UMMAT Resmi Melepas Mahasiswi Administrasi Bisnis untuk Ajang Internasional di 3 Negara

UMMAT Resmi Melepas Mahasiswi Administrasi Bisnis untuk Ajang Internasional di 3 Negara

Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Baiq Fera Susmita Putri, mahasiswi Program Studi Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL), resmi dilepas untuk mengikuti International Conference Santri Mendunia (ICSM) Batch 3 yang akan berlangsung pada 6–11 Oktober 2025 di tiga negara sekaligus: Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Acara pelepasan digelar pada Rabu, 2 Oktober 2025, di Ruang Tamu Rektor UMMAT. Hadir dalam kesempatan tersebut jajaran pimpinan universitas, wakil rektor, sekretaris rektor, dekan, wakil dekan FISIPOL, dan ketua program studi Administrasi Bisnis serta Orang tua mahasiswa. Suasana penuh haru dan kebanggaan menyelimuti momen istimewa ini.

Baiq Fera merupakan alumni Darullughah Wadda’awah (DALWA) Pasuruan, Jawa Timur, dan kini tercatat sebagai mahasiswa aktif Administrasi Bisnis UMMAT. Ia berasal dari Desa Mangkung, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah. Prestasinya di ajang internasional ini bukan hanya membawa nama pribadi, tetapi juga mengharumkan nama kampus dan daerah asalnya.

Selama tujuh hari, Baiq Fera akan mengikuti rangkaian kegiatan, antara lain: Presentasi paper ilmiah bersama peserta dari berbagai negara, Study tour ke universitas unggulan dan pesantren terkemuka, Kunjungan budaya ke destinasi wisata di Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Dekan FISIPOL UMMAT, Dr. Iwan Tanjung Sutarna, S.IP., MPA., menyampaikan apresiasinya, “Ananda Baiq Fera adalah representasi terbaik dari semangat mahasiswa UMMAT. Keberaniannya menembus panggung internasional menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain. Saya yakin ia mampu menunjukkan kemampuan luar biasa dan membawa nama baik UMMAT serta Indonesia.” Kesannya.

Senada, Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I., menambahkan, “Alhamdulillah UMMAT mengajak mahasiswi kita dalam misi Santri Mendunia menuju tiga negara. Hal ini sejalan dengan cita-cita Muhammadiyah: Muhammadiyah untuk dunia. Semoga langkah ini memperkuat visi UMMAT sebagai kampus Islami, mandiri, unggul, dan berdaya saing di ASEAN.” Ujarnya.

Rasa syukur juga disampaikan oleh orang tua Baiq Fera. Lalu Sanusi, ayahnya, mengatakan, “Walaupun anak saya sudah mendapat izin dari kami, tanpa restu kampus ia tidak akan bisa berangkat. Terima kasih kepada pimpinan UMMAT yang telah mendukung penuh langkah ini.” Kesannya.

Di tengah kebahagiaannya, Baiq Fera menyampaikan harapannya, “Jangan pernah merasa tidak mampu atau takut. Untuk meraih kesuksesan, yang dibutuhkan adalah keberanian dan percaya diri. Saya berharap kampus terus mendukung mahasiswa yang berprestasi agar mereka bisa berkembang dan berani mengambil peluang.” Harapnya.

Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UMMAT, Asbah, M.Hum., juga menegaskan pentingnya internasionalisasi kampus. “Kita perlu menyiapkan lebih banyak mahasiswa UMMAT untuk tampil sebagai pemimpin dunia di masa depan. Gerakan internasionalisasi harus digalakkan dengan lebih masif. Santri Mendunia, Pemimpin Dunia Masa Depan. Baiq Fera adalah salah satu mahasiswa yang sedang kita siapkan menuju kepemimpinan global tersebut.” Tegasnya.

Sebagai informasi, ICSM merupakan ajang internasional yang mempertemukan pelajar, pemuda, dan santri dari berbagai negara untuk berbagi ide, pengalaman, dan karya. Keikutsertaan Baiq Fera menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa UMMAT mampu bersaing secara global sekaligus berperan sebagai duta positif yang memperkenalkan Indonesia ke dunia.

