Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali mencatatkan prestasi gemilang di tingkat nasional. Kali ini, Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris berhasil meraih status Akreditasi Unggul dari Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK), sebagaimana tertuang dalam SK No. 1179/SK/LAMDIK/Ak/S/VII/2025.
Capaian ini menjadi kebanggaan tersendiri, sekaligus menambah deretan prodi unggulan di lingkungan UMMAT, setelah sebelumnya Prodi PGMI, PPKn, S1 Hukum, dan Bahasa Indonesia meraih predikat serupa. Dengan raihan ini, Prodi Bahasa Inggris semakin memperkuat reputasinya sebagai pusat unggulan dalam pendidikan bahasa asing yang Islami, adaptif, dan berorientasi global.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh sivitas akademika, khususnya keluarga besar Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, atas dedikasi, kerja keras, dan konsistensi dalam menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan.
“Kami sangat bersyukur dan bangga atas capaian ini. Ini adalah bukti nyata bahwa UMMAT terus bertransformasi menjadi kampus Islami yang unggul dan memiliki daya saing global. Keberhasilan ini bukan hanya pencapaian satu prodi, melainkan hasil dari sinergi seluruh elemen kampus,” ungkap Rektor.
Menurutnya, keberhasilan meraih akreditasi unggul ini tidak lepas dari kolaborasi solid antara dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, alumni, hingga mitra kerja sama yang aktif mendukung pengembangan prodi secara berkelanjutan.
“Akreditasi unggul ini menjadi indikator bahwa Prodi Bahasa Inggris UMMAT telah memenuhi standar mutu nasional yang sangat tinggi, mulai dari kurikulum berbasis Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), kompetensi SDM, sarana-prasarana modern, tata kelola yang akuntabel, hingga luaran yang berdampak pada masyarakat luas,” tambahnya.
Rektor menegaskan bahwa akreditasi unggul bukan sekadar simbol administratif, tetapi merupakan bentuk kepercayaan publik sekaligus tantangan untuk terus meningkatkan kualitas secara berkesinambungan. Hal ini juga sejalan dengan visi UMMAT untuk melahirkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter Qur’ani, profesional, dan siap bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
“InsyaAllah, ini bukan titik akhir, melainkan pijakan untuk melompat lebih tinggi. Kita menargetkan agar seluruh Prodi di UMMAT dapat menyusul dan meraih predikat unggul. Hanya dengan kualitas unggul kita bisa sejajar, bahkan melampaui kampus-kampus lain di Asia dan dunia,” pungkasnya penuh optimisme.
Dengan prestasi ini, UMMAT semakin mantap menapaki jalur menuju perguruan tinggi unggul yang Islami, modern, dan berkontribusi nyata dalam pembangunan bangsa melalui pendidikan berkualitas. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Dalam upaya memperkuat sistem penjaminan mutu internal dan menyelaraskannya dengan regulasi terbaru, Lembaga Pengembangan Mutu Internal (LPMI) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menggelar Workshop Pengembangan Dokumen Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) berdasarkan Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023 pada Senin, 21 Juli 2025, bertempat di Aula Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMMAT.
Workshop ini dihadiri oleh seluruh jajaran pimpinan UMMAT, mulai dari unsur rektorat, direktorat, kepala lembaga dan biro, hingga ke tingkat fakultas yang melibatkan para dekan, wakil dekan, dan gugus pengendali mutu (GPM) di setiap fakultas. Kegiatan ini merupakan langkah penting dalam akselerasi peningkatan mutu akademik dan non-akademik di lingkungan UMMAT, seiring dengan rencana besar menuju akreditasi institusi pada tahun 2026.
Ketua LPMI UMMAT, Dr. Ima Rahmawati Sushanti, S.T., M.MT., dalam pemaparannya menyampaikan bahwa workshop ini bertujuan untuk mengembangkan dokumen SPMI yang sebelumnya telah disusun pada tahun 2021. Penyesuaian ini menjadi sangat krusial mengingat adanya perubahan substansi dalam Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023 yang menjadi acuan terbaru dalam pengelolaan mutu pendidikan tinggi di Indonesia.
“Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen kita untuk terus mengembangkan sistem mutu yang relevan dan sesuai regulasi. Dokumen SPMI yang sebelumnya kita miliki perlu diperbarui, disesuaikan dengan kebijakan terkini, terutama dalam rangka menghadapi akreditasi institusi perguruan tinggi yang akan kita hadapi di tahun 2026,” ujar Dr. Ima.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa penyusunan dokumen mutu yang akurat, adaptif, dan implementatif sangat diperlukan agar seluruh kegiatan akademik, tata kelola kelembagaan, hingga catur dharma perguruan tinggi dapat berjalan searah dengan visi dan misi universitas.
