Surabaya, Guna meningkatkan mutu dan tata kelola Program Pendidikan Profesi Guru (PPG), Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui tim PPG-nya melakukan kunjungan benchmarking ke Badan Pendidikan Profesi Guru (BPPG) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Selasa, 22 Juli 2025. Kegiatan yang berlangsung di Gedung W1 LPSP, Kampus 2 Lidah Wetan, Unesa, ini menjadi bagian dari komitmen UMMAT untuk terus belajar dari institusi yang telah terbukti sukses dalam mengelola program PPG di tingkat nasional.
Rombongan UMMAT dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd., Si., didampingi oleh Ketua Program Studi PPG, Dr. Intan Dwi Astuti, M.Pd., serta tim. Kedatangan mereka disambut hangat oleh pimpinan BPPG Unesa dan tim penyelenggara PPG.
Kegiatan diawali dengan seremoni pembukaan dan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PPG UMMAT dan BPPG Unesa. Penandatanganan ini menjadi langkah awal dari kolaborasi antara kedua lembaga untuk pengembangan kapasitas kelembagaan, peningkatan mutu akademik, serta pertukaran praktik baik dalam penyelenggaraan PPG.
Dr. Muhammad Nizaar menyampaikan alasan pemilihan Unesa sebagai mitra benchmarking. “Kami memilih Unesa karena rekam jejaknya sebagai penyelenggara PPG yang telah matang. Banyak hal strategis yang ingin kami pelajari dan adopsi, terutama dalam aspek digitalisasi sistem, tata kelola manajemen program, serta inovasi pengembangan kurikulum yang relevan dengan tantangan pendidikan masa kini dan masa depan,” ujarnya.
Selama sesi sharing session, berbagai topik penting didiskusikan, termasuk model Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) mahasiswa PPG Unesa yang sudah diarahkan ke skala internasional. Unesa telah menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan luar negeri dalam rangka memberikan pengalaman praktik yang lebih luas dan bertaraf global bagi para calon guru.
Hal ini menjadi inspirasi bagi UMMAT untuk terus meningkatkan kualitas pengalaman praktik mahasiswa PPG, tidak hanya terbatas pada lingkup lokal, tetapi juga membuka peluang kolaborasi internasional yang dapat memperkaya wawasan dan kompetensi mahasiswa.
“Pengembangan model PPL dengan perspektif global sangat penting untuk mencetak guru yang adaptif terhadap perkembangan zaman, mampu memahami konteks multikultural, dan siap bersaing secara internasional,” ungkap Dr. Nizaar.
Selain itu, UMMAT juga menyoroti sistem pelaporan diri mahasiswa PPG kategori guru tertentu yang telah dikembangkan Unesa melalui platform digital berbasis website. Sistem ini memungkinkan mahasiswa untuk melakukan pelaporan administrasi, progres, dan kebutuhan akademik secara mandiri dan efisien. UMMAT berencana mengembangkan sistem serupa sebagai bagian dari upaya digitalisasi tata kelola layanan akademik di lingkungan PPG UMMAT.
Hal menarik lainnya yang diperoleh dari benchmarking ini adalah model pembinaan alumni PPG yang dikembangkan Unesa. Tidak hanya fokus pada proses pendidikan selama masa studi, Unesa juga membangun sistem pendampingan dan pembinaan berkelanjutan bagi para alumni agar mereka tetap terhubung dengan institusi dan terus mendapat dukungan pengembangan profesional.
UMMAT menyambut baik inisiatif ini dan akan mengadaptasi konsep serupa untuk diterapkan kepada alumni PPG di lingkungannya. “Hubungan yang baik dengan alumni tidak hanya memperkuat jejaring institusi, tetapi juga menjadi tolok ukur keberhasilan PPG dalam mencetak guru profesional yang relevan dan dibutuhkan masyarakat,” imbuh Dr. Nizaar. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Fakultas Teknik (Fatek), Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan komitmen akademiknya dalam mendukung pembangunan nasional dengan menjadi tuan rumah Forum Diskusi Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Pengawasan Penataan Ruang, Selasa (22/7/2025). Forum yang mengusung tema “Urgensi Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Era Kemudahan Berusaha” ini terselenggara berkat kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang, Kementerian ATR/BPN. Kegiatan digelar secara hybrid dan diikuti oleh berbagai pemangku kepentingan dari kawasan Nusa Tenggara, Maluku, hingga Papua.
