Mataram– Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Musik, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menorehkan tinta emas dengan meraih Juara Harapan II dalam ajang bergengsi Lomba Musikalisasi Puisi Mahasiswa dan Pelajar Tingkat Nasional 2025, yang digelar oleh Universitas Tidar (UNTIDAR), Magelang, Jawa Tengah, bekerja sama dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Kompetisi ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, dan diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai perguruan tinggi dan sekolah menengah di seluruh Indonesia.
Dalam lomba ini, UKM Musik UMMAT menampilkan puisi legendaris karya Taufik Ismail berjudul “Kita Adalah Pemilik Sah Negeri Ini”, yang diaransemen ulang dalam bentuk musik rock yang energik dan penuh semangat. Aransemen tersebut menjadi simbol semangat pemuda dan kecintaan terhadap nilai-nilai luhur Pancasila. Penampilan UKM Musik tidak hanya menyuguhkan komposisi musik yang apik, tetapi juga melibatkan unsur teatrikal dengan menggandeng satu anggota Teater Sasentra UMMAT sebagai pembaca puisi yang tampil langsung di atas panggung pada malam final, 3 Juni 2025.
Kolaborasi ini berhasil menyuguhkan pertunjukan yang memukau, menggabungkan kekuatan kata dan harmoni musik dalam satu panggung ekspresi yang penuh makna. Perpaduan antara sastra dan musik dalam penampilan tersebut memberikan kesan mendalam bagi dewan juri maupun penonton yang hadir di auditorium UNTIDAR.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dosen pendamping, Linda Ayu Darmurtika, S.S., M.Si., yang turut mendampingi proses persiapan hingga pelaksanaan lomba. Ia mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian mahasiswa dan menekankan pentingnya seni sebagai media yang sarat nilai edukatif. “Musik bukan sekadar alunan melodi yang singgah sesaat di pendengaran, melainkan sarana menyampaikan nilai dan pesan dengan cara yang elegan. Musikalisasi puisi adalah ruang ekspresi yang kaya akan nilai literasi, budaya, bahkan moralitas”, jelasnya.
Linda juga menyampaikan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari proses panjang latihan, diskusi intens, dan eksplorasi kreatif yang dilakukan mahasiswa dengan semangat dan dedikasi tinggi.
Wakil Rektor III UMMAT bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Erwin, M.Pd., turut menyampaikan apresiasi dan kebanggaan atas capaian luar biasa yang diraih UKM Musik dalam ajang nasional tersebut. “Saya merasa sangat bangga dan terharu atas capaian yang diraih oleh UKM Musik UMMAT dalam ajang Lomba Musikalisasi Puisi Nasional. Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa kreativitas dan semangat berkesenian mahasiswa kita terus tumbuh dan berkembang secara positif”, tuturnya.
Lebih lanjut, Dr. Erwin menambahkan bahwa kegiatan seni seperti musikalisasi puisi bukan hanya wadah ekspresi estetika, melainkan juga merupakan media penting dalam penguatan karakter, kerja tim, dan kecintaan terhadap budaya literasi.
“Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh tim UKM Musik yang telah bekerja keras, berlatih dengan penuh dedikasi, dan mampu mengharumkan nama kampus di kancah nasional. Harapan saya, capaian ini tidak berhenti di sini. Semoga UKM Musik terus konsisten berproses, menciptakan karya-karya yang bermakna, dan menjadi inspirasi bagi UKM lain di lingkungan UMMAT,” lanjutnya.
Ia juga menegaskan bahwa pihak universitas senantiasa mendukung seluruh aktivitas positif mahasiswa baik di bidang akademik maupun non-akademik, sebagai bagian dari komitmen membina generasi unggul yang berakhlak dan berdaya saing.
Sementara itu, Ketua UKM Musik UMMAT, Lalu Razanov atau akrab disapa Gibol, tidak dapat menyembunyikan rasa syukur dan kebanggaannya atas raihan timnya. “Kami sangat bersyukur dan bangga atas raihan ini. Semua ini adalah hasil kerja keras tim, dukungan dari universitas, serta doa dari seluruh civitas akademika UMMAT”, ujarnya penuh semangat.
