Dukung Penguatan Tata Kelola Masjid Muhammadiyah, Rektor UMMAT Hadiri Konsolidasi Dakwah PWM NTB

Dukung Penguatan Tata Kelola Masjid Muhammadiyah, Rektor UMMAT Hadiri Konsolidasi Dakwah PWM NTB

Mataram, 18 Juli 2025 – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Majelis Tabligh menyelenggarakan Konsolidasi Dakwah Kemasjidan bersama Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Kegiatan yang berlangsung di Aula Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT). Kegiatan ini menjadi momen yang sangat penting untuk mensosialisasikan Pedoman Pengelolaan Masjid Muhammadiyah yang telah diterbitkan oleh PP Muhammadiyah pada tahun 2024.

Acara ini dihadiri oleh berbagai unsur pimpinan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dari berbagai tingkatan. Hadir Rektor UMMAT, para Wakil Rektor, Sekretaris Rektor, serta para Dekan UMMAT. Turut hadir juga Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) se-Pulau Lombok, Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) NTB dan Kota Mataram, Pimpinan Wilayah dan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA & PDNA), Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM), DPD dan PC IMM NTB, Pimpinan Wilayah dan Daerah IPM, serta unsur Ortom lainnya seperti Tapak Suci dan Hizbul Wathan.

Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., dalam sambutannya menyampaikan kebanggaan dan dukungan penuh terhadap pelaksanaan kegiatan konsolidasi dakwah ini. Ia menekankan bahwa kampus Muhammadiyah memiliki peran penting dalam mendukung penguatan Masjid sebagai pusat peradaban.

“Universitas Muhammadiyah Mataram bukan hanya institusi pendidikan, tetapi juga bagian dari gerakan dakwah Muhammadiyah. Kami menyambut baik kegiatan ini karena pengelolaan Masjid yang tertib, profesional, dan terarah akan memberikan dampak besar bagi kehidupan umat, termasuk di lingkungan akademik,” ujarnya.

Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa masjid harus menjadi tempat yang inklusif, tidak hanya bagi ibadah ritual, tetapi juga tempat tumbuhnya intelektualisme Islam dan gerakan sosial kemasyarakatan.

“Kami di UMMAT berkomitmen untuk menjadikan masjid kampus sebagai pusat pembinaan karakter, spiritualitas, dan pemikiran Islam. Karena itu, kami siap bersinergi dengan PWM NTB dan Majelis Tabligh untuk menerapkan pedoman pengelolaan masjid ini secara konkret,” tambahnya.

Sekretaris Majelis Tabligh PWM NTB, Muhamad Sahril, M.Pd., menegaskan pentingnya konsolidasi ini sebagai langkah awal untuk menyatukan visi dan persepsi dalam pengelolaan Masjid Muhammadiyah. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini dibagi dalam dua zona, yaitu Zona Lombok yang dilaksanakan hari ini, dan Zona Sumbawa yang akan direncanakan pada akhir tahun 2025. “Harapan kami, seluruh Masjid Muhammadiyah di NTB dapat dikelola sesuai dengan standar yang ditatapkan Oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” ungkapnya.

Wakil Sekretaris Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Dr. Waluyo, Lc., MA., menjelaskan bahwa lahirnya pedoman pengelolaan Masjid Muhammadiyah Tahun 2024 merupakan jawaban atas kebutuhan mendesak dalam mengelola masjid secara profesional dan terstruktur. “Kini kita hadirkan pedoman yang mencakup aspek manajemen SDM, keuangan, administrasi, dan dakwah,” jelasnya.

Ia juga memperkenalkan sistem digital SITAMA (Sistem Informasi Tabligh Muhammadiyah) yang akan menjadi sarana utama dalam modernisasi pengelolaan masjid secara terintegrasi dan transparan.

Ketua PWM NTB yang diwakili oleh Wakil Ketua Bidang Tabligh PWM NTB, Dr. TGH. Sukarta, M.Pd., menyatakan bahwa PWM NTB siap mendukung penuh implementasi pedoman tersebut. “Masjid adalah ujung tombak gerakan dakwah Muhammadiyah. Kita ingin tata kelolanya tertib, akuntabel, dan bermanfaat luas bagi masyarakat,” ujarnya.