Sebagai narasumber utama, LPMI UMMAT menghadirkan Dr. Sinta Ardiantina, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu Universitas Brawijaya (UB). Pemilihan UB sebagai mitra benchmarking didasarkan pada prestasi UB yang telah meraih akreditasi unggul secara nasional.
“Kami melihat UB sebagai contoh sukses dalam pengembangan sistem mutu dan penyusunan dokumen SPMI. Tidak hanya dari sisi kelengkapan dokumen, tetapi juga dari penerapan budaya mutu yang kuat. Ini yang ingin kita pelajari dan adaptasikan di UMMAT,” tambah Dr. Ima.
Melalui sesi pemaparan dan diskusi interaktif, peserta mendapatkan wawasan mendalam mengenai strategi penyusunan dokumen mutu yang sesuai regulasi, pelaksanaan siklus PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan), hingga penguatan peran unit-unit mutu di tingkat fakultas dan prodi.
Peserta workshop terdiri dari para pemangku kebijakan di lingkungan UMMAT yang memiliki peran strategis dalam implementasi mutu. Seluruh peserta terlibat aktif dalam diskusi, memberikan masukan, dan membentuk komitmen bersama untuk mendukung percepatan pengembangan dokumen SPMI secara menyeluruh.
“Kami ingin seluruh elemen pimpinan, dari rektorat hingga fakultas, bersinergi dan berkontribusi dalam penyusunan dokumen ini. Harapannya, sistem mutu yang dibangun benar-benar membumi dan berkelanjutan, tidak hanya sebatas dokumen administratif,” ungkap Dr. Ima.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya workshop ini sebagai bentuk kesiapan UMMAT dalam meningkatkan kualitas kelembagaan dan menjawab tantangan era pendidikan tinggi yang semakin kompetitif.
“Mutu itu bukan hanya dokumen, tapi harus menjadi budaya. Budaya mutu inilah yang akan memperkuat daya saing UMMAT di tingkat nasional dan regional. Kita punya target besar yaitu meraih akreditasi unggul di tahun 2026, dan ini butuh kerja sama dari semua lini,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa capaian akreditasi unggul akan membawa dampak positif dalam berbagai aspek, mulai dari peningkatan SDM, kualitas lulusan, penguatan publikasi ilmiah, hingga pengembangan sarana dan prasarana, serta implementasi nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dalam catur dharma perguruan tinggi.
“Kami berharap ke depan, UMMAT bisa menjadi perguruan tinggi swasta terbaik tidak hanya di NTB, tetapi juga menjadi barometer mutu di wilayah Indonesia Timur, bahkan nasional. Dengan sinergi, komitmen, dan semangat membangun mutu, saya yakin itu bisa kita capai,” ujar Rektor penuh optimisme. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT). M. Zikrin Hakim, mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Agama Islam (FAI), berhasil mengharumkan nama kampus dengan meraih Juara 3 kategori short video dalam ajang Kompetisi Video Kreatif #3 Tingkat Nasional Tahun 2025. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, bekerja sama dengan Give Creative, dan dilaksanakan secara daring sejak tanggal 3 hingga 17 Juli 2025.
Sebanyak 89 peserta dari 14 perguruan tinggi di seluruh Indonesia turut ambil bagian dalam ajang ini, yang menjadi wadah kreativitas mahasiswa dalam menyampaikan pesan edukatif dan inspiratif melalui media video. Para peserta berlomba menunjukkan kemampuan terbaik mereka dalam menyusun konsep, menyutradarai, hingga menyunting video secara kreatif dan bermakna.
Dalam kompetisi tersebut, Zikrin mengangkat tema yang sarat pesan dakwah sosial, menggambarkan realitas kehidupan masyarakat dengan pendekatan naratif yang menggugah. Melalui visualisasi yang kuat dan pesan yang dalam, karyanya berhasil mencuri perhatian dewan juri dan meraih posisi ketiga terbaik secara nasional.
“Saya sangat bersyukur atas kesempatan dan pencapaian ini. Tantangan terbesar yang saya hadapi adalah keterbatasan alat untuk produksi video, tapi saya percaya bahwa kreativitas tidak terbatas oleh fasilitas. Dengan semangat dan tekad yang kuat, semua tantangan bisa diatasi,” ungkap Zikrin saat diwawancarai.
