Mahasiswa UMMAT, Baiq Jannati Ukir Prestasi di GNYS #3 ASEAN, Sabet Penghargaan Best Idea di Youth Conference

Mahasiswa UMMAT, Baiq Jannati Ukir Prestasi di GNYS #3 ASEAN, Sabet Penghargaan Best Idea di Youth Conference

Mataram, 19 Februari 2025 – Baiq Jannati Luklu’il Maknun, mahasiswa Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), kembali mengharumkan nama kampus dengan prestasinya di kancah internasional. Ia terpilih sebagai salah satu dari 35 peserta Garuda Nusa Youth Summit (GNYS) Batch 3, sebuah program bergengsi yang berlangsung di tiga negara ASEAN: Singapura, Malaysia, dan Thailand, pada 17 hingga 22 Februari 2025.

Dalam ajang ini, Baiq Jannati meraih penghargaan “Best Idea” di Youth Conference berkat gagasan inovatifnya yang menyoroti peran pemuda dalam mendorong keberlanjutan lingkungan di ASEAN. Penghargaan ini membuktikan bahwa mahasiswa UMMAT mampu bersaing dan memberikan kontribusi nyata dalam forum internasional.

Dengan tema “From Local to Global: Shaping Future Leaders of Indonesia and ASEAN”, GNYS Batch 3 bertujuan memperkenalkan pemuda Indonesia pada perspektif global serta mempertemukan mereka dengan pemimpin inspiratif, penggerak perubahan, dan praktisi dari berbagai bidang. Program ini menjadi wadah bagi peserta untuk mengembangkan potensi diri, membangun jejaring internasional, serta meningkatkan pemahaman tentang kepemimpinan dan kerja sama internasional.

Baiq Jannati mengungkapkan bahwa perjalanan menuju GNYS Batch 3 bukanlah hal yang mudah. Ia harus menghadapi berbagai tantangan, mulai dari mempersiapkan materi untuk press conference, perlengkapan perjalanan, hingga membagi waktu dengan penyusunan skripsinya.

“Ini adalah penerbangan internasional pertama saya, dan saya harus berangkat sendiri tanpa siapapun. Jadi, cukup menantang karena saya harus mempersiapkan semuanya sendiri, mulai dari materi, mental, hingga kesiapan fisik,” ujar Baiq Jannati.

Selama satu minggu, peserta terlibat dalam berbagai kegiatan yang dirancang untuk memperkaya wawasan mereka dalam bidang kepemimpinan, critical thinking, dan kerja sama internasional. Beberapa agenda utama meliputi: Panel Diskusi: Bertemu dan berdiskusi langsung dengan para pemimpin inspiratif ASEAN; Kunjungan Institusi: Mengamati langsung praktik kepemimpinan dan inovasi di berbagai institusi; Workshop Kepemimpinan: Memperdalam kemampuan critical thinking dan keterampilan negosiasi internasional; Cultural Exchange: Memahami dinamika sosial dan budaya di setiap negara yang dikunjungi; Presentasi dan Networking: Menjalin hubungan dengan sesama pemuda dari berbagai latar belakang.

Di Singapura, peserta mempelajari kebijakan dan kepemimpinan global serta strategi negara tersebut menjadi pusat ekonomi dunia. Di Malaysia, mereka mengunjungi institusi akademik dan bisnis untuk memahami pengembangan industri kreatif dan teknologi. Sementara di Thailand, peserta mendalami konsep sustainability dan ekonomi hijau dalam konteks ASEAN.

Sebagai mahasiswa UMMAT yang mendapat kesempatan mewakili Indonesia dalam ajang bergengsi ini, Baiq Jannati berharap pengalamannya dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk berani mengambil peluang di kancah global.

“Saya ingin pengalaman ini menjadi motivasi bagi mahasiswa lain di UMMAT untuk tidak ragu mengejar kesempatan internasional. Dunia semakin terbuka, dan kita harus berani melangkah keluar dari zona nyaman,” tambahnya.

Dengan pencapaian ini, UMMAT semakin menunjukkan kualitas akademiknya di tingkat internasional serta komitmennya dalam mencetak pemimpin masa depan yang siap bersaing di era global (HUMAS UMMAT).

