📢 Informasi Kalender Akademik UMMAT 2025/2026 Universitas Muhammadiyah Mataram resmi merilis Kalender Akademik Tahun 2025/2026 sebagai panduan pelaksanaan kegiatan pendidikan selama satu tahun ke depan.
Segera periksa dan sesuaikan rencana akademik Anda. Mari bersama mewujudkan perkuliahan yang terarah, efektif, dan penuh prestasi!
📂 Kalender Akademik selengkapnya dapat dilihat pada file di bawah ini.
Mataram, Kantor Urusan Internasional dan Kerjasama (KUIK) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menggelar Seminar Internasional bertema “Internationalizing the Mindsets of Students and Staff of UMMAT to Build a More Globally Impactful Campus” pada Kamis, 27 November 2025, bertempat di Auditorium H. Anwar Ikraman UMMAT. Kegiatan ini merupakan salah satu ikhtiar strategis UMMAT dalam memperkuat arah pengembangan kampus berbasis global engagement sekaligus meneguhkan peran sebagai perguruan tinggi Islam berkemajuan di kancah internasional.
Seminar internasional ini dirancang berlangsung selama dua hari. Hari pertama, 27 November 2025, difokuskan bagi dosen dan staf di lingkungan UMMAT. Adapun hari kedua, 28 November 2025, dikhususkan bagi unsur lembaga kemahasiswaan, yang meliputi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Hizbul Wathan (HW), Tapak Suci (TS), serta Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) di seluruh fakultas.
Melalui pola pelaksanaan dua hari ini, KUIK ingin memastikan bahwa proses internasionalisasi di UMMAT menyentuh seluruh lapisan sivitas akademika, mulai dari jajaran dosen dan tenaga kependidikan hingga mahasiswa sebagai generasi penerus dan duta kampus di masa depan.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., menyampaikan apresiasi dan rasa bahagia atas terselenggaranya seminar internasional ini. Beliau secara khusus menyampaikan selamat datang kepada Mr. Andrew Ezekiel, dosen nasional dari Universiti Singapore sekaligus perwakilan Knosmosis LLP Singapore, yang diundang sebagai narasumber utama.
Rektor menegaskan bahwa kehadiran narasumber internasional bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari komitmen nyata UMMAT untuk membuka ruang kolaborasi global. “Atas nama keluarga besar Universitas Muhammadiyah Mataram, kami menyampaikan selamat datang kepada Mr. Andrew Ezekiel. Beliau merupakan ahli dalam pengembangan global mindset, inovasi pembelajaran, dan penguatan kapasitas sumber daya manusia di perguruan tinggi. Melalui seminar ini, kami berharap dosen, staf, dan mahasiswa UMMAT semakin terdorong untuk berpikir global, bekerja profesional, dan tetap berpegang pada nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan,” ujar Rektor.
Lebih lanjut, Rektor menekankan bahwa internasionalisasi tidak hanya diukur dari banyaknya kerja sama luar negeri, tetapi juga dari cara pandang dan budaya kerja di lingkungan kampus. “Internasionalisasi itu bermula dari mindset. Ketika cara pandang kita sudah terbuka, budaya kerja kita berubah, dan kita mulai membiasakan standar global dalam aktivitas akademik, maka secara perlahan UMMAT akan mencatatkan jejaknya di dunia internasional. Di sinilah pentingnya seminar seperti ini, yang tidak hanya memberi pengetahuan, tetapi juga menginspirasi perubahan,” tambahnya.
Dalam sesi pemaparan, Mr. Andrew Ezekiel menjelaskan secara komprehensif mengenai pentingnya global mindset di lingkungan perguruan tinggi. Ia mengawali dengan menggambarkan dinamika dunia pendidikan tinggi yang kian kompetitif dan saling terhubung lintas negara.
Menurutnya, perguruan tinggi seperti UMMAT memiliki peluang besar untuk berkontribusi di tingkat global jika berani mengubah cara pandang dan membuka diri terhadap kolaborasi internasional. “Untuk membangun kampus yang berdampak secara global, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengubah mindset. Dosen dan staf perlu melihat diri mereka sebagai bagian dari komunitas akademik dunia, bukan hanya sebagai pengajar atau pengelola di satu wilayah tertentu. Dari pemanfaatan platform digital, kolaborasi riset lintas negara, hingga keberanian tampil dalam forum internasional, semua itu berawal dari mindset yang terbuka,” jelas Mr. Andrew.
Ia juga menegaskan bahwa internasionalisasi bukan berarti meninggalkan jati diri lokal maupun nilai-nilai keislaman yang dianut UMMAT, melainkan bagaimana menghadirkan nilai-nilai tersebut di panggung global. “UMMAT memiliki kekhasan sebagai kampus Islam berkemajuan. Itu adalah kekuatan, bukan batasan. Tantangannya adalah bagaimana menjadikan kekhasan itu sebagai nilai tambah di tingkat internasional, misalnya dalam kajian keislaman kontemporer, pendidikan, sosial, maupun kemanusiaan,” sambungnya.