Lebih lanjut, Zikrin juga berharap agar mahasiswa UMMAT lainnya tidak ragu untuk terlibat dalam berbagai ajang kompetisi yang tersedia. “Saya ingin mengajak teman-teman mahasiswa untuk tidak takut mencoba dan ikut serta dalam berbagai lomba, baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional. Kita tidak pernah tahu kemampuan kita jika tidak mencoba. Jangan pernah takut untuk memulai,” imbuhnya.
Ia juga menyampaikan harapan agar UMMAT terus memberikan dukungan penuh kepada mahasiswanya yang memiliki semangat dan potensi di berbagai bidang. “Semoga kampus kita selalu mendukung, baik dalam bentuk materi, doa, maupun bimbingan. Dukungan itu sangat berarti bagi kami untuk terus berkembang dan berprestasi,” tambahnya.
Prestasi yang diraih Zikrin turut mendapat apresiasi tinggi dari Kaprodi KPI UMMAT, Endang Rahmawati, M.Kom.I. “Sebagai Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, saya merasa bangga dan terharu atas pencapaian saudara M. Zikrin Hakim yang berhasil meraih juara 3 dalam Lomba Video Kreatif tingkat Nasional di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Prestasi ini tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga membawa nama baik program studi kita di kancah nasional,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa keberhasilan Zikrin merupakan bukti nyata bahwa mahasiswa KPI UMMAT mampu bersaing di level nasional dengan kualitas yang mumpuni.
“Semoga keberhasilan ini menjadi motivasi bagi Zikrin untuk terus berkarya dan mengasah kreativitasnya, serta menjadi inspirasi bagi teman-teman mahasiswa lainnya agar senantiasa berani berkarya, berinovasi, dan berkompetisi secara sehat. Teruslah berkarya untuk dakwah yang kreatif dan penuh makna,” tutup Endang.
Keberhasilan ini sejalan dengan visi UMMAT untuk mencetak generasi muda yang unggul, inovatif, dan kompetitif, serta mampu menyampaikan nilai-nilai Islam melalui media yang kekinian dan relevan dengan kebutuhan zaman. UMMAT terus berkomitmen untuk mendukung berbagai bentuk pengembangan diri mahasiswa, baik melalui kegiatan akademik maupun non-akademik. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menunjukkan komitmennya dalam mencetak calon pendidik unggul dan berjiwa pengabdi. Hal ini ditandai dengan pelepasan resmi 351 mahasiswa Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) II yang terintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata Pendidikan (KKN-Dik) pada Sabtu, 19 Juli 2025.
Bertempat di Lapangan FKIP UMMAT, acara pelepasan berlangsung khidmat dan penuh semangat. Hadir dalam kesempatan tersebut Rektor UMMAT Drs. Abdul Wahab, M.A., Dekan FKIP Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd.Si., MCE., para Wakil Dekan FKIP, dosen pembimbing lapangan (DPL), serta seluruh peserta program PLP II.
Dekan FKIP UMMAT, Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd.,Si., menjelaskan bahwa program PLP II terintegrasi KKN-Dik merupakan bentuk pembelajaran yang menuntut mahasiswa untuk tidak hanya menguasai teori pendidikan, tetapi juga mampu mengimplementasikannya dalam konteks nyata di tengah masyarakat sekolah. “Melalui program ini, mahasiswa tidak hanya mengajar di kelas, tetapi juga menjadi bagian dari masyarakat sekolah dan berkontribusi aktif dalam pengembangan lingkungan pendidikan,” ujar Nizaar.
Sebanyak 351 mahasiswa FKIP UMMAT akan disebar ke 50 sekolah mitra dari jenjang SD, SMP, hingga SMA/SMK yang tersebar di dua wilayah strategis, yaitu Kabupaten Lombok Timur dan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Para mahasiswa akan menjalani masa praktik selama dua bulan, dimulai pada 21 Juli hingga 13 September 2025.
Program PLP II terintegrasi KKN-Dik ini merupakan program unggulan FKIP UMMAT yang memadukan pendekatan akademik dengan pengabdian masyarakat berbasis pendidikan. Mahasiswa akan menjalankan sejumlah aktivitas, antara lain praktik pembelajaran di kelas bersama guru pamong, penyusunan dan pengembangan perangkat ajar, penyelenggaraan kegiatan literasi dan numerasi di sekolah, serta pelaksanaan program edukatif berbasis potensi dan kebutuhan lokal.