Wakili Indonesia, Mahasiswa FH UMMAT Siap Unjuk Gigi di GNYS #3 ASEAN

Wakili Indonesia, Mahasiswa FH UMMAT Siap Unjuk Gigi di GNYS #3 ASEAN

Mataram, 19 Februari 2025 – Baiq Jannati Luklu’il Maknun, mahasiswa Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), menorehkan prestasi membanggakan dengan terpilih sebagai salah satu dari 35 peserta Garuda Nusa Youth Summit (GNYS) Batch 3. Kegiatan bergengsi ini diselenggarakan di tiga negara ASEAN: Singapura, Malaysia, dan Thailand, berlangsung dari 17 hingga 22 Februari 2025.

Mengusung tema “From Local to Global: Shaping Future Leaders of Indonesia and ASEAN”, GNYS Batch 3 bertujuan untuk memperkenalkan para pemuda Indonesia pada perspektif global serta mempertemukan mereka dengan pemimpin inspiratif, penggerak perubahan, dan praktisi dari berbagai bidang. Program ini menjadi wadah bagi peserta untuk mengembangkan potensi diri, membangun jejaring internasional, serta meningkatkan pemahaman mengenai kepemimpinan dan kerja sama internasional.

Baiq Jannati mengungkapkan bahwa perjalanan menuju GNYS Batch 3 bukanlah hal yang mudah. Salah satu tantangan utama yang ia hadapi adalah mempersiapkan berbagai hal, mulai dari materi untuk press conference, perlengkapan perjalanan, hingga membagi waktu dengan penyusunan skripsinya.

“Ini adalah penerbangan internasional pertama saya, dan saya harus berangkat sendiri tanpa siapapun. Jadi, cukup menantang karena saya harus mempersiapkan semuanya sendiri, mulai dari materi, mental, hingga kesiapan fisik,” ujar Baiq Jannati.

Selama satu minggu, peserta akan terlibat dalam berbagai kegiatan yang dirancang untuk memperkaya wawasan mereka dalam bidang kepemimpinan, critical thinking, dan kerja sama internasional. Kegiatan ini mencakup diskusi panel bersama tokoh inspiratif, kunjungan ke institusi strategis, serta workshop intensif tentang kepemimpinan dan inovasi.

Di Singapura, peserta akan mengikuti studi kebijakan dan kepemimpinan global, mempelajari bagaimana negara kecil ini berhasil menjadi pusat ekonomi dunia. Di Malaysia, mereka akan mengunjungi lembaga akademik dan bisnis untuk memahami strategi pengembangan industri kreatif dan teknologi. Sementara di Thailand, mereka akan mendalami konsep sustainability dan ekonomi hijau dalam konteks ASEAN.

GNYS Batch 3 memberikan pengalaman berharga bagi para peserta melalui berbagai kegiatan yang meliputi, Panel Diskusi: Bertemu dan berdiskusi langsung dengan para pemimpin inspiratif ASEAN; Kunjungan Institusi: Mengamati langsung praktik kepemimpinan dan inovasi di berbagai institusi; Workshop Kepemimpinan: Memperdalam kemampuan critical thinking dan keterampilan negosiasi internasional; Cultural Exchange: Memahami dinamika sosial dan budaya di setiap negara yang dikunjungi; Presentasi dan Networking: Menjalin hubungan dengan sesama pemuda dari berbagai latar belakang.

Dalam salah satu agenda utama, Youth Conference, Baiq Jannati berhasil meraih penghargaan “Best Idea” berkat gagasan inovatifnya yang menyoroti peran pemuda dalam mendorong keberlanjutan lingkungan di ASEAN. Penghargaan ini menjadi bukti bahwa mahasiswa UMMAT mampu bersaing dan memberikan kontribusi nyata dalam forum internasional.

Sebagai mahasiswa UMMAT yang mendapat kesempatan mewakili Indonesia di ajang bergengsi ini, Baiq Jannati berharap pengalamannya dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk berani mengambil peluang di kancah global.