Dengan tekad dan persiapan matang, Baiq Fera berkomitmen mempersembahkan yang terbaik dalam ICSM 2025. Prestasi ini diharapkan menjadi pemicu semangat bagi mahasiswa UMMAT lainnya untuk berani melangkah, menembus batas, dan mengharumkan nama bangsa di panggung internasional. (HUMAS UMMAT)

UMMAT Terima 14 Mahasiswa Internasional dari 4 Negara, Perkuat Kiprah Global Muhammadiyah

UMMAT Terima 14 Mahasiswa Internasional dari 4 Negara, Perkuat Kiprah Global Muhammadiyah

Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus memperluas kiprah internasionalnya. Pada Tahun Akademik 2025/2026, UMMAT resmi menerima 14 mahasiswa internasional dari empat negara: Sudan, Yaman, Ghana, dan Nigeria. Kehadiran mereka menjadi bagian penting dari langkah UMMAT memperkuat perannya sebagai kampus islami yang unggul, inklusif, dan berdaya saing global.

Penerimaan ini ditandai dengan partisipasi mereka dalam Masa Ta’aruf dan Pekan Ta’aruf (MAPETA) 2025, kegiatan tahunan penyambutan mahasiswa baru yang berlangsung di Lapangan Utama UMMAT pada 1 September 2025. Ribuan mahasiswa baru, termasuk mahasiswa internasional, mengikuti kegiatan penuh semangat dengan balutan nuansa kebersamaan, persaudaraan, serta semangat belajar di kampus hijau UMMAT.

Rinciannya, terdapat 5 mahasiswa asal Sudan, yaitu Sara Magdi Abdelkareem Saeed dan Adam Ali Abakar Adam (Program Studi Farmasi), Abbas Abdalaziz Abbas Abdalaal dan Ahmedeltigani Mohamed Eltigani Hamad (Teknik Sipil), serta Bhaaeldin Mohamed Edres Musa S1 Sistem dan Teknologi Informasi (STI). Sementara dari Yaman, hadir 4 mahasiswa, yakni Azzam Mohammed Radman Hatem, Abdulrahman Tawfik Ali Saif Al Shawafi, Amr Rashad Thabit Thabit Al Khateeb, dan Amr Nassar Abdo Ali Eissa, yang semuanya mengambil Program S1 STI.

Dari Ghana, UMMAT menerima 4 mahasiswa non-muslim, yaitu Immanuel Nyarkoh dan Kelvin Nana Boadu (S1 Pertambangan), Gloria Teye (S1 Hukum), serta Patricia Amma Incoom Enchill (S1 STI). Selain itu, satu mahasiswa asal Nigeria, Abdul Karim Muhamed Modu, resmi terdaftar di Program Studi Teknik Sipil.

Kehadiran mahasiswa dari berbagai latar belakang ini menjadi bukti nyata inklusivitas UMMAT. Tidak hanya mahasiswa muslim, UMMAT juga membuka diri terhadap mahasiswa non-muslim, menegaskan posisinya sebagai kampus inklusi yang mengedepankan nilai kebersamaan dalam bingkai keberagaman.

Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kerjasama (KUIK) UMMAT, Asbah, M.Hum., menekankan bahwa penerimaan mahasiswa internasional merupakan bagian dari program strategis Muhammadiyah dalam dakwah kemanusiaan sekaligus penguatan jejaring global.

“Penerimaan mahasiswa asing ini adalah salah satu strategi Muhammadiyah untuk menduniakan dakwah Islam berkemajuan. Kami ingin mereka bukan sekadar mahasiswa, tapi ambassador Muhammadiyah, Lombok, NTB, dan Indonesia. Keberanian kita menghadirkan mahasiswa asing menunjukkan kepercayaan diri UMMAT dalam menampilkan pendidikan terbaik. Tugas kita adalah memastikan mereka sukses, sehingga nanti mereka bisa menjadi duta yang mengenalkan nilai, budaya, dan kearifan Indonesia di negara masing-masing,” ujar Asbah.

