Cetak Generasi Kritis dan Solutif, UMMAT Gelar Lomba Debat Nasional Mahasiswa 2025

Cetak Generasi Kritis dan Solutif, UMMAT Gelar Lomba Debat Nasional Mahasiswa 2025

Mataram, 30 Juli 2025 Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan eksistensinya sebagai pusat pengembangan generasi intelektual bangsa. Salah satu upaya nyata tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan Lomba Debat Nasional Mahasiswa 2025 yang digagas oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) UMMAT. Kompetisi ini merupakan bentuk konkret dari komitmen universitas dalam mendorong mahasiswa menjadi insan yang berpikir kritis, solutif, dan memiliki daya saing di tingkat nasional.

Dengan mengusung tema besar “Debat Menginspirasi, Kampus Berdampak”, lomba ini dirancang sebagai ruang terbuka bagi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia untuk berdialog, berkolaborasi, dan berkompetisi secara ilmiah dalam suasana yang sehat dan membangun. Debat tidak hanya dipahami sebagai arena adu argumentasi, tetapi juga sebagai wahana pembentukan karakter mahasiswa yang cerdas secara intelektual, emosional, dan sosial.

Lebih dari sekadar ajang prestasi, kegiatan ini juga menjadi momentum strategis untuk memperkenalkan UMMAT sebagai kampus yang inklusif dan terbuka terhadap dinamika wacana kebangsaan dan global.

Pendaftaran peserta dibuka mulai 23 Juni hingga 19 Juli 2025, dan dilanjutkan dengan seleksi awal secara daring pada 21–24 Juli 2025. Dari tahapan seleksi ini, dipilih empat tim terbaik untuk melaju ke babak final yang digelar secara luring di Kampus Universitas Muhammadiyah Mataram pada Rabu, 30 Juli 2025. Rangkaian lomba ini akan ditutup dengan pengumuman pemenang dan penyerahan penghargaan pada Kamis, 31 Juli 2025.

Babak final yang tengah berlangsung hari ini di Aula FKIP UMMAT diikuti oleh empat tim finalis, yaitu dari Universitas Kalimantan Timur, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, dan Universitas Muhammadiyah Mataram sebagai tuan rumah.

Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., menyampaikan bahwa lomba debat ini merupakan langkah strategis dalam membangun atmosfer akademik yang kompetitif dan produktif di lingkungan kampus.

“Debat ini adalah bentuk nyata dari upaya kami untuk menghadirkan ruang kompetisi intelektual yang sehat dan inspiratif. Kami ingin membangun UMMAT bukan hanya sebagai tempat kuliah, tetapi sebagai rumah besar bagi mahasiswa-mahasiswa unggul dari seluruh Indonesia untuk bertumbuh dan berkontribusi,” ujarnya.

Dr. Erwin menegaskan bahwa mahasiswa memiliki potensi luar biasa dalam berpikir kritis dan menyampaikan gagasan. Namun, ruang-ruang aktualisasi tersebut masih perlu diperluas. Oleh karena itu, UMMAT membuka kesempatan seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk mengasah keberanian, ketajaman berpikir, serta kemampuan berbicara di depan publik dalam suasana yang konstruktif dan beretika.

Ia juga menekankan pentingnya pelaksanaan babak final secara luring agar peserta dapat merasakan langsung atmosfer kompetisi yang sehat dan bermartabat.

“Kami ingin para peserta merasakan bahwa kompetisi ini bukan sekadar lomba, tetapi juga proses pembelajaran yang sesungguhnya bertemu secara langsung, berdialog, dan berargumen dengan logika yang tajam dan etika yang luhur,” tambahnya.

Sementara itu, Rektor UMMAT Drs. Abdul Wahab, MA. menyampaikan bahwa debat bukan hanya ajang menunjukkan kecakapan berbicara, tetapi juga merupakan sarana pendidikan karakter yang sangat penting bagi mahasiswa.

“Debat bukan sekadar adu argumen. Ini adalah sarana belajar menyampaikan pendapat dengan etika, membangun logika berpikir yang runtut, serta melatih kemampuan menerima dan menghargai pendapat yang berbeda. Nilai-nilai seperti inilah yang menjadi fondasi karakter pemimpin masa depan,” tutur Rektor.

Ia berharap kegiatan ini dapat melahirkan mahasiswa yang tidak hanya piawai menyampaikan gagasan, tetapi juga memiliki kepekaan sosial serta mampu membawa perubahan nyata di tengah masyarakat.