“Saya ingin pengalaman ini menjadi motivasi bagi mahasiswa lain di UMMAT untuk tidak ragu mengejar kesempatan internasional. Dunia semakin terbuka, dan kita harus berani melangkah keluar dari zona nyaman,” tambahnya.

Dengan pencapaian ini, UMMAT semakin menunjukkan kualitas akademiknya di tingkat internasional serta komitmennya dalam mencetak pemimpin masa depan yang siap bersaing di era global (HUMAS UMMAT).

A Colourful Journey: Prof. Joni Safaat Adiansyah, Dari Tantangan Hidup Hingga Puncak Guru Besar di UMMAT

A Colourful Journey: Prof. Joni Safaat Adiansyah, Dari Tantangan Hidup Hingga Puncak Guru Besar di UMMAT

Mataram, 18 Februari 2025 – Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) dengan bangga mengumumkan bahwa Prof. Joni Safaat Adiansyah, ST., M.Sc., Ph.D., telah meraih posisi sebagai Guru Besar di Program Magister Ilmu Lingkungan. Perjalanan luar biasa Prof. Joni menuju pencapaian ini menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang, dipenuhi dengan dedikasi, tantangan, dan semangat yang tak pernah pudar.

Dalam pidatonya yang bertajuk A Colourful Journey (Perjalanan Penuh Warna), Prof. Joni berbagi pengalaman pribadi yang membentuk perjalanan hidup dan karirnya, serta memberikan pesan semangat kepada seluruh hadirin untuk tetap menjalani hidup dengan prinsip manjadda wa jadda (siapa yang bersungguh-sungguh, pasti akan berhasil). Prof. Joni mengungkapkan betapa pentingnya ketahanan dalam menghadapi kesulitan, mengingat masa kecilnya yang penuh tantangan setelah kehilangan ayahnya saat ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Ibu yang luar biasa tangguh membesarkan dirinya dan saudara-saudaranya seorang diri. “Saya teringat dulu gimana waktu dimalang pulang mampir dipasar untuk membeli makanan untuk dijual oleh ibu saya, dan saat itu saya melihatnya tidak hanya sebagai ibu saya, tetapi juga sebagai superhero saya yang memberikan kekuatan dan membantu saya menjadi seperti sekarang ini,” kenang Prof. Joni, menggambarkan betapa besar pengaruh ibu dalam hidupnya.

Perjalanan karir Prof. Joni juga sangat berwarna dan penuh dengan beragam pengalaman. Prof. Joni memulai karir akademiknya di UMMAT pada tahun 1997 sebagai dosen luar biasa di Fakultas Teknik, sekaligus terlibat di industri tambang. Ia juga sempat menjadi seorang pegawai negeri sipil (PNS), namun akhirnya memilih untuk mengundurkan diri guna fokus pada karirnya di sektor tambang, sebuah keputusan yang sangat dipengaruhi oleh doa ibunya. “Sejak bergabung dengan UMMAT, saya merasa sangat diberkahi karena dapat menjadi bagian dari perjalanan panjang UMMAT, yang hingga kini tetap menjadi bagian penting dari hidup saya,” ujar Prof. Joni.

Perjalanan akademik Prof. Joni pun tak kalah menarik. Pada tahun 2009, ia mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan S2 di bidang Ilmu Lingkungan dengan beasiswa dari Stuned ke Belanda di Han University. Kemudian kesempatan beasiswa S3 di Curtin University yang didanai oleh program BPPL Dikti dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Terbaru, Prof. Joni mendapatkan kesempatan program kunjungan (visiting scholar) ke Amerika Serikat dengan beasiswa penuh selama 4 bulan. “Jadi sangat berwarna apa yang saya jalani dan yang saya tempuh, apakah saya pernah gagal? Tentu, gagal itu pernah. Tapi, saya berpesan kepada teman-teman untuk selalu yakin bahwa Allah SWT selalu memberikan sesuatu yang terbaik untuk hambahNya dan terus berprasangka baik kepada Allah SWT belum tentu yang kita anggap gagal itu dianggap gagal oleh Allah selalu ada sisi positifnya,” ungkapnya.

