Mataram – Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus melakukan akselerasi dalam memperkuat sistem sertifikasi profesi di lingkungan kampus. Salah satu langkah strategis yang dilakukan yakni dengan menggelar kegiatan Pendampingan Program Kerja Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP P1) selama tiga hari, mulai tanggal 26 hingga 28 Mei 2025, yang bertempat di Aula Lantai III Gedung Rektorat UMMAT.
Kegiatan ini menghadirkan jajaran Perkumpulan Lembaga Sertifikasi Profesi Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PLSP PTMA) sebagai tim pendamping, di antaranya: Sekretaris Umum PLSP PTMA, Lukito Dwi Yuono, MT. (UM Metro); Dr. Ida Rindaningsih, S.Pd., M.Pd. (UMSIDA); serta Dr. Nasrun, M.Pd. (UNISMUH Makassar).
Pendampingan ini menjadi bagian dari komitmen UMMAT dalam mempercepat pendirian dan penguatan program kerja LSP P1 sebagai lembaga strategis penjamin kompetensi lulusan yang bersertifikat dan unggul sesuai standar nasional.
Dalam arahannya, perwakilan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Andy Dwi Bayu Bawono, S.E., M.Si., Ph.D., menegaskan bahwa LSP PTMA wajib mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi berkenaan dengan Relevansi Sertifikat Kompetensi terhadap Kelulusan Mahasiswa mendapatkan Sertifikat berbentuk ijazah dan sertifikat Kompetensi. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi berkenaan dengan Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal mengenai kesatuan kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan capaian mahasiswa dari hasil pembelajarannya pada akhir program pendidikan tinggi.
Drs. Abdul Wahab, MA., selaku Rektor UMMAT menyatakan bahwa Kegiatan ini BERDAMPAK pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pengakuan kompetensi lulusan, program kerja LSP P1 UMMAT akan menjadi suatu kebutuhan strategis. LSP P1 UMMAT berperan penting dalam memastikan lulusan memiliki sertifikasi kompetensi sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Senada dengan itu, Sekretaris Umum PLSP PTMA, Lukito Dwi Yuono, MT., menuturkan bahwa PLSP PTMA memiliki mandat untuk mendampingi seluruh PTMA dalam membentuk dan mengembangkan LSP P1. “Pendampingan ini memberikan pemahaman menyeluruh mengenai tata cara, syarat, dan prosedur pendirian LSP P1, serta mendukung penyusunan dokumen untuk pengajuan lisensi ke BNSP,” jelasnya.
Dr. Ida Rindaningsih, S.Pd., M.Pd., selaku Tim Pendamping PLSP PTMA, menyatakan bahwa kegiatan pendampingan Program Kerja LSP P1 untuk mengidentifikasi tentang Skema Sertifikasi Kompetensi Lulusan di Perguruan Tinggi khususnya di UMMAT, Skema Sertifikasi dengan Okupasi Khusus dapat digunakan Prodi Memenuhi Kompetensi Sesuai Profil Lulusan Prodi, Skema Sertifikasi dengan Okupasi Umum dapat digunakan Beberapa Prodi, Skema Sertifikasi telah Terukur Sektor/Bidangnya, Terukur Level KKNI-Nya Sesuai Peraturan Yang Berlaku, dan Terukur Unit-Unit Kompetensi, Peralatan dan Bahan, Skill Knowledge Attitude yang Wajib Diberikan sehingga nantinya tinggal dimuat ke RPS. Skema Kompetensi, Proses Bisnis, dan Prosedur Pendirian LSP, Dokumen Apresiasi lainnya disusun berbasis bukti pelaksanaan kegiatan.
Sementara itu, Dr. Nasrun, M.Pd., dari UNISMUH Makassar, menekankan pentingnya LSP dalam mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, termasuk IKU Rektor, akreditasi institusi/prodi, perolehan angka kredit dosen, hingga daya saing lulusan. Ia juga menegaskan bahwa seluruh dokumen seperti Renstra, rencana kebutuhan sumber daya, hingga dokumen apresiasi harus disusun sesuai standar BNSP.
Dari pihak UMMAT, Sekretaris Rektor 1, Dr. Syafril, M.Pd., menyambut baik kegiatan ini dan menyebutnya sebagai langkah awal yang penting untuk peninjauan kurikulum berbasis SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) di setiap program studi, guna memastikan kesiapan lulusan menghadapi dunia kerja.
