KEGIATAN MASA TA’ARUF (MASTA) DAN PENGENALAN KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA BARU (PKKMB) MAHASISWA BARU
Kegiatan MASTA dan PKKMB UMMAT tahun 2024 merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa baru Tahun Akademik 2024/2025.
Kegiatan MASTA dan PKKMB UMMAT tahun 2024 merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa baru Tahun Akademik 2024/2025.
Solo, Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) – kembali menorehkan prestasi cemerlang di kancah internasional. Pada ajang Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) Internasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) VI yang digelar di Universitas Muhammadiyah Surakarta, lima mahasiswa FAI UMMAT berhasil meraih prestasi di tiga kategori lomba, menjadikan mereka sebagai kebanggaan kampus dan daerah (02 September 2024).
Prestasi tersebut di antaranya diraih oleh Wahyu Fahmi Arsyad, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, yang sukses meraih Juara II dalam Lomba Hifzul Qur’an. Wafa Olivia, juga dari Prodi Pendidikan Bahasa Arab, memenangkan Juara Harapan III dalam Lomba Tilawatil Qur’an Putri. Sementara itu, tiga mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, yaitu Intan Tamara Madhini, Reni Astika, dan Astusi, berhasil merebut Juara II pada Lomba Film Pendek dengan karya berjudul “Kata Lana”.
Intan Tamara Madhini, produser film “Kata Lana”, lahir di Mataram pada 23 April 2003, bercerita tentang perjuangan timnya dalam menciptakan film ini. “Film tersebut mengangkat cerita tentang seorang anak bernama Lana yang tinggal bersama ayahnya setelah ibunya meninggal dunia. Lana memiliki impian besar untuk bisa membaca surat dari mendiang ibunya, namun keinginan tersebut sering kali ditolak oleh ayahnya. Lana akhirnya bertemu dengan seorang pemulung yang dengan sabar mengajarinya membaca, hingga ia berhasil membaca surat ibunya yang penuh dengan pesan moral”, tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa pesan moral utama dari film “Kata Lana” adalah bahwa kecerdasan bukan hanya soal nilai akademis, tapi juga soal karakter. “Belajar itu bisa di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja”, katanya. Intan berharap film ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat, terutama dalam memberikan pendidikan yang inklusif dan merata bagi setiap anak.
Selain itu, ia juga menyampaikan harapannya agar film ini dapat membuka mata para pendidik bahwa setiap anak memiliki hak yang sama untuk belajar, tanpa diskriminasi. “Saya berharap film ini bisa menjadi cerminan bagi para guru agar tidak memandang bulu dalam mengajar dan tidak membedakan antara siswa yang pintar atau kurang mampu secara akademis”, harapnya.
Reni Astika, sutradara film “Kata Lana”, lahir di Aik Bukak pada 23 Maret 2005, juga berbagi pengalaman tentang proses produksi film ini. Menurutnya, salah satu tantangan terbesar adalah ketika pada hari syuting, salah satu talent utama tiba-tiba tidak bisa hadir. “Kami harus segera mencari pengganti di lokasi dan beruntung kami menemukan talent yang cocok untuk memerankan karakter Lana,” ungkapnya.
Proses kreatif film ini dilakukan selama tiga hari pra-produksi, di mana tim secara kolektif menyusun ide cerita, konsep, dan skenario tanpa menduplikasi karya lain. Reni menambahkan bahwa soundtrack film tersebut juga merupakan karya original, di mana liriknya diambil dari puisi yang ia tulis sendiri. “Kami menggunakan teknologi AI untuk membantu menciptakan musik latar dengan puisi saya sebagai liriknya”, tambahnya dengan penuh bangga.
Film “Kata Lana” mengangkat isu pendidikan di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) seperti di Lombok Utara, di mana akses internet dan pendidikan masih terbatas. Reni berharap film ini dapat membuka dialog tentang pentingnya memberikan perhatian lebih pada pendidikan di wilayah-wilayah tersebut.
Selain prestasi di bidang seni, Wahyu Fahmi Arsyad, mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab, juga meraih Juara II dalam Lomba Hifzul Qur’an. Wahyu yang lahir di Mataram pada 17 Mei 2000, merasa sangat bersyukur atas prestasi yang diraihnya. “Alhamdulillah, ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Ia juga menegaskan bahwa prestasi ini menjadi motivasi baginya untuk terus mengembangkan kemampuan di masa mendatang. “Saya berharap bisa lebih mempersiapkan diri untuk kompetisi berikutnya dan mengasah potensi saya dalam hafalan Al-Qur’an,” katanya.
