MATARAM-Dalam rangka memperingati Milad Aisyiyah yang ke 105 Hijriyah, Pimpinan Wilayah Aisyiyah NTB bersama Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menggelar seminar kesehatan dengan mengusung tema “Imunoterapi sebagai Penemuan Dunia untuk Solusi Sehat dan Awet Muda” (4/5).
Imunoterapi merupakan bentuk perawatan kanker yang memanfaatkan sistem kekebalan tubuh (imun) manusia untuk melawan kanker. Imunoterapi mampu menghambat pertumbuhan sel kanker dengan memanfaatkan system imun hingga pada akhirnya dapat menyembuhkan pasien dari kanker.
Dalam sambutannya,
Dekan FIK merasa bangga karena dapat memberikan sumbangsih dalam menyampaikan
risalah pencerahan. Beliau berharap Muhammadiyah kedepannya akan semakin maju dengan
terus memberikan sumbangsih positive baik untuk masyarakat umum, para ibu-ibu,
maupun putri Muhammadiyah. “Dalam Milad Aisyiyah yang ke 105 ini, saya berharap
akan lahir agent-agent pencerah sehingga Muhammadiyah dan Aisyiyah khususnya
dapat menjadi organisasi pencerah untuk Indonesia berkemajuan”, tutur Nurul
Qiyaam, M.Farm, Klin, Apt.
Setiap tahunnya
kira-kira 8,2 juta orang meninggal karena berbagai jenis kanker (menurut data
terbaru WHO). Saat ini diketahui ada lebih dari seratus jenis kanker yang
menyerang manusia. Maka dari itu seminar ini sangat perlu dan penting untuk
dilakukan dalam rangka mengedukasi masyarakat terutama mahasiswa dan ibu-ibu
Aisyiyah agar dapat mengenali dan mencegah kanker sedari awal.
Ketua PWA NTB
menyampaikan bahwa Aisyiyah merayakan milad yang ke 105 ini dengan mengangkat tema
“Aktualisasi Risalah Pencerahan untuk Dakwah Melintas Batas”. Berdasarkan
pidato Milad oleh ketua umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, risalah pencerahan ini
mengadung pesan untuk menyebarluaskan dan mewujudkan beragama yang mencerahkan
kehidupan. Selain itu, diantara pesan Risalah Pencerahan ialah agar warga Muhammadiyah
dan umat Islam mengembangkan pandangan, sikap, dan praktik keagamaan yang berwatak
tengahan (wasathiyah), membangun perdamaian, menghargai kemajemukan, menghormati
harkat martabat kemanusiaan laki-laki maupun perempuan, menjunjung tinggi keadaban
mulia, dan memajukan kehidupan umat manusia.
“Beragama yang mencerahkan juga dapat diwujudkan dengan mengembangkan khazanah iqra serta sikap hidup jujur, amanah, adil, ihsan, dan kasih saying terhadap seluruh umat manusia tanpa diskriminasi sebagai aktualisasi nilai dan misi Islam sebagai penyempurna akhlak dan penyebar rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil‘alamin)”, jelas Shofia Rawiana, ST.,MT.
Kegiatan yang
dilaksanakan di Aula Rektorat UMMAT ini resmi dibuka Bapak Drs. H.Arsyad Abd
Gani, M.Pd. Dalam sambutannya, Rektor mengapresiasi PW Aisyiyah NTB yang menggagas
kerjasama dengan FIK UMMAT dalam memeriahkan Milad yang ke 105 tahun dengan
memanfaatkan fasilitas persyarikatan. “Kami mengucapkan selamat atas Milad
Aisyiyah sekaligus mengapresiasi kerjasamanya dengan FIK UMMAT untuk melakukan
risalah pencerahan”, ucapnya.