Prof. Joni juga berbagi tiga prinsip utama yang membimbingnya sepanjang perjalanan hidupnya. Pertama, ia menekankan pentingnya ikhtiar, usaha yang tidak pernah berhenti dan keinginan untuk terus memberikan yang terbaik. “Tidak peduli seberapa besar tantangan yang dihadapi, teruslah berusaha, karena keberhasilan akan datang kepada mereka yang tidak pernah menyerah,” kata Prof. Joni. Kedua, ia berbicara tentang kekuatan doa (berdoa), dan mengingatkan momen berat selama enam bulan pertama studi S3 di Australia, saat ia merasa teruji. Di masa itu, ia menulis di buku catatannya ayat dari Al-Baqarah (2:286): “Allah tidak akan membebani seorang hamba melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. Ayat ini menjadi pegangan yang memberinya ketenangan dan kekuatan untuk terus maju.

Terakhir, Prof. Joni berbicara tentang pentingnya semangat manjadda wa jadda, semakin besar usaha yang kita lakukan, semakin besar pula hasil yang kita peroleh. Ia meyakini bahwa melalui usaha yang konsisten dan tekad yang kuat, setiap individu dapat meraih kesuksesan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan dunia sekitar.

Perjalanan Prof. Joni menuju Guru Besar ini merupakan bukti nyata dari ketekunan, keyakinan, dan kerja keras. Pencapaiannya ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi mahasiswa dan civitas akademika UMMAT, tetapi juga menjadi pelajaran berharga bagi siapa saja yang tengah menghadapi tantangan dalam perjalanan hidupnya. Kesuksesan Prof. Joni mengingatkan kita bahwa dengan tekad, usaha yang tak kenal lelah, dan dukungan orang-orang terdekat, segala tujuan dapat tercapai.

UMMAT sangat bangga memiliki Prof. Joni Safaat Adiansyah sebagai bagian dari keluarga akademik dan berharap kontribusinya dapat semakin memperkaya warisan akademik UMMAT serta menginspirasi generasi ilmuwan dan ahli lingkungan di masa mendatang (HUMAS UMMAT).

UMMAT Cetak Sejarah! Dua Guru Besar Pertama Resmi Dikukuhkan, Era Baru Akademik Dimulai

UMMAT Cetak Sejarah! Dua Guru Besar Pertama Resmi Dikukuhkan, Era Baru Akademik Dimulai

Mataram, 18 Februari 2025– Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) mencatat sejarah baru dengan mengukuhkan dua Guru Besar pertama dalam Sidang Senat Terbuka yang berlangsung dengan penuh khidmat. Kedua akademisi yang memperoleh gelar tertinggi dalam dunia akademik ini adalah Prof. Joni Safaat Adiansyah, ST., M.Sc., Ph.D sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kajian Daur Hidup dan Prof. Dr. I Made Suyasa, M. Hum sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Sastra dan Tradisi.

Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., sekaligus Ketua Senat, menyampaikan apresiasi dan rasa bangga atas pencapaian luar biasa yang diraih oleh kedua Guru Besar ini. Ia menekankan bahwa keberhasilan ini merupakan cerminan dari dedikasi UMMAT dalam mewujudkan visinya sebagai universitas yang Islami, unggul, dan berdaya saing di tingkat ASEAN.

Lebih lanjut, Rektor menyatakan bahwa pencapaian ini tidak hanya membanggakan bagi individu yang meraihnya, tetapi juga bagi seluruh sivitas akademika UMMAT. Ia berharap bahwa prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi para dosen lainnya, khususnya lektor kepala, untuk terus meningkatkan kompetensi akademik dan berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. “Kami sangat mengapresiasi perjuangan dan dedikasi yang telah dilakukan oleh kedua Guru Besar kita. Semoga pencapaian ini menjadi motivasi bagi para lektor kepala di UMMAT untuk terus berusaha mencapai jabatan akademik tertinggi. Saat ini, UMMAT memiliki 22 lektor kepala yang berpotensi untuk meraih jabatan Guru Besar dalam waktu dekat,” ujarnya.