Menutup kegiatan, Ketua LSP P1 UMMAT, Dr. Junaidin, M.Pd., menyampaikan komitmennya dalam menjadikan LSP sebagai bagian integral dari sistem pendidikan UMMAT. “Kami sebagai pendatang baru tentu harus banyak belajar dari PTMA lain yang sudah lebih dahulu eksis dalam pengelolaan LSP. Kegiatan ini menjadi wadah berharga untuk berbagi pengalaman dan koordinasi,” ungkapnya. Ia juga menambahkan bahwa pihaknya siap mendukung program strategis rektor untuk menjadikan LSP P1 UMMAT sebagai prioritas utama dalam waktu dekat.
Dengan sinergi yang terjalin bersama PLSP PTMA, UMMAT meneguhkan langkah menuju penguatan mutu lulusan melalui sertifikasi profesi yang kredibel dan terstandar nasional. (HUMAS UMMAT)
Mataram – Gedung Tertutup Taman Budaya NTB selama sepekan penuh berubah menjadi ruang pertunjukan yang penuh semangat, tawa, air mata, dan refleksi mendalam dalam gelaran Pekan Teater Pelajar (PTP) Se-Nusa Tenggara Barat (NTB) ke-4 Tahun 2025. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sasentra Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) dengan penuh dedikasi, mengusung tema besar “Metamorfosa Panggung” sebagai simbol transformasi kreativitas generasi muda NTB melalui seni teater.
Diselenggarakan pada tanggal 19–25 Mei 2025, kegiatan ini tak hanya menjadi ruang kompetisi, tetapi juga menjadi medium edukasi dan ekspresi pelajar dari seluruh penjuru NTB. Sebanyak 25 sekolah awalnya mendaftar, namun karena berbagai kendala teknis, dua sekolah mengundurkan diri. Pada saat pelaksanaan, kegiatan ini diikuti oleh 23 sekolah dari berbagai kabupaten dan kota di NTB seperti Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, dan Dompu.
Ketua Panitia, Zulhan Maulana, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya ajang lomba, tetapi ruang belajar bersama untuk seluruh pelajar NTB. “Pekan teater ini adalah rumah bagi gagasan, kritik sosial, hingga keresahan para pelajar yang dituangkan secara kreatif lewat monolog dan drama. Ini lebih dari sekadar kompetisi; ini adalah panggung metamorfosa untuk mengenali jati diri, berekspresi, dan menyuarakan realita yang mereka alami,” ujar Zulhan.
Ia juga mengungkapkan kebanggaannya terhadap antusiasme peserta, semangat kolaborasi, serta kerja keras seluruh panitia dari UKM Sasentra UMMAT yang tanpa lelah menghidupkan kegiatan ini dari perencanaan hingga hari penutupan.
Selama tujuh hari pelaksanaan, peserta tampil membawakan karya dengan tema-tema yang kuat dan menggugah, mulai dari ketidakadilan sosial, perjuangan perempuan, hingga konflik batin manusia. Setiap pertunjukan menjadi ruang bagi para pelajar untuk menyuarakan isi hati mereka.
Penampilan dalam kategori monolog dan drama tak hanya dinilai dari segi akting, tetapi juga kedalaman pesan, penghayatan naskah, tata artistik, serta kekuatan olah vokal dan tubuh.
Dalam kategori Monolog, SMAN 1 Sumbawa keluar sebagai juara pertama lewat penampilan memukau berjudul “Si Jalang yang Bersumrah Serapah dalam 3 Babar”. Disusul oleh SMAN 1 Narmada dengan “Marsinah Menggugat”, dan SMAN 2 Mataram melalui “Asomatognosis”. Tiga penghargaan juara harapan diraih oleh MA Mu’allimat NWDI Pancor dengan “Perempuan Obrak-Abrik”, SMAN Islam Al Muslimun dengan “Topeng”, serta SMAN 1 Gangga lewat “Dawang Dawang”.
Sementara itu, dalam kategori Drama, SMAN 1 Gangga berhasil meraih juara pertama, diikuti oleh SMAN 1 Woja sebagai juara kedua, dan SMKN 3 Mataram sebagai juara ketiga. Juara harapan diraih oleh SMAN 1 Narmada dan SMAN 2 Mataram yang juga tampil dengan kualitas pertunjukan yang memikat.
Kegiatan ini turut mendapat apresiasi dari Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., yang secara langsung hadir dan menyampaikan sambutannya saat acara. “Saya merasa bangga dan terharu melihat semangat para pelajar yang tampil luar biasa di panggung ini. UKM Sasentra telah memberi kontribusi besar dalam membangun karakter generasi muda NTB lewat panggung teater,” ucap Dr. Erwin.
Ia juga menekankan pentingnya ruang seni dalam dunia pendidikan tinggi. “Seni adalah jantung perubahan. Lewat teater, para pelajar belajar empati, keberanian, berpikir kritis, dan bekerja kolektif. Kampus akan selalu mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini karena ia menyatukan semangat intelektual dan budaya,” tambahnya.
Di akhir kegiatan, Zulhan Maulana menyampaikan pesan yang menyentuh hati kepada para peserta dan mahasiswa. “Tetaplah percaya pada dirimu sendiri. Jangan biarkan argumen liar dari orang lain menjatuhkanmu. Jadikan teater sebagai wadah untuk terus bersuara. Dan untuk kampus, harapan kami semoga kami selalu diberi ruang dan dukungan untuk kegiatan-kegiatan kreatif seperti ini. Karena dari panggung ini, mimpi besar bisa lahir dan tumbuh”, pesannya.
Pekan Teater Pelajar Se-NTB ke-4 telah usai, namun gema semangatnya masih terasa. Raut bangga para peserta, tawa para penonton, dan kerja keras panitia menjadi bukti bahwa panggung teater bukan hanya milik seniman, tetapi milik semua yang ingin berbicara, berubah, dan bermetamorfosa. (HUMAS UMMAT)
Lombok Tengah , Prestasi kembali ditorehkan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT). M. Syauqi Mahfuzh, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Agama Islam (FAI), berhasil meraihJuara 2 dalam ajang English-Arabic Speaking Competition For Tourism yang digelar pada tanggal 8 Mei 2025 di Politeknik Pariwisata Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Kompetisi bergengsi ini mempertemukan mahasiswa serta pelajar dari berbagai institusi yang memiliki kemampuan berbahasa Arab dan Inggris. Dengan tema besar pariwisata, para peserta ditantang untuk menyampaikan informasi tentang destinasi wisata secara bilingual (Arab-Inggris) seolah-olah sedang menjadi pemandu wisata bagi turis asing.
Ajang ini menjadi wadah aktualisasi keterampilan berbahasa asing dalam konteks nyata dunia pariwisata yang tengah berkembang pesat di NTB, khususnya di wilayah Lombok dan Sumbawa. Melalui pendekatan praktis, para peserta dinilai tidak hanya dari kefasihan dan struktur bahasa, tetapi juga dari kemampuan komunikasi, penguasaan materi, dan kepercayaan diri saat tampil.
Dalam kompetisi tersebut, Syauqi tampil memukau, memadukan penguasaan materi dengan bahasa asing yang fasih dan penyampaian yang atraktif. Ia menunjukkan performa panggung yang natural, komunikatif, dan mencerminkan pemahaman mendalam terhadap dunia kepariwisataan.
“Saya sangat bersyukur bisa meraih Juara 2 dalam kompetisi ini. Kegiatan ini sangat menyenangkan karena bisa langsung melatih kemampuan bahasa dalam konteks nyata. Saya tidak merasa terbebani, karena ini bagian dari proses belajar yang menyenangkan dan menantang,” ujar Syauqi, mahasiswa asal Mataram yang kini duduk di semester 8.
Syauqi juga menyampaikan harapannya agar UMMAT terus mendukung pengembangan potensi mahasiswa, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik, khususnya bahasa dan seni.
“Saya berharap UMMAT terus menjadi pendukung utama mahasiswa untuk berkembang dan berprestasi. Kegiatan seperti ini bisa memperluas jaringan, menambah pengalaman, dan meningkatkan kepercayaan diri. Semoga kampus selalu memberi ruang bagi kami untuk berproses dan menunjukkan kemampuan,” tuturnya.
Tak hanya itu, Syauqi juga menyampaikan pesan inspiratif kepada rekan-rekan mahasiswa agar mencintai bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, sekaligus terus semangat mempelajari bahasa asing untuk membuka peluang lebih luas di kancah global.
“Bahasa adalah jendela dunia. Mempelajari bahasa asing membuka peluang karier yang lebih luas dan memperkaya perspektif budaya. Tapi jangan lupa, cintai juga bahasa Indonesia karena itu adalah identitas dan kekuatan bangsa,” tegasnya.
Capaian ini menjadi bagian dari komitmen UMMAT dalam mencetak generasi muda yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga adaptif dan siap bersaing secara global. Kampus terus mendorong mahasiswa untuk aktif, kreatif, dan inovatif, terutama dalam menghadapi tantangan di sektor strategis seperti pariwisata, pendidikan, dan budaya.
English-Arabic Speaking Competition For Tourism diharapkan menjadi contoh kegiatan edukatif integratif yang mampu menggabungkan pendidikan, pariwisata, dan pengembangan SDM berdaya saing internasional. Terlebih, NTB sebagai destinasi wisata unggulan Indonesia sangat membutuhkan generasi muda yang terampil dalam bahasa asing untuk memperkenalkan kekayaan lokal ke dunia.
Dengan keberhasilannya, M. Syauqi Mahfuzh tidak hanya mengharumkan nama Prodi Pendidikan Bahasa Arab dan FAI UMMAT, tetapi juga membuktikan bahwa mahasiswa UMMAT siap menjadi duta kebahasaan yang profesional dan visioner dalam menghadapi tantangan masa depan. (HUMAS UMMAT)
Mataram, 23 Mei 2025 – Program Studi Ilmu Lingkungan Program Magister Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) gelar Kuliah Dosen Tamu bertaraf internasional dengan tema “Innovations in Sustainability and Sustainable Development Research: Systems Thinking and Transdisciplinary Approaches”. Kegiatan ini menghadirkan Associate Professor Datu Buyung Agustdinata dari Arizona State University, Amerika Serikat, sebagai narasumber utama, serta turut menghadirkan Prof. Joni Safaat, M.Sc., Ph.D., sebagai narasumber kedua.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyampaikan rasa syukur atas capaian Program Studi Ilmu Lingkungan yang telah meraih akreditasi “Baik Sekali” dan menjadi salah satu prodi yang semakin diminati oleh masyarakat. Ia juga menyinggung rencana jangka panjang universitas untuk membuka program doktor (S3) Ilmu Lingkungan.
“Alhamdulillah, Prodi Ilmu Lingkungan sudah mendapatkan akreditasi Baik Sekali dan terus menunjukkan peningkatan peminat dari masyarakat luas. Ke depan, kita ikhtiarkan agar S3 Ilmu Lingkungan bisa terwujud. Ini menjadi salah satu bukti bahwa Muhammadiyah adalah gerakan yang terus bergerak ke arah kemajuan,” ujar Rektor.
Beliau juga berharap bahwa kuliah tamu ini dapat menjadi pembuka wawasan dan semangat baru dalam menumbuhkan kepedulian terhadap isu-isu lingkungan hidup yang semakin kompleks.
Dalam pemaparannya, Associate Prof. Datu Buyung Agustdinata memberikan perspektif yang mendalam mengenai pentingnya pendekatan sistem (systems thinking) dan kolaborasi lintas disiplin (transdisciplinary approaches) dalam penelitian dan praktik keberlanjutan.
“Jangan salahkan orang … salahkan sistem. Masalah lingkungan yang kita hadapi saat ini adalah hasil dari sistem sosial, ekonomi, dan politik yang dibentuk manusia. Jika ingin solusi, kita harus berpikir sistemik,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa pendekatan transdisipliner membuka ruang kolaborasi antara akademisi, masyarakat, praktisi, dan pembuat kebijakan dalam menyelesaikan masalah dunia nyata yang kompleks. Kolaborasi ini melahirkan pengetahuan baru yang tidak bisa dicapai hanya dengan satu disiplin ilmu.
Prof. Buyung juga menekankan peran penting kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dalam pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam demokratisasi interaksi antar pemangku kepentingan, seperti pada sektor pertambangan, tata kelola air, dan transisi energi rendah karbon.
Mengutip William C. Clark, Prof. Buyung menyampaikan bahwa “Seperti ilmu kesehatan, ilmu keinginan tidak ditentukan berdasarkan masalah yang ditanganinya, bukan berdasarkan disiplin ilmu yang digunakannya“, jelasnya.
Ia kemudian membedakan pendekatan multidisipliner, interdisipliner, dan transdisipliner, lengkap dengan contoh aplikasinya di bidang kelautan, kehutanan, hingga urbanisasi. Salah satu contoh inspiratif adalah kolaborasi antara ilmuwan, nelayan lokal, dan pembuat kebijakan dalam mengelola terumbu karang secara berkelanjutan.
Di akhir sesinya, Prof. Buyung mengajak peserta merenungkan hubungan antara sains dan iman. Beliau membacakan ayat Al-Qur’an yang menggambarkan keagungan semesta: “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan Kami dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (QS. Az-Zariyat: 47)
Ia menampilkan gambar Galaksi Sombrero yang memiliki diameter 50.000 tahun cahaya dan berjarak 28 juta tahun cahaya dari Bumi sebagai bentuk kekuasaan Allah yang luar biasa. “Ciptaan Allah luar biasa. Sains yang benar tidak pernah dibandingkan dengan iman. Sebaliknya, ia memperkuat keyakinan kita”, ungkapnya.
Prof. Joni Safaat, M.Sc., Ph.D., sebagai narasumber kedua menjelaskan secara rinci kerangka Life Cycle Sustainability Assessment (LCSA) dalam penelitian transdisipliner. Ia memperkenalkan konsep ELCA (Environmental Life Cycle Assessment), SLCA (Social Life Cycle Assessment), dan LCC (Life Cycle Costing) sebagai pilar utama dalam menilai keberlanjutan suatu produk, layanan, atau kebijakan.
Berbagai studi kasus dari industri di Eropa dipaparkan sebagai contoh konkret: Solana (Italia) dalam menilai keberlanjutan produk dan kemasan tomat, Stora Enso (Finlandia) dalam mengevaluasi dampak lingkungan kemasan makanan cair, BASF (Jerman) dalam menilai cat interior ramah lingkungan, Le Blein (Jerman) dalam menilai keberlanjutan layanan daur ulang beton.
Acara ini mendapat sambutan antusias dari peserta, khususnya mahasiswa magister yang merasa terbuka wawasannya terhadap pendekatan baru dalam penelitian dan pengabdian masyarakat. Banyak dari mereka yang menyatakan ketertarikan untuk mengembangkan riset transdisipliner berbasis masalah nyata di NTB, seperti pengelolaan sampah, konservasi air, hingga pertambangan berkelanjutan.
Kegiatan ini menegaskan posisi UMMAT sebagai institusi pendidikan tinggi yang tidak hanya progresif secara akademik, namun juga visioner dalam membangun masa depan yang lebih lestari dan berkeadilan. (HUMAS UMMAT)
Mataram, 21 Mei 2025 — Program Studi Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan komitmennya dalam mencetak generasi muda yang inovatif dan berdaya saing tinggi. Hal ini diwujudkan melalui penyelenggaraan Kuliah Pakar bertema “Membangun Spirit Enterpreneur Muda sebagai Pilar dan Ujung Tombak Pembangunan Daerah” yang dilaksanakan di Aula FISIPOL.
Kuliah Pakar ini menghadirkan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) NTB, Ismed Faturrahman, sebagai narasumber utama, dan diikuti oleh puluhan mahasiswa dari Program Studi Administrasi Bisnis. Kegiatan ini mendapat sambutan antusias karena membahas isu yang sangat relevan dengan kebutuhan dan potensi mahasiswa masa kini: bagaimana membangun jiwa kewirausahaan sejak dini dan menjadikannya sebagai jalan alternatif membangun karier.
Ketua Program Studi Administrasi Bisnis, Sulhan Hadi, SE., MM., menyampaikan bahwa kuliah pakar ini merupakan bagian dari upaya prodi dalam mendorong mahasiswa untuk tidak hanya berorientasi menjadi pencari kerja setelah lulus, tetapi menjadi pencipta lapangan kerja.
“Kami mengadakan kuliah pakar ini karena kami percaya bahwa anak muda memiliki potensi besar untuk menjadi pilar ekonomi bangsa. Hanya saja, selama ini belum banyak ruang yang benar-benar membina dan mengarahkan potensi tersebut. Oleh sebab itu, Prodi Administrasi Bisnis UMMAT mengambil inisiatif untuk menghadirkan HIPMI Perguruan Tinggi (HIPMI PT), sebagai salah satu langkah konkret membangun kultur enterpreneur di kalangan mahasiswa,” ungkap Sulhan.
Lebih lanjut, Sulhan mengungkapkan bahwa UMMAT berkomitmen menjadi pionir pembentukan HIPMI PT di NTB, dan mahasiswa Prodi Administrasi Bisnis akan menjadi pelopor terbentuknya organisasi tersebut di kampus.
“HIPMI PT ini adalah wadah yang keanggotaannya terdiri dari mahasiswa. Harapan kami, mahasiswa setelah menyelesaikan kuliah tidak lagi terpaku mencari pekerjaan, tetapi mampu menciptakan peluang dan lapangan kerja bagi diri sendiri dan orang lain,” tambahnya.
Narasumber utama, Ismed Faturrahman, dalam materinya menggarisbawahi bahwa menjadi pengusaha bukan hanya tentang ide bisnis, tetapi lebih dari itu, menyangkut pembentukan karakter dan mental yang kuat. Ia memaparkan empat karakter utama yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha muda.
“Menjadi seorang pengusaha itu butuh mental. Yang pertama, mental petarung (fighter), yaitu tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan. Kedua, mental nekat, dalam artian berani mengambil risiko. Ketiga, mental pembelajar, karena dunia usaha itu sangat dinamis dan menuntut kita untuk terus berkembang. Dan terakhir, mental pantang menyerah. Jika keempat hal ini dimiliki, maka sebesar apapun tantangan, pasti kita akan menemukan jalan keluar,” jelas Ismed di hadapan para mahasiswa.
Ismed juga menyampaikan bahwa pembentukan HIPMI PT di UMMAT merupakan bagian dari program strategis HIPMI NTB untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan di lingkungan perguruan tinggi.
“In syaa Allah, ke depan kita akan bangun HIPMI PT di UMMAT. Kami dari HIPMI NTB siap mendampingi mahasiswa agar berjiwa enterpreneur sejak dini. Kita harus mencetak generasi yang punya mental pemberani dan pendobrak,” ujarnya dengan tegas.
Sesi diskusi dan tanya jawab berlangsung interaktif. Mahasiswa Prodi Administrasi Bisnis, Rosa Safitri menyampaikan pertanyaan seputar strategi kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah, dan pelaku usaha. “Bagaimana kami sebagai mahasiswa bisa membangun kolaborasi strategis yang kuat dengan pihak pemerintah dan pelaku usaha untuk mendukung pengembangan ide bisnis?” tanyanya.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Ismed menjelaskan bahwa kolaborasi dengan pemerintah dapat dibangun melalui pemahaman dan pemanfaatan regulasi yang ada. Sementara dengan pelaku usaha, mahasiswa perlu aktif membangun jejaring, mengikuti komunitas bisnis, dan tidak ragu menawarkan kolaborasi.
Sementara itu, mahasiswa lainnya, Muhammad Iksan menanyakan tentang akses permodalan bagi mahasiswa yang sudah siap menjalankan usaha. “Sebagai mahasiswa bisnis, kami butuh dukungan permodalan. Tapi sering kali, kami kesulitan karena terbentur teori tanpa implementasi nyata. Apakah ada solusi konkret untuk itu?”
Ismed menjawab bahwa akses modal bisa datang dari berbagai sumber, baik perbankan maupun non-perbankan, termasuk program pendanaan dari pemerintah daerah, inkubasi bisnis kampus, dan crowdfunding. Ia menekankan pentingnya mahasiswa untuk tidak hanya menunggu bantuan, tetapi juga proaktif mencari informasi dan menyusun proposal bisnis yang solid. (HUMAS UMMAT)
Mataram, 20 Mei 2025 — Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan daya saing lulusan melalui penguatan kerja sama internasional. Kali ini, melalui Kantor Urusan Internasional (KUI), UMMAT menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Penguatan Kerja Sama Program Kerja Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) UMMAT dengan Lembaga Sertifikasi Kompetensi Profesi Australia”. Kegiatan strategis ini menjadi momentum penting dalam pengembangan sumber daya manusia yang unggul dan diakui secara global.
Wakil Rektor IV UMMAT, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I., menyampaikan bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modern telah memberikan kontribusi besar dalam membangun bangsa melalui sektor pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat. “Alhamdulillah, saat ini Muhammadiyah telah memiliki 172 perguruan tinggi di seluruh Indonesia, 83 di antaranya merupakan Universitas, termasuk diantaranya UMMAT. Tujuan besar dari seluruh amal usaha ini adalah mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Masyarakat yang mandiri, berpengetahuan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,” ujarnya.
Dr. Zaenuddin menegaskan bahwa UMMAT menargetkan diri untuk berdaya saing di tingkat ASEAN, dan kerja sama dalam bidang sertifikasi profesi internasional merupakan langkah strategis menuju tujuan tersebut.
Hadir sebagai mitra strategis dari Australia, Mr. Muhammad Saghir Ahmad memperkenalkan program pelatihan darurat yang dirancang secara khusus oleh The Victorian College of Training and Development Pty Ltd (VCTD) Australian People Management Institute. VCTD merupakan sebuah Registered Training Organization (RTO No. 45114) yang telah memiliki reputasi internasional dalam menyelenggarakan pelatihan berbasis kompetensi yang berfokus pada kebutuhan industri dan tenaga kerja global.
Dalam paparannya, Mr. Saghir menjelaskan bahwa lembaga ini tidak hanya fokus pada pengembangan keterampilan teknis, tetapi juga pada peningkatan kualitas manajemen sumber daya manusia secara holistik, sesuai dengan standar terkini yang berlaku di Australia. Melalui kemitraan dengan institusi pendidikan tinggi seperti UMMAT, program pelatihan ini diharapkan dapat memperluas akses masyarakat Indonesia terhadap pelatihan pertama bersertifikat internasional yang praktis, aplikatif, dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja masa kini.
Ia menambahkan bahwa Muhammadiyah dan UMMAT dipilih sebagai mitra kerja sama karena memiliki visi yang kuat dalam pengembangan kemanusiaan dan pendidikan. “Kami melihat Muhammadiyah tidak hanya sebagai institusi pendidikan, tetapi juga sebagai gerakan kemanusiaan. Visi ini sangat sejalan dengan misi lembaga kami,” ujarnya.
Adapun program pelatihan yang ditawarkan mencakup: Resusitasi Jantung Paru (RJP), Pertolongan Pertama Dasar, Pertolongan Pertama di Lingkungan Pendidikan dan Perawatan dan Pertolongan Pertama Tingkat Lanjut.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala LSP UMMAT, Assoc. Prof. Dr. Junaidin, M.Pd., yang hadir sebagai narasumber menjelaskan bahwa LSP merupakan lembaga pelaksana sertifikasi kompetensi kerja yang telah mendapat lisensi resmi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
“Lisensi ini adalah bentuk pengakuan dari BNSP bahwa LSP UMMAT berwenang untuk melaksanakan uji dan sertifikasi profesi di berbagai bidang. Dengan adanya kerja sama ini, kita akan melakukan sinkronisasi standar agar kompetensi yang diuji dan disertifikasi tidak hanya memenuhi standar nasional, tetapi juga internasional,” ungkap Dr. Junaidin.
Saat ini, LSP UMMAT menawarkan sembilan skema sertifikasi kompetensi, yaitu: Skema K3 Muda, Skema Pengolahan Data, Skema Laboran, Skema Pendidikan dan Pelatihan, Skema Uji Laboratorium, Skema Pangan, Skema Digital Marketing, Skema Konsultan Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan Skema Pustakawan.
Dr. Junaidin optimistis bahwa kerja sama dengan lembaga sertifikasi Australia ini akan memperluas jangkauan pelatihan dan meningkatkan pengakuan atas sertifikasi yang dikeluarkan oleh UMMAT, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Sebagai penutup kegiatan, dilaksanakan prosesi penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara UMMAT dan VCTD Australian People Management Institute. (HUMAS UMMAT)