi dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah, yang memerlukan keahlian dan perhatian ekstra,” ujarnya.
Pelatihan akan berlanjut dengan berbagai sesi menarik lainnya. Pada hari kedua dan ketiga, Achmad Soefulloh akan menjelaskan mengenai UU dan Peraturan Keselamatan Pertambangan di Indonesia, sementara Yoshihisa Shimoda akan mengulas tentang fenomena Swabakar (Spontaneous Combustion) di tambang bawah tanah, sebuah isu penting yang sering dihadapi dalam operasi pertambangan batu bara.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan mahasiswa UMMAT dapat menggali lebih ilmu dan pengalaman langsung dari para ahli, serta siap menghadapi tantangan di industri pertambangan dengan lebih kompeten dan professional tingkat ASEAN (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat solidaritas umat, bersama Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) menyelenggarakan kegiatan penyerahan alat bantu disabilitas dengan tajuk “Filantropi Islam dalam Meningkatkan Kemapanan Ummat.” Acara ini dihadiri oleh Dr. Faozan Amar, MM., Staff Khusus Menteri Sosial RI, yang sekaligus menjadi narasumber utama (31/08/2024).
Acara ini dimulai dengan proses pengajuan penerima bantuan yang kemudian diikuti dengan verifikasi data oleh pihak balai sentra paramita NTB. Setelah data diverifikasi, dilakukan assessment kebutuhan untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan penerima. Setelah semua prosedur tersebut, dilakukan kuliah umum yang dibawakan oleh Dr. Faozan Amar, MM., yang mengupas tentang peran filantropi Islam dalam membantu sesama dan membangun kekuatan umat.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Nusa Tenggara Barat (PWM NTB), Dr. TGH. Falahuddin, M.Ag., menyampaikan apresiasi yang tinggi atas inisiatif ini. “Kegiatan ini sangat penting dalam upaya kita membangun kekuatan umat melalui pendekatan filantropi yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Saya berharap bantuan ini dapat meringankan beban saudara-saudara kita yang membutuhkan, sekaligus menginspirasi lebih banyak lagi tindakan nyata untuk membantu sesama,” ujarnya.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan penyerahan alat bantu disabilitas kepada 25 penerima yang berasal dari Kabupaten Lombok Utara (KLU) sebanyak 16 Orang dan Lombok Tengah (Loteng) sebanyak 9 Orang. Bantuan yang diserahkan berupa kursi roda dan alat bantu dengar, yang diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup para penerima.
Dr. Faozan Amar, MM., dalam kuliah umumnya menekankan bahwa filantropi Islam adalah wujud nyata dari kepedulian terhadap sesama. “Filantropi Islam bukan hanya tentang memberikan materi, tetapi juga tentang membangun kemapuan umat dengan memberikan dukungan moral dan semangat untuk terus berjuang. Dengan bantuan ini, kita berharap penerima dapat lebih mandiri dan percaya diri dalam menjalani kehidupan”, jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa melalui filantropi, umat Islam dapat memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berdaya.
Di era modern ini, filantropi Islam harus lebih dari sekedar aksi karitatif. Ini adalah panggilan untuk memberdayakan, membangun kemandirian, dan memastikan bahwa setiap individu, terlepas dari kondisi fisiknya, memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam masyarakat. Dengan bantuan ini, kita berharap penerima dapat lebih mandiri dan percaya diri dalam menjalani kehidupan”, lanjutnya
Ia juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga pendidikan, maupun organisasi keagamaan, dalam memajukan misi filantropi ini. “Kita semua memiliki peran untuk memainkan. Dengan bekerja sama, kita dapat mencapai lebih banyak dan memberikan dampak yang lebih besar pada masyarakat yang membutuhkan”, tambahnya.
Acara ini tidak hanya menjadi momentum untuk menyalurkan bantuan, tetapi juga sebagai ajang edukasi dan penguatan peran umat Islam dalam membangun solidaritas sosial. Harapannya, kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan, sehingga lebih banyak lagi saudara-saudara kita yang merasakan manfaatnya.
Dengan adanya kegiatan ini, UMMAT bersama Kemensos RI dan PWM NTB berkomitmen untuk terus menggalakkan aksi-aksi sosial yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya mereka yang membutuhkan bantuan khusus seperti para penyandang disabilitas (HUMAS UMMAT).