Rektor menambahkan
bahwa proses edukasi terhadap masyarakat terutama kepada kader perempuan
Muhammadiyah harus tetap menjadi prioritas. Dengan demikian, Aisyiyah dapat lebih
tanggap dan peduli pada kemajuan kehidupan masyarakat sehingga tercipta
masyarakat yang baldatun thoyyibatun warrobun ghafur.
Rektor juga mengharapkan
Aisyiyah untuk memaksimalkan perannya dalam membentuk keluarga sakinah mawaddah
warohmah. Harapan ini sengaja disampaikan oleh Rektor UMMAT berdasarkan cerita
dan keluh dari beberapa kepala daerah dengan semakin tingginya tingkat
perceraian di NTB. “Semoga Aisyiyah bisa lebih memaksimalkan perannya dalam mencerahkan
kehidupan terutama dalam membentuk keluarga sakinah mawaddah warohmah”, tutup
Rektor UMMAT tersebut. (Dhie)
Tim Assesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi (BAN PT) dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Dr. Aan Listiana,
S.Pd., M.Pd. dan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Prof. Dr. Ir. Arita
Marini, M.E. akan melakukan proses visitasi yang meliputi pemeriksaan
berkas-berkas akreditasi serta fasilitas yang mendukung untuk perkuliahan
seperti laboratorium microteaching, laboratorium komputer, laboratorium bahasa,
laboratorium tematik, perpustakaan, dan administrasi penunjang yang lain.
Dr. Aan Listiana, S.Pd., M.Pd. menjelaskan bahwa
kegiatan visitasi ini merupakan proses klarafikasi dari borang yang sudah
dikirim. Ia mengucapkan selamat untuk rektor beserta seluruh jajaran lebih
khusus pimpinan yang ada di FKIP yang sudah lolos visitasi. “Sekarang ini untuk
lolos visitasi harus ada tes plagiasinya sehingga kalau ditemukan plagiarismnya
maka borang yang bapak/ibu kirim tidak akan divisitasi”, jelas Doktor UPI
tersebut.
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram mengungkapkan bahwa tahun ini merupakan tahun ketiga program studi PGSD berdiri. Dalam kurun waktu tiga tahun, PGSD sudah melakukan visitasi akreditasi sebanyak dua kali. “Kami merasa bahagia sekaligus bangga bisa diakreditasi sebelum ada mahasiswa yang diwisuda karena biasanya program studi itu akan diakreditasi setelah ada alumninya”, ungkap H. Arsyad Abd. Gani.
Kemudian lanjutnya, setiap program studi harus
siap dengan visitasi akreditasi dengan terus mengedepankan kualitas layanan
akademik sehingga mampu diterima baik oleh mahasiswa dan stakeholder yang
berkepentingan. Visitasi akreditasi juga harus menjadi cermin nyata terhadap
kinerja perguruan tinggi/ program studi sehingga mampu memberikan gambaran
mutu, efisiensi, serta relevansi suatu program studi yang diselenggarakan
sehingga meningkatkan kredibilitasnya di tengah masyarakat.
“Kegiatan visitasi akreditasi ini merupakan suatu
kemajuan dan pencapaian yang luar biasa bagi UMMAT lebih khusus PGSD FKIP
karena ini merupakan bukti komitmen teman-teman untuk meningkatkan kredibilitas
program studi sehingga kepercayaan masyarakat akan bisa meningkat”, jelas
Rektor UMMAT.
Lebih lanjut, Ia mengharap arahan, bantuan, dan
bimbingan dari tim assessor untuk memperbaiki manajemen pengelolaan program studi
PGSD sehingga kedepan PGSD bisa menjadi salah satu point proyek UMMAT dan akan
mampu bersinergi positif dengan keberadaan Muhammadiyah Boarding School.
“Kami sudah memiliki Muhammadiyah Boarding School
yang meliputi layanan penitipan anak, paud, dan taman kanak-kanak. Insya Allah tahun ini kami akan membuka tingkat
sekolah dasar. Besar harapan kami bahwa PGSD ini akan menghasilkan lulusan yang
berkualitas dan lulusan terbaik nantinya akan ikut mengembangkan Muhammadiyah
Boarding School yang kami miliki”, harap Rektor UMMAT.