“Kami ingin para peserta tidak berhenti pada kemenangan semata. Tapi dari sini lahir kesadaran bahwa ide-ide yang disuarakan dalam ruang debat bisa menjadi pemantik perubahan di lapangan,” tegasnya. (HUMAS UMMAT)

UMMAT Resmi Lepas 1.018 Mahasiswa KKN, Sinergitas Kampus Bangun Kemandirian Desa

UMMAT Resmi Lepas 1.018 Mahasiswa KKN, Sinergitas Kampus Bangun Kemandirian Desa

Mataram, 28 Juli 2025 — Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus menunjukkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan melepas secara resmi sebanyak 1.018 mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan ke-39 Tahun 2025, pada Senin (28/7), bertempat di Lapangan Utama Kampus UMMAT.

Prosesi pelepasan berlangsung khidmat dan penuh semangat. Kegiatan ini menjadi momen penting yang menandai dimulainya rangkaian pengabdian mahasiswa UMMAT di berbagai daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dalam rangka mengimplementasikan caturdharma perguruan tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat.

Ketua Panitia Pelaksana yang juga Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM UMMAT), Dr. Sri Rejeki, M.Pd., menyampaikan bahwa peserta KKN Angkatan ke-39 terbagi ke dalam 67 kelompok yang tersebar dalam tiga skema utama. Skema pertama yaitu Kesehatan Masyarakat dengan 15 kelompok yang akan mengabdi di Kabupaten Lombok Utara, berfokus pada peningkatan kesadaran masyarakat serta layanan kesehatan berbasis komunitas. Skema kedua adalah Desa Tangguh Bencana dengan 5 kelompok yang ditempatkan di Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Timur, dengan tujuan utama membangun kapasitas masyarakat dalam mitigasi dan kesiapsiagaan terhadap bencana.

Sementara itu, skema ketiga yaitu Teknologi Tepat Guna mencakup 45 kelompok yang akan ditempatkan di wilayah yang lebih luas, yaitu di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima, dan Dompu. Kelompok-kelompok ini akan menjalankan program-program inovatif berbasis teknologi praktis yang disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi desa masing-masing.

Selain itu, terdapat 2 kelompok non-reguler yang ditempatkan secara khusus berdasarkan kebutuhan mitra desa. Seluruh kegiatan KKN ini didampingi oleh 47 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang berasal dari berbagai disiplin ilmu di 6 fakultas di lingkungan UMMAT.

KKN tahun ini mengusung tema “Sinergitas Kampus Berdampak: Membangun Kemandirian Desa”, yang mencerminkan semangat kolaboratif antara dunia akademik dan masyarakat desa dalam membangun kemandirian melalui pemberdayaan dan inovasi.

Dalam sambutannya, Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyampaikan harapan besarnya kepada para mahasiswa agar menjadikan KKN sebagai momentum untuk belajar langsung dari masyarakat, mengabdi sepenuh hati, serta menjadi teladan dalam berpikir dan bertindak solutif.

“Jaga nama baik almamater kita. Tanamkan dalam diri bahwa kalian adalah duta kampus dan duta kebaikan. Junjung tinggi nilai-nilai Caturdharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah: Pendidikan, Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Penguatan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan,” tegasnya.

Menariknya, dalam kegiatan pelepasan ini turut hadir Direktur BPJS Ketenagakerjaan Cabang Mataram yang menyerahkan kartu kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan kepada seluruh mahasiswa KKN. Hal ini merupakan bagian dari komitmen UMMAT dalam memberikan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan kepada mahasiswanya selama menjalankan program pengabdian di lapangan.

Puncak acara ditandai dengan pelepasan burung merpati secara simbolis oleh Rektor UMMAT. Pelepasan burung merpati ini mengandung filosofi mendalam: sejauh apapun burung itu terbang, ia akan kembali ke sarangnya. Begitu pula dengan mahasiswa KKN, sejauh apapun mereka mengabdi, mereka akan kembali ke almamater tercinta membawa pengalaman, pembelajaran, dan kontribusi nyata untuk kampus dan masyarakat.

Kegiatan ini juga turut dihadiri oleh para Wakil Rektor, Sekretaris Rektor, para Dekan, Kepala Biro, Kepala Lembaga, Kepala UPT, Ketua Program Studi, serta para Dosen Pembimbing Lapangan yang memberikan semangat dan doa bagi keberhasilan pelaksanaan KKN.