Kegiatan ini ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif dan diskusi yang menghasilkan berbagai rekomendasi strategis, termasuk pentingnya pelatihan khusus Pengelola/Takmir masjid serta pendataan Masjid Muhammadiyah berbasis digital di seluruh wilayah NTB. (HUUMAS UMMAT)

Perkuat Ideologi dan Kepemimpinan, LP3IK UMMAT Gelar Baitul Arqam ORMAWA 2025

Perkuat Ideologi dan Kepemimpinan, LP3IK UMMAT Gelar Baitul Arqam ORMAWA 2025

Mataram, 11 Juli 2025 – Lembaga Pengkajian, Pengembangan dan Pengamalan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (LP3IK) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) selenggarakan kegiatan Baitul Arqam (BA) Organisasi Kemahasiswaan (ORMAWA) 2025 selama dua hari satu malam, terhitung 11 hingga 12 Juli 2025. Kegiatan ini mengangkat tema “Penguatan Ideologi dan Organisasi Kemahasiswaan sebagai Agen Dakwah di Lingkungan Kampus UMMAT” dan diikuti oleh perwakilan dari 11 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), termasuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas.

Bertempat di BGPTK NTB, pelaksanaan BA ORMAWA 2025 UMMAT ini menjadi momen penting dalam penguatan karakter kepemimpinan mahasiswa. Kegiatan ini dirancang tidak hanya untuk membentuk mahasiswa yang progresif secara organisasi, tetapi juga kokoh dalam ideologi Islam dan nilai-nilai kemuhammadiyahan yang menjadi fondasi gerakan Muhammadiyah.

Kualitas kegiatan ini semakin terasa dengan kehadiran para instruktur berpengalaman dari Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) NTB. Mereka adalah: Ilham Jalil, M.Pd.BI. (Master of Training), Rudi Arrahman, M.Pd., Syamsul Hidayat Daud, S.T., M.T., Ph.D., dan Syarif Hidayat, M.Pd.

Keempat instruktur ini berperan tidak hanya sebagai pengarah teknis, tetapi juga sebagai fasilitator utama yang menghadirkan suasana pelatihan yang hidup, reflektif, dan penuh semangat. Dengan pendekatan khas kaderisasi Muhammadiyah yang kolaboratif dan aplikatif, mereka membimbing peserta agar memahami peran strategisnya sebagai agen perubahan di lingkungan kampus.

Untuk memperkaya pemahaman dan penguatan nilai-nilai kaderisasi, kegiatan ini juga menghadirkan sejumlah pemateri dengan topik-topik yang esensial dan aplikatif: Dr. Mukhlisin, M.Si.: Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, Dr. M. Anugrah Arifin, M.Pd.I.: Tuntunan Ibadah sesuai Tarjih Muhammadiyah, Syamsul Hidayat Daud, S.T., M.T., Ph.D.: Muhammadiyah sebagai Gerakan Ilmu Amaliah dan Amal Ilmiah, Ilham, M.Pd.BI.: Profil Kader dan Nilai Perjuangan Tokoh Muhammadiyah, Drs. Amil, M.M.: Etos Kerja Kader Muhammadiyah untuk Pengembangan Diri dan Organisasi, Dr. H. Zainuddin, M.Pd.I.: Mahasiswa sebagai Agen Perubahan dalam Menciptakan Ekosistem Kampus Islami

Seluruh materi disusun secara sistematis untuk membangun pemahaman ideologis mahasiswa, memperkuat integritas spiritual, serta mengasah kemampuan kepemimpinan dan manajerial. Harapannya, melalui kegiatan ini, para pengurus ORMAWA UMMAT mampu mengambil peran lebih besar sebagai penggerak dakwah di lingkungan kampus dan menjadi teladan dalam mewujudkan budaya organisasi yang Islami, inklusif, dan progresif.

Ketua Panitia, Muhammad Sahril, M.Pd., dalam laporannya menyampaikan bahwa jumlah peserta yang diundang sebanyak 50 orang, namun tercatat 30 peserta telah hadir. “Kegiatan ini merupakan langkah awal untuk mempersiapkan pengurus ORMAWA agar siap menjadi agen dakwah kampus. Atas nama panitia, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pimpinan universitas dan peserta yang telah mendukung kegiatan ini,” ucapnya.

