Mataram, 22 Mei 2025 – Program Studi Manajemen Ritel, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL), Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan ikhtiarnya dalam meningkatkan kualitas lulusan dengan menyelenggarakan Kuliah Tamu Internasional bertema “Future-Proofing Retail Management Graduates: Embracing Workforce 5.0 and Global Competency Standards”. Kegiatan prestisius ini menghadirkan dua narasumber internasional, yakni Mr. Dr. Muhammad Saghir Ahmad dan Mrs. Vivina Atak Deng dari The Victorian College of Training and Development PTY LTD – Australian People Management Institute.
Kegiatan ini berlangsung secara interaktif dan mendapat antusias tinggi dari mahasiswa, dosen, serta civitas akademika lainnya. Dengan mengangkat tema yang sangat kontekstual dan visioner, kuliah tamu ini menjadi salah satu strategi penting Prodi Manajemen Ritel UMMAT dalam menjawab kebutuhan dunia kerja global yang semakin dinamis.
Ketua Program Studi Manajemen Ritel, Nurul Hidayati Indra Ningsih, SE., MM., menjelaskan bahwa dunia kerja saat ini tengah memasuki era Workforce 5.0, di mana integrasi antara teknologi dan peran manusia menjadi semakin kompleks. Hal ini menuntut para lulusan untuk tidak hanya mengandalkan pengetahuan akademik, tetapi juga keterampilan praktis (skills) yang terverifikasi secara formal melalui sertifikasi kompetensi.
“Di dunia kerja sekarang, bukan hanya tenaga kerja yang dibutuhkan, tapi skill yang disertai sertifikat kompetensi. Melalui kegiatan ini, kami ingin mahasiswa memahami tren dan tantangan global, pentingnya soft skills dan hard skills, serta urgensi mempersiapkan diri secara matang untuk menghadapi persaingan global,” tegas Nurul.
Nurul Hidayati juga menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya nyata Prodi Manajemen Ritel untuk mencetak lulusan yang unggul, kompetitif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman, sejalan dengan nilai-nilai Muhammadiyah yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan amal shaleh.
Sebagai narasumber pertama, Dr. Muhammad Saghir Ahmad memberikan wawasan luas mengenai masa depan industri ritel. Ia menekankan bahwa dalam merancang bisnis, khususnya di sektor ritel, mahasiswa perlu memahami lingkungan pasar secara menyeluruh.
“Jika ingin membuat produk atau jasa, jangan langsung terjun ke lapangan tanpa persiapan. Ada langkah-langkah penting yang harus diperhatikan agar bisnis bisa berjalan dengan sukses. Riset pasar, validasi ide, dan pengembangan strategi adalah fondasi utama,” ungkap Dr. Ahmad.
Lebih jauh, ia menjelaskan beberapa strategi kunci dalam menghadapi persaingan usaha ritel di era digital, seperti inovasi produk, penentuan harga yang kompetitif, membangun partnership atau kemitraan strategis, serta kemampuan adaptasi terhadap platform digital seperti marketplace dan media sosial.
Menurutnya, Retail 5.0 bukan hanya soal digitalisasi, tetapi juga tentang human-centric approach, yaitu bagaimana teknologi digunakan untuk memberdayakan manusia, bukan menggantikannya.
Sesi kedua dibawakan oleh Mrs. Vivina Atak Deng, yang mengupas pentingnya diferensiasi produk dalam menarik perhatian konsumen di tengah persaingan pasar yang semakin ketat. Ia menekankan bahwa produk yang memiliki nilai unik dan dikemas dengan menarik akan memiliki peluang lebih besar untuk sukses di pasar.
“Produk yang identik dan memiliki ciri khas akan lebih mudah dikenali oleh konsumen. Kemasan produk juga harus dirancang dengan cermat agar memiliki daya tarik visual yang kuat. Ini adalah bagian penting dari strategi branding,” tutur Vivina.
