Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Kantor Urusan Internasional dan Kerjasama (KUIK) sukses menggelar Dies National Multiplication Trainings (NMT-DIES) 2025 1st Workshop, sebuah program pelatihan nasional yang berfokus pada penguatan strategi internasionalisasi perguruan tinggi di Indonesia. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, 27–29 Oktober 2025, di Hotel Jayakarta Lombok, dengan mengusung tema “Internationalization Policies and Strategies to Support Impactful Campus Educational Policy in Indonesia”.
Kegiatan ini diikuti oleh 22 peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di wilayah NTB dan luar NTB, termasuk perwakilan dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Workshop ini menjadi ajang berbagi praktik terbaik dan membangun jejaring internasional antarperguruan tinggi menuju tata kelola kampus yang lebih profesional, adaptif, dan berdampak global.
Ketua Panitia sekaligus Kepala KUIK UMMAT, Asbah, M.Hum., menjelaskan bahwa workshop ini merupakan seri pertama dari rangkaian kegiatan NMT-DIES yang akan dilanjutkan pada April 2026 mendatang. “Melalui kegiatan ini, kami ingin terus memperkuat semangat internasionalisasi kampus. Harapannya, para peserta mampu melahirkan proyek-proyek internasionalisasi yang nyata di kampus masing-masing. Tahun lalu kegiatan ini digelar di Aceh, dan tahun ini UMMAT dipercaya menjadi tuan rumah,” ungkapnya.
Workshop ini menghadirkan sejumlah fasilitator serta narasumber nasional dan internasional, di antaranya Dr. Muzailin Affan, M.Sc. (Universitas Syiah Kuala Aceh), Ida Puspita, M.A. (Universitas Ahmad Dahlan), Mateus Yumartanto, Ph.D. (Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya), Asbah, M.Hum. (Universitas Muhammadiyah Mataram), serta narasumber internasional Dr. Nguyen Ngoc Thuy dari Nong Lam University Vietnam.
Dokumentasi Pemaparan Materi dari Fasilitator/Narasumber
Kepala NMT Indonesia, Dr. Muzailin Affan, M.Sc., menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pelatihan, tetapi momentum membangun sinergi dan jejaring kolaboratif antarperguruan tinggi di Indonesia. “Kita ingin membangun network yang kuat antaruniversitas. Semoga kegiatan ini menjadi wadah untuk memperkuat kolaborasi, agar internasionalisasi di Indonesia dapat berkembang lebih baik dan berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan LLDikti Wilayah VIII, I Made Adi Kartayasa, menyampaikan apresiasi tinggi atas peran UMMAT dalam menyelenggarakan kegiatan berskala nasional ini. “Internasionalisasi bukan hanya agenda kampus, tetapi merupakan agenda nasional yang diarahkan melalui kebijakan Kemendikbudristek. Upaya ini harus akuntabel, terukur, dan menghasilkan real outcome bagi peningkatan daya saing global perguruan tinggi Indonesia,” tegasnya.
Gubernur NTB yang diwakilkan oleh Inspektorat Provinsi NTB, Budi Herman, S.H., M.H., juga menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. “Internasionalisasi tidak hanya berkaitan dengan pariwisata, tetapi juga dengan pendidikan sebagai media transfer ilmu pengetahuan. UMMAT telah mengambil langkah konkret dengan menerima 14 mahasiswa asing dari berbagai negara, menunjukkan bahwa NTB juga mampu menjadi pusat pertukaran keilmuan global,” ujarnya.
Rektor UMMAT yang diwakilkan oleh Wakil Rektor IV, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I., menyampaikan bahwa kegiatan NMT-DIES sejalan dengan visi UMMAT untuk menjadi universitas islami, mandiri, unggul, dan berdaya saing di kawasan ASEAN. “Muhammadiyah memiliki misi menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Dalam konteks itu, internasionalisasi menjadi bagian penting dalam memperkuat peran universitas sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang berkarakter dan berpengaruh di tingkat global,” jelasnya.