Dengan semangat kebersamaan dan dedikasi tinggi, para mahasiswa KKN UMMAT Angkatan ke-39 Tahun 2025 siap menebar manfaat dan inspirasi di tengah masyarakat. Diharapkan, program ini tidak hanya menjadi sarana pengabdian tetapi juga wadah pembentukan karakter, kepemimpinan, dan kecintaan pada bangsa dan tanah air. (HUMAS UMMAT)

Dorong Kualitas Penelitian dan Pengabdian, UMMAT Gelar Pelatihan dan Klinik Proposal Hibah RisetMu Batch IX 2025

Dorong Kualitas Penelitian dan Pengabdian, UMMAT Gelar Pelatihan dan Klinik Proposal Hibah RisetMu Batch IX 2025

Mataram, Komitmen Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) dalam meningkatkan kualitas dan daya saing penelitian serta pengabdian dosen kembali ditunjukkan melalui pelaksanaan Pelatihan dan Klinik Proposal Penelitian dan Pengabdian Hibah RisetMu Batch IX Tahun 2025. Kegiatan ini digelar oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) selama dua hari, 25–26 Juli 2025, di Hotel Jayakarta, Senggigi, Lombok Barat.

Kegiatan yang diikuti oleh 40 dosen dari berbagai fakultas di lingkungan UMMAT ini menjadi salah satu agenda penting LPPM dalam mengembangkan kapasitas dosen dalam menyusun proposal hibah penelitian dan pengabdian yang selaras dengan standar dan kriteria Hibah RisetMu yang diselenggarakan oleh Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah.

Ketua LPPM UMMAT, Dr. Sri Rejeki, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya sistematis LPPM untuk memperkuat budaya akademik dosen dalam bidang riset dan pengabdian. “Kami menyadari bahwa untuk menghasilkan karya ilmiah dan pengabdian yang berdampak, dosen perlu didukung dengan pelatihan dan pendampingan yang tepat. Melalui pelatihan ini, kami ingin memastikan bahwa para dosen memahami dengan baik skema-skema hibah RisetMu dan mampu menyusun proposal yang sesuai dengan panduan, memiliki keunggulan, dan mampu bersaing secara nasional,” ungkapnya.

Dr. Sri Rejeki menekankan bahwa kegiatan ini tidak sekadar pelatihan, tetapi juga menjadi klinik proposal di mana para peserta dapat membawa draft proposal yang telah mereka susun untuk dikonsultasikan langsung kepada narasumber ahli. Dengan metode ini, peserta mendapatkan evaluasi dan masukan secara langsung terhadap proposal mereka.

“Kami menghadirkan dua narasumber yang kompeten dan berpengalaman di bidangnya, yakni Ir. R. Ahmad Romadhoni Surya Putra, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPM., Asean Eng., dari Litbang Dikti PP Muhammadiyah, serta Dr. Ibrahim, M.Sc.,” tambahnya.

Rektor UMMAT yang diwakili oleh Wakil Rektor II, Ir. Asmawati, M.P., memberikan sambutan dan motivasi kepada seluruh peserta. Ia menyampaikan pentingnya penelitian dan pengabdian sebagai indikator penting dalam penilaian kinerja institusi pendidikan tinggi, termasuk dalam pemeringkatan nasional dan internasional.

“Salah satu komponen penting dalam perankingan universitas adalah publikasi ilmiah, pengabdian masyarakat, dan perolehan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) oleh dosen. Kami sangat mengapresiasi langkah LPPM dalam menyelenggarakan pelatihan ini. Harapannya, para dosen UMMAT dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas penelitian serta menembus jurnal-jurnal bereputasi nasional maupun internasional,” tegasnya.

Ia juga memaparkan data pencapaian UMMAT di tingkat nasional. Berdasarkan database SINTA Muhammadiyah, UMMAT saat ini berada di peringkat 19 dari 191 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia. Dalam database Scopus, UMMAT juga menempati posisi ke-13 dari 83 PTMA yang telah terindeks.

“Ini pencapaian yang membanggakan, tetapi kita tidak boleh cepat puas. Tahun ini, kita menargetkan akreditasi AIPT unggul, sehingga perlu ada lompatan capaian. Kami akan terus mendorong dan mendukung kegiatan penelitian dan pengabdian, termasuk kemungkinan menambah anggaran hibah internal pada tahun 2026,” lanjutnya.