Ia juga membahas bagaimana pentingnya memahami karakteristik pelanggan, membangun customer experience yang positif, serta menyesuaikan strategi pemasaran dengan tren global dan lokal.
Ketua Prodi Manajemen Ritel menyampaikan apresiasi tinggi kepada kedua narasumber atas ilmu dan pengalaman yang telah dibagikan. Beliau berharap, kegiatan ini menjadi bagian dari ikhtiar kolektif UMMAT untuk mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga siap bersaing di pasar kerja global dengan kompetensi yang terstandar. (HUMAS UMMAT)
Mataram, 21 Mei 2025 — Program Studi Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan komitmennya dalam mencetak generasi muda yang inovatif dan berdaya saing tinggi. Hal ini diwujudkan melalui penyelenggaraan Kuliah Pakar bertema “Membangun Spirit Enterpreneur Muda sebagai Pilar dan Ujung Tombak Pembangunan Daerah” yang dilaksanakan di Aula FISIPOL.
Kuliah Pakar ini menghadirkan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) NTB, Ismed Faturrahman, sebagai narasumber utama, dan diikuti oleh puluhan mahasiswa dari Program Studi Administrasi Bisnis. Kegiatan ini mendapat sambutan antusias karena membahas isu yang sangat relevan dengan kebutuhan dan potensi mahasiswa masa kini: bagaimana membangun jiwa kewirausahaan sejak dini dan menjadikannya sebagai jalan alternatif membangun karier.
Ketua Program Studi Administrasi Bisnis, Sulhan Hadi, SE., MM., menyampaikan bahwa kuliah pakar ini merupakan bagian dari upaya prodi dalam mendorong mahasiswa untuk tidak hanya berorientasi menjadi pencari kerja setelah lulus, tetapi menjadi pencipta lapangan kerja.
“Kami mengadakan kuliah pakar ini karena kami percaya bahwa anak muda memiliki potensi besar untuk menjadi pilar ekonomi bangsa. Hanya saja, selama ini belum banyak ruang yang benar-benar membina dan mengarahkan potensi tersebut. Oleh sebab itu, Prodi Administrasi Bisnis UMMAT mengambil inisiatif untuk menghadirkan HIPMI Perguruan Tinggi (HIPMI PT), sebagai salah satu langkah konkret membangun kultur enterpreneur di kalangan mahasiswa,” ungkap Sulhan.
Lebih lanjut, Sulhan mengungkapkan bahwa UMMAT berkomitmen menjadi pionir pembentukan HIPMI PT di NTB, dan mahasiswa Prodi Administrasi Bisnis akan menjadi pelopor terbentuknya organisasi tersebut di kampus.
“HIPMI PT ini adalah wadah yang keanggotaannya terdiri dari mahasiswa. Harapan kami, mahasiswa setelah menyelesaikan kuliah tidak lagi terpaku mencari pekerjaan, tetapi mampu menciptakan peluang dan lapangan kerja bagi diri sendiri dan orang lain,” tambahnya.
Narasumber utama, Ismed Faturrahman, dalam materinya menggarisbawahi bahwa menjadi pengusaha bukan hanya tentang ide bisnis, tetapi lebih dari itu, menyangkut pembentukan karakter dan mental yang kuat. Ia memaparkan empat karakter utama yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha muda.
“Menjadi seorang pengusaha itu butuh mental. Yang pertama, mental petarung (fighter), yaitu tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan. Kedua, mental nekat, dalam artian berani mengambil risiko. Ketiga, mental pembelajar, karena dunia usaha itu sangat dinamis dan menuntut kita untuk terus berkembang. Dan terakhir, mental pantang menyerah. Jika keempat hal ini dimiliki, maka sebesar apapun tantangan, pasti kita akan menemukan jalan keluar,” jelas Ismed di hadapan para mahasiswa.