Kepala KUIK UMMAT, Asbah, M.Hum., menyampaikan bahwa internasionalisasi adalah jalan utama menuju transformative university sebuah kampus yang tidak hanya mengikuti perubahan dunia, tetapi turut membentuknya. Perubahan mindset menjadi fondasi utama: membuka pikiran, melampaui batas, dan menjadikan setiap sivitas akademika agen transformasi global.
Dengan mindset yang terbuka terhadap kolaborasi internasional, UMMAT diharapkan tidak sekadar tumbuh, tetapi melompat menuju masa depan yang lebih berpengaruh dan bermartabat di panggung dunia. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik (FATEK) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) sukses menyelenggarakan kuliah pakar bertajuk “Pemanfaatan Bendungan untuk Mendukung Ketahanan Air dalam Menghadapi Perubahan Iklim” pada Senin, 24 November 2025, bertempat di Aula Lantai 3 Gedung Rektorat UMMAT.
Kegiatan ini menghadirkan pakar keairan, Ir. Nursetiawan, ST., MT., Ph.D. dari Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebagai narasumber utama. Kuliah pakar tersebut diikuti oleh dosen dan mahasiswa Teknik Sipil UMMAT, serta perwakilan sivitas akademika yang memiliki ketertarikan di bidang sumber daya air dan infrastruktur keairan.
Dekan Fakultas Teknik UMMAT, Dr. Ir. H. Aji Syailendra Ubaidillah, ST., M.Sc., menegaskan urgensi pemanfaatan infrastruktur keairan, khususnya bendungan, di wilayah Nusa Tenggara Barat. Ia menilai, perubahan iklim yang kian terasa menuntut adanya strategi pengelolaan air yang lebih terencana dan berkelanjutan.
“Pemanfaatan bendungan yang efektif dapat menjadi salah satu solusi untuk memastikan ketersediaan air bagi masyarakat, mendukung sektor pertanian, serta menjaga ekosistem kita. Dengan menghadirkan pakar dalam bidang ini, kita berharap dapat menemukan solusi konkret untuk tantangan yang ada,” ungkap Dr. Aji.
Lebih lanjut, ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh dosen dan tim penyelenggara dari Program Studi Teknik Sipil UMMAT yang telah memprakarsai kegiatan kuliah pakar ini. Menurutnya, tema yang diangkat sangat relevan dengan kondisi aktual wilayah NTB yang kerap menghadapi persoalan keterbatasan air di musim kemarau dan ancaman ketidakteraturan pola musim akibat perubahan iklim.
“Tema yang diangkat sangat relevan dan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi wilayah Nusa Tenggara Barat. Kegiatan kolaborasi antar perguruan tinggi, khususnya di lingkup Perguruan Tinggi Muhammadiyah, sangat perlu didukung oleh seluruh pihak baik di tingkat Fakultas maupun Universitas,” tambahnya.
Sebagai narasumber, Ir. Nursetiawan, ST., MT., Ph.D. menyampaikan materi mengenai peran strategis bendungan dalam sistem ketahanan air, mulai dari fungsi penyimpanan air baku, irigasi pertanian, pengendalian banjir, hingga dukungan terhadap kebutuhan domestik dan industri. Ia juga mengulas berbagai tantangan pengelolaan bendungan di tengah perubahan iklim, seperti perubahan pola curah hujan, peningkatan frekuensi kejadian ekstrem, serta kebutuhan adaptasi desain dan pengoperasian infrastruktur.
Dalam paparannya, ia menekankan bahwa bendungan tidak hanya dilihat sebagai bangunan fisik, tetapi sebagai bagian dari sistem pengelolaan sumber daya air terpadu yang melibatkan pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Pengelolaan yang baik diharapkan mampu meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
Ir. Nursetiawan juga memberikan contoh-contoh praktik baik dan strategi teknis yang dapat diterapkan di daerah-daerah yang memiliki karakteristik serupa dengan NTB, baik dari sisi hidrologi, topografi, maupun sosial-ekonomi. Dengan demikian, materi yang disampaikan tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif dan kontekstual dengan kebutuhan daerah.
Kegiatan kuliah pakar ini sejalan dengan komitmen UMMAT, khususnya Program Studi Teknik Sipil, untuk menghadirkan proses pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan zaman dan tantangan lokal. Melalui kegiatan akademik semacam ini, UMMAT berupaya memperkuat kontribusinya dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang teknik sumber daya air dan ketahanan lingkungan di wilayah Nusa Tenggara Barat.
Di akhir sesi, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi interaktif. Para peserta tampak antusias mengajukan pertanyaan seputar perencanaan bendungan, manajemen operasi, potensi pemanfaatan bendungan multifungsi, hingga peluang riset lanjutan yang dapat dikembangkan bersama. Suasana dialog yang hangat menunjukkan besarnya minat mahasiswa dan dosen Teknik Sipil UMMAT terhadap isu ketahanan air dan perubahan iklim. (HUMAS UMMAT)
Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) resmi mengumumkan hasil akhir seleksi Calon Tenaga Kependidikan Tetap Tahun 2025.