Diakhir sambutannya, Arsyad Abd. Gani mengatakan
bahwa semua Program studi wajib melaksanakan akreditasi sesuai peraturan yang
ditetapkan oleh dirjen dikti. Semoga dengan adanya visitasi akreditasi ini,
program studi PGSD FKIP-UMMAT menjadi lebih berkualitas dan mendapatkan nilai
yang baik sesuai yang harapan. “Dengan begitu mahasiswa PGSD yang insya Allah
nanti menjadi angkatan perdana pada wisuda tahun 2020 bisa mengantongi nilai
akreditasi”, tutupnya (Dhie)
MATARAM-Persatuan Mahasiswa dan Alumni Bidikmisi (PERMADANI DIKSI)
adalah Forum Mahasiswa dan Alumni Bidikmisi tingkat Nasional. Forum ini digagas
oleh beberapa orang mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi untuk memudahkan
pengkoordinasian atau menjalin komunikasi antar sesama mahasiswa penerima
beasiswa bidikmisi di seluruh Indonesia. PERMADANI DIKSI dideklarasikan dalam
forum Bidikmisi Nasional di Jakarta pada 27 April 2014, dan diresmikan pada
Silaturahmi dan Musyawarah Nasional Permadani Diksi Nasional pada 10 April 2015
di Universitas Hasanudin, Makassar.
Pembukaan Silaturahmi dan
Musyawarah Nasional Persatuan Mahasiswa dan Alumni Bidikmisi Nasional (SMNPDN)
tahun 2019 ini diadakan di gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjosoemantri,
Universitas Gadjah Mada (22-26/4).
Kegiatan ini dihadiri oleh 295 peserta dari mahasiswa dan alumni Bidikmisi. Mereka berasal dari 130 Perguruan Tinggi baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) seluruh Indonesia yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Peserta pada tahun ini termasuk Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) yang mengirimkan dua orang delegasinya yaitu Muh. Sauqy (Program Studi Perpustakaan-Fisipol) dan Sri Soleha (Program Studi PPKn-FKIP).
Salah satu tujuan
kegiatan ini yaitu membentuk kepengurusan baru Persatuan Mahasiswa dan Alumni
Bidikmisi Nasional untuk menyatukan cita-cita bersama antar mahasiswa dan
alumni Bidikmisi yaitu mewujudkan generasi emas Indonesia dan memutus mata
rantai kemiskinan yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 serta Bhineka
Tunggal Ika.
Tujuan lain
dilaksanakan kegiatan ini yaitu untuk menjalin dan mempererat silaturahmi dalam
meningkatkan solidaritas dan kebersamaan seluruh perguruan tinggi se-Indonesia
serta selalu meningkatkan rasa cinta dan pengabdian kepada masyarakat, bangsa,
dan negara, serta lingkungan hidup.
Sebagai salah satu peserta SMNPDN, Sauqy berharap dengan diadakan kegiatan ini, peserta mampu memberikan sumbangsih yang lebih baik lagi sehingga eksistensi beasiswa bidikmisi sebagai program unggulan pemerintah dalam bidang pendidikan dapat dipertahankan. “Sudah menjadi tanggungjawab alumni dan mahasiswa beasiswa bidikmisi untuk mendukung pemerintah dalam mewujudkan tujuan besar yaitu mencetak generasi emas Indonesia dan memutus rantai kemiskinan masyarakat”, harap mahasiswa penerima bidikmisi UMMAT tersebut.