Ismed juga menyampaikan bahwa pembentukan HIPMI PT di UMMAT merupakan bagian dari program strategis HIPMI NTB untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan di lingkungan perguruan tinggi.
“In syaa Allah, ke depan kita akan bangun HIPMI PT di UMMAT. Kami dari HIPMI NTB siap mendampingi mahasiswa agar berjiwa enterpreneur sejak dini. Kita harus mencetak generasi yang punya mental pemberani dan pendobrak,” ujarnya dengan tegas.
Sesi diskusi dan tanya jawab berlangsung interaktif. Mahasiswa Prodi Administrasi Bisnis, Rosa Safitri menyampaikan pertanyaan seputar strategi kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah, dan pelaku usaha. “Bagaimana kami sebagai mahasiswa bisa membangun kolaborasi strategis yang kuat dengan pihak pemerintah dan pelaku usaha untuk mendukung pengembangan ide bisnis?” tanyanya.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Ismed menjelaskan bahwa kolaborasi dengan pemerintah dapat dibangun melalui pemahaman dan pemanfaatan regulasi yang ada. Sementara dengan pelaku usaha, mahasiswa perlu aktif membangun jejaring, mengikuti komunitas bisnis, dan tidak ragu menawarkan kolaborasi.
Sementara itu, mahasiswa lainnya, Muhammad Iksan menanyakan tentang akses permodalan bagi mahasiswa yang sudah siap menjalankan usaha. “Sebagai mahasiswa bisnis, kami butuh dukungan permodalan. Tapi sering kali, kami kesulitan karena terbentur teori tanpa implementasi nyata. Apakah ada solusi konkret untuk itu?”
Ismed menjawab bahwa akses modal bisa datang dari berbagai sumber, baik perbankan maupun non-perbankan, termasuk program pendanaan dari pemerintah daerah, inkubasi bisnis kampus, dan crowdfunding. Ia menekankan pentingnya mahasiswa untuk tidak hanya menunggu bantuan, tetapi juga proaktif mencari informasi dan menyusun proposal bisnis yang solid. (HUMAS UMMAT)
Mataram, 22 Mei 2025— Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menunjukkan komitmennya dalam memajukan dunia pendidikan, khususnya di bidang sains, melalui penyelenggaraan Olimpiade Fisika dan Matematika (FISMAT) tingkat SMA/MA se-Kota Mataram. Kegiatan bergengsi yang berlangsung selama dua hari, terhitung dari tanggal 21 hingga 22 Mei 2025 ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Fisika dan Matematika FKIP UMMAT dengan mengusung tema inspiratif: “FISMAT: Jembatan Pengetahuan untuk Mengasah Nalar dan Menyelesaikan Misteri Alam”.
Kegiatan ini diikuti oleh puluhan siswa-siswi terbaik dari 10 sekolah menengah atas dan madrasah aliyah di Kota Mataram, antara lain MAN 1 Mataram, MAN 2 Mataram, MAN 3 Mataram, MAS Al-Intishor, SMAN 6 Mataram, SMAN 7 Mataram, MAS Ar-Raisyah, MA Nurul Jannah NW Ampenan, MA Plus Abu Hurairah Mataram, dan SMA IT Yarsi Mataram. Kehadiran para peserta dari berbagai latar belakang sekolah ini mencerminkan semangat kolaborasi dalam membangun atmosfer pendidikan yang kompetitif, sehat, dan inspiratif.
Ketua Panitia, Bima Nurul Huda, menyampaikan bahwa olimpiade ini bukan hanya sekadar ajang adu kecerdasan, tetapi merupakan ruang belajar yang menyenangkan dan menantang. “Kami ingin memberikan wadah bagi generasi muda untuk mengeksplorasi sains secara lebih dekat. Melalui kegiatan ini, mereka tidak hanya menghafal rumus, tetapi juga diajak berpikir kritis, kreatif, dan sistematis dalam menyelesaikan persoalan-persoalan nyata yang ada di sekitar mereka”, ujarnya.
