Mataram – Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup perlu dilakukan secara sistematis dan terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup, yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Oleh karena itu Pascasarjana UMMAT bekerjasama dengan Mahkamah Konstitusi RI menggelar kuliah umum yang dilaksanakan pada hari Kamis, 30 Desember 2021 di aula lantai 4 gedung FIK UMMAT. Adapun tema dari kegiatan ini yaitu “Hukum Lingkungan dalam Perspektif Konstitusi”, dan diikuti oleh 85 peserta, terdiri dari Pejabat Struktural UMMAT, Para Dosen dalam lingkup Pascasarjana UMMAT, dan Mahasiswa Pascasarjana yang berasal dari Magister Hukum dan Magister Ilmu Lingkungan. Adapun narasumber kuliah umum kali ini adalah Prof. Dr. H. Anwar Usman, SH., MH yang merupakan Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.


Kegiatan kuliah umum ini merupakan rangkaian kegiatan dari Mahkamah Konstitusi RI yang bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Mataram setelah Seminar Nasional dengan tema “Membentuk Karakter Pelajar Pancasila” yang diselenggarakan di Aula H. Anwar Ikraman UMMAT pada pagi harinya.
Dalam sambutan Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram yang diwakilkan oleh Wakil Rektor I, Dr. Syafril, M.Pd., mengatakan kegiatan kuliah umum dengan tema Hukum Lingkungan dalam Perspektif Konstitusi merupakan salah satu upaya efektif, sebagai upaya penguatan pemahaman mahasiswa terhadap pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan melalui program kuliah umum yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi.
“Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain,” ujarnya.
Di akhir sambutannya beliau berharap kegiatan kuliah umum ini bisa menjadi wadah pengayaan ilmu pengetahuan serta penguatan pemahaman terkait pengelolaan dan penataan lingkungan hidup bagi mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Mataram. (Humas UMMAT)

Mataram – Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP Universitas Muhammadiyah Mataram bekerjasama dengan Mahkamah Konstitusi menggelar seminar nasional dengan tema “Membentuk Karakter Pelajar Pancasila” pada hari Kamis, 30 Desember 2021. Kegiatan ini berlangsung di Aula H. Anwar Ikraman UMMAT yang dihadiri oleh Yang Mulia Ketua Mahkamah Konstitusi, YM. Dr. Anwar Usman Datuak Rajo Alam Batuah Karaeng Makulle Galesong, S.H., M.H., Y.M. Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi, Prof. Dr. Aswanto Karaeng Sitaba Galesong, S.H., M.Si., DFM., Y.M. Hakim Konstitusi, Prof. Dr. Arief Hidayat Karaeng A’rinra Galesong, S.H., M.S., Y.M. Hakim Konstitusi, Prof. Dr. Enny Nurbaningsih, S.H., M.Hum., Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi, Prof. Dr. M. Guntur Hamzah, Prof. Dr. Widodo Eka Cahyana, SH.,M.Hum. (selaku kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI), Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram dalam hal ini diwakilkan oleh Wakil Rektor I. Dr. Syafril, M.Pd., para wakil rektor, para dekan, direktur, Wakil Dekan, Kaprodi, dan civitas Universitas Muhammadiyah Mataram
Dalam sambutan Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram yang diwakilkan oleh Wakil Rektor I, Dr. Syafril, M.Pd., mengatakan dalam buku Edward Said yang berjudul “Orientalism” dibagian prolog tertulis bahwa orang-orang barat memandang orang-orang timur seperti papan tulis yang nilai-nilainya dapat dihapus kapan saja dan dapat dipaksakan nilainya untuk diikuti oleh kita. Lalu dalam buku “Mampukah Indonesia Bangkit”, seorang penulis bernama Raden Kartono Kamanjaya membuat sebuah resolusi terhadap terjadinya kemerosotan culture dari bangsa kita dan membuat konsep tentang revolusi mental.


“Revolusi mental sesungguhnya sudah digaungkan oleh Raden Kartono Kamanjaya di buku “Mampukah Indonesia Bangkit” tahun 2000. Itu didasari pada terjadinya kemerosotan budaya pada masyarakat jawa saat itu sehingga harus ada upaya untuk melakukan revitalisasi kultural secara mendasar. Dan pada seminar nasional kali ini yang mengambil tema “Membentuk Karakter Pelajar Pancasila” akan mampu menjawab kekhawatiran Raden Kartono Kamanjaya sekaligus mengantisipasi betapa kuatnya arus intervensi kultural asing kedalam culture kita sebagai bangsa yang sangat pluralitas ini,” ujarnya.