Ia juga mengucapkan
terima kasih kepada Menteri Pendidikan Tinggi kerena telah memberikan beasiswa
Bidikmisi. “Secara umum saya mengucapkan terimakasih kepada Kemenristekdikti
yang telah membantu kami secara financial sehingga kami bisa mengembangkan diri
lebih maju dari sebelumnya”, tutur Sauqy. Ia menambahkan semoga kedepannya
UMMAT diberi kuota lebih banyak lagi untuk medapatkan beasiswa Bidikmisi
tersebut. (Dhie)
MATARAM-Dalam rangka mendukung program gubernur NTB dalam hal penguatan literasi informasi masyarakat, UPT Perpustakaan UMMAT melakukan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) dengan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah NTB. Kegiatan ini berlangsung di halaman kantor Perpusda NTB. Adapun poin kerjasama yang dilakukan yaitu berkaitan dengan penyediaan sumber daya manusia yang diperlukan dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga perpustakaan serta pengelolaan perpustakaan (22/4).
SDM merupakan hal yang
paling urgent dalam keberadaan dan keberlangsungan perpustakaan. Tentu sumber daya yang dimaksud
yaitu mereka yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menjalankan tugas
dan fungsi setiap perpustakaan.
Iskandar, S.Sos., MA selaku kepala UPT Perpustakaan UMMAT yang hadir menandatangani MoU tersebut mengatakan sumber daya pengelola perpustakaan harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam mengolah bahan pustaka sampai siap pakai serta mampu menyelenggarakan layanan bahan pustaka kepada masyarakat pemakai. “Kita perlu SDM yang mampu berinovasi agar perpustakaan menjadi central informasi bagi masyarakat sehingga perpustakaan dapat menyajikan informasi yang berkualitas”, imbuhnya.
Iskandar menambahkan
bahwa kerjasama ini penting untuk dilakukan mengingat Badan Perpustakaan dan
Arsip Daerah NTB merupakan lembaga yang salah satu tugasnya adalah meningkatkan
literasi informasi masyarakat. Perpustakaan Daerah memiliki posisi strategis
dalam fungsinya sebagai penyediaan informasi.
“Saya berharap
kedepannya kerjasama ini akan terus ditingkatkan tidak hanya pada soal
pengembangan sumber daya manusia dan pengelolaan perpustakaan, tetapi juga
masuk pada ranah pendidikan literasi pada masyarakat”, harap Iskandar.
Hal tersebut penting
untuk dilakukan karena melihat kondisi literasi masyarakat begitu
memprihatinkan. Masyarakat mudah terjebak pada keadaan yang provokatif akibat penyebaran
informasi-informasi hoax yang begitu banyak. Masyarakat gampang saling
menyalahkan akibat mengkonsumsi informasi yang kebenarannya belum dipastikan.
“Maka dari itu, tugas kita
bersama untuk mengedukasi masyarakat agar lebih selektif memilih, mengecek, dan
memverifikasi setiap informasi, baru kemudian menyimpulkan apakah informasi
tersebut layak jadi berita atau tidak”, jelas kepala UPT Perpustakaan UMMAT
tersebut.
Iskandar juga
mengungkapkan bahwa langkah edukatif tersebut juga sudah dilakukan oleh UPT Perpustakaan
UMMAT dalam rangka meminimalisir pemerolehan informasi hoax terutama dikalangan
mahasiswa. Diinternal UMMAT sudah dilakukan proses edukasi bagi mahasiswa agar bisa
memperoleh berita-berita yang berkualitas.
“Kami berkomitmen untuk
terus mengadvokasi literasi informasi mahasiswa melalui penyelenggaraan
pelatihan yang berhubungan dengan trik dan strategi penelusuran informasi.
Dengan begitu, mahasiswa bisa mendapatkan gambaran informasi yang benar-benar
kredibel sehingga bisa digunakan sebagai basis data ilmiah dan tentunya terhindar
dari informasi hoax”, ungkap Iskandar. (Dhie)
Pada periode ketiga Rencana Induk Pengembangan Lembaga (2018-2023), Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus melakukan pembenahan dan peningkatan mutu institusi. Upaya ini dilakukan agar UMMAT mampu berdaya saing baik ditingkat nasional lebih-lebih di kawasan ASEAN yang merupakan visi universitas islami ini. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu meningkatkan kerjasama dengan berbagai Bank Mitra UMMAT terutama yang berkaitan dengan pelayanan keuangan.