Gibol juga menegaskan bahwa pencapaian ini bukanlah akhir, melainkan titik awal dari perjuangan UKM Musik UMMAT dalam menapaki kancah seni nasional dan bahkan internasional. “Ini bukan akhir, melainkan awal dari perjuangan kami. Kami akan terus belajar dan mengembangkan diri, serta berkomitmen mengharumkan nama UMMAT di tingkat nasional bahkan internasional”, pungkasnya.
Melalui prestasi ini, UKM Musik UMMAT berharap dapat menjadi sumber inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus mengembangkan potensi diri, tidak hanya di bidang akademik tetapi juga dalam bidang seni dan budaya. UMMAT pun berharap prestasi ini dapat menjadi pemicu lahirnya karya-karya mahasiswa yang berkualitas dan berdampak luas bagi masyarakat.
Semangat berkarya, berinovasi, dan mengharumkan nama kampus menjadi komitmen yang terus digaungkan oleh seluruh anggota UKM Musik, sebagai wujud nyata peran aktif mahasiswa dalam mewujudkan generasi muda yang kreatif, berkarakter, dan cinta tanah air. (HUMAS UMMAT)
Mataram, 22 Mei 2025— Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menunjukkan komitmennya dalam memajukan dunia pendidikan, khususnya di bidang sains, melalui penyelenggaraan Olimpiade Fisika dan Matematika (FISMAT) tingkat SMA/MA se-Kota Mataram. Kegiatan bergengsi yang berlangsung selama dua hari, terhitung dari tanggal 21 hingga 22 Mei 2025 ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Fisika dan Matematika FKIP UMMAT dengan mengusung tema inspiratif: “FISMAT: Jembatan Pengetahuan untuk Mengasah Nalar dan Menyelesaikan Misteri Alam”.
Kegiatan ini diikuti oleh puluhan siswa-siswi terbaik dari 10 sekolah menengah atas dan madrasah aliyah di Kota Mataram, antara lain MAN 1 Mataram, MAN 2 Mataram, MAN 3 Mataram, MAS Al-Intishor, SMAN 6 Mataram, SMAN 7 Mataram, MAS Ar-Raisyah, MA Nurul Jannah NW Ampenan, MA Plus Abu Hurairah Mataram, dan SMA IT Yarsi Mataram. Kehadiran para peserta dari berbagai latar belakang sekolah ini mencerminkan semangat kolaborasi dalam membangun atmosfer pendidikan yang kompetitif, sehat, dan inspiratif.
Ketua Panitia, Bima Nurul Huda, menyampaikan bahwa olimpiade ini bukan hanya sekadar ajang adu kecerdasan, tetapi merupakan ruang belajar yang menyenangkan dan menantang. “Kami ingin memberikan wadah bagi generasi muda untuk mengeksplorasi sains secara lebih dekat. Melalui kegiatan ini, mereka tidak hanya menghafal rumus, tetapi juga diajak berpikir kritis, kreatif, dan sistematis dalam menyelesaikan persoalan-persoalan nyata yang ada di sekitar mereka”, ujarnya.
Bima juga menyoroti pentingnya mengubah paradigma tentang sains di kalangan pelajar. “Fisika dan Matematika kerap kali dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan. Padahal, jika dipelajari dengan pendekatan yang tepat, kedua ilmu ini justru membuka cakrawala berpikir yang luas. Lewat FISMAT, kami ingin menunjukkan bahwa belajar sains bisa menyenangkan dan menantang sekaligus”, tambahnya.
Ketua BEM FKIP, Sastrawan Barqah Yulyanto, menyatakan rasa bangganya terhadap inisiatif HMPS Fisika dan Matematika yang turut serta menciptakan ruang-ruang edukatif di kampus. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Ini adalah bukti nyata bahwa mahasiswa FKIP UMMAT tidak hanya aktif dalam kegiatan akademik, tetapi juga produktif dalam menghadirkan inovasi dan kontribusi nyata bagi pendidikan. Ini juga mempertegas posisi FKIP sebagai fakultas yang berorientasi pada kemajuan dan pembangunan karakter peserta didik”, katanya.
Sementara itu, Ketua Program Studi Matematika, Abdillah, M.Pd., dalam paparannya menekankan pentingnya akses terhadap ilmu pengetahuan di era digital. “Saat ini belajar Fisika dan Matematika semakin mudah dengan dukungan teknologi seperti aplikasi, perangkat lunak, dan media pembelajaran digital. Kita tidak bisa lagi menjadikan sulitnya akses sebagai alasan. Yang dibutuhkan adalah konsistensi dan kemauan untuk belajar”, ujarnya.