Adapun tujuan utama kegiatan NMT-DIES 2025 ini meliputi peningkatan kapasitas dan kompetensi pimpinan serta staf perguruan tinggi dalam bidang manajemen dan internasionalisasi pendidikan tinggi; transfer pengetahuan dari alumni pelatihan internasional seperti DAAD DIES Training; penerapan best practices dalam tata kelola universitas; serta penguatan jejaring kolaboratif antara perguruan tinggi Indonesia dan mitra internasional.
Kegiatan ini terselenggara atas kolaborasi antara Universitas Muhammadiyah Mataram dengan mitra nasional dan internasional, yakni Universitas Potsdam (Jerman), Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, dan Universitas Syiah Kuala.
Dengan terselenggaranya NMT-DIES 2025 1st Workshop, UMMAT kembali membuktikan komitmennya sebagai kampus pelopor internasionalisasi pendidikan tinggi di Indonesia bagian timur, serta terus berkontribusi dalam mencetak perguruan tinggi Indonesia yang berdaya saing global, berintegritas, dan berlandaskan nilai-nilai keislaman. (HUMAS UMMAT)
Mataram,Program Studi S1 Teknik Geologi Fakultas Teknik (Fatek) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan keilmuan kebumian yang relevan dengan isu-isu global melalui penyelenggaraan International Expert Lecture bertajuk “Development of Educational, Conservation, Geo Heritage, and Geological Hazard Mitigation-Based Geo in The Rinjani Geopark Area to Enhance Mountaineering Safety.” Kegiatan yang berlangsung pada 8 oktober 2025, di Aula Fakultas Kedokteran UMMAT ini menghadirkan dua narasumber ahli dari tingkat nasional dan internasional, serta diikuti oleh mahasiswa S1 Teknik Geologi, D3 Teknik Pertambangan, dan peserta umum dari berbagai latar belakang.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya Fakultas Teknik UMMAT dalam memperkuat pendidikan geosains yang berorientasi pada konservasi, mitigasi bencana, serta pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan. Ketua Program Studi S1 Teknik Geologi, Andi Faesal, M.Eng., menjelaskan bahwa kegiatan ini diselenggarakan untuk memperluas wawasan ilmiah mahasiswa terhadap karakteristik bencana geologi di Gunung Rinjani serta memahami langkah-langkah mitigasi yang efektif.
“Gunung Rinjani merupakan kawasan yang memiliki keindahan sekaligus kompleksitas geologi yang tinggi. Mahasiswa perlu memahami bahwa di balik keindahan tersebut, terdapat potensi bahaya yang harus dikelola dengan pengetahuan ilmiah. Kegiatan ini kami rancang agar mereka mampu melihat hubungan antara konservasi, mitigasi, dan keselamatan pendakian secara ilmiah dan praktis,” ungkap Andi Faesal.
Dr. Aji Syailendra Ubaidillah, Dekan Fakultas Teknik UMMAT, menegaskan pentingnya sinergi antara akademisi, praktisi, dan lembaga konservasi dalam mewujudkan keselamatan dan keberlanjutan di kawasan Geopark Rinjani. “Kesempatan ini sangat berharga karena menghadirkan narasumber internasional dari kampus berperingkat delapan dunia. Mahasiswa harus memanfaatkan momentum ini untuk memperluas wawasan dan menjalin jejaring global. Ada kesempatan, ada waktu, dan ada keinginan yang bisa digunakan jangan sampai disia-siakan,” tutur Dr. Aji penuh semangat.
Sesi pertama diisi oleh Yoonhee Jung, Ph.D., seorang Senior Research Fellow dari Faculty of Arts and Social Sciences, National University of Singapore (NUS). Dalam pemaparannya, beliau mengangkat tema konservasi di negara berkembang dan menyoroti bagaimana konsep Geopark dapat menjadi “wacana yang kuat” dan “kekuatan ekonomi” melalui pengembangan geowisata yang berkelanjutan. Ia menekankan bahwa keberhasilan pengelolaan geopark tidak hanya bergantung pada keindahan alam semata, tetapi juga pada peran masyarakat lokal dan institusi pendidikan dalam membangun kesadaran dan tanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan.
