📢 PENGUMUMAN KELULUSAN AKHIR Tes Calon Dosen Tetap Persyarikatan Universitas Muhammadiyah Mataram Tahun 2025
Berdasarkan hasil keseluruhan tahapan seleksi Calon Dosen Tetap Persyarikatan Universitas Muhammadiyah Mataram Tahun 2025, mulai dari Tes Potensi Akademik (TPA), Tes Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), Micro Teaching, hingga Wawancara, dengan ini diumumkan daftar peserta yang dinyatakan LULUS SELEKSI AKHIR.
📄 Nama-nama peserta yang lulus dapat dilihat pada lampiran pengumuman di bawah ini.
Kami ucapkan selamat kepada para peserta yang telah berhasil lolos seluruh tahapan seleksi. Semoga amanah baru ini menjadi langkah awal untuk berkontribusi dalam mewujudkan visi UMMAT sebagai Kampus Mencerahkan dan Berkemajuan.
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) secara resmi melepas tiga mahasiswa terpilih untuk mengikuti ajang internasional Ahmad Dahlan International Youth Camp (ADIYC) 2025 dengan tema “Empowering Global Youth Leadership for Sustainable Futures.” Acara pelepasan berlangsung pada Jumat, 24 Oktober 2025, bertempat di Ruang Wakil Rektor III UMMAT.
Adapun ketiga mahasiswa yang akan mewakili UMMAT dalam kegiatan bergengsi tersebut ialah Chinta Shaqila dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Wafik Aziza dari Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), serta Naila Lutfia dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI). Mereka akan berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan ADIYC 2025 yang diselenggarakan pada 28–30 Oktober 2025 di Lembah Khayangan, Kulon Progo – Yogyakarta.
Ahmad Dahlan International Youth Camp merupakan program kepemudaan internasional yang digagas oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sebagai tuan rumah, bekerja sama dengan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas). Kegiatan ini mengangkat beragam isu strategis global yang mendorong kolaborasi lintas disiplin dan negara, di antaranya: Global Health and Well-Being, Social, Language & Cultural, Economics, Business & Management, Future Education, Enhancing Digital Participation & Engagement, Advances in Science & Technology, serta Arts, Innovation & Creativity.
Selain forum diskusi dan seminar internasional, peserta juga akan mengikuti berbagai kegiatan menarik seperti camping & outbound training, competitions, dan international collaboration. Seluruh agenda dirancang untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan, memperkuat jejaring global, serta menumbuhkan semangat inovasi dan kreativitas generasi muda.
Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya atas kesempatan mahasiswa UMMAT untuk berpartisipasi dalam kegiatan berskala internasional tersebut. Menurutnya, ADIYC merupakan wadah penting bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilan global dan memperkuat karakter kepemimpinan.
Dokumentasi Arahan Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd.
“Bukan hanya soal kemampuan akademik, tetapi juga dibutuhkan semangat, ketahanan, dan kekuatan mental dalam memahami dinamika kompetisi. Kami berpesan agar selalu menjaga kesehatan dan etika selama kegiatan berlangsung, karena kegiatan ini bersifat camping di musim hujan,” ujar Dr. Erwin.
Lebih lanjut, Dr. Erwin menegaskan bahwa partisipasi mahasiswa UMMAT dalam kegiatan internasional seperti ADIYC merupakan bagian dari langkah strategis menuju UMMAT Go International. Ia berharap para delegasi dapat membawa nama baik kampus dan kembali dengan pengalaman serta prestasi yang membanggakan.
“Momen pelepasan ini bukan sekadar seremoni, tetapi juga bentuk dukungan universitas dalam menumbuhkan keyakinan dan semangat berprestasi mahasiswa. Mereka adalah agen-agen perubahan yang akan membawa nama baik UMMAT di kancah global,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala BKA UMMAT, Drs. Amil, M.M., menekankan pentingnya menjaga kedisiplinan dan tanggung jawab selama kegiatan berlangsung. Ia berpesan agar mahasiswa senantiasa hadir tepat waktu dan menunjukkan etos kerja tinggi dalam setiap agenda kegiatan.
“Disiplin adalah kunci keberhasilan. Jadikan setiap kegiatan sebagai sarana belajar dan membangun karakter tangguh,” pesannya.