Selain itu, ia juga menegaskan komitmen universitas dalam mendukung para dosen untuk mencapai jenjang akademik tertinggi dengan berbagai program peningkatan kapasitas, seperti pelatihan, bimbingan publikasi ilmiah, serta fasilitasi penelitian yang inovatif dan berkualitas. Dengan demikian, diharapkan semakin banyak dosen UMMAT yang dapat meraih gelar Guru Besar dan membawa universitas ini ke tingkat yang lebih tinggi dalam dunia akademik.

Prof. Joni Safaat Adiansyah,ST.,M.Sc.,PhD.,  menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Pemerintah Republik Indonesia, khususnya Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, atas kepercayaan yang diberikan kepadanya untuk mengemban jabatan Guru Besar. Sebagai bentuk kontribusi akademiknya, Prof. Joni menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul Aplikasi Kajian Daur Hidup (Life Cycle Assessment) untuk Meningkatkan Kinerja Lingkungan pada Sektor Industri. Dalam pidato tersebut, beliau menyoroti pentingnya metode Kajian Daur Hidup (LCA) sebagai pendekatan dalam menilai dampak lingkungan dari suatu produk atau proses industri, dari tahap produksi hingga pembuangan. “Pendekatan LCA dapat membantu sektor industri dalam mengurangi jejak lingkungan dan mendukung pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.

Sementara itu, Prof. Dr. I Made Suyasa, M. Hum., dalam pidato pengukuhannya yang berjudul Sastra dan Tradisi Lisan: Produksi Kultural dan Kontestasi di Dunia Global menyoroti dinamika sastra dan tradisi lisan dalam era globalisasi. Beliau menjelaskan bagaimana karya sastra dan tradisi lisan tidak hanya menjadi warisan budaya tetapi juga menjadi arena kontestasi dan adaptasi dalam berbagai konteks global. Sebagai pembuka pidatonya, Prof. I Made Suyasa membacakan karya sastranya yang berjudul Secarik Kertas untuk Kita, sebuah refleksi mendalam tentang nilai-nilai kemanusiaan dalam budaya lokal.

Kepala LLDIKTI Wilayah VIII, Dr. Ir. I Gusti Lanang Bagus Eratodi, ST., MT., IPU., ASEAN.Eng., turut menyampaikan apresiasi atas keberhasilan UMMAT dalam melahirkan dua Guru Besar dari generasi yang berbeda. Menurutnya, Prof. Joni merupakan representasi dari era teknologi, sementara Prof. I Made membawa inspirasi dari dunia sastra dan tradisi. Ia menegaskan bahwa pencapaian ini menunjukkan profesionalisme UMMAT sebagai institusi pendidikan tinggi yang terus berkembang. Ia optimis bahwa dalam dua hingga tiga tahun ke depan, UMMAT akan memiliki lebih banyak dosen profesional yang berhasil meraih gelar Guru Besar.

Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag., menyampaikan selamat kepada kedua Profesor yang baru dikukuhkan. Menurutnya, pencapaian ini merupakan awal yang baik dan diharapkan dapat menjadi pendorong bagi UMMAT untuk terus melahirkan lebih banyak guru besar di masa mendatang.

Dalam kesempatan tersebut, beliau juga menyampaikan sepenggal pesan inspiratif yang berjudul Waktu, mengingatkan bahwa perjalanan akademik yang gemilang harus diiringi dengan dedikasi dan kontribusi nyata bagi masyarakat dan bangsa. “Harapan kami dari Dikti Litbang, pencapaian ini betul-betul menjadi kebanggaan bagi seluruh warga NTB dan UMMAT. Akan lebih membanggakan lagi jika para guru besar ini benar-benar berkontribusi bagi negara dan kemajuan ilmu pengetahuan,” ungkapnya.

Prof. Sutrisno juga menekankan pentingnya estafet keilmuan di kalangan akademisi, khususnya bagi para dosen yang telah mencapai jabatan Lektor Kepala. Dengan menjadikan riset dan publikasi sebagai prioritas utama, ia yakin UMMAT akan semakin dipercaya oleh masyarakat dan terus berkembang sebagai institusi pendidikan yang unggul (HUMAS UMMAT).