Ia menambahkan bahwa kehadiran mahasiswa dari Ghana yang beragama non-muslim menjadi bukti kuat bahwa UMMAT adalah kampus yang terbuka, moderat, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan. “Islam itu hadir untuk seluruh alam. Muhammadiyah melalui UMMAT ingin menunjukkan sikap inklusif itu dengan menerima siapa saja yang ingin belajar dan berkembang bersama kami. Inilah wajah Islam yang ramah dan rahmatan lil ‘alamin,” tambahnya.

Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., menyampaikan rasa bangga dan syukur atas kehadiran mahasiswa internasional ini. “Kami menyambut mereka dengan penuh kehangatan. Kehadiran mahasiswa dari empat negara ini sejalan dengan visi UMMAT untuk menjadi kampus islami yang unggul dan berdaya saing global. Kami ingin mereka merasa nyaman, belajar dengan sungguh-sungguh, serta menjadi bagian dari keluarga besar UMMAT. Kami juga berharap mereka membawa nilai-nilai Muhammadiyah dan kearifan Indonesia ke negara masing-masing, sehingga hubungan persaudaraan lintas bangsa semakin erat,” tuturnya.

MAPETA 2025 menjadi momentum penting bagi seluruh mahasiswa baru, termasuk mahasiswa asing. Dengan suasana yang meriah, ribuan mahasiswa baru mengikuti kegiatan pembukaan dengan antusias. Mahasiswa internasional yang hadir tampak berbaur dengan mahasiswa lokal, menyanyikan yel-yel kebersamaan, serta menyimak materi pengenalan kampus dengan penuh perhatian.

Bagi mahasiswa internasional, pengalaman ini menjadi hal baru sekaligus berkesan. Sara Magdi Abdelkareem Saeed dari Sudan  mengungkapkan perasaannya, “Saya sangat senang bisa diterima di UMMAT. Sejak hari pertama, saya merasa disambut sebagai keluarga. Saya percaya pengalaman di sini akan memberi saya banyak ilmu, teman baru, dan kesempatan untuk mengenal budaya Indonesia.” Kesannya.

Dengan bertambahnya mahasiswa internasional, UMMAT semakin menunjukkan kiprahnya di kancah global. Program internasionalisasi yang dijalankan bukan hanya untuk meningkatkan jumlah mahasiswa asing, tetapi juga untuk memperkuat peran UMMAT sebagai pusat pengembangan ilmu, budaya, dan dakwah Islam berkemajuan.

UMMAT berharap program ini dapat menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi lain, khususnya di lingkungan Muhammadiyah, untuk semakin membuka diri terhadap kolaborasi internasional. Sejalan dengan pesan KH. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah berkomitmen untuk menghadirkan pendidikan Islam yang modern dan terbuka, sehingga dunia bukan hanya didatangi oleh Muhammadiyah, tetapi juga datang sendiri untuk belajar dan berkolaborasi. (HUMAS UMMAT)

Dorong Kesadaran Hukum dan Pelestarian Lingkungan Pesisir, FH UMMAT Gelar Pengabdian Masyarakat di Lombok Utara

Dorong Kesadaran Hukum dan Pelestarian Lingkungan Pesisir, FH UMMAT Gelar Pengabdian Masyarakat di Lombok Utara

Pemenang Timur, Dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus menunjukkan komitmennya dalam mengabdi kepada masyarakat melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertajuk “Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat untuk Pelestarian Lingkungan” yang dilaksanakan di Desa Pemenang Timur, Kabupaten Lombok Utara pada 8 hingga 9 Agustus 2025.