Menariknya, salah satu delegasi, Chinta Shaqila, merupakan mahasiswa yang pernah mengikuti ADIYC pada tahun sebelumnya dan kini kembali dipercaya mewakili UMMAT. Baginya, kesempatan ini menjadi pengalaman berharga untuk terus berkembang dan memperluas jejaring internasional.
“Tahun lalu saya belajar banyak tentang kerja sama lintas budaya dan pentingnya memahami perspektif global. ADIYC mengajarkan saya untuk lebih berani berpendapat, terbuka terhadap perbedaan, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat,” ungkap Chinta. “Saya sangat bersyukur mendapat kesempatan kedua untuk membawa semangat UMMAT dan berbagi pengalaman dengan peserta dari berbagai negara,” tambahnya dengan penuh semangat.
Kalau kamu mau ikut jejak meraka jadi mahasiwa berprestasi. Segera hubungi Biro Kemahasiswaan dan Alumni di nomor 081999884461 (Kepala Bidang Pengembangan Kreativitas dan Prestasi Mahasiswa). (HUMAS UMMAT)
Dokumentasi kegiatan pembukaan silaturahmi wilayah BEM PTMAI.
Mataram , Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menjadi tuan rumah kegiatan Silaturahmi Wilayah (Silatwil) Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Indonesia (BEM PTMAI) Zona 6 wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Kegiatan yang mengusung tema “Menyongsong Gerakan BEM PTMAI Zona 6 dalam Menjawab Tantangan Indonesia Emas 2045” ini resmi dibuka pada Selasa, 21 Oktober 2025, di Auditorium H. Anwar Ikraman UMMAT.
Acara tersebut dihadiri oleh BEM PTMAI dari berbagai kampus di wilayah NTB dan NTT. Kehadiran para peserta ini menjadi bukti nyata semangat kolaborasi dan sinergi mahasiswa Muhammadiyah untuk memperkuat peran strategisnya sebagai agent of change dan agent of control menuju terwujudnya Indonesia Emas 2045.
Ketua Panitia, Muhammad Aditiar, menyampaikan bahwa Silatwil kali ini bukan sekadar ajang temu kader, tetapi juga momentum untuk memperkokoh arah gerakan mahasiswa Muhammadiyah di kawasan timur Indonesia. “Tema ini mengandung pesan penting tentang bagaimana mahasiswa Muhammadiyah harus siap menyongsong Indonesia Emas 2045. Kita harus berperan aktif dalam membangun bangsa, baik sebagai penggerak perubahan maupun pengawal nilai-nilai kebenaran,” ujarnya.
Aditiar menambahkan, kegiatan Silatwil Zona 6 akan berlangsung selama tiga hari, yakni 21–23 Oktober 2025, dengan berbagai rangkaian agenda strategi yang memperkuat sinergi gerakan mahasiswa Muhammadiyah di wilayah NTB dan NTT.
Presiden Mahasiswa UMMAT, Supriadin, menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya sebatas pertemuan, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkuat semangat perjuangan mahasiswa dalam menanamkan nilai-nilai Islam, kebangsaan, dan kemanusiaan. “Silatwil ini harus menjadi ruang aktualisasi gagasan mahasiswa Muhammadiyah untuk menjawab tantangan zaman. Indonesia Emas 2045 bukan hanya cita-cita, tetapi tanggung jawab moral generasi muda untuk mempersiapkan diri dengan kapasitas dan karakter unggul,” ungkapnya.
Di sisi lain, Koordinator Pengembangan dan Pemberdayaan BEM PTMA Indonesia menyoroti pentingnya Silatwil sebagai wadah pembentukan kesadaran bersama agar mahasiswa dapat memberikan kontribusi nyata di lingkungan masing-masing. “Zona 6 ini adalah potensi besar. NTB dan NTT memiliki karakter yang kuat, dan melalui forum seperti ini, kita bisa saling menguatkan serta membangun jejaring gerakan mahasiswa yang produktif dan solutif,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., menyampaikan apresiasi terhadap semangat dan dedikasi mahasiswa dalam menciptakan ruang-ruang intelektual yang membangun.
Dokumentasi Sambutan Wakil Rektor III UMMAT
“Universitas Muhammadiyah Mataram selalu mendukung kegiatan yang mendorong tumbuhnya kepemimpinan dan semangat persahabatan di kalangan mahasiswa.Semoga kegiatan ini melahirkan gagasan-gagasan strategi yang bermanfaat bagi umat dan bangsa,” tuturnya.