Baru-baru ini UMMAT mendapat reward dari PT Bank Muamalat Indonesia Tbk dalam bentuk software pendukung layanan smart campus. Wakil Rektor Dua yang membidangi bagian keuangan dan kepegawaian, Siti Lamusiah, S.Pd., M.SI mengatakan reward ini sangat membantu untuk memudahkan implementasi layanan smart campus.“Kita berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan keuangan UMMAT, Alhamdulillah Bank Muamalat memberikan kita hadiah berupa software jadi penerapan integrasi system billing dan payment solution untuk layanan pembayaran tagihan mahasiswa bisa kita maksimalkan”, ungkapnya.
Menindaklanjuti keberadaan reward ini, seluruh pegawai keuangan UMMAT mendapat sosialisasi
sekaligus pelatihan dari Direktur PT Inovasi Cipta Teknologi, Maulana Romadoni,
SE sebagai salah satu vendor penyedia layanan smart campus. Pelatihan ini sebagai upaya memberikan pemahaman
kepada pegawai keuangan agar siap bekerja dengan system yang baru. “Untuk tahun
ajaran baru nanti, semua transaksi pembayaran uang kuliah mahasiswa sudah
menggunakan System Virtual Account (VA),
jadi pegawai keuangan harus paham dengan layanan ini”, tambah Siti Lamusiah.
Dengan menggunakan sistem VA ini, ada beberapa
keuntungan yang diperoleh. Pertama, memudahkan mahasiswa karena bisa melakukan
pembayaran dimanapun berada. Kedua, mengurangi antrian panjang saat melakukan
pelaporan lunas SPP. “Kita juga berikhtiar untuk mengintegrasikan system
keuangan dengan bidang akademik sehingga kedepan mahasiswa bisa langsung ngisi
KRS tanpa melakukan aktifasi melalui loket SPP”, harap Wakil Rektor Dua.
Setelah pelatihan berakhir, salah satu pegawai keuangan UMMAT menjelaskan bahwa melalui system VA ini mahasiswa bisa melakukan pembayaran menggunakan berbagai metode pembayaran modern seperti transfer melalui ATM, Internet Banking, Mobile Banking, dan SMS Banking. Mahasiswa tidak perlu lagi antri di teller Bank untuk melakukan pembayaran, meskipun pembayaran melalui teller juga masih bisa dilakukan. “Pembayaran melalui teller Bank tetap bisa dilakukan hanya caranya lebih sederhana, yaitu dengan mengisi formulir setoran seperti biasanya, cukup langsung memberitahukan nomor VA sebagai no rekening tujuan yang”, jelas Ramlah Budiarti, SE. (Dhie)
MATARAM-Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus melaju dengan misinya mewujudkan kampus yang islami/islamic university. Sejalan dengan misi tersebut, UMMAT melaksanakan talkshow tutorial TOAFL (Test of Arabic of Foreign language bagi para tutor TOAFL yang ada dilingkungan Universitas Muhammadiyah Mataram.
UPT Bahasa UMMAT yang bertanggungjawab dalam
kegiatan talkshow ini menghadirkan salah satu dosen UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yakni Dr. Muhbib Abdul Wahab, MA sebagai inisiator yang meresmikan
pedoman Test of Arabic of Foreign
language di UIN Syarif Hidayatullah sebagai pemilik hak cipta (HAKI) panduan
TOAFL tahun 2000 (14/4).