Kegiatan ini diikuti oleh jajaran dosen dan pimpinan FH UMMAT, Kepala Desa Pemenang Timur, para nelayan, serta masyarakat sekitar pesisir yang sehari-harinya bergantung pada hasil laut. Kehadiran akademisi di tengah masyarakat ini menjadi langkah nyata dalam menghubungkan ilmu pengetahuan, regulasi, dan praktik pengelolaan sumber daya alam agar selaras dengan kebutuhan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Dekan FH UMMAT, Dr. Hilman Syahrial Haq, S.H., LL.M., menegaskan pentingnya memberikan pemahaman hukum kepada masyarakat mengenai hak dan kewajiban dalam pengelolaan wilayah pesisir. “Kegiatan ini penting karena pengelolaan pesisir tidak hanya menyangkut kelestarian lingkungan, tetapi juga memiliki dasar hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pengelolaan Wilayah Pesisir. Melalui kegiatan ini, kami berharap masyarakat semakin sadar hukum, mampu menyusun peraturan desa yang melindungi lingkungan pesisir,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dr. Hilman menekankan bahwa pengelolaan wilayah pesisir bukan sekadar isu ekologis, melainkan juga menyangkut aspek sosial, ekonomi, dan hukum. “Wilayah pesisir adalah rumah bagi banyak masyarakat nelayan. Jika tidak dikelola dengan baik, kerusakan lingkungan akan berdampak langsung pada mata pencaharian mereka. Oleh sebab itu, hukum hadir untuk memberikan arah dan perlindungan, agar masyarakat bisa hidup sejahtera tanpa merusak ekosistem yang menjadi penopang kehidupan mereka,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, beliau juga menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat dalam setiap kebijakan yang menyangkut pengelolaan lingkungan. “Masyarakat tidak boleh hanya menjadi objek kebijakan, melainkan harus menjadi subjek yang aktif. Desa memiliki kewenangan untuk menyusun Peraturan Desa (Perdes) yang berorientasi pada pelestarian lingkungan, dan inilah yang perlu kita dorong bersama,” ungkapnya.

Dr. Hilman juga menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebatas penyuluhan, melainkan bentuk nyata kontribusi perguruan tinggi dalam membangun kesadaran kolektif. “FH UMMAT ingin memastikan bahwa ilmu yang kami miliki tidak hanya berhenti di ruang kelas, tetapi bisa dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat. Kami ingin masyarakat pesisir memahami bahwa hukum bukanlah sesuatu yang jauh, tetapi dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari,” pungkasnya.

Selama dua hari pelaksanaan, para peserta mendapatkan pembekalan berupa diskusi interaktif, pemaparan materi, serta praktik lapangan yang menekankan peran aktif masyarakat dalam menjaga ekosistem pesisir. Salah satu materi utama dibawakan oleh Anies Prima Dewi, S.H., M.H., selaku Wakil Dekan II FH UMMAT, yang memaparkan mengenai “Hukum Pengelolaan Pesisir dan Peran Masyarakat dalam Pelestarian Lingkungan”.

Kepala Desa Pemenang Timur dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan apresiasinya atas dukungan akademisi dalam mendampingi masyarakat desa. “Kami berterima kasih kepada FH UMMAT yang hadir langsung memberikan pemahaman hukum dan pendampingan kepada masyarakat. Dengan adanya kegiatan ini, kami semakin yakin bahwa desa dapat memiliki peraturan yang berpihak pada keberlanjutan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.

Kegiatan PKM ini sekaligus memperkuat peran FH UMMAT sebagai center of excellence yang tidak hanya fokus pada pendidikan dan penelitian, tetapi juga pengabdian nyata kepada masyarakat. Harapannya, sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan masyarakat dapat menjadi model pengelolaan wilayah pesisir yang berkelanjutan dan berbasis kearifan lokal di Lombok Utara. (HUMAS UMMAT)

Wujudkan Sekolah Ramah Anak, KKN Kelompok 05 UMMAT Edukasi “Stop Bullying” di SDN Labuan Aji & MI Muhammadiyah Terujung

Wujudkan Sekolah Ramah Anak, KKN Kelompok 05 UMMAT Edukasi “Stop Bullying” di SDN Labuan Aji & MI Muhammadiyah Terujung

Sumbawa, Upaya menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bebas dari perundungan (bullying) terus digencarkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 05 Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT). Mengusung semangat edukasi dan pembentukan karakter sejak dini, mereka mengadakan program sosialisasi bertajuk “Stop Bullying” di dua sekolah, yaitu SDN 01 Labuan Aji pada Kamis (7/8) dan MI Muhammadiyah Terujung pada Jumat (8/8).

Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam kepada siswa tentang arti bullying, berbagai bentuknya baik verbal, fisik, sosial, maupun cyberbullying serta dampak serius yang dapat mempengaruhi kesehatan mental, emosi, hingga prestasi belajar korban. Tidak hanya memberikan materi, mahasiswa KKN mengemas kegiatan ini secara interaktif melalui sesi tanya jawab, permainan edukatif, dan simulasi kasus. Metode ini terbukti membuat siswa lebih antusias, aktif bertanya, dan mudah mengingat pesan yang disampaikan.