Bima juga menyoroti pentingnya mengubah paradigma tentang sains di kalangan pelajar. “Fisika dan Matematika kerap kali dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan. Padahal, jika dipelajari dengan pendekatan yang tepat, kedua ilmu ini justru membuka cakrawala berpikir yang luas. Lewat FISMAT, kami ingin menunjukkan bahwa belajar sains bisa menyenangkan dan menantang sekaligus”, tambahnya.
Ketua BEM FKIP, Sastrawan Barqah Yulyanto, menyatakan rasa bangganya terhadap inisiatif HMPS Fisika dan Matematika yang turut serta menciptakan ruang-ruang edukatif di kampus. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Ini adalah bukti nyata bahwa mahasiswa FKIP UMMAT tidak hanya aktif dalam kegiatan akademik, tetapi juga produktif dalam menghadirkan inovasi dan kontribusi nyata bagi pendidikan. Ini juga mempertegas posisi FKIP sebagai fakultas yang berorientasi pada kemajuan dan pembangunan karakter peserta didik”, katanya.
Sementara itu, Ketua Program Studi Matematika, Abdillah, M.Pd., dalam paparannya menekankan pentingnya akses terhadap ilmu pengetahuan di era digital. “Saat ini belajar Fisika dan Matematika semakin mudah dengan dukungan teknologi seperti aplikasi, perangkat lunak, dan media pembelajaran digital. Kita tidak bisa lagi menjadikan sulitnya akses sebagai alasan. Yang dibutuhkan adalah konsistensi dan kemauan untuk belajar”, ujarnya.
Abdillah juga menambahkan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga adaptif terhadap perkembangan zaman. “Di tengah arus perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan, kita butuh generasi yang tidak malas berpikir. Mereka harus punya nalar yang tajam dan daya saing tinggi untuk bisa bertahan dan berkontribusi”, tegasnya.
Puncak semangat dan motivasi peserta terlihat saat Dekan FKIP UMMAT, Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd., Si., menyampaikan sambutan resmi. Dalam kesempatan tersebut, beliau menjelaskan bahwa FISMAT bukan hanya tentang lomba, tetapi juga tentang semangat mencintai ilmu pengetahuan. “Kami ingin menumbuhkan ghiroh belajar siswa dalam bidang Fisika dan Matematika. FKIP UMMAT berkomitmen menciptakan ekosistem pendidikan yang mendorong lahirnya calon guru profesional, cerdas, dan tangguh menghadapi tantangan zaman”, jelasnya.
Dr. Nizaar juga menekankan bahwa sains bukanlah sesuatu yang asing dalam kehidupan manusia. Ia menyampaikan bahwa salah satu tokoh sains Indonesia, Prof Yohanes Surya yang memperkenalkan konsep Semesta Estato, yakni alam semesta sebagai sistem yang harmonis dan penuh misteri. “Melalui sains, kita bisa memahami keteraturan semesta dan tempat kita di dalamnya. Oleh karena itu, mempelajari Fisika dan Matematika bukan semata soal angka, tapi tentang memahami hidup itu sendiri”, ungkapnya.
Lebih lanjut, beliau juga mengajak para guru pendamping yang hadir untuk terus membuka ruang eksplorasi bagi siswa. “Guru memiliki peran strategis. Jangan matikan rasa ingin tahu siswa. Dari pertanyaan-pertanyaan kecil itulah lahir penemuan besar. Ciptakan ruang dialog, ruang eksperimen, dan suasana belajar yang menyenangkan agar mereka berani bertanya dan berpikir”, pesannya. (HUMAS UMMAT)
Mataram, 20 Mei 2025 — Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan daya saing lulusan melalui penguatan kerja sama internasional. Kali ini, melalui Kantor Urusan Internasional (KUI), UMMAT menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Penguatan Kerja Sama Program Kerja Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) UMMAT dengan Lembaga Sertifikasi Kompetensi Profesi Australia”. Kegiatan strategis ini menjadi momentum penting dalam pengembangan sumber daya manusia yang unggul dan diakui secara global.