Asbah, S.Pd., M. Hum selaku kepala UPT Pusat Pengembangan dan Pelatihan Bahasa menginformasikan bahwa saat ini UPT Bahasa UMMAT sedang mencari program yang ideal untuk panduan test kompetensi Bahasa Arab. “Seperti yang kita ketahui bahwa test Bahasa Arab itu sedikit berbeda dengan Bahasa Inggris. Jadi saat ini kami sedang mencari metode dan materi yang ideal untuk penerapan TOAFL tersebut”, tuturnya.
Selain itu, mahasiswa yang bukan berasal dari
program studi Bahasa Arab masih menilai Bahasa Arab sebagai bahasa yang asing, sehingga
menempatkannya setara dengan TOEFL terkesan agak susah. Maka dari itu, dalam
pelaksanaan TOAFL membutuhkan banyak proses karena kemungkinan akan muncul
beberapa kendala yang dihadapi. “Dengan berbagai alasan yang ada, membekali
tutor terkait materi maupun metode untuk TOAFL dirasa sangat penting untuk
dilakukan”, tambah Asbah.
Sebelum memberikan kesempatan kepada pemateri,
Asbah yang sekaligus menjadi moderator mengharapkan keberadan Ma’had UMMAT
dapat membantu pengembangan program Bahasa Arab meski ada program studi Bahasa Arab
di Fakultas Agama Islam. Dengan begitu, kedepan alumni UMMAT mampu memiliki
kecakapan dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Arab.
Dalam
mengawali penyampaiannya, inisiator TOAFL ini menyampaikan visi misi TOAFL yaitu
menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa studi islam dan ilmu pengetahuan. Untuk
merealisasikan visi tersebut, beberapa misinya yaitu yang pertama standardisasi
dan sertifikasi tingkat kemampuan Bahasa Arab peserta studi islam dan ilmu
pengetahuan di Indonesia, khususnya untuk program S1, S2, dan S3. Kedua, mensosialisasikan
model evaluasi kemampuan Bahasa Arab yang memungkinkan pembelajar islam untuk mengembangkan
kemahirannya dalam Bahasa Arab, terutama kemampuan memahami teks Arab.
Beliau
mengatakan bahwa TOAFL merupakan sebuah nama test yang mulanya dibuat dalam
bahasa Arab. Karena pertimbangan susah dilafalkan, sulit dikenal, dan kurang
laku di masyarakat sehingga dipakelah nama TOAFL.
“Secara
substansi TOAFL berbeda dengan TOEFL tapi secara test atau teknik pengujiannya
kurang lebih sama karena menerapkan model tes objektif berupa multiplechoices dengan empat opsi”, ujar
Muhbib Abdul Wahab.
Beliau
menambahkan bahwa standar dalam penilaian hasilnya sengaja dalam bentuk pilihan
ganda agar hasilnya tidak bergantung pada suasana atau keadaan yang menilai. “Kalau
pilihan ganda siapapun bisa memeriksa
hasil testnya, apalagi sekarang bisa menggunakan menggunakan mesin scanner,
jadi pasti lebih efektif dan efisien”, tambahnya.
Lebih
lanjut dosen UIN Syarif Hidayatullah ini menjelaskan, salah satu kelemahan
TOAFL sampai saat ini belum memiliki oral test karena mulai tahun 2000an hanya
fokus pada subjektif test seperti essay, pertanyaan semi tertutup atau semi
terbuka. Jadi Bahasa Arab hari ini sangat jauh tertinggal dibandingkan Bahasa Inggris
yang sudah memiliki standardisasi test untuk productive skills. Test Bahasa Arab selama ini diperkirakan baru mampu
mengukur tingkat kemampuan receptivenya
saja. “Jadi dosen UMMAT diharapkan mampu berinisiatif untuk membuat test yang dapat
menguji kemampuan berbicara sebab dalam TOAFL ini membutuhkan pemahaman
menengah keatas baik dalam receptive
skills maupun productive skillsnya”,
himbau beliau. (Dhie)