Kegiatan Silaturahmi Wilayah BEM PTMAI Zona 6 NTB–NTT diharapkan mampu memperkuat komitmen mahasiswa Muhammadiyah dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Dengan mengusung semangat “Kolaborasi, Inovasi, dan Transformasi,” Silatwil ini menjadi langkah nyata untuk membangun jaringan gerakan mahasiswa yang berdaya guna, berintegritas, dan berorientasi pada kemaslahatan umat.(HUMAS UMMAT)
Mataram, Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Al-Khattab Fakultas Teknik (Fatek) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) sukses menyelenggarakan Darul Arqam Dasar (DAD) pada 6-10 Oktober 2025 bertempat di Gedung Dakwah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Nusa Tenggara Barat.
Kegiatan ini diikuti oleh 43 peserta yang terdiri dari kader IMM se-Kota Mataram dan mahasiswa Fatek UMMAT dari enam program studi. DAD merupakan salah satu jenjang perkaderan dasar yang wajib diikuti oleh calon kader IMM sebagai pintu gerbang menuju proses pembinaan ideologi dan kepemimpinan dalam gerakan mahasiswa Muhammadiyah.
Ketua Panitia, IMMawan M. Jikrulah, menyampaikan bahwa kegiatan ini memiliki tujuan yang sangat penting dalam membentuk karakter dan semangat keislaman di kalangan mahasiswa. “Adapun tujuan dari kegiatan ini antara lain menciptakan generasi IMM yang bertanggung jawab dan berakhlak mulia, membentuk akademisi Islam yang berakhlaqul karimah, membangun masyarakat Islam yang sebenar-benarnya sesuai tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ajang mempersiapkan kader dan memperluas sayap dakwah Muhammadiyah, memperkuat basis gerakan, serta menjadi langkah awal pembentukan komisariat baru di luar kampus UMMAT,” jelasnya.
Rangkaian kegiatan berlangsung selama lima hari dengan suasana penuh semangat dan kebersamaan. Hari pertama, 6 Oktober 2025, dibuka dengan pembukaan resmi dan stadium general, disertai penyerahan calon kader kepada instruktur yang telah di mandat oleh Pimpinan Cabang IMM Kota Mataram.
Selanjutnya, pada hari kedua hingga ketiga, para peserta menjalani proses pembinaan intensif oleh instruktur sesuai dengan Sistem Perkaderan Ikatan (SPI). Materi yang diberikan mencakup pemahaman ideologi Muhammadiyah, keislaman, keilmuan, dan kepemimpinan yang menjadi fondasi penting bagi kader IMM.
Puncak kegiatan berlangsung pada hari keempat, yang diisi dengan Silaturahmi Akbar bersama para senior IMM, Dekan dan Wakil Dekan III Fakultas Teknik, serta seluruh kader IMM se-Kota Mataram. Acara ini sekaligus menjadi penutupan resmi DAD IMM Komisariat Al-Khattab dengan suasana khidmat dan penuh haru.
Agus Kurniawan, M.Eng., selaku Wakil Dekan III Fatek UMMAT, mengapresiasi semangat para peserta dalam mengikuti proses kaderisasi ini. “Darul Arqam Dasar adalah proses penting dalam membentuk karakter dan ideologi mahasiswa sebagai kader Muhammadiyah. Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya memahami nilai-nilai Islam berkemajuan, tetapi juga belajar mempraktikkannya dalam kehidupan akademik dan sosial. Mahasiswa Teknik UMMAT harus mampu menjadi teknokrat Muslim yang unggul dalam ilmu, berakhlak dalam perilaku, dan ikhlas dalam pengabdian. Semangat kaderisasi ini harus terus dijaga agar menjadi budaya yang hidup di lingkungan Fakultas Teknik,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum IMM Komisariat Al-Khattab Fatek UMMAT, IMMawan Alif La Mim Sad, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat melahirkan kader yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh secara spiritual dan sosial.