Wakil Rektor IV UMMAT, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I., menyampaikan bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modern telah memberikan kontribusi besar dalam membangun bangsa melalui sektor pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat. “Alhamdulillah, saat ini Muhammadiyah telah memiliki 172 perguruan tinggi di seluruh Indonesia, 83 di antaranya merupakan Universitas, termasuk diantaranya UMMAT. Tujuan besar dari seluruh amal usaha ini adalah mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Masyarakat yang mandiri, berpengetahuan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,” ujarnya.
Dr. Zaenuddin menegaskan bahwa UMMAT menargetkan diri untuk berdaya saing di tingkat ASEAN, dan kerja sama dalam bidang sertifikasi profesi internasional merupakan langkah strategis menuju tujuan tersebut.
Hadir sebagai mitra strategis dari Australia, Mr. Muhammad Saghir Ahmad memperkenalkan program pelatihan darurat yang dirancang secara khusus oleh The Victorian College of Training and Development Pty Ltd (VCTD) Australian People Management Institute. VCTD merupakan sebuah Registered Training Organization (RTO No. 45114) yang telah memiliki reputasi internasional dalam menyelenggarakan pelatihan berbasis kompetensi yang berfokus pada kebutuhan industri dan tenaga kerja global.
Dalam paparannya, Mr. Saghir menjelaskan bahwa lembaga ini tidak hanya fokus pada pengembangan keterampilan teknis, tetapi juga pada peningkatan kualitas manajemen sumber daya manusia secara holistik, sesuai dengan standar terkini yang berlaku di Australia. Melalui kemitraan dengan institusi pendidikan tinggi seperti UMMAT, program pelatihan ini diharapkan dapat memperluas akses masyarakat Indonesia terhadap pelatihan pertama bersertifikat internasional yang praktis, aplikatif, dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja masa kini.
Ia menambahkan bahwa Muhammadiyah dan UMMAT dipilih sebagai mitra kerja sama karena memiliki visi yang kuat dalam pengembangan kemanusiaan dan pendidikan. “Kami melihat Muhammadiyah tidak hanya sebagai institusi pendidikan, tetapi juga sebagai gerakan kemanusiaan. Visi ini sangat sejalan dengan misi lembaga kami,” ujarnya.
Adapun program pelatihan yang ditawarkan mencakup: Resusitasi Jantung Paru (RJP), Pertolongan Pertama Dasar, Pertolongan Pertama di Lingkungan Pendidikan dan Perawatan dan Pertolongan Pertama Tingkat Lanjut.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala LSP UMMAT, Assoc. Prof. Dr. Junaidin, M.Pd., yang hadir sebagai narasumber menjelaskan bahwa LSP merupakan lembaga pelaksana sertifikasi kompetensi kerja yang telah mendapat lisensi resmi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
“Lisensi ini adalah bentuk pengakuan dari BNSP bahwa LSP UMMAT berwenang untuk melaksanakan uji dan sertifikasi profesi di berbagai bidang. Dengan adanya kerja sama ini, kita akan melakukan sinkronisasi standar agar kompetensi yang diuji dan disertifikasi tidak hanya memenuhi standar nasional, tetapi juga internasional,” ungkap Dr. Junaidin.
Saat ini, LSP UMMAT menawarkan sembilan skema sertifikasi kompetensi, yaitu: Skema K3 Muda, Skema Pengolahan Data, Skema Laboran, Skema Pendidikan dan Pelatihan, Skema Uji Laboratorium, Skema Pangan, Skema Digital Marketing, Skema Konsultan Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan Skema Pustakawan.