Ia menegaskan bahwa LP3IK akan terus menghadirkan ruang-ruang pengkaderan yang konsisten dan progresif, dengan pendekatan yang relevan terhadap tantangan mahasiswa masa kini.

Ketua LP3IK UMMAT, Dr. Muhammad Anugerah Arifin, M.Pd.I., menjelaskan bahwa Baitul Arqam ORMAWA 2025 ini adalah kegiatan perdana yang secara khusus ditujukan kepada para pengurus organisasi kemahasiswaan. Sebelumnya, kegiatan sejenis dilaksanakan dalam bentuk Kemah Dakwah terintegrasi dengan organisasi otonom Muhammadiyah (Ortom), namun atas pertimbangan pimpinan, format pelatihan dikembangkan secara mandiri untuk ORMAWA.

“Baitul Arqam ini merupakan kelanjutan dari Baitul Arqam Mahasiswa (BAMA) yang ditempuh pada semester pertama. Sebagai pengurus ORMAWA, kalian adalah ujung tombak dalam menciptakan atmosfer kampus yang Islami. Maka pemahaman ideologi harus terus ditingkatkan, agar gerakan kalian tidak kehilangan arah,” jelasnya.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa LP3IK bersama pimpinan universitas berkomitmen untuk menjadikan ORMAWA sebagai mitra strategis Ortom dalam mengawal nilai-nilai Islam dan kemuhammadiyahan di UMMAT. “Pengurus ORMAWA harus menjadi kader yang unggul dalam ilmu, kuat dalam ideologi, dan aktif dalam dakwah sehingga kampus islami benar-benar terwujud,” tambahnya.

Mewakili Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) UMMAT, Drs. Amil, M.M., memberikan penekanan penting terhadap aspek pembinaan karakter dalam organisasi mahasiswa. Ia menyampaikan keprihatinannya terhadap sikap sebagian pengurus ORMAWA yang dinilai masih kurang disiplin dan kurang memiliki kesadaran kolektif terhadap peran dan tanggung jawab organisasi.

“Kita akan terus melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan ini untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang perlu diperbaiki. Yang terpenting adalah komitmen untuk membentuk karakter. Masih banyak pengurus ORMAWA yang acuh terhadap perintah dan arahan pimpinan. Ini tantangan besar yang harus kita jawab bersama,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa ORMAWA harus menjadi teladan bagi lebih dari 8000 mahasiswa UMMAT. “Etos kerja, kebersamaan, ketaatan, dan loyalitas harus tumbuh dari pengurus. Jika tidak dimulai dari kalian, siapa lagi yang akan memulai? Jadilah role model yang mampu menginspirasi mahasiswa lainnya,” tegasnya.

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Wakil Rektor IV UMMAT, Dr. H. Zainuddin, M.Pd.I., mewakili Rektor UMMAT. Dalam arahannya, beliau menekankan bahwa Baitul Arqam merupakan wadah perkaderan penting untuk menanamkan nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan kepada pengurus ORMAWA.

“Kegiatan ini menjadi langkah konkret untuk menanamkan pemahaman yang kuat tentang ideologi Muhammadiyah dan perjuangan Rasulullah SAW dalam menegakkan Islam. Sebagai pemuda, kalian harus siap menjadi pelanjut perjuangan itu dalam konteks kekinian, yaitu dengan berdakwah melalui organisasi dan kegiatan kampus,” ujarnya.

Ia mengajak seluruh peserta untuk mengikuti kegiatan ini dengan serius dan seksama. “Mari ikuti proses perkaderan ini dengan sungguh-sungguh. In syaa Allah, akan membawa keberkahan dan menjadi bekal berharga dalam perjalanan kalian sebagai kader Muhammadiyah dan pemimpin masa depan,” tutupnya. (HUMAS UMMAT)

Langkah Pasti Menuju MTQMN 2025, LP3IK UMMAT Jaring Talenta Terbaik Mahasiswa Pecinta Al-Qur’an

Langkah Pasti Menuju MTQMN 2025, LP3IK UMMAT Jaring Talenta Terbaik Mahasiswa Pecinta Al-Qur’an

Mataram, 9 Juli 2025 – Dalam rangka mempersiapkan delegasi terbaik untuk ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN) 2025,  Lembaga Pengkajian, Pengembangan, dan Pengamalan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (LP3IK) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menggelar Program Seleksi Internal MTQ Mahasiswa. Kegiatan ini berlangsung dengan khidmat dan antusiasme tinggi dari seluruh peserta, serta mendapat dukungan penuh dari berbagai elemen kampus.