Ketua KKN Kelompok 05, Rahmad Taofiq, menegaskan bahwa sosialisasi ini merupakan bagian dari program kerja utama kelompoknya selama KKN. “Kami ingin memberikan kontribusi nyata bagi sekolah dan masyarakat. Harapan kami, adik-adik di sini bisa menjadi agen perubahan yang berani menolak segala bentuk perundungan dan membangun budaya saling menghormati. Pencegahan bullying harus dimulai dari kesadaran diri dan sikap saling menghargai,” ujarnya.

Sosialisasi ini diawali dengan pemaparan materi singkat tentang definisi dan jenis bullying, kemudian dilanjutkan dengan pemutaran video edukasi yang menggambarkan situasi perundungan di sekolah. Siswa diminta mengidentifikasi bentuk-bentuk penindasan yang mereka lihat dalam video, lalu mendiskusikan cara yang tepat untuk mencegah atau menghentikan.

Suasana menjadi semakin hidup ketika mahasiswa KKN mengajak siswa bermain game edukatif bertema “Teman Baik vs Teman Jahat” yang bertujuan mengajarkan perbedaan perilaku positif dan negatif di lingkungan sekolah. Sesi simulasi kasus juga memancing rasa empati siswa, karena mereka diajak memerankan korban, pelaku, dan saksi bullying, lalu berdiskusi mengenai perasaan dan solusi dari sudut pandang masing-masing.

Kepala SDN 01 Labuan Aji, Ahmad Yani, menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada siswa KKN Kelompok 05 atas inisiatif ini. “Kami sangat berterima kasih kepada KKN Kelompok 05. Edukasi ini sangat bermanfaat untuk menumbuhkan rasa empati, menghargai perbedaan, dan semangat kebersamaan sejak dini. Pesan anti-bullying yang disampaikan hari ini diharapkan dapat diingat dan dipraktikkan oleh seluruh siswa, tidak hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan rumah,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala MI Muhammadiyah Terujung, M. Jufri, S.Pd.I, menilai kegiatan ini sejalan dengan visi sekolahnya untuk membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia dan peduli terhadap sesama. “Program seperti ini sangat membantu kami menciptakan suasana belajar yang positif. Anak-anak perlu diajarkan untuk menghargai orang lain, menghindari perilaku yang menyakiti, dan berani melaporkan jika melihat kasus bullying. Terima kasih atas perhatian dan dedikasi siswa KKN 05 kepada anak-anak kami,” ujarnya.

Respons siswa terhadap kegiatan ini juga sangat positif. Banyak di antara mereka yang mengaku baru mengetahui bahwa mengolok-olok nama orang, mengucilkan teman, atau mengirim pesan yang menyakitkan di media sosial termasuk dalam perilaku bullying. Siswa juga merasa termotivasi untuk lebih peduli terhadap teman dan tidak takut melapor jika melihat kejadian serupa.

Sosialisasi ini tidak hanya menargetkan siswa, tetapi juga mengajak guru untuk lebih aktif mengawasi interaksi anak-anak di kelas maupun di luar jam pelajaran. Mahasiswa KKN memberikan rekomendasi kepada pihak sekolah untuk membuat “Pojok Curhat” atau “Kotak Pengaduan” sebagai sarana siswa melaporkan kasus perundungan secara aman.

Dengan terlaksananya program ini, diharapkan SDN 01 Labuan Aji dan MI Muhammadiyah Terujung dapat menjadi sekolah bebas perundungan sekaligus contoh bagi sekolah-sekolah lain di Sumbawa. Mahasiswa KKN Kelompok 05 berharap, kegiatan serupa bisa terus berlanjut di masa depan sebagai bagian dari upaya kolektif membentuk generasi muda yang berempati, berkarakter, dan menjunjung tinggi nilai persaudaraan. (HUMAS UMMAT)

Ratusan Pencaker Serbu Job Fair UMMAT–Disnakertrans NTB, Ribuan Peluang Kerja Diperebutkan

Ratusan Pencaker Serbu Job Fair UMMAT–Disnakertrans NTB, Ribuan Peluang Kerja Diperebutkan

Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) bersama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Nusa Tenggara Barat (NTB) resmi menggelar Job Fair dalam rangka memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia. Kegiatan yang berlangsung di Lapangan FKIP UMMAT pada Sabtu (09/08/2025) ini disambut dengan antusias oleh para pencari kerja (pencaker) dari berbagai wilayah di NTB.