Pemateri kedua, Meliawati Ang, ST, selaku Manager of Research, Development & Inter-Institutional Cooperation di Rinjani–Lombok UNESCO Global Geopark (UGGp) , membahas Gunung Rinjani sebagai warisan dunia yang memiliki nilai geologis dan ekosistem luar biasa. Ia menyoroti pentingnya edukasi keselamatan bagi para pendaki dan pengelola kawasan.
Menutup kegiatan, Melinda Dwi Erintina, M.Sc., Ketua Program Studi D3 Teknik Pertambangan, menyampaikan refleksi penting tentang tantangan penelitian di bidang kebumian, khususnya di kawasan Rinjani. “Belum banyak publikasi ilmiah yang membahas daerah rawan bencana di Rinjani. Ini menjadi tantangan besar bagi praktisi dan praktisi di Indonesia. Jangan sampai geopark dan warisan yang kita miliki justru lebih banyak dikaji oleh peneliti asing. Melalui kegiatan seperti ini, kami berharap muncul semangat baru untuk memperdalam penelitian dan publikasi ilmiah terkait potensi bahaya geologi di kawasan Rinjani,” tegasnya. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Baiq Fera Susmita Putri, mahasiswi Program Studi Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL), resmi dilepas untuk mengikuti International Conference Santri Mendunia (ICSM) Batch 3 yang akan berlangsung pada 6–11 Oktober 2025 di tiga negara sekaligus: Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Acara pelepasan digelar pada Rabu, 2 Oktober 2025, di Ruang Tamu Rektor UMMAT. Hadir dalam kesempatan tersebut jajaran pimpinan universitas, wakil rektor, sekretaris rektor, dekan, wakil dekan FISIPOL, dan ketua program studi Administrasi Bisnis serta Orang tua mahasiswa. Suasana penuh haru dan kebanggaan menyelimuti momen istimewa ini.
Baiq Fera merupakan alumni Darullughah Wadda’awah (DALWA) Pasuruan, Jawa Timur, dan kini tercatat sebagai mahasiswa aktif Administrasi Bisnis UMMAT. Ia berasal dari Desa Mangkung, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah. Prestasinya di ajang internasional ini bukan hanya membawa nama pribadi, tetapi juga mengharumkan nama kampus dan daerah asalnya.
Selama tujuh hari, Baiq Fera akan mengikuti rangkaian kegiatan, antara lain: Presentasi paper ilmiah bersama peserta dari berbagai negara, Study tour ke universitas unggulan dan pesantren terkemuka, Kunjungan budaya ke destinasi wisata di Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Dekan FISIPOL UMMAT, Dr. Iwan Tanjung Sutarna, S.IP., MPA., menyampaikan apresiasinya, “Ananda Baiq Fera adalah representasi terbaik dari semangat mahasiswa UMMAT. Keberaniannya menembus panggung internasional menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain. Saya yakin ia mampu menunjukkan kemampuan luar biasa dan membawa nama baik UMMAT serta Indonesia.” Kesannya.
Senada, Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I., menambahkan, “Alhamdulillah UMMAT mengajak mahasiswi kita dalam misi Santri Mendunia menuju tiga negara. Hal ini sejalan dengan cita-cita Muhammadiyah: Muhammadiyah untuk dunia. Semoga langkah ini memperkuat visi UMMAT sebagai kampus Islami, mandiri, unggul, dan berdaya saing di ASEAN.” Ujarnya.
Rasa syukur juga disampaikan oleh orang tua Baiq Fera. Lalu Sanusi, ayahnya, mengatakan, “Walaupun anak saya sudah mendapat izin dari kami, tanpa restu kampus ia tidak akan bisa berangkat. Terima kasih kepada pimpinan UMMAT yang telah mendukung penuh langkah ini.” Kesannya.
Di tengah kebahagiaannya, Baiq Fera menyampaikan harapannya, “Jangan pernah merasa tidak mampu atau takut. Untuk meraih kesuksesan, yang dibutuhkan adalah keberanian dan percaya diri. Saya berharap kampus terus mendukung mahasiswa yang berprestasi agar mereka bisa berkembang dan berani mengambil peluang.” Harapnya.
Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UMMAT, Asbah, M.Hum., juga menegaskan pentingnya internasionalisasi kampus. “Kita perlu menyiapkan lebih banyak mahasiswa UMMAT untuk tampil sebagai pemimpin dunia di masa depan. Gerakan internasionalisasi harus digalakkan dengan lebih masif. Santri Mendunia, Pemimpin Dunia Masa Depan. Baiq Fera adalah salah satu mahasiswa yang sedang kita siapkan menuju kepemimpinan global tersebut.” Tegasnya.
Sebagai informasi, ICSM merupakan ajang internasional yang mempertemukan pelajar, pemuda, dan santri dari berbagai negara untuk berbagi ide, pengalaman, dan karya. Keikutsertaan Baiq Fera menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa UMMAT mampu bersaing secara global sekaligus berperan sebagai duta positif yang memperkenalkan Indonesia ke dunia.
Dengan tekad dan persiapan matang, Baiq Fera berkomitmen mempersembahkan yang terbaik dalam ICSM 2025. Prestasi ini diharapkan menjadi pemicu semangat bagi mahasiswa UMMAT lainnya untuk berani melangkah, menembus batas, dan mengharumkan nama bangsa di panggung internasional. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus memperluas kiprah internasionalnya. Pada Tahun Akademik 2025/2026, UMMAT resmi menerima 14 mahasiswa internasional dari empat negara: Sudan, Yaman, Ghana, dan Nigeria. Kehadiran mereka menjadi bagian penting dari langkah UMMAT memperkuat perannya sebagai kampus islami yang unggul, inklusif, dan berdaya saing global.
Penerimaan ini ditandai dengan partisipasi mereka dalam Masa Ta’aruf dan Pekan Ta’aruf (MAPETA) 2025, kegiatan tahunan penyambutan mahasiswa baru yang berlangsung di Lapangan Utama UMMAT pada 1 September 2025. Ribuan mahasiswa baru, termasuk mahasiswa internasional, mengikuti kegiatan penuh semangat dengan balutan nuansa kebersamaan, persaudaraan, serta semangat belajar di kampus hijau UMMAT.
Rinciannya, terdapat 5 mahasiswa asal Sudan, yaitu Sara Magdi Abdelkareem Saeed dan Adam Ali Abakar Adam (Program Studi Farmasi), Abbas Abdalaziz Abbas Abdalaal dan Ahmedeltigani Mohamed Eltigani Hamad (Teknik Sipil), serta Bhaaeldin Mohamed Edres Musa S1 Sistem dan Teknologi Informasi (STI). Sementara dari Yaman, hadir 4 mahasiswa, yakni Azzam Mohammed Radman Hatem, Abdulrahman Tawfik Ali Saif Al Shawafi, Amr Rashad Thabit Thabit Al Khateeb, dan Amr Nassar Abdo Ali Eissa, yang semuanya mengambil Program S1 STI.
Dari Ghana, UMMAT menerima 4 mahasiswa non-muslim, yaitu Immanuel Nyarkoh dan Kelvin Nana Boadu (S1 Pertambangan), Gloria Teye (S1 Hukum), serta Patricia Amma Incoom Enchill (S1 STI). Selain itu, satu mahasiswa asal Nigeria, Abdul Karim Muhamed Modu, resmi terdaftar di Program Studi Teknik Sipil.
Kehadiran mahasiswa dari berbagai latar belakang ini menjadi bukti nyata inklusivitas UMMAT. Tidak hanya mahasiswa muslim, UMMAT juga membuka diri terhadap mahasiswa non-muslim, menegaskan posisinya sebagai kampus inklusi yang mengedepankan nilai kebersamaan dalam bingkai keberagaman.
Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kerjasama (KUIK) UMMAT, Asbah, M.Hum., menekankan bahwa penerimaan mahasiswa internasional merupakan bagian dari program strategis Muhammadiyah dalam dakwah kemanusiaan sekaligus penguatan jejaring global.