Seleksi internal ini melibatkan lima cabang lomba, yakni Tahfiz Al-Qur’an (5 peserta), Tartil Al-Qur’an (8 peserta), Tilawah Al-Qur’an (13 peserta), serta cabang beregu seperti Syarhil Qur’an dan Fahmil Qur’an. Para peserta berasal dari berbagai fakultas di lingkungan UMMAT, mereka menunjukkan semangat luar biasa dalam mengikuti setiap tahapan seleksi yang dilaksanakan secara ketat dan profesional.

Ketua Panitia, Sahman Z, MH, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini dengan lancar. “Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, kami selaku panitia seleksi internal MTQMN mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan mendukung terselenggaranya acara ini. Semoga seleksi ini tidak hanya melahirkan peserta yang siap berkompetisi, tetapi juga menumbuhkan semangat mencintai Al-Qur’an di kalangan mahasiswa”, ujarnya.

Ketua LP3IK UMMAT, Dr. M. Anugrah Arifin, M.Pd.I., menegaskan pentingnya membumikan nilai-nilai Al-Qur’an di lingkungan perguruan tinggi. “Seleksi MTQMN ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang mengasah kemampuan para mahasiswa dalam bidang Al-Qur’an, lebih dari itu kegiatan ini diharapkan mampu membangun kultur dan akhlak Qur’ani bagi segenap civitas akademika UMMAT, khususnya para mahasiswa. Keberadaan MTQ bukan hanya simbol kegiatan religius semata, melainkan bagian dari proses pembentukan karakter insan akademik yang seimbang antara ilmu, iman, dan amal,” jelasnya.

Para peserta seleksi menunjukkan kualitas dan kesiapan yang luar biasa. Di antara mereka, terdapat mahasiswa yang telah menghafal lebih dari 10 juz, memiliki pengalaman tampil di berbagai lomba keagamaan, serta aktif dalam pembinaan kerohanian Islam di kampus. Tidak hanya kemampuan membaca dan menghafal, peserta juga diuji dalam pemahaman isi kandungan Al-Qur’an, retorika penyampaian dalam syarhil, serta ketangkasan menjawab soal dalam cabang fahmil.

Wakil Rektor IV UMMAT, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I., turut menyampaikan apresiasi dan harapan besar terhadap kegiatan ini. “Kami sangat mendukung program MTQ Mahasiswa yang diselenggarakan LP3IK ini. Kegiatan ini mencerminkan komitmen UMMAT dalam membentuk mahasiswa yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter religius dan berakhlak mulia. Para mahasiswa yang lolos seleksi nantinya kami harapkan mampu menjadi duta Qur’ani yang membanggakan UMMAT di kancah nasional, bahkan internasional,” tegasnya.

Beliau juga menekankan pentingnya keberlanjutan pembinaan bagi para peserta yang terpilih. UMMAT, melalui LP3IK, akan melakukan pendampingan dan pelatihan intensif untuk memastikan kesiapan para peserta menghadapi kompetisi di tingkat nasional. Pelatihan akan melibatkan pelatih profesional, alumni berprestasi dalam cabang-cabang MTQ. (HUMAS UMMAT)

Unit Layanan Disabilitas UMMAT Teguhkan Komitmen Wujudkan Kampus Inklusif dan Lingkungan Pendidikan yang Setara

Unit Layanan Disabilitas UMMAT Teguhkan Komitmen Wujudkan Kampus Inklusif dan Lingkungan Pendidikan yang Setara

Mataram, 9 Juli 2025 — Kesetaraan adalah fondasi utama dari pendidikan yang berkeadaban. Berangkat dari semangat ini, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Unit Layanan Disabilitas (ULD) menggelar workshop bertajuk “Aksesibilitas dan Inklusi: Membangun Lingkungan Kampus Ramah Disabilitas” di Aula Fakultas Agama Islam. Kegiatan ini menjadi titik tolak komitmen kampus dalam memperkuat budaya inklusif, di mana setiap individu tanpa terkecuali dapat merasakan atmosfer kampus yang adil, aman, dan memanusiakan.