“Pendekatan ini bertujuan agar mahasiswa tidak hanya menjadi guru yang cakap dalam mengajar, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan mampu menjadi agen perubahan di lingkungannya,” tambah Dr. Nizaar.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., dalam amanatnya menekankan pentingnya menjaga integritas dan profesionalisme selama menjalankan tugas. Ia berharap para mahasiswa dapat menjadi teladan yang baik, serta membawa nilai-nilai Muhammadiyah dalam praktik pendidikan di sekolah.
“Kalian adalah representasi UMMAT di tengah masyarakat. Jadilah duta perubahan, teladan akhlak, dan penyebar semangat mencerdaskan kehidupan bangsa. Jangan lupa untuk belajar dari guru pamong, bersinergi dengan kepala sekolah, dan mendengarkan kebutuhan siswa,” tegas Rektor.
Beliau juga menyampaikan bahwa pengalaman ini merupakan salah satu fase penting dalam pembentukan karakter pendidik. “Di lapangan, kalian akan belajar banyak hal yang tidak kalian temukan di ruang kuliah. Hadapilah setiap tantangan dengan keikhlasan dan semangat untuk tumbuh,” tambahnya.
Dengan pelepasan ini, FKIP UMMAT mempertegas komitmennya untuk terus membina dan mendampingi calon guru yang tak hanya kompeten dalam bidangnya, tetapi juga siap menjadi pemimpin perubahan di tengah masyarakat. Sinergi antara kampus, sekolah, dan masyarakat ini diharapkan dapat menciptakan dampak positif dan berkelanjutan bagi pendidikan di Nusa Tenggara Barat. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Semangat seni dan kreativitas kembali menggema di Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) lewat gelaran Parade Musik Kampus 2025, yang sukses diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Musik UMMAT pada Sabtu (20/7) sore hingga malam. Bertempat di lapangan utama kampus, acara ini mengusung tema “Kampus dalam Irama Kreatif”, yang menghadirkan nuansa meriah dan penuh energi.
Sejak pukul 16.00 WITA, lapangan utama mulai dipadati ratusan penonton dari kalangan mahasiswa, dosen, hingga masyarakat umum yang ingin menyaksikan penampilan memukau dari berbagai musisi kampus. Sejumlah band dan solois tampil silih berganti di atas panggung, membawakan ragam genre musik mulai dari pop, rock, jazz, hingga musik tradisional yang dikemas modern.
Acara ini secara resmi dibuka oleh Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif UKM Musik UMMAT dalam menciptakan ruang ekspresi bagi mahasiswa.
“Saya sangat mengapresiasi inisiatif UKM Musik yang terus aktif menghadirkan ruang ekspresi bagi mahasiswa. Ke depan, saya berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi dan apresiasi karya, tetapi juga bisa dikembangkan menjadi ajang kompetisi yang menantang dan memotivasi,” tutur Dr. Erwin dalam sambutannya.
Lebih lanjut, Dr. Erwin menekankan pentingnya menjaga ketertiban dan keamanan selama kegiatan berlangsung. Ia mengingatkan panitia dan peserta untuk menjaga kondusivitas lingkungan kampus.
“Saya minta kegiatan ini tetap berjalan tertib dan aman. Jangan sampai ada tragedi yang mencoreng semangat positif dari acara ini. Karena itu, kita sepakati batas waktu kegiatan maksimal sampai pukul 22.00 WITA,” tegasnya.
Selain sebagai wadah ekspresi musikal, Parade Musik Kampus juga menjadi ruang pertemuan antarorganisasi musik dari berbagai fakultas di UMMAT. Semangat kolaboratif dan saling mendukung tercermin dari penampilan lintas genre dan lintas komunitas yang saling melengkapi.
Kemeriahan semakin terasa saat langit Mataram mulai gelap dan panggung dihiasi dengan tata cahaya yang dramatis, menciptakan atmosfer konser mini yang megah. Para penonton tampak larut dalam suasana, ikut bernyanyi dan berjoget mengikuti alunan musik yang dibawakan.
Ketua UKM Musik UMMAT, dalam keterangannya, berharap kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan kampus yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mencetak talenta-talenta baru di bidang musik.
“Kami ingin Parade Musik Kampus menjadi ajang yang mewadahi potensi mahasiswa, sekaligus menjadi panggung pembuktian bahwa seni dan akademik bisa berjalan berdampingan dengan harmonis,” ungkapnya.