Dr. Junaidin optimistis bahwa kerja sama dengan lembaga sertifikasi Australia ini akan memperluas jangkauan pelatihan dan meningkatkan pengakuan atas sertifikasi yang dikeluarkan oleh UMMAT, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Sebagai penutup kegiatan, dilaksanakan prosesi penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara UMMAT dan VCTD Australian People Management Institute. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Kantor Urusan Internasional (KUI) dan Kerja Sama terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan kapasitas mahasiswa di level global dengan menggelar kegiatan sosialisasi Program Beasiswa International Talent Education Special Program (INTENS) yang bekerja sama dengan lembaga Intact Base Surabaya, Pada Jumat, 16 Mei 2025.
Kegiatan yang berlangsung di Ruang Sidang Utama Rektorat UMMAT ini menghadirkan Direktur Intact Base Surabaya, Andre SO, sebagai narasumber utama. Ia memaparkan berbagai peluang beasiswa studi ke luar negeri, khususnya ke Taiwan, yang terbuka luas bagi mahasiswa Indonesia. Dalam pemaparannya, Andre menjelaskan bahwa program INTENS merupakan platform pendampingan pendidikan internasional yang berfokus pada pemberdayaan pelajar Indonesia agar dapat mengakses pendidikan tinggi di luar negeri melalui skema beasiswa penuh, salah satunya dari Kementerian Pendidikan Taiwan.
“Melalui program INTENS, mahasiswa bisa mendapatkan pembiayaan penuh untuk melanjutkan studi di universitas terkemuka di Taiwan. Tidak hanya kuliah, tetapi juga bisa mengikuti skema dual degree 3+1, di mana tiga tahun kuliah di Indonesia dan satu tahun di luar negeri. Ini peluang emas yang harus dimanfaatkan,” terang Andre.
Wakil Rektor IV, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I., menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang terjalin dengan Intact Base Surabaya. Beliau menekankan bahwa UMMAT sangat terbuka terhadap bentuk kolaborasi internasional yang dapat memperkuat eksistensi global mahasiswa dan institusi.
“Sosialisasi ini menjadi langkah awal yang penting. Kita berharap ada tindak lanjut berupa penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dalam waktu dekat agar kerja sama ini tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga implementatif dan berkelanjutan,” ungkap Dr. Zaenuddin dalam sambutannya.
Sementara itu, Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kerja Sama UMMAT, dalam paparannya menjelaskan bahwa UMMAT saat ini tengah mengembangkan program-program unggulan berbasis internasional, termasuk Dual Degree Program 3+1 dengan sejumlah perguruan tinggi di Taiwan. Program ini didukung penuh oleh Kementerian Pendidikan Taiwan dan menjadi salah satu inisiatif penting dalam mendorong mahasiswa untuk berkiprah di tingkat global.
“Ke depan, kami ingin lebih banyak mahasiswa UMMAT yang mampu menjangkau pendidikan internasional. Ini bukan hanya tentang studi, tetapi juga tentang membangun jejaring global, meningkatkan kompetensi lintas budaya, serta memperluas wawasan sebagai generasi muda yang siap berkontribusi di era globalisasi,” jelasnya.
Kegiatan sosialisasi ini dihadiri puluhan mahasiswa dari Fakultas Teknik. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan dan diskusi interaktif yang muncul selama sesi berlangsung. Para peserta juga mendapatkan informasi teknis mengenai cara mendaftar, persiapan dokumen, serta dukungan yang diberikan oleh Intact Base dalam proses aplikasi beasiswa.
Di akhir kegiatan, pihak KUI mengajak seluruh mahasiswa untuk terus mempersiapkan diri menghadapi peluang internasional ini, baik melalui peningkatan kemampuan bahasa Inggris, penguatan profil akademik, maupun pengembangan soft skills.