Workshop ini menghadirkan tiga narasumber ahli dan inspiratif, yakni Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Sri Sukarni, Kepala UPT Sentra Paramita Mataram Arif Rohman, S.ST., M.SIP., MAWG., Ph.D., serta Wakil Rektor III UMMAT Dr. Erwin, M.Pd.

Ketua ULD UMMAT, Nurliyah Nikmatul Rahmah, M.Kom.I., menyampaikan bahwa ULD hadir sebagai wujud nyata kepedulian kampus terhadap keberadaan penyandang disabilitas di lingkungan UMMAT. Saat ini, tercatat terdapat 15 orang penyandang disabilitas yang terdiri dari mahasiswa, dosen, hingga tenaga kependidikan.

“Keberadaan ULD ini bukan sekedar simbolik. Ini adalah bentuk nyata perhatian dan kepedulian UMMAT terhadap kelompok difabel. Kita ingin membangun kampus yang ramah, Namun memang harus kita akui, fasilitas kampus saat ini masih belum sepenuhnya mendukung kebutuhan penyandang disabilitas. Ke depan ini akan menjadi perhatian serius”, ujarnya.

Lebih lanjut Nurliyah menegaskan bahwa ULD bukan sekedar organ struktural semata, melainkan organ fungsional yang manusiawi dan selaras dengan nilai-nilai keislaman dan kemuhammadiyahan. Menurutnya, perubahan pola pikir seluruh unsur kampus merupakan kunci utama membangun lingkungan yang inklusif dan bebas dari diskriminasi.

Salah satu narasumber utama, Arif Rohman, PhD., menyampaikan materi bertajuk “Kebijakan Kementerian Sosial dalam Penanganan Penyambutan Disabilitas di Indonesia”. Ia menyoroti dasar hukum penting yang menjadi payung perlindungan terhadap hak-hak penyandang disabilitas, yakni Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyayang Disabilitas.

“Penyandang disabilitas bukan hanya yang terlihat secara fisik. Mereka bisa memiliki hambatan intelektual, mental, sensorik, yang berdampak dalam berinteraksi dan berpartisipasi di masyarakat. Lingkunganlah yang kerap membuat mereka benar-benar ‘disable’. Oleh karena itu, keterlibatan mereka dalam setiap kebijakan dan kegiatan sangatlah penting”, tegasnya.

Arif juga menyampaikan data mengejutkan bahwa sekitar 36% anak penyandang disabilitas tidak mengenyam pendidikan, sebuah permasalahan yang menurutnya menjadi tantangan besar bangsa. Ia juga menyebutkan adanya program sosial dari Kementerian Sosial, seperti Program Permakanan Penyayang Disabilitas, yang dikhususkan khusus untuk difabel berat yang bahkan tidak mampu makan sendiri.

Narasumber kedua, Sri Sukarni, lebih menitikberatkan pada aspek paradigma dan pendekatan terhadap disabilitas. Ia mengupas berbagai perspektif mulai dari pendekatan karitatif, medis, sosial, hingga pendekatan berbasis hak asasi manusia (HAM).

“Pendekatan terhadap disabilitas seharusnya bergeser dari belas kasihan (charity) menuju pendekatan berbasis hak asasi manusia (human rights-based approach). Selama ini kita masih terjebak pada pola pikir kasihan. Tapi mereka tidak butuh dikasihani, mereka butuh dihormati sebagai manusia dengan hak yang sama”,  tegasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa banyak tantangan yang muncul bukan dari disabilitas itu sendiri, melainkan dari lingkungan sekitar yang tidak mendukung. “Disabilitas memang ada, tapi yang menjadikannya disabilitas adalah lingkungan”, ujarnya mengutip perspektif inklusif yang mulai diterapkan secara global.

Tak hanya teori, Sri juga memberikan pelatihan singkat mengenai etika berinteraksi dengan penyandang disabilitas, mulai dari penggunaan istilah yang tepat hingga sikap menghormati otonomi mereka sebagai individu yang setara.