Dekan FAI UMMAT, Suwandi, S.Ag., M.Pd.I., mengungkapkan rasa bangganya terhadap para mahasiswa yang berhasil meraih prestasi di ajang PORSENI Internasional PTKIS VI. Ia menjelaskan bahwa FAI UMMAT mengirimkan 10 mahasiswa untuk berkompetisi dalam lima cabang lomba, yakni Hifzul Qur’an, Tilawatil Qur’an Putri, Tilawatil Qur’an Putra, Karya Ilmiah Alqur’an Putra, dan Lomba Film Pendek.
“Ini adalah pencapaian yang luar biasa, mengingat para pesaing berasal dari Pulau Jawa yang fasilitasnya jauh lebih lengkap, terutama untuk pembuatan film”, jelasnya. Ia juga menyampaikan apresiasi yang tinggi atas medali perak yang berhasil diraih oleh mahasiswa FAI UMMAT. “Ini adalah bukti nyata bahwa mahasiswa FAI UMMAT mampu bersaing di tingkat internasional. Kami sangat bangga dan akan terus mendukung talenta mahasiswa kami untuk berpartisipasi dalam kompetisi-kompetisi bergengsi di masa depan”, tambahnya.
Ia juga berharap agar para mahasiswa terus meningkatkan persiapan untuk mengikuti kompetisi-kompetisi lainnya di masa mendatang. “Pada PORSENI berikutnya, FAI UMMAT akan lebih memaksimalkan persiapan sehingga dapat memenangkan lebih banyak kategori lomba yang tentunya akan mengharumkan nama UMMAT, tambahnya (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat solidaritas umat, bersama Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) menyelenggarakan kegiatan penyerahan alat bantu disabilitas dengan tajuk “Filantropi Islam dalam Meningkatkan Kemapanan Ummat.” Acara ini dihadiri oleh Dr. Faozan Amar, MM., Staff Khusus Menteri Sosial RI, yang sekaligus menjadi narasumber utama (31/08/2024).
Acara ini dimulai dengan proses pengajuan penerima bantuan yang kemudian diikuti dengan verifikasi data oleh pihak balai sentra paramita NTB. Setelah data diverifikasi, dilakukan assessment kebutuhan untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan penerima. Setelah semua prosedur tersebut, dilakukan kuliah umum yang dibawakan oleh Dr. Faozan Amar, MM., yang mengupas tentang peran filantropi Islam dalam membantu sesama dan membangun kekuatan umat.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Nusa Tenggara Barat (PWM NTB), Dr. TGH. Falahuddin, M.Ag., menyampaikan apresiasi yang tinggi atas inisiatif ini. “Kegiatan ini sangat penting dalam upaya kita membangun kekuatan umat melalui pendekatan filantropi yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Saya berharap bantuan ini dapat meringankan beban saudara-saudara kita yang membutuhkan, sekaligus menginspirasi lebih banyak lagi tindakan nyata untuk membantu sesama,” ujarnya.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan penyerahan alat bantu disabilitas kepada 25 penerima yang berasal dari Kabupaten Lombok Utara (KLU) sebanyak 16 Orang dan Lombok Tengah (Loteng) sebanyak 9 Orang. Bantuan yang diserahkan berupa kursi roda dan alat bantu dengar, yang diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup para penerima.
Dr. Faozan Amar, MM., dalam kuliah umumnya menekankan bahwa filantropi Islam adalah wujud nyata dari kepedulian terhadap sesama. “Filantropi Islam bukan hanya tentang memberikan materi, tetapi juga tentang membangun kemapuan umat dengan memberikan dukungan moral dan semangat untuk terus berjuang. Dengan bantuan ini, kita berharap penerima dapat lebih mandiri dan percaya diri dalam menjalani kehidupan”, jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa melalui filantropi, umat Islam dapat memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berdaya.
Di era modern ini, filantropi Islam harus lebih dari sekedar aksi karitatif. Ini adalah panggilan untuk memberdayakan, membangun kemandirian, dan memastikan bahwa setiap individu, terlepas dari kondisi fisiknya, memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam masyarakat. Dengan bantuan ini, kita berharap penerima dapat lebih mandiri dan percaya diri dalam menjalani kehidupan”, lanjutnya
Ia juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga pendidikan, maupun organisasi keagamaan, dalam memajukan misi filantropi ini. “Kita semua memiliki peran untuk memainkan. Dengan bekerja sama, kita dapat mencapai lebih banyak dan memberikan dampak yang lebih besar pada masyarakat yang membutuhkan”, tambahnya.