“Terima kasih kepada tim dari INTENS Program atas kolaborasi dan sharing yang luar biasa hari ini. Kami berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut. Untuk mahasiswa UMMAT, ayo siapkan dirimu dari sekarang. Informasi lebih lanjut bisa didapatkan di International Office UMMAT,” tutup Asbah, M.Hum dengan semangat (HUMAS UMMAT).
Mataram, 19 Mei 2025 — Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menegaskan perannya sebagai pusat pengembangan potensi generasi muda dengan menggelar UMMAT Fest 2025, sebuah perayaan besar kreativitas mahasiswa yang mengusung tema “Semarak Perayaan Kreativitas Mahasiswa dalam Membangun Potensi di Era Intelijensial”. Kegiatan ini menjadi ajang inspiratif untuk mengekspresikan inovasi, bakat, dan ide-ide segar mahasiswa di tengah tantangan zaman berbasis kecerdasan buatan dan teknologi digital.
UMMAT Fest 2025 bukan sekadar kegiatan tahunan, melainkan telah menjelma menjadi event kolaboratif antarperguruan tinggi se-Pulau Lombok. Dengan membuka ruang seluas-luasnya bagi mahasiswa dari berbagai kampus, acara ini mempertemukan ragam kreativitas dan semangat kompetitif dalam suasana penuh semarak dan kebersamaan.
Ketua BEM UMMAT, Supriadin, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi lebih dari sekadar festival kampus. “UMMAT Fest ini adalah wadah bagi seluruh elemen mahasiswa untuk berkompetisi secara sehat dan produktif. Di tengah era intelijensial seperti sekarang, mahasiswa harus bisa berpikir visioner, menciptakan inovasi, dan membuktikan bahwa mereka siap bersaing. Lewat kegiatan ini, kami ingin menumbuhkan rasa percaya diri serta menguatkan kolaborasi lintas disiplin ilmu,” ungkapnya.
Rangkaian kegiatan dalam UMMAT Fest 2025 sangat beragam, mencakup kompetisi desain poster, penulisan esai ilmiah, baca puisi, tari tradisional, musik akustik, futsal, voli, hinggabazar produk kreatif mahasiswa. Setiap kegiatan menghadirkan energi baru dan semangat kolaboratif yang mencerminkan kesiapan mahasiswa menghadapi era baru yang sarat tantangan dan peluang.
Tak hanya UKM dan organisasi internal kampus, berbagai komunitas mahasiswa dari luar UMMAT turut ambil bagian dalam memeriahkan acara ini. Semangat inklusif dan sinergis menjadikan UMMAT Fest sebagai ajang yang melampaui sekat institusi, menjadi ruang bersama untuk bertumbuh dan berbagi inspirasi.
“Kreativitas bukan hanya milik individu, tapi juga lahir dari kerja kolektif. UMMAT Fest adalah panggung kebersamaan yang melahirkan karya dan gagasan luar biasa,” ujar Supriadin menambahkan.
UMMAT Fest 2025 juga menjadi refleksi dari semangat mahasiswa yang adaptif dan inovatif dalam menghadapi transformasi digital. Acara ini memperlihatkan bahwa mahasiswa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki keterampilan sosial dan emosional yang diperlukan untuk menjadi pemimpin masa depan.
Lebih jauh, Supriadin berharap UMMAT Fest mampu menjadi titik tolak lahirnya generasi mahasiswa yang tak hanya intelek, namun juga berkarakter dan siap berkontribusi nyata. “Ajang ini harus menjadi ruang untuk meningkatkan soft skill mahasiswa seperti kepemimpinan, komunikasi, kerja tim, dan kreativitas yang semuanya dibutuhkan di dunia nyata,” pungkasnya.
Dengan semangat penuh warna, UMMAT Fest 2025 hadir sebagai pembuktian bahwa mahasiswa bukan hanya pelajar di ruang kelas, melainkan penggerak perubahan yang siap membawa inovasi, kontribusi, dan harapan baru bagi bangsa dan negara. (HUMAS UMMAT)