Forum ini menghadirkan Aria Indra Purnama, ST, MUM., Direktur Pengendalian Pemanfaatan Ruang, Ditjen Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang Kementerian ATR/BPN, sebagai narasumber utama. Dalam pemaparannya, ia menekankan pentingnya pengendalian pemanfaatan ruang di tengah laju pembangunan dan investasi yang masif, serta pembersihan perangkat regulasi tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021.
Menambah perspektif daerah, forum ini juga menghadirkan perwakilan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi NTB yang menjelaskan praktik implementasi pengendalian ruang di tingkat lokal. Keduanya mendapat tanggapan akademik dari Ketua Program Studi PWK UMMAT, Febrita Susanti, ST, M.Eng., yang menekankan pentingnya penguatan kapasitas pengawasan serta partisipasi dalam penataan ruang yang adil dan berkelanjutan.
Diskusi berlangsung terbuka dan partisipatif. Mahasiswa PWK UMMAT menunjukkan antusiasme yang tinggi dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan kritis yang diapresiasi langsung oleh narasumber utama. Aria Indra Purnama bahkan memuji kualitas intelektual mahasiswa UMMAT dan menyatakan kesiapannya mendukung pengembangan akademik PWK UMMAT, termasuk melalui kuliah tamu, pendampingan akademik, hingga peluang magang di kementerian.
Acara ini juga dihadiri langsung oleh pejabat Kementerian ATR/BPN, Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi NTB, Kepala Subdirektorat Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah IV, jajaran analis dan penata ruang muda, serta Ketua Ikatan Ahli Perencana (IAP) NTB. Para dosen dan mahasiswa PWK UMMAT mengikuti forum ini secara aktif di Aula UMMAT.
Sementara itu, peserta Daring berasal dari berbagai perguruan tinggi di wilayah Indonesia Timur, di antaranya Universitas Karyadarma Kupang, Universitas Terbuka Kupang, Universitas Pattimura Ambon, ITB STIKOM Ambon, Universitas Nahdlatul Ulama Maluku Utara, Universitas Muhammadiyah Sorong, IST Indonesia Manokwari, Universitas Amal Ilmiah Yapis Wamena, Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, serta Universitas Cenderawasih Jayapura. Antusiasme dan partisipasi aktif para peserta membuktikan menguatnya kolaborasi akademik lintas wilayah.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA, dalam Perayaannya menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada UMMAT sebagai tuan rumah forum nasional ini. Ia menilai bahwa kehadiran para pejabat ilmuwan dan akademisi dari berbagai wilayah merupakan bukti bahwa UMMAT telah menjadi pusat kajian strategi dalam bidang perencanaan wilayah dan kota di kawasan timur Indonesia. Ia berharap forum ini awal menjadi sinergi berkelanjutan yang melahirkan implementasi nyata dalam pengelolaan ruang yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Febrita Susanti menambahkan bahwa forum ini menjadi momentum reflektif bagi akademisi dalam mendukung kebijakan pengendalian ruang di daerah. Menurutnya, materi diskusi sangat relevan dengan kurikulum PWK UMMAT, khususnya pada mata kuliah pengendalian dan pengawasan ruang. Ia juga menekankan pentingnya forum semacam ini dalam memperluas jaringan kerja sama antara kampus dan pemangku kepentingan.
Dalam sesi penutup, Aria Indra Purnama kembali menekankan pentingnya kolaborasi antara kementerian dan dunia pendidikan tinggi. Ia mengapresiasi pelaksanaan forum yang dinamis dan berkelas, serta menyatakan komitmennya untuk terus membangun kerja sama dengan UMMAT. “Kami siap membuka ruang magang bagi mahasiswa UMMAT, dan saya bersedia memberikan kuliah tamu secara sukarela untuk memperkuat pemahaman mereka tentang tata ruang,” ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dari rangkaian kolaborasi strategis antara Kementerian ATR/BPN dan UMMAT, guna mendukung pembangunan wilayah yang tertib ruang dan berkelanjutan di kawasan timur Indonesia. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menunjukkan komitmennya dalam mencetak calon pendidik unggul dan berjiwa pengabdi. Hal ini ditandai dengan pelepasan resmi 351 mahasiswa Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) II yang terintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata Pendidikan (KKN-Dik) pada Sabtu, 19 Juli 2025.