Narasumber terakhir, Dr. Erwin, M.Pd., memberikan pemaparan menyentuh mengenai pengalaman kampus UMMAT dalam menyambut mahasiswa penyandang disabilitas. Ia menggarisbawahi pentingnya melihat potensi, bukan batasan.

“Sebelum ULD resmi dibentuk, UMMAT sudah lebih dulu menerima mahasiswa difabel. Salah satunya mahasiswa kami dari Prodi PGSD, yang mengalami gangguan mental akibat masalah keluarga. Secara akademik ia sangat kritis dan berprestasi, namun akhirnya memilih berhenti kuliah karena mengalami bullying dan minimnya dukungan lingkungan. Ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua”, kisahnya.

Ia juga menambahkan bahwa UMMAT kini telah membuka jalur khusus penyandang disabilitas dalam proses penerimaan mahasiswa baru. Namun langkah ini tidak bisa berhenti di sana.

“Komitmen kita ke depan adalah menjadikan UMMAT sebagai kampus inklusi, tempat semua orang terlepas dari apapun kondisinya. dihargai, diberdayakan, dan diberi ruang yang setara”, tutupnya.

Workshop ini berlangsung penuh antusiasme dan diikuti oleh perwakilan lembaga mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan dari seluruh fakultas di lingkungan UMMAT. Kegiatan ini diharapkan menjadi awal dari transformasi nyata kampus yang benar-benar inklusif, yang tidak hanya ramah terhadap penyandang disabilitas secara fisik, tetapi juga secara mental, sosial, dan kebijakan. (HUMAS UMMAT)

UMMAT Dorong Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa Melalui Bantuan Senilai Rp21 Juta di Momen Milad ke-45

UMMAT Dorong Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa Melalui Bantuan Senilai Rp21 Juta di Momen Milad ke-45

Mataram, 27 Juni 2025 – Dalam rangka memperingati Milad ke-45, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) tidak hanya merayakan usia, tetapi juga menegaskan kembali komitmennya sebagai institusi pendidikan yang mencetak generasi muda mandiri, inovatif, dan produktif. Di momentum penuh makna ini, UMMAT menyalurkan bantuan kewirausahaan bagi mahasiswa dengan total nilai mencapai Rp21 juta.

Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis oleh Ketua Baitul Mal UMMAT, Habiburrahman, M.Pd., di Auditorium H. Anwar Ikraman, disaksikan oleh sivitas akademika dan para tamu undangan. Bantuan tersebut merupakan dana stimulan yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat berwirausaha di kalangan mahasiswa, sekaligus membentuk karakter wirausaha sejak di bangku kuliah.

“Bantuan kewirausahaan ini bukan sekadar pemberian dana, tapi sebuah investasi jangka panjang untuk karakter dan kemandirian mahasiswa. Kami ingin mereka punya keberanian untuk memulai usaha, menyalurkan ide-ide kreatif, dan menjawab tantangan zaman dengan solusi nyata,” ungkap Habiburrahman.

Ia juga menambahkan bahwa program ini dirancang bukan sebagai kegiatan sesaat, melainkan langkah strategis jangka panjang. Mahasiswa penerima bantuan didorong membentuk kelompok usaha mandiri yang akan didampingi secara berkelanjutan oleh universitas, khususnya melalui koordinasi Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan.

“Kami ingin membangun ekosistem wirausaha mahasiswa yang kokoh. Mereka bisa saling menguatkan dalam kelompok usaha yang produktif, terkoordinasi, dan visioner. Gotong royong dan semangat kolaborasi menjadi kunci”, lanjutnya.

Sementara itu, Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap program ini. Menurutnya, perguruan tinggi di era kini dituntut untuk tidak hanya mencetak sarjana, tapi juga membentuk pionir perubahan yang mampu membuka lapangan kerja dan membawa dampak sosial.

“UMMAT ingin menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga tangguh dalam menghadapi dinamika kehidupan. Kita butuh anak muda yang berani menciptakan peluang, bukan sekadar mencari kesempatan. Program kewirausahaan ini menjadi pijakan awal ke arah itu”, tegas Rektor.

Rektor juga mengingatkan agar bantuan ini digunakan sebaik mungkin sebagai fondasi awal menumbuhkan jiwa entrepreneur yang tangguh dan bertanggung jawab.