Mataram, Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) memperkuat jaringan akademiknya dengan menjalin kerja sama strategis bersama Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Islam Indonesia (UII). Acara penandatanganan nota kesepahaman ini dilaksanakan di Aula FIK UMMAT dan dirangkaikan dengan sharing session bertema “Penguatan Kolaborasi Tri Dharma Perguruan Tinggi” (30/08/2024).
Dekan FIK UMMAT, Apt. Nurul Qiyaam, M. Farm. Klin., menyambut hangat para narasumber dan peserta acara. Ia mengungkapkan bahwa FIK UMMAT saat ini memiliki empat program studi: D3 Farmasi, S1 Farmasi, S1 Kebidanan, dan Pendidikan Profesi Bidan. “Kami juga berniat untuk mengembangkan program studi baru, salah satunya adalah Program Studi Profesi Apoteker”, ujarnya penuh semangat.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan perkembangan FIK UMMAT dari tahun 2007 yang memiliki D3 Farmasi dan D3 Kebidanan, hingga tahun 2019 ketika memperoleh izin operasional untuk S1 Farmasi. “Dalam beberapa bulan ke depan, kami berencana mengajukan Re-Akreditasi untuk meningkatkan status akreditasi sehingga dapat membuka program studi baru, yaitu Profesi Apoteker. Harapannya, Semoga acara hari ini menjadi langkah awal untuk niat baik kami dan memperluas jejaring dan mitra, serta memperkuat implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi”, jelasnya.
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Dekan FIK UMMAT, Dekan Fakultas Farmasi UAD, Dr. Apt. Iis Wahyuningsih, M.Si., dan Dekan FMIPA UII, Dr. Apt. Asih Triastuti, S.F., M.Pharm. Ketiga pemimpin fakultas ini menyepakati berbagai bentuk kerja sama, termasuk program pertukaran dosen dan mahasiswa, penelitian kolaboratif, serta pengabdian kepada masyarakat yang berfokus pada isu-isu kesehatan dan farmasi.
Setelah sesi penandatanganan, acara dilanjutkan dengan sharing session yang menghadirkan dua narasumber utama. Dr. Apt. Iis Wahyuningsih, M.Si., dari UAD, menyampaikan materi tentang “Pengembangan Patch Transdermal Sambiloto sebagai Sediaan Anti Diabetes”. Ia menjelaskan bagaimana tanaman sambiloto, yang dikenal memiliki khasiat dalam menurunkan kadar gula darah, dapat diolah menjadi patch transdermal. “Metode ini memungkinkan pasien diabetes untuk mengontrol kadar gula darah dengan lebih praktis dan efektif, tanpa perlu menggunakan obat oral yang memiliki efek samping lebih besar”, jelasnya dengan penuh dedikasi.
Narasumber kedua, Dr. Apt. Asih Triastuti, S.F., M. Pharm., dari UII, memaparkan topik “Pengembangan Kefarmasian dan Kesehatan Berbasis Sains Data”. Ia menekankan pentingnya data dalam memprediksi tren penyakit, menilai efektivitas pengobatan, dan mengembangkan obat baru. “Di era digital ini, pemanfaatan data yang besar dan kompleks (big data) dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif dan akurat untuk perencanaan kesehatan yang lebih baik”, ujarnya.
Kerja sama ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi ketiga institusi. Dekan FIK UMMAT, menambahkan bahwa kerja sama ini bukan hanya untuk kepentingan akademik, tetapi juga untuk pengembangan masyarakat. “Kami berharap kerja sama ini dapat menghasilkan riset-riset yang aplikatif dan bermanfaat bagi masyarakat luas, khususnya di bidang kesehatan dan farmasi”, ungkapnya.
Menutup acara, Apt. Nurul Qiyaam menyatakan optimismenya terhadap masa depan kolaborasi ini. “Dengan memadukan kekuatan di bidang sains dan farmasi, kita dapat menciptakan inovasi-inovasi yang relevan dengan kebutuhan zaman. Ini adalah kesempatan emas bagi kita semua untuk belajar dan berkembang bersama”, tegasnya.
Dengan suksesnya acara ini, diharapkan langkah awal ini dapat menjadi fondasi yang kuat untuk kerja sama yang lebih luas dan mendalam di masa mendatang, serta menjadi contoh nyata bagi institusi pendidikan tinggi lainnya dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi (HUMAS UMMAT).