Bertempat di Lapangan FKIP UMMAT, acara pelepasan berlangsung khidmat dan penuh semangat. Hadir dalam kesempatan tersebut Rektor UMMAT Drs. Abdul Wahab, M.A., Dekan FKIP Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd.Si., MCE., para Wakil Dekan FKIP, dosen pembimbing lapangan (DPL), serta seluruh peserta program PLP II.
Dekan FKIP UMMAT, Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd.,Si., menjelaskan bahwa program PLP II terintegrasi KKN-Dik merupakan bentuk pembelajaran yang menuntut mahasiswa untuk tidak hanya menguasai teori pendidikan, tetapi juga mampu mengimplementasikannya dalam konteks nyata di tengah masyarakat sekolah. “Melalui program ini, mahasiswa tidak hanya mengajar di kelas, tetapi juga menjadi bagian dari masyarakat sekolah dan berkontribusi aktif dalam pengembangan lingkungan pendidikan,” ujar Nizaar.
Sebanyak 351 mahasiswa FKIP UMMAT akan disebar ke 50 sekolah mitra dari jenjang SD, SMP, hingga SMA/SMK yang tersebar di dua wilayah strategis, yaitu Kabupaten Lombok Timur dan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Para mahasiswa akan menjalani masa praktik selama dua bulan, dimulai pada 21 Juli hingga 13 September 2025.
Program PLP II terintegrasi KKN-Dik ini merupakan program unggulan FKIP UMMAT yang memadukan pendekatan akademik dengan pengabdian masyarakat berbasis pendidikan. Mahasiswa akan menjalankan sejumlah aktivitas, antara lain praktik pembelajaran di kelas bersama guru pamong, penyusunan dan pengembangan perangkat ajar, penyelenggaraan kegiatan literasi dan numerasi di sekolah, serta pelaksanaan program edukatif berbasis potensi dan kebutuhan lokal.
“Pendekatan ini bertujuan agar mahasiswa tidak hanya menjadi guru yang cakap dalam mengajar, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan mampu menjadi agen perubahan di lingkungannya,” tambah Dr. Nizaar.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., dalam amanatnya menekankan pentingnya menjaga integritas dan profesionalisme selama menjalankan tugas. Ia berharap para mahasiswa dapat menjadi teladan yang baik, serta membawa nilai-nilai Muhammadiyah dalam praktik pendidikan di sekolah.
“Kalian adalah representasi UMMAT di tengah masyarakat. Jadilah duta perubahan, teladan akhlak, dan penyebar semangat mencerdaskan kehidupan bangsa. Jangan lupa untuk belajar dari guru pamong, bersinergi dengan kepala sekolah, dan mendengarkan kebutuhan siswa,” tegas Rektor.
Beliau juga menyampaikan bahwa pengalaman ini merupakan salah satu fase penting dalam pembentukan karakter pendidik. “Di lapangan, kalian akan belajar banyak hal yang tidak kalian temukan di ruang kuliah. Hadapilah setiap tantangan dengan keikhlasan dan semangat untuk tumbuh,” tambahnya.
Dengan pelepasan ini, FKIP UMMAT mempertegas komitmennya untuk terus membina dan mendampingi calon guru yang tak hanya kompeten dalam bidangnya, tetapi juga siap menjadi pemimpin perubahan di tengah masyarakat. Sinergi antara kampus, sekolah, dan masyarakat ini diharapkan dapat menciptakan dampak positif dan berkelanjutan bagi pendidikan di Nusa Tenggara Barat. (HUMAS UMMAT)
Mataram, 9 Juli 2025 – Dalam rangka mempersiapkan delegasi terbaik untuk ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN) 2025, Lembaga Pengkajian, Pengembangan, dan Pengamalan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (LP3IK) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menggelar Program Seleksi Internal MTQ Mahasiswa. Kegiatan ini berlangsung dengan khidmat dan antusiasme tinggi dari seluruh peserta, serta mendapat dukungan penuh dari berbagai elemen kampus.