Selamat kepada para peserta yang dinyatakan lulus seleksi. Terima kasih pula kepada seluruh pelamar yang telah berpartisipasi dan mempercayakan UMMAT sebagai tempat untuk berkarya dan mengabdi.
📌 Daftar nama peserta yang lulus seleksi dapat dilihat pada dokumen pengumuman di bawah ini.
Mataram, Lembaga Penelitian dan Pengembangan ‘Aisyiyah (LPPA) Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Nusa Tenggara Barat menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Buku Sejarah ‘Aisyiyah NTB, Rabu, 19 November 2025, bertempat di aula lantai 3 Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT). Kegiatan ini menjadi langkah monumental untuk menghimpun, merawat, dan menuliskan memori kolektif gerakan perempuan Islam berkemajuan di Bumi Gora dalam sebuah karya bertajuk Buku Sejarah ‘Aisyiyah NTB.
Mengusung tema “Merangkai Sejarah, Menguatkan Identitas: Penyusunan Buku Sejarah ‘Aisyiyah NTB sebagai Warisan Peradaban”, FGD ini menghadirkan para senior, sesepuh, dan tokoh penting PWM–PWA NTB yang menjadi saksi perjalanan panjang kiprah ‘Aisyiyah di berbagai daerah di Nusa Tenggara Barat. Suasana kegiatan berlangsung hangat namun sarat nuansa intelektual, mempertemukan berbagai generasi ‘Aisyiyah dari para pionir hingga kader penerus dalam satu ruang dialog sejarah dan peradaban.
Para sesepuh yang hadir menyampaikan berbagai data historis, potongan pengalaman, serta catatan-catatan penting yang selama ini banyak tersimpan dalam ingatan dan arsip personal. Melalui forum ini, fragmen-fragmen sejarah tersebut mulai dirangkai menjadi narasi utuh tentang perjuangan, kontribusi sosial, dan dinamika organisasi ‘Aisyiyah dari masa ke masa.
Kegiatan FGD turut dihadiri oleh Ketua PWM NTB yang diwakili oleh Drs. H. Nasri Anggara, M.A., para sesepuh PWM seperti Ayahanda Drs. H. Syamsudin Anwar, serta Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PWM NTB, Yusron Saudi. Dalam sambutannya, Drs. H. Nasri Anggara, M.A., menegaskan bahwa penyusunan buku sejarah ini bukan sekadar upaya dokumentasi organisasi, melainkan bagian dari tanggung jawab peradaban.
Dokumentasi Focus Group Discussion Berlangsung
“Sejarah adalah identitas. Bila kita tidak mendokumentasikannya, maka generasi setelah kita akan berjalan tanpa akar. Buku ini menjadi penegasan bahwa ‘Aisyiyah NTB telah dan terus berperan dalam membangun masyarakat,” ujarnya.
FGD ini menjadi momentum strategis untuk menyusun kerangka historiografi yang komprehensif, mulai dari fase perintisan organisasi, perkembangan lembaga pendidikan dan kesehatan, hingga kiprah sosial-kemanusiaan ‘Aisyiyah di berbagai kabupaten/kota di NTB. Para peserta memberikan masukan mendalam terkait periodisasi sejarah, tokoh-tokoh kunci, jejak dakwah di akar rumput, hingga peristiwa-peristiwa monumental yang dinilai layak diabadikan dalam buku sebagai rujukan generasi mendatang.
Ketua pelaksana kegiatan yang juga Ketua LPPA PWA NTB, Prof. Dr. Nikmatullah, M.A., dalam pemaparannya menyampaikan bahwa hasil FGD ini akan menjadi fondasi utama bagi tim penyusun dalam merumuskan struktur dan isi buku sejarah secara ilmiah, sistematis, dan faktual.
“Kita ingin menghadirkan buku sejarah yang bukan hanya informatif, tetapi juga inspiratif. Buku yang dapat dibaca oleh akademisi, kader muda, dan masyarakat luas untuk memahami kontribusi besar ‘Aisyiyah dalam membangun NTB,” paparnya.
Lebih jauh, Prof. Nikmatullah menekankan bahwa penyusunan buku sejarah ini juga menjadi bagian dari upaya penguatan tradisi intelektual di lingkungan ‘Aisyiyah. Dengan pendokumentasian sejarah yang sistematis dan terorganisir, diharapkan gerakan ‘Aisyiyah di NTB memiliki rujukan otentik yang dapat menjaga kesinambungan langkah, menguatkan identitas, sekaligus memperkokoh perannya sebagai pelopor pemberdayaan perempuan berkemajuan.
FGD ditutup dengan penyepakatan komitmen bersama untuk melanjutkan proses pengumpulan, verifikasi, dan pengembangan data sejarah. Para peserta optimistis bahwa buku sejarah ‘Aisyiyah NTB yang akan lahir dari proses panjang ini kelak menjadi warisan intelektual berharga bukan hanya mencatat masa lalu, tetapi juga menerangi arah gerak ‘Aisyiyah sebagai gerakan perempuan Islam berkemajuan di masa depan. (HUMAS UMMAT)