Sejak siang hari, ratusan pencaker telah memadati area Lapangan FKIP UMMAT untuk mencari informasi sekaligus melamar langsung pada perusahaan yang membuka lowongan. Antusiasme ini mencerminkan tingginya minat masyarakat terhadap peluang kerja, baik di sektor nasional maupun internasional, yang ditawarkan melalui job fair ini.

Plt. Kepala Disnakertrans NTB, Baiq Nelly Yuniarti, AP., M.Si., menyampaikan bahwa job fair tahun ini memiliki konsep berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Kali ini, Disnakertrans NTB mengambil langkah strategis dengan menggandeng lembaga pendidikan. Sebuah terobosan yang membedakan job fair kali ini dari sebelumnya,” ujarnya.

Nelly menekankan bahwa kolaborasi ini tidak hanya menjadi ajang rekrutmen, tetapi juga forum diskusi untuk mempersiapkan tenaga kerja NTB agar lebih kompetitif di pasar global. Menurutnya, banyak tenaga kerja NTB, termasuk lulusan Balai Latihan Kerja (BLK), telah memiliki keahlian teknis mumpuni seperti kemampuan mengelas, namun masih terkendala minimnya penguasaan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris.

“Peluang kerja tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Tenaga kerja lokal kita punya keterampilan hebat, hanya saja kita harus melengkapi mereka dengan kemampuan bahasa internasional agar bisa bersaing,” tegasnya.

Tahun ini, 41 perusahaan di NTB berpartisipasi dalam job fair dengan menawarkan lebih dari 2.000 lowongan kerja dari berbagai sektor formal maupun informal, termasuk peluang kerja di luar negeri. Kesempatan ini terbuka bagi lulusan SMA/SMK hingga sarjana.

Sebelum datang, Nelly mengingatkan para pencari kerja untuk mempersiapkan dokumen lamaran seperti CV, fotokopi ijazah terakhir, transkrip nilai, KTP, serta sertifikat kompetensi (jika ada). “Cukup bawa salinan dokumen. Dokumen asli sebaiknya disimpan dengan aman,” pesannya.

Rektor UMMAT yang diwakilkan oleh Wakil Rektor IV, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I., menyampaikan apresiasi atas sinergi ini. “In syaa Allah, kegiatan ini menjadi langkah nyata kampus dalam menjembatani dunia kerja dengan para alumni dan lulusan baru, sekaligus mendukung misi pemerintah daerah dalam mengurangi pengangguran di NTB,” tuturnya.

Zaenuddin menambahkan bahwa UMMAT memandang job fair ini bukan hanya sebagai agenda seremonial, melainkan bagian dari komitmen perguruan tinggi untuk menciptakan lulusan yang siap kerja. “Kami ingin memastikan mahasiswa UMMAT tidak hanya kuat secara akademik, tetapi juga memiliki keterampilan praktis, etika kerja, dan kesiapan mental yang sesuai dengan tuntutan industri,” jelasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor. “Kerja sama antara kampus, pemerintah, dan dunia industri adalah kunci. Dengan kolaborasi seperti ini, kita bisa memastikan informasi pasar kerja sampai kepada mahasiswa bahkan sebelum mereka lulus. Ini akan mempersingkat masa tunggu kerja lulusan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ia juga berpesan kepada para pencari kerja agar memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. “Bawa semangat, percaya diri, dan kesiapan diri. Karena peluang kerja tidak datang dua kali. Jadikan job fair ini sebagai titik awal perjalanan karier yang sukses, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional,” tutupnya. (Humas UMMAT)

Pascasarjana UMMAT Jalin Kolaborasi Strategis dengan Karantina NTB, Wujudkan Sinergi Akademik-Praktik

Pascasarjana UMMAT Jalin Kolaborasi Strategis dengan Karantina NTB, Wujudkan Sinergi Akademik-Praktik

Mataram, Dalam upaya memperkuat kolaborasi antara dunia akademik dan praktisi di bidang hukum karantina, Program Studi Hukum Program Magister Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) secara resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Badan Karantina Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Selasa, 5 Agustus 2025. Kegiatan ini berlangsung di Kantor Badan Karantina NTB, Mataram.