Seleksi internal ini melibatkan lima cabang lomba, yakni Tahfiz Al-Qur’an (5 peserta), Tartil Al-Qur’an (8 peserta), Tilawah Al-Qur’an (13 peserta), serta cabang beregu seperti Syarhil Qur’an dan Fahmil Qur’an. Para peserta berasal dari berbagai fakultas di lingkungan UMMAT, mereka menunjukkan semangat luar biasa dalam mengikuti setiap tahapan seleksi yang dilaksanakan secara ketat dan profesional.
Ketua Panitia, Sahman Z, MH, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini dengan lancar. “Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, kami selaku panitia seleksi internal MTQMN mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan mendukung terselenggaranya acara ini. Semoga seleksi ini tidak hanya melahirkan peserta yang siap berkompetisi, tetapi juga menumbuhkan semangat mencintai Al-Qur’an di kalangan mahasiswa”, ujarnya.
Ketua LP3IK UMMAT, Dr. M. Anugrah Arifin, M.Pd.I., menegaskan pentingnya membumikan nilai-nilai Al-Qur’an di lingkungan perguruan tinggi. “Seleksi MTQMN ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang mengasah kemampuan para mahasiswa dalam bidang Al-Qur’an, lebih dari itu kegiatan ini diharapkan mampu membangun kultur dan akhlak Qur’ani bagi segenap civitas akademika UMMAT, khususnya para mahasiswa. Keberadaan MTQ bukan hanya simbol kegiatan religius semata, melainkan bagian dari proses pembentukan karakter insan akademik yang seimbang antara ilmu, iman, dan amal,” jelasnya.
Para peserta seleksi menunjukkan kualitas dan kesiapan yang luar biasa. Di antara mereka, terdapat mahasiswa yang telah menghafal lebih dari 10 juz, memiliki pengalaman tampil di berbagai lomba keagamaan, serta aktif dalam pembinaan kerohanian Islam di kampus. Tidak hanya kemampuan membaca dan menghafal, peserta juga diuji dalam pemahaman isi kandungan Al-Qur’an, retorika penyampaian dalam syarhil, serta ketangkasan menjawab soal dalam cabang fahmil.
Wakil Rektor IV UMMAT, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I., turut menyampaikan apresiasi dan harapan besar terhadap kegiatan ini. “Kami sangat mendukung program MTQ Mahasiswa yang diselenggarakan LP3IK ini. Kegiatan ini mencerminkan komitmen UMMAT dalam membentuk mahasiswa yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter religius dan berakhlak mulia. Para mahasiswa yang lolos seleksi nantinya kami harapkan mampu menjadi duta Qur’ani yang membanggakan UMMAT di kancah nasional, bahkan internasional,” tegasnya.
Beliau juga menekankan pentingnya keberlanjutan pembinaan bagi para peserta yang terpilih. UMMAT, melalui LP3IK, akan melakukan pendampingan dan pelatihan intensif untuk memastikan kesiapan para peserta menghadapi kompetisi di tingkat nasional. Pelatihan akan melibatkan pelatih profesional, alumni berprestasi dalam cabang-cabang MTQ. (HUMAS UMMAT)
Mataram, 9 Juli 2025 — Kesetaraan adalah fondasi utama dari pendidikan yang berkeadaban. Berangkat dari semangat ini, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Unit Layanan Disabilitas (ULD) menggelar workshop bertajuk “Aksesibilitas dan Inklusi: Membangun Lingkungan Kampus Ramah Disabilitas” di Aula Fakultas Agama Islam. Kegiatan ini menjadi titik tolak komitmen kampus dalam memperkuat budaya inklusif, di mana setiap individu tanpa terkecuali dapat merasakan atmosfer kampus yang adil, aman, dan memanusiakan.
Workshop ini menghadirkan tiga narasumber ahli dan inspiratif, yakni Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Sri Sukarni, Kepala UPT Sentra Paramita Mataram Arif Rohman, S.ST., M.SIP., MAWG., Ph.D., serta Wakil Rektor III UMMAT Dr. Erwin, M.Pd.