Program kewirausahaan ini merupakan bagian integral dari rangkaian peringatan Milad ke-45 UMMAT yang mengusung tema “Semangat Baru, Menuju Unggul.” Lebih dari sekadar selebrasi, UMMAT menempatkan milad sebagai momentum refleksi, transformasi, dan aksi nyata untuk kebermanfaatan umat dan bangsa.

Sebagai kampus Islam berkemajuan di Nusa Tenggara Barat, UMMAT terus berupaya menanamkan nilai-nilai kemandirian, inovasi, dan kepedulian sosial kepada para mahasiswanya. Diharapkan, program seperti ini dapat melahirkan lebih banyak wirausahawan muda yang tidak hanya kompeten dan berdaya saing, tetapi juga berakar kuat pada nilai-nilai lokal dan kontribusi nyata bagi pembangunan NTB dan Indonesia. (HUMAS UMMAT)

UMMAT Salurkan Bantuan Sembako sebagai Wujud Syukur Milad ke-45

UMMAT Salurkan Bantuan Sembako sebagai Wujud Syukur Milad ke-45

Mataram, 27 Juni 2025 – Dalam semangat milad ke-45, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan komitmennya terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan melalui kegiatan pembagian bantuan sosial kepada sekitar masyarakat kampus. Sebanyak 150 paket sembako disalurkan kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan, seperti pedagang kecil, janda lanjut usia, dan keluarga kurang mampu, dan anak yatim di lingkungan sekitar kampus.

Kegiatan sosial ini berlangsung di Auditorium H. Anwar Ikraman dan menjadi bagian dari rangkaian acara Milad ke-45 yang diselenggarakan sepanjang bulan Juni. Suasana penuh kehangatan dan rasa syukur terasa menyelimuti proses pembagian, yang tidak hanya menjadi ajang berbagi, tetapi juga mempererat jalinan hubungan antara UMMAT dengan masyarakat lokal.

“Bantuan ini bukan sekadar simbolik, tetapi merupakan bentuk pengertian dan penghargaan kami kepada masyarakat yang selama ini menjadi bagian dari perjalanan UMMAT. Kami tumbuh bersama mereka, dan sudah sepatutnya kami berbagi dalam momen syukur seperti ini,” ujar Habiburrahman, M.Pd (Ketua Baitul Mal UMMAT).

Ia menegaskan bahwa kegiatan seperti ini bukan hanya menjadi program tahunan semata, tetapi merupakan implementasi dari nilai-nilai luhur Muhammadiyah, khususnya prinsip amar ma’ruf nahi mungkar yang mendorong insan kampus untuk senantiasa menebar kebaikan di tengah masyarakat.

Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., yang turut hadir dan menyaksikan pembagian bantuan, menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap kegiatan tersebut. Menurutnya, aksi sosial ini merupakan wujud nyata kontribusi UMMAT dalam menciptakan kampus yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga peka dan responsif terhadap kebutuhan sosial di sekitarnya.

“Milad UMMAT ke-45 menjadi momentum penting bagi kita semua untuk kembali meneguhkan peran universitas dalam kehidupan sosial masyarakat. Pendidikan tidak hanya soal intelektual, tetapi juga bagaimana kita membentuk insan-insan yang peduli dan memberi manfaat bagi sesama,” tegas Rektor.

Kegiatan ini pun menjadi refleksi bahwa keberadaan UMMAT selama 45 tahun terakhir telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Mataram dan NTB pada umumnya. Tidak hanya membentuk insan akademis, UMMAT terus berupaya menghadirkan kebermanfaatan melalui berbagai program kemasyarakatan.

Dengan tema milad tahun ini “Semangat Baru, Menuju Unggul”, UMMAT terus membuktikan diri sebagai institusi pendidikan yang tidak hanya fokus pada pengembangan akademik, tetapi juga konsisten menghidupkan nilai-nilai kemanusiaan dan keberpihakan pada masyarakat kecil. Kegiatan pembagian sembako ini menjadi bukti bahwa nilai Islam berkemajuan yang diusung Muhammadiyah terus diaktualisasikan dalam tindakan nyata. (HUMAS UMMAT)