Abdillah juga menambahkan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga adaptif terhadap perkembangan zaman. “Di tengah arus perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan, kita butuh generasi yang tidak malas berpikir. Mereka harus punya nalar yang tajam dan daya saing tinggi untuk bisa bertahan dan berkontribusi”, tegasnya.
Puncak semangat dan motivasi peserta terlihat saat Dekan FKIP UMMAT, Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd., Si., menyampaikan sambutan resmi. Dalam kesempatan tersebut, beliau menjelaskan bahwa FISMAT bukan hanya tentang lomba, tetapi juga tentang semangat mencintai ilmu pengetahuan. “Kami ingin menumbuhkan ghiroh belajar siswa dalam bidang Fisika dan Matematika. FKIP UMMAT berkomitmen menciptakan ekosistem pendidikan yang mendorong lahirnya calon guru profesional, cerdas, dan tangguh menghadapi tantangan zaman”, jelasnya.
Dr. Nizaar juga menekankan bahwa sains bukanlah sesuatu yang asing dalam kehidupan manusia. Ia menyampaikan bahwa salah satu tokoh sains Indonesia, Prof Yohanes Surya yang memperkenalkan konsep Semesta Estato, yakni alam semesta sebagai sistem yang harmonis dan penuh misteri. “Melalui sains, kita bisa memahami keteraturan semesta dan tempat kita di dalamnya. Oleh karena itu, mempelajari Fisika dan Matematika bukan semata soal angka, tapi tentang memahami hidup itu sendiri”, ungkapnya.
Lebih lanjut, beliau juga mengajak para guru pendamping yang hadir untuk terus membuka ruang eksplorasi bagi siswa. “Guru memiliki peran strategis. Jangan matikan rasa ingin tahu siswa. Dari pertanyaan-pertanyaan kecil itulah lahir penemuan besar. Ciptakan ruang dialog, ruang eksperimen, dan suasana belajar yang menyenangkan agar mereka berani bertanya dan berpikir”, pesannya. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Kantor Urusan Internasional (KUI) dan Kerja Sama terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan kapasitas mahasiswa di level global dengan menggelar kegiatan sosialisasi Program Beasiswa International Talent Education Special Program (INTENS) yang bekerja sama dengan lembaga Intact Base Surabaya, Pada Jumat, 16 Mei 2025.
Kegiatan yang berlangsung di Ruang Sidang Utama Rektorat UMMAT ini menghadirkan Direktur Intact Base Surabaya, Andre SO, sebagai narasumber utama. Ia memaparkan berbagai peluang beasiswa studi ke luar negeri, khususnya ke Taiwan, yang terbuka luas bagi mahasiswa Indonesia. Dalam pemaparannya, Andre menjelaskan bahwa program INTENS merupakan platform pendampingan pendidikan internasional yang berfokus pada pemberdayaan pelajar Indonesia agar dapat mengakses pendidikan tinggi di luar negeri melalui skema beasiswa penuh, salah satunya dari Kementerian Pendidikan Taiwan.
“Melalui program INTENS, mahasiswa bisa mendapatkan pembiayaan penuh untuk melanjutkan studi di universitas terkemuka di Taiwan. Tidak hanya kuliah, tetapi juga bisa mengikuti skema dual degree 3+1, di mana tiga tahun kuliah di Indonesia dan satu tahun di luar negeri. Ini peluang emas yang harus dimanfaatkan,” terang Andre.
Wakil Rektor IV, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I., menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang terjalin dengan Intact Base Surabaya. Beliau menekankan bahwa UMMAT sangat terbuka terhadap bentuk kolaborasi internasional yang dapat memperkuat eksistensi global mahasiswa dan institusi.
“Sosialisasi ini menjadi langkah awal yang penting. Kita berharap ada tindak lanjut berupa penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dalam waktu dekat agar kerja sama ini tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga implementatif dan berkelanjutan,” ungkap Dr. Zaenuddin dalam sambutannya.