Dengan semangat kolaborasi, kreativitas, dan ekspresi positif, Parade Musik Kampus 2025 menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa UMMAT tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga mampu berkarya dan berkontribusi dalam membangun budaya kampus yang inklusif dan inspiratif. (HUMAS UMMAT)
Mataram, 18 Juli 2025 – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Majelis Tabligh menyelenggarakan Konsolidasi Dakwah Kemasjidan bersama Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Kegiatan yang berlangsung di Aula Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT). Kegiatan ini menjadi momen yang sangat penting untuk mensosialisasikan Pedoman Pengelolaan Masjid Muhammadiyah yang telah diterbitkan oleh PP Muhammadiyah pada tahun 2024.
Acara ini dihadiri oleh berbagai unsur pimpinan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dari berbagai tingkatan. Hadir Rektor UMMAT, para Wakil Rektor, Sekretaris Rektor, serta para Dekan UMMAT. Turut hadir juga Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) se-Pulau Lombok, Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) NTB dan Kota Mataram, Pimpinan Wilayah dan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA & PDNA), Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM), DPD dan PC IMM NTB, Pimpinan Wilayah dan Daerah IPM, serta unsur Ortom lainnya seperti Tapak Suci dan Hizbul Wathan.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., dalam sambutannya menyampaikan kebanggaan dan dukungan penuh terhadap pelaksanaan kegiatan konsolidasi dakwah ini. Ia menekankan bahwa kampus Muhammadiyah memiliki peran penting dalam mendukung penguatan Masjid sebagai pusat peradaban.
“Universitas Muhammadiyah Mataram bukan hanya institusi pendidikan, tetapi juga bagian dari gerakan dakwah Muhammadiyah. Kami menyambut baik kegiatan ini karena pengelolaan Masjid yang tertib, profesional, dan terarah akan memberikan dampak besar bagi kehidupan umat, termasuk di lingkungan akademik,” ujarnya.
Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa masjid harus menjadi tempat yang inklusif, tidak hanya bagi ibadah ritual, tetapi juga tempat tumbuhnya intelektualisme Islam dan gerakan sosial kemasyarakatan.
“Kami di UMMAT berkomitmen untuk menjadikan masjid kampus sebagai pusat pembinaan karakter, spiritualitas, dan pemikiran Islam. Karena itu, kami siap bersinergi dengan PWM NTB dan Majelis Tabligh untuk menerapkan pedoman pengelolaan masjid ini secara konkret,” tambahnya.
Sekretaris Majelis Tabligh PWM NTB, Muhamad Sahril, M.Pd., menegaskan pentingnya konsolidasi ini sebagai langkah awal untuk menyatukan visi dan persepsi dalam pengelolaan Masjid Muhammadiyah. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini dibagi dalam dua zona, yaitu Zona Lombok yang dilaksanakan hari ini, dan Zona Sumbawa yang akan direncanakan pada akhir tahun 2025. “Harapan kami, seluruh Masjid Muhammadiyah di NTB dapat dikelola sesuai dengan standar yang ditatapkan Oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” ungkapnya.
Wakil Sekretaris Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Dr. Waluyo, Lc., MA., menjelaskan bahwa lahirnya pedoman pengelolaan Masjid Muhammadiyah Tahun 2024 merupakan jawaban atas kebutuhan mendesak dalam mengelola masjid secara profesional dan terstruktur. “Kini kita hadirkan pedoman yang mencakup aspek manajemen SDM, keuangan, administrasi, dan dakwah,” jelasnya.
Ia juga memperkenalkan sistem digital SITAMA (Sistem Informasi Tabligh Muhammadiyah) yang akan menjadi sarana utama dalam modernisasi pengelolaan masjid secara terintegrasi dan transparan.
Ketua PWM NTB yang diwakili oleh Wakil Ketua Bidang Tabligh PWM NTB, Dr. TGH. Sukarta, M.Pd., menyatakan bahwa PWM NTB siap mendukung penuh implementasi pedoman tersebut. “Masjid adalah ujung tombak gerakan dakwah Muhammadiyah. Kita ingin tata kelolanya tertib, akuntabel, dan bermanfaat luas bagi masyarakat,” ujarnya.
Kegiatan ini ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif dan diskusi yang menghasilkan berbagai rekomendasi strategis, termasuk pentingnya pelatihan khusus Pengelola/Takmir masjid serta pendataan Masjid Muhammadiyah berbasis digital di seluruh wilayah NTB. (HUMAS UMMAT)