Ketua ULD UMMAT, Nurliyah Nikmatul Rahmah, M.Kom.I., menyampaikan bahwa ULD hadir sebagai wujud nyata kepedulian kampus terhadap keberadaan penyandang disabilitas di lingkungan UMMAT. Saat ini, tercatat terdapat 15 orang penyandang disabilitas yang terdiri dari mahasiswa, dosen, hingga tenaga kependidikan.
“Keberadaan ULD ini bukan sekedar simbolik. Ini adalah bentuk nyata perhatian dan kepedulian UMMAT terhadap kelompok difabel. Kita ingin membangun kampus yang ramah, Namun memang harus kita akui, fasilitas kampus saat ini masih belum sepenuhnya mendukung kebutuhan penyandang disabilitas. Ke depan ini akan menjadi perhatian serius”, ujarnya.
Lebih lanjut Nurliyah menegaskan bahwa ULD bukan sekedar organ struktural semata, melainkan organ fungsional yang manusiawi dan selaras dengan nilai-nilai keislaman dan kemuhammadiyahan. Menurutnya, perubahan pola pikir seluruh unsur kampus merupakan kunci utama membangun lingkungan yang inklusif dan bebas dari diskriminasi.
Salah satu narasumber utama, Arif Rohman, PhD., menyampaikan materi bertajuk “Kebijakan Kementerian Sosial dalam Penanganan Penyambutan Disabilitas di Indonesia”. Ia menyoroti dasar hukum penting yang menjadi payung perlindungan terhadap hak-hak penyandang disabilitas, yakni Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyayang Disabilitas.
“Penyandang disabilitas bukan hanya yang terlihat secara fisik. Mereka bisa memiliki hambatan intelektual, mental, sensorik, yang berdampak dalam berinteraksi dan berpartisipasi di masyarakat. Lingkunganlah yang kerap membuat mereka benar-benar ‘disable’. Oleh karena itu, keterlibatan mereka dalam setiap kebijakan dan kegiatan sangatlah penting”, tegasnya.
Arif juga menyampaikan data mengejutkan bahwa sekitar 36% anak penyandang disabilitas tidak mengenyam pendidikan, sebuah permasalahan yang menurutnya menjadi tantangan besar bangsa. Ia juga menyebutkan adanya program sosial dari Kementerian Sosial, seperti Program Permakanan Penyayang Disabilitas, yang dikhususkan khusus untuk difabel berat yang bahkan tidak mampu makan sendiri.
Narasumber kedua, Sri Sukarni, lebih menitikberatkan pada aspek paradigma dan pendekatan terhadap disabilitas. Ia mengupas berbagai perspektif mulai dari pendekatan karitatif, medis, sosial, hingga pendekatan berbasis hak asasi manusia (HAM).
“Pendekatan terhadap disabilitas seharusnya bergeser dari belas kasihan (charity) menuju pendekatan berbasis hak asasi manusia (human rights-based approach). Selama ini kita masih terjebak pada pola pikir kasihan. Tapi mereka tidak butuh dikasihani, mereka butuh dihormati sebagai manusia dengan hak yang sama”, tegasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa banyak tantangan yang muncul bukan dari disabilitas itu sendiri, melainkan dari lingkungan sekitar yang tidak mendukung. “Disabilitas memang ada, tapi yang menjadikannya disabilitas adalah lingkungan”, ujarnya mengutip perspektif inklusif yang mulai diterapkan secara global.
Tak hanya teori, Sri juga memberikan pelatihan singkat mengenai etika berinteraksi dengan penyandang disabilitas, mulai dari penggunaan istilah yang tepat hingga sikap menghormati otonomi mereka sebagai individu yang setara.
Narasumber terakhir, Dr. Erwin, M.Pd., memberikan pemaparan menyentuh mengenai pengalaman kampus UMMAT dalam menyambut mahasiswa penyandang disabilitas. Ia menggarisbawahi pentingnya melihat potensi, bukan batasan.
“Sebelum ULD resmi dibentuk, UMMAT sudah lebih dulu menerima mahasiswa difabel. Salah satunya mahasiswa kami dari Prodi PGSD, yang mengalami gangguan mental akibat masalah keluarga. Secara akademik ia sangat kritis dan berprestasi, namun akhirnya memilih berhenti kuliah karena mengalami bullying dan minimnya dukungan lingkungan. Ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua”, kisahnya.