Mahasiswa FH UMMAT, Siap Ukir Jejak di ASEAN melalui GNYS 2025

Mahasiswa FH UMMAT, Siap Ukir Jejak di ASEAN melalui GNYS 2025

Mataram, 17 Februari 2025 – Baiq Jannati Luklu’il Maknun, mahasiswa Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), terpilih sebagai salah satu dari 35 peserta yang mengikuti Garuda Nusa Youth Summit (GNYS) Batch 3 . Kegiatan bergengsi ini diadakan di tiga negara ASEAN: Singapura, Malaysia, dan Thailand yang akan berlangsung mulai hari ini 17 Februari hingga 22 Februari 2025 mendatang.

Kegiatan tersebut mengusung tema “From Local to Global: Shaping Future Leaders of Indonesia and ASEAN”, GNYS Batch 3 yang bertujuan untuk memperkenalkan para pemuda Indonesia pada perspektif global serta mempertemukan mereka dengan para pemimpin inspiratif, penggerak perubahan, dan praktisi dari berbagai bidang. Program ini menjadi wadah bagi peserta untuk mengembangkan potensi diri, membangun jejaring internasional, dan meningkatkan pemahaman mengenai kepemimpinan serta kerja sama internasional.

Baiq Jannati mengungkapkan bahwa perjalanan GNYS Batch 3 bukanlah hal yang mudah. Tantangan utama yang ia hadapi adalah mempersiapkan berbagai hal mulai dari materi untuk konferensi pers , perlengkapan yang dibutuhkan selama perjalanan, hingga membagi waktu dengan penyusunan skripsinya.

“Ini adalah penerbangan internasional pertama saya, dan saya harus berangkat sendiri tanpa siapapun. Jadi, cukup menantang karena saya harus mempersiapkan semuanya sendiri, mulai dari materi, mental, hingga kesiapan fisik,” ujar Baiq Jannati.

Dalam GNYS Batch 3, peserta akan mengikuti delapan kegiatan utama yang dirancang untuk memperkaya wawasan mereka dalam bidang kepemimpinan, critical thinking, dan kerja sama internasional. Program ini menitikberatkan pada pengalaman langsung dan interaksi dengan para ahli serta pemimpin di ASEAN, sehingga membuka peluang lebih besar bagi peserta untuk memahami dinamika global.

Jejak Langkah di ASEAN Selama satu minggu, peserta akan terlibat dalam berbagai kegiatan, termasuk diskusi panel bersama tokoh inspiratif, kunjungan institusi strategis, serta workshop intensif tentang kepemimpinan dan inovasi. Mereka juga akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan soft skills, seperti komunikasi lintas budaya dan negosiasi internasional.

Di Singapura, peserta akan mengikuti studi kebijakan dan kepemimpinan global, mempelajari bagaimana negara kecil ini berhasil menjadi pusat ekonomi dunia. Di Malaysia, mereka akan mengunjungi lembaga akademik dan bisnis untuk memahami strategi pengembangan industri kreatif dan teknologi. Sementara di Thailand, mereka akan menggali lebih dalam konsep sustainability dan ekonomi hijau dalam konteks ASEAN.

Sebagai mahasiswa UMMAT yang berkesempatan untuk mewakili Indonesia di forum internasional ini, Baiq Jannati berharap agar pengalamannya nanti dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk berani mengambil peluang di kancah global.

“Saya harap dengan mengikuti kegiatan ini, saya bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa UMMAT untuk mulai berani mengepalkan sayap di tingkat global. Jangan takut sendiri, jangan takut gagal. Setidaknya, setiap kegagalan dan rasa takut yang kita hadapi itu sudah menunjukkan bahwa kita telah melangkah lebih jauh dari sebelumnya,” ungkapnya.

Selain itu, ia juga berharap agar partisipasinya dalam GNYS Batch 3 dapat menjadi momentum bagi kampus untuk semakin mendukung prestasi mahasiswa dan memperluas kolaborasi di tingkat ASEAN.

“Saya berharap ini akan menjadi peluang besar bagi kampus dalam terus mendukung keinginan, langkah, dan pencapaian mahasiswa. Selain itu, semoga dapat mendorong peningkatan kerja sama mahasiswa UMMAT dengan jejaring internasional di ASEAN,” tambahnya (HUMAS UMMAT).