Sementara itu, Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kerja Sama UMMAT, dalam paparannya menjelaskan bahwa UMMAT saat ini tengah mengembangkan program-program unggulan berbasis internasional, termasuk Dual Degree Program 3+1 dengan sejumlah perguruan tinggi di Taiwan. Program ini didukung penuh oleh Kementerian Pendidikan Taiwan dan menjadi salah satu inisiatif penting dalam mendorong mahasiswa untuk berkiprah di tingkat global.
“Ke depan, kami ingin lebih banyak mahasiswa UMMAT yang mampu menjangkau pendidikan internasional. Ini bukan hanya tentang studi, tetapi juga tentang membangun jejaring global, meningkatkan kompetensi lintas budaya, serta memperluas wawasan sebagai generasi muda yang siap berkontribusi di era globalisasi,” jelasnya.
Kegiatan sosialisasi ini dihadiri puluhan mahasiswa dari Fakultas Teknik. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan dan diskusi interaktif yang muncul selama sesi berlangsung. Para peserta juga mendapatkan informasi teknis mengenai cara mendaftar, persiapan dokumen, serta dukungan yang diberikan oleh Intact Base dalam proses aplikasi beasiswa.
Di akhir kegiatan, pihak KUI mengajak seluruh mahasiswa untuk terus mempersiapkan diri menghadapi peluang internasional ini, baik melalui peningkatan kemampuan bahasa Inggris, penguatan profil akademik, maupun pengembangan soft skills.
“Terima kasih kepada tim dari INTENS Program atas kolaborasi dan sharing yang luar biasa hari ini. Kami berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut. Untuk mahasiswa UMMAT, ayo siapkan dirimu dari sekarang. Informasi lebih lanjut bisa didapatkan di International Office UMMAT,” tutup Asbah, M.Hum dengan semangat (HUMAS UMMAT).
Mataram – Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas akademik mahasiswa dengan menggelar Systematic Literature Review (SLR) Competition 2025. Kompetisi ini merupakan upaya untuk membantu mahasiswa mengatasi kesulitan dalam penulisan artikel akademik serta mengajarkan teknik konversi makalah menjadi paper yang siap diterbitkan. Acara ini merupakan kali pertama diadakan oleh Kelas Riset Angkatan 3 FKIP, bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UMMAT.
Sebagai bagian dari persiapan, panitia menggelar webinar bertajuk “AI for Writing” pada 24 Januari 2025. Webinar ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan teknik penulisan paper yang baik dan efektif, sehingga dapat menghasilkan karya ilmiah berkualitas tinggi.
Setelah sesi webinar, peserta diminta mengumpulkan paper yang kemudian diseleksi secara ketat oleh tim penguji. Sebanyak 21 paper dari berbagai fakultas diterima dalam kompetisi ini, dan setelah melalui tahap seleksi, 5 paper terbaik dipilih untuk maju ke sesi presentasi final di hadapan penguji. Presentasi ini berlangsung pada 17 Maret 2025, bertempat di Ruang Pertemuan Rektorat Lantai 3 UMMAT.
Kompetisi ini menghadirkan penguji kompeten, yakni Dr. Syaharuddin, M.Si dan Dr. Mappanyompa, M.Pd., yang merupakan pembina kelas riset dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Fakultas Agama Islam (FAI). Dalam keterangannya, Dr. Syaharuddin menegaskan bahwa SLR Competition dirancang sebagai wadah pelatihan bagi mahasiswa dalam menulis paper ilmiah yang baik. Ia juga menambahkan bahwa output dari kegiatan ini adalah publikasi paper dalam prosiding LPPM, yang berkontribusi pada peningkatan publikasi akademik di UMMAT.
Pada tahap akhir kompetisi, diumumkan beberapa pemenang terbaik. Yakni, Terbaik satu diraih oleh Hanik dari Program Studi PPKN . Terbaik kedua diraih oleh Fira dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI). Terbaik Ketiga diraih oleh Baiq Fera Sumita Putri dari Administrasi Bisnis. Terbaik keempat diraih oleh Chinta Shaqila dari PBI dan Terbaik kelima diraih oleh Amatullah Haniyah Nabilah dari Administrasi Bisnis.
“Para pemenang akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai, piala, dan kesempatan publikasi. Selain itu, kelima peserta terbaik juga memperoleh tiket masuk Kelas Riset tanpa seleksi, yang dapat mereka ikuti pada semester lima mendatang”, ujar Dr. Syahar.