Selain itu, Ir. Asmawati juga menyoroti pencapaian UMMAT dalam aspek keberlanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG’s). Dari 19 isu SDG’s, UMMAT saat ini baru memenuhi 11 poin. Oleh karena itu, ia mengajak para dosen untuk mulai mengeksplorasi isu-isu yang belum tergarap, seperti kemiskinan, gizi, kesehatan, limbah, lingkungan, teknologi, kelautan, dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan.

“Kami berharap dosen-dosen UMMAT bisa menyesuaikan topik penelitian dan pengabdiannya dengan isu-isu SDG’s yang relevan. Hal ini tidak hanya akan memperkaya kontribusi akademik UMMAT terhadap masyarakat dan pembangunan, tetapi juga memperkuat posisi UMMAT dalam kancah nasional dan internasional,” pungkasnya. (HUMAS UMMAT)

UMMAT Gelar Bimtek Plagiarisme: Dorong Mahasiswa Melek Literasi Digital dan Junjung Tinggi Integritas Akademik

UMMAT Gelar Bimtek Plagiarisme: Dorong Mahasiswa Melek Literasi Digital dan Junjung Tinggi Integritas Akademik

Mataram, UPT Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) bangun budaya akademik yang sehat dan berkualitas melalui penyelenggaraan Bimbingan Teknis (Bimtek) Plagiarisme bagi mahasiswa semester akhir. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, pada 22–23 Juli 2025, bertempat di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) UMMAT.

Bimtek ini diikuti oleh puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas yang sedang menjalani proses penyusunan tugas akhir atau skripsi. Fokus utama dari kegiatan ini adalah memberikan edukasi dan pemahaman mendalam mengenai bahaya plagiarisme serta pentingnya literasi digital di tengah arus informasi yang deras dan kemajuan teknologi yang semakin pesat.

Wakil Rektor II UMMAT, Ir. Asmawati, M.P., menegaskan bahwa plagiarisme merupakan salah satu bentuk pelanggaran akademik yang serius dan dapat merusak kualitas intelektual mahasiswa.

“Plagiarisme merupakan perilaku yang tidak baik bagi mahasiswa. Selain merusak citra pribadi, juga berdampak buruk pada kualitas akademik kampus. UMMAT ingin melahirkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berintegritas,” ujarnya.

Asmawati juga mengingatkan bahwa mahasiswa harus mulai membiasakan diri untuk mengutip referensi secara etis, memahami cara menulis ilmiah yang benar, serta membangun pemikiran dan argumen orisinal berdasarkan sumber terpercaya.

Kepala UPT Perpustakaan UMMAT, Iskandar, S.Sos., M.A, turut menjadi pembicara utama dalam kegiatan ini. Ia menyampaikan bahwa kemudahan akses terhadap sumber-sumber daring serta kehadiran teknologi canggih seperti Artificial Intelligence (AI), memunculkan tantangan baru dalam dunia pendidikan tinggi.

“Saat ini, semua informasi tersedia hanya dengan satu klik. Tanpa kemampuan literasi digital yang baik, mahasiswa bisa tergoda untuk menyalin karya orang lain secara utuh tanpa menyadari bahwa itu adalah bentuk plagiarisme,” ungkap Iskandar.

Ia juga menekankan bahwa penggunaan teknologi seharusnya tidak menggantikan proses berpikir kritis mahasiswa. AI dan teknologi lainnya dapat digunakan sebagai alat bantu, bukan sebagai jalan pintas untuk menyusun karya ilmiah.

“Kemajuan teknologi adalah keniscayaan. Namun, tugas kita adalah menggunakannya secara bijak, bertanggung jawab, dan tetap menjunjung tinggi etika akademik,” tambahnya.

Selain memberi edukasi, bimtek ini juga merupakan langkah preventif UMMAT dalam mencegah kasus plagiarisme di kalangan mahasiswa, terutama menjelang proses penulisan tugas akhir yang sering kali menjadi titik rawan pelanggaran etika akademik.

UPT Perpustakaan berkomitmen untuk terus menyediakan pendampingan bagi mahasiswa dalam penggunaan referensi digital, pengelolaan sitasi, hingga pengecekan plagiarisme sebelum karya dikumpulkan. Dalam waktu dekat, UMMAT juga berencana untuk meningkatkan layanan digital library serta integrasi teknologi pendeteksi plagiarisme dengan sistem akademik kampus.

Melalui kegiatan bimtek ini, UMMAT berharap kesadaran mahasiswa terhadap integritas akademik semakin tumbuh dan mengakar kuat sebagai bagian dari budaya belajar yang positif dan produktif.