“Penerimaan mahasiswa asing ini adalah salah satu strategi Muhammadiyah untuk menduniakan dakwah Islam berkemajuan. Kami ingin mereka bukan sekadar mahasiswa, tapi ambassador Muhammadiyah, Lombok, NTB, dan Indonesia. Keberanian kita menghadirkan mahasiswa asing menunjukkan kepercayaan diri UMMAT dalam menampilkan pendidikan terbaik. Tugas kita adalah memastikan mereka sukses, sehingga nanti mereka bisa menjadi duta yang mengenalkan nilai, budaya, dan kearifan Indonesia di negara masing-masing,” ujar Asbah.
Ia menambahkan bahwa kehadiran mahasiswa dari Ghana yang beragama non-muslim menjadi bukti kuat bahwa UMMAT adalah kampus yang terbuka, moderat, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan. “Islam itu hadir untuk seluruh alam. Muhammadiyah melalui UMMAT ingin menunjukkan sikap inklusif itu dengan menerima siapa saja yang ingin belajar dan berkembang bersama kami. Inilah wajah Islam yang ramah dan rahmatan lil ‘alamin,” tambahnya.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., menyampaikan rasa bangga dan syukur atas kehadiran mahasiswa internasional ini. “Kami menyambut mereka dengan penuh kehangatan. Kehadiran mahasiswa dari empat negara ini sejalan dengan visi UMMAT untuk menjadi kampus islami yang unggul dan berdaya saing global. Kami ingin mereka merasa nyaman, belajar dengan sungguh-sungguh, serta menjadi bagian dari keluarga besar UMMAT. Kami juga berharap mereka membawa nilai-nilai Muhammadiyah dan kearifan Indonesia ke negara masing-masing, sehingga hubungan persaudaraan lintas bangsa semakin erat,” tuturnya.
MAPETA 2025 menjadi momentum penting bagi seluruh mahasiswa baru, termasuk mahasiswa asing. Dengan suasana yang meriah, ribuan mahasiswa baru mengikuti kegiatan pembukaan dengan antusias. Mahasiswa internasional yang hadir tampak berbaur dengan mahasiswa lokal, menyanyikan yel-yel kebersamaan, serta menyimak materi pengenalan kampus dengan penuh perhatian.
Bagi mahasiswa internasional, pengalaman ini menjadi hal baru sekaligus berkesan. Sara Magdi Abdelkareem Saeed dari Sudan mengungkapkan perasaannya, “Saya sangat senang bisa diterima di UMMAT. Sejak hari pertama, saya merasa disambut sebagai keluarga. Saya percaya pengalaman di sini akan memberi saya banyak ilmu, teman baru, dan kesempatan untuk mengenal budaya Indonesia.” Kesannya.
Dengan bertambahnya mahasiswa internasional, UMMAT semakin menunjukkan kiprahnya di kancah global. Program internasionalisasi yang dijalankan bukan hanya untuk meningkatkan jumlah mahasiswa asing, tetapi juga untuk memperkuat peran UMMAT sebagai pusat pengembangan ilmu, budaya, dan dakwah Islam berkemajuan.
UMMAT berharap program ini dapat menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi lain, khususnya di lingkungan Muhammadiyah, untuk semakin membuka diri terhadap kolaborasi internasional. Sejalan dengan pesan KH. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah berkomitmen untuk menghadirkan pendidikan Islam yang modern dan terbuka, sehingga dunia bukan hanya didatangi oleh Muhammadiyah, tetapi juga datang sendiri untuk belajar dan berkolaborasi. (HUMAS UMMAT)
Pemenang Timur, Dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus menunjukkan komitmennya dalam mengabdi kepada masyarakat melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertajuk “Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat untuk Pelestarian Lingkungan” yang dilaksanakan di Desa Pemenang Timur, Kabupaten Lombok Utara pada 8 hingga 9 Agustus 2025.