Dengan suksesnya penyelenggaraan SLR Competition 2025, UMMAT berharap kompetisi ini dapat menjadi agenda rutin setiap semester dan mampu meningkatkan kualitas riset serta publikasi mahasiswa. Hal ini sejalan dengan visi universitas dalam mencetak lulusan yang unggul dan berdaya saing (HUMAS UMMAT).
Mataram, 20 Februari 2025 – Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) dengan penuh semangat menyambut Delegasi University Sains Islam Malaysia (USIM) dalam rangka Global Islamic Outreach (GISO) 2025. Acara ini mengusung tema Implementation of Agreement Between USIM and Faculty of Islamic Studies UMMAT dan bertujuan untuk mempererat kerja sama akademik antara kedua institusi.
Dekan FAI UMMAT, H. Muhirdan, M. Si., menyampaikan rasa gembira atas kehadiran delegasi USIM. Beliau menjelaskan bahwa Malaysia dan Indonesia memiliki akar budaya yang sama, yakni rumpun Melayu, sehingga kerja sama yang terjalin harus terus diperkuat. “Bagaimana tradisi-tradisi akademik yang dibangun oleh USIM dan UMMAT, khususnya di FAI, harus saling mengenal. Dalam Al-Qur’an dijelaskan pentingnya kolaborasi, dan kita akan memperkuat MoU agar civitas akademika FAI UMMAT juga bisa berkunjung ke USIM,” ujarnya.
Sementara itu, Academic Supervisor USIM, Dr. Amiruddin Mohd Sobali, mengungkapkan rasa terima kasih atas sambutan yang hangat dan penuh kekeluargaan. “Kami dari USIM, khususnya Fakultas Pengajian Al-Qur’an dan Sunnah, sangat mengapresiasi atas sambutan hangat UMMAT. Kegiatan ini tidak akan berhenti di sini, tetapi akan terus berlanjut di masa mendatang. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Surah Al-Mujadalah:11, bahwaAllah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan. InsyaAllah, USIM dan UMMAT dapat saling bertukar ilmu untuk kemajuan universitas kita,”ungkapnya.
Dr. Amiruddin juga menambahkan bahwa ia terinspirasi oleh film Sang Pencerah, yang menceritakan perjuangan Muhammadiyah dalam dunia pendidikan. Menurutnya, film tersebut sangat relevan dalam membangun kesadaran mahasiswa untuk membawa perubahan dan inovasi di dunia akademik.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi Studi Tour yang membawa delegasi USIM berkeliling kampus UMMAT, memperkenalkan fasilitas akademik dan lingkungan belajar di universitas ini. Para delegasi mengunjungi berbagai ruang kuliah, perpustakaan, serta pusat kajian Islam yang ada di FAI UMMAT. Selain itu, delegasi juga berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para mahasiswa dan dosen UMMAT guna bertukar pandangan tentang berbagai aspek pendidikan Islam.
Dengan adanya GISO 2025 ini, diharapkan sinergi antara USIM dan UMMAT dapat semakin erat dalam bidang pendidikan Islam, riset, dan pengembangan akademik. Kedua institusi berkomitmen untuk terus menjalin kolaborasi melalui pertukaran mahasiswa, penelitian bersama, serta program akademik yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan Islam di kawasan Asia Tenggara. Semangat kebersamaan yang terjalin dalam kegiatan ini menjadi langkah awal menuju kerja sama yang lebih produktif dan bermanfaat bagi umat Islam secara global (HUMAS UMMAT).
Mataram, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), Hanik, peserta internasional YALA PESAO 1’s magang, berbagi cerita inspiratif tentang pengalamannya di Thailand. Program yang berlangsung selama dua bulan ini membuka banyak peluang dan tantangan, sekaligus menjadi pembelajaran berharga dalam kehidupan dan kariernya (06/12).
Hanik Ditempatkan di Kabang Pittayakham School, sebuah sekolah setingkat aliyah yang berlokasi di provinsi Yala, Thailand Selatan. “Alhamdulillah, saya magang di daerah mayoritas Muslim. Pengalaman ini memberi saya kesempatan untuk mengajar dan berinteraksi dengan siswa menengah di sana,” ujarnya. Namun, perjalanan ke lokasi tidaklah mudah. “Tempat saya berada di daerah terdalam, dan untuk mencapai kota, saya harus menempuh perjalanan 12 jam melewati dua lembah,” tambahnya.