Diakhir sambutannya beliau berpesan bahwa Pancasila sebagai wujud dari pikiran, nilai dan tradisi yang tumbuh berkembang di bangsa kita yang multicultural ini.
“Kita boleh berpikir luas melampaui jagad ini tapi jangan lupa tempat kita berpijak, ada nilai, ada culture yang mendasari kita berpijak di negara ini dan salah satu pijakan paling dasar itu adalah Pancasila,”.
Selanjutnya Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi, Prof. Dr. M. Guntur Hamzah, dalam sambutannya juga mengatakan seminar nasional ini merupakan kegiatn yang tergolong istimewa karena biasanya seminar seperti ini dilakukan bersama fakultas hukum tetapi kali ini Mahkamah Konstitusi dengan FKIP UMMAT.
“Dan ini sekaligus mengkonfirmasi bahwa Mahkamah Konstitusi sangat terbuka dalam melakukan kerjasama bukan terbatas dengan fakultas hokum saja tetapi juga dengan fakultas-fakultas lain. Karena sejatinya konstitusi itu adalah milik semua, tidak terpisahkan oleh sekat-sekat fakultas dan konstitusi adalah milik bangsa kita, Indonesia,” jelasnya.
Terlebih lagi lanjutnya dalam Undang-Undang Dasar 1945 terdapat dokumen moral, antropologi, kosmologi yang mencakup semua aspek kehidupan berbangsa yang dapat ditelaah dengan semua disiplin ilmu bukan hanya ilmu hukum. Oleh karena itu Mahkamah Konstitusi terus merangkul semua mitra intelektual dari perguruan tinggi di semua disiplin ilmu.


“Seminar Nasional ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari visi dan ikhtiar Mahkamah Konstitusi dalam fungsi sebagai the guardian of constitution dan sekaligus sebagai the guardian of state ideology. Agar nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 semakin dimengerti, dipahami dan di internalisasi oleh seluruh warga negara termasuk penyelenggara seperti dosen, mahasiswa dan pelajar,” imbuhnya.
Membuka acara secara resmi kegiatan tersebut sekaligus sebagai Keynote Speech, Ketua Mahkamah Konstitusi, Y.M. Dr. Anwar Usman Datuak Rajo Alam Batuah Karaeng Makulle Galesong, S.H., M.H., mengatakan sebuah bangsa dapat menjadi besar dan maju tergantung dari kesinambungan perjalanannya.
“Jika setiap era dan fase perjalanan terus berlanjut dan mengalami perubahan yang lebih baik serta terdapat pembaruan dan inovasi yang diwujudkan maka kebesaran sebuah bangsa hanya tinggal menunggu waktunya saja,” jelasnya.
Ditambahkannya, begitu pula sebaliknya jika kesinambungan tidak dapat dijaga maka keberadaan bangsa dan negara tidak akan mengalami kemajuan bahkan akan mengalami kemunduran atau kehancuran.
“Sesuai dengan firman Allah yang saya kutip sekaligus menjawab apa yang disampaikan Wakil Rektor I, mampukah Indonesia bangkit, maka jawabannya “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib seseorang atau sebuah kaum kecuali orang itu atau kaum itu merubahnya sendiri,”
Oleh karena itu lanjutnya, dalam rangka kesinambungan tersebut proses regenerasi mutlak harus dilakukan. Salah satu ikhtiar dalam menjaga proses regenerasi bangsa adalah dilakukannya pendidikan karakter bagi pemuda, pelajar dan mahasiswa sebagai mana telah digagas dan diwujudkan dalam kegiatan seminar ini.
Di akhir pidatonya beliau berpesan bahwa untuk menjadikan negara dan mengangkat derajat bangsa adalah dengan ilmu dan pendidikan. Karena masa depan bangsa akan ada di pundak pelajar saat ini. Maka, jadilah pelajar yang memiliki karakter yang memiliki jiwa identitas bangsa, yakni Pancasila.
“Tanpa jiwa dan karakter yang kuat sebagai bangsa, maka jati diri bangsa akan tergerus oleh budaya bangsa lainnya,” tegasnya.