Penandatanganan MoU ini menandai komitmen bersama dalam mengembangkan kerja sama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, khususnya terkait isu-isu hukum karantina, perlindungan sumber daya hayati, serta penguatan regulasi dalam mendukung ketahanan pangan dan biosekuriti.

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Badan Karantina NTB, Agus Mugiono, Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., Direktur Pascasarjana UMMAT, Dr. Lukman, M.Pd., Ketua Program Studi Hukum Program Magister, Dr. Nurjannah, SH., MH., serta jajaran pejabat dan staf dari kedua lembaga.

Dalam sambutannya, Kepala Badan Karantina NTB, Agus Mugiono, menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan langkah penting untuk memperkuat pemahaman hukum di lingkungan karantina.

“Kami menyambut baik kerja sama ini sebagai langkah strategi dalam memperkuat pemahaman hukum di lingkungan karantinanya. Harapannya, kolaborasi ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi penguatan regulasi dan peningkatan kapasitas SDM di bidang isolasi, serta membuka ruang sinergi antara dunia akademisi dan praktisi,” ujarnya.

Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., dalam pernyataannya juga menyambut baik kerja sama ini sebagai bentuk integrasi antara ilmu pengetahuan dan praktik lapangan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

“Kerja sama ini tidak hanya penting bagi penguatan akademik Pascasarjana UMMAT, tetapi juga menjadi bagian dari peran universitas dalam menjawab tantangan pembangunan daerah, khususnya di bidang hukum, ketahanan pangan, dan lingkungan. Kami berharap, sinergi ini menjadi model kolaborasi berkelanjutan yang memperkuat kualitas pendidikan tinggi di Indonesia Timur,” tegasnya.

Senada dengan hal tersebut, Direktur Pascasarjana UMMAT, Dr. Lukman, M.Pd., menegaskan bahwa kerja sama ini adalah bagian dari upaya penguatan mutu pendidikan tinggi yang berbasis pada kebutuhan riil masyarakat.

“Kerja sama ini merupakan wujud dari komitmen Pascasarjana UMMAT dalam mengembangkan kemitraan yang berdampak langsung pada peningkatan kualitas pembelajaran dan riset. Kami berharap, melalui sinergi ini, mahasiswa dapat lebih dekat dengan realitas lapangan dan memberikan kontribusi ilmiah yang relevan dengan kebutuhan masyarakat,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Program Studi Hukum Program Magister, Dr. Nurjannah, SH., MH., menyampaikan bahwa MoU ini akan menjadi jembatan untuk memperluas wawasan mahasiswa dalam menghadapi tantangan hukum di sektor strategis.

“Penandatanganan MoU ini menjadi langkah awal untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai hukum karantina dan perlindungan hayati. Kami berharap kerja sama ini melahirkan penelitian-penelitian yang aplikatif dan inovatif, serta memperkuat peran akademisi dalam merespons dinamika hukum yang berkembang di sektor strategis seperti karantina,” jelasnya.

Melalui kerja sama ini, kedua institusi sepakat untuk mengembangkan berbagai program bersama, seperti penyelenggaraan kuliah pakar, pelaksanaan magang mahasiswa, penyusunan regulasi berbasis riset, serta forum diskusi akademik yang mendukung kemajuan ilmu hukum di bidang karantina.

Langkah ini menjadi bagian dari visi UMMAT untuk terus berkontribusi dalam penguatan kapasitas sumber daya manusia Indonesia yang unggul, adaptif, dan solutif dalam menjawab tantangan global, terutama dalam konteks ketahanan pangan dan biosekuriti wilayah. (HUMAS UMMAT)