Dalam perjalanan magangnya, Hanik menghadapi berbagai tantangan, termasuk perbedaan budaya, mentalitas, dan bahasa. “Di Thailand, rata-rata orang belum bisa berbahasa Inggris. Namun, alhamdulillah, saya sedikit-sedikit bisa berbahasa Melayu, sehingga mempermudah komunikasi,” ungkapnya. Tantangan ini tidak hanya menguji kemampuan adaptasi Hanik, tetapi juga membantunya memahami pentingnya fleksibilitas dan keterampilan komunikasi lintas budaya.
Ia juga mencatat perbedaan signifikan dalam sistem pendidikan antara Thailand dan Indonesia. “Di Thailand, siswa SMA diberikan kebebasan untuk menggunakan HP dalam proses belajar, dan fasilitas yang diberikan sangat mendukung eksplorasi mereka. Hal ini berbeda dengan di Indonesia,” jelas Hanik. Menurutnya, kebebasan ini menciptakan lingkungan belajar yang inovatif dan memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi potensi mereka secara maksimal. “Guru-guru di sana juga sangat dihormati, dan perhatian siswa terhadap pengajaran sangat baik,” tambahnya.
Selain itu, Hanik mengamati bahwa budaya belajar siswa di Thailand cenderung lebih mandiri. Mereka terdorong untuk mengeksplorasi materi pelajaran sendiri dan mengembangkan solusi kreatif untuk berbagai permasalahan. Pengalaman ini memberikan wawasan baru bagi Hanik tentang pendekatan pendidikan yang berbeda, yang menurutnya dapat menjadi inspirasi bagi sistem pendidikan di Indonesia.
Hanik menekankan bahwa pencapaiannya tidak terlepas dari dukungan kampus. “Kampus UMMAT sangat mendukung, terutama karena memiliki asosiasi di Thailand yang memudahkan mahasiswa untuk terlibat dalam program seperti ini,” katanya. Ia juga menyebutkan bahwa program magang ini cukup viral di Thailand, menarik perhatian banyak mahasiswa. “Program ini tidak hanya memberikan pengalaman mengajar, tetapi juga membuka jejaring internasional,” tambahnya.
Namun, program ini memiliki persyaratan yang ketat. “Peserta harus bisa berbahasa Inggris dan siap ditempatkan di daerah mana pun di Thailand,” ungkap Hanik. Program ini juga menuntut komitmen tinggi dari para pesertanya, karena mereka harus mampu beradaptasi dengan lingkungan baru yang sering kali jauh dari kenyamanan. “Saya sangat bersyukur bisa terlibat dalam program ini, karena ini adalah pengalaman yang tidak akan saya lupakan seumur hidup,” ujarnya penuh rasa syukur.
Pengalaman Hanik di Kabang Pittayakham School memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya keterbukaan dan fleksibilitas dalam menghadapi tantangan. Menurutnya, sekolah tempatnya mengajar memiliki pendekatan yang sangat terbuka dan inovatif. “Sekolah ini sangat open-minded, meskipun berada di daerah yang cukup terpencil. Mereka memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis dan mandiri,” jelas Hanik.
Sebagai penutup, Hanik memberikan pesan berharga kepada mahasiswa lainnya. “Kita harus meningkatkan soft skill, hard skill, dan networking. Tiga hal ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas diri. Apalagi di era sekarang, Artificial Intelligence (AI) saja sudah bisa berbahasa Inggris, masa kita tidak bisa?” katanya dengan penuh semangat.
Hanik juga mengingatkan pentingnya memiliki mental yang kuat dan sikap pantang menyerah. “Setiap tantangan yang kita hadapi adalah bagian dari proses belajar. Jangan pernah takut untuk keluar dari zona nyaman, karena di situlah kita akan menemukan potensi terbaik dalam diri kita,” tambahnya.
Kisah Hanik menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus mengejar peluang dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan global. Dengan pengalaman berharga ini, ia membuktikan bahwa semangat belajar dan adaptasi adalah kunci untuk meraih kesuksesan di mana pun berada. Hanik berharap cerita ini dapat memotivasi lebih banyak mahasiswa untuk mengikuti program-program internasional dan meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia melalui pengalaman global (HUMAS UMMAT).