“Kami berharap DAD kali ini menjadi langkah awal lahirnya kader-kader Al-Khattab yang siap berjuang di jalan dakwah Muhammadiyah, menjaga nilai-nilai Islam berkemajuan, dan berkontribusi nyata bagi umat dan bangsa,” ujarnya. (HUMAS UMMAT)
Lombok Barat, Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) resmi membuka kegiatan Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah (SWA) Tahap I dengan tema “Membentuk Perempuan Wirausaha Kreatif, Mandiri, dan Berkemajuan.” Kegiatan yang berlangsung mulai 18 Oktober hingga 25 November 2025 ini menjadi bagian dari upaya nyata ‘Aisyiyah dalam mendorong kemandirian ekonomi umat, khususnya bagi kaum perempuan di daerah.
Ketua MEK PWA NTB, Hj. Siti Lamusiah, S.Pd., M.Si., menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya kegiatan tersebut. “Alhamdulillah, dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, kegiatan ini dilaksanakan sebagai implementasi dari Panduan Gerakan Ekonomi ‘Aisyiyah melalui Bina Usaha Ekonomi Keluarga ‘Aisyiyah (BUEKA). Program ini merupakan realisasi kerja Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi melalui penumbuhan semangat berwirausaha berbasis nilai-nilai Islam,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sesele, Taufik, S.Pd., mengungkapkan apresiasi atas dipilihnya desa Sesele sebagai lokasi kegiatan. “Kami berterima kasih kepada PWA NTB yang telah memilih Desa Sesele sebagai tempat pelaksanaan SWA. Saat ini ada sekitar 60 pelaku usaha kecil di desa kami. Harapannya, kegiatan ini dapat memajukan UKM lokal dan memperkuat ketahanan ekonomi desa,” ucapnya.
Ketua PWA NTB, Bunda Hj. Shofia Rawiana, S.T., M.T., dalam sambutannya menegaskan bahwa pelaksanaan SWA merupakan langkah strategis dalam membangun kemandirian dan ketangguhan perempuan. “Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah menjadi ruang bagi para perempuan untuk belajar, berjejaring, dan membangun kapasitas diri agar mampu mengelola usaha yang berdaya saing dan berkelanjutan. Melalui program ini, kita ingin melahirkan pengusaha-pengusaha perempuan Aisyiyah yang kreatif, mandiri, dan berkemajuan,” ungkapnya.
Turut hadir Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Dra. Hj. Latifah Iskandar, yang memberikan apresiasi atas sinergi dan kolaborasi antara PWA NTB, pemerintah desa, serta pelaku UMKM lokal. “Saya sangat mengapresiasi inisiatif PWA NTB yang menggandeng pemerintah desa dan pelaku UKM dalam pemberdayaan ekonomi perempuan. Kepala Desa Sesele memiliki cita-cita besar untuk menjadikan UKM desa maju dan mandiri, dan ini langkah yang patut dicontoh,” ujarnya.
Amanat Ketua PP ‘Aisyiyah
Kegiatan SWA Tahap I menghadirkan berbagai narasumber dari Bank BTPN, Bank Danamon, Dinas Perindustrian, Dinas Koperasi, PKK, hingga pelaku UMKM sukses yang berbagi pengalaman dalam mengembangkan usaha secara praktis dan inspiratif.
Adapun sasaran utama program ini meliputi pekerja rumah tangga, perempuan kepala rumah tangga, buruh tani, nelayan, pekerja migran dan keluarganya, serta perempuan difabel. Melalui pelatihan dan pendampingan berkelanjutan, peserta diharapkan mampu meningkatkan kapasitas dalam mengambil keputusan, mengelola usaha secara efektif, serta memanfaatkan teknologi tepat guna untuk meningkatkan nilai jual produk.
Kegiatan ini juga sejalan dengan Isu Strategis ‘Aisyiyah 2022–2027, khususnya Isu 9 tentang “Akses perlindungan bagi pekerja informal sebagai kelompok rentan yang bekerja tanpa jaminan perlindungan sosial.”
Di akhir kegiatan, PWA NTB menegaskan komitmennya untuk menjadikan SWA sebagai gerakan berkelanjutan yang melahirkan perempuan tangguh, produktif, dan berdaya. “Dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang berkelanjutan, kami optimistis SWA akan menjadi kendaraan menuju pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan dan berdaya bagi perempuan Aisyiyah dan masyarakat luas,” pungkas Bunda Shofia. (HUMAS UMMAT)