Ia juga menambahkan bahwa UMMAT kini telah membuka jalur khusus penyandang disabilitas dalam proses penerimaan mahasiswa baru. Namun langkah ini tidak bisa berhenti di sana.
“Komitmen kita ke depan adalah menjadikan UMMAT sebagai kampus inklusi, tempat semua orang terlepas dari apapun kondisinya. dihargai, diberdayakan, dan diberi ruang yang setara”, tutupnya.
Workshop ini berlangsung penuh antusiasme dan diikuti oleh perwakilan lembaga mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan dari seluruh fakultas di lingkungan UMMAT. Kegiatan ini diharapkan menjadi awal dari transformasi nyata kampus yang benar-benar inklusif, yang tidak hanya ramah terhadap penyandang disabilitas secara fisik, tetapi juga secara mental, sosial, dan kebijakan. (HUMAS UMMAT)
Mataram, 27 Juni 2025 – Dalam rangka memperingati Milad ke-45, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) tidak hanya merayakan usia, tetapi juga menegaskan kembali komitmennya sebagai institusi pendidikan yang mencetak generasi muda mandiri, inovatif, dan produktif. Di momentum penuh makna ini, UMMAT menyalurkan bantuan kewirausahaan bagi mahasiswa dengan total nilai mencapai Rp21 juta.
Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis oleh Ketua Baitul Mal UMMAT, Habiburrahman, M.Pd., di Auditorium H. Anwar Ikraman, disaksikan oleh sivitas akademika dan para tamu undangan. Bantuan tersebut merupakan dana stimulan yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat berwirausaha di kalangan mahasiswa, sekaligus membentuk karakter wirausaha sejak di bangku kuliah.
“Bantuan kewirausahaan ini bukan sekadar pemberian dana, tapi sebuah investasi jangka panjang untuk karakter dan kemandirian mahasiswa. Kami ingin mereka punya keberanian untuk memulai usaha, menyalurkan ide-ide kreatif, dan menjawab tantangan zaman dengan solusi nyata,” ungkap Habiburrahman.
Ia juga menambahkan bahwa program ini dirancang bukan sebagai kegiatan sesaat, melainkan langkah strategis jangka panjang. Mahasiswa penerima bantuan didorong membentuk kelompok usaha mandiri yang akan didampingi secara berkelanjutan oleh universitas, khususnya melalui koordinasi Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan.
“Kami ingin membangun ekosistem wirausaha mahasiswa yang kokoh. Mereka bisa saling menguatkan dalam kelompok usaha yang produktif, terkoordinasi, dan visioner. Gotong royong dan semangat kolaborasi menjadi kunci”, lanjutnya.
Sementara itu, Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap program ini. Menurutnya, perguruan tinggi di era kini dituntut untuk tidak hanya mencetak sarjana, tapi juga membentuk pionir perubahan yang mampu membuka lapangan kerja dan membawa dampak sosial.
“UMMAT ingin menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga tangguh dalam menghadapi dinamika kehidupan. Kita butuh anak muda yang berani menciptakan peluang, bukan sekadar mencari kesempatan. Program kewirausahaan ini menjadi pijakan awal ke arah itu”, tegas Rektor.
Rektor juga mengingatkan agar bantuan ini digunakan sebaik mungkin sebagai fondasi awal menumbuhkan jiwa entrepreneur yang tangguh dan bertanggung jawab.
Program kewirausahaan ini merupakan bagian integral dari rangkaian peringatan Milad ke-45 UMMAT yang mengusung tema “Semangat Baru, Menuju Unggul.” Lebih dari sekadar selebrasi, UMMAT menempatkan milad sebagai momentum refleksi, transformasi, dan aksi nyata untuk kebermanfaatan umat dan bangsa.
Sebagai kampus Islam berkemajuan di Nusa Tenggara Barat, UMMAT terus berupaya menanamkan nilai-nilai kemandirian, inovasi, dan kepedulian sosial kepada para mahasiswanya. Diharapkan, program seperti ini dapat melahirkan lebih banyak wirausahawan muda yang tidak hanya kompeten dan berdaya saing, tetapi juga berakar kuat pada nilai-nilai lokal dan kontribusi nyata bagi pembangunan NTB dan Indonesia. (HUMAS UMMAT)