Mataram, , Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), Vivin Hardina Cahyani menorehkan prestasi gemilang dengan meraih gelar Runner Up 1 di ajang Miss Hijab Pendidikan NTB 2024. Keberhasilan ini menjadi kebanggaan besar bagi UMMAT, serta diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk lebih berani tampil dan berkompetisi di luar lingkungan kampus (23/08/2024).
Vivin memulai perjalanan di Miss Hijab NTB 2024 dengan penuh motivasi dan tekad yang kuat. Menurutnya, mengikuti kompetisi ini merupakan salah satu impian yang sudah lama ia miliki. “Saya ingin menjadi model muslimah karena saya ingin membuktikan kepada wanita muslimah di luar sana bahwa dengan berhijab, kita tetap bisa terlihat cantik, modis, dan dihargai. Hijab bukan penghalang untuk berprestasi dan mengekspresikan diri,” ungkapnya.
Ajang Miss Hijab NTB 2024 diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai perguruan tinggi. Dalam proses audisi, para peserta diuji dalam berbagai aspek, mulai dari kepribadian, pengetahuan umum, wawasan keislaman, hingga bakat yang dimiliki. Setelah melalui tahapan seleksi yang ketat, Vivin berhasil lolos bersama 12 finalis lainnya untuk melaju ke babak final.
“Di tengah persaingan yang ketat ini, saya menghadapi beberapa tantangan, terutama karena saya juga sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di salah satu desa di Lombok Barat. Saya harus benar-benar pandai mengatur waktu agar bisa menjalankan kedua kegiatan ini dengan maksimal,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa salah satu tantangan terbesar yang dihadapinya adalah membangun kepercayaan diri untuk tampil di depan umum dan menghadapi dewan juri yang berpengalaman. “Saya harus bisa menampilkan yang terbaik dan tetap tenang dalam setiap situasi. Hal ini tentu tidak mudah, tetapi saya selalu berusaha untuk berpikir positif dan fokus pada tujuan,” tambahnya.
Kerja keras dan dedikasi Vivin akhirnya terbayar dengan prestasi yang diraihnya sebagai Runner Up 1. Gelar ini tidak hanya menjadi bukti kemampuan Vivin dalam berkompetisi, tetapi juga memperlihatkan betapa besarnya dukungan yang ia terima dari berbagai pihak.
“Tentu saja saya sangat bahagia dan bersyukur kepada Allah SWT. Usaha saya yang keras ini tidak akan berarti tanpa izin dan berkah dari Allah. Saya juga sangat berterima kasih kepada kedua orang tua saya yang selalu mendoakan, keluarga besar yang selalu mendukung, dosen-dosen yang membimbing, dan teman-teman yang selalu memberikan semangat. Semua ini tidak akan mungkin tercapai tanpa doa dan dukungan mereka,” ucapnya dengan haru.
Keberhasilan Vivin ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi dirinya dan keluarga, tetapi juga bagi seluruh civitas akademika UMMAT. Prestasi ini membuktikan bahwa mahasiswa UMMAT mampu bersaing di tingkat regional dan memberikan dampak positif di berbagai bidang.
Kepala Biro Kerjasama, Kemahasiswaan, Humas dan Protokoler (KKHP) UMMAT, Drs.Amil, MM., menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian Vivin. “Kami sangat bangga dengan prestasi yang diraih oleh Vivin. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa UMMAT memiliki kualitas dan kompetensi yang tinggi. Kami berharap prestasi ini dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk terus berusaha dan berprestasi, baik di bidang akademik maupun non-akademik,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Vivin juga menyampaikan pesan kepada generasi muda, khususnya para mahasiswa muslimah, untuk tidak takut bermimpi dan berusaha menggapai cita-cita. “Jangan pernah ragu untuk menunjukkan siapa diri kita. Berhijab bukanlah penghalang untuk meraih mimpi. Justru, dengan hijab kita bisa menunjukkan jati diri kita sebagai wanita muslimah yang tangguh dan berprestasi,” pesannya.
Dengan prestasi yang diraihnya ini, Vivin berharap dapat memberikan inspirasi bagi banyak orang dan terus berkontribusi dalam mengangkat citra positif wanita muslimah di NTB khusunya. Ke depan, ia berencana untuk terus mengembangkan dirinya, baik dalam bidang akademik maupun di dunia modeling muslimah, agar dapat memberikan kontribusi yang lebih luas bagi masyarakat (HUMAS UMMAT).