Kegiatan ini diikuti oleh jajaran dosen dan pimpinan FH UMMAT, Kepala Desa Pemenang Timur, para nelayan, serta masyarakat sekitar pesisir yang sehari-harinya bergantung pada hasil laut. Kehadiran akademisi di tengah masyarakat ini menjadi langkah nyata dalam menghubungkan ilmu pengetahuan, regulasi, dan praktik pengelolaan sumber daya alam agar selaras dengan kebutuhan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Dekan FH UMMAT, Dr. Hilman Syahrial Haq, S.H., LL.M., menegaskan pentingnya memberikan pemahaman hukum kepada masyarakat mengenai hak dan kewajiban dalam pengelolaan wilayah pesisir. “Kegiatan ini penting karena pengelolaan pesisir tidak hanya menyangkut kelestarian lingkungan, tetapi juga memiliki dasar hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pengelolaan Wilayah Pesisir. Melalui kegiatan ini, kami berharap masyarakat semakin sadar hukum, mampu menyusun peraturan desa yang melindungi lingkungan pesisir,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dr. Hilman menekankan bahwa pengelolaan wilayah pesisir bukan sekadar isu ekologis, melainkan juga menyangkut aspek sosial, ekonomi, dan hukum. “Wilayah pesisir adalah rumah bagi banyak masyarakat nelayan. Jika tidak dikelola dengan baik, kerusakan lingkungan akan berdampak langsung pada mata pencaharian mereka. Oleh sebab itu, hukum hadir untuk memberikan arah dan perlindungan, agar masyarakat bisa hidup sejahtera tanpa merusak ekosistem yang menjadi penopang kehidupan mereka,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, beliau juga menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat dalam setiap kebijakan yang menyangkut pengelolaan lingkungan. “Masyarakat tidak boleh hanya menjadi objek kebijakan, melainkan harus menjadi subjek yang aktif. Desa memiliki kewenangan untuk menyusun Peraturan Desa (Perdes) yang berorientasi pada pelestarian lingkungan, dan inilah yang perlu kita dorong bersama,” ungkapnya.
Dr. Hilman juga menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebatas penyuluhan, melainkan bentuk nyata kontribusi perguruan tinggi dalam membangun kesadaran kolektif. “FH UMMAT ingin memastikan bahwa ilmu yang kami miliki tidak hanya berhenti di ruang kelas, tetapi bisa dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat. Kami ingin masyarakat pesisir memahami bahwa hukum bukanlah sesuatu yang jauh, tetapi dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari,” pungkasnya.
Selama dua hari pelaksanaan, para peserta mendapatkan pembekalan berupa diskusi interaktif, pemaparan materi, serta praktik lapangan yang menekankan peran aktif masyarakat dalam menjaga ekosistem pesisir. Salah satu materi utama dibawakan oleh Anies Prima Dewi, S.H., M.H., selaku Wakil Dekan II FH UMMAT, yang memaparkan mengenai “Hukum Pengelolaan Pesisir dan Peran Masyarakat dalam Pelestarian Lingkungan”.
Kepala Desa Pemenang Timur dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan apresiasinya atas dukungan akademisi dalam mendampingi masyarakat desa. “Kami berterima kasih kepada FH UMMAT yang hadir langsung memberikan pemahaman hukum dan pendampingan kepada masyarakat. Dengan adanya kegiatan ini, kami semakin yakin bahwa desa dapat memiliki peraturan yang berpihak pada keberlanjutan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Kegiatan PKM ini sekaligus memperkuat peran FH UMMAT sebagai center of excellence yang tidak hanya fokus pada pendidikan dan penelitian, tetapi juga pengabdian nyata kepada masyarakat. Harapannya, sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan masyarakat dapat menjadi model pengelolaan wilayah pesisir yang berkelanjutan dan berbasis kearifan lokal di Lombok Utara. (HUMAS UMMAT)
Sumbawa,Upaya menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bebas dari perundungan (bullying) terus digencarkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 05 Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT). Mengusung semangat edukasi dan pembentukan karakter sejak dini, mereka mengadakan program sosialisasi bertajuk “Stop Bullying” di dua sekolah, yaitu SDN 01 Labuan Aji pada Kamis (7/8) dan MI Muhammadiyah Terujung pada Jumat (8/8).
Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam kepada siswa tentang arti bullying, berbagai bentuknya baik verbal, fisik, sosial, maupun cyberbullying serta dampak serius yang dapat mempengaruhi kesehatan mental, emosi, hingga prestasi belajar korban. Tidak hanya memberikan materi, mahasiswa KKN mengemas kegiatan ini secara interaktif melalui sesi tanya jawab, permainan edukatif, dan simulasi kasus. Metode ini terbukti membuat siswa lebih antusias, aktif bertanya, dan mudah mengingat pesan yang disampaikan.
Ketua KKN Kelompok 05, Rahmad Taofiq, menegaskan bahwa sosialisasi ini merupakan bagian dari program kerja utama kelompoknya selama KKN. “Kami ingin memberikan kontribusi nyata bagi sekolah dan masyarakat. Harapan kami, adik-adik di sini bisa menjadi agen perubahan yang berani menolak segala bentuk perundungan dan membangun budaya saling menghormati. Pencegahan bullying harus dimulai dari kesadaran diri dan sikap saling menghargai,” ujarnya.
Sosialisasi ini diawali dengan pemaparan materi singkat tentang definisi dan jenis bullying, kemudian dilanjutkan dengan pemutaran video edukasi yang menggambarkan situasi perundungan di sekolah. Siswa diminta mengidentifikasi bentuk-bentuk penindasan yang mereka lihat dalam video, lalu mendiskusikan cara yang tepat untuk mencegah atau menghentikan.
Suasana menjadi semakin hidup ketika mahasiswa KKN mengajak siswa bermain game edukatif bertema “Teman Baik vs Teman Jahat” yang bertujuan mengajarkan perbedaan perilaku positif dan negatif di lingkungan sekolah. Sesi simulasi kasus juga memancing rasa empati siswa, karena mereka diajak memerankan korban, pelaku, dan saksi bullying, lalu berdiskusi mengenai perasaan dan solusi dari sudut pandang masing-masing.
Kepala SDN 01 Labuan Aji, Ahmad Yani, menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada siswa KKN Kelompok 05 atas inisiatif ini. “Kami sangat berterima kasih kepada KKN Kelompok 05. Edukasi ini sangat bermanfaat untuk menumbuhkan rasa empati, menghargai perbedaan, dan semangat kebersamaan sejak dini. Pesan anti-bullying yang disampaikan hari ini diharapkan dapat diingat dan dipraktikkan oleh seluruh siswa, tidak hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan rumah,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala MI Muhammadiyah Terujung, M. Jufri, S.Pd.I, menilai kegiatan ini sejalan dengan visi sekolahnya untuk membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia dan peduli terhadap sesama. “Program seperti ini sangat membantu kami menciptakan suasana belajar yang positif. Anak-anak perlu diajarkan untuk menghargai orang lain, menghindari perilaku yang menyakiti, dan berani melaporkan jika melihat kasus bullying. Terima kasih atas perhatian dan dedikasi siswa KKN 05 kepada anak-anak kami,” ujarnya.
Respons siswa terhadap kegiatan ini juga sangat positif. Banyak di antara mereka yang mengaku baru mengetahui bahwa mengolok-olok nama orang, mengucilkan teman, atau mengirim pesan yang menyakitkan di media sosial termasuk dalam perilaku bullying. Siswa juga merasa termotivasi untuk lebih peduli terhadap teman dan tidak takut melapor jika melihat kejadian serupa.
Sosialisasi ini tidak hanya menargetkan siswa, tetapi juga mengajak guru untuk lebih aktif mengawasi interaksi anak-anak di kelas maupun di luar jam pelajaran. Mahasiswa KKN memberikan rekomendasi kepada pihak sekolah untuk membuat “Pojok Curhat” atau “Kotak Pengaduan” sebagai sarana siswa melaporkan kasus perundungan secara aman.
Dengan terlaksananya program ini, diharapkan SDN 01 Labuan Aji dan MI Muhammadiyah Terujung dapat menjadi sekolah bebas perundungan sekaligus contoh bagi sekolah-sekolah lain di Sumbawa. Mahasiswa KKN Kelompok 05 berharap, kegiatan serupa bisa terus berlanjut di masa depan sebagai bagian dari upaya kolektif membentuk generasi muda yang berempati, berkarakter, dan menjunjung tinggi nilai persaudaraan. (HUMAS UMMAT)