“Kami ingin mahasiswa tidak hanya lulus, tetapi lulus dengan karya ilmiah yang membanggakan, etis, dan bernilai orisinalitas tinggi,” pungkas Iskandar. (HUMAS UMMAT)

Perkuat Tata Kelola PPG, UMMAT Benchmarking ke Unesa: Gali Inovasi Digital dan Jejaring Global

Perkuat Tata Kelola PPG, UMMAT Benchmarking ke Unesa: Gali Inovasi Digital dan Jejaring Global

Surabaya, Guna meningkatkan mutu dan tata kelola Program Pendidikan Profesi Guru (PPG), Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui tim PPG-nya melakukan kunjungan benchmarking ke Badan Pendidikan Profesi Guru (BPPG) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Selasa, 22 Juli 2025. Kegiatan yang berlangsung di Gedung W1 LPSP, Kampus 2 Lidah Wetan, Unesa, ini menjadi bagian dari komitmen UMMAT untuk terus belajar dari institusi yang telah terbukti sukses dalam mengelola program PPG di tingkat nasional.

Rombongan UMMAT dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd., Si., didampingi oleh Ketua Program Studi PPG, Dr. Intan Dwi Astuti, M.Pd., serta tim. Kedatangan mereka disambut hangat oleh pimpinan BPPG Unesa dan tim penyelenggara PPG.

Kegiatan diawali dengan seremoni pembukaan dan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PPG UMMAT dan BPPG Unesa. Penandatanganan ini menjadi langkah awal dari kolaborasi antara kedua lembaga untuk pengembangan kapasitas kelembagaan, peningkatan mutu akademik, serta pertukaran praktik baik dalam penyelenggaraan PPG.

Dr. Muhammad Nizaar menyampaikan alasan pemilihan Unesa sebagai mitra benchmarking. “Kami memilih Unesa karena rekam jejaknya sebagai penyelenggara PPG yang telah matang. Banyak hal strategis yang ingin kami pelajari dan adopsi, terutama dalam aspek digitalisasi sistem, tata kelola manajemen program, serta inovasi pengembangan kurikulum yang relevan dengan tantangan pendidikan masa kini dan masa depan,” ujarnya.

Selama sesi sharing session, berbagai topik penting didiskusikan, termasuk model Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) mahasiswa PPG Unesa yang sudah diarahkan ke skala internasional. Unesa telah menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan luar negeri dalam rangka memberikan pengalaman praktik yang lebih luas dan bertaraf global bagi para calon guru.

Hal ini menjadi inspirasi bagi UMMAT untuk terus meningkatkan kualitas pengalaman praktik mahasiswa PPG, tidak hanya terbatas pada lingkup lokal, tetapi juga membuka peluang kolaborasi internasional yang dapat memperkaya wawasan dan kompetensi mahasiswa.

“Pengembangan model PPL dengan perspektif global sangat penting untuk mencetak guru yang adaptif terhadap perkembangan zaman, mampu memahami konteks multikultural, dan siap bersaing secara internasional,” ungkap Dr. Nizaar.

Selain itu, UMMAT juga menyoroti sistem pelaporan diri mahasiswa PPG kategori guru tertentu yang telah dikembangkan Unesa melalui platform digital berbasis website. Sistem ini memungkinkan mahasiswa untuk melakukan pelaporan administrasi, progres, dan kebutuhan akademik secara mandiri dan efisien. UMMAT berencana mengembangkan sistem serupa sebagai bagian dari upaya digitalisasi tata kelola layanan akademik di lingkungan PPG UMMAT.

Hal menarik lainnya yang diperoleh dari benchmarking ini adalah model pembinaan alumni PPG yang dikembangkan Unesa. Tidak hanya fokus pada proses pendidikan selama masa studi, Unesa juga membangun sistem pendampingan dan pembinaan berkelanjutan bagi para alumni agar mereka tetap terhubung dengan institusi dan terus mendapat dukungan pengembangan profesional.

UMMAT menyambut baik inisiatif ini dan akan mengadaptasi konsep serupa untuk diterapkan kepada alumni PPG di lingkungannya. “Hubungan yang baik dengan alumni tidak hanya memperkuat jejaring institusi, tetapi juga menjadi tolok ukur keberhasilan PPG dalam mencetak guru profesional yang relevan dan dibutuhkan masyarakat,” imbuh Dr. Nizaar. (HUMAS UMMAT)