Selanjutanya seminar nasional tersebut dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh pemateri atau narasumber yang berasal dari Mahkamah Konstitusi RI yaitu Prof. Dr. Aswanto, S.H, M.Si., DFM., Prof. Dr. Arief Hidayat, S.H., M.S., dan Prof. Dr. Enny Nurbaningsih, S.H., M.Hum. (Humas UMMAT)

Mataram — Universitas Muhammadiyah Mataram menggelar Bimbingan Teknis Akreditasi Program Studi (APS) versi 4.0 Instrumen AIPT Akreditasi 3.0 dengan tema Pengembangan Perguruan Tinggi Berorientasi Mutu. Bimbingan Teknis ini diselenggarakan pada hari Senin, 27 Desember 2021 di Aula lantai III gedung Rektorat dan diikuti oleh pejabat struktural di bidang akademik UMMAT, mulai dari tingkat universitas sampai prodi. Hadir memberikan materi dalam bimbingan teknis ini adalah Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, Dr. Teuku Ramli Zakariya MA. Selain itu, kegiatan ini dihadiri juga Wakil Rektor I Dr. Syafril M.Pd (Accompanying Spekaer), dan Ktua LPMI UMMAT Dr. Junaidin, M.Pd. (Moderator).
Rektor UMMAT, Dr. H. Arsyad Abd. Gani, M.Pd., dalam sambutan sekaligus membuka kegiatan ini mengatakan mutu pendidikan tinggi berhubungan erat dengan persoalan dalam mengajukan proposal dan lain-lainnya yang tidak lepas dari mutu pendidikan. Apalagi peran ketua program studi sangat menentukan dalam memprogram atau memikirkan bagaimana mutu pendidikan di masing-masing program studinya tersebut.
“Oleh karena itu, kita berterima kasih kepada Bapak Teuku Ramli yang telah berkenan untuk mengisi pembekalan bagi kita semua dalam rangka mempersiapkan diri kita dalam mengelola pendidikan tinggi, khususnya diberi amanah oleh UMMAT sebagai sebuah lembaga pendidikan yang memiliki struktur untuk bisa bersaing dengan dunia luar dan berbagai perguruan tinggi yang sedang berlomba-lomba untuk menuju peningkatan mutu pendidikan tinggi,” ujarnya.
Di sisi lain dalam presentasinya Dr. Teuku Ramli Zakariya MA., mengatakan seluruh unsur pimpinan, pendidik, karyawan dan peserta didik pada lembaga pendidikan Muhammadiyah perlu memiliki kesadaran tentang pentingnya upaya mewujudkan pendidikan bermutu karena hanya dengan pendidikan bermutu kita dapat meningkatkan SDM UMMAT, untuk mencapai kemajuan, dan memenangi persaingan dalam kehidupan nyata.
“Kesimpulannya mereka maju bukan karena persoalan keuangan, bukan persoalan materi, tetapi persoalan professional. Karena sekarang ini kita bukan bersaing dengan ijazah tetapi bersaing dengan kompetensi. Perguruan tinggi Muhammadiyah sangat penting menyadari tentang mutu pendidikan, jadi seluruh unsur harus sadar,” imbuh Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah tersebut.
Ditambahkannya dalam karakteristik dan keunggulan yang perlu dikembangkan pada lembaga pendidikan Muhammadiyah antara lain pembudayaan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, disiplin, kebersihan, dan kelebihan yang khas, yang membanggakan bagi siswa dan lulusan.
“Ada beberapa semangat kerja islami yang harus kita amalkan yaitu kerja keras, kerja cerdas, kerja totalitas dan kerja ikhlas. Beberapa hal itu adalah salah satu kunci untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi,” ujarnya.
Diakhir presentasinya yang dilanjutkan dengan sesi diskusi dan Tanya jawab, Ia mengajak seluruh unsur yang ada di UMMAT untuk mengamalkan nilai-nilai islami bukan hanya dibaca tetapi diimplemntasikan sebagai jalan untuk berdakwah pada tahap-tahap awal dengan niat untuk membumikan Al-Qur’an untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Al-Qur’an itu diamalkan dalam kehidupan Anda, banyak orang yang topi hajinya sudah tinggi, berkali-kali naik haji tetapi kalau di kantor masih mau korupsi, itu bukan mental Muhammadiyah,” ujarnya di akhir presentasinya dalam memaparkan nilai-nilai islami yang harus dibangun di UMMAT.
Sebelum memulai diskusi Wakil Rektor I, Dr. Syafril M.Pd juga memberikan pengantar, Beliau mengatakan sesuai dengan Visi UMMAT yaitu islami Mandiri dan Berdaya Saing dikawasan ASEAN maka nilai-nilai islami penting untuk direnungi bersama, agar UMMAT tidak hanya berkembang secara kuantitaif tetapi juga berkualitas.
“Sebagai perguruan tinggi islami kita tidak hanya berkembang secara kuantitatif tetapi berkualitas. Kerja kita adalah kerja keras bukan kerja malas, kerja kita adalah kerja cerdas bukan kerja culas, kerja kita adalah kerja totalitas bukan kerja serba terbatas dan kerja kita dalah kerja ikhlas bukan kerja mengharapa isi tas,” (Humas UMMAT).

Mataram — LLDikti Wilayah VIII kembali menyelenggarakan Apresiasi (Award) kepada Perguruan Tinggi tahun 2021 di lingkungan LLDIKTI Wilayah VIII yang dilaksanakan di Aula Bima Kantor LLDIKTI Wilayah VIII pada Jumat, 24 Desember 2021. Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa Perguruan Tinggi yang ada di Wilayah VIII yaitu Bali dan Nusa Tenggara Barat.
Sambutan Kepala LLDIKTI Wilayah VIII, Prof Dr I Nengah Dasi Astawa,M.Si., mengatakan bahwa, perguruan tinggi di Bali dan NTB sangat membanggakan baik dalam perbaikan infrastuktur ,perbaikan dalam sumber daya manusia, dan begitu juga perbaikan lainnya. Atas perbaikan yang dilakukan secara terstuktur berbasis structural, sejak itu progresifitas perguruan tinggi lebih baik. perguruan tinggi sekarang itu tidak lagi bersaing tapi ingin bersanding.
” Dulu siapa yang lebih banyak dapat mahasiswa itu yang bagus. Tapi sekarang masyarakat itu sudah cerdas dalam memilih, publik sekarang mengutamakan bersanding. Perguruan tinggi yang bersanding mereka berkompetisi dan kami LLDIKTI selalu memberikan apresiasi,” ucapnya.
LLDIKTI Wilayah VIII memberikan apresiasi kepada perguruan tinggi yang memenuhi 8 kategori yaitu pengelolaan PDDIKTI, Inovasi, Hibah PKKM (Program Kompetisi Kampus Merdeka, Akreditasi Unggul dan Program Studi Peringkat A Terbanyak, Green Campus, proaktif dalam bidang pelayanan, guru besar terbanyak, kontribusi dalam bidang transportasi untuk Kementerian dan LLDIKTI Wilayah VIII.
Universitas Muhammadiyah Mataram dalam award tersebut mendapatkan penghargaan dari LLDIKTI wilayah VIII yaitu penghargaan penerima hibah PKKM (Program Kompetisi Kampus Merdeka). Penghargaan ini merupakan buah manis dari kerja keras semua pihak di lingkup UMMAT dan menjadi penyemangat untuk lebih baik lagi di tahun yang akan datang.
Wakil Rektor IV Drs. Abdul Wahab, MA., yang mewakili UMMAT untuk menerima awards tersebut merasa bangga karena di wilayah pergurun tinggi yang ada di NTB hanya UMMAT yang memperoleh penghargaan sebagai penerima hibah PKKM (Program Kompetisi Kampus Merdeka).
“Menjadi suatu kebanggaan untuk UMMAT menerima penghargaan ini sehingga nantinya kampus kita bisa bekerja sama dan dijadikan acuan atau leader untuk kegiatan karya ilmiah PKKM untuk kampus-kampus yang ada di sini, karena hanya kampus kita yang mendapat penghargaan ini di NTB,” ujarnya.
Ditambahkannya, Ia berharap hal ini juga bisa menjadi motivasi untuk para dosen-dosen yang ada dilingkup UMMAT agar lebih kreatif lagi dalam membimbing mahasiswanya untuk menulis karya ilmiah, dan tentunya realisasi dalam bentuk praktek di lapangan dalam rangka meningkatkan kreativitas mahasiswanya. (Humas UMMAT)