Acara ini tidak hanya menjadi momentum untuk menyalurkan bantuan, tetapi juga sebagai ajang edukasi dan penguatan peran umat Islam dalam membangun solidaritas sosial. Harapannya, kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan, sehingga lebih banyak lagi saudara-saudara kita yang merasakan manfaatnya.
Dengan adanya kegiatan ini, UMMAT bersama Kemensos RI dan PWM NTB berkomitmen untuk terus menggalakkan aksi-aksi sosial yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya mereka yang membutuhkan bantuan khusus seperti para penyandang disabilitas (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan menjadi tuan rumah Training Transfer Pengetahuan tentang Teknologi Pertambangan Batu Bara. Acara yang diselenggarakan dari tanggal 3 hingga 5 September 2024 ini merupakan kolaborasi internasional antara Japan Organization for Metals and Energy Security (JOGMEC) dan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia untuk Geologi, Mineral, dan Batu Bara (PPSDM Geominerba ESDM), (03/09/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan keahlian di bidang energi dan sumber daya mineral, khususnya dalam teknologi pertambangan batu bara. Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan mahasiswa dan dosen UMMAT, serta menghadirkan para pakar dari Jepang yang siap berbagi ilmu dan pengalaman.
Ketua Program Studi S1 Teknik Pertambangan UMMAT, Bedy Fara Aga Matrani, S.T., M.T., menyatakan kebanggaannya atas terselenggaranya training ini. “Kami sangat antusias dengan adanya pelatihan ini. Sebelum kegiatan ini dilaksanakan, kami memang telah melakukan MoU bersama ESDM pada awal tahun lalu. Kegiatan ini difasilitasi oleh ESDM, termasuk studi kunjungan eksklusi tambang bawah tanah di Sawahlunto kemarin. Dari kegiatan ini besar harapannya dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa dalam pengelolaan teknologi bawah tanah batu bara”, ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa pelatihan ini tidak hanya menjadi ajang transfer ilmu, tetapi juga bagian dari upaya peningkatan kompetensi mahasiswa. “Kegiatan ini akan menjadi Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) bagi mahasiswa karena acara ini berskala internasional dan langsung mendatangkan tiga narasumber dari Jepang”, tambahnya.
Rektor UMMAT yang diwakili oleh Wakil Rektor I UMMAT, Dr. Harry Irawan Johary, S.Hut., M.Si., juga menyoroti pentingnya pelatihan ini bagi mahasiswa sebagai calon profesional di bidang pertambangan. “Mahasiswa kita sekarang adalah generasi emas NTB yang nantinya akan mengelola tambang di wilayah ini. Beberapa isu penting seperti keselamatan kerja, perubahan iklim, dan pertambangan yang ramah lingkungan harus kita pelajari untuk pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan”, jelasnya.
Pada hari pertama pelatihan, Assoc. Prof. Takashi Sasaoka dari Kyushu University memberikan paparan mengenai teknologi penambangan dan keselamatan tambang bawah tanah. Beliau membagikan pengalaman tentang pengembangan batu bara di Indonesia, metode penambangan, sistem penyanggaan menggunakan roofbolt, subsidence, serta transisi dari tambang terbuka menuju tambang bawah tanah. “Penting untuk memahami berbagai metode dan teknologi dalam pertambangan, terutama ketika kita berbicara tentang transisi dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah, yang memerlukan keahlian dan perhatian ekstra,” ujarnya.
Pelatihan akan berlanjut dengan berbagai sesi menarik lainnya. Pada hari kedua dan ketiga, Achmad Soefulloh akan menjelaskan mengenai UU dan Peraturan Keselamatan Pertambangan di Indonesia, sementara Yoshihisa Shimoda akan mengulas tentang fenomena Swabakar (Spontaneous Combustion) di tambang bawah tanah, sebuah isu penting yang sering dihadapi dalam operasi pertambangan batu bara.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan mahasiswa UMMAT dapat menggali lebih ilmu dan pengalaman langsung dari para ahli, serta siap menghadapi tantangan di industri pertambangan dengan lebih kompeten dan professional tingkat ASEAN (HUMAS UMMAT).