MATARAM–Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggandeng Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melatih para trainers untuk sosialisasi cara pengelolaan keuangan. Kegiatan yang dihadiri sekitar lima belas perguruan tinggi (PT) yang ada di pulau Lombok dan pulau Sumbawa itu akan berlangsung selama tiga hari yakni 20 hingga 22 Agustus 2019. Masing-masing perguruan tinggi diminta mengirim sepuluh orang dosen/pengajar untuk menjadi peserta. Kegiatan tersebut merupakan training of trainers (ToT) bersertifikasi bagi para dosen dan akademisi perguruan tinggi.
“Kegiatan ToT yang melibatkan dosen/pengajar sebagai peserta dan calon trainers ini adalah langkah yang tepat sebab mereka dapat mengedukasi mahasiswa terkait masalah keuangan. Selanjutnya mahasiswalah yang akan menyebarluaskan informasi penting tersebut kepada masyarakat umum”, jelas Dr. H. Arsyad Abd. Gani, M.Pd selaku Rektor UMMAT (20/8).
Harapannya, pemahaman tentang pengelolaan keuangan ini bisa tersebar luas kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan yang diadakan di kampus. “Kegiatan ToT ini cukup penting untuk diadakan karena melalui kegiatan seperti ini, peserta dalam hal ini dosen akan dilatih untuk menjadi instruktur masalah keuangan”, katanya.
Lebih lanjut ia menambahkan bahwa informasi keuangan perlu diketahui dan dipahami khalayak. Sudah saatnya masyarakat diberi pengetahuan masalah mengelola keuangan. “Ini akan menjadi amanah kita bersama, bapak ibu yang hadir pada hari ini untuk menyampaikan kepada mahasiswa dan masyarakat terkait tata cara pengelolaan keuangan. Dengan demikian, masyarakat kita menjadi masyarakat yang tangguh dan dewasa dalam masalah keuangan”, tambahnya.
Kepala Otoritas Jasa keuangan (OJK) NTB mengatakan bahwa secara umum OJK memiliki tugas untuk mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan sektor jasa keuangan di Indonesia. Dengan begitu tugas dan amanat OJK NTB yaitu untuk menjaga stabilitas sistem keuangan masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Barat.
“Kami berkomitmen untuk mewujudkan sektor jasa keuangan yang kokoh, stabil, tumbuh dengan sehat dan berperan optimal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat NTB”, tandas kepala OJK NTB, Farid Faletehan.
Dia peryaca bahwa dengan adanya pelatihan instruktur atau training of trainers tersebut, memudahkan OJK untuk mewujudkan cita-citanya yaitu masyarakat dapat mengelola keuangan dengan baik. Adapun langkah yang ditempuh yakni merubah mindset masyarakat. Saat keuangan membaik atau stabil, masyarakat harus berpikir untuk saving bila perlu untuk investing sehingga ketika keuangan berada pada titik yang lemah masyarakat tidak kesusahan, paling tidak dalam memenuhi kebutuhan primernya.
“Kami berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi pengelolaan keuangan agar tumbuh keuangan yang berkelanjutan dan stabil bagi masyarakat NTB khususnya dan Indonesia pada umumnya